7/24/2019 case gizi
1/31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena
merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.1
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum
terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun(balita). Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab
penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anakanak yang tidak lain adalah
generasi generus bangsa. !asus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan
masyarakat karena terjadi di tengah pesatnya kemajuan zaman. "engan alasan tersebut,
masalah ini selalu menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah.#
!eadaan gizi masyarakat $ndonesia pada saat ini masih belum menggembirakan.
%erbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang &itamin ', anemia
deisiensi besi, gangguan akibat kurang odium dan gizi lebih (obesitas) masih banyak
tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air. *aktoraktor yang mempengaruhi
keadaan tersebut antara lain adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan
pangan sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga
dalam meilih, mengolah, dan membagi makanan di tingkat rumah tangga, ketersediaan
air bersih dan asilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang berkualitas.+
!esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(M"Gs) yang terdiri dari tujuan, 1 target dan - indikator, menegaskan bahwa tahun
#1/ setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada
tahun 100. "ua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama M"Gs adalah
menurunnya pre&alensi gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan
menurunnya jumlah penduduk dengan deisit energi (indikator kelima).-
Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. al ini
dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2
1
7/24/2019 case gizi
2/31
pada tahun #3 menjadi -,02 pada tahun #1. Meskipun terjadi penurunan, tetapi
jumlah nominal anak gizi buruk masih relati besar.1
Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #3, pre&alensi pro&insi
56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,2. %ila dibandingkan dengan target
pen7apaian program perbaikan gizi tahun #1/ sebesar #2 dan target M"G untuk
56% sebesar #-,2 berada di atas nasional yang 1,/2 maka 56% belum melampaui
target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa
pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut
data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 pre&alensi gizi buruk di 56%
sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33.1
2
7/24/2019 case gizi
3/31
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
5ama ; 4' :aia
Umur ; - bulan #1 hari
7/24/2019 case gizi
4/31
Ri,a-a$ Pen-a'i$ Dahulu
4iwayat berat badan yang tidak naiknaik. 4iwayat berat badan tertinggi sebesar
-,/ kg saat usia # bulan.
4iwayat sering diare sejak usia + bulan, lebih banyak 7airan dari ampas, dibawa
ke dokter, penderita sembuh.
4iwayat demam lama disangkal.
4iwayat batuk lama disangkal.
Ri,a-a$ Pen-a'i$ Dalam Kelua(%a
4iwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
4iwayat batuk lama dalam keluarga disangkal.
Ri,a-a$ Sosial E'onomi
!esan status sosial ekonomi menengah kebawah
Ri,a-a$ Kehamilan dan Kelahi(an
Masa kehamilan ; 'term, G+9#'
9ersentasi ; !epala
>ara persalinan ; :pontan (per&aginam),
langsung menangis
!9:? ; 6idak ada
4iwayat demam dalam kehamilan ; 6idak ada
4iwayat ketuban kental, hijau, bau ; 6idak ada
"itolong oleh ; %idan
!eadaan bayi saat lahir
7/24/2019 case gizi
5/31
':$ ; # bulan 6empe ; ()
:usu botol@ kaleng ; # bulansekarang 6ahu ; ()
%ubur 5asi ; tidak pernah diberikan rutin :ayuran ; ()
5asi tim@ lembek ; tidak pernah diberikan rutin %uah ; ()
5asi biasa ; tidak pernah diberikan rutin
"aging ; ()
4iwayat makanan sekarang;
':$ diberikan dari usia hari sampai usia # bulan. :etelah usia # bulan anak diberi susu
ormula merek :GM tapi anak sering mengalami %'% 7air. Aalu susu ormula diganti
dengan merk la7togen. :usu ormula diberi dengan men7ampurkan dua sendokdi7ampur dengan air -/ 77. "iselingi pemberian air taji -/ 77 empat kali sehari.
9enderita belum diberi bubur, roti ataupun biskuit.
Kesan / Kuali$as $ida' !ai'0 'uan$i$as 'u(an%.
