Pandahuluan Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di Negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan olehvirus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malsbsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolic karena kehilangan basa. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor kesehatan karena rata – rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ditempati oleh bayi dan anak dengan penyakit diare, selain itu juga di pelayanan kesehatan primer, diare masih menenpeti urutan kedua dalam urutan 10 penyakit terbanyak di populasi. Diare juga erat hubunganya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dddan berkurangnya kemapuan menyrap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pandahuluan
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di Negara
berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan olehvirus, bakteri atau
parasit, akan tetapi berbagai berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut,
termasuk sindroma malsbsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting,
sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi
yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah
gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air
dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolic karena kehilangan basa.
Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor kesehatan
karena rata – rata sekitar 30% dari jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ditempati
oleh bayi dan anak dengan penyakit diare, selain itu juga di pelayanan kesehatan primer,
diare masih menenpeti urutan kedua dalam urutan 10 penyakit terbanyak di populasi.
Diare juga erat hubunganya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode diare dapat
menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dddan berkurangnya
kemapuan menyrap sari makanan, sehingga apabila episodnya berkepanjangan akan
berdampak terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.
Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari, disertai
dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lender dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang
air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi mningkat normal, hal
tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara kibat
belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehtan masyarakat di Negara berkembang termasuk di
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap
tahunnya karena diare dan sebagian besra kejadian tersebut terjadi di Negara
berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare,
sedangkan di Indonesia hasil Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan
penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% disbanding pneumonia 24%, untuk
golongan 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% disbanding pneumonia
15,5%.
Cara Penularan dan Faktor Resiko
Cara penularan diare umumnya melalui cara fekal – oral yaitu melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan
penderita atau barabg – barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung
melalui lalat. ( melalui 4 F = finger, flies, fluid, field ).
Factor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antra lain : tidak
memberikan ASI secara penuh untuk 4 – 6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak
memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana
keberihan ( MCK ), kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain
hal- hal tersebut, beberapa factor pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan
untuk terjangkit diare antara lain : gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman
lambu ng, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan
factor genetic.
1. Faktor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada2 tahun pertama kehidupan. Insideen
tetinggi terjadi pada kelompok umur 6 – 11 bulan pada saat diberikan makanan
pendamping ASI. Pola ini menggambarakan kombinasi efek penurunan kadar
antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang
pada saat bayi mulai merangkak. Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak
sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang membantu
menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada
orang dewasa.
2. Infeksi asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini
meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunisasi aktif. Pada
infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung pada beberapa hari atau minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang infeksius. Orang
dengan infeksi asimtomatik berparan penting dalam peyebaran banyak enteropaogen
terutama bila mereka tidak menyadari adanya infeksi, tidak menjaga kebersihan, dan
berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain.
3. Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di daerah sub
tropik diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas, sedangkan diare
karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin. Di daerah
tropik ( termasuk Indonesia ), diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi
sepanjang tahun dengan peningkatn sepanjang musim kemarau, sedangkan diare
karena bakteri cenderung meningkat pada musim hujan.
4. Epidemi dan pandemic
Vibrio cholera 0.1 dan Shigella dysentriae 1 dapat menyababkan epidemic dan
pandemic yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada semua
golongan usia. Sejak tahun 1961, kolera yang disebabkan vibrio cholera 0.1 biotipe
Eltor telah menyebar ke Negara – Negara di Afrika, Amerika latin, Asia, Timur
Tengah, dan di beberapa daerah di amerika Utara dan Eropa. Dalam kurun waktu
yang sama Shigella dysentriae tipe 1 menjadi penyebab wabah yang besar di Amerika
Tengah dan terakhir di Afrika tengah dan Asia Selatan. Pada akhir tahun 1992,
dikenal strain baru Vibrio cholera 0139 yang menyababkan pandemic di Asia dan
lebih dari 1 negara mengalami wabah.
Etiologi
Pada saat ini, dengan kemajuan di bidang teknik laboratorium kuman – kuam pathogen
telah dapat diidentifikasi dari penderita diare sekitar 80% pada kasus yang datang di
sarana kesehatandan sekitar 50% kasus ringan di masyarakat. Penyebab infeksi utama
timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari
diare akut karena infeksi adalah non inflammatory dan inflammatory.
Enteropatogen menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh
bakteri, destruksi sel permukaan vili oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan
dan/atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan
oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sititoksin.
Beberapa penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah