Top Banner
Combustio
27

COMBUSTIO

Feb 17, 2016

Download

Documents

Clara Verlina

COMBUSTIO
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: COMBUSTIO

Combustio

Page 2: COMBUSTIO

Definisi

• Luka bakar kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Page 3: COMBUSTIO

Etiologi

• Luka bakar suhu tinggi (thermal burn)• Luka bakar bahan kimia (chemical burn), • Luka bakar sengatan listrik (electrical burn)• Luka bakar radiasi (radiasi injury)

Page 4: COMBUSTIO

Fase Luka Bakar

• Fase Akut– airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas),

dan circulation (sirkulasi). • Fase subakut– kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak

dengan sumber panas. • Fase Lanjut– adalah penyakit berupa sikatrik yang hipertrofik,

keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

Page 5: COMBUSTIO

Derajat Luka Bakar• Derajat I– Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis

(surperfisial), kulit hiperemik berupa eritema, tidak dijumpai bulla

Page 6: COMBUSTIO

• Derajat II• Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian

dermisreaksi inflamasi disertai proses eksudasi.

• Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

Page 7: COMBUSTIO

Derajat IIDerajatDerajat II dangkal/superficial (IIA)•Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis. •Folikel rambut, kelenjar sebacea masih banyak. •Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatrik.

Derajat II dalam/deep (IIB)•Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan epitel tinggal sedikit. •Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. •Penyembuhan terjadi lebih lama (>1 bulan) dan disertai parut hipertrofi.

Page 8: COMBUSTIO

• Luka bakar derajat III• Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang

lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.

• Tidak ada lagi sisa elemen epitel.• Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-

abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. • Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang

dikenal sebagai eskar. • Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-

ujung sensorik rusak. • Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi

spontan.

Page 9: COMBUSTIO
Page 10: COMBUSTIO

Kriteria Berat Ringan luka bakar

• Kriteria berat ringannya luka bakar menurut American Burn Association yakni :

Luka Bakar Ringan.• Luka bakar derajat II <15 %• Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak• Luka bakar derajat III < 2 % (tidak mengenai

muka, tangan, kaki, dan perineum.

Page 11: COMBUSTIO

Luka bakar sedangLuka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasaLuka bakar derajat II 10 – 20% pada anak – anakLuka bakar derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.

Page 12: COMBUSTIO

Luka bakar berat•Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa•Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.•Luka bakar derajat III 10 % atau lebih•Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum.•Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.

Page 13: COMBUSTIO

Tatalaksana

• Fase akut • Fase pasca akut

Page 14: COMBUSTIO

Fase Akut• Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan

penyebab luka bakar.• Menilai keadaan umum penderita: adanya

sumbatan jalan nafas, nadi, tekanan darah dan kesadaran (ABC)– Bila terjadi obstruksi jalan nafas: Bebaskan jalan nafas– Bila terjadi shock: segera pasang IV line tanpa

memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan .

– Bila tidak shok : segera diinfus sesuai dengan perhitungan kebutuhan cairan.

Page 15: COMBUSTIO

• Perawatan luka– Luka dicuci dan dibersihkan dengan air steril dan antiseptic– Bersihkan luka dengan kasa atau handuk basah, inspeksi

tanda-tanda infeksi, keringkan dengan handuk bersih dan berikan medikasi topikal.

– Luka bakar wajah superficial dapat diobati dengan ointment antibacterial.

– Luka sekitar mata dapat diterapi dengan ointment antibiotik mata topical.

– Luka bakar yang dalam pada telinga eksternal dapat diterapi dengan mafenide acetat, karena zat tersebut dapat penetrasi ke dalam eschar dan mencegah infeksi purulen kartilago.

Page 16: COMBUSTIO

• Obat- obat topical yang digunakan untuk terapi luka bakar seperti: silver sulfadiazine, Kulit yang terkelupas dibuang, bulae (2-3 cm) dibiarkan

• Bula utuh dengan cairan > 5 cc dihisap, < 5 cc dibiarkan

Page 17: COMBUSTIO

• Pasien dipindahkan ke tempat steril• Pemberian antibiotic broadspectrum• Berikan analgetik untuk menghilangkan nyeri dan

antacid untuk menghindari gangguan pada gaster.

• Berikan ATS untuk menghindari terjadinya tetanus

• Pasang catheter folley untuk memantau produksi urine pasien

• Pasang NGT (Nasogastric tube)

Page 18: COMBUSTIO

Fase Pasca Akut

• Perawatan luka– Eschar escharectom (Eschar : jaringan kulit

yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering)

– Gangguan AVN distal karena tegang (compartment syndrome) escharotomi atau fasciotomi

• Kalau perlu pemberian Human Albumin

Page 19: COMBUSTIO

• Keadaan umum – Kesadaran, suhu tubuh, dan sirkulasi perifer. – Penurunan kesadaran, febris dan sirkulasi yang

jelek, sepsis.

Page 20: COMBUSTIO

Tatalaksana Pernafasan• Kecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka

bakar mengalami hal sebagai berikut.– Riwayat terjebak dalam ruangan tertutup.– Sputum tercampur arang.– Luka bakar perioral, termasuk hidung, bibir, mulut atau

tenggorokan.– Penurunan kesadaran termasuk confusion.– Terdapat tanda distress napas, seperti rasa tercekik. Tersedak,

malas bernafas atau adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan, menandakan adanya iritasi mukosa.

– Adanya takipnea atau kelainan pada auskultasi seperti krepitasi atau ronkhi.

– Adanya sesak napas atau hilangnya suara.• 3 tanda / gejala curiga trauma inhalasi trakeostomi

Page 21: COMBUSTIO

Resusitasi cairan

• Tujuan utama menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.

• Pemberian cairan pertama kali pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. RL selama 48 jam setelah terkena luka bakar.

• Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam

Page 22: COMBUSTIO

• Formula Parkland – 24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml / kgBB /

%luka bakar

Page 23: COMBUSTIO

• Evans Brooke – Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =

jumlah NaCl / 24 jam– Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =

jumah plasma / 24 jam– 2000 cc Dextrose 5% / 24 jam (untuk mengganti

cairan yang hilang akibat penguapan )

Page 24: COMBUSTIO

• Rumus Baxter – % luka bakar x BB x 4 cc– Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8

jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.

– Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama.

Page 25: COMBUSTIO

Komplikasi

• Infeksi• Curling’s Ulcer• Gangguan jalan nafas• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit• Konvulsi • Parut hipertrofik, kontraktur, • Marjolin’s ulcer SCC

Page 26: COMBUSTIO

Perawatan Luka

• Penutupan luka fungsi: • Melindungi luka dari kerusakan epitel dan

meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.

• Mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi.• Agar pasien merasa nyaman dan

meminimalkan timbulnya rasa sakit

Page 27: COMBUSTIO

Penutupan Luka• Luka bakar derajat I, – Tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep

antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit.

– Bila perlu NSAID untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.

• Luka bakar derajat II (superfisial ),• Luka diolesi dengan salep antibiotik dibalut dengan

perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik.• Luka derajat II (dalam) dan luka derajat III, perlu

dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )