CASE REPORTSTROKE NON HEMORAGIK
DISUSUN OLEH :Gilbert Richard Sulivan Tapilatu0761050176
PENGUJI :dr. Agus Yuda Wijaya, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAFPERIODE 11 MEI 13 JUNI
2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIAJAKARTA2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmatNya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan case report yang berjudul Stroke Non
Hemoragik dalam memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit
Saraf.Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan case
report ini tidak lepas dari bimbingan serta dorongan dari berbagai
pihak. Atas bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil
maka ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua dan
keluarga, serta penulis mengucapkan banyak terimakasih juga kepada
dr. Agus Yuda Wijaya, Sp.S sebagai penguji.Semoga penulisan ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam pengembangan informasi
ilmiah baik bagi penulis, mahasiswa, institusi dan masyarakat.
Jakarta, Mei 2015
Penulis
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUANPenyakit serebrovaskular atau stroke adalah setiap
kelainan otak akibat proses patologi pada sistem pembuluh darah
otak, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak. Proses ini
dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau
emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan
permeabilitas dinding pembuluh darah dan perubahan viskositas
maupun kualitas darah sendiri.Perubahan dinding pembuluh darah otak
serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena kelainan
kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain,
sepertiperadangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes
mellitus. Karena itu penyebab stroke sangat kompleks.Stroke
merupakan penyebab kematian ketiga tersering di dunia, setelah
penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyebab kecacatan
nomor satu di dunia. Mayoritas stroke adalah infark serebral. Di
Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada 500.000 penduduk
yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal, dan sisanya
cacat ringan maupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin
meningkat di kemudian hari, oleh karena perubahan gaya hidup,
lingkungan yang semakin tidak sehat, jenis makanan yang semakin
beragam dan semakin berlemak, dan sebagainya. Seperti kita ketahui
bersama, stroke merupakan sindroma yang sering menyebabkan kematian
dan kecacatan.
DEFINISIStroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut secara
fokal atau global yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran
darah otak, secara mendadak yang menimbulkan gejala dan tanda
sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.Definisi stroke
menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain
selain vaskuler.Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena
adanya sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah
otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak mendapat
pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel
otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
FAKTOR RESIKOResiko stroke meningkat seiring dengan berat dan
banyaknya faktor resiko, yaitu kelainan-kelainan atau
penyakit-penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap
serangan stroke, seperti1. Tidak dapat dimodifikasi- Usia- Jenis
kelamin- Herediter- Ras2. Dapat dimodifikasiA. Mayor- Hipertensi-
Penyakit jantung- Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara
klinis- Diabetes mellitus- Polisitemia- Riwayat stroke- PerokokB.
Minor- Hiperkolesterol- Hematokrit tinggi- Obesitas- Kadar asam
urat tinggi- Kadar fibrinogen tinggi
KLASIFIKASIPembagian stroke dibagi berdasarkan modifikasi
Marshall, yaituI. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya1.
Stroke Iskemika. Transient Ischemic Attack (TIA)b. Trombosis
serebric. Emboli serebri2. Stroke Hemoragika. Perdarahan
intraserebralb. Perdarahan subarachnoid
II. Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu1. TIA2. Stroke in
evolution3. Completed stroke
III. Berdasarkan sistem pembuluh darah1. Sistem karotis2. Sistem
vertebro-basilar
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN NON HEMORAGIK
Gejala - gejalaStroke HemoragikStroke Non Hemoragik
Onset atau awitanMendadakMendadak
Saat onsetSedang aktifIstirahat
Peringatan --++ (TIA)
Nyeri kepala++++
Kejang kejang+-
Muntah+-
Kesadaran menurun++++
STROKE NON HEMORAGIK
Stroke non hemoragik disebut juga sebagai stroke iskemik, Pada
fase akut perubahan terjadi pada aliran darah otak. Pada daerah
tempat terjadinya iskemik, secara etiologi terdapat perbedaan yaitu
iskemik global dan iskemik fokal.
Pada iskemik global aliran darah secara keseluruhan menurun
akibat tekanan perfusi misalnya karena syok ireversibel akibat
henti jantung, perdarahan sistemik yang masif, fibrilasi atrial
berat, dan lain-lain. Sedangkan pada iskemik yang fokal terjadi
akibat turunnya tekanan perfusi otak regional. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya sumbatan atau pecahnya salah satu pembuluh
darah otak di daerah sumbatan atau tertutupnya aliran darah otak
baik sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak, penyebabnya
antara lain : Perubahan patologik pada dinding arteri pembuluh
darah otak menyebabkan trombosis yang diawali oleh proses
arteriosklerosis di daerah tersebut. Selain itu proses pada
arteriol karena vaskulitis atau lipohialinosis dapat menyebabkan
stroke iskemik karena infark lakunar. Perubahan akibat proses
hemodinamik dimana terjdi perfusi sangat menurun karena sumbatan di
daerah proximal pembuluh arteri karotis atau vertebrobasilaris.
Perubahan akibat perubahan sifat darah, misalnya : sicle-cell,
leukemia akut, polisitemia, hemoglobinopati, dan makroglobulinemia.
Tersumbatnya pembuluh akibat emboli darah proximal, misalnya :
artery- to artery thrombosis, emboli jantung, dan lain-lain.
Sebagai akibat dari penutupan aliran darah ke sebagian otak
tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologik pada daerah
iskemik. Perubahan ini dimulai di tingkat seluler, berupa perubahan
fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan kerusakan pada fungsi
utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya akan
berakhir dengan kematian neuron.Stroke non Hemoragik dibagi menjadi
beberapa tipe menurut penyebabnya, yaitu :A. TrombosisStroke
trombosis adalah stroke yang terjadi karena adanya sumbatan di
pembuluh darah besar di otak oleh karena adanya gumpalan/plak yang
terbentuk akibat proses aterosklerotik (pengerasan arteri). Stroke
ini paling sering terjadi (hampir 40% dari seluruh stroke). Plak
aterosklerotik tersebut akan menyumbat suatu pembuluh darah
tertentu di otak yang pada akhirnya daerah otak yang seharusnya
mendapat asupan oksigen dan nutrisi tersebut menjadi kekurangan
nutrisi dan oksien (iskemia) dan akhirnya menjadi mati (infark).
Plak aterosklerotik biasanya menyumbat pembuluh darah besar di
sekitar leher ataupun di dasar otak. Proses aterosklerosis itu
sendiri dipercepat oleh berbagai faktor, seperti hipertensi,
diabetes mellitus, hiperkolesterol, dan faktor-faktor lainnya.
Aterosklerosis terjadi oleh karena penimbunan lipid termasuk
kolesterol di bawah lapisan intima pembuluh darah. Plak
aterosklerotik sering dijumpai di kelokan-kelokan atau percabangan
arteri besar, seperti misalnya arteri karotis leher. Sumbatan
karena bekuan darah (trombus) sering terjadi di malam hari pada
saat tidur atau tidak beraktivitas. Pasien biasanya baru sadar
bahwa mereka mengalami kelemahan anggota badan sesisi pada saat
mereka bangun. Gejala kelemahan tersebut biasanya akan semakin
memburuk dalam beberapa hari ke depan, kemudian stabil, baru
mengalami perbaikan setelah kurang lebih 7 hari kemudian.B. Emboli
SerebralStroke emboli adalah stroke yang terjadi oleh karena adanya
gumpalan darah/bekuan darah yang berasal dari jantung dan kemudin
terbawa aliran darah sampai ke otak, kemudian menyumbat pembuluh
darah di otak. Proporsinya sekitar 20% dari seluruh kasus stroke.
Bekuan darah dari jantung ini biasanya terbentuk akibat denyut
jantung yang tidak teratur (misalnya fibrilasi atrium), kelainan
katup jantung, infeksi di dalam jantung, dan juga operasi
jantung.
Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragik dapat
dikelompokkan menjadi : 1. TIA (Transient Ischemic Attack)TIA atau
yang disebut serangan iskemik sesaat adalah serangan pada pembuluh
darah otak karena terjadi gangguan akut dari fungsi fokal serebral
dengan tanda dan gejala yang hampir sama dengan stroke, tetapi
semua gejala kelumpuhan dan defisit neurologis tersebut akan hilang
kurang dari 24 jam biasanya disebabkan karena emboli atau
trombosis. Sebanyak 50% dari TIA telah sembuh dalam waktu 1 jam dan
90% telah sembuh dalam waktu 4 jam. Dengan demikian pada umumnya
setelah 4 jam sudah dapat dibedakan antara TIA dengan stroke
(komplit).2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)Seperti
halnya pada TIA, gejala neurologis yang ada pada RIND juga akan
menghilang, hanya saja waktunya lebih dari 24 jam, namun kurang
dari 21 hari.3. Progressing stroke atau Stroke in evolutionPada
bentuk ini kelainan yang ada masih terus berkembang ke arah yang
lebih berat.4. Completed strokeCompleted stroke diartikan bahwa
kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap, tidak
berkembang lagi.
DIAGNOSISDiagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :1. Anamnesis
memberikan gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otakAkan
ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong
atau bicara pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Keadaan
ini timbul sangat mendadak. Juga perlu ditanyakan faktor-faktor
resiko yang menyertai stroke. Dicatat obat-obat yang sedang
dipakai. Juga ditanyakan riwayat keluarga dan penyakit lainnya.2.
Melakukan pemeriksaan fisik neurologis3. Sistem Skor untuk
membedakan jenis stroke, yaitu :Skor Siriraj( 2,5 x derajat
kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) +( 0,1 x
tekanan diastolik ) ( 3 x petanda ateroma ) 12
SS> 1 : Stroke Hemoragik-1 < SS < 1 : perlu konfirmasi
CT ScanSS < -1 : Stroke Non HemoragikPenilaian :Derajat
kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)Nyeri kepala :
tidak ada (0), ada (1)Vomitus : tidak ada (0), ada (1)Ateroma :
Tidak terdapat penyakit jantung, DM (0), Terdapat penyakit jantung,
DM (1)
Skor Gajah Mada
Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat
spesifik :1. Timbul mendadak2. Menunjukkan gejala neurologis
kontralateral terhadap pembuluh darah yang tersumbat3. Kesadaran
dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan
pada stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran.
PEMERIKSAAN PENUNJANGA. Laboratorium- Pemeriksaan darah rutin-
Pemeriksaan kimia darah lengkap* Gula darah sewaktu* Kolesterol,
ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT/SGPT/CPK dan
Profil lipid (trigliserid, LDL-HDL serta total lipid)- Pemeriksaan
hemostasis (darah lengkap)* Waktu protrombin* APTT* Kadar
fibrinogen* D-dimer* INR* Viskositas plasmaB. Foto ThoraxDapat
memperlihatkan keadaan jantung. Serta mengidentifikasi kelainan
paru yang potensial mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk
prognosis.C. CT-ScanOtakUntuk mencari gambaran perdarahan atau
infark, karena perbedaan manajemen perdarahan dan infark
otak.PENATALAKSANAANPenderita stroke sejak mulai sakit pertama kali
dirawat sampai proses rawat jalan di luar RS, memerlukan perawatan
dan pengobatan terus menerus sampai optimal dan mencapai keadaan
fisik maksimal. Pengobatan pada stroke non hemoragis dibedakan
menjadi :I. Pengobatan UmumUntuk pengobatan umum ini dipakai
patokan 5 B, yaitu 1. BreathingHarus dijaga agar jalan nafas bebas
dan fungsi paru-paru cukup baik. Fungsi paru sering terganggu
karena curah jantung yang kurang, maka jantung harus dimonitor
dengan seksama. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar
oksigen dalam darah berkurang. 2. Blooda. Tekanan darahTekanan
darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke
otak. Pada fase akut pada umumnya tekanan darah meningkat dan
secara spontan akan menurun secara gradual. Pengobatan hipertensi
pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi yang justru
menambah iskemik lagi. b. Komposisi darahKadar Hb dan glukosa harus
dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Bila terdapat polisitemia
harus dilakukan hemodilusi. Pemberian infus glukosa harus dihindari
karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark yang
mempermudah terjadinya edem dan karena hiperglikemia menyebabkan
perburukan fungsi neurologis dan keluaran. Keseimbangan elektrolit
harus dijaga.3. BowelDefekasi dan nutrisi harus diperhatikan.
Hindari terjadinya obstipasi karena akan membuat pasien gelisah.
Nutrisi harus cukup, bila perlu diberikan melalui nasogastric
tube.4. BladderMiksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan
sampai terjadi retensio urin. Bila terjadi inkontinensia, untuk
laki-laki harus dipasang kondom kateter, kalau wanita harus
dipasang kateter tetap. 5. BrainEdema otak dan kejang harus dicegah
dan diatasi. Bila terjadi edema otak, dapat dilihat dari keadaan
penderita yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan pemeriksaan
funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang
yang timbuldapat diberikan Diphenylhydantion atau Carbamazepin.
II. Pengobatan KhususPada fase akut pengobatan ditujukan untuk
membatasi kerusakan otak semaksimal mungkin agar kecacatan yang
ditimbulkan menjadi seminimal mungkin. Untuk daerah yang mengalami
infark, kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting adalah
menyelamatkan daerah di sekitar infark yang disebut daerah
penumbra. Neuron-neuron di daerah penumbra ini sebenarnya masih
hidup, akan tetapi tidak dapat berfungsi oleh karena aliran
darahnya tidak adekuat. Daerah inilah yang harus diselamatkan agar
dapat berfungsi kembali. Untuk keperluan tersebut maka aliran darah
di daerah tersebut harus diperbaiki.Menurut hukum
Hagen-Poisseuille, viskositas darah memegang peranan penting.
Viskositas darah dipengaruhi oleh : Hematokrit Plasma fibrinogen
Rigiditas eritrosit Agregasi trombosit1. TrombolisisSatu- satunya
obat yang diakui FDA sebagai standar adalah pemakaian r-TPA
(Recombinant - Tissue Plasminogen Activator) yang diberikan pada
penderita stroke iskemik dengan syarat tertentu baik i.v maupun
arterial dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset stroke.1.
AntikoagulanObat yang diberikan adalah heparin atau heparinoid
(fraxiparine). Efek antikoagulan heparin adalah inhibisi terhadap
faktor koagulasi dan mencegah atau memperkecil pembentukkan fibrin
dan propagasi trombus. Antikoagulansia mencegah terjadinya gumpalan
darah dan embolisasi trombus. Antikoagulansia masih sering
digunakan pada penderita stroke dengan kelainan jantung yang dapat
menimbulkan embolus.2. Anti agregasi trombositObat yang dipakai
untuk mencegah pengumpulan sehingga mencegah terbentuknya trombus
yang dapat menyumbat pembuluh darah. Obat ini dapat digunakan pada
TIA. Obat yang banyak digunakan adalah asetosal (aspillet) dengan
dosis 40 mg 1,3 gram/hari. Akhir-akhir ini digunakan tiklopidin
dengan dosis 2 x 250 mg.3. NeuroprotektanMencegah dan memblok
proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di daerah
penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan mengubah reversibilitas
neuronal yang terganggu akibat ischemic cascade.Obat-obat ini
misalnya piracetam, citikolin, nimodipin, pentoksifilin4. Anti
edemaObat antiedema otak adalah cairan hiperosmolar, misalnya
manitol 20%, larutan gliserol 10%. Pembatasan cairan juga dapat
membantu. Dapat pula menggunakan kortikosteroid.
III. RehabilitasiRehabilitasi pasca-stroke adalah suatu upaya
rehabilitasi stroke terpadu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
kedokteran dan merupakan kumpulan program, termasuk pelatihan,
penggunaan modalitas alat, dan obat-obatan.Tujuan rehabilitasi
adalah : Memperbaiki fungsi motoris, bicara dan fungsi lain yang
terganggu Adaptasi mental sosial dari penderita stroke, sehingga
fungsional otonom penderita, sosial aktif dan hubungan
interpersonal menjadi normal. Sedapat mungkin penderita harus dapat
melakukan activities of daily living (ADL).Jenis-jenis rehabilitasi
medik, antara lain :1) FisioterapiMengobati fisik dengan
menggunakan exercise, massage, ataupun terapi dengan modalitas
alat. Fisioterapi terbagi 2, yaitu fisioterapi pasif yang dilakukan
secara langsung setelah pasien terkena serangan stroke dengan
menggerakan otot secara pasif dan fisioterapi aktif yang dilakukan
segera setelah keadaan pasien stabil dan dapat diajak
berinteraksi.
2) Speech therapyMembantu memulihkan kemampuan berbahasa dan
bekomunikasi penderita stroke dengan latihan bicara sehingga
penderita stroke dapat kembali berkomunikasi dengan orang lain. 3)
Occupational therapyMenggunakan aktivitas terapeutik dengan tujuan
mempertahankan atau meningkatkan komponen kinerja okupasional
(senso-motorik, persepsi, kognitif, sosial, dan spiritual) dan area
kerja kinerja okupasional (perawatan diri, produktivitas, dan
pemanfaatan waktu luang). Dengan kata lain, ahli terapi okupasi
membantu penderita stroke untuk melakukan aktivitas sehari-hari
(seperti mandi, makan, minum, BAB/BAK, berpakaian, dll), dan juga
membantu penderita agar dapat berinteraksi kembali dengan
lingkungan sekitarnya (mengelola rumah tangga, merawat orang lain,
dan rekreasi/pemanfaatan waktu luang untuk dirinya). 4) Social
workerMemperbaiki atau mengembangkan interaksi antara penderita
dengan lingkungan sosialnya sehingga penderita dapat kembali ke
lingkungan dengan baik.5) PsikologisMembantu penderita stroke yang
cacat agar dapat menyesuaikan diri secara emosional terhadap
lingkungannya dan keadaan cacatnya, sehingga ia dapat memberikan
makna pada kehidupannya dengan penuh arti.Kontra Indikasi Penyakit
sistemik yang berata. Insufisiensi jantung dengan dekompensasib.
Angina pektorisc. Gagal jantung akutd. Reuma fase akut Gangguan
mental yang beratPrinsip dasar rehabilitasi : Pemilihan penderita
yang seksama Mulailah sedini mungkin Harus sistematis Meningkatkan
secara bertahap Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik sesuai
defisit yang ada.PENCEGAHANDengan mengetahui faktor-faktor risiko
dari stroke, maka ada beberapa cara untuk mencegah stroke, antara
lain : 1. Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal
paling penting untuk mengurangi risiko stroke adalah untuk menjaga
tekanan darah terkendali. Berolahraga, mengelola stres, menjaga
berat badan yang sehat, dan membatasi asupan natrium dan alkohol
adalah cara-cara untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol.
Selain dengan perubahan gaya hidup, dapat juga dengan mengkonsumsi
obat anti hipertensi, seperti diuretik, angiotensin-converting
enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin reseptor blocker. 2.
Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan. Makan rendah kolesterol
dan lemak, terutama lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri.
Selain itu, dapat juga dengan mengkonsumsi obat penurun
kolesterol.3. Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko
stroke. 4. Kontrol diabetes mellitus. Kita dapat mengelola diabetes
dengan diet, olahraga, pengendalian berat badan dan pengobatan.
Kontrol ketat gula darah dapat mengurangi kerusakan otak jika
mengalami stroke. 5. Menjaga berat badan yang ideal. Kelebihan
berat badan lain yang memberikan kontribusi pada faktor-faktor
risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan
diabetes mellitus. 6. Berolahraga secara teratur. Latihan aerobik
mengurangi risiko stroke dalam banyak cara. Olahraga dapat
menurunkan tekanan darah, meningkatkan high density lipoprotein
(HDL) kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
pembuluh darah dan jantung. Hal ini juga membantu menurunkan berat
badan, mengendalikan diabetes dan mengurangi stres. Olah raga
secara bertahap sampai 30 menit seperti berjalan, joging, berenang
atau bersepeda jika tidak setiap hari, 1 hari dalam seminggu.7.
Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Juga dapat meningkatkan kecenderungan darah membeku, yang dapat
meningkatkan risiko stroke iskemik. Menyederhanakan hidup,
berolahraga dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi
stres. 8. Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama
sekali. Alkohol dapat menjadi faktor risiko stroke. Konsumsi
alkohol meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan stroke iskemik
dan perdarahan. 9. Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak
obat, seperti kokain, yang menjadi faktor risiko untuk TIA atau
stroke.
KESIMPULAN
Iskemia otak apapun sebabnya akan menyebabkan perubahan kompleks
yang dapat bersifat umum seperti diaschisis, dan perubahan regional
karena lumpuhnya autoregulasi, terbentuknya daerah penumbra, luxury
perfusion serta nekrosis iskemik. Di tingkat seluler jika iskemia
terjadi pada derajat sangat berat akan menimbulkan kerusakan total
sel akibat kegagalan energi secara langsung. Sedangkan pada iskemia
transient, sel-sel di daerah penumbra dapat berfungsi normal
kembali, kecuali pada sebagian sel di daerah sistim limbik dan
ganglia basal yang disebut sebagai neuron-neuron dengan
vulnerabilitas selektif terhadap iskemia (selective neuronal
vulnerability) akan mati secara bertahap, tergantung kepada
iskemia. Walaupun demikian kondisi iskemia seharusnya dapat diatasi
dengan baik. Edema serebri pada infark otak dapat terjadi jika
daerah iskemia luas (biasanya hemisfer) diawali oleh edema
sitotoksik dan diikuti oleh edema vasogenik.Gejala klinik akibat
stroke iskemik tergantung kepada lokasi kelainan dan prognosis
penderita sangat tergantung terutama kepada kecepatan pertolongan
saat therapeutic window, yaitu 6 8 jam setelah awitan. Apabila bisa
ditangani dengan baik maka daerah penumbra akan dapat diselamatkan
sehingga infark tidak bertambah luas.Dalam menghadapi kasus stroke,
langkah pertama yang harus dikerjakan adalah menentukan lebih
dahulu jenis strokenya. Meskipun alat CT-Scan belum tersebar rata,
sebaiknya kita dapat membedakan antara stroke hemoragis dan non
hemoragis berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang ada. Rehabilitasi
untuk penderita stroke harus dikerjakan sedini mungkin dengan
mengingat kontra indikasi yang ada.Peran keluarga sangat penting
dalam program rehabilitasi ini. Motivasi, komunikasi, dan dorongan
moril dari keluarga dapat mempercepat proses penyembuhan.Oleh
karena itu, pertolongan terpadu dan rasional secara cepat, tepat
dan cermat akan menurunkan mortalitas dan morbiditas sehingga akan
meningkatkan kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA
1. Misbach, Jusuf. STROKE Aspek Diagnostik, Patofisiologi,
Manajemen. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.1999.2. Perdossi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia). Guideline Stroke. Edisi Revisi. Jakarta. 2011.3.
Sofwan, Rudianto. Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer. 2010.4. Guideline Stroke 2004, seri Ketiga,
Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri, Perhimpunan Dr.
Sp.Saraf Indonesia PERDOSSI5. http://www.emedicine.com/ Stroke,
Hemorrhagic Article by Denise Nassisi, MD.mht 6.
http://www.emedicine.com/ Stroke, Ischemic Article by Joseph U
Becker, MD.mht
STATUS PASIEN
Nama Pasien: Tn. A.R.S. Masuk : 11 Mei 2015Umur : 64 tahun
Keluar: -Jenis Kelamin: Laki-LakiMeninggal: 17 Mei 2015Pendidikan:
SMA DPJP: dr. Tumpal A. Siagian, Sp.SPekerjaan: Pensiunan Co -
assistant : Gilbert R.S. TapilatuAgama : Kristen Alamat: Perum
Candra Baru RT06/01, Jati Rahayu, Pondok Gede
ANAMNESA IGD, tanggal 11 Mei 2015
AutoanamnesaKeluhan Utama: Lemas separuh badan sebelah
kanan.Keluhan Tambahan: Bicara pelo
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasien datang dengan keluhan lemas separuh badan sebelah kanan
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tiba-tiba dialami
pada saat sedang beraktivitas, keluhan seperti ini baru pertama
kali dialami. Keluhan dirasakan semakin memberat. Selain itu pasien
mengaku bicara pelo (+) sakit kepala (+) pusing berputar (-)
mual(+) muntah (-) kejang (-) penglihatan double (-) kesemutan
separuh badan (-) tersedak saat makan minum (-) . Untuk mengurangi
keluhan, pasien telah berobat ke RS UKI & telah mendapatkan
obat tetapi tidak kunjung sembuh. Riwayat tekanan darah tinggi
& kencing manis disangkal. Kebiasaan merokok (+)
PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran :
Composmentis ( GCS : E4 M6 V5 )Tekanan Darah: 170/90 mmHgNadi : 80
x/menitSuhu : 36,3oC (axilla) Respirasi : 20 x/menit
(reguler)Bentuk badan : AtletikusGizi : CukupWarna Kulit : Sawo
matangKuku : Sianosis (-)Turgor : NormalKelenjar getah bening:
Tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)Arteri karotis: Palpasi kanan
= kiriAuskultasi : Bruit -/-
PEMERIKSAAN REGIONAL Kepala : NormocephaliCalvarium: Tidak ada
kelainan Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : Cavum nasi lapang, sekret - / -Mulut : Tidak ada
kelainanTelinga : Lubang telinga lapang, serumen - / - Toraks :
Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri Jantung : Bunyi
jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)Paru-paru : BND
vesikuler, ronki - / -, wheezing - / - Abdomen : Tampak datar,
teraba supel, bising usus (+) 3x/menit Hepar : Tidak teraba
membesarLien : Tidak teraba membesarVesika urinaria : Dalam batas
normal Genitalia esksterna : Tidak diperiksa Ekstremitas : Akral
hangat, oedem (-) di keempat ekstremitas Nyeri ketok : Tidak
ada
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen Kaku kuduk : - Brudzinski I: - Brudzinksi
II: - / - Kernig : - / - Laseque : > 700 / >7002. Gangguan
Nervus Cranialis
N I (Olfaktorius): Cavum nasi: Lapang / Lapang Tes penghidu:
Normosmia
N II (Optikus) : Visus kasar : Baik / Baik Lihat warna : Baik,
buta warna (-) Lapangan pandang : Luas Funduskopi : Tidak
dilakukan
N III, IV, VI (Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusen) Sikap bola
mata : Simetris Ptosis : - / - Strabismus : - / - Eksopthalmus : -
/ - Enopthalmus : - / - Diplopia : - / - Deviasi konjugae : - / -
Pergerakan bola mata : Baik, ke segala arah Pupil : Bentuk: Bulat
Ukuran: 3 mm / 3 mm Isokor / anisokor: Isokor Letak: Ditengah Tepi:
Rata Kanan Kiri Reflek cahaya : Langsung : (+) (+) Tidak langsung :
(+) (+) Reflek akomodasi : +
N V (Trigeminus) Motorik : Membuka dan menutup mulut :
BaikGerakan rahang : BaikMenggigit ( Palpasi ): Baik- Sensorik:
Raba : kiri=kanan Nyeri : kiri=kanan Suhu : kiri=kanan- Refleks :
Kornea : + / +Maseter : +
N.VII (fasialis) Sikap wajah ( saat istirahat ) : Simetris
Mimik: Biasa Angkat alis : Baik Kerut dahi : Baik Lagoftalmus : - /
- Kembung Pipi: Baik Menyeringai : Sulcus nasolabialis mendatar ke
kanan Rasa kecap 2/3 depan lidah : Baik Gejala Chovstek: -
N VIII (Vestibulokokhlearis) Vestibularis :Nistagmus: -Vertigo :
- Kokhlearis : Kanan KiriSuara bisik: baikbaikGesekan jari :
baikbaikTes Rinne: (+) (+) Tes Weber: Tidak ada lateralisasiTes
Swabach: Sama dengan pemeriksa
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) Arcus faring : Simetris Uvula:
ditengah Palatum mole: Intak Disfoni: - Disfagi: - Disatria: (+)
Refleks faring: (+) Refleks okulokardiak: (+) / (+) Refleks sinus
karotikus: (+) / (+)
N .XI (Asesorius) Menoleh : Baik Angkat bahu : Baik
N XII (Hipoglosus) Sikap lidah dalam mulut : Simetris, baik
Julur lidah : Ditengah Tenaga otot lidah: kiri=kanan Tremor : -
Fasikulasi : - Atrofi: -
3. MOTORIK Motorik Derajat kekuatan otot: 4444 5555 4444 5555
Tonus: Normotonus Trofi: Eutrofi Gerakan spontan abnormal : - 4.
KOORDINASI Statis : -Duduk: Baik -Berdiri: Tidak dilakukan
-Berjalan: Tidak dilakukan Dinamis : Telunjuk Telunjuk : (-) pada
koordinasi gerakan lengan kanan Telunjuk hidung: (-) pada
koordinasi gerakan lengan kanan Tumit lutut: (-) pada koordinasi
gerakan tungkai kanan Tes Romberg : Tidak dilakukan Diadokokinesis:
- Disartria: +
5. REFLEKS Refleks tendo :- Bisceps: ++/++- Triceps: ++/++- KPR:
++/++- APR: ++/++
Refleks patologis : Babinski : - / - Chaddock : - / - Oppenheim
: - / - Gordon : - / - Schaffer : - / - Hoffman Trommer : - / -
Klonus lutut: - / - Klonus kaki: - / -
6. SENSIBILITAS Eksteroseptif Raba: kiri=kanan Nyeri: kiri=kanan
Suhu: kiri=kanan Propioseptif Rasa sikap : kiri=kanan Rasa getar :
kiri=kanan Rasa gerak dan arah : Baik7. VEGETATIF Miksi : Baik
Defekasi : Baik Saliva: Baik Keringat: Baik
8. FUNGSI LUHUR - Memori : Baik - Bahasa : Baik - Afek dan emosi
: Baik - Kognitif : Baik - Visuospasial: Baik
RINGKASAN
Pasien laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan lemas separuh
badan sebelah kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
tiba-tiba dialami pada saat sedang beraktivitas, keluhan seperti
ini baru pertama kali dialami. Keluhan dirasakan semakin memberat.
Selain itu pasien mengaku bicara pelo (+) sakit kepala (+) pusing
berputar (-) mual(+) muntah (-) kejang (-) penglihatan double (-)
kesemutan separuh badan (-) tersedak saat makan-minum (-). Untuk
mengurangi keluhan, pasien telah berobat ke RS UKI & telah
mendapatkan obat tetapi tidak kunjung sembuh. Riwayat tekanan darah
tinggi & kencing manis disangkal. Kebiasaan merokok (+)
Dari pemeriksaan fisik didapatkan : Tekanan Darah: 170/90
mmHgNadi : 80 x/menitSuhu : 36,3oC (axilla) Respirasi : 20 x/menit
(reguler)Bentuk badan : AtletikusGizi : CukupWarna Kulit : Sawo
matangKuku : Sianosis (-)Turgor : NormalKelenjar getah bening:
Tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)Arteri karotis: Palpasi kanan
= kiriAuskultasi : Bruit -/-
Nervus Cranialis N VII Menyeringai : Sulcus nasolabialis kanan
lebih mendatar dari kiri N IX, XDisartria: (+)
MOTORIKDerajat kekuatan otot: 4444 5555 4444 5555
Laboratorium:Tanggal 11 Mei 2015 Hematologi (darah) H2TL Hb: 14,8
g/dlLeukosit: 9,7 ribu/ul Ht: 45,7 %Trombosit: 278 ribu/ul - Kimia
klinik (darah)Gula Darah Sewaktu (GDS) :156 mg/dlGula Darah
Puasa:148 mg/dlGula 2jam PP:193 mg/dlKolesterol Total:161
mg/dlTrigliserida:191 mg/dlKolesterol HDL:43 mg/dlKolesterol
LDL:106 mg/dlSGOT:15 u/lSGPT:18 u/l- Elektrolit (Na, K, Cl)
Natrium: 144 mmol/L Kalium: 4,4 mmol/L Clorida: 104 mmol/L
- UK (Ureum, Kreatinin)Ureum darah: 56 mg/dlKreatinin darah :
2,62 mg/dlAsam Urat: 7,8 mg/dl
Hasil CT Scan Kepala, potongan axial tanpa kontras:Tulang-tulang
baikTampak lesi hipodens frontalis bilateralMid line ditengahSulci
& ventrikel lebarSela tursika; bentuk, ukuran baikKalsifikasi
plexus ; pinealInfratentorial baik Kesan: infark iskhemik,
frontalis bilateral
DIAGNOSA:Klinis: Parese N.VII dextra tipe sentral dextra +
Parese N IX,X + Hemiparese dextraTopis: Korteks SerebriEtiologi:
Stroke Non Hemoragik
DIAGNOSA BANDING : Stroke Hemoragik
TERAPI IGD Pro Rawat InapDiet: Lunak, RGIVFD: I RL + Neurobion 1
amp. /24 jam Mm/: Nerilin 2 x 500 mg(PO) Aspillet1 x 80 mg(PO)
Omeprazole1 x 20 mg(PO) Allopurinol1x 100 mg(PO)Rencana consul
interna
Anjuran Pemeriksaan IGD Pemeriksaan Lab. Darah : H2TL,
elektrolit, kimia darah, ureum-creatinin Pemeriksaan EKG CT Scan
kepala tanpa kontras
Prognosis:- Ad vitam: dubia - Ad sanationum: dubia ad bonam- Ad
fungsionum: dubia ad bonam
2