Ri,a-a$ Pe('em!an%an Fisi'
%erbalik ; - bulan
6engkurap ; %elum bisa
Merangkak ; %elum bisa
"uduk ; %elum bisa
%erdiri ; %elum bisa
%erjalan ; %elum bisa
Kesan / Pe('em!an%an $ida' sesuai den%an umu(
Ri,a-a$ Imunisasi
%>G ; (=)
"96 ; "96 1, #, + ()
9olio ; 9olio 1,#, +, - ()
epatitis % ; ep % ,1,#, + ()
>ampak ; ()
Kesan / Imunisasi dasa( $ida' len%'a" sesuai umu(
Ri,a-a$ Pe('em!an%an Men$al
5
7/24/2019 case gizi
6/31
$sap
7/24/2019 case gizi
7/31
:uhu ; +8,+>
9ernaasan ; -- D@menit, !usmaull (), dispneu (), retraksi ()
5adi ; 1+/D@m (isi dan tegangan kurang)
6urgor ; sangat lambat (E # detik)
Keadaan S"esi3i'
!epala ; Mikro7ephalia, wajah seperti orang tua (=), pipi tembem
(sugar baby)
Aingkar !epala; +-,/ 7m (F # :")
4ambut ; ?arna kemerahan, tipis, mudah ter7abutMata ; !onjungti&a anemis (=), sklera ikterik (), edema palpebra (),
releks 7ahaya (=@=), pupil bulat, isokor, diameter + mm, mata
7ekung (=), ber7ak bitot ()
idung ; "eormitas (), epistaksis (), sekret (), naas 7uping hidung ()
6elinga ; %entuk telinga normal, sekret ()
Mulut ; :tomatitis angularis (=), atroi papil lidah (=), mukosa bibir dan
mulut kering (=), sianosis sirkum oral (), typhoid tongue ()
6enggorokan ; 'r7us aring simetris, u&ula di tengah, dinding aring posterior
tidak hiperemis, tonsil 6 6.
Aeher ; 6idak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tekanan &ena
jugularis tidak meningkat
6horaks ; $ga gambang, bentuk simetris, pergerakan dinamis, retraksi ()
7/24/2019 case gizi
8/31
'bdomen
$nspeksi ; >embung
9alpasi ; tegang, hepar dan lien tidak teraba, 7ubitan kulit kembali
lambat (=), nyeri tekan ()
9erkusi ; undulasi (=),shifting dullness(=)
'uskultasi ; bising usus (=) meningkat
Ckstremitas
Baggy pants (=), akral pu7at (=), kulit keriput (=), akral dingin (), >46 F # detik,
pretibial edema (=)
Aipat paha dan genitalia
9embesaran !G% tidak ada
Peme(i'saan Neu(olo%is
MotorikAengan 6ungkai
!anan !iri !anan !iri
Gerakan >ukup >ukup >ukup >ukup
!ekuatan - - - -6onus Menurun Menurun Menurun Menurun
!lonus
4eleks *isiologis Menurun Menurun Menurun Menurun
4eleks 9atologis
*ungsi :ensorik ; tidak ada kelainan
5n. >raniales ; tidak ada kelainan
*ungsi Auhur ; tidak ada kelainan
*ungsi Hegetati ; tidak ada kelainan
*ungsi otonom ; tidak ada kelainan
G4M ; tidak ada
Gerakan abnormal ; tidak ada
Gait dan !eseimbangan ; belum dapat dinilai
I4. PEMERIKSAAN PENUN5AN
Peme(i'saan La!o(a$o(iumDa(ah Ru$in Ban%sal0 )6 Se"$em!e( )*1+#
8
7/24/2019 case gizi
9/31
b ; 8,+ gr@dl
4%> ; #,3/ D 18
Aeukosit ; 10.#@mm+
6rombosit ; +#.@mm+t ; 102
'lbumin ; 1,8 gr@dl
"i 7ount ; @@-3@-#@11
!alsium ; 3,3 mg@dl
5atrium ; 11 mCI@l
!alium ; -,0 mCI@l
>lorida ; 0 mmol@l
U(in Ru$inBan%sal0 )6 Se"$em!e( )*1+#
?arna ; !uning keruh
!ejernihan ; !eruh%erat
7/24/2019 case gizi
10/31
4. RESUME
:ejak = # minggu :M4:, penderita mengalami %'% 7air, air lebih banyak
daripada ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada, rekuensi lebih dari / kali sehari, bau
seperti bayclintidak ada. "emam tidak ada, batuk dan pilek ada. 9enderita kemudian
dibawa berobat ke bidan, lalu diberi obat sirup. 5amun, keluhan dirasa tidak berkurang
dan penderita tidak dibawa berobat lagi.
