Top Banner

of 31

case gizi

Apr 13, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/24/2019 case gizi

    1/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Pendahuluan

    Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

    pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena

    merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.1

    Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

    nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum

    terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun(balita). Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab

    penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anakanak yang tidak lain adalah

    generasi generus bangsa. !asus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan

    masyarakat karena terjadi di tengah pesatnya kemajuan zaman. "engan alasan tersebut,

    masalah ini selalu menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah.#

    !eadaan gizi masyarakat $ndonesia pada saat ini masih belum menggembirakan.

    %erbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang &itamin ', anemia

    deisiensi besi, gangguan akibat kurang odium dan gizi lebih (obesitas) masih banyak

    tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air. *aktoraktor yang mempengaruhi

    keadaan tersebut antara lain adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan

    pangan sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga

    dalam meilih, mengolah, dan membagi makanan di tingkat rumah tangga, ketersediaan

    air bersih dan asilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap

    pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang berkualitas.+

    !esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

    (M"Gs) yang terdiri dari tujuan, 1 target dan - indikator, menegaskan bahwa tahun

    #1/ setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada

    tahun 100. "ua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama M"Gs adalah

    menurunnya pre&alensi gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan

    menurunnya jumlah penduduk dengan deisit energi (indikator kelima).-

    Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. al ini

    dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2

    1

  • 7/24/2019 case gizi

    2/31

    pada tahun #3 menjadi -,02 pada tahun #1. Meskipun terjadi penurunan, tetapi

    jumlah nominal anak gizi buruk masih relati besar.1

    Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #3, pre&alensi pro&insi

    56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,2. %ila dibandingkan dengan target

    pen7apaian program perbaikan gizi tahun #1/ sebesar #2 dan target M"G untuk

    56% sebesar #-,2 berada di atas nasional yang 1,/2 maka 56% belum melampaui

    target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa

    pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut

    data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 pre&alensi gizi buruk di 56%

    sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33.1

    2

  • 7/24/2019 case gizi

    3/31

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTIFIKASI

    5ama ; 4' :aia

    Umur ; - bulan #1 hari

  • 7/24/2019 case gizi

    4/31

    Ri,a-a$ Pen-a'i$ Dahulu

    4iwayat berat badan yang tidak naiknaik. 4iwayat berat badan tertinggi sebesar

    -,/ kg saat usia # bulan.

    4iwayat sering diare sejak usia + bulan, lebih banyak 7airan dari ampas, dibawa

    ke dokter, penderita sembuh.

    4iwayat demam lama disangkal.

    4iwayat batuk lama disangkal.

    Ri,a-a$ Pen-a'i$ Dalam Kelua(%a

    4iwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

    4iwayat batuk lama dalam keluarga disangkal.

    Ri,a-a$ Sosial E'onomi

    !esan status sosial ekonomi menengah kebawah

    Ri,a-a$ Kehamilan dan Kelahi(an

    Masa kehamilan ; 'term, G+9#'

    9ersentasi ; !epala

    >ara persalinan ; :pontan (per&aginam),

    langsung menangis

    !9:? ; 6idak ada

    4iwayat demam dalam kehamilan ; 6idak ada

    4iwayat ketuban kental, hijau, bau ; 6idak ada

    "itolong oleh ; %idan

    !eadaan bayi saat lahir

  • 7/24/2019 case gizi

    5/31

    ':$ ; # bulan 6empe ; ()

    :usu botol@ kaleng ; # bulansekarang 6ahu ; ()

    %ubur 5asi ; tidak pernah diberikan rutin :ayuran ; ()

    5asi tim@ lembek ; tidak pernah diberikan rutin %uah ; ()

    5asi biasa ; tidak pernah diberikan rutin

    "aging ; ()

    4iwayat makanan sekarang;

    ':$ diberikan dari usia hari sampai usia # bulan. :etelah usia # bulan anak diberi susu

    ormula merek :GM tapi anak sering mengalami %'% 7air. Aalu susu ormula diganti

    dengan merk la7togen. :usu ormula diberi dengan men7ampurkan dua sendokdi7ampur dengan air -/ 77. "iselingi pemberian air taji -/ 77 empat kali sehari.

    9enderita belum diberi bubur, roti ataupun biskuit.

    Kesan / Kuali$as $ida' !ai'0 'uan$i$as 'u(an%.

    Ri,a-a$ Pe('em!an%an Fisi'

    %erbalik ; - bulan

    6engkurap ; %elum bisa

    Merangkak ; %elum bisa

    "uduk ; %elum bisa

    %erdiri ; %elum bisa

    %erjalan ; %elum bisa

    Kesan / Pe('em!an%an $ida' sesuai den%an umu(

    Ri,a-a$ Imunisasi

    %>G ; (=)

    "96 ; "96 1, #, + ()

    9olio ; 9olio 1,#, +, - ()

    epatitis % ; ep % ,1,#, + ()

    >ampak ; ()

    Kesan / Imunisasi dasa( $ida' len%'a" sesuai umu(

    Ri,a-a$ Pe('em!an%an Men$al

    5

  • 7/24/2019 case gizi

    6/31

    $sap

  • 7/24/2019 case gizi

    7/31

    :uhu ; +8,+>

    9ernaasan ; -- D@menit, !usmaull (), dispneu (), retraksi ()

    5adi ; 1+/D@m (isi dan tegangan kurang)

    6urgor ; sangat lambat (E # detik)

    Keadaan S"esi3i'

    !epala ; Mikro7ephalia, wajah seperti orang tua (=), pipi tembem

    (sugar baby)

    Aingkar !epala; +-,/ 7m (F # :")

    4ambut ; ?arna kemerahan, tipis, mudah ter7abutMata ; !onjungti&a anemis (=), sklera ikterik (), edema palpebra (),

    releks 7ahaya (=@=), pupil bulat, isokor, diameter + mm, mata

    7ekung (=), ber7ak bitot ()

    idung ; "eormitas (), epistaksis (), sekret (), naas 7uping hidung ()

    6elinga ; %entuk telinga normal, sekret ()

    Mulut ; :tomatitis angularis (=), atroi papil lidah (=), mukosa bibir dan

    mulut kering (=), sianosis sirkum oral (), typhoid tongue ()

    6enggorokan ; 'r7us aring simetris, u&ula di tengah, dinding aring posterior

    tidak hiperemis, tonsil 6 6.

    Aeher ; 6idak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tekanan &ena

    jugularis tidak meningkat

    6horaks ; $ga gambang, bentuk simetris, pergerakan dinamis, retraksi ()

  • 7/24/2019 case gizi

    8/31

    'bdomen

    $nspeksi ; >embung

    9alpasi ; tegang, hepar dan lien tidak teraba, 7ubitan kulit kembali

    lambat (=), nyeri tekan ()

    9erkusi ; undulasi (=),shifting dullness(=)

    'uskultasi ; bising usus (=) meningkat

    Ckstremitas

    Baggy pants (=), akral pu7at (=), kulit keriput (=), akral dingin (), >46 F # detik,

    pretibial edema (=)

    Aipat paha dan genitalia

    9embesaran !G% tidak ada

    Peme(i'saan Neu(olo%is

    MotorikAengan 6ungkai

    !anan !iri !anan !iri

    Gerakan >ukup >ukup >ukup >ukup

    !ekuatan - - - -6onus Menurun Menurun Menurun Menurun

    !lonus

    4eleks *isiologis Menurun Menurun Menurun Menurun

    4eleks 9atologis

    *ungsi :ensorik ; tidak ada kelainan

    5n. >raniales ; tidak ada kelainan

    *ungsi Auhur ; tidak ada kelainan

    *ungsi Hegetati ; tidak ada kelainan

    *ungsi otonom ; tidak ada kelainan

    G4M ; tidak ada

    Gerakan abnormal ; tidak ada

    Gait dan !eseimbangan ; belum dapat dinilai

    I4. PEMERIKSAAN PENUN5AN

    Peme(i'saan La!o(a$o(iumDa(ah Ru$in Ban%sal0 )6 Se"$em!e( )*1+#

    8

  • 7/24/2019 case gizi

    9/31

    b ; 8,+ gr@dl

    4%> ; #,3/ D 18

    Aeukosit ; 10.#@mm+

    6rombosit ; +#.@mm+t ; 102

    'lbumin ; 1,8 gr@dl

    "i 7ount ; @@-3@-#@11

    !alsium ; 3,3 mg@dl

    5atrium ; 11 mCI@l

    !alium ; -,0 mCI@l

    >lorida ; 0 mmol@l

    U(in Ru$inBan%sal0 )6 Se"$em!e( )*1+#

    ?arna ; !uning keruh

    !ejernihan ; !eruh%erat

  • 7/24/2019 case gizi

    10/31

    4. RESUME

    :ejak = # minggu :M4:, penderita mengalami %'% 7air, air lebih banyak

    daripada ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada, rekuensi lebih dari / kali sehari, bau

    seperti bayclintidak ada. "emam tidak ada, batuk dan pilek ada. 9enderita kemudian

    dibawa berobat ke bidan, lalu diberi obat sirup. 5amun, keluhan dirasa tidak berkurang

    dan penderita tidak dibawa berobat lagi.

    :ejak = 1 minggu :M4:, anak makin sering mengalami %'% 7air, air lebih

    banyak daripada ampas, rekuensi lebih dari kali sehari, lendir ada, darah tidak ada.

    6idak ada demam, batuk ada, pilek ada. 9enderita dibawa ke spesialis anak dan dirujuk

    karena kwashiokor, diare dan $:9'. 9enderita lalu dibawa ke 4:M.

    "i 4:M, penderita mendapat terapi 7airan awal "12 sebanyak / 77 melalui

    5G6, dalam # jam pertama penderita diberikan resomal + 77 tiap + menit, dan bila

    membaik pada 1 jam berikutnya diberi resomal #- 77 tiap jam, selangseling

    dengan *3/ setiap dua jam sebanyak 1#D+/ 77. %ila la7togen 1,/ sendok dalam + 77

    air. Aalu penderita diberikan asam olat 1D/ mg, &itamin ' /. $U, &itamin > 1J/

    mg@hari, &itamin % kompleks 1D1 tablet, injeksi ampi7illin +D1 mg $H, injeksi

    gentamisin #D1 mg $H, nistatin -D,/ ml.

    4I. DIANOSIS BANDIN

    Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia deisiensi besi

    Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia penyakit kronis

    4II. DIANOSIS

    Marasmuskwashiokor kondisi $$$ = diare kronis = anemia deisiensi besi

    4II. PENATALAKSANAAN

    "12 / 77 &ia 5G6

    4esomal &ia 5G6 # 77 setiap + menit pada # jam pertama

    10

  • 7/24/2019 case gizi

    11/31

    4esomal #- 77 selang seling dengan *3/ setiap jam pada 1 jam berikutnya

    *3/ 1#D+/ 77 tiap # jam

    $njeksi ampi7illin +D1/ mg $H

    $njeksi gentamisin #D1 mg $H

    5ystatin -D./ ml

    Hitamin ' /. $U

    'sam olat 1D/ mg

    Hitamin > 1D1 tablet

    Hitamin % 1D1 tablet

    9ro balans 7airan tiap 8 jam

    4III. PEMERIKSAAN PENUN5AN

    "arah rutin

    *ungsi hati

    *ungsi ginjal

    Clektrolit

    Glukosa sewaktu

    Urin rutin

    *eses rutin

    !imia darah (*e, 6$%>, albumin, globulin, protein total)

    I7. PRONOSISKuo ad &itam ; dubia

    Kuo ad un7tionam ; dubia

    11

  • 7/24/2019 case gizi

    12/31

    7. FOLLO8 UP SELAMA DIRA8AT

    Tan%%al Ke$e(an%an

    )6 Se" )*1+ S; %'% 7air (=) 1D, lemas (=), muntah (=) 1D

    O; Keadaan Umum /

    Sens ; 7ompos mentis

    Nadi ; 1+ D@menit ($si dan tegangan 7ukup)

    RR ; + D@menit

    T ; +8,3>

    BB; +,0 kg

    Keadaan S"esi3i' /

    Ke"ala; 5> (), konjun7ti&a anemis (=), sklera ikterik (),

    :tomatitis angularis

    Tho(a's ; $ga gambang (=), simetris, retraksi ()

    9o(; %< $ dan $$ (=) normal, murmur (), gallop ()

    Pulmo; Hesikuler normal, ronkhi (), wheezing ()

    A!domen; "atar, lemas, hepar lien tidak teraba, bising usus

    (=) normal, 7ubitan kulit perut kembali lambat

    E's$(emi$as; %aggy pants (=), pu7at (=), edema pretibial (=)

    A; Marasmus kwashiorkor kondisi $$$= "iare kronis = 'nemia deisiensi

    besi

    P; koreksi hiponatremi dengan !aC5 +' gtt 1#D@m

    transusi whole blood - 77

    tunda koreksi hipokalsemi dan hipoalbuminemia

    12

  • 7/24/2019 case gizi

    13/31

    Tan%%al Ke$e(an%an

    ): Se" )*1+ S; 9u7at (=), bengkak seluruh tubuh (=) sesak napas () %'% 7air (=)

    ampas lebih banyak dari air.

    O; Keadaan Umum /

    Sens ; 7ompos mentis

    Nadi ; 1# D@menit ($si dan tegangan 7ukup)

    RR ; +# D@menit

    T ; +8,/>

    BB/ +,0 kg

    Keadaan S"esi3i' /

    Ke"ala ; 5> (), konjun7ti&a anemis (=), sklera ikterik (), edema

    a7ialis (=)

    Tho(a's ; $ga gambang (=), simetris, retraksi ()

    9o(; %< $ dan $$ (=) normal, murmur (), gallop ()

    Pulmo; Hesikuler normal, ronkhi (), wheezing ()

    A!domen; "atar, lemas, hepar lien sulit dinilai, bising usus

    (=) normal

    E's$(emi$as; %aggy pants (=) akral hangat (=),

    A; Marasmus kwashiokor kondisi $$$ = "iare kronis = 'nemia deisiensi

    besi

    P; target kebutuhan kalori 1D+,0 B - kkal@hari

    diet *3/ 1#D+ 77 B +8 77 B #3 kkal@hari B 80,# kkal@kg%%@hari

    ren7ana transusi whole blood - 77

    $H*" "/ L 5: gtt makro@menit

    koreksi albumin #2 # 77@- jam (ke7epatan / 77@jam) + hari

    berturutturut

    ampi7illin +D1/ mg $H (+)

    13

  • 7/24/2019 case gizi

    14/31

    Gentamisin #D1 mg $H (+)

    4esomal # 77 tiap %'% 7air

    &itamin % kompleks 1D L tab 9.O

    &itamin > 1D1 tab 9.O

    'sam *olat 1D1 mg 9.O

    14

  • 7/24/2019 case gizi

    15/31

    BAB III

    TIN5AUAN PUSTAKA

    1. De3inisi

    Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut

    umur (%%@U) yang merupakan padanan istilah severely underweight (!emenkes 4$,

    #11), sedangkan menurut "epkes 4$ #, keadaan kurang gizi tingkat berat pada

    anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (%%@6%) F+ :" dan atau

    ditemukan tandatanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor.1,-

    ). E"idemiolo%i

    Gizi buruk masih merupakan masalah di $ndonesia, walaupun 9emerintah

    $ndonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. "ata :usenas menunjukkan bahwa

    jumlah balita yang %%@U F+:" s7ore ?O5>: sejak tahun 100 meningka tdari

    8,+2 menjadi 3,#2 tahun 100# dan men7apai pun7aknya 11,8 2 padatahun 100/.

