-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
1
Cave Rescue Dasar Disusun oleh : Thomas Suryono - Acintyacunyata
Spelological Club. Penelusuran goa termasuk kegiatan outdoor yang
beresiko tinggi. Penelusur akan menghadapi medan yang gelap total,
tertutup, lembab, dengan berbagai variasi bentukan vertikal dan
horisontal. Perlu disadari semakin penelusur melewati rintangan
medan yang semakin sulit akan memberikan konsekwensi semakin sulit
memberikan pertolongan dan evakuasi ketika terjadi kecelakaan.
Sebuah tim yang baik juga harus dibekali dengan kemampuan rescue,
setidaknya mereka bisa menolong anggota timnya yang mengalami
kecelakaan. Kemampuan ini disebut self rescue, yaitu kemampuan tim
penenlusuran untuk melakukan pertolongan anggota tim yang terkena
musibah dengan perlatan yang ada, dan tidak menambah parah kondisi
korban. Kasus yang sering ditemui oleh anggota tim dan bisa
dilakukan usaha pertolongan dan evakuasi sendiri adalah : blocking
ditengah lintasan karena kehabisan tenaga, tertimpa batu,
kecelakaan medan horisontal dan lain-lainya. Ada beberapa langkah
yang perli dicermati ketika tim atau anggota tim mengalami
kecelakaan karena bahaya goa tertentu , berikut langkahnya : A.
STOP. Menaksir kejadian. Tahapan ini perlu dilakukan dengan cepat,
semakin cepat akan semakin baik bagi korban. Begitu terjadi
kecelakaan dengan cepat kenalilah kejadian dan sumber bahaya
yang menjadi penyebab kecelakan. Pikirkan apakah kita bisa
melakukan pertolongan dengan aman. Safety harus menjadi yang utama
bagi usaha pertolongan. Gunakan alat pengaman pribadi dan tambahan
yang dibutuhkan..
B. THINK. Menentukan rencana pertolongan dengan aman,
Berpikirlah nilai kemanan bagi penolong dan korban selama usaha
pertolongan. Perhitungkan usaha
pertolongan dan perawatan yang dibutuhkan, jika aman dekati
posisi korban, pertimbangkan untuk mencari bantuan tim rescue dari
luar.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
2
C. ACT. Mulai melakukan pertolongan Pindahkan posisi korban jika
sumber bahaya jika masih ada dengan hati-hati. Teliti kondisi
korban mulai
dari tanda vital. Jika tidak respon, hilang nafas dan nadi
lakukan CPR. Setelah stabil periksa adanya luka yang serius, shock
atau cidera tulang belakang. Segera putuskan usaha pertolongan/
evakuasi selanjutnya dengan pertimbangan kondisi korban. Jika
diperlukan pertolongan dari luar segeralah membagi tim untuk
sebagian keluar dan meminta pertolongan pada organisasi SAR/ cave
rescue tim. Anggota tim yang tinggal harus selalu memonitor kondisi
korban untuk tetap stabil sampai bantuan rescue dari tim luar
datang.
Pada materi ini akan dibahas teknik dasar untuk teknik evakuasi
dasar yang bisa dilakukan sebuah tim. Berdasar bentuk medannya
dibagi menjadi dua : Vertical Rescue Dasar
Vertical Rescue adalah usaha pertolongan yang dilakukan pada
medan-medan vertikal. Usaha pertolongan ini sebenarnya memerlukan
keterlibatan beberapa pihak/ aspek, seperti medis, komunikasi,
logistik, teknik dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini kita
hanya membahas masalah teknik, yaitu masalah evakuasi pada
medan-medan vertikal. Pada proses pertolongan ini ada beberapa hal
yang harus selalu kita ingat : a. Safety Procedure
Safety procedure adalah prosedur untuk keamanan korban dan
penolong sendiri meliputi perhitungan jumlah pengaman yang
terpasang, dan anchor (main anchor dan backup anchor) untuk semua
lintasan dan instalasi.
