Laporan Kuliah Magang Mahasiswa RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014 Program Studi D3 Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) Pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat untuk tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Koentjoro, 2007). Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/MenKes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Sehingga peran tenaga teknis kefarmasian berubah dari peracik obat (compounder) dan supplier sediaan farmasi ke arah pemberi pelayanan dan informasi dan akhirnya berubah lagi sebagai pemberi kepedulian pada pasien dengan tanggung jawab untuk memberikan obat yang layak, lebih efektif dan seaman mungkin serta memuaskan pasien (Anonim, 2001).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kuliah Magang Mahasiswa (KMM)
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit adalah
salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat untuk
tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Koentjoro, 2007).
Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1197/MenKes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Sehingga peran
tenaga teknis kefarmasian berubah dari peracik obat (compounder) dan supplier
sediaan farmasi ke arah pemberi pelayanan dan informasi dan akhirnya berubah
lagi sebagai pemberi kepedulian pada pasien dengan tanggung jawab untuk
memberikan obat yang layak, lebih efektif dan seaman mungkin serta
memuaskan pasien (Anonim, 2001).
2
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
Penyelenggaraan pendidikan Diploma Farmasi juga ditujukan pada upaya
peningkatan kualitas tenaga farmasi untuk kepentingan peningkatan kualitas
pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian klinik dan komunitas merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan menjamin pendistribusian farmasi
di apotek, rumah sakit, dan institusi kesehatan lain, serta pendistribusian dan
pemasaran produk farmasi yang membutuhkan tenaga teknis atau ahli madya
farmasi yang berkualitas.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya tenaga kefarmasian tersebut
salah satunya adalah peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga teknis farmasi
melalui program pendidikan diploma. Dengan latar belakang tersebut, program
Diploma Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan
pendidikan tinggi bidang farmasi yang memadukan teori dan praktek yang
selaras dengan kebutuhan dunia kerja serta mengembangkan keunggulan
kompetetif di bidang pelayanan farmasi.
Seorang ahli madya dituntut untuk memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk mengatur penata laksanaan logistik obat dan perbekalan
kesehatan secara tertib, pemantauan ketersediaan dan penggunaannya.
Tenaga ahli madya farmasi harus memiliki kemampuan memadai, baik teori
maupun keterampilan praktek, agar perannya dalam pengelolaan obat dan
3
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
perbekalan kesehatan lainnya dapat dilakukan secara baik, benar, efektif dan
efisien.
Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) merupakan penerapan teori selama
kuliah di Perguruan Tinggi ke tempat praktek baik di apotek maupun rumah
sakit. Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) dimaksudkan untuk melatih
ketrampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan memperkenalkan dunia
kerja. Dengan demikian lulusan program Diploma Farmasi FMIPA UNS
diharapkan menjadi ahli madya farmasi yang memiliki kualifikasi sebagai
pelaksana pelayanan kesehatan di bidang farmasi, pelaksana pendistribusian
dan pemasaran sediaan farmasi, pelaksana pelayanan informasi kesehatan di
bidang farmasi, dan mampu mengelola obat.
1.2 Tujuan Kuliah Magang Mahasiswa
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) ini adalah:
a. Memberikan gambaran mengenai fungsi, peran, dan tugas seorang
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Rumah Sakit.
b. Mempersiapkan para calon ahli madya farmasi untuk menjalani
profesinya secara profesional.
4
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum dari Kuliah Magang Mahasiswa (KMM) ini adalah:
a. Memperoleh gambaran tentang tugas dan fungsi Instalasi Farmasi
Rumah
b. Sakit khususnya di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso
Surakarta.
c. Melakukan studi banding tentang peran dan tanggung jawab Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK) dalam bidang pelayanan dan pengadaan secara
praktek dengan pengetahuan yang diperoleh secara teori.
d. Mengetahui secara langsung peran Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit khususnya di Rumah Sakit Ortopedi
Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dalam bidang pelayanan dan pengadaan.
1.3 Manfaat Kuliah Magang Mahasiswa
Manfaat Kuliah Magang Mahasiswa di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
DR. R. Soeharso Surakarta adalah untuk memberi bekal dan gambaran kepada
mahasiswa mengenai kegiatan dan ruang lingkup pelayanan kefarmasian di
rumah sakit, mengetahui manajemen dan administrasi instalasi farmasi beserta
seluruh cakupan kegiatannya secara langsung di lapangan.
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Orthopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 – 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, dijelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Anonim, 2009a).
2. Tugas Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dijelaskan bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Tugas rumah sakit secara umum adalah melaksanakan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dengan pendekatan pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
6
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat (Anonim, 2009a).
3. Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya rumah sakit
mempunyai berbagai fungsi, antara lain:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
7
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Visi
Visi rumah sakit merupakan pernyataan tetap (permanen) untuk
mengkomunikasikan sifat dari keberadaan rumah sakit, berkenaan
dengan maksud lingkup usaha/kegiatan dan kepemimpinan kompetitif,
memberikan kerangka kerja yang mengatur hubungan antara rumah sakit
dan “stakeholders” utamanya, dan untuk menyatakan tujuan luas dari
unjuk kerja rumah sakit (Siregar dan Amalia, 2004).
5. Misi
Misi merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas tentang alasan
keberadaan rumah sakit, maksud atau fungsi yang diinginkan untuk
memenuhi pengharapan dan kepuasan konsumen dan metode utama
untuk memenuhi maksud tersebut. Pernyataan misi memberikan suasana
untuk memformulasi berbagai jenis kegiatan tertentu dari semua upaya
yang dilakukan rumah sakit dan strategi yang digunakan rumah sakit
beroperasi (Siregar dan Amalia, 2004).
6. Tujuan Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit disebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan rumah sakit
yaitu:
8
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di
rumah sakit.
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit.
2.2 Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
disebutkan bahwa jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dikategorikan
menjadi:
1. Rumah Sakit Umum
Rumah sakit umum dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
9
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan
lainnya.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit disebutkan bahwa dalam pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi
menjadi :
1. Rumah Sakit Publik
Rumah sakit publik dimaksudkan dapat dikelola oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah
sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah
diselenggarakan berdasarkan pengelolaan badan layanan umum atau
badan layanan umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah
dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit
privat.
10
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014
Program Studi D3 Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Rumah Sakit Privat.
Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
Rumah sakit dapat ditetapkan menjadi rumah sakit pendidikan
setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan.
Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam
bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran
berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Dalam
penyelenggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring
rumah sakit pendidikan (Anonim, 2009a).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, dalam rangka
penyelenggaraan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit
umum dan khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan rumah sakit. Klasifikasi rumah sakit umum terdiri dari :
1. Rumah Sakit Umum kelas A
Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis paling sedikit 4 pelayanan medik
11
Laporan Kuliah Magang Mahasiswa
RS Ortopedi Prof.dr. R. Soeharso Surakarta 1 Februari– 28 Februari 2014