Page 1
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 1/28
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi umum adalah suatu tindakan yang membuat pasien tidak sadar
selama prosedur medis, sehingga pasien tidak merasakan atau mengingat apa pun
yang terjadi. Anestesi umum biasanya dihasilkan oleh kombinasi obat intravena
dan gas yang dihirup (anestesi). "Tidur" pasien yang mengalami anestesi umum
berbeda dari tidur seperti biasa. Otak yang dibius tidak merespon sinyal rasa sakitatau manipulasi bedah.
Praktek anestesi umum juga termasuk mengendalikan pernapasan pasien
dan memantau fungsi vital tubuh pasien selama prosedur anestesi berlangsung.
Anestesi umum diberikan oleh dokter yang terlatih khusus, yang disebut ahli
anestesi, ataupun bisa juga dilakukan oleh pera at anestesi yang berkompeten.
Page 2
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 2/28
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identifikasi
!ama An. #$%
&mur ' tahun
enis kelamin Perempuan
*uku bangsa *umatera *elatan
Agama +slam
Alamat Tanjung Agung
!o. # - /00'
# * // $esember /1-
II. Anamnesis
Tanggal /' anuari /1-
$iberikan oleh Penderita
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Kel !an Utama 2eluhan utama nyeri perut ba ah terutama saat menstruasi
Kel !an "am#a!an $ 3
Riwayat Per%alanan Penyakit
4 bulan yang lalu os nyeri haid, terus menerus selama haid, haid
berlangsung hari dan banyak, os masih mampu beraktifitas seperti biasa, nyeri
Page 3
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 3/28
saat bersenggama (3), benjolan (3), demam (3), mual dan muntah (3), 5A5 dan
5A2 seperti biasa.
/ bulan yang lalu, os mengeluh nyeri perut ba ah, nyeri terus3menerus,
nyeri bertambah berat saat haid. Os mengaku nyeri sangat mengganggu hingga os
tidak mampu beraktifitas seperti biasa, nyeri saat bersenggama (6), benjolan di
perut (3), keluar darah dari kemaluan (3), demam (3), mual muntah (3), 5A5 dan
5A2 seperti biasa. Os berobat ke dokter obgyn dan siberi obat.
Riwayat &estr asi
#enar7he usia -' tahun , *iklus haid teratur /4 hari, lama haid hari,
ganti pembalut '89hari, dismenorhea (6) sejak tahun yll, Perdarahan di luar
siklus haid (3)
Riwayat 'erkawinan$
menikah - kali usia /1 tahun
Riwayat ke!amilan(Persalinan(A#)rt s
P':/A-, i ayat pemakaian kontrasepsi, memakai 25 suntik setelah
kelahiran anak pertama
Riwayat S)sialek)n)mi$
Os merupakan ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai
buruh, memiliki satu orang anak perempuan à 2esan *O*;2 menengah ke
ba ah
Riwayat Penyakit Da! l
i ayat alergi makanan (3)
i ayat asma (3)
i ayat operasi (3)
i ayat alergi obat (3)
i ayat hipertensi (3)
Page 4
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 4/28
i ayat diabetes mellitus (3)
i ayat penggunaan <at anestesi (3)
III. Pemeriksaan*isik
I. Pemeriksaan Um m
2eadaan umum Tampak sakit ringan
2esadaran 2ompos mentis
*uhu '0, 1=
55 4 kg
Tekanan darah -/1941 mm>g
Pernafasan // 89menit, reguler
!adi 4?89m (isi dan tegangan 7ukup)
II. Pemeriksaan K! s s
Ke'ala
&ata =A (3), *+ (3), pupil bulat, isokor, sentral $ 'mm9'mm. ;dema palpebral
(3)
Hid ng sekret, darah (3), deviasi septum (3)
& l t mukosa bibir pu7at (3) sianosis (3) atrofi papil lidah (3), buka mulut ' jari,
gigi goyang (3) ompong (3), gigi palsu (3), #alampati +, @aring9tonsil Arkusfaring simetris, uvula ditengah, palatum mole (6), tonsil T- T-hiperemis (3),
detritus (3), kripta tidak melebar, tidak mudah berdarah.
Le!er$ ejas (3), deformitas (3), BP 3/ 7m> / O, Pembesaran 2:5 (3)
"!)raks
Par $ statis3dinamis simetris, stem fremitus kananCkiri, sonor, vesikuler (6)
normal, ronkhi (3), hee<ing (3)
Page 5
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 5/28
+ant ng$ 5 +3++ (6) normal, > C 4? 89menit, murmur (3), gallop (3)
A#d)men$ datar, lemas, hepa9lien tidak teraba, nyeri tekan (6) supra pubis,tymphani, 5& (6) normal
Ekstremitas$ akral hangat, pu7at (3), = T D ' detik, edema (3)
I,. Pemeriksaan Pen n%ang
Eaboratorium
>b --,0
Eeukosit 4111
Trombosit -4/.111
5T 'F
=T 0F
@oto polos thora8 !ormal
,. Diagn)sis Ker%a
Diagn)sa O#stetri -inek)l)gy ;ndometriosis
Diagn)sa Anestesi ;ndometriosis pro Eaparotomi dengan
A*A -
,I. "era'i
3 +nfus E G4779jam (maintenan7e)
3 Pro kistektomi
3 +nformed 7onsent operasi
3 2onsul bagian anestesi
3 +nformed 7onsent pembiusan
,I. Ren ana Anestesi
a. enis pembedahan 2istektomi
Page 6
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 6/28
b. enis anestesi :eneral anestesi intubasi
7. Teknik anestesi +ntubasi oral sleep apnea, ;TT kinking, si<e .1,orofaringeal air ay (6)
d.Eama anestesi 01 menit
e. Eama operasi 01 menit
f. Premedikasi mida<olam / mg
g. +nduksi propofol /11 mg, fentanil -11Hgr,
Atra7urium '1 mg
h.#edikasi tambahan 2etorola7 '1 mg
,I. La')ran anestesi d rante )'erasi
a. #ulai anestesi // $esember /1- pukul --. 11 I+5
b. Eama anestesi 0 menit
7. Eama operasi 01 menit
d. Premedikasi #ida<olam / mg
e. +nduksi propofol /11 mg, fentanil -11Hgr, Atra7urium '1 mg
f. #edikasi tambahan 2etorola7 '1 mg
g. elaksasi 3
h. espirasi Terkontrol
i. Posisi *upinasi
j. =airan $urante Operasi E 11 ml
k. *elesai operasi // $esember /1- pukul . -/.11 I+5
Page 7
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 7/28
BAB III
"IN+AUAN PUS"AKA
/.0. Anestesi Um m
/.0.0 Definisi
Anestesi umum adalah suatu keadaan meniadakan nyeri se7ara sentral yang
dihasilkan ketika pasien diberikan obat3obatan untuk amnesia, analgesia,
kelumpuhan otot, dan sedasi. Pada pasien yang dilakukan anestesi dapat dianggap
berada dalam keadaan ketidaksadaran yang terkontrol dan reversibel. Anestesi
memungkinkan pasien untuk mentolerir tindakan pembedahan yang dapat
menimbulkan rasa sakit tak tertahankan, yang berpotensi menyebabkan perubahan
fisiologis tubuh yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak
menyenangkan. 2omponen anestesi yang ideal terdiri dari -. >ipnotik, /.
Analgetik, '. elaksasi otot
Anestesi umum menggunakan 7ara melalui intravena dan se7ara inhalasi untuk
memungkinkan akses bedah yang memadai ke tempat dimana akan dilakukan
operasi. *atu hal yang perlu di7atat adalah bah a anestesi umum mungkin tidak
selalu menjadi pilihan terbaik, tergantung pada presentasi klinis pasien, anestesi
lokal atau regional mungkin lebih tepat.
#etode pemberian anestesi umum dapat dulihat dari 7ara pemberian obat,
terdapat ' 7ara pemberian obat pada anestesi umum
-. Parenteral
Anestesi umum yang diberikan se7ara parentral baik intravena maupun
intramuskuler biasanya digunakan untuk tindakan operasi yang singkat
atau untuk induksi anestesi. Obat anestesi yang sering digunakan adalah
• Pentothal
Page 8
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 8/28
$ipergunakan dalam larutan /, J atau J dengan dosis permulaan ?30
mg9kg 55 danselanjutnya dapat ditambah sampai - gram.
Penggunaan
3 &ntuk induksi, selanjutnya diteruskan dengan inhalasi.
3 Operasi3operasi yang singkat seperti 7urettage, reposisi, insisi abses.
=ara Pemberian
Earutan /, J dimasukkan +B pelan3pelan ?34 == sampai penderitatidur, pernapasan lambat dan dalam. Apabila penderita di7ubit tidak
bereaksi, operasi dapat dimulai. *elanjutnya suntikan dapat ditambah
se7ukupnya apabila perlu sampai - gram.
2ontra +ndikasi
-.Anak3anak di ba ah ? tahun
/.*ho7k , anemia, uremia dan penderita3penderita yang lemah
'.:angguan pernafasan asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran
nafas
?.Penyakit jantung
.Penyakit hati
0.Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan venayang baik.
• 2etalar (2etamine)
$iberikan +B atau +# berbentuk larutan -1 mg977 dan 1 mg977.$osis +B
-3' mg9kg55,+# 43-' mg9kg55-3' menit setelah penyuntikan operasi
dapat dimulai.
Penggunaan
Page 9
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 9/28
-. Operasi3operasi yang singkat
/. &ntuk indikasi penderita tekanan darah rendah
2ontra +ndikasi
Penyakit jantung, kelainan pembuluh darah otak dan hypertensi.
Oleh karena komplikasi utama dari anestesi se7ara parenteral
adalah menekan pusat pernafasan, maka kita harus siap dengan peralatan
dan tindakan pernafasan buatan terutama bila ada sianosis.
/. Perektal
Obat anestesi diserap le at mukosa re7tum kedalam darah dan
selanjutnya sampai ke otak. $ipergunakan untuk tindakan diagnosti7
(katerisasi jantung, roentgen foto, pemeriksaanmata, telinga,
oesophagos7opi, penyinaran dsb) terutama pada bayi3bayi dan anak ke7il.
uga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak3
anak. *yaratnya adalah
-. e7tum betul3betul kosong
/.Tak ada infeksi di dalam re7tum. Eama narkose /13'1 menit.
Obat3obat yang digunakan
3 Pentothal -1J dosis ?1 mg9kg55
3 Tribromentothal (avertin) 41 mg9kg55
'. Perinhalasi
Obat anesthesia dihirup bersama udara pernafasan ke dalam paru3paru,
masuk ke darah dan sampai di jaringan otak mengakibatkan narkose.