b. Prinsip pemindahan beban Prinsip pemindahan beban adalah
berbagai teknik yang harus dilakukan untuk memindahkan beban
antar lintasan, pergantian instalasi, maupun beban korban ke
penolong. Untuk dapat melakukannya harus terlebih dahulu mengetahui
peralatan yang kita pakai, baik jenis, fungsi, maupun prinsip
kerjanya.
c. Kasus beban
Kasus yang paling besar ditemui pada suatu operasi vertical
rescue adalah beban, terutama pada saat evakuasi korban ke atas
(hauling/ lifting). Dengan beberapa sistem yang ada kita bisa
mengurangi beban selama proses evakuasi yang berarti juga
mengurangi beban pada anchor yang digunakan.
d. Menciptakan gaya.
Mengangkat korban keatas berarti harus menciptakan gaya lebih
besar dan berlawan dengan arah beban korban. Efektifitas dan
efisiensi gaya yang di ciptakan bisa didapat dari teknik rigging,
lintasan dan instalasi rescue yang akan digunakan.
I. Peralatan Vertical Rescue Dalam sebuah instalasi vertical
rescue ada beberapa peralatan tambahan yang digunakan. Peralatan
ini dipakai untuk tujuan dan kondisi yang berbeda. Peralatan
tersebut berupa : a. Pulley Alat ini berupa sebuah katrol
(kerekan), dan mempunyai fungsi sebagai :
1. Pembelok arah lintasan yang bergerak, yaitu untuk “ Human
Deviation dan Adjustable Pulley Rig“ . 2. Tambatan atau tempat
menggantungkan korban/ penelusur ketika melewati lintasan
horisontal 3. Membelokkan arah gaya dan untuk memaksimalkan gaya
yang diciptakan. 4. Meringankan beban yang ditarik.
Ada beberapa macam pulley yang biasa digunakan : 1. Ultra Legere
Pulley
Pulley jenis ini hanya berupa roda, tanpa as penyangga.
Pemakaian pulley ini harus dengan menggunakan hart atau oval
carabiner. Digunakan untuk kedaan darurat saja, seperti transfer
barang, adjustable pulley rig.
2. Oscillante Cheek Pulley Pulley jenis ini sangat ringan,
mempunyai dua sisi pengapit (pipi) yang bisa bergerak, dipakai
dengan oval carabiner. Digunakan untuk menarik beban yang tidak
terlalu berat. Biasa digunakan untuk membelokkan arah tali pada
Z-rig system, adjustable pulley rig maupun membuat human
deviation.
3. Fixe Pulley Pulley dengan kedua sisinya tidak bisa bergerak,
dipasang dengan menggunakan oval carabiner. Biasa digunakan untuk
membuat perangkat hauling, tambatan korban/ penelusur pada
tyrolean, maupun untuk model instalasi rescue yang lain.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
3
4. Tandem Pulley Jenis ini termasuk cheek pulley, mempunyai sisi
yang tidak bisa bergerak. Berbentuk seperti penggabungan dua buah
fixe pulley. Pulley ini digunakan untuk pengurangan beban yang
ditarik, dan paling ideal digunakan untuk tyrolean karena akan
memperkecil sudut diantara dua sisi tali yang mendapat gaya, dan
memperkecil friksi antara roda dengan tali.
5. Rescue Pulley. Mempunyai dua sisi yang bisa bergerak, dengan
lobang untuk penambatan carabiner lebih lebar dan berbentuk
segitiga sama sisi, dirancang untuk dapat dipasang tiga carabiner.
Jenis ini paling kuat untuk proses penarikan beban yang berat, dan
variasi instalasi rescue yang lain.
Kita harus tahu prinsip kerja dari pulley, walau berupa roda
yang bergerak, tapi tetap mempunyai
friksi (fs). Sebagai contoh ketika ada benda dengan berat (P) 80
kg kita bisa mengangkatnya langsung dengan gaya F=P, tetapi dengan
menggunakan pulley yaitu membelokkan arah tali (seperti menimba)
kita memerlukan gaya sebesar F = P + fs .
Agar kita dapat mengangkat beban dan hanya memerlukan setengah
atau bahkan kurang dari gaya
normalnya (Fx=0.5 Fn) kita perlu untuk membuat sebuah instalasi
khusus. Disamping hal tersebut diatas masing-masing pulley juga
mempunyai “Working Load “ dan “Breaking
Load”. Working Load yaitu beban maksimal atau gaya maksimal yang
bisa diterima pulley agar bisa bekerja normal, sedang breaking load
yaitu beban maksimal yang menyebabkan pulley tersebut rusak/
patah.
Gambar 1. Breaking load, working load dan effisiens (fs)
pulley
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
4
Gambar 2. Spesifikasi tiap jenis pulley product petzl.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
5
b. Ascender
Dalam SRT alat ini digunakan sebagai alat untuk memanjat tali.
Dalam instalasi vertical rescue alat ini berguna sebagai pengunci
tali (hauling), penarik beban dan ascending belayer.
c. Descender
Dalam SRT alat ini digunakan sebagai alat untuk menuruni tali
(descending). Dalam instalasi vertical rescue alat ini digunakan
dalam instalasi lowering, maupn descending belay.
d. Roll Module
Dalam suatu pembuatan lintasan/ instalasi rescue kita juga harus
selalu memperhatikan keamanan alat, salah satunya adalah tali.
Untuk menghindari gesekan tali dengan tebing dalam penelusuran goa
kita biasa menggunakan padding, ataupun memasang variasi anchor
(intermediete, deviation). Dalam instalasi rescue kita friksi bisa
kita hilangkan dengan variasi anchor. Di sini pemakaian padding
tidak bisa selalu digunakan, karena sebagian tali yang harus
dilindungi adalah tali yang bergerak. Dalam kasus seperti ini kita
bisa menggunakan “Roll Module”, alat ini berfungsi sebagai
pelindung, mengarahkan tali, maupun landasan untuk tali yang
bergerak. Alat ini berupa berbentuk seperti kotak yang didalamnya
ada roller (tabung berputar).
e. Peralatan Rigging Hampir semua peralatan rigging digunakan
untuk pembuatan lintasan vertical rescue. Dalam rigging for rescue,
yang perlu diperhatikan dan perlu pertimbangan adalah perhitungan
kekuatan, baik untuk jenis tambatan maupun peralatan yang
digunakan. Dalam hal ini diperlukan kekuatan ekstra, karena dalam
kondisi tertentu ada hal-hal yang memungkinkan lintasan yang
dipakai harus mendapat beban yang lebih besar.
Gambar 3. Roll Module
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
6
A
B
C
II. Rigging for Rescue. Rigging untuk rescue perlu meningkatkan
pertimbangan pada kekuatan anchor. Untuk beban statis saja
beban yang diterima anchor minimal 2x rata-rata beban penelusur,
belum lagi fall factor untuk 2x beban penelusur, juga gaya yang
diciptakan kadang menambah beban pada ancor >2x rata-rata berat
penelusur.
Distribution Anchor Anchor ini berbentuk gabungan dari dua atau
lebih posisi anchor yang digabungkan menjadi satu ketika dibebani.
Tujuan dari anchor jenis ini adalah untuk menambahkan kekuatan pada
anchor yang digunakan yaitu dengan cara membagikan beban pada tiap
anchor dan menempatkan posisi lintasan pada titik jatuh tertentu.
Penggabungan anchor bisa menggunakan simpul pada tali utama ,
webing, ataupun menggunakan potongan tali. 1. Y anchor. Disebut Y
anchor karena lintasan akan membentuk huruf Y. Variasi ini
menggabungkan dua sisi anchor., bisa dibuat menggunakan 1 atau 2
buah webbing atau menggunakan simpul (playboy, simpul
delapan+Butterfly, double bowline) . Gambar 4. A Y anchor
menggunakan 1 webbing B. Y anchor menggunakan2 webbing C. Y anchor
menggunakansimpul pada tali. Dalam mempertimbangkan penempatkan
sudut Y anchor harus selalu memperhitungkan sudut yang terbentuk
antara dua sisi tegangan dan nilai kekuatan masing-masing dari
kedua sisinya. Jangan membentuk sudut antara lebih dari 120 o.
Gambar 5. A.Dasar Perhitungan Y anchor B. Variasi besaran sudut
pada Y anchor C. Tabel perhitungan sudut dan beban yang diterima
masing-masing sisi pada Y anchor.
A B C
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
7
2. Multiple Anchor. Seperti Y anchor multiple anchor ini juga
bertujuan untuk menempatkan titik jatuh lintasan, dan membagi beban
pada lebih dari dua anchor yang berarti akan meningkatkan safety
working load dari anchor tersebut ketika digunakan. Variasi ini
bisa dibuat dengan menggunakan webing, tali potongan, maupun simpul
pada tali terbebani. Gambar 6. Multiple Anchor A. Fixed
distribuiton menggunakan tali potongan.dan disimpul pada tambatan
carabiner, B. Dinamik distributin menggunakan tali potongan. C.
Dinamik distributin menggunakan simpul pada tali utama. . 3.
Tyrolean Anchor. Jenis anchor ini biasa digunakan untuk membuat
lintasan tali hosrisontal maupun slope. Sebelum digunakan,
ketegangan memberikan beban tension dari elongasi tali, saat
lintasan ini dibebani kedua anchor akan bekerja dengan prinsip
abnormal Y anchor. Hal ini disebabkan sudut yang terbentuk antara 2
sisinya akan lebih besar dari 120o, dan beban yang diterima
masing-masing anchor akan berubah-ubah tergantung pada jarak dengan
titik beban. Jadi harus dipatikan bahwa pemilihan anchor tyrolean
harus benar-benar kuat.
Gambar 7. Lintasan tyrolean dan prinsip perhitungan
bebannya.
A B C
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
8
III. Instalasi Vertical Rescue
Lintasan rescue yang dibuat harus bisa menyesuaikan berbagai
bentuk medan yang ada, baik pada medan vertikal, maupun horisontal.
Dalam membuat lintasan rescue kita harus bisa menentukan instalasi
apa yang akan kita pergunakan. Instalasi ini juga bisa berarti
gerakan dasar pada sebuah lintasan vertical rescue.
Pemasangan semua lintasan rescue harus selalu memperhatikan
rigging yang benar, yaitu dan kekuatan anchor (dipertimbangkan
minimal 2x kekuatan lintasan normal), selalu ada backup baik untuk
anchor maupun peralatannya, dan fall factor, Pada dasarnya ada tiga
macam instalasi yang biasa di gunakan : A. Instalasi Hauling
Hauling adalah sebuah instalasi yang digunakan untuk menarik
korban kearah tertentu, baik mendekati ataupun menjauhi hauling
anchor. Instalasi ini biasanya terdiri atas serangkaian alat berupa
pulley (fixe, rescue, oscilante), ascender (basic/ hand jammer),
dan oval carabiner. Pulley berfungsi sebagai pembelok arah tali dan
tempat bergeraknya tali, ascender berfungsi sebagai pengunci
gerakan tali.
Gambar 8. Instalai hauling standard.. Prinsip kerjanya adalah
saat tali ditarik, maka tali yang dibelokkan pada pulley akan
bergerak, dan agar
tali tidak bergerak berlawanan dengan arah tarikan, maka
digunakan ascender sebagai pengunci.
Gambar 9. Variasi instalasi Hauling dan simpul prussik
(kanan)
a.Hauling dengan pulley dan basic
b.Hauling dgn Pulley dan Pursik
c.Petzl Microtraxion, Hauling compact
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
9
Dalam bentuk biasa/ normal gaya (F) yang diperlukan untuk
menarik korban/ beban (P) adalah F= P + fs.
Untuk menurunkan nilai F maka ada beberapa sistem yang bisa
ditambahkan pada hauling, yaitu : 1. Z-rig System
Sistem ini akan menghasilkan F=1/3 P. 2. Yossemite System
Sistem ini akan menghasilkan F=1/2 P. 3. Crowter Lift System
Sistem ini akan menghasilkan F=1/3 P. 4. Piggy Back System
Sistem ini akan menghasilkan F=1/4 P.
Dalam pemakaian sistem diatas kadang kita mendapatkan kasus
dimana arah kita menark tali yang tidak dapat searah dengan arah
keluarnya tali atau tidak sejajar dengan arah tali yang mendapat
beban. Untuk mengatasi hal ini kita kadang perlu membuat tambatan
baru dengan pulley guna membelokkan arah tarikan tali.
Dengan makin majunya kegiatan di medan-medan vertikal, makin
bertambah pula ragam peralatan yang sudah tersedia. Kini dengan
mengkombinasikan beberapa peralatan makin mudah untuk menurunkan
gaya yang harus diciptakan untuk menarik beban ke atas.
1) 2) 3)
4)
Gambar 10. Beberapa sistem pengurangan beban pada proses
hauling
Gambar 11. Instalasi dari beberapa jenis pulley dan ascender,
F=P/4 Module Hauling, F=P/4
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
10
B. Instalasi Lowering
Lowering adalah instalasi yang digunakan untuk mengulur korban
kearah tertentu, dengan gerakan menjauhi maupun mendekati lowering
anchor. Peralatan yang digunakan adalah descender (bobbin, auto
stop, figure of eight dll). Pemilihan jenis descender tergantung
dari beban yang akan diterima descender. Untuk beban yang besar
pilih jenis descender dengan friksi yang lebih besar.
C. Instalasi Belaying
Adalah sebuah instalasi yang digunakan untuk melakukan atau
memberikan back up atau pengamanan yang berlebih. Instalasi
belaying bisa bekerja dan memakai istalasi hauling maupun lowering.
Perbedaannya adalah bahwa instalasi ini tidak mendapat beban
langsung. Karena berfungsi sebagai back up/ cadangan, instalasi ini
lebih baik menggunakan tali dinamik.
Gambar 12. Instalasi Lowering
Gambar 13. Instalasi belaying
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
11
Variasi Instalasi Vertikal Rescue. Dalam prakteknya semua jenis
lintasan, acnhor, dan instalasi diatas dapat digabungkan menjadi
sebuah instalasi yang disesuaikan dengan kasus kecelakaan, kondisi
korban, jumlah personel maupun kondisi lapangan. Yang perlu
diperhatikan adalah safety procedure harus selalu dimasukkan dalam
rancangan instalasi, baik dari segi jumlah anchor dan backupnya,
instalasi belaying, penurunan beban, penciptaan gaya yang optimal
dan pembagian kerja. A. Instalasi Counter Balance. Prinsip
instalasi ini adalah menaikkan korban dengan memanfaatkan berat
tubuh penolong, sehingga membentuk sebuah mekasisme
kesetimbangan.
Pada gambar disamping adalah sebuah contoh lintasan counter
balance. Instalasi yang dibuat memperhatikan semua sisi safety
procedure. Posisi C adalah instalasi belaying. Ketika korban
ditarik keatas instalasi ini adalah instalasi belaying-hauling,
artinya tali akan diikut ditarik ketas seiring dengan pergerakan
korban keatas. Alat pengontrolnya menggunakan self breaking
descender, dengan alasan kemungkinan instalasi ini akan mendapatkan
beban kejut. Posisi A adalah rescuer utama. Posisi ini adalah
posisi "counter balance". rescuer membebani tali utama yang ditekuk
keatas sehingga sejajar dengan sisi tali untuk korban. Ketika
rescuer naik melakukan kegiatan ascending panjang tali antara
rescuer dan korban akan memendek karena posisi rescuer ada ditempat
yang tetap dengan bantuan cowstail yang terpasang, sehingga
otomatis korban akan ikut naik. Hal ini juga bisa dilakukukan
dengan menambahkan seutas tali dengan panjang tertentu yang akan
menghubungkan korban dengan rescuer. Pilihan ini diambil jika
rescuer perlu untuk berada didekat korban, terutama untuk memanuver
posisi stretcher ketika melewati medan tertentu. Posisi B adalah
posisi hauling, posisi ini untuk membantu beban rescuer B ketika
berusaha mendapatkak kesetimbangan pada saat melakukan ascending
Variasi instalasi ini sangat efektif dilakukan dimedanyang free
hanging dengan tidak ada friksi pada dinding sekitarnya. Jumlah
penolong juga tidak perlu terlalu banyak karena gaya yang tercipta
untuk mengangkat beban korban diatas didapat dari beban tubuh
penolong dan lintasan kesetimbangan
Gambar 14. Instalasi Vertical - Horizontal Pulley Mobile.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
12
B. Instalasi Pulley Mobile. Instalasi ini menggabungkan semua
instalasi rescue dengan lintasan tali horisontal/ tyrolean.
Instalasi ini banyak digunakan ketika harus ada usaha untuk
memindahkan posisi korban secara horisontal diantara dua
ketinggian. Ada dua variasi yang sering digunakan : 1. Horizontal
Pulley Mobile.
Gambar 15. Instalasi Horizontal Pulley Mobile. Instalasi ini
hanya digunakan untuk memindahkan posisi korban secara horisontal.
Terutama sangat efektif ketika korban dalam packing stretcher.
Anchor tyrolean harus selalu mendapat perhatian khusus, anchor dan
tali ini akan mendapatkan beban yang berlebihan, artinya bisa
berkali-kali dari beban korban sebenarnya. Menggunakan distribution
anchor menjadi pilihan yang harus selalu digunakan. Pada instalasi
diatas sisi kanan menjadi instlasi lowering, yang artinya mengulur
tali untuk mendekati instlasi hauling. Istalasi lowering pada
lintasan tyrolean harus memperhatikan perbedaan ketinggian antara
kedua sisinya, perbedaan tinggi yang signifikan akan menambah beban
kerja instalasi loweringnya. Sisi kanan adalah instalasi hauling,
instali ini berguna untuk menarik tali, menggerakkan posisi korban
ke arah kanan. semua variasi hauling untuk menurunkan beban tarikan
bisa dipasang disini. 2. Vertical - Horizontal Pulley Mobile
Instalasi ini juga menggunakan lintasan tyrolean, perbedaannya
lintasan tyrolean juga digunakan untuk tumpuan korban ketika
ditarik keatas. Jadi pada instalasi ini korban akan dievakuasi
secara vertikal dan horisontal.
Contoh lintasan ini sangat efektif digunakan ketika mengevakuasi
korban dari sebuah kedalaman tertentu menuju permukaan, kemudian
mengevakuasi secara horisontal. Kasus evakuasi korban yang berada
didasar sungai sangat tepat menggunakan instalasi ini. Selain untuk
mengevakuasi secara horisontal, lintasan tyrolean juga digunakan
sebagai tumpuan korban ketika diangkat keatas. Dengan pulley mobile
ini bisa menepatkan posisi tumpuan hauling ketika melewati halangan
medan dibawah.
Gambar 16. Instalasi Vertical - Horizontal Pulley Mobile.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
13
BASKET LONGBOARD
REEVES
SCOOP
FOLDING POLE
BASKET LONGBOARD
REEVES
SCOOP
FOLDING POLE
Horizontal Rescue Evakuasi pada medan horisontal tidaklah lebih
mudah dari pada medan vertikal. Lorong sempit, atap rendah, lumpur,
lintasan boulder, medan berair, panjang lorong menjadi variasi
kesulitan pada medan horisontal. Membawa korban untuk dievakuai
pada medan ini harus disesuaikan dengan kondisi korban. Stretcher/
tandu menjadi pilihan yang paling tepat untuk memindahkan/
mengevakuasi korban.
Gambar 17. A. Berbagai macam stretcher, B. Tabel berbagai masam
stretcher dan spesifikasinya.
A
B
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
14
Saat usaha stabilisasi korban dilakukan, tugaskan sebagian
anggota yang lain untuk assesment jalur evakuasi, buat sket dan
catatan kesulitan serta peralatan tambahan dan lintasan pengaman
yang diperlukan. Berikut beberapa teknik evakuasi stretcher pada
beberapa variasi bentuk lorong.
Gambar 18. A. lorong sempit evakuasi dengan teknik bridging dan
cimneying. B. Atap rendah dengan lantai slope, dengan teknik
crawling dan lintasan hauling. Tim evakuasi terbagi menjadi leader
yang mengarahkan pergerakan evakuasi dan memasang
lintasan pengaman, pemantau kondisi korban dan tim evakuasi itu
sendiri. Meski pada medan horisontal rescuer tetap wajib
menggunakan peralatan vertikal, digunakan untuk mengamankan diri
sendiri dan mengaitkan korban pada tubuh rescuer. Pasang lintasan
pengaman saat bergerak pada bentuk lorong menyempit yang
mengharuskan rescuer menggunakan teknik brdiging ataupun
cimneying.
Untuk lorong yang cukup lebar tapi tidak memungkinkan rescuer
bergerak maju kedepan dengan
cepat gunakan system rotasi. Rescuer evakuasi terdiri 8 orang, 3
pasang rescuer pertama akan mengangkat korban, 1 pasang rescuer
akan bergerak kedepan stretcher untuk menerima transferan
stretcher, 1 pasang rescuer paling kebelakang akan berpindah
kedepan stretcher untuk menerima transfer stretcher, begitu
seteerusnya.
A
B
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
15
Gambar 19. Sistem rotasi rescuer evakuasi horisontal pada lorong
lebar. Medan berair baik berupa sungai bawah tanah maupun kolam
dalam, termasuk rintangan yang harus
dilewati pada evakuasi medan horisontal. Untuk mengevakuasi
korban, bisa dengan membuatkan lintasan tyrolean diatas air atau
meletakkan korban diatas perahu karet.
Gambar 20. Meletakkan stretcher diatas perahu karet untuk
ngevakuasi korban pada medan berair.
-
Diktat Speleologi 2013 – ASC
16
Daftar Pustaka Vertical - A Technical Manual for Cavers; Alan
Warild, The Speleological Research Council Ltd, Sydney, Australia,
1990. On Rope - North Amerixan Vertical Rope Techniques For Caving
- Search and Rescue, Allen Padget - Bruce Smith, National
Speleological Society. The Cave Rescuer’s Manual, Speleo Secours
Francais. Caving Practise and Equipment, David Judson, David &
Charles, Newton Abbot, London, North Pomfret, 1984. Petzl Catalogue
1997, 1997. Petzl Catalogue 1996, 1996. Work And Rescue, Petzl,
1996-1997. Pertolongan Pada Kecelakaan Goa, Yayasan Acintyacunyata
- Acintyacunyata Speleological Club, Yogyakarta. Vertical Rescue,
Thomas Suryono, Acintyacunyata Spelological Club, 2013 Emergency
First Respond, Emergency First Respond Corp. 2012