    Upaya pemerintahan tara lain melalui 9emberian Makanan 6ambahan dalam

  • 7/24/2019 case gizi

    16/31

    target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa

    pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut

    data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 tahun #0 pre&alensi gizi buruk di

    56% sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33. 1

    ;. Klasi3i'asi i2i Bu(u'

    6erdapat + tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus

    kwashiorkor. 9erbedaan tipe tersebut didasarkan pada 7iri7iri atau tanda klinis dari

    masingmasing tipe yang berbedabeda.

    ;.1 Ma(asmusGambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak 7ukup karena

    diet yang tidak 7ukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang

    hubungan orangtuaanak terganggu, atau karena kelainan metaboli7 atau malormasi

    7ongenital. Gangguan berat setiap system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.8

    Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang

    timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di

    bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan,

    gangguan kulit, gangguan pen7ernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya.

    'nak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih

    merasa lapar. %erikut adalah gejala pada marasmus adalah ; -

    a. 'nak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot

    ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit

    b. ?ajah seperti orang tua

    7. $ga gambang dan perut 7ekung

    d. Otot paha mengendor (baggy pant)

    e. >engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

    ;.) K,ashio('o(

    9enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bilamana

    dietnya mengandung 7ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian

    tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atroi. 6ampak sangat kurus dan atau

    edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.

    16

  • 7/24/2019 case gizi

    17/31

    ?alaupun deisiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan

    kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak 7ukup

    bernilai biologis baik. "apat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada

    keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pda proteinuria (nerosis), ineksi,

    perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati

    kronik .8

    !washiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari deisiensi protein berat dan

    masukan kalori tidak 7ukup. "ari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang

    berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh ineksi kronik, akibat

    deisiensi &itamin dan mineral dapat turut menimbulkan tandatanda dan gejalagejalatersebut. %entuk malnutrisi yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini

    terutama berada di daerah industri belum bekembang.8

    %entuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis

    atau iritabilitas. %ila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak 7ukup, kurang

    stamuna, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap ineksi, dan

    udem. $munodeisiensi sekunder merupakan salah satu dari maniestasi yang paling

    serius dan konstan. 9ada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan

    dan kehilangan tonus otot. ati membesar dapat terjadi awal atau lambat, sering

    terdapat iniltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan berat badan mungkin

    ditutupi oleh udem, yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali pada

    muka dan tungkai. 'liran plasma ginjal, laju iltrasi glomerulus, dan ungsi tubuler

    ginjal menurun.

  • 7/24/2019 case gizi

    18/31

    %erikut 7iri7iri dari kwashiorkor se7ara garis besar adalah ;

    a. 9erubahan status mental ; 7engeng, rewel, kadang apatis

    b. 4ambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah di7abut, pada

    penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.

    7. ?ajah membulat dan sembab

    d. 9andangan mata anak sayu

    e. 9embesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa

    kenyal pada rabaan permukaan yang li7in dan pinggir yang tajam.

    . !elainan kulit berupa ber7ak merah muda yang meluas dan berubah menjadi

    7oklat kehitaman dan terkelupas;.; Ma(asmi'

  • 7/24/2019 case gizi

    19/31

    :elain itu diupayakan menanamkan pengertian kepada para orang tua dalam hal

    memberikan makanan anak dengan 7ara yang tepat dan dalam kondisi yang higienis.

    !. Tin%'a$an Pen%e$ahuan I!u $en$an% i2i.

    :uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan

    pada tiga kenyataan yaitu;

    :tatus gizi 7ukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.

    :etiap orang hanya akan 7ukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu

    menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.

    $lmu gizi memberikan aktaakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar

    menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.

    9engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun

    menu yang baik untuk dikonsumsi. :emakin banyak pengetahuan gizi seseorang,maka

    ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk

    dikonsumsi.

    9engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang penilaian

    status gizi balita. "engan demikian ibu bias lebih bijak menanggapi tentang masalah

    yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita.

    =. Tin%'a$an Pendidi'an I!u.

    9endidikan ibu merupakan aktor yang sangat penting. 6inggi rendahnya tingkat

    pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan terhadap perawatan

    kesehatan, kebersihan pemeriksaan kehamilan dan pas7a persalinan, serta kesadaran

    terhadap kesehatan dan gizi anakanak dan keluarganya. "isamping itu pendidikan

    berpengaruh pula pada a7tor so7ial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan,

    kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan tempat tinggal.6ingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap

    dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. al ini bias dijadikan landasan

    untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. "ari kepentingan gizi keluarga,

    pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di

    dalam keluarga dan bias mengambil tindakan se7epatnya.

    6ingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindaktanduk

    menghadapi berbagai masalah, missal memintakan &aksinasi untuk anaknya,

    memberikan oralit waktu diare, atau kesediaan menjadi peserta !%. 'nakanak dari ibu

    19

  • 7/24/2019 case gizi

    20/31

    yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta

    tumbuh lebih baik. !eterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru guna

    pemeliharaan kesehatan anak maupun salah satu penjelasannya.

    d. A'ses Pela-anan Keseha$an.

    :istem akses kesehatan men7akup pelayanan kedokteran (medical service)dan

    pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). :e7ara umum akses kesehatan

    masyarakat adalah merupakan subsistem akses kesehatan, yang tujuan utamanya adalah

    pelayanan pre&enti (pen7egahan) dan promoti (peningkatan kesehatan) dengan sasaran

    masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak

    melakukan pelayanan kurati (pengobatan) dan rehabilitati (pemulihan).Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan danstatus

    gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita hamil, ibu menyusui, bayi dan anak

    anak ke7il, sehingga dapat menurunkan angka kematian. 9usat kesehatan yang paling

    sering melayani masyarakat, membantu mengatasi dan men7egah gizi kurang melalui

    programprogram pendidikan gizi dalam masyarakat. 'kses kesehatan yang selalu siap

    dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan.

    "engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan dan

    pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi.

    &. Dia%nosis

    "iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan

    pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbedabeda tergantung dari derajat

    dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modiikasi disebabkan oleh

    karena adanya kekurangan &itamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi

    buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang

    kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.#

    "iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran

    antropometri. 'nak didiagnosis gizi buruk apabila ;

    %%@6% kurang dari +:" (marasmus)

    Cdema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh(kwashiorkor ;

    %%@6% E +:" atau marasmikkwashiorkor ; %%@6% F +:".

    20

  • 7/24/2019 case gizi

    21/31

  • 7/24/2019 case gizi

    22/31

    Peme(i'saan Fisi'

    'pakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.

    6entukan status gizi dengan menggunakn %%@6%9%

    6anda dehidrasi ; tampak haus, mata 7ekung, turgor buruk

    6anda syok (akral dingin, >46 lambat, nadi lemah dan 7epat), kesadaran

    menurun

    "emam (suhu aksilar +3,/ >) atau hipotermi (suhu aksilar F+/,/ >)

    *rekuensi dan tipe pernaasan ; pneumonia atau gagal jantung

    :angat pu7at

    9embesaran hati dan ikterus

    'dakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asites

    6anda deisiensi &itamin ' (ber7ak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)

    Ulkus pada mulut

    *okus ineksi ; 66, paru, kulit

    Aesi kulit pada kwashiorkor

    6ampilan tinja

    6anda dan gejala ineksi $H

    22

  • 7/24/2019 case gizi

    23/31

    +. Alu( dan Pena$ala'sanaan i2i Bu(u'

    %erikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk

    Ba%an 1. Alu( "eme(i'saan ana' den%an %i2i !u(u'

    23

  • 7/24/2019 case gizi

    24/31

    :elain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit@puskesmas

    perawatan.

    %agan #. 'lur 9elayanan 'nak Gizi %uruk di 4umah :akit@9uskesmas 9erawatan

    24

  • 7/24/2019 case gizi

    25/31

    %erikut juga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk tanpa tada

    bahaya atau tanda penting tertentu.

    Ba%an ;. Pem!e(ian 9ai(an dan Ma'anan Un$u' S$a!ilisasi

    "alam proses pengobatan !C9 berat terdapat + ase, adalah ase stabilisasi, ase

    transisi dan ase rehabilitasi. 9etugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana

    yang 7o7ok untuk setiap ase. 6atalaksana ini digunakan baik pada penderita

    kwashiorkor, marasmus maupun marasmikkwarshiorkor.

    1. Taha" Pen-esuaian

    6ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga

    ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (6C69). 6ahap penyesuaian inidapat berlangsung singkat, adalah selama 1# minggu atau lebih lama, bergantung pada

    kemampuan pasien untuk menerima dan men7erna makanan. ontoh; susu rendah laktosa =#,//2 glukosa =#2

    tepung. :e7ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek. %ila ada,

    berikan ':$.

    25

  • 7/24/2019 case gizi

    26/31

    l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia.

    7. Mg, berupa Mg:O- /2, diberikan se7ara intra muskuler bila terdapat

    hipomagnesimia.

    26

  • 7/24/2019 case gizi

    27/31

    d. Hitamin ' diberikan sebagai pen7egahan sebanyak #. :$ peroral atau

    1. :$ se7ara intra muskuler. %ila terdapat Derotalmia, &itamin '

    diberikan dengan dosis total /. :$@kg berat badan dan dosis maksimal

    -. :$.

    e. Hitamin % dan &itamin > dapat diberikan se7ara suntikan peroral. at besi

    (*e) dan asam olat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai

    !!9 berat.

    6abel 1.

  • 7/24/2019 case gizi

    28/31

    >. Dam"a' i2i Bu(u'

    Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait

    dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai

    konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. !ondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak

    organ dan sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan deisiensi

    (kekurangan) asupan mikro@makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk

    akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun

    pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena ineksi.

    :e7ara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengan7am jiwa karena

    berberbagai disungsi yang di alami, an7aman yang timbul antara lain hipotermi (mudah

    kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang

    dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit dan 7airan tubuh.

  • 7/24/2019 case gizi

    29/31

    "ari anamnesis didapatkan bahwa sejak = # minggu :M4:, penderita mengalami %'%

    7air, air lebih banyak daripada ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada, rekuensi lebih dari /

    kali sehari. "emam tidak ada, batuk dan pilek ada. 9enderita kemudian dibawa berobat ke

    bidan, lalu diberi obat sirup. 5amun, keluhan dirasa tidak berkurang dan penderita tidak

    dibawa berobat lagi. :ejak = 1 minggu :M4:, anak makin sering mengalami %'% 7air, air

    lebih banyak daripada ampas, rekuensi lebih dari kali sehari, lendir ada, darah tidak ada.

    6idak ada demam, batuk ada, pilek ada. 9enderita dibawa ke spesialis anak dan dirujuk

    karena kwashiokor, diare dan $:9'. 9enderita lalu dibawa ke 4:M.

    "ari anamnesis ini dapat disimpulkan bahwa penderita mengalami diare. al ini

    diketahui dari adanya perubahan konsistensi eses menjadi 7air dengan rekuensi / kali seharidalam waktu kurang dari 1- hari. "ari keluhan tidak didapatkan darah dan lendir yang

    menandakan bahwa bukan ineksi dari Shigella. "ari anamnesis juga didapatkan bahwa eses

    tidak berbau seperti bayclin,sehingga kolera dapat disingkirkan. 9enderita juga mengeluh

    tidak mengeluh demam, namun ada batuk dan pilek yang menandakan adanya ineksi saluran

    napas akut dengan ke7urigaan etiologi adalah ineksi &irus.

    "ari anamnesis juga didapatkan bahwa penderita memiliki riwayat berat badan yang

    tidak bertambah sejak usia # bulan, yaitu -,/ kg dan memiliki riwayat sering diare sejak usia

    + bulan dan berobat ke dokter dinyatakan sembuh.

    "ari anamnesis didapatkan juga bahwa penderita memiliki riwayat berat badan yang

    tidak bertambah sejak usia - bulan dan memiliki riwayat sering diare sejak usia - bulan. al

    ini menunjukkan bahwa meskipun diare yang terjadi kurang dari 1 minggu, namun diare ini

    hilang timbul sejak usia - bulan, sehingga dapat dikatakan bahwa diare yang diderita

    merupakan diare kronis. 4iwayat berat badan yang tidak bertambah dan didukung dari hasil

    pemeriksaan isik mengarahkan diagnosis penderita pada suatu keadaan malnutrisi. %erat

    badan penderita adalah +,0 kg dan tinggi badan 88 7m. :etelah dilakukan pengukuran status

    gizi berdasarkan kur&a ?O, %%@6% terletak di bawah + :" sehingga penderita termasuk

    klasiikasi gizi buruk. "ari pemeriksaan isik ditemukan bahwa wajah penderita terlihat

    seperti orang tua, terdapat iga gambang, dan baggy pantsyang juga mendukung diagnosis

    malnutrisi. 6ipe malnutrisi pada kasus ini adalah marasmus karena dari pemeriksaan tidak

    didapatkan edema pada penderita. :elain itu, hasil anamnesis mendukung bahwa penyebab

    malnutrisi pada penderita yakni adalah asupan nutrisi yang sangat kurang kualitas dan

    kuantitasnya. %erdasarkan derajat dehidrasinya, penderita termasuk dalam dehidrasi berat

    29

  • 7/24/2019 case gizi

    30/31

    karena dari pemeriksaan isik ditemukan mata 7ekung dan 7ubitan kulit perut kembali sangat

    lambat. 9enderita juga terlihat sangat lemah dan sudah malas minum yang mendukung

    dehidrasi berat. %erdasarkan kondisinya, penderita termasuk dalam gizi buruk kondisi $$$

    karena terdapat diare dan tanpa letargi. 'kral yang pu7at, atroi papil lidah, dan ditambah

    hasil pemeriksaan penunjang, yakni b 8,+ menunjukkan bahwa penderita mengalami

    anemia yang kemungkinan disebabkan deisiensi besi, namun perlu pemeriksaan lebih lanjut

    untuk menegakkan diagnosisnya.

    9enatalaksanaan pada kasus ini berdasarkan tatalaksana gizi buruk kondisi $$$ menurut

    kemenkes 4$. *ase awal dari tatalaksana pasien malnutrisi yakni stabilisasi. 9ada awal masuk

    $G", pasien diberikan / 77 "12 diikuti dengan resomal # 77 setiap setengah jam selama

    # jam pertama. Hitamin ', % kompleks, >, dan asam olat diberikan sesuai dosis.

    !otrimoksazol # D L sendok takar diberikan sebagai antibiotik pilihan, dosisnya sesuai berat

    badan pasien, yakni antara +8 kg. !eadaan pasien membaik meskipun diare belum

    menghilang, sehingga terapi 7airan diteruskan untuk sepuluh jam selanjutnya, yakni selang

    seling antara * 3/ - 77 dan resomal # 77 setiap jamnya. !eadaan pasien membaik,

    sehingga saat diare sudah tidak ada dan pasien sudah dapat menghabiskan * 3/, pada hari

    kedelapan M4:, * 3/ diberikan menjadi + jam sekali sebanyak 8 77 setiap pemberian.

    Hitamin % kompleks, asam olat, &itamin >, dan kotrimoksazol terus diberikan sesuai

    dosisnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    30

  • 7/24/2019 case gizi

    31/31

    1. !emenkes 4$. #11. Keputusan Menteri Kesehatan epubli! "ndonesia tentang Standar

    #ntropometri $enilaian Status Gi%i #na!.