Abstrak Latar belakang Tujuan dari penjahitan luka adalah untuk menghubungkan bagian dari tubuh yang terbuka untuk mempercepat proses penyembuhan. Tetapi apabila dalam proses penjahitan luka tersebut terjadi kesalahan maka hal itu dapat menimbulkan suatu komplikasi yang justru akan memperparah luka tersebut. Presentasi kasus Seorang laki-laki berumur 41th berinisial NZ mengalami kecelakaan tabrak lari oleh seorang pengemudi taksi saat dalam perjalanan dari bogor menuju depok untuk mengunjungi rumah temannya sekitar pukul 17.00. Kecelakaan tersebut menyebabkan jari tengah NZ mengalami luka robek karena terjepit stang motor. NZ diantar temannya berobat ke UGD RS BY pada pukul 20.15 karena NZ mengalami demam. Luka NZ dibersihkan dan dijahit 10 jahitan dengan menggunakan benang 2/0 dan diberi obat untuk diminum. Diskusi Proses penjahitan itu memang akan terasa sangat menyakitkan, tetapi tindakan ini harus tetap dilakukan demi mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi. Proses penjahitan luka biasanya diawali dengan pembersihan luka yang kemudian diikuti dengan tindakan anastesi atau pembiusan lalu dilakukan penjahitan dengan menggunakan jarum dan benang yang sesuai. Setelah penjahitan selesai kemudian luka ditutup dengan menggunakan kasa steril. Dalam proses panjang tersebut 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Abstrak
Latar belakang
Tujuan dari penjahitan luka adalah untuk menghubungkan bagian dari tubuh yang terbuka untuk
mempercepat proses penyembuhan. Tetapi apabila dalam proses penjahitan luka tersebut terjadi
kesalahan maka hal itu dapat menimbulkan suatu komplikasi yang justru akan memperparah luka
tersebut.
Presentasi kasus
Seorang laki-laki berumur 41th berinisial NZ mengalami kecelakaan tabrak lari oleh seorang pengemudi
taksi saat dalam perjalanan dari bogor menuju depok untuk mengunjungi rumah temannya sekitar pukul
17.00. Kecelakaan tersebut menyebabkan jari tengah NZ mengalami luka robek karena terjepit stang
motor. NZ diantar temannya berobat ke UGD RS BY pada pukul 20.15 karena NZ mengalami demam.
Luka NZ dibersihkan dan dijahit 10 jahitan dengan menggunakan benang 2/0 dan diberi obat untuk
diminum.
Diskusi
Proses penjahitan itu memang akan terasa sangat menyakitkan, tetapi tindakan ini harus tetap dilakukan
demi mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi. Proses penjahitan luka biasanya
diawali dengan pembersihan luka yang kemudian diikuti dengan tindakan anastesi atau pembiusan lalu
dilakukan penjahitan dengan menggunakan jarum dan benang yang sesuai. Setelah penjahitan selesai
kemudian luka ditutup dengan menggunakan kasa steril. Dalam proses panjang tersebut tentu saja bisa
terdapat kesalan pada salah satu tahapan yang dapat menyebabkan komplikasi tambahan pada luka
trauma. Komplikasi yang mungkin terjadi biasanya berupa : overlapping, nekrosis, infeksi, perdarahan,
hematom, dll. Dan untuk mencegah hal-hal tersebut maka setiap dokter mempunyai kewajiban untuk
mengetahui SOP penjahitan luka.
Kesimpulan
Proses penjahitan luka pada pasien trauma adalah salah satu tindakan yang sangat membantu
penyembuhan dan juga mencegah terjadinya infeksi pada luka terbuka. Dan untuk mencegah komplikasi
dan kesalahan-kesalahan dari tindakan penjahitan maka seorang dokter harus mengetahui dengan pasti
standar prosedur penjahitan luka.
1
Latar Belakang
Luka adalah Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh yang di akibatkan
dari penekanan, penarikan, gesekan, dan perputaran. Kerusakan jaringan yang terjadi tergantung
tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya, tetapi juga tergantung pada target jaringannya.
Banyak sekali jenis luka yang dapat terjadi pada saat trauma. Contoh salah satunya adalah luka
robek atau yang biasa disebut dengan istilah vulnus laseratum.
Dalam setiap kejadian trauma khususnya pada trauma kecelakaan tentunya tindakan hampir
selalu dilakukan adalah tindakan hecting atau penjahitan luka. Tindakan ini dilakukan pada luka
terbuka dan dengan tujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terpisah.
Presentasi Kasus
Identitas pasien
1. Nama : NZ
2. Jenis Kelamin : pria
3. Tanggal lahir : 19-03-1970
4. Umur : 41 tahun
5. No.RM : 27-03-69
6. Alamat : kp. Stankley Rt 04 Rw 06. Baji Timur. Bogor
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : wiraswasta
9. Status pernikahan : menikah
2
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Demam
2. Keluhan Tambahan :Nyeri yang disertai luka robek pada jari tengah tangan
kanan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan jari
tengah tangan kanannya terjepit stang motor dan mengalami luka robek yang cukup dalam
4. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada
5. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : komposmentis
3. Ukuran luka : 3x2x0,5 cm
4. Pergerakan jari : (+)
Diagnosis kerja
Vulnus laseratum pada jari tengah phalang distal dextra
Penatalaksanaan
1. Pembersihan luka / antiseptic
2. Penjahitan luka / hecting
3. Pembalutan luka dengan kasa steril
4. Pemberian obat untuk diminum : cefat 2x100mg
Mefinal 2x500mg
3
Prognosis
Dubia ad bonam
Setelah mendapat tindakan UDG pasien terlihat lebih baik serta luka robek yang pasien alami
tidak menimbulkan cacat atau keterbatasan pergerakan saat luka sudah sembuh sempurna.
Diskusi
Jenis penjahitan luka :
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses
penyembuhan sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan
menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong
setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.
Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak
terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang
simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.
Jenis benang yang biasa digunakan :
1. Seide (Silk/Sutra): Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan
perekat, tidak diserap oleh tubuh. Benang harus dibuka kembali
2. Plain Catgut: Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7–10 hari
dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil,
menjahit subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil.
4
3. Chromic Catgut: Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai
20 hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar
dibandingkan dengan plain catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan.
Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran
Fasia semua 2,0-1
Otot semua 3,0-0
Kulit Tak terserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Cromic catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutra atau kapas 3,0
Usu halus Curgat , sutra, kapas, 2,0-3,0
Usus besar Cromic catgut 4,0-0
Tendon Tak terserap 5,0-3,0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0
Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0
Bedah mikro Tak terserap 7,0-11-0
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penjahitan luka:
Alat
1. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi ujungnya
( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu atraumatic tissue forceps dan dressing
forceps.
2. Scalpel handles dan scalpel blades
5
3. Dissecting scissors ( Metzen baum )
4. Suture scissors
5. Needleholders
6. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle , bentuk segitiga dan bentuk bulat
7. Sponge forceps (Cotton-swab forceps)
8. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( Pean) dan ujung bergigi (Kocher)
9. Towel clamps
Bahan
1. Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )