Case Industri 1C
Case Industri 1CTetrasiklin Salep
BULETINSIMULASI PERAN INDUSTRI FARMASI (SPIF)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKERFAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS
ANDALAS
Grup 1
KelompokC
AngkatanII Tahun 2014
Zat AktifTetrasiklin HCl
Bentuk Sediaan ObatSalep
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera Barat
Pengesahan
NoUraianNama dan Tanda Tangan
1Kepala Seksi FormulasiDra. Rahmi Nofita, MS, Apt
Anggota Seksi Formulasi1. Annajmiyatul Fitria, S.Farm
2. Nurhidayati, S.Farm
2Kepala Seksi Kemasan/RegistrasiDrs. Salman, MSi, Apt
Anggota Seksi Kemasan/registrasiReni Daniati, S.Farm
3Kepala Seksi Metode Analisis/Uji StabilitasDra. Rustini, MS,
Apt
Anggota Metode Analisis/Uji Stabilitas Rika hanim, S.Farm
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera BaratForm 1Studi
PustakaOutput: Disain Bentuk Sediaan Obat
1Identitas obata. Struktur molekul (Martindale,36)
HCl Tetrasiklin Tetrasiklin HCl
b. Rumus molekul(Martindale,36)Tetrasiklin :
C22H24N2O8Tetrasiklin HCl : C22H24N2O8HCl
c. Bobot molekul(Martindale, 36)Tetrasiklin : 444,4Tetrasiklin
HCl : 480,9
d. Pemerian (FI IV)Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, rasa
pahit, agak higroskopis, stabil di udara tetapi pada pemaparan
terhadap cahaya matahari yang kuat dan udara lembab akan menjadi
gelap.
e. PenyimpananDisimpan ditempat yang kering, terlindung dari
cahaya. Dapat beraksi dengan logam (Ca, Mg, Fe) akan membentuk
kompleks yang inaktif.
2 Sifat fisiko kimia obat(Pharmaceutical Codex)a. Titik
lebur214C
b. pKa3,3 (asam)
c. Koefisien partisi (oktanol/air)1,4 pada pH 7,4
d. Stabilitas (Martindale,36)Larutan IV Tetrasiklin HCl dengan
pH 3-5 stabil selama 6 jam tetapi potensinya menurun sebanyak 8-12%
dalam temperatur ruangan selama 24 jam. Sedangkan suspensi
Tetrasiklin HCl stabil dalam waktu sedikitnya 3 bulan pada pH 4-7.
Stabilitas bentuk padat dan serbuk dalam berbagai temperatur dan
kelembaban juga diteliti. Obat ini cukup stabil pada suhu 370 dan
kelembaban 66% dalam waktu 2 bulan tetapi potensinya hilang
sebanyak 10%. Tetapi tetrasiklin fosfat sedikit kurang stabil
dimana potensinya dapat hilang sebanyak 25-40% dan terdegradasi
menjadi toksik.
e.Kelarutan(Martindale,36)Sangat tidak larut dalam air, larut
dalam alkohol dan metanol, larut dalam larutan asam dan basa.
f. Bentuk/sifat Kristal atau amorf(Martindale,36)Berbentuk
kristal
g. Identifikasi Tetrasiklin HCl (FI IV dan FI III)a. Pada 0,5 mg
Tetrasiklin HCl ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat, terjadi warna
merah keunguan. Lalu ditambahkan 1 ml air warna merah menjadi
kuning tua.b. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
didispersikan dalam kalium bromida menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Tetrasiklin
Hidroklorida.c. Spektrum ultraviolet larutan (1 dalam 50.000) dalam
natrium hidroksida 0,25 N, 6 menit setelah penyiapan menunjukkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Tetrasiklin Hidroklorida, daya serap dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
kurang 380 nm antara 96% dan 104% dari Tetrasiklin
Hidroklorida.
3 Data farmakokinetik obat Salep ini bertujuan untuk pemakaian
topikal untuk di permukaan kulit saja, bertujuan untuk membunuh
bakteri di permukaan kulit. Sediaan ini tidak diabsorbsi dan tidak
sampai ke sistem sistemik.
4 Data farmakodinamik obata. IndikasiAntibiotik. b. Mekanisme
kerja (Farmakologi dan Terapi UI ed.5)Obat ini bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein pada ribosomnya. Tetrasiklin dapat
masuk ke sel bakteri dengan difusi pasif melalui kanal hidrofilik
dan transpor aktif. Setelah masuk, antibiotik ini akan berikatan
dengan ribosom 30 S dan mencegah ikatan tRNA-aminosil pada kompleks
mRNA ribosom sehingga menyebabkan perpanjangan rantai peptida yang
sedang tumbuh berhenti pertumbuhannya.
c. Efek sampingEfek samping yang ditimbulkan dapat terjadi
antara lain reaksi sensitivitas berupa urtikaria.
d. Kontra IndikasiTetrasiklin kontra indikasi terhadap pasien
hamil, dan pasien hipersensitif.
e. Interaksi (AHFS,2008)a. Antasid dan preparat besi Dapat
menurunkan absorpsi tetrasiklin. Untuk itu, pemberian hendaknya
dijarakkan. b. Antikoagulan oral Meningkatkan efek antikoagulan.
Untuk itu, atur dosis antikoagulan oral yang dipakai. c.
Kontrasepsi hormon Menurunkan keefektifan kontrasepsi hormon. Untuk
itu, gunakan obat kontrasepsi nonhormonal. d. Metoksifluran
Menyebabkan nefrotoksik fatal. e. Penisilin Aktivitas antimikroba
tetrasiklin akan terhambat.
f. Posologi (Martindale,36)Sediaan tetrasiklin terdiri dari
kapsul dan tablet untuk pemberian oral. Untuk pemberian parenteral
dalam bentuk larutan injeksi (oksitetrasiklin) atau injeksi kering
(tetrasiklin HCl, tigesiklin, doksisiklin, minosiklin). Sedangkan
untuk sediaan topikal dalam bentuk salep kulit 3% dan salep mata
1%. Dosis tetrasiklin oral 4 kali 250-500 mg/hari. Parenteral 300
IM mg sehari yang dibagi dalam 2-3 dosis atau 250-500 mg IV diulang
2-4 kali sehari.
5 Produk inovatora. Merek: Terramycinb. Nama pabrik: c.Bentuk
sediaan: injeksid.Kekuatan sediaan: oxytetracycline HCle. Indikasi:
infeksi saluran pernapasan, kulit dan jaringan lunak.
Serebrospinal, mata, GI, genitourinaria, infeksi bedah, dan
sistemik.f. Aturan pakai:injeksi dewasa 100 mg tiap 8-12 jam. Anak
>8 tahun 25-50 mg/kgBB/hr dalam 4 dosis terbagi. Berika pada
saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.g.Kemasan:
h. Golongan obat: Kerasi. Harga: vial 50 mg x 10 ml x 10 (Rp.
84.095)
6. Produk kompetitor (ISO,2012/2013)
NoNama merekNama pabrikBentuk sediaan yang diproduksiDosis
SediaanHarga per unit satuan
1Bufatetra Bufa Aneka Salep 3%Rp 3.500/Tube 15 g
2EnkacyclinKimia FarmaSalep3%Rp. 2.000/Tube 10 g
3ErlacyclinErela Salep 3%Rp. 2.500/Tube 10 g
4Tetrarco Armoxindo Salep 3%Rp. 11.968/Tube 10 g
5IkacyclinIkapharmindoSalep 3%Rp. 5.150/Tube 15 g
7 Bentuk sediaan obat (BSO) yang dirancang berdasarkan data di
atasa. Bentuk sediaan obat (BSO)Salep kulit
b. Alasan pemilihan BSO 1. Pertimbangan
farmasetika/biofarmasetikaSediaan yang akan dibuat adalah sediaan
salep teterasiklin karena efeknya diinginkan untuk topikal. Bentuk
sediaan ini unggul karena dapat menghindari interaksi atau gangguan
dari asam lambung. Sediaan topikal salep merupakan sediaan yang
paling stabil untuk tetrasiklin dengan tujuan efek topikal.
2. Pertimbangan farmakodinamikBentuk sediaan salep memiliki
konsistensi yang kental sehingga dapat bertahan cukup lama pada
daerah yang perlu diobati. Selain itu, sediaan ini juga dapat
langsung menyerang bakteri pada kulit yang sakit dan dapat
meminimalkan efek samping yang dapat terjadi pada sediaan oral yang
menyebar secara sistemik.
c. Dosis sediaanTetrasiklin 3%d. KemasanTetrasiklin salep
dikemas dengan tube 10 g lalu dikemas dengan box 50 tube.
e. Rencana nama merekAncyclin
8 Formula teroritisFormula No.Nama ZatJumlah Per satu unit
sediaan (10 g)Fungsi
1Tetrasiklin HCl 0,3 gZat aktif
2Vitamin E0,002 gAntioksidan
3Parafin Liquid0,4 g Basis
4Vaselin Flavum Ad 10 gBasis
9 Pembuatan produk skala lab9.1. PerhitunganNo.Nama ZatSatu
SatuanJumlah
Produksi skala industri sebanyak 100.000 tube
1Tetrasiklin HCl0,3 g30 kg
2Vitamin E0,02 g0,2 kg
3Parafin Liquid0,4 g 40 kg
4Vaselin Flavum Ad 10 gAd 100 kg
9.2. Alasan Pemilihan Bahan TambahanNo.NamaZatFungsiAlasan
1Vaselin Flavum BasisBebas dari spora oksidator dan asam yang
dapat mengiritasi kulit.
2Liquid Parafin BasisDigunakan untuk memperbaiki konsistensi
basis salep sehingga lebih lunak, selain itu penambahan parafin
cair ke dalam vaselin maka akan menghasilkan sediaan yang lembut.
Stabil pada perubahan suhu, kompatibel terhadap banyak zat aktif,
mudah digunakan, mudah menyebar, melekat pada kulit, tidak terasa
berminyak dan mudah dibersikan.
3Vitamin E Antioksidan Antioksidan digunakan agar salep tidak
mudah teroksidasi dan berbau tengik.
9.3 Skema Pembuatan Salep
Parafin liquid dan Vaselin flavum dipanaskan hingga 750 C dalam
cawan penguap yang telah dilapisi kain kassa 2 rangkapTetrasiklin
digerus, dihaluskan, diayak dengan ayakan no 100, ditimbang sesuai
kebutuhan.
Dimasukkan ke dalam Mixer + Vitamin E, Mixer dihidupkan dengan
kecepatan 10 rpm sampai homogenDisaring dengan kain kassa tersebut,
diduk sampai agak dingin (suhu 500 C)
Dimasukkan basis ke mixer sebanyak zat aktif, dikocok hingga
homogen, homogenizer dihidupkan selama 20 menit
Sisa basis dimasukkan sedikit demi sedikit selagi mixer hidup,
mengocok dan homogenizer diteruskan selama 30 menit
Homogenizer distop namun tetap mixer dilanjutkan 10 rpm 5 menit,
mixer distop, didinginkan.
Sediaan dikemas, dimasukkan ke tube dengan mesin pengisi tube,
tube ditutup dengan mesin penutup tube, dasar tube ditekuk dan
diberi etiket.
10 Evaluasiprodukskalalaba. Uji Organoleptisb. Uji Homogenitasc.
Uji Daya Sebard. Uji Daya Lekate. Uji Viskositasf. Uji pH
Pengesahan
UraianNamaTanda Tangan
Disusun oleh Anggota Seksi Formulasi1. Annajmiyatul Fitria, S.
Farm2. Nurhidayati, S. Farm
Disetujui oleh Kepala Seksi FormulasiDra. Rahmi Nofita, MS,
Apt
Form 2Pengembangan Metoda AnalisisOutput : Metoda Uji Mutu
Produk Ruahan
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera Barat
Evaluasi Fisik Organoleptis (Teknologi farmasi liquid & semi
solid)- Bau: Tidak berbau- Warna: Kuning
Homogenitas (Teknologi farmasi liquid & semi
solid)Prosedur:Diambil sampel sebanyak 0,10 g. diletakkan pada
bagian atas objek glass, yang bagian bawahnya terdapat goresan
tanda silang atau tanda silang yang diberi warna.Diratakan salep
dengan bantuan objek glass lainnya dan diamati pada perbesaran 100
kali. Dimantapkan objek glass sehingga tanda silang tepat berada
ditengah-tengah pandangan mikroskopik.Hasil :metode l : pada
kondisi ini, setiap bidang pandangan diperbolehkan ada maksimum 1
partikel dengan ukuran lebih besar daripada 60 m. Jika salep tidak
memenuhi persyaratan ini, pengujian diulangi dan dievaluasi metode
ll.metode ll : pada kondisi ini, setiap bidang pandangan tidak
diperbolehkan ada partikel dengan ukuran lebih besar daripada 60 m
dan minimal 80% partikel tidak menunjukkan ukuran lebih besar
daripada 40 m.
ViskositasDengan menggunakan Viscometer Brookfield RV.Sediaan
dimasukkan ke dalam gelas piala sampai mencapai volume 200 ml, lalu
spindel diturunkan hingga batas spindel tercelup kedalam sediaan.
Selanjutnya alat dinyalakan dengan menekan tombol on. Kecepatan
spindel diatur berturut-turut pada 2, 4, 10, 20 rpm, lalu dibalik
20, 10, 4, 2 rpm, kemudian dibaca skalanya (dial reading) dimana
jarum merah yang bergerak telah stabil. Nilai viskositas dalam
centipoise diperoleh dari hasil perkalian skala baca dengan faktor
koreksi khusus untuk masing-masing kecepatan spindel. Sifat aliran
diperoleh dengan membuat kurva antara tekanan geser terhadap
kecepatan geser.
Evaluasi konsistensiDitentukan dengan bantuan batang pengaduk
berskala dengan cara :Dibiarkan batang pengaduk jatuh bebas dari
ketinggian tertentu kedalam salep melalui pipa gelas.Dilihat
kedalaman penetrasi batang pengaduk.
Evaluasi daya sebarProsedur:Di letakkan sejumlah zat di atas
kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama
dan ditingkatkan bebannya serta diberi rentang waktu 12 menit,
kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban,
saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara
teratur).
Uji akseptabilitas sediaan.Dilakukan pada kulit, dengan berbagai
orang yang diberi suatu quisioner di buat suatu kriteria yaitu
kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan,
kemudahan daya pencucian. Dari data tersebut dibuat skoring untuk
masing-masing criteria, misalnya untuk kelembutan agak lembut,
lembut, sangat lembut.
Uji stabilitas salepDilakukan uji percepatan dengan:- Agitasi
atau sentrifugasi (mekanik) (lachman,1999)Prosedur:Sediaan
disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (+ 3000 RPM).Diamati adanya
pemisahan atau tidak. Hasil : Tidak terjadi pemisahanMenurut Becher
: Sentrifugasi 3750 rpm, radius 10 cm, 5 jam sebanding dengan efek
gravitasi 1 tahun, ultrasentrifugasi 25000 rpm atau lebih sebanding
dengan efek yang diamati selama umur normal emulsi/krim.-
Manipulasi suhu (termik) Lachman,1999Prosedur: Salep dioleskan pada
kaca objek dan dipanaskan pada suhu 30, 40, 50, 60 dan 70oC. Amati
dengan bantuan indikator (ex: Sudan merah) mulai suhu berapa
terjadi pemisahan. Makin tinggi suhu, salep makin stabil.
Uji kebocoran Tube (depkes RI 1995)Prosedur:- Dipilih 10 tube
salep. Dibersihkan dan dikeringkan permukaan luar tiap tube dengan
kain penyerap. Tube diletakkan tube pada posisi horizontal di atas
lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu diatur pada 600+ 3o
selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama
atau setelah pengujian selesai (abaikan bekas salep yang
diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari
tube atau dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau
dari bagian ulir tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada satu
tube tidak lebih dari satu tube, pengujian diulangi dengan tambahan
20 tube. Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun kebocoran
diamati dari 10 tube pertama, atau kebocoran yang diamati tidak
lebih dari satu dari 30 tube yang diuji.
Isi minimum (depkes RI 1995)Prosedur: Diambil contoh sebanyak 10
wadah berisi zat uji, dihilangkan semua etiket yang dapat
mempengaruhi bobot pada waktu isi wadah dikeluarkan. Dibersihkan
dan dikeringkan dengan sempurna bagian luar wadah dan timbang
satu-persatu. Dikeluarkan seluruh salep dari masing-masing wadah,
potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan pelarut yang sesuai,
hati-hati agar tutup dan bagian wadah lain tidak terpisah.
Dikeringkan dan ditimbang kembali masing-masing wadah kosong
beserta bagian-bagiannya. Perbedaan antara kedua penimbangan adalah
bobot bersih isi wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah
tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket, dan tidak satu
wadahpun yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang
tertera pada etiket untuk bobot 60 g atau kurang. Jika persyaratan
ini tidak dipenuhi, ditetapkan bobot bersih isi 20 wadah tambahan.
Bobot bersih rata-rata isi dari 30 wadah tidak kurang dari bobot
yang tertera pada etiket, dan hanya satu wadah yang bobot bersih
isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk
bobot 60 g atau kurang.
Evaluasi Kimia1. Evaluasi pH (depkes RI,1995)Prosedur:Evaluasi
pH menggunakan alat pH meter, dengan cara: Diambil satu tube salep
secara acak, dikeluarkan seluruh isinya dan ditimbang dilarutkan
isi salep dengan air bebas karbondioksida sebanyak 3 ml tiap gram
salep sehingga didapat kandungan zat aktif 10 mg per ml. pH antara
1,8 dan 2,8 (FI Ed IV) Dicelupkan alat pH meter kedalam larutan,
amati hasil pengukuran pH antara 1,8 dan 2,8 (FI Ed IV)
2. Penetapan Kadar Zat aktif (USP,30)Pelarut pengencer Dibuat
campuran 680 ml amonium oksalat 0,1 M dan 270 ml dimetilformamida
P. Fase gerak Dibuat campuran 680 ml amonium oksalat 0,1 M dan 270
ml dimetilformamida P dan 50 ml amonium fosfat dibasa 0,2 M. Jika
perlu atur pH 7,6 sampai 7,7 menggunakan amonium hidroksida 3 N
atau asam fosfat 3 N. Disaring melalui penyaring membran dengan
porositas 0,5 m atau lebih halus. Larutan resolusi Buat larutan
dalam pelarut pengencer yang mengandung lebih kurang 100 g
tetrasiklin hidroklorida dan 25 g 4-epianhidrotetrasiklin
hidroklorida BPFI per ml.Larutan uji diambil secara tepat salep
yang mengandung tetrasiklin hidroklorida setara dengan 300 mg (10 g
salep). Dimasukkan kedalam erlenmeyer bertutup, ditambahkan
sikloheksana 20 ml dan kocok. ditambahkan 35 ml metanol dan
homogenkan selama 20 menit. Dimasukkan larutan kedalam labu ukur
100 ml dan dibilas erlenmeyer dengan 40 ml metanol, disaring air
bilasan erlenmeyer dengan penyaring ke labu ukur. Dilarutkan dengan
metanol hingga tanda batas volume dan kocok..diambil 2 ml dari
larutan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan
pelarut pengencer sampai batas tanda dan kocok.Larutan baku
dilarutkan secara tepat sejumlah tetrasiklin hidroklorida BPFI
dalam metanol hingga didapat konsentrasi sekitar 1
mg/ml.Dipindahkan 6 ml larutan ke dalam labu ukur dan dilarutkan
dengan pelarut pengencer hingga batas tanda dan kocok. Larutan ini
mengandung sekitar 0,12 mg/ml tetrasiklin hidroklorida BPFI .
Sistem kromatografi Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi
dengan detektor 280 nm, kolom pelindung 4,6 mm x 3 cm berisi bahan
pengisi L7 10 m, dan kolom analisis 4,6 mm x 25 cm berisi bahan
pengisi L7 5 m sampai 10 m. Laju aliran lebh kurang 2 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap larutan resolusi dan rekam respon
puncak seperti yang tertera pada prosedur: waktu retensi relatif
4-epianhidrotetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut lebih kurang
0,9 dan 1,0 dan resolusi R antara puncak 4-epianhidrotetrasiklin
dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 1,2. lakukan kromatografi
terhadap larutan baku, rekam respon puncak seperti yang tertera
pada prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0%.Prosedur disuntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20l) larutan baku dan larutan uji kedalam
kromatograf, ukur respon puncak utama. Hitung jumlah dalam g,
C22H24N2O8.HCl, per mg tetrasiklin hidroklorida yang digunakan
dengan rumus:2,5 CP (ru/rs)
C adalah kadar tetrasiklin hidroklorida BPFI dalam mg per ml
larutan baku; P adalah potensi tetrasiklin hidroklorida BPFI dalam
g per mg; ru dan rs berturut-turut adalah respon puncak yang
diperoleh dari larutan uji dan larutan baku.
Evaluasi BiologiUji Potensi AntibiotikDilakukan dengan
menggunakan metoda lempeng.Prosedur:1. Suspensi bakteri yang harus
homogen disiapkan dalam Nutrien broth yang berumur 18-24 jam.2.
Pembenihan nutrien agar disiapkan dengan cara melarutkan sejumlah
tertentu nutrien agar dalam aquades kemudian disterilkan dalam
otoklaf selama 15 menit pada 12oC.3. Sediaan dimasukkan ke dalam
labu ukur sebanyak 100 mg (mengandung 3 mg Tetrasiklin HCl),
dilarutkan dengan sedikit pelarutnya. Kemudian ditambahkan air
suling steril sampai tanda batas. 4. Pengenceran direncanakan
terhadap larutan sampel dan larutan baku hingga didapat variasi
tiga seri dosis yang diinginkan (0,5 g/ml, 0,25 g/ml dan 0,125 g/ml
).5. Larutan inokulum dibuat dengan cara memasukkan suspensi biakan
bakteri kedalam nutrien agar yang telah disterilisasi. Dalam
keadaan masih cair, nutrien agar yang telah mengandung suspensi
bakteri tersebut dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptis
sebanyak 20 ml. Dibiarkan sampai membeku.6. Permukaan dasar cawan
dibagi menjadi empat area sama besar. Diberi label masing-masing
area tersebut tergantung variasi seri dosis yang akan digunakan7.
Dibuat enam cetakan reservoir (lubang) pada masing-masing cawan
petri dengan menggunakan perforator secara aseptis. Resevoir
tersebut dibuat dengan cara membuang agar yang ada dalam cetakan
reservoir tersebut menggunakan spatel. Hasil buangan tersebut
dimasukkan ke dalam larutan desinfektan yang telah disediakan.8.
Larutan sampel dan baku pada masing-masing reservoir dimasukkan
sesuai dosis yang ditentukan dengan menggunakan mikropipet secara
aseptis.9. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37C
selama 18 24 jam.10. Diukur dan dicatat diameter daerah bening
(zone lisis) yang terjadi di sekeliling reservoir yang telah
mengandung antibiotika tersebut dengan menggunakan jangka
sorong.11. Potensi antibiotik dihitung.
Pengesahan
UraianNamaTanda Tangan
Disusun oleh Bagian Metode Analisis/ Uji StabilitasRika
hanim,S.farm
Disetujui oleh Kepala Manager QA/QCDra. Rustini, MS, Apt
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera BaratForm 3 Pengembangan
KemasanOutput: Disain Kemasan
3.1 TUBE
3.2 Disain kemasan sekunderKotak Tube
ANcyclin Salep DI PRODUKSI OLEHANDALAS FARMA, TBK NETTO 10
GKomposisi:Tetrasiklin hidroklorida ..3%.indikasi:untuk Akne
vulgaris Cara pemakaian: 1 X Sehari pada malam hariANcyclin Salep
DI PRODUKSI OLEHANDALAS FARMA, TBK NETTO 10 GSimpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejukKeterangan lengkap lihat
brosurNo.Batch: 007S4M021No.Reg: DKL 1421700928 A1 Exp. Date : MEI
2017PT. BASAMO FarmaPadang-IndonesiaPT. Beryllia
FarmaPadang-Indonesia
3.3 Disain brosur
ANcyclin Salep KomposisiTiap 10 gram salep
mengandung:Tetrasiklin hidroklorida ..3%.Mekanisme KerjaObat ini
bekerja dengan cara menghambat sintesis protein pada ribosomnya.
Tetrasiklin dapat masuk ke sel bakteri dengan difusi pasif melalui
kanal hidrofilik dan transpor aktif. Setelah masuk, antibiotik ini
akan berikatan dengan ribosom 30 S dan mencegah ikatan
tRNA-aminosil pada kompleks mRNA ribosom sehingga menyebabkan
perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh berhenti
pertumbuhannya. Indikasiuntuk Akne vulgaris Kontra indikasiterhadap
pasien hamil, dan pasien hipersensitif. Efek SampingPada individu
tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi seperti urtikaria, edema
palbebra serta menjadi peka terhadap cahaya (fotosensitasi
kulit).Perhatian dan PeringatanHanya untuk pemakain luarJauhkan
dari jangkauan anak-anakDosis :1X sehari pada malam
hariPenyimpananDisimpan ditempat yang kering, terlindung dari
cahaya.Kemasan: Tube 10 g salepNo.Reg: DKL1421700928A1 PT. Andalas
Farma PADANG-INDONESIA
3.4 Disain etiket Etiket Tube
Pengesahan
UraianNamaTanda Tangan
Disusun oleh Bagian Kemasan/RegistrasiReni Daniati, S.farm
Disetujui oleh Kepala Manager ProduksiDrs. Salman, MSi, Apt
Form 4Trial Skala PilotOutput: Catatan Pengolahan BetsPT Andalas
Farma, TbkPadang, Sumatera Barat
CATATAN PENGOLAHAN BETS
Salep Tetrasiklin HCl 10 gNo.: Tanggal berlaku...
Mengganti,No.: -Tanggal berlaku-
Disusun oleh:Disetujui oleh:
Seksi Formulasi
Tanggal:Manager Produksi
Tanggal :Manager QC
Tanggal:
Kode Produk
Nama ProdukAncyclinNo. Bets
Besar Bets1 kg (100 tube)Bentuk SediaanSalep
Kemasan10 g
Tanggal mulai pengolahanTanggal selesai pengolahan
1. KomposisiA. Satuan Dasar (10 g)Tetrasiklin HCl 0,3 gVitamin E
0,002 gParafin Liquidum 0,4 gVaselin Flavum Ad 10 g
B. Jumlah yang dibutuhkan 1 batch 1 kgTetrasiklin HCl 300 mg x
100 = 30 gVitamin E 2 mg x 100 = 0,2 gParafin liquidum 400 mg x 100
= 40 gVaselin Flavum (10 x 100) (30 g + 0,2 g + 40) = 1000 g 70,2 g
= 929,8 g 2. SpesifikasiPemerian sediaan berbentuk semisolid untuk
pemakaian topikal berwarna kuning, dan tidak berbau.
3. Peralatana. Cawan penguapb. Wadah stainless steel c. Spatula
pengadukd. Mixere. Homogenizerf. Termometer g. Kain kassa
4. PenimbanganKode BahanNama BahanJumlah yang dibutuhkanJumlah
yang ditimbangNo. BatchDitimbang OlehDiperiksa Oleh
01020304
Tetrasiklin HClVitamin EParafin LiquidVaselin Flavum 30 g 200
mg40 g929,8 g30 g200 mg 48 g1115,76 g1111
5. Prosedur PengolahanA. PROSEDUR PENGOLAHAN
1. Persiapan Bahan1.1. Kebersihan tempat pencampur diperiksa Tgl
: Oleh : Paraf
2.
1.2 Pengawasan selama prosesPengawasan penimbangan zat aktif Tgl
: Maupun zat tambahan Oleh :
1.3 Pembuatan 1.3.1 Vaselin Flavum dan Parafin Liquid dipanaskan
dalam cawan penguap 750C, disaring dengan kain kassa rangkap 2,
ditunggu hingga agak dingin(suhu 500C) (M1)1.3.2 Di wadah lain,
Tetrasiklin HCl di gerus sampai halus, ayak dengan ayakan no. 100,
lalu ditimbang 30 g, dimasukkan ke mixer beserta vitamin E lalu
dikocok dengan kecepatan 10 rpm (M2)Tgl :Oleh :
3. Bahan berkhasiat2.1. Periksa kebersihan wadah Tgl : Oleh
:
4. Campuran akhir3.1. Pembuatan 3.1.2. M1 dimasukkan ke mixer
sebanyak Tetrasiklin dan Vitamin E, dikocok hingga homogen dengan
menghidupkan homogenizer 20 menit, sisa basis dimasukkan sedikit
demi sedikit sambil dikocok hingga homogen3.1.3. Homogenizer distop
namun mixer tetap dilanjutkan 10 rpm selama 5 menit lalu mixer
distop kemudian sediaan didinginkan. 3.1.4. Sediaan dikemas,
ditimbang 10 g pada perkamen, digulung, dimasukkan ke tube, lalu
perkamen dicabut dari tube, dasar tube ditekuk lalu diberi etiket.
Oleh : Tanggal : Waktu : WIB
3.2. Pengawasan selama proses - Dilaksanakan Tgl : Oleh : -
Pemerian dan bau diperiksa terhadap pembanding Hasil : sesuai
dengan standar - pH salep Hasil :
6. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi HasilDiperiksa OlehDisetujui Oleh
Hasil teoritis : Hasil nyata : Bila hasil nyata di luar batas
hasil tersebut di atas, dilakukan Penyidikan terhadap kegagalan
Supervisor pengolahanTanggal :
Manajer ProduksiTanggal :
Pemeriksaan Proses Pengolahan Peninjauan Catatan Pengolahan
Bets
Seksi Formulasi Manager Produksi Manager QCTanggal: Tanggal:
Tanggal:
Pengesahan
NoUraianNamaTanda Tangan
1Disusun olehAnggota Seksi Formulasi1. AnnajmiyatulFitria, S.
Farm 2. Nurhidayati, S. Farm
2Disetujui olehKepala Seksi FormulasiDra. Rahmi Nofita, MS,
Apt
Form 5Trial Skala PilotOutput: Catatan Pengemasan Bets
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera Barat
PROSEDUR PENGEMASAN INDUKSALEP Ancyclin
PT.Andalas Farma, Tbk Padang,Sumatera BaratCatatan Pengolahan
Bets
Salep Tetrasiklin HCl 10 gNo:Tanggal Berlaku:
MenggantiNo:Tanggal Berlaku:
Disusun Oleh:Disetujui Oleh:
Bagian Formulasi
Tanggal : Manager Produksi Manager QC
Tanggal : Tanggal :
Kode Produk
Nama ProdukAncylinNo Bets
Besar Bets1kg (100 tube)Bentuk SediaanSalep
KemasanTubeTanggal Mulai Pengolahan
Tanggal Selesai Pengolahan
1. Penerimaan bahan pengemas Kode BahanNama Bahan
PengemasJumlahNo QCJumlahParaf
DibutuhkanDiterimaDitolakDiterimaDikembalikanGudangProduksi
Tube 10gr
PP Cap 8 mm
Label 10 gr
DusLipat 10g
Label luar
Masterbox 1
Tanggal pengembalian bahan pengemas .............Paraf
supervisor pengemasan Catatan:Diperiksa oleh
Manager ProduksiTanggal :Disetujui oleh
Manager Pengawasan MutuTanggal :
2. Prosedur pengemasan primerProsedur PengisianParaf
1. Pencucian Tube - Kebersihan mesin tube diperiksa
tanggal...oleh... - Tube direndam di dalam air kira-kira 15 menit -
Tube dicuci memakai mesin pencuci tube (Merek..), Lalu dibiarkan
mengering di rak (Merek..)
2. Pengawasan selama proses- Suhu dan sirkulasi udara diperiksa
setiap 30 menit- Hasil dicatat dalam lembaran Pengawas selama
proses
3. Pengisian dan Penutupan Tube- Kebersihan mesin pengisi &
penutupTube diperiksa tanggaloleh- Salep diisikan ke dalam tube
dengan memakai mesin pengisi salep- Isi tube diperiksa (10 tube)
yang telah diisi setiap 30 menit- Hasil dicatat ke dalam lembaran
pengawas selama proses- Tutup tube dipasang PP cap 8 mm dengan
mesin penutup tube (Merek..)
4. Pengambilan contoh- Contoh dari produk ruahan
diambiltanggaloleh
3. Prosedur pengemasan sekunder Prosedur Penandaan dan
PengemasanParaf
1. Pencetakan Kode Bets pada Label Kebersihan mesin cetak
diperiksa Nomor bets dan tanggal kadaluarsa dicetak pada tiap label
dengan memakai mesin pencetak
Pengawasan selama proses: Cetakan nomor bets dan tanggal
kadaluarsa diperiksa Jumlah label yang sudah dicetak dicatat dan
dilaporkan pencetakan nomor betsnya.
2. Pencetakan Dus Lipat Kebersihan mesin cetak diperiksa
tanggal..oleh Nomor bets pada tiap dus lipat dicetak dengan memakai
mesin pencetak
Pengawasan selama proses Cetakan nomor bets dan tanggal
kadaluarsa diperiksa Jumlah dus lipat yang sudah dicetak diperiksa
dan dilaporkan pencetakan nomor betsnya
3. Melipat Brosur Kebersihan mesin cetak diperiksa tanggal..oleh
Nomor bets dicetak pada tiap dus lipat dengan memakai mesin
pencetak
Pengawasan selama proses Jumlah brosur yang sudah dilipat
dicatat dan dilaporkan pencetakan nomor bets/ pelipatannya
4. Pencetakan Label Luar Nomor bets dan tanggal kadaluarsa
dicatat di atas tiap label luar secara manual
Pengawasan selama proses Nomor bets dan tanggal kadaluarsa
diperiksa pada label luar Jumlah label luar yang sudah dicetak
dicatat dan dilaporkan pencetakan nomor betsnya
5. Penandaan Tube Kebersihan mesin label diperiksa
tanggal..oleh.. Label ditempelkan pada tube yang sudah diisi dengan
memakai mesin label
Pengawasan selama proses Jumlah label yang sudah dicetak dicatat
tetapi yang tidak terpakai dimusnahkan dan dicatat di catatan
pemusnahan
6. Pengemasan Akhir Kemas tube yang telah dilabel bersama brosur
kedalam dus lipat Dus lipat yang telah diisi dikemas ke dalam
Master Box. Karton ditandai dengan label luar Master Box ditandai
dengan label luar. Palet dilabeli dengan label KARANTINA.
Pengawasan selama proses
Jumlah tube yang selesai dan yang dikemas :tube
Jumlah dus lipat dan label luar yang sudah dicetak tetapi tidak
terpakai dan dimusnahkan menurut protap no..
Dus lipat yang tidak terpakai.buah
Label yang tidak terpakai..lembar
Pengambilan ContohContoh obat jadi diambil tanggaloleh.
7. Pengiriman ke Gudang Catat pengiriman
nojumlahtanggaloleh..
4. Hasil Obat JadiHasilKemasanJumlahSatuan
Untuk dijual Contoh pertinggal Ditolak
Hasil teoritis..
Hasil nyata..
Batas 99,5-100% dari hasil teoritis..
Jika hasil nyata diluar batas tersebut di atas, dilakukan
penyidikan terhadap kegagalan dan diberikan penjelasan di bawah
iniPenjelasan:
5. Pelulusan Oleh Pengawasan MutuNo Tanggal.. Catatan
Pemeriksaan Proses PengemasanPeninjauan Catatan Pengemasan
Bets
Bagian Formulasi
Manajer Produksi
Manajer QC
TanggalTanggal Tanggal
Pengesahan
NoUraianNamaTanda Tangan
1Disusun olehAnggota Seksi Formulasi1. AnnajmiyatulFitria, S.
Farm 2. Nurhidayati, S. Farm
2Disetujui olehKepala Seksi FormulasiDra. Rahmi Nofita, MS,
Apt
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera BaratForm 6Uji
StabilitasOutput : Metode Uji Stabilitas
A. Uji Dipercepat (Stability Guidelines WHO, 2009)
1 Alat dan kondisi uji (suhu dan kelembaban) Alat : Climatic
Chamber Kondisi : 40 C 2 C/ Kelembaban 75% RH 5% selama 6 bulan
2 Jumlah sampel ujiPengujian dilakukan untuk 3 batch. Sampling
dilakukan secara random dan dapat mewakili keseluruhan populasi.3
Metode uji Pengujian dipercepat mutu produk selama 3 sampai 6 bulan
terbagi minimal 3 kali perlakuan (bulan ke 0, 3 dan 6) dengan
kondisi yang diperberat, seperti temperatur dan kelembaban tinggi,
pemaparan cahaya dan sebagainya. Melalui uji ini, diharapkan dapat
diperkirakan stabilitas produk tertentu untuk kondisi penyimpanan
tertentu. Produk yang diuji adalah sediaan dalam kemasan primer dan
sekunder (kemasan yang akan dipasarkan). Yang dilihat adalah
perubahan bentuk fisik kemasan, sediaan, kadar zat aktif dan
sebagainya yang berhubungan dengan stabilitas sediaan.
4 Analisis data dan perhitungan umur simpan obat Data diambil
setiap sampling untuk mengetahui laju pengurangan zat aktif. Dengan
mengetahui laju reaksi dapat dihitung berapa lama zat aktif
mencapai 90% dimana obat dinyatakan expired.Lama umur simpan dapat
dihitung dengan :
Q10 = e{(Ea/R)[(1/T + 10) (1/T)]}
Q10 = K(T-10) / KT
Dimana :Q10 = umur simpanEa = energy aktifasiR = konstanta gasT
= suhu absolute.
Untuk perhitungan umur simpan pada suhu 25C dapat diukur dengan
mengetahui lama waktu simpan sedian pada pengujian dipercepat
dihitung dengan rumus :t90T2 = t90(T1) / Q10 (T2-T1)-10
t90 T2= waktu umur simpan sediaant90 T1= waktu umur simpan
sediaan diberi suhu
B. Uji on going/real time(Stability Guidelines,WHO)
1 Alat dan kondisi uji (suhu dan kelembaban) Alat : Climatic
Chamber Kondisi : Suhu 25 C 2 C/ Kelembaban 60% 5% (Kondisi
sejuk)
2 Jumlah sampel uji Pengambilan sampel sebanyak 3 batch
3 Metode uji Pada uji real time ini, uji stabilitas dilakukan
sampai waktu kadaluwarsa produk yang tertera pada kemasan.