:ejak = 1 minggu :M4:, anak makin sering mengalami %'% 7air, air lebih
banyak daripada ampas, rekuensi lebih dari kali sehari, lendir ada, darah tidak ada.
6idak ada demam, batuk ada, pilek ada. 9enderita dibawa ke spesialis anak dan dirujuk
karena kwashiokor, diare dan $:9'. 9enderita lalu dibawa ke 4:M.
"i 4:M, penderita mendapat terapi 7airan awal "12 sebanyak / 77 melalui
5G6, dalam # jam pertama penderita diberikan resomal + 77 tiap + menit, dan bila
membaik pada 1 jam berikutnya diberi resomal #- 77 tiap jam, selangseling
dengan *3/ setiap dua jam sebanyak 1#D+/ 77. %ila la7togen 1,/ sendok dalam + 77
air. Aalu penderita diberikan asam olat 1D/ mg, &itamin ' /. $U, &itamin > 1J/
mg@hari, &itamin % kompleks 1D1 tablet, injeksi ampi7illin +D1 mg $H, injeksi
gentamisin #D1 mg $H, nistatin -D,/ ml.
4I. DIANOSIS BANDIN
Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia deisiensi besi
Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia penyakit kronis
4II. DIANOSIS
Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia deisiensi besi
4II. PENATALAKSANAAN
"12 / 77 &ia 5G6
4esomal &ia 5G6 # 77 setiap + menit pada # jam pertama
10
7/24/2019 case gizi
11/31
4esomal #- 77 selang seling dengan *3/ setiap jam pada 1 jam berikutnya
*3/ 1#D+/ 77 tiap # jam
$njeksi ampi7illin +D1/ mg $H
$njeksi gentamisin #D1 mg $H
5ystatin -D./ ml
Hitamin ' /. $U
'sam olat 1D/ mg
Hitamin > 1D1 tablet
Hitamin % 1D1 tablet
9ro balans 7airan tiap 8 jam
4III. PEMERIKSAAN PENUN5AN
"arah rutin
*ungsi hati
*ungsi ginjal
Clektrolit
Glukosa sewaktu
Urin rutin
*eses rutin
!imia darah (*e, 6$%>, albumin, globulin, protein total)
I7. PRONOSISKuo ad &itam ; dubia
Kuo ad un7tionam ; dubia
11
7/24/2019 case gizi
12/31
7. FOLLO8 UP SELAMA DIRA8AT
Tan%%al Ke$e(an%an
)6 Se" )*1+ S; %'% 7air (=) 1D, lemas (=), muntah (=) 1D
O; Keadaan Umum /
Sens ; 7ompos mentis
Nadi ; 1+ D@menit ($si dan tegangan 7ukup)
RR ; + D@menit
T ; +8,3>
BB; +,0 kg
Keadaan S"esi3i' /
Ke"ala; 5> (), konjun7ti&a anemis (=), sklera ikterik (),
:tomatitis angularis
Tho(a's ; $ga gambang (=), simetris, retraksi ()
9o(; %< $ dan $$ (=) normal, murmur (), gallop ()
Pulmo; Hesikuler normal, ronkhi (), wheezing ()
A!domen; "atar, lemas, hepar lien tidak teraba, bising usus
(=) normal, 7ubitan kulit perut kembali lambat
E's$(emi$as; %aggy pants (=), pu7at (=), edema pretibial (=)
A; Marasmus kwashiorkor kondisi $$$= "iare kronis = 'nemia deisiensi
besi
P; koreksi hiponatremi dengan !aC5 +' gtt 1#D@m
transusi whole blood - 77
tunda koreksi hipokalsemi dan hipoalbuminemia
12
7/24/2019 case gizi
13/31
Tan%%al Ke$e(an%an
): Se" )*1+ S; 9u7at (=), bengkak seluruh tubuh (=) sesak napas () %'% 7air (=)
ampas lebih banyak dari air.