Obat3obat yang dipakai
-. +nduksi halotan
Page 10
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 10/28
+nduksi halotan memerlukan gas pendorong O / atau 7ampuran ! / O dan
O / . +nduksidimulai dengan aliran O / K ? ltr9mnt atau 7ampuran ! / O O/
C ' -. Aliran K ? ltr9mnt.2alau pasien batuk konsentrasi halotan
diturunkan, untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan lagi sampai
konsentrasi yang diperlukan.
/. +nduksi sevofluran
+nduksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk
alaupun langsung diberikan dengan konsentrasi tinggi sampai 4 vol
J. *eperti dengan halotankonsentrasi dipertahankan sesuai kebutuhan.
'. +nduksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau
desfluran jarang dilakukan karena pasien sering batuk dan aktu
induksi menjadi lama.
Apabila obat anestesi inhalasi, dihirup bersama3sama udara inspirasi
masuk ke dalam saluran pernafasan, di dalam alveoli paru akan berdifusi masuk
ke dalam sirkulasi darah. $emikian pula yang disuntikkan se7ara intramuskuler,
obat tersebut akan diabsorbsi masuk ke dalam sirkulasi darah. *etelah masuk ke
dalam sirkulasi darah obat tersebut akan menyebar kedalam jaringan. $engan
sendirinya jaringan yang kaya pembuluh darah seperti otak atau organ vital akan
menerima obat lebih banyak dibandingkan jaringan yang pembuluh darahnya
sedikit seperti tulang atau jaringan lemak. Tergantung obatnya, di dalam jaringan
sebagian akan mengalami metabolisme, ada yang terjadi di hepar, ginjal atau
jaringan lain.
;kskresi bisa melalui ginjal, hepar, kulit atau paru paru. ;kskresi bisa
dalam bentuk asli atau hasil metabolismenya. ! / O diekskresi dalam bentuk asli
le at paru. @aktor yang mempengaruhi anestesi antara lain
3 @aktor respirasi (untuk obat inhalasi).
3 @aktor sirkulasi
Page 11
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 11/28
3 @aktor jaringan.
3 @aktor obat anestesi.
@aktor respirasi
*esudah obat anestesi inhalasi sampai di alveoli, maka akan men7apai
tekanan parsiel tertentu, makin tinggi konsentrasi <at yang dihirup tekanan
parsielnya makin tinggi. Perbedaan tekanan parsiel <at anestesi dalam alveoli dan
di dalam darah menyebabkan terjadinya difusi. 5ila tekanan di dalam alveoli lebih
tinggi maka difusi terjadi dari alveoli ke dalam sirkulasi dan sebaliknya difusiterjadi dari sirkulasi ke dalam alveoli bila tekanan parsiel di dalam alveoli lebih
rendah (keadaan ini terjadi bila pemberian obat anestesi dihentikan.
#akin tinggi perbedaan tekanan parsiel makin 7epat terjadinya difusi.
Proses difusi akan terganggu bila terdapat penghalang antara alveoli dan sirkulasi
darah misalnya pada udem paru dan fibrosis paru. Pada keadaan ventilasi alveoler
meningkat atau keadaan ventilasi yang menurun misalnya pada depresi respirasi
atau obstruksi respirasi.
@aktor sirkulasi
Aliran darah paru menentukan pengangkutan gas anestesi dari paru ke
jaringan dan sebaliknya. Pada gangguan pembuluh darah paru makin sedikit obat
yang dapat diangkut demikian juga pada keadaan 7ardia7 output yang menurun.
Blood gas partition coefisien adalah rasio konsentrasi <at anestesi dalam
darah dan dalam gas bila keduanya dalam keadaan keseimbangan. 5ila kelarutan
<at anestesi dalam darah tinggi95: koefisien tinggi maka obat yang berdifusi
7epat larut di dalam darah, sebaliknya obat dengan 5: koefisien rendah, maka
7epat terjadi keseimbangan antara alveoli dan sirkulasi darah, akibatnya penderita
mudah tertidur aktu induksi dan mudah bangun aktu anestesi diakhiri.
@aktor jaringan
%ang menentukan antara lain
Page 12
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 12/28
3 Perbedaan tekanan parsiel obat anestesi di dalam sirkulasi darah dan di
dalam jaringan.
3 2e7epatan metabolisme obat.
3 Aliran darah dalam jaringan.
3 Tissue/blood partition coefisien
.@aktor <at anestesi
Tiap3tiap <at anestesi mempunyai potensi yang berbeda. &ntuk mengukur potensi obat anestesi inhalasi dikenal adanya #A= ( minimal alveolar
concentration ). #enurut #erkel dan ;ger (-G0'), #A= adalah konsentrasi obat
anestesi inhalasi minimal pada tekanan udara - atm yang dapat men7egah gerakan
otot skelet sebagai respon rangsang sakit supramaksimal pada 1J pasien. #akin
rendah #A= makin tinggi potensi obat anestesi tersebut.
Stadi m anestesi
2edalaman anestesi harus dimonitor terus menerus oleh pemberi anestesi, agar
tidak terlalu dalam sehingga membahayakan ji a penderita, tetapi 7ukup adekuat
untuk melakukan operasi. 2edalaman anestesi dinilai berdasarkan tanda klinik
yang didapat. :uedel membagi kedalaman anestesi menjadi ? stadium dengan
melihat pernafasan, gerakan bola mata, tanda pada pupil, tonus otot dan refleks
pada penderita yang mendapat anestesi ether.
-. *tadium +
$isebut juga stadium analgesi atau stadium disorientasi. $imulai sejak
diberikan anestesi sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini operasi
ke7il bisa dilakukan.
/. *tadium ++
Page 13
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 13/28
$isebut juga stadium delirium atau stadium e8itasi. $imulai dari
hilangnya kesadaran sampai nafas teratur. $alam stadium ini penderita
bisa meronta ronta, pernafasan irregular, pupil melebar, refleks 7ahaya
positif gerakan bola mata tidak teratur, lakrimasi (6), tonus otot meninggi,
refle8 fisiologi masih ada, dapat terjadi batuk atau muntah, kadang3kadang
ken7ing atau defekasi. *tadium ini diakhiri dengan hilangnya refleks
menelan dan kelopak mata dan selanjutnya nafas menjadi teratur. *tadium
ini membahayakan penderita, karena itu harus segera diakhiri. 2eadaan ini
bisa dikurangi dengan memberikan premedikasi yang adekuat, persiapan
psikologi penderita dan induksi yang halus dan tepat. 2eadaan emergen7y
delirium juga dapat terjadi pada fase pemulihan dari anestesi.
'. *tadium +++
$isebut juga stadium operasi. $imulai dari nafas teratur sampai paralise
otot nafas. $ibagi menjadi ? plane
3 Plane + $ari nafas teratur sampai berhentinya gerakan bola mata.$itandai dengan nafas teratur, nafas torakal sama dengan abdominal.
:erakan bola mata berhenti, pupil menge7il, refleks 7ahaya (6),
lakrimasi meningkat, refle8 faring dan muntah menghilang, tonus otot
menurun.
3 Plane ++ $ari berhentinya gerakan bola mata sampai permulaan
paralisa otot interkostal. $itandai dengan pernafasan teratur, volume
tidak menurun dan frekuensi nafas meningkat, mulai terjadi depresinafas torakal, bola mata berhenti, pupil mulai melebar dan refleks
7ahaya menurun, refleks kornea menghilang dan tonus otot makin
menurun.
3 Plane +++ $ari permulaan paralise otot interkostal sampai paralise
seluruh otot +nterkostal. $itandai dengan pernafasan abdominal lebih
dorninan dari torakal karena terjadi paralisis otot interkostal, pupil
Page 14
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 14/28
makin melebar dan refle8 7ahaya menjadi hilang, lakrimasi negafif,
refle8 laring dan peritoneal menghilang, tonus otot makin menurun.
3 Plane +B $ari paralise semua otot interkostal sampai paralise
diafragma. $itandai dengan paralise otot interkostal, pernafasan
lambat, iregular dan tidak adekuat, terjadi jerky karena terjadi paralise
diafragma. Tonus otot makin menurun sehingga terjadi fla77id, pupil
melebar, refleks 7ahaya negatif refleks spin7ter ani negative.
?. *tadium +B
$ari paralisis diafragma sampai apneu dan kematian. uga disebut stadium
over dosis atau stadium paralysis. $itandai dengan hilangnya semua
refleks, pupil dilatasi, terjadi respiratory failure dan dikuti dengan
circulatory failure .
Persia'an Anestesia Um mPraktek anesesi yang aman dan efisien memerlukan personil
bersertifikat, obat3obatan dan peralatan yang tepat, serta keadaan pasien yangoptimal.
Persyaratan minimum untuk anestesi umum2ebutuhan infrastruktur minimum untuk anestesi umum termasuk ruang
yang 7ukup terang dengan ukuran yang memadai, sebuah sumber oksigen
bertekanan (paling sering di pipa)L perangkat hisap yang efektifL monitor yang
sesuai dengan standar A*A ( American Society of Anesthesiologist ) , termasuk
denyut jantung, tekanan darah, ;2:, denyut nadi oksimetri, kapnografi, suhu,
dan konsentrasi oksigen terinspirasi dan dihembuskan dan <at anestesi yang
diaplikasikan.*elain ini, beberapa peralatan dibutuhkan untuk memasukkan <at anestesi.
Alat yang sederhana seperti jarum dan jarum suntik, jika obat harus diberikan
sepenuhnya intravena. $alam sebagian besar keadaan, ini berarti
membutuhkan tersedianya sebuah mesin yang memungkinkan untuk
mengetahui pemasukkan gas dan memelihara anestesi tetap berjalan#enyiapkan pasien
Page 15
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 15/28
2ondisi pasien harus 7ukup dipersiapkan. #etode yang paling efisien
adalah pasien ditinjau oleh orang yang bertanggung ja ab untuk memberikan
anestesi dengan baik sebelum tanggal operasi.;valuasi praoperasi memungkinkan pemantauan laboratorium yang tepat,
perhatian terhadap kondisi medis pasien yang terbaru atau yang sedang
berlangsung, diskusi dari setiap reaksi sebelumnya yang merugikan pribadi
atau keluarga untuk anestesi umum, penilaian status fungsional jantung dan
paru, dan ren7ana anestesi yang efektif dan aman. >al ini juga berfungsi untuk
meredakan ke7emasan dari pembedahan yang tidak diketahui oleh pasien dan
keluarga mereka. *e7ara keseluruhan, proses ini memungkinkan untuk
optimasi pasien pada aktu perioperatif.Pemeriksaan fisik yang terkait dengan evaluasi praoperasi memungkinkan
pelaksana anestesi untuk fokus se7ara khusus pada kondisi saluran napas yang
diharapkan, termasuk membuka mulut, gigi longgar atau bermasalah,
keterbatasan dalam rentang gerak leher, anatomi leher, dan presentasi
#allampati (lihat di ba ah). $engan menggabungkan semua faktor, ren7ana
yang sesuai untuk intubasi dapat diuraikan dan langkah tambahan, jika perlu,
dapat diambil untuk mempersiapkan bronkoskopi serat optik, laringoskopi
video, atau berbagai intervensi sulit terhadap saluran napas lainnya.#anajemen jalan napas
2esulitan yang mungkin dihadaapi dalam manajemen jalan napas,
meliputi kondisi diba ah ini ahang yang ke7il atau mundur :igi rahang atas yang menonjol Eeher yang pendek ;kstensi leher terbatas Pertumbuhan gigi yang buruk Tumor di ajah, mulut, leher, atau tenggorokan Trauma pada ajah @iksasi antar3gigi Penggunaan cervical collar yang keras5erbagai sistem penilaian telah dibuat menggunakan pengukuran orofa7ial
untuk memprediksi intubasi sulit. %ang paling banyak digunakan adalah skor
#allampati, yang mengidentifikasi pasien dengan faring yang kurang jelas
divisualisasikan melalui mulut terbuka.
Page 16
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 16/28
Penilaian #allampati idealnya dilakukan saat pasien duduk dengan mulut
terbuka dan lidah yang menonjol tanpa phonating . Pada banyak pasien yang
diintubasi karena indikasi emergensi, jenis penilaian seperti ini tidak mungkin.
*ebuah penilaian sederhana dapat dilakukan pada pasien dalam posisi
terlentang untuk mendapatkan gambaran dari ukuran bukaan mulut dan
perkiraan lidah dan orofaring sebagai faktor dalam keberhasilan intubasi (lihat
gambar di ba ah)
*kor #allampati yang tinggi telah terbukti menjadi prediksi intubasi sulit.
!amun, tidak ada sistem penilaian yang sensitive -11J atau spesifik -11J .Akibatnya, praktisi mengandalkan beberapa kriteria dan pengalaman mereka
untuk menilai jalan napas.
Pelaksana anestesi bertanggung ja ab untuk menilai semua faktor yang
mempengaruhi kondisi medis pasien dan memilih teknik anestesi yang optimal
sesuai kondisi pasien. 5eberapa pertimbangan dalam melakukan anestesi umum
meliputi
• 2euntungan
3 #enurunkan kesadaran dan ingatan pasien selama operasi
3 #emungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka aktu yang
lama
3 #emfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan
sirkulasi
Page 17
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 17/28
3 $apat digunakan dalam kasus3kasus yang sensitif terhadap <at
anestesi lo7al
3 $apat diberikan tanpa memindahkan pasien dari posisi terlentang
3 $apat disesuaikan dengan mudah untuk prosedur operasi dengan
durasi aktu yang tak dapat diprediksi atau pada keadaan
penambahan aktu operasi
3 $apat diberikan dengan 7epat dan reversibel
• 2ekurangan
3 #embutuhkan peningkatan kompleksitas pera atan dan biaya yang
terkait
3 #embutuhkan persiapan pasien praoperasi
3 $apat menyebabkan fluktuasi perubahan fisiologis yang memerlukan
intervensi aktif
3 Terkait dengan komplikasi kurang serius seperti mual atau muntah,
sakit tenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan dibutuhkan aktu
dalam pengembalian fungsi mental yang normal
3 Terkait dengan kondisi hipertermia yang ga at, sebuah kondisi yang
jarang, terkait dengan kondisi otot yang terkena paparan beberapa
(tidak semua) <at anestesi umum yang dapat menyebabkan kenaikan
suhu akut dan berpotensi mematikan, hiperkarbia, asidosis
metabolik, dan hyperkalemia.
• 1ara mem#erikan anestesi
Pemberian anestesi dimulai dengan induksi yaitu memberikan obat
sehingga penderita tidur. Tergantung lama operasinya, untuk operasi yang
aktunya pendek mungkin 7ukup dengan induksi saja. Tetapi untuk
Page 18
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 18/28
operasi yang lama, kedalaman anestesi perlu dipertahankan dengan
memberikan obat terus menerus dengan dosis tertentu, hal ini disebut
maintenan7e atau pemeliharaan.
2edaaan ini dapat diatasi dengan 7ara mendalamkan anestesi. Pada
operasi3operasi yang memerlukan relaksasi otot, bila relaksasinya kurang
maka ahli bedah akan mengeluh karena tidak bisa bekerja dengan baik,
untuk operasi yang membuka abdomen maka usus akan bergerak dan
menyembul keluar, operasi yang memerlukan penarikan otot juga sukar
dilakukan. 2eadaan relaksasi bisa terjadi pada anestesi yang dalam,sehingga bila kurang relaksasi salah satu usaha untuk membuat lebih
relaksasi adalah dengan mendalamkan anestesi, yaitu dengan 7ara
menambah dosis obat.
Pada umumnya keadaan relaksasi dapat ter7apai setelah dosis obat
anestesi yang diberikan sedemikian tinggi, sehingga menimbulkan
gangguan pada organ vital. $engan demikian keadaan ini akan
mengan7am ji a penderita, lebih3lebih pada penderita yang sensitif atau
memang sudah ada gangguan pada organ vital sebelumnya. &ntuk
mengatasi hal ini maka ada tehnik tertentu agar ter7apai trias anestesi pada
kedalaman yang ringan, yaitu penderita dibuat tidur dengan obat hipnotik,
analgesinya menggunakan analgetik kuat, relaksasinya menggunakan
pelemas otot ( muscle relaxant ) tehnik ini disebut balan7e anestesi.
Pada balan7e anestesi karena menggunakan muscle relaxant , maka
otot mengalami relaksasi, jadi tidak bisa berkontraksi atau mengalami
kelumpuhan, termasuk otot respirasi, jadi penderita tidak dapat bernafas.
2arena itu harus dilakukan nafas buatan (dipompa), tanpa dilakukan nafas
buatan, penderita akan mengalami kematian, karena hipoksia. adi nafas
penderita sepenuhnya tergantung dari pengendalian pelaksana anestesi,
karena itu balan7e anestesi juga disebut dengan tehnik respirasi kendali
atau control respiration .
Page 19
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 19/28
&ntuk mempermudah respirasi kendali penderita harus dalam
keadaan terintubasi. $engan menggunakan balan7e anestesi maka ada
beberapa keuntungan antara lain
3 $osis obatnya minimal, sehingga gangguan pada organ vital dapat
dikurangi. Polusi kamar operasi yang ditimbulkan obat anestesi inhalasi
dapat dikurangi. *elesai operasi penderita 7epat bangun sehingga
mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh penderita yang tidak sadar.
3 $engan dapat diaturnya pernafasan maka dengan mudah kita bisa
melakukan hiperventilasi, untuk menurunkan kadar =O / dalam darah
sampai pada titik tertentu misalnya pada operasi otak. $engan
hiperventilasi kita juga dapat menurunkan tekanan darah untuk operasi
yang memerlukan tehnik hipotensi kendali.
3 2arena pernafasan bisa dilumpuhkan se7ara total maka mempermudah
tindakan operasi pada rongga dada (thora7otomy) tanpa terganggu oleh
gerakan pernafasan. 2ita juga dapat mengembangkan dan mengempiskan paru dengan sekehendak kita tergantung keperluan. $engan demikian
berdasar respirasinya, anestesi umum dibedakan dalam ' ma7am yaitu
3 espirasi spontan yaitu penderita bernafas sendiri se7ara spontan.
3 espirasi kendali9respirasi terkontrol 9balan7e anestesi
pernafasanpenderita sepenuhnya tergantung bantuan kita.
3 Assisted espirasi penderita bernafas spontan tetapi masih kita berikan sedikit bantuan.
5erdasar sistim aliran udara pernapasan dalam rangkaian alat
anestesi, anestesi dibedakan menjadi ? sistem, yaitu Open, semi open,
7losed, dan semi 7losed.
-. *istem open adalah sistem yang paling sederhana. $i sini tidak ada
hubungan fisik se7ara langsung antara jalan napas penderita
Page 20
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 20/28
dengan alat anestesi. 2arena itu tidak menimbulkan peningkatan
tahanan respirasi. $i sini udara ekspirasi babas keluar menuju
udara bebas. 2ekurangan sistem ini adalah boros obat anestesi,
menimbulkan polusi obat anestesi di kamar operasi, bila memakai
obat yang mudah terbakar maka akan meningkatkan resiko
terjadinya kebakaran di kamar operasi, hilangnya kelembaban
respirasi, kedalaman anestesi tidak stabil dan tidak dapat dilakukan
respirasi kendali.
/. $alam system semi open alat anestesi dilengkapi dengan reservoir bag selain reservoir bag, ada pula yang masih ditambah dengan
klep - arah, yang mengarahkan udara ekspirasi keluar, klep ini
disebut non rebreating valve. $alam sistem ini tingkat keborosan
dan polusi kamar operasi lebih rendah dibanding system open.
'. $alam sistem semi 7losed, udara ekspirasi yang mengandung gas
anestesi dan oksigen lebih sedikit dibanding udara inspirasi, tetapi
mengandung =O / yang lebih tinggi, dialirkan menuju tabung yang
berisi sodalime, disini =O / akan diikat oleh sodalime. *elanjutnya
udara ini digabungkan dengan 7ampuran gas anestesi dan oksigen
dari sumber gas ( @:@ 9 Fresh Gas Flow ) untuk diinspirasi kembali.
2elebihan aliran gas dikeluarkan melalui klep over flow. 2arena
udara ekspirasi diinspirasi lagi, maka pemakaian obat anestesi dan
oksigen dapat dihemat dan kurang menimbulkan polusi kamar
operasi.
?. $alam system 7losed prinsip sama dengan semi 7losed, tetapi
disini tidak ada udara yang keluar dari sistem anestesi menuju
udara bebas. Penambahan oksigen dan gas anestesi harus
diperhitungkan, agar tidak kurang sehingga menimbulkan hipoksia
dan anestesi kurang adekuat, tetapi juga tidak berlebihan, karena
pemberian yang berlebihan bisa berakibat tekanan makin meninggi
Page 21
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 21/28
sehingga. menimbulkan pe7ahnya alveoli paru. *istem ini adalah
sistem yang paling hemat obat anestesi dan tidak menimbulkan
polusi. Pada system 7losed dan semi7losed juga disebut system
rebreathing, karena udara ekspirasi diinspirasi kembali, sistem ini
juga perlu sodalime untuk membersihkan =O / . Pada system open
dan semi open juga disebut system nonrebreathing karena tidak ada
udara ekspirasi yang diinspirasi kembali, system ini tidak perlu
sodalime. &ntuk menjaga agar pada system semi open tidak terjadi
rebreathing, aliran 7ampuran gas anestesi dan oksigen harus 7epat,
biasanya diberikan antara / ' kali menit volume respirasi
penderita.
*ystem ebreathing eservoir bag *odalime Tingkat polusi
kamar operasi
Tingkat
keborosan obat
Open 3 3 3 6666 666
*emi open 3 6 6 666 66
*emi 7losed 6 6 6 66 6
=losed 6 6 6 6 3
5ila obat anestesi seluruhnya menggunakan obat intravena, maka disebut
anestesi intravena total (total intravenous anesthesia9T+BA). 5ila induksi dan
maintenan7e anestesi menggunakan obat inhalasi maka disebut B+#A (Bolatile
+nhalation and #aintenan7e Anesthesia)
Pemulihan anestesiPada akhir operasi atau setelah operasi selesai, maka anestesi diakhiri
dengan menghentikan pemberian obat anestesi. Pada anestesi inhalasi bersamaan
dengan penghentian obat anestesi aliran oksigen dinaikkan, hal ini disebut
oksigenisasi. $engan oksigenisasi maka oksigen akan mengisi tempat yang
sebelumnya ditempati oleh obat anestesi inhalasi diaveoli yang berangsur3angsur
keluar mengikuti udara ekspirasi.
Page 22
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 22/28
$engan demikian tekanan parsiel obat anestesi di alveoli juga berangsur3
angsur turun, sehingga lebih rendah dibandingkan dengan tekanan parsiel obat
anestesi inhalasi didalamdarah. #aka terjadilah difusi obat anestesi inhalasi dari
dalam darah menuju ke alveoli. *emakin tinggi perbedaan tekanan parsiel tersebut
ke7epatan difusi makin meningkat. *ementara itu oksigen dari alveoli akan
berdifusi ke dalam darah.*emakin tinggi tekanan parsiel oksigen di alveoli (akibat oksigenisasi)
difusi kedalam darah semakin 7epat, sehingga kadar oksigen di dalam darah
meningkat, menggantikan posisi obat anestesi yang berdifusi menuju ke alveoli.
Akibat terjadinya difusi obat anestesi inhalasi dari dalam darah menuju ke alveoli,
maka kadarnya di dalam darah makin menurun.Turunnya kadar obat anestesi inhalasi tertentu di dalam darah, selain
akibat difusi di alveoli juga akibat sebagian mengalami metabolisme dan ekskresi
le at hati, ginjal, dan keringat. 2esadaran penderita juga berangsur3angsur pulih
sesuai dengan turunnya kadar obatanestesi di dalam darah. 5agi penderita yang
mendapat anestesi intravena, maka kesadarannya, berangsur3angsur pulih dengan
turunnya kadar obat anestesi akibat metabolisme atau ekskresi setelah pemberinya
dihentikan.*elanjutnya pada penderita yang dianestesi dengan respirasi spontan tanpa
menggunakan pipa endotrakheal maka tinggal menunggu sadarnya penderita,
sedangkan bagi penderita yang menggunakan pipa endotrakheal maka perlu
dilakukan ekstubasi(melepas pipa ;T). ;kstubasi bisa dilakukan pada aktu
penderita masih teranestesi dalam dan dapat juga dilakukan setelah penderita
sadar. ;kstubasi pada keadaan setengah sadar membahayakan penderita, karena
dapat terjadi spasme jalan napas, batuk, muntah, gangguan kardiovaskuler,
naiknya tekanan intra okuli dan naiknya tekanan intra 7ranial. ;kstubasi pada aktu penderita masih teranestesi dalam mempunyai
resiko tidak terjaganya jalan nafas, dalam kurun aktu antara tidak sadar sampai
sadar. Tetapi ada operasi tertentu ekstubasi dilakukan pada aktu penderita masih
teranestesi dalam. Pada penderita yang mendapat balan7e anestesi maka ekstubasi
dilakukan setelah napas penderita adekuat. &ntuk memper7epat pulihnya
Page 23
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 23/28
penderita dari pengaruh mus7le rela8ant maka dilakukan reverse, yaitu
memberikan obat antikolinesterase.*ebagian ahli anestesi tetap memberikan reverse alaupun napas sudah
adekuat bagi penderita yang sebelumnya mendapat mus7le rela8ant. *ebagian ahli
anestesi melakukan ekstubasi setelah penderita sadar, bisa diperintah menarik
napas dalam, batuk, menggelengkan kepala dan menggerakkan ekstremitas.
Penilaian yang lebih obyektif tentang seberapa besar pengaruh mus7le rela8ant
adalah dengan menggunakan alat nerve stimulator.
Adapun setelah prosedur diatas selesai, pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan dan terus diobservasi dengan 7ara menilai AldretteFs s7ore nya, nilai 43
-1 bisa dipindahkan ke ruang pera atan, 34 observasi se7ara ketat, kurang dari
pindahkan ke +=&, penilaian meliputi
>al yang dinilai !ilai
-. 2esadaran*adar penuh
5angun bila dipanggilTidak ada respon
/
-1
/. espirasi$apat melakukan nafas dalam, bebas, dan dapat batuk *esak nafas, nafas dangkal atau ada hambatanApnoe
/-1
'. *irkulasi perbedaan dengan tekanan preanestesiPerbedaan 63 /1Perbedaan 63 1
Perbedaan lebih dari 1
/-
1?. Aktivitas dapat menggerakkan ekstremitas atas perintah
? ekstremitas/ ekstremitasTidak dapat
/-1
. Iarna kulit !ormalPu7at, gelap, kuning atau berbintik3bintik =yanoti7
/-1
Page 24
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 24/28
Page 25
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 25/28
BAB I,
PE&BAHASAN
Pasien, !y. #, ' tahun datang ke ruang operasi untuk menjalani operasi
kistektomi pada tanggal // $esember /1- dengan diagnosis pre operatif
;ndometriosis. Persiapan operasi dilakukan pada tanggal /- $esember /1- .
$ari anamnesis terdapat keluhan nyeri saat haid yang dirasakan sejak 4
bulan terakhir dan nyeri dirasakan bertambah berat, terus3menerus meskipun os
tidak haid, sejak hari yang lalu. 2arena sering kambuh, dokter menganjurkan
untuk dilakukan operasi kistektomi.
$ari pemeriksaan laboratorium hematologi yang dilakukan tanggal /-
$esember /1- . >b --, g9dl Eeukosit G 11 mm ' , Trombosit -G4.111
mm ' ,5T 'F = 0F
Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan, tekanan darah -/1941
mm>g, !adi 4?89menit, espirasi //89menitL *uhu '0, O=.
$ari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan bah a pasien masuk dalam ASA I.
Persia'an )'erasi $
Pemberian maintenan7e 7airan sesuai dengan berat badan pasien yaitu 4
kg, maka 7airan yang diberikan sebanyak /' / 779/?jam atau G4 779jam
*ebelum dilakukan operasi pasien dipuasakan selama 034 jam. Tujuan
puasa untuk men7egah terjadinya aspirasi isi lambung karena regurgitasi ataumuntah pada saat dilakukannya tindakan anestesi akibat efek samping dari obat3
obat anastesi
"indakan Anestesi
Operasi Eaparotomi dilakukan pada tanggal // $esember /1- . Pasien
dikirim dari bangsal bedah ke ruang +5*. Pasien masuk keruang O2 / pada pukul
Page 26
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 26/28
--.11 I+5 dilakukan pemasangan !+5P dan O / dengan hasil T$ -'49G- mm>gL
!adi GG89menit, dan *pO / GGJ.
$ilakukan pemberian premedikasi mida<olam / mg, dengan tujuan
mengurangi ke7emasan dan men7iptakan efek amnesia anterogade.
*elanjutnya pasien ini diberikan atra7urium bromide / mg untuk
merelaksasikan otot3otot pernapasan. 2arena dilakukan operasi laparotomi,
dipilih untuk dilakukan intubasi endotrakeal agar tidak mengganggu operator
sepanjang operasi dilakukan dan supaya pasien tetap dianestesi dan dapat bernafas
dengan adekuat
Pasien disungkupkan dengan sungkup muka yang telah terpasang pada
mesin anestesi yang menghantarkan gas (sevoflurane) dengan ukuran / volJ
dengan oksigen dari mesin ke jalan napas pasien sambil melakukan bagging
selama kurang lebih ' menit untuk menekan pengembangan paru dan juga
menunggu kerja dari pelemas otot sehingga mempermudah dilakukannya
pemasangan endotrakheal tube.
Penggunaan sevofluran dipilih karena sevofluran mempunyai efek induksi
dan pulih dari anestesi lebih 7epat dibanding dengan gas lain, dan baunya pun
lebih harum dan tidak merangsang jalan napas sehingga digemari untuk induksi
anestesi dibanding gas lain seperti isoflurane atau halotan. ;fek terhadap
kardiovaskular pun relatif stabil dan jarang menyebabkan aritmia.
Pemasangan E""
Penyulit intubasi (*kala E;#O!)
L))k e2ternally à jejas (3), gigi goyang (3), ompong (3), lidah besar (3),
leher pendek (3)
E3al ate /4/45 r le à 5aik
&allam'ati à -rade I
O#str ti)n à Tidak ada
Ne k m)#ility à kaku (3)
Page 27
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 27/28
$ilakukan pemasangan ;TT jenis kinking dengan si<e .1, +ntubasi
berhasil dilakukan tanpa hambatan.
2emudian dialirkan sevofluran / volJ, oksigen sekitar 1 ml9menit
sebagai anestesi rumatan. Bentilasi dilakukan dengan bagging dengan laju napas
/1 89menit. *esaat setelah operasi selesai gas anestesi (!/O) diturunkan untuk
menghilangkan efek anestesi perlahan3lahan dan untuk membangunkan pasien.
uga diharapkan agar pasien dapat melakukan nafas spontan menjelang operasi
selesai.
Operasi selesai tepat jam -/.- I+5. Ealu mesin anestesi diubah kemanual supaya pasien dapat melakukan nafas spontan. $ilakukan bagging untuk
mempertahankan ventilasi selama menunggu pasien bernafas spontan. :as
sevofluran dihentikan karena pasien sudah nafas spontan dan adekuat. 2emudian
dilakukan ekstubasi endotra7heal se7ara 7epat untuk menghindari penurunan
saturasi lebih lanjut.
Total 7airan yang diberikan pada pasien ini sejumlah 11 77 inger Eaktat.
Perdarahan pada operasi ini kurang lebih /11 77. Pada pukul -/.-1 I+5, sebelum
selesai pembedahan dilakukan pemberian analgetik, injeksi ketorola7 '1 mg
diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang
sampai berat setelah prosedur pembedahan.
Pada pukul -/.- I+5, pembedahan selesai dilakukan, dengan
pemantauan akhir T$ -//9 4 mm>gL !adi 4089menit, dan *pO / GGJ.
Pembedahan dilakukan selama M 01 menit dengan perdarahan M /11 77. Pasien
kemudian diba a ke ruang pemulihan ( Recovery Room ).
*elama di ruang pemulihan, jalan nafas dalam keadaan baik, pernafasan
spontan dan adekuat serta kesadaran 7ompos mentis. Tekanan darah selama -
menit pertama pas7a operasi stabil yaitu -/1941 mm>g
Page 28
8/18/2019 Case Daerah Enim
http://slidepdf.com/reader/full/case-daerah-enim 28/28