Pengujiannya dilakukan setiap 3 bulan tahun pertama, setiap 6 bulan
pada tahun kedua dan sekali setahun pada tahun berikutnya sampai
pada waktu kadaluwarsa yang tertera.
Pengesahan
NoUraianNamaTanda Tangan
1Disusun olehAnggota Seksi Metode Analisis/Uji StabilitasRika
Hanim, S. Farm
2Disetujui olehAnggota Seksi Metode Analisis/Uji StabilitasDra.
Rustini, MS, Apt
Form 7Uji BEOutput : Protokol Singkat Uji BE
PT Andalas Farma, TbkPadang, Sumatera Barat
1 Pendahuluan (Guideline for Bioequivalence studies of Generic
Products for Topical Use, 2003) Uji bioekivalensi sediaan semisolid
biasanya terdiri dari tes dermatofarmakokinetik/ uji penetrasi, tes
perhitungan obat yang tidak diserap dan tes farmakodinamiknya.
Pemilihan tes apa yang akan dilaksanakan tergantung tujuan
aktivitas farmakologi obat. Obat Tetrasiklin salep dirancang untuk
penggunaan topikal saja.
2 Tujuan PenelitianUntuk membandingkan bioekivalensi produk obat
baru yang dikembangkan, dengan produk obat yang telah
terdaftar.
3 Metode Penelitiana. Disain : Uji DermatofarmakokinetikUji ini
membandingkan jumlah obat yang diserap pada stratum korneum kulit
antara produk yang direncanakan dengan kompetitornya. b. Subyek:
Produk yang direncanakan dengan salah satu kompetitornya yang
dioleskan ke kulit c. Langkah-langkahnya :i. Tandai tempat yang
akan dioleskan untuk masing-masing produk dan satu kontrolnya pada
kulit tanpa mengiritasi kulit ii. Oleskan produk pada tempat yang
telah ditentukan iii. Hapus produk dari kulit pada waktu tertentu
dan bersihkan salep yang masih menempel di kulit. Kemudian
tempelkan 2 pembalut adhesif untuk mengikis stratum korneum yang
telah dioleskan obat. iv. Ambil kembali pembalut adhesif tersebut,
timbang dan masukkan ke dalam wadah. Pengikisan diulangi dengan
cara yang sama menggunakan total 20 pembalut adhesif atau sampai
80% stratum korneum terkelupas. Ketebalan lapisan stratum korneum
diperiksa dengan menghitung TWEL untuk 1 atau 2 lapis dari lokasi
kontrol yang tidak diberi obat. v. Hitung jumlah obat yang
terkumpulkan di wadahvi. Jika satu produk dioleskan pada beberapa
tempat, maka perhitungan untuk rata-ratanya perlu dilaksanakan
untuk hasil lebih meyakinkan.
4 Analisis obatBanyaknya obat yang berpenetrasi dan masuk ke
stratum korneum dihitung melalui beberapa tahap :a. Perhitungan
ketebalan stratum korneum Di saat obat berdifusi ke stratum
korneum, air di bawah kulit hilang menurut hukum Fix. Air yang
hilang ini disebut Transpidermal Water Loss(TEWL). Rumus :Kw =
Koef. Partisi air antara stratum korneum dengan sel epidermalDw =
Konstanta Difusi air melalui stratum korneumC = Perbedaan
konsentrasi air antara permukaan dengan lapisan terdalam stratum
korneum L = Ketebalan stratum korneum
TEWL setelah pengikisan stratum korneum(x) dinyatakan sebagai
berikut :
b. Penghitungan konsentrasi obat pada stratum korneumMenurut
hukum Fick, rumusnya adalah :
Dimana :Cx = Konsentrasi obat pada kedalaman x di stratum
korneumCveh = Konsentrasi obat pada VehicleD = konstanta difusi
obat di stratum korneumK = Koefisien partisi obat antara stratum
korneum dan formulasit = Durasi produk dioleskan
D dan K didapatkan dengan cara memplot Cx pada x dengan metoda
pengkuadratan. Sehingga saat rumus disubstitusi, konsentrasi obat
di stratum korneum akan menjadi :
Ketika durasi pengolesan produk cukup lama, rumus dapat
disederhanakan menjadi :
Pengesahan
NoUraianNamaTanda Tangan
1Disusun olehAnggota Seksi Metode Analisis/Uji StabilitasRika
Hanim, S. Farm
2Disetujui olehKepala Seksi Metode Analisis/Uji StabilitasDra.
Rustini, MS, Apt
Form 8 Registrasi ObatOutput: Nomor Registrasi Obat
PT. Andalas Farma,TbkPadang, Sumatera Barat
8.1. Nomor Registrasi
123456789101112131415
DKL1421700928A1
8. 2 Penjlasan masing-masing digit1 = Membedakan obat jadiD =
Dagang
2 = Membedakan golongan obatK = Keras
3 = Membedakan jenis produksiL = Lokal
4-5 = Membedakan periode pendaftaran obat jadi yang telah
disetujui14 = Obat jadi yang telah disetujui pendaftarannya pada
periode 2014-2016
6-7-8 = Menunjukan nomor urut pabrik
9-10-11 = Menunjukan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk
masing-masing pabrik
12-13 = Menunjukan bentuk sediaan obat jadi
14 = Menunjukan kekuatan sdiaan obat jadi A = Menunjukan
kekuatan sedian obat jadi yang pertama disetujui
15 = Menunjukan kemasan berbeda untuk tiap nama (tidak lebih
dari 10 kemasan)1 = Menunjukan kemasan utama
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
NOMOR HK.03.1.23.10.11.08481 TAHUN 2011 TENTANG
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIAFORMULIR
REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
DOKUMEN RAHASIA
Diisi Oleh Badan POMNo Pendaftaran:Tanggal Penerimaan: Kode
Evaluasi :Sub Kode Evaluasi:
A. URAIAN OBAT#)
Kategori registrasi: Obat Copy dengan Nama DagangJenis obatBaru:
Copy: Produk Biologi: Jenis ProdukProduk tunggal: Produk kombinasi:
Golongan ObatKeras: Bebas:Bebas Terbatas:
Narkotika:Psikotropika:
Nama Obat:Ancyclin Bentuk Sediaan:SalepKekuatan: 3 %Satuan:
gramKelas Terapi: kulitKode ATC: Kemasan (jenis dan deskripsi):
tubeBesar Kemasan: 10 gram
Bentuk Sediaan , Kekuatan, Kemasan LainBentuk Sediaan:
salepKekuatan: 3%Jenis Kemasan: tubeBesar Kemasan: 10 mgNIE*):
DKL1421700928 A1Masa Laku NIE: 5 tahun
B. KETERANGAN LENGKAP PENDAFTAR #)Nama Pendaftar: PT Andalas
Farma TbkAlamat PendaftarNama Jalan dan Nomor: Jln. Limau Manis No.
