CIRI-CIRI GLOBALISASI FANDI MUHAMMAD XII IPA 1
CIRI-CIRI GLOBALISASI
FANDI MUHAMMADXII IPA 1
SMA NEGERI 1 CIBADAK
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO.72CIBADAK-SUKABUMI
(0266) 53100
CIRI-CIRI GLOBALISASI
NURHAYATI NABILAXII IPA 3
SMA NEGERI 1 CIBADAK
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO.72CIBADAK-SUKABUMI
(0266) 531001
CIRI - CIRI GLOBALISASI
1. Globalisasi sebagai kelanjutan dan modernisasi.
Globalisasi sesungguhnya tidaklah datang secara mendadak. Ada
masukanmasukan dan masa Iampau yang kemudian berakumulasi dan
bermuara kepada apa yang terjadi dewasa ini. Dalam hal ini globalisasi
perlu diselami sebagai kejadian yang mempunyai Iatar belakang sejarah
Barat dan Eropa. Globalisasi merupakan gelombang lanjutan dan
runtuhnya abad pertengahan Eropa yang serba keagamaan melahirkan
jaman modern, di mana manusia berusaha mewujudkan sistem alternatif
non-keagamaan yang sifatnya kokoh dan semesta. Humanisme dan
renaisance dan kemudian gelombang Enl,~ihtenment atau Aufklarung
merupakan awal dan kebangkitan modern tersebut. Faktor-faktor
dominan yang menggerakkan adalah ilmu pengetahuan, teknologi,
ekonomi, hasrat akan kemerdekaan dan kehausan akan kekuasaan.
Perubahan tersebut menjadi awal dan gerak evolusi dan bahkan koevolusi
yang bergerak terus yang sifatnya menjadi ekspansif dan akumulatif
diberbagai bidang kehidupan manusia, yang kemudian pada saat ini
bermuara menjadi perubahan besar yang dinamakan globalisasi tersebut.
2. Ciri-ciri di Bidang Ekonomi.
Sebetulnya faktor terpenting di dalam terjadinya modernisasi itu
adalah faktor ekonomi. Lahirnya jaman modern meruntuhkan tata
ekonomi feudal digantikan dengan tata ekonomi kota. Tata ekonomi kota
lebih lanjut tumbuh dan melahirkan tata ekonomi nasional dalam anti
ekonomi negara (nation states). Interaksi baik yang bersifat konfliktif
maupun asosiatif dan ekonomi nasional (ekonomi negara) ini lebih lanjut
melahirkan sistem ekonomi internasional. Proses evolusi dan koevolusi
dan suasana ekonomi internasional ini berakumulasi dan melahirkan
tahap ekonomi transnasional yang merupakan salah satu ciri utama dan
apa yang dinamakan globalisasi tersebut. Di dalam fase ini maka ekonomi
telah bergerak melintasi batasbatas nasional sementara negara bangsa
tidak Iagi menjadi faktor utama yang menentukan.
3. Ciri-ciri di Bidang Kemasyarakatan
Sebagai reaksi terhadap golongan bangsawan yang disebut sebagai
“eerste stand’ dan golongan agama sebagai “tweede stand’ maka jaman
modern melahirkan apa yang disebut sebagai “derde stand” yang juga
Fandi Muhammad XII IPA 1
disebut sebagai “burgerl(/k” (civil). Faktor ekonomi memang telah menjadi
pemicu Iahirnya golongan ketiga in Munculnya golongan ketiga ini
mungkin dapat dipandang sebagai konsep civil socieity generasi pertama.
Sifatnya masih reaktioner opositif terhadap golongan Iawannya. Di dalam
perkembangannya maka lahinlah konsepsi-konsepsi sistem kemasyarakat-
an non keagamaan, antara lain di dalam konsep hak-hak asasi,
kemerdekaan, netaionalisme, demokrasi, republik, hukum, namun juga
berbagai sistem kekuasaan balk ideologi, politik maupun ekonomi. Inilah
konsep civil society generasi kedua yang intinya adalah upaya
membangun sistem alternatif non keagamaan yang sifatnya semesta, balk
idiil maupun operasionalnya. Lahirlah misalnya konsep sistem liberal,
sistem kapitalis, sistem sosialis, komunis dan lain sebagainya. Pada fase
ini kekuasaan merupakan titik berat penhatian, di mana negara bangsa
dipandang sebagai institusi alternatif non keagamaan yang sifatnya ideal.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang bengerak dan fase
internasional kepada fase transnasional, maka tenjadi pula pergeseran
dan fase civil society generasi kedua kepada fase society generasi ketiga.
Dalam fase mi manusia melihat bahwa essensi dan pemberontakan
modern adalah melawan kekuasaan yang ada pada abad pentengahan
tersebut. Maka itu essensi dan alternatif yang dicita-citakan adalah
membebaskan manusia dan segala apa yang dinamakan kekuasaan.
Negana, institusi, struktur, baik politik, ekonomi, hukum maupun militer,
dipandang sebagai wujud dan apa yang dinamakan kekuasaan yang
bagaimanapun akan selalu membawa manusia kedalam jurang
dehumanisasi. Itulah sebabnya maka konsep civil sosiety generasi ketiga
cenderung melepaskan manusia dan masyarakat dan segata bentuk
institusi kekuasaan maupun stnuktur itu. Sepenti halnya di dalam konsep
generasi kedua tenjadi sikap memisahkan agama dan dunia dan manusia
sampai kepada memusuhi agama dan bahkan memusuhi dan
rnembuangkan Tuhan (seku/arisasi sekular, sme dan atheisme), maka
pada generasi ketiga mi ada berbagai vaniasi sikap dan yang memisahkan
negara dan masyanakat sampai kepada sikap yang memandang penlunya
negara dan segala institusi kekuasaan dan stnuktun itu dihancunkan dan
dibinasakan (Eksistensiallsme, strukturalisme, neomarxisme, post
modernicme). Dalam fase akhir ini kelanjutan dan evolusi modernisasi
nampak menggejala di dalam genak anti modennisasi itu sendini, apabila
hakikat modernisasi adalah kekuatan dan kekuasaan.
4. Ciri-ciri di Bidang Ilmu dan Teknologi
Fandi Muhammad XII IPA 1
Humanisme dan nenaisance memacu terjadinya kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya yang empinis dan mengenam alam kosmika/. Di
dalam perkembangannya pada jaman Aufk/arung maka tumbuh
perkembangan ilmu menjadi makin kuat. Evolusi ilmu dan teknologi
menunjukkan betapa pada awalnya kedua hal ini tidak langsung benkaitan
dengan perkembangan ekonomi akan tetapi kemudian ilmu, teknologi dan
ekonomi menjadi suatu koevolusi yang makin manunggal. Revolusi
industri I melahinkan masyarakat industri modern awal, didukung oleh
peradaban industni yang tendini dan ilmu pengetahuan positif modern
dan teknologi.
Revolusi industri kedua melahirkan apa yang disebut sebagai
mechanisation society (mass production) didukung oleh lahinnya science
controlled technology Dan fase controlled technology mi manusia
mengembangkan lebih lanjut automatisasi (automatic controlled
technology) yang benmuara kepada sibernetika. Sibernetika inilah
mendonong tenjadmnya automation society Sibemetika dan fase
automation society inilah yang kemudian melahirkan nevolusi industni III
yang amat besan pengaruhnya terhadap informasi, komunikasi,
tnansportasi, dan penguasaan sumber-sumber energi. Terjadinya nevolusi
industri III di dalam suasana automation society yang didukung oleh
kekuatan sibernetika dan penguasaan sumber-sumber energi itulah yang
menyebabkan (dan mungkin menjadi salah satu faktor) tenjadinya
perubahan dan fase internasional kepada fase transnasional serta lahirnya
konsep civil society generasi ketiga. Ekonomi menjadi bersifat
tnansnasional ketika sibernetikanya enengi ekonomi yaitu sistem moneten
juga masuk ke dalam roda automation society ini. Kita memang belum
berhenti. Ilmu dan teknologi yang pada awalnya hanya menjamah alam di
luan manusia telah pula menembus alam di dalam din manusia sendini.
IImu biologi telah membawa manusia memasuki bio -technology, dan
bahkan bengabung dengan psikologi telah mulai memasuki medan psycho
bio technology, yang mungkin akan menjadi medan utama untuk
penkembangan umat manusia di masa yang akan datang.
5. Dimensi Kekuatan dan Kekuasaan
Zaman modern merupakan zaman yang menyadarkan bahwa manusia
memiliki kekuatan dan kekuasaan yang ada di dalam dininya sendini
(tidak di dalam kebangsawanan ataupun di dalam keagamaan). Kanena
Fandi Muhammad XII IPA 1
itulah manusia ingin membangun sistem altennatif kekuasaan yang
basisnya bukan kebangsawanan bukan pula keagamaan. Zaman modern
menyadankan manusia betapa ekonomi merupakan faktor basis bagi
kekuasaan dan kekuatan, terutama ketika ekonomi kota tumbuh menjadi
ekonomi nasionat dengan negara bangsa sebagai institusi kekuasaan atau
pelaku utamanya. Kekuasaan negana ditentukan oleh kekuatan
ekonominya, balk kekuatan itu berupa massa manusia ataupun kekuatan
itu menjadi sistem kekuatan yang tenonganisasi. Pada awalnya orang
menyadani betapa kekuatan kekuasaan hanuslah didukung oleh massa
dan kemampuan kekerasan phisiknya (violence). Namun untuk inipun
ekonomilah yang harus mendukungnya, tenutama uang. Maka penhatian
kekuasaan tentujulah kepada membangun basis ekonomi negara. Dalam
kaitan inilah maka dapat difahami teriadinya gerakan kolonialisme balk
yang kuno maupun sampai kepada impenialisme modern dan
neoimpenialisme dewasa mi. Intl kekuasaan tidak tenletak di dalam
“violence” akan tetapi pada fakton “wealth’ apalagi ketika ekonomi makin
manunggal dengan ilmu dan tehnologi. Kekuasaan menjadi didukung oleh
ekonomi yang dapat menyediakan mesin-mesin pemaksa dan mesinmesin
penakluk (penang) yang tenjadi sampai sekanang ml. Ekonomi menjadi
makin menyatu dengan politik dan militen. Semua mi menupakan bagman
nyata dan revolusi industni II. Telah terjadi perang dunia I, penang dunia II,
dan kemudian dunia yang berada di dalam suasana konflik bipolar.
Penkembangan internasional kedalam fase transnasional nampaknya telah
pula mengubah situasi: Suasana bipolar menjadi suasana mu/tip a/ar,
namun yang lebih penting dan itu maka kekuatan kekuasaan akan amat
ditentukan oleh yang memilki basis nevolusi industni II yang diperkuat
dengan basis revolusi industri III serta penguasaan ekonomi transnasional
dalam ilmu dan tehnologi yang serba sibernetika. Semua mi akan
mengubah gaya maupun metoda penebutan kekuasaan dan adu kekuatan
dan suasana lama kepada suasana banu. Konsep pentahanan, konsep
keamanan, konsep penang, konsep militer mungkin akan mengalami
penubahan mendasan. Konsep kompetisi yang banyak dibicanakan
sebagai cmi globalisasi tidak tenlepas dan dimensi kekuatan dan
kekuasaan ini.
6. Bidang Politik
Di Indonesia, modernisasi politik mengalami perkembangan pasang
surut. Perkembangan itu dimulai dengan bentuk Demokrasi Liberal,
Fandi Muhammad XII IPA 1
Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila.
Keberhasilan pembangunan politik semakin memantapkan tatanan
kehidupan politik dan kenegaraan yang berdasarkan demokrasi Pancasila,
memantapkan perkembangan organisasi sosial kesadaran berpolitik
rakyat. Namun, pendidikan politik pun harus lebih ditingkatkan agar
rakyat makin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
7. Bidang Agama
Masyarakat Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat yang
religius karena warga masyarakatnya hidup dengan berpedoman pada
kaidah-kaidah agama yang dijamin dan dikuatkan dalam UUD 1945 pasal
29 ayat 2 (Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya). Sebagai masyarakat yang religius, modernisasi dalam
kehidupan beragama sangat perlu. Modernisasi itu mencakup modernisasi
secara fisik dan non-fisik, sehingga akan terdapat keseimbangan dalam
membangun kehidupan di dunia dan di akhirat.
Fandi Muhammad XII IPA 1
CIRI - CIRI GLOBALISASI
1. Globalisasi sebagai kelanjutan dan modernisasi.
Globalisasi sesungguhnya tidaklah datang secara mendadak. Ada
masukanmasukan dan masa Iampau yang kemudian berakumulasi dan
bermuara kepada apa yang terjadi dewasa ini. Dalam hal ini globalisasi
perlu diselami sebagai kejadian yang mempunyai Iatar belakang sejarah
Barat dan Eropa. Globalisasi merupakan gelombang lanjutan dan
runtuhnya abad pertengahan Eropa yang serba keagamaan melahirkan
jaman modern, di mana manusia berusaha mewujudkan sistem alternatif
non-keagamaan yang sifatnya kokoh dan semesta. Humanisme dan
renaisance dan kemudian gelombang Enl,~ihtenment atau Aufklarung
merupakan awal dan kebangkitan modern tersebut. Faktor-faktor
dominan yang menggerakkan adalah ilmu pengetahuan, teknologi,
ekonomi, hasrat akan kemerdekaan dan kehausan akan kekuasaan.
Perubahan tersebut menjadi awal dan gerak evolusi dan bahkan koevolusi
yang bergerak terus yang sifatnya menjadi ekspansif dan akumulatif
diberbagai bidang kehidupan manusia, yang kemudian pada saat ini
bermuara menjadi perubahan besar yang dinamakan globalisasi tersebut.
2. Ciri-ciri di Bidang Ekonomi.
Sebetulnya faktor terpenting di dalam terjadinya modernisasi itu
adalah faktor ekonomi. Lahirnya jaman modern meruntuhkan tata
ekonomi feudal digantikan dengan tata ekonomi kota. Tata ekonomi kota
lebih lanjut tumbuh dan melahirkan tata ekonomi nasional dalam anti
ekonomi negara (nation states). Interaksi baik yang bersifat konfliktif
maupun asosiatif dan ekonomi nasional (ekonomi negana) ini lebih lanjut
melahirkan sistem ekonomi internasional. Proses evolusi dan koevolusi
dan suasana ekonomi internasional ini berakumulasi dan melahirkan
tahap ekonomi transnasional yang merupakan salah satu ciri utama dan
apa yang dinamakan globalisasi tersebut. Di dalam fase ini maka ekonomi
telah bergerak melintasi batasbatas nasional sementara negara bangsa
tidak Iagi menjadi faktor utama yang menentukan.
3. Ciri-ciri di Bidang Kemasyarakatan
Sebagai reaksi terhadap golongan bangsawan yang disebut sebagai
“eerste stand’ dan golongan agama sebagai “tweede stand’ maka jaman
modern melahirkan apa yang disebut sebagai “derde stand” yang juga
Nurhayati Nabila XII IPA 3
disebut sebagai “burgerl(/k” (civil). Faktor ekonomi memang telah menjadi
pemicu Iahirnya golongan ketiga in Munculnya golongan ketiga ini
mungkin dapat dipandang sebagai konsep civil socieity generasi pertama.
Sifatnya masih reaktioner opositif terhadap golongan Iawannya. Di dalam
perkembangannya maka lahinlah konsepsi-konsepsi sistem kemasyarakat-
an non keagamaan, antara lain di dalam konsep hak-hak asasi,
kemerdekaan, netaionalisme, demokrasi, republik, hukum, namun juga
berbagai sistem kekuasaan balk ideologi, politik maupun ekonomi. Inilah
konsep civil society generasi kedua yang intinya adalah upaya
membangun sistem alternatif non keagamaan yang sifatnya semesta, balk
idiil maupun operasionalnya. Lahirlah misalnya konsep sistem liberal,
sistem kapitalis, sistem sosialis, komunis dan lain sebagainya. Pada fase
ini kekuasaan merupakan titik berat penhatian, di mana negara bangsa
dipandang sebagai institusi alternatif non keagamaan yang sifatnya ideal.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang bengerak dan fase
internasional kepada fase transnasional, maka tenjadi pula pergeseran
dan fase civil society generasi kedua kepada fase society generasi ketiga.
Dalam fase mi manusia melihat bahwa essensi dan pemberontakan
modern adalah melawan kekuasaan yang ada pada abad pentengahan
tersebut. Maka itu essensi dan alternatif yang dicita-citakan adalah
membebaskan manusia dan segala apa yang dinamakan kekuasaan.
Negana, institusi, struktur, baik politik, ekonomi, hukum maupun militer,
dipandang sebagai wujud dan apa yang dinamakan kekuasaan yang
bagaimanapun akan selalu membawa manusia kedalam jurang
dehumanisasi. Itulah sebabnya maka konsep civil sosiety generasi ketiga
cenderung melepaskan manusia dan masyarakat dan segata bentuk
institusi kekuasaan maupun stnuktur itu. Sepenti halnya di dalam konsep
generasi kedua tenjadi sikap memisahkan agama dan dunia dan manusia
sampai kepada memusuhi agama dan bahkan memusuhi dan
rnembuangkan Tuhan (seku/arisasi sekular, sme dan atheisme), maka
pada generasi ketiga mi ada berbagai vaniasi sikap dan yang memisahkan
negara dan masyanakat sampai kepada sikap yang memandang penlunya
negara dan segala institusi kekuasaan dan stnuktun itu dihancunkan dan
dibinasakan (Eksistensiallsme, strukturalisme, neomarxisme, post
modernicme). Dalam fase akhir ini kelanjutan dan evolusi modernisasi
nampak menggejala di dalam genak anti modennisasi itu sendini, apabila
hakikat modernisasi adalah kekuatan dan kekuasaan.
4. Ciri-ciri di Bidang Ilmu dan Teknologi
Nurhayati Nabila XII IPA 3
Humanisme dan nenaisance memacu terjadinya kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya yang empinis dan mengenam alam kosmika/. Di
dalam perkembangannya pada jaman Aufk/arung maka tumbuh
perkembangan ilmu menjadi makin kuat. Evolusi ilmu dan teknologi
menunjukkan betapa pada awalnya kedua hal ini tidak langsung benkaitan
dengan perkembangan ekonomi akan tetapi kemudian ilmu, teknologi dan
ekonomi menjadi suatu koevolusi yang makin manunggal. Revolusi
industri I melahinkan masyarakat industri modern awal, didukung oleh
peradaban industni yang tendini dan ilmu pengetahuan positif modern
dan teknologi.
Revolusi industri kedua melahirkan apa yang disebut sebagai
mechanisation society (mass production) didukung oleh lahinnya science
controlled technology Dan fase controlled technology mi manusia
mengembangkan lebih lanjut automatisasi (automatic controlled
technology) yang benmuara kepada sibernetika. Sibernetika inilah
mendonong tenjadmnya automation society Sibemetika dan fase
automation society inilah yang kemudian melahirkan nevolusi industni III
yang amat besan pengaruhnya terhadap informasi, komunikasi,
tnansportasi, dan penguasaan sumber-sumber energi. Terjadinya nevolusi
industri III di dalam suasana automation society yang didukung oleh
kekuatan sibernetika dan penguasaan sumber-sumber energi itulah yang
menyebabkan (dan mungkin menjadi salah satu faktor) tenjadinya
perubahan dan fase internasional kepada fase transnasional serta lahirnya
konsep civil society generasi ketiga. Ekonomi menjadi bersifat
tnansnasional ketika sibernetikanya enengi ekonomi yaitu sistem moneten
juga masuk ke dalam roda automation society ini. Kita memang belum
berhenti. Ilmu dan teknologi yang pada awalnya hanya menjamah alam di
luan manusia telah pula menembus alam di dalam din manusia sendini.
IImu biologi telah membawa manusia memasuki bio -technology, dan
bahkan bengabung dengan psikologi telah mulai memasuki medan psycho
bio technology, yang mungkin akan menjadi medan utama untuk
penkembangan umat manusia di masa yang akan datang.