O; Keadaan Umum /
Sens ; 7ompos mentis
Nadi ; 1# D@menit ($si dan tegangan 7ukup)
RR ; +# D@menit
T ; +8,/>
BB/ +,0 kg
Keadaan S"esi3i' /
Ke"ala ; 5> (), konjun7ti&a anemis (=), sklera ikterik (), edema
a7ialis (=)
Tho(a's ; $ga gambang (=), simetris, retraksi ()
9o(; %< $ dan $$ (=) normal, murmur (), gallop ()
Pulmo; Hesikuler normal, ronkhi (), wheezing ()
A!domen; "atar, lemas, hepar lien sulit dinilai, bising usus
(=) normal
E's$(emi$as; %aggy pants (=) akral hangat (=),
A; Marasmus kwashiokor kondisi $$$ = "iare kronis = 'nemia deisiensi
besi
P; target kebutuhan kalori 1D+,0 B - kkal@hari
diet *3/ 1#D+ 77 B +8 77 B #3 kkal@hari B 80,# kkal@kg%%@hari
ren7ana transusi whole blood - 77
$H*" "/ L 5: gtt makro@menit
koreksi albumin #2 # 77@- jam (ke7epatan / 77@jam) + hari
berturutturut
ampi7illin +D1/ mg $H (+)
13
7/24/2019 case gizi
14/31
Gentamisin #D1 mg $H (+)
4esomal # 77 tiap %'% 7air
&itamin % kompleks 1D L tab 9.O
&itamin > 1D1 tab 9.O
'sam *olat 1D1 mg 9.O
14
7/24/2019 case gizi
15/31
BAB III
TIN5AUAN PUSTAKA
1. De3inisi
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut
umur (%%@U) yang merupakan padanan istilah severely underweight (!emenkes 4$,
#11), sedangkan menurut "epkes 4$ #, keadaan kurang gizi tingkat berat pada
anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (%%@6%) F+ :" dan atau
ditemukan tandatanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor.1,-
). E"idemiolo%i
Gizi buruk masih merupakan masalah di $ndonesia, walaupun 9emerintah
$ndonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. "ata :usenas menunjukkan bahwa
jumlah balita yang %%@U F+:" s7ore ?O5>: sejak tahun 100 meningka tdari
8,+2 menjadi 3,#2 tahun 100# dan men7apai pun7aknya 11,8 2 padatahun 100/.
Upaya pemerintahan tara lain melalui 9emberian Makanan 6ambahan dalam
7/24/2019 case gizi
16/31
target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa
pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut
data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 tahun #0 pre&alensi gizi buruk di
56% sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33. 1
;. Klasi3i'asi i2i Bu(u'
6erdapat + tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus
kwashiorkor. 9erbedaan tipe tersebut didasarkan pada 7iri7iri atau tanda klinis dari
masingmasing tipe yang berbedabeda.
;.1 Ma(asmusGambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak 7ukup karena
diet yang tidak 7ukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang
hubungan orangtuaanak terganggu, atau karena kelainan metaboli7 atau malormasi
7ongenital. Gangguan berat setiap system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.8
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang
timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di
bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan,
gangguan kulit, gangguan pen7ernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya.
'nak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih
merasa lapar. %erikut adalah gejala pada marasmus adalah ; -
a. 'nak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot
ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. ?ajah seperti orang tua
7. $ga gambang dan perut 7ekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. >engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
;.) K,ashio('o(
9enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bilamana
dietnya mengandung 7ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian
tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atroi. 6ampak sangat kurus dan atau
edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
16
7/24/2019 case gizi
17/31
?alaupun deisiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan
kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak 7ukup
bernilai biologis baik. "apat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada
keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pda proteinuria (nerosis), ineksi,
perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati
kronik .8
!washiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari deisiensi protein berat dan
masukan kalori tidak 7ukup. "ari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang
berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh ineksi kronik, akibat
deisiensi &itamin dan mineral dapat turut menimbulkan tandatanda dan gejalagejalatersebut. %entuk malnutrisi yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini
terutama berada di daerah industri belum bekembang.8
%entuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis
atau iritabilitas. %ila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak 7ukup, kurang
stamuna, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap ineksi, dan
udem. $munodeisiensi sekunder merupakan salah satu dari maniestasi yang paling
serius dan konstan. 9ada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan
dan kehilangan tonus otot. ati membesar dapat terjadi awal atau lambat, sering
terdapat iniltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan berat badan mungkin
ditutupi oleh udem, yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali pada
muka dan tungkai. 'liran plasma ginjal, laju iltrasi glomerulus, dan ungsi tubuler
ginjal menurun.
7/24/2019 case gizi
18/31
%erikut 7iri7iri dari kwashiorkor se7ara garis besar adalah ;
a. 9erubahan status mental ; 7engeng, rewel, kadang apatis
b. 4ambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah di7abut, pada
penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.
7. ?ajah membulat dan sembab
d. 9andangan mata anak sayu
e. 9embesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa
kenyal pada rabaan permukaan yang li7in dan pinggir yang tajam.
. !elainan kulit berupa ber7ak merah muda yang meluas dan berubah menjadi
7oklat kehitaman dan terkelupas;.; Ma(asmi'
7/24/2019 case gizi
19/31
:elain itu diupayakan menanamkan pengertian kepada para orang tua dalam hal
memberikan makanan anak dengan 7ara yang tepat dan dalam kondisi yang higienis.
!. Tin%'a$an Pen%e$ahuan I!u $en$an% i2i.
:uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan
pada tiga kenyataan yaitu;
:tatus gizi 7ukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
:etiap orang hanya akan 7ukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.
$lmu gizi memberikan aktaakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
9engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun
menu yang baik untuk dikonsumsi. :emakin banyak pengetahuan gizi seseorang,maka
ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk
dikonsumsi.
9engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang penilaian
status gizi balita. "engan demikian ibu bias lebih bijak menanggapi tentang masalah
yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita.
=. Tin%'a$an Pendidi'an I!u.
9endidikan ibu merupakan aktor yang sangat penting. 6inggi rendahnya tingkat
pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan terhadap perawatan
kesehatan, kebersihan pemeriksaan kehamilan dan pas7a persalinan, serta kesadaran
terhadap kesehatan dan gizi anakanak dan keluarganya. "isamping itu pendidikan
berpengaruh pula pada a7tor so7ial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan,
kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan tempat tinggal.6ingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. al ini bias dijadikan landasan
untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. "ari kepentingan gizi keluarga,
pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di
dalam keluarga dan bias mengambil tindakan se7epatnya.
6ingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindaktanduk
menghadapi berbagai masalah, missal memintakan &aksinasi untuk anaknya,
memberikan oralit waktu diare, atau kesediaan menjadi peserta !%. 'nakanak dari ibu
19
7/24/2019 case gizi
20/31
yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta
tumbuh lebih baik. !eterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru guna
pemeliharaan kesehatan anak maupun salah satu penjelasannya.
d. A'ses Pela-anan Keseha$an.
:istem akses kesehatan men7akup pelayanan kedokteran (medical service)dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). :e7ara umum akses kesehatan
masyarakat adalah merupakan subsistem akses kesehatan, yang tujuan utamanya adalah
pelayanan pre&enti (pen7egahan) dan promoti (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak
melakukan pelayanan kurati (pengobatan) dan rehabilitati (pemulihan).Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan danstatus
gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita hamil, ibu menyusui, bayi dan anak
anak ke7il, sehingga dapat menurunkan angka kematian. 9usat kesehatan yang paling
sering melayani masyarakat, membantu mengatasi dan men7egah gizi kurang melalui
programprogram pendidikan gizi dalam masyarakat. 'kses kesehatan yang selalu siap
dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan.
"engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan dan
pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi.
&. Dia%nosis
"iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbedabeda tergantung dari derajat
dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modiikasi disebabkan oleh
karena adanya kekurangan &itamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi
buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang
kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.#
"iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran
antropometri. 'nak didiagnosis gizi buruk apabila ;
%%@6% kurang dari +:" (marasmus)
Cdema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh(kwashiorkor ;
%%@6% E +:" atau marasmikkwashiorkor ; %%@6% F +:".
20
7/24/2019 case gizi
21/31
7/24/2019 case gizi
22/31
Peme(i'saan Fisi'
'pakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
6entukan status gizi dengan menggunakn %%@6%9%
6anda dehidrasi ; tampak haus, mata 7ekung, turgor buruk
6anda syok (akral dingin, >46 lambat, nadi lemah dan 7epat), kesadaran
menurun
"emam (suhu aksilar +3,/ >) atau hipotermi (suhu aksilar F+/,/ >)
*rekuensi dan tipe pernaasan ; pneumonia atau gagal jantung
:angat pu7at
9embesaran hati dan ikterus
'dakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asites
6anda deisiensi &itamin ' (ber7ak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)
Ulkus pada mulut
*okus ineksi ; 66, paru, kulit
Aesi kulit pada kwashiorkor
6ampilan tinja
6anda dan gejala ineksi $H
22
7/24/2019 case gizi
23/31
+. Alu( dan Pena$ala'sanaan i2i Bu(u'
%erikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk
Ba%an 1. Alu( "eme(i'saan ana' den%an %i2i !u(u'
23
7/24/2019 case gizi
24/31
:elain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit@puskesmas
perawatan.
%agan #. 'lur 9elayanan 'nak Gizi %uruk di 4umah :akit@9uskesmas 9erawatan
24
7/24/2019 case gizi
25/31
%erikut juga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk tanpa tada
bahaya atau tanda penting tertentu.
Ba%an ;. Pem!e(ian 9ai(an dan Ma'anan Un$u' S$a!ilisasi
"alam proses pengobatan !C9 berat terdapat + ase, adalah ase stabilisasi, ase
transisi dan ase rehabilitasi. 9etugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana
yang 7o7ok untuk setiap ase. 6atalaksana ini digunakan baik pada penderita
kwashiorkor, marasmus maupun marasmikkwarshiorkor.
1. Taha" Pen-esuaian
6ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga
ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (6C69). 6ahap penyesuaian inidapat berlangsung singkat, adalah selama 1# minggu atau lebih lama, bergantung pada
kemampuan pasien untuk menerima dan men7erna makanan. ontoh; susu rendah laktosa =#,//2 glukosa =#2
tepung. :e7ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek. %ila ada,
berikan ':$.
25
7/24/2019 case gizi
26/31
l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia.
7. Mg, berupa Mg:O- /2, diberikan se7ara intra muskuler bila terdapat
hipomagnesimia.
26
7/24/2019 case gizi
27/31
d. Hitamin ' diberikan sebagai pen7egahan sebanyak #. :$ peroral atau
1. :$ se7ara intra muskuler. %ila terdapat Derotalmia, &itamin '
diberikan dengan dosis total /. :$@kg berat badan dan dosis maksimal
-. :$.
e. Hitamin % dan &itamin > dapat diberikan se7ara suntikan peroral. at besi
(*e) dan asam olat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai
!!9 berat.
6abel 1.
7/24/2019 case gizi
28/31
>. Dam"a' i2i Bu(u'
Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait
dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai
konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. !ondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak
organ dan sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan deisiensi
(kekurangan) asupan mikro@makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk
akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun
pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena ineksi.
:e7ara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengan7am jiwa karena
berberbagai disungsi yang di alami, an7aman yang timbul antara lain hipotermi (mudah
kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang
dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit dan 7airan tubuh.
7/24/2019 case gizi
29/31
"ari anamnesis didapatkan bahwa sejak = # minggu :M4:, penderita mengalami %'%
7air, air lebih banyak daripada ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada, rekuensi lebih dari /
kali sehari. "emam tidak ada, batuk dan pilek ada. 9enderita kemudian dibawa berobat ke
bidan, lalu diberi obat sirup. 5amun, keluhan dirasa tidak berkurang dan penderita tidak
dibawa berobat lagi. :ejak = 1 minggu :M4:, anak makin sering mengalami %'% 7air, air
lebih banyak daripada ampas, rekuensi lebih dari kali sehari, lendir ada, darah tidak ada.
6idak ada demam, batuk ada, pilek ada. 9enderita dibawa ke spesialis anak dan dirujuk
karena kwashiokor, diare dan $:9'. 9enderita lalu dibawa ke 4:M.
"ari anamnesis ini dapat disimpulkan bahwa penderita mengalami diare. al ini
diketahui dari adanya perubahan konsistensi eses menjadi 7air dengan rekuensi / kali seharidalam waktu kurang dari 1- hari. "ari keluhan tidak didapatkan darah dan lendir yang
menandakan bahwa bukan ineksi dari Shigella. "ari anamnesis juga didapatkan bahwa eses
tidak berbau seperti bayclin,sehingga kolera dapat disingkirkan. 9enderita juga mengeluh
tidak mengeluh demam, namun ada batuk dan pilek yang menandakan adanya ineksi saluran
napas akut dengan ke7urigaan etiologi adalah ineksi &irus.