01 Kota: PadangNegara: IndonesiaAlamat Surat MenyuratNama Jalan dan
Nomor: Jln. Limau Manis No. 01 Kota: PadangNegara: IndonesiaNomor
Telepon dan Fax: (0751)
71628E-mail:www.Farma.Andalas.yahoo.co.id
C. STATUS PRODUKSI#)Status produksi*)Produksi Luar
Negeri:Produksi Sendiri: Produksi Berdasarkan Kontrak: Produksi
Berdasarkan Lisensi: impor : Obat ditujukan hanya untuk ekspor*)Ya:
Tidak:
Produsen Nama: Andalas Farma, Tbk AlamatNama Jalan dan Nomor:
Kota: PadangNegara: SMF##):CPOB:Fungsi/Peran: Pembuatan sediaan
D. FORMULA1. Zat AktifSatuan dosis : Tiap salep mengandung :Cas
NO : 0001Nama : Tetrasiklin HClJumlah : 100000 tubeSatuan :
gramSumber Hewan/Manusia : Produsen : DMF**) :Negara Produsen :
2. Zat Tambahan Cas NO : 0002/0005Nama : Vitamin E, Liquid
Parafin, Vaselin Flavum Jumlah : 200/40/qsSatuan : KgProdusen :
BratachemDMF**) :Negara Produsen : Indonesia
E. INFORMASI OBATPemerian obat##) : Salep Spesifikasi Obat:
Bentuk Salep, kuning, Berat 10 gram Metode Analisis Obat :
Pelayanan informasi obatIndikasi#) : Antibiotik Akne vulgaris
Posologi#) : Sediaan topikal dalam bentuk salep kulit 3% Rute
Pemberian Obat#): Topikal
F. INFORMASI PRA REGISTRASIHasil Pra-Registrasi (HPR)*)Ada:
Tidak: -Tanggal Penerbitan HPR: 20 mei 2014Kategori Registrasi:
Obat CopyBiaya Evaluasi: RP. 5.000.000,00Terbilang: Lima Juta
rupiahJalur Evaluasi*)300 HK:150 HK:100 HK:40 HK:
G. CARA PENYIMPANAN DAN BATAS KADALUARSACara penyimpanan : Batas
Kadaluarsa : Batas Kadaluarsa Setelah : -Kemasan
dibuka/rekonstruksi
H. STATUS REGISTRASI DI NEGARA LAIN*)##)Negara:Status
Registrasi:Tanggal Persetujuan:Golongan Obat:
I. INFORMASI PATEN*)##)Judul Paten: Ancyclin Nomor Penerimaan
paten :Tanggal Penerimaan Paten:
J. RIWAYAT REGISTRASI##)Kategori Registrasi:Tanggal Pengajuan:
April 2014Tanggal Persetujuan: 6 Mei 2014NIE: DKL1421700928 A1Masa
Berlaku NIE: 3 tahun
K. KETERANGAN SISTEM PENOMORAN BETS
L. INFORMASI HARGAKemasan : Tube 10 gramHNA*): Rp.
3.000,-HET**): Rp. 4.500,-
M. KOMITMEN YANG HARUS DIPENUHI
N. DOKUMEN TEKNISJenis Format Dokumen*)ACTD:ICH CTD:
BAGIAN IDokumen Admnistratif dan Informasi ProdukJumlah
Ordner/Map:Jumlah Salian:BAGIAN IIDokumen MutuJumlah
Ordner/Map:Jumlah Salian:BAGIAN IIIDokumen NonklinikJumlah
Ordner/Map:Jumlah Salian:BAGIAN IVDokumen KlinikJumlah
Ordner/Map:Jumlah Salian:
O. KETERANGAN PETUGAS REGISTRASINama: Reni Daniati,
S.FarmJabatan: Staf RegistrasiAlamat: Jl. Cilamaya no. 34 A
PadangNomor Telepon &fax: (0751) 012014Nomor Telepon Genggam:
081365400353E-mail: [email protected]
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANREPUBLIK INDONESIA
KUSTANTINAHPengesahan
N0UraianNama Tanda Tangan
1Disusun oleh anggota Seksi Kemasan/RegistrasiReni Daniati,
S.Farm
2Disetujui olehKepala SeksiKemasan/RegistrasiDrs. Salman, MSi,
Apt
FORM 9DAFTAR HADIR DOSEN(SEBAGAI KEPALA SEKSI)PADA SIMULASI
PERAN LANGSUNG (SIMPEL) DI INDUSTRI FARMASIPSPA UNAND
A. IDENTITAS KELOMPOK
GRUP
KELOMPOK
B. JADWAL PELAKSANAAN DISKUSI
HARI/TANGGAL
PUKUL
SHIFT
C. DAFTAR HADIR DOSEN
NoJabatanNamaTanda Tangan
1Kasi Formulasi
2Kasi Kemasan/Registrasi
3Kasi Metode Analsisis/Uji Stabilitas
FORM 10DAFTAR HADIR MAHASISWA(SEBAGAI ANGGOTA SEKSI DI BAGIAN
R&D)PADA SIMULASI PERAN LANGSUNG (SIMPEL) DI INDUSTRI
FARMASIPSPA UNAND
A. IDENTITAS KELOMPOK
GRUP
KELOMPOK
B. JADWAL PELAKSANAAN DISKUSI
HARI/TANGGAL
PUKUL
SHIFT
C. DAFTAR HADIR MAHASISWA
NoJabatanNamaTanda Tangan
1Anggota Seksi Formulasi
2
3Anggota Seksi Kemasan/Registrasi
4
5Anggota Seksi Metode Analsisis/Uji Stabilitas
6
FORM 11DAFTAR NILAI MAHASISWAPADA SIMULASI PERAN LANGSUNG
(SIMPEL) DI INDUSTRI FARMASIPSPA UNAND
A. IDENTITAS KELOMPOK
GRUP
KELOMPOK
B. JADWAL PELAKSANAAN DISKUSI
HARI/TANGGAL
PUKUL
SHIFT
C. DAFTAR HADIR MAHASISWA
NoJabatanNamaNilai Angka
1Anggota Seksi Formulasi
2
3Anggota Seksi Kemasan/Registrasi
4
5Anggota Seksi Metode Analsisis/Uji Stabilitas
6
D. PENGESAHAN
NAMA DOSEN
TANDA TANGAN
38Simulasi Peran Industri Farmasi 1C Tetrasiklin Salep