Combustio
Combustio
Definisi
• Luka bakar kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Etiologi
• Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)• Luka bakar bahan kimia (chemical burn), • Luka bakar sengatan listrik (electrical burn)• Luka bakar radiasi (radiasi injury)
Fase Luka Bakar
• Fase Akut– airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). • Fase subakut– kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak
dengan sumber panas. • Fase Lanjut– adalah penyakit berupa sikatrik yang hipertrofik,
keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Derajat Luka Bakar• Derajat I– Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis
(surperfisial), kulit hiperemik berupa eritema, tidak dijumpai bulla
• Derajat II• Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermisreaksi inflamasi disertai proses eksudasi.
• Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Derajat IIDerajatDerajat II dangkal/superficial (IIA)•Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis. •Folikel rambut, kelenjar sebacea masih banyak. •Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatrik.
Derajat II dalam/deep (IIB)•Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit. •Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. •Penyembuhan terjadi lebih lama (>1 bulan) dan disertai parut hipertrofi.
• Luka bakar derajat III• Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang
lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.
• Tidak ada lagi sisa elemen epitel.• Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-
abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. • Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai eskar. • Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-
ujung sensorik rusak. • Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi
spontan.
Kriteria Berat Ringan luka bakar
• Kriteria berat ringannya luka bakar menurut American Burn Association yakni :
Luka Bakar Ringan.• Luka bakar derajat II <15 %• Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak• Luka bakar derajat III < 2 % (tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum.
Luka bakar sedangLuka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasaLuka bakar derajat II 10 – 20% pada anak – anakLuka bakar derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
Luka bakar berat•Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa•Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.•Luka bakar derajat III 10 % atau lebih•Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum.•Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
Tatalaksana
• Fase akut • Fase pasca akut
Fase Akut• Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan
penyebab luka bakar.• Menilai keadaan umum penderita: adanya
sumbatan jalan nafas, nadi, tekanan darah dan kesadaran (ABC)– Bila terjadi obstruksi jalan nafas: Bebaskan jalan nafas– Bila terjadi shock: segera pasang IV line tanpa
memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan .
– Bila tidak shok : segera diinfus sesuai dengan perhitungan kebutuhan cairan.
• Perawatan luka– Luka dicuci dan dibersihkan dengan air steril dan antiseptic– Bersihkan luka dengan kasa atau handuk basah, inspeksi
tanda-tanda infeksi, keringkan dengan handuk bersih dan berikan medikasi topikal.
– Luka bakar wajah superficial dapat diobati dengan ointment antibacterial.
– Luka sekitar mata dapat diterapi dengan ointment antibiotik mata topical.
– Luka bakar yang dalam pada telinga eksternal dapat diterapi dengan mafenide acetat, karena zat tersebut dapat penetrasi ke dalam eschar dan mencegah infeksi purulen kartilago.
• Obat- obat topical yang digunakan untuk terapi luka bakar seperti: silver sulfadiazine, Kulit yang terkelupas dibuang, bulae (2-3 cm) dibiarkan
• Bula utuh dengan cairan > 5 cc dihisap, < 5 cc dibiarkan
• Pasien dipindahkan ke tempat steril• Pemberian antibiotic broadspectrum• Berikan analgetik untuk menghilangkan nyeri dan
antacid untuk menghindari gangguan pada gaster.
• Berikan ATS untuk menghindari terjadinya tetanus
• Pasang catheter folley untuk memantau produksi urine pasien
• Pasang NGT (Nasogastric tube)
Fase Pasca Akut
• Perawatan luka– Eschar escharectom (Eschar : jaringan kulit
yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering)
– Gangguan AVN distal karena tegang (compartment syndrome) escharotomi atau fasciotomi
• Kalau perlu pemberian Human Albumin
• Keadaan umum – Kesadaran, suhu tubuh, dan sirkulasi perifer. – Penurunan kesadaran, febris dan sirkulasi yang
jelek, sepsis.
Tatalaksana Pernafasan• Kecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka
bakar mengalami hal sebagai berikut.– Riwayat terjebak dalam ruangan tertutup.– Sputum tercampur arang.– Luka bakar perioral, termasuk hidung, bibir, mulut atau
tenggorokan.– Penurunan kesadaran termasuk confusion.– Terdapat tanda distress napas, seperti rasa tercekik. Tersedak,
malas bernafas atau adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan, menandakan adanya iritasi mukosa.
– Adanya takipnea atau kelainan pada auskultasi seperti krepitasi atau ronkhi.
– Adanya sesak napas atau hilangnya suara.• 3 tanda / gejala curiga trauma inhalasi trakeostomi
Resusitasi cairan
• Tujuan utama menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.
• Pemberian cairan pertama kali pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. RL selama 48 jam setelah terkena luka bakar.
• Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam
• Formula Parkland – 24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml / kgBB /
%luka bakar
• Evans Brooke – Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =
jumlah NaCl / 24 jam– Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =
jumah plasma / 24 jam– 2000 cc Dextrose 5% / 24 jam (untuk mengganti
cairan yang hilang akibat penguapan )
• Rumus Baxter – % luka bakar x BB x 4 cc– Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8
jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
– Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama.
Komplikasi
• Infeksi• Curling’s Ulcer• Gangguan jalan nafas• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit• Konvulsi • Parut hipertrofik, kontraktur, • Marjolin’s ulcer SCC
Perawatan Luka
• Penutupan luka fungsi: • Melindungi luka dari kerusakan epitel dan
meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
• Mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi.• Agar pasien merasa nyaman dan
meminimalkan timbulnya rasa sakit
Penutupan Luka• Luka bakar derajat I, – Tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep
antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit.
– Bila perlu NSAID untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.
• Luka bakar derajat II (superfisial ),• Luka diolesi dengan salep antibiotik dibalut dengan
perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik.• Luka derajat II (dalam) dan luka derajat III, perlu
dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )