Case Based Discussion MIASIS HIDUNG (LARVA DI DALAM HIDUNG) DAN SINUSITIS MAKSILARIS AKUT SINISTRA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2013 Disusun oleh: Githa Ayu Astarika 01.208.5662 Pembimbing: Kolonel. CKM. dr. Budi W, Sp.THT-KL
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Case Based DiscussionMIASIS HIDUNG (LARVA DI DALAM HIDUNG) DAN SINUSITIS MAKSILARIS
AKUT SINISTRA
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG2013
Disusun oleh:Githa Ayu Astarika
01.208.5662
Pembimbing:Kolonel. CKM. dr. Budi W, Sp.THT-KL
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI MIASIS ADALAH INFESTASI
LARVA LALAT KE DALAM SUATU JARINGAN HIDUP TERMASUK MANUSIA. MYASIS HIDUNG IALAH TERDAPATNYA INFESTASI LARVA (BELATUNG = ULAT ) DARI LALAT PADA HIDUNG MANUSIA.
ETIOLOGI
Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di hidung manusia dan hewan di Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari spesies Chryssomya bezziana.
CHRYSSOMYA BEZZIANA
Lalat dewasa berukuran
sedang berwarna biru atau biru kehijauan dan
berukuran 8-10 mm
bergaris gelap pada toraks
dan pada abdomen bergaris
melintang
Larva mempunyai kait-kait di
bagian mulutnya berwarna coklat tua atau coklat
orange
CONT....Chrysomya bezziana
famili Calliphoridae,
ordo diptera
subordo Cyclorrapha
kelas Insecta.
CHRYSOMYA BEZZIANA
CONT...Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada
jaringan hidup dan
hewan berdarah
panas yang hidup liar dan juga
pada manusia
misalnya pada luka
lubang-lubang pada tubuh seperti
mata, telinga, hidung,
mulut dan traktus
urogenital
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup
C.bezziana
Berkisar 9-15 hari
Lalat dewasa meletakkan
rata-rata 150-200 telur setiap 2 atau
3 hari
Pada suhu 30 C
setelah 12-18 jam
SIKLUS HIDUP & PATOGENESIS
larva stadium I muncul dari dalam telur dan bergerak dipermukaan luka atau pada jaringan yang basah.Larva
stadium I berwarna putih dan memiliki
ukuran panjang 1,5mm, larva
stadium II berukuran 4-9 mm
Larva ini berubah menjadi larva
stadium II setelah 30 jam .larva stadium II berukuran 18mm.
larva stadium III setelah 4 hari
Larva menyerupai cacing yang
mempunyai 11 segmen dengan kait-
kait anterior berlokasi pada
segmen kedua dan kait-kait posterior
berlokasi pada segmen terakhir.
Larva juga memiliki tanduk yang dapat mengelilingi setiap segmen tubuhnya. Kait-kait anterior
memiliki 4-6 bibir.
Larva stadium II dan III menembus
jaringan hidup dari host dan hidup dari jaringannya. Pada saat makan hanya kait-kait posterior
yang tampak.
Larva Stadium III meninggalkan luka setelah makan dan berubah menjadi
pupa dan kemudian lalat dewasa
MIASISSiklus hidup
C.bezziana.Berkisar 9-15
hari .Lalat dewasa
meletakkan rata-rata 150-200 telur setiap 2
atau 3 hari.Pada suhu 30C setelah
12-18 jam.Stadium
I,II,III
Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada manusia ,
misalnya pada luka dan lubang-
lubang pada tubuh seperti
hidung
menyebabkan reaksi inflamasi, dari infeksi lokal sampai destruksi
masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk
daerah supurasi yang dalam dan
berbau
menimbulkan iritasi dengan derajat yang
bervariasi karena gerakannya
menyebabkan epistaksis
berulang karena trauma belatung
vasodilatasi kapiler sehingga
memfasilitasi terjadinya
perdarahan
FAKTOR PREDISPOSISI
Rhinitis
Atrofi
Keganasa
n
GEJALA KLINIS
NO. GEJALA KLINIS MIASIS HIDUNG
1. Benda asing hidup kebanyakan menimbulkan sensasi benda yang bergerak-gerak di dalam hidung.
2. Pasien sering mengeluhkan sakit kepala,
3. Hidung tersumbat (Obstruksi hidung) sehingga bernafas melalui mulut
4. Menyebabkan suara sengau
5. Kadang-kadang disertai epistaksis
6. Hidung dan muka menjadi bengkak dan merah yang dapat meluas ke dahi dan bibir
7. Nyeri terutama daerah sekitar hidung.
PEMERIKSAANRinoskopi anterior Nasoendoskopi
Benda asing yang dapat dilihat langsung
Memperlihatkan keadaan rongga hidung lebih jelas tetapi ulatnya tidak terlihat karena larva cenderung menghindari cahaya.
Edema Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat terlihat bayangan ulat yang bersegmen – segmen dalam sinus.
Inflamasi mukosa hidung unilateral/bilateral
Ulserasi membran mukosa
Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus, sehingga disangka sinusitis
Kavum nasi tampak keropeng-keropeng dan ulat bergerak-gerak
Mukosa hidung nekrotik, kadang-kadang perforasi septum nasi. Hidung berbau busuk dan terdapat sekret purulen.Ulat dapat merayap ke sinus atau menembus intrakranial
PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA
Pemberian antibiotika sistemik,
Amoksisilin, atau sefalosforin generasi ke 2 selama 10-14 hari hanya diberikan pada kasus benda asing di hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.
CARA KONSERVATIF MENGELUARKAN BENDA ASING DI HIDUNG
Benda asing hidup sebaiknya dimatikan
terlebih dahulu dengan meneteskan minyak, parafin atau alkohol sebelum diangkat.
Untuk miasis hidung, sebagian penulis
menganjurkan pemberian reagen tertentu (misalnya
kloroform, premium) yang dapat
melumpuhkan larva, kemudian larva tersebut
diambil satu persatu. Pendapat lain
mengemukakan tindakan pengambilan larva yang masih hidup
tanpa pemberian reagen tertentu.
Ada pula pendapat untuk tindakan irigasi
perhidrol 3% setiap hari dan pemberian analgetik kuat.
Perhidrol merubah homeostasis sekitar larva sehingga larva
berusaha keluar.
CARA KONSERVATIFMENGELUARKAN BENDA ASING DI HIDUNG
Memakai pengait (haak) yang dimasukkan
kedalam hidung bagian atas, menyusuri atap kavum nasi sampai
menyentuh nasofaring.
Dapat pula menggunakan forsep aligator, cunam
Nortman atau “wire loop”
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Deformitas hidung
berbentuk “saddle nose”
Perforasi septum nasi
Radang pada orbita dan ekstensi
intrakranial
Kematian banyak
disebabkan karena sepsis dan meningitis
PERFORASI
SINUSITIS AKUTBila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis,
sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis
ETIOLOGI
VIRUS
• (rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza) Pada Infeksi Saluran Napas Atas
2.BAKTERI
• - Streptococcus pneumoniae
• - Haemophillus influenzae
• - Staphylococcus aureus
• - Moraxella catarrhalis
KLASIFIKASI
Sinusitis Akut
< 4 minggu
GEJALA KLINIKGejala Mayor:
Wajah terasa nyeri / tertekan
Wajah terasa penuh
Obstruksi nasal Post nasal drip Hiposmia/anosmia
Gejala Minor:
Sakit kepala Demam Halitosis Keletihan Batuk Nyeri gigi
Diagnosa :2 gejala mayor atau 1 gejala mayor plus
2 gejala minor
FAKTOR PREDISPOSISI
Sinusitis dapat terjadi:1. klirens silier sekret sinus berkurang
2. ostia sinus menjadi tersumbat
retensi sekret, tekanan sinus negatif, dan berkurangnya tekanan parsial
oksigen.
Lingkungan ini cocok untuk pertumbuhan organisme patogen.
Apabila terjadi infeksi karena virus, bakteri ataupun jamur pada sinus
yang berisi sekret ini, maka terjadilah sinusitis
3 (tiga) faktor yang mempengaruhi:
1. obstruksi drainase sinus (sinus ostia),
2. kerusakan pada silia, dan3. kuantitas dan kualitas
Nama : Tn. S Umur : 72 tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Surojoyo,
Candimulyo Magelang Ruang : Poliklinik THT No RM : 095792 Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember
2013
Keluhan Utama
• Pasien datang dengan keluhan kedua hidung terasa ada yang bergerak-gerak seperti belatung
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang dengan keluhan hidung terasa tersumbat pada lubang hidung kanan dan kiri karena ada gerakan belatung sejak kurang lebih 5 hari yang lalu.Belatungnya pernah keluar sendiri dari hidung dan ada yang masih berada di hidung.
Cont...• Keluhan ini semakin lama semakin memberat dan mengganggu.Keluhan ini membuat pasien sering bernafas melalui mulut dan menyebabkan suara sengau. Pasien mengeluh sejak hidung tersumbat, pasien mengeluh ada gangguan penciuman. Selain itu juga keluar cairan dari kedua lubang hidung, kadang kental; warna cairan kekuningan sampai kehijauan, ada darah, dan berbau. Pasien juga mengeluh nyeri pada hidung dan nyeri pada wajah kiri.Cont...• Selain itu, pasien juga mengeluh mata sering berair, demam, mulut berbau, batuk, dan sesak.Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar mata dan pipi serta wajah terasa penuh bagian pipi kanan dan kiri. Nyeri lebih dirasakan dalam keadaan menunduk. Keluhan seperti menelan lendir atau adanya lendir yang jatuh ke tenggorokan ada.Pasien juga merasakan ada belatung di tenggorokannya yang bergerak-gerak. Cont...
• Pasien merasakan sakit kepala waktu bangun tidur dan yang dirasakan mengganggu aktivitas apabila sedang terlalu lelah. Keluhan pada telinga dan tenggorokan tidak ada. Pasien sebelumnya pernah berobat ke dokter tapi keluhan belum berkurang.
PEMERIKSAAN PENUNJANGCT SCAN SINUS PARANASAL POTONGAN CORONAL TANPA BAHAN KONTRAS.
Kesan Tampak sinusitis maksilaris (Sinistra) Tidak Tampak jelas Corpal Belatung Nasofaring baik Air celulae di Mastoid Dextra tampak
berkurang curiga Mastoiditis Dextra Tak tampak erosi pada sistema tulang
Nasoendoskopi
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Keluhan kedua hidung terasa ada yang bergerak-gerak seperti belatung
(Obstruksi saluran nafas +/+)
(Rinolalia +).
(Hiposmia).
(Rinore),purulent; warna cairan kekuningan sampai kehijauan, (epistaksis), dan (Foetor ex nasi +).
Nyeri pada hidung dan nyeri pada wajah kiri.
(Lakrimasi +), demam (+), (Halitosis+), batuk (+), dan sesak (+).
Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar mata dan pipi serta wajah terasa penuh bagian pipi kanan dan kiri. Nyeri lebih dirasakan dalam keadaan menunduk.
(Post Nasal Drip).
Pasien merasakan sakit kepala waktu bangun tidur.
Pemeriksaan kepala dan leher : Mata : Lakrimasi (+/+)
Udem Palpebra (+/+) Pipi : bengkak (+) kanan dan kiri Lidah : kotor (+)
Pemeriksaan status lokalis hidung : Bagian Hidung Luar Bentuk; Hidung Tampak mekar pelebaran
batang hidung (dex et sin) Nyeri tekan dan ketok sinus; Sinus
KAAK PUNGSI & IRIGASI SINUS Kaak Pungsi dan irigasi sinus adalah
suatu tindakan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul di dalam rongga sinus maksila
Tujuan nya:Memperbaiki drainase dan pembersihan
sekret dari sinus maksila sehingga mengaktifkan silia kembali dan untuk mengambil bahan bagi tes kultur dan sensitivitas jika pengobatan antibiotik secara empiris tidak berhasil.
CARA MELAKUKAN PUNGSI DAN IRIGASI SINUS 1.Persiapkan alat (lampu kepala, trockar, spuit irigasi,
bengkok) 2. Pasien duduk menghadap pemeriksa 3.Siapkan trockar (Cari meatus inferior atau lewat fossa
canina) 4.Trockar dimasukkan di bawah konka inferior disebelah
dinding posterior dinding antrum dengan arah agak keatas dan luar , 1 cm di atas dasar hidung
5.setelah dinding nasoantral ditembus, trockar diangkat , kanul tetap pada posisinya. Tabung spuit yang berisi air diirigasikan ke dalam sinus. Sekret purulen akan keluar lewat ostium sinus maksila sampai berwarna jernih.
6.Dilakukan sinuskopi untuk pemeriksaan sinus maksila menggunakan endoskop yang dimasukkan melalui lubang yang dibuat dimeatus inferior atau fossa kanina.
6.Trockar dikeluarkan dan evaluasi perdarahan dan pasien diistirahatkan.
PUNGSI , SINUSKOPI DAN IRIGASI SINUS
CONT...
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dan kontrol ke poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
EDUKASI
FOLLOW UP
Tanggal 06/12/13
S : pusing (+),mual (+), muntah (+) , masih ada gerakan belatung disisi wajah kiri.
O : Telinga: Canalis hiperemis (-/-), Serumen (-/-), sekret (-/-), Membran timpani (intact/hiperemis postero sup dan inf)