"ari anamnesis juga didapatkan bahwa penderita memiliki riwayat berat badan yang
tidak bertambah sejak usia # bulan, yaitu -,/ kg dan memiliki riwayat sering diare sejak usia
+ bulan dan berobat ke dokter dinyatakan sembuh.
"ari anamnesis didapatkan juga bahwa penderita memiliki riwayat berat badan yang
tidak bertambah sejak usia - bulan dan memiliki riwayat sering diare sejak usia - bulan. al
ini menunjukkan bahwa meskipun diare yang terjadi kurang dari 1 minggu, namun diare ini
hilang timbul sejak usia - bulan, sehingga dapat dikatakan bahwa diare yang diderita
merupakan diare kronis. 4iwayat berat badan yang tidak bertambah dan didukung dari hasil
pemeriksaan isik mengarahkan diagnosis penderita pada suatu keadaan malnutrisi. %erat
badan penderita adalah +,0 kg dan tinggi badan 88 7m. :etelah dilakukan pengukuran status
gizi berdasarkan kur&a ?O, %%@6% terletak di bawah + :" sehingga penderita termasuk
klasiikasi gizi buruk. "ari pemeriksaan isik ditemukan bahwa wajah penderita terlihat
seperti orang tua, terdapat iga gambang, dan baggy pantsyang juga mendukung diagnosis
malnutrisi. 6ipe malnutrisi pada kasus ini adalah marasmus karena dari pemeriksaan tidak
didapatkan edema pada penderita. :elain itu, hasil anamnesis mendukung bahwa penyebab
malnutrisi pada penderita yakni adalah asupan nutrisi yang sangat kurang kualitas dan
kuantitasnya. %erdasarkan derajat dehidrasinya, penderita termasuk dalam dehidrasi berat
29
7/24/2019 case gizi
30/31
karena dari pemeriksaan isik ditemukan mata 7ekung dan 7ubitan kulit perut kembali sangat
lambat. 9enderita juga terlihat sangat lemah dan sudah malas minum yang mendukung
dehidrasi berat. %erdasarkan kondisinya, penderita termasuk dalam gizi buruk kondisi $$$
karena terdapat diare dan tanpa letargi. 'kral yang pu7at, atroi papil lidah, dan ditambah
hasil pemeriksaan penunjang, yakni b 8,+ menunjukkan bahwa penderita mengalami
anemia yang kemungkinan disebabkan deisiensi besi, namun perlu pemeriksaan lebih lanjut
untuk menegakkan diagnosisnya.
9enatalaksanaan pada kasus ini berdasarkan tatalaksana gizi buruk kondisi $$$ menurut
kemenkes 4$. *ase awal dari tatalaksana pasien malnutrisi yakni stabilisasi. 9ada awal masuk
$G", pasien diberikan / 77 "12 diikuti dengan resomal # 77 setiap setengah jam selama
# jam pertama. Hitamin ', % kompleks, >, dan asam olat diberikan sesuai dosis.
!otrimoksazol # D L sendok takar diberikan sebagai antibiotik pilihan, dosisnya sesuai berat
badan pasien, yakni antara +8 kg. !eadaan pasien membaik meskipun diare belum
menghilang, sehingga terapi 7airan diteruskan untuk sepuluh jam selanjutnya, yakni selang
seling antara * 3/ - 77 dan resomal # 77 setiap jamnya. !eadaan pasien membaik,
sehingga saat diare sudah tidak ada dan pasien sudah dapat menghabiskan * 3/, pada hari
kedelapan M4:, * 3/ diberikan menjadi + jam sekali sebanyak 8 77 setiap pemberian.
Hitamin % kompleks, asam olat, &itamin >, dan kotrimoksazol terus diberikan sesuai
dosisnya.
DAFTAR PUSTAKA
30
7/24/2019 case gizi
31/31
1. !emenkes 4$. #11. Keputusan Menteri Kesehatan epubli! "ndonesia tentang Standar
#ntropometri $enilaian Status Gi%i #na!.