5. Dimensi Kekuatan dan Kekuasaan
Zaman modern merupakan zaman yang menyadarkan bahwa manusia
memiliki kekuatan dan kekuasaan yang ada di dalam dininya sendini
(tidak di dalam kebangsawanan ataupun di dalam keagamaan). Kanena
Nurhayati Nabila XII IPA 3
itulah manusia ingin membangun sistem altennatif kekuasaan yang
basisnya bukan kebangsawanan bukan pula keagamaan. Zaman modern
menyadankan manusia betapa ekonomi merupakan faktor basis bagi
kekuasaan dan kekuatan, terutama ketika ekonomi kota tumbuh menjadi
ekonomi nasionat dengan negara bangsa sebagai institusi kekuasaan atau
pelaku utamanya. Kekuasaan negana ditentukan oleh kekuatan
ekonominya, balk kekuatan itu berupa massa manusia ataupun kekuatan
itu menjadi sistem kekuatan yang tenonganisasi. Pada awalnya orang
menyadani betapa kekuatan kekuasaan hanuslah didukung oleh massa
dan kemampuan kekerasan phisiknya (violence). Namun untuk inipun
ekonomilah yang harus mendukungnya, tenutama uang. Maka penhatian
kekuasaan tentujulah kepada membangun basis ekonomi negara. Dalam
kaitan inilah maka dapat difahami teriadinya gerakan kolonialisme balk
yang kuno maupun sampai kepada impenialisme modern dan
neoimpenialisme dewasa mi. Intl kekuasaan tidak tenletak di dalam
“violence” akan tetapi pada fakton “wealth’ apalagi ketika ekonomi makin
manunggal dengan ilmu dan tehnologi. Kekuasaan menjadi didukung oleh
ekonomi yang dapat menyediakan mesin-mesin pemaksa dan mesinmesin
penakluk (penang) yang tenjadi sampai sekanang ml. Ekonomi menjadi
makin menyatu dengan politik dan militen. Semua mi menupakan bagman
nyata dan revolusi industni II. Telah terjadi perang dunia I, penang dunia II,
dan kemudian dunia yang berada di dalam suasana konflik bipolar.
Penkembangan internasional kedalam fase transnasional nampaknya telah
pula mengubah situasi: Suasana bipolar menjadi suasana mu/tip a/ar,
namun yang lebih penting dan itu maka kekuatan kekuasaan akan amat
ditentukan oleh yang memilki basis nevolusi industni II yang diperkuat
dengan basis revolusi industri III serta penguasaan ekonomi transnasional
dalam ilmu dan tehnologi yang serba sibernetika. Semua mi akan
mengubah gaya maupun metoda penebutan kekuasaan dan adu kekuatan
dan suasana lama kepada suasana banu. Konsep pentahanan, konsep
keamanan, konsep penang, konsep militer mungkin akan mengalami
penubahan mendasan. Konsep kompetisi yang banyak dibicanakan
sebagai cmi globalisasi tidak tenlepas dan dimensi kekuatan dan
kekuasaan ini.
6. Bidang Politik
Di Indonesia, modernisasi politik mengalami perkembangan pasang
surut. Perkembangan itu dimulai dengan bentuk Demokrasi Liberal,
Nurhayati Nabila XII IPA 3
Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila.
Keberhasilan pembangunan politik semakin memantapkan tatanan
kehidupan politik dan kenegaraan yang berdasarkan demokrasi Pancasila,
memantapkan perkembangan organisasi sosial kesadaran berpolitik
rakyat. Namun, pendidikan politik pun harus lebih ditingkatkan agar
rakyat makin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
7. Bidang Agama
Masyarakat Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat yang
religius karena warga masyarakatnya hidup dengan berpedoman pada
kaidah-kaidah agama yang dijamin dan dikuatkan dalam UUD 1945 pasal
29 ayat 2 (Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya). Sebagai masyarakat yang religius, modernisasi dalam
kehidupan beragama sangat perlu. Modernisasi itu mencakup modernisasi
secara fisik dan non-fisik, sehingga akan terdapat keseimbangan dalam
membangun kehidupan di dunia dan di akhirat.
Nurhayati Nabila XII IPA 3