Top Banner

of 39

Case BP Ruri

Jul 05, 2018

Download

Documents

Derby Septian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    1/39

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    2/39

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK 

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH JAKARTA

    STATUS PASIEN

    Nama Mahasiswa : Ruri Nur I!ah P"m#im#i$ : !r% R&si!a' S(%A

    NIM : )*)++,-+ Ta!a .a$a :

    IDENTITAS

    Da.a Pasi" A/ah I#u

    Nama n. 4n. y.

    Umur + bulan ## hari %* tahun #+ tahunJ"is K"0ami 6aki-laki 6aki-laki Perempuan

    A0ama. 7alan kebon sayur 1 /4 1& /8 15, kecamatan jatinegara 7akarta

    A$ama $slam $slam $slam

    Su1u #a$sa Padang

    P"!i!i1a - 1

    P"1"r2aa - 8iraswasta $/4

    P"$hasi0a - /p. #.&&&.&&&,- -

    K"."ra$a 0ubungan dengan

    orang tua 9 nak

    2andung

    Ta$$a0 Masu1 RS &+-&5-#&1)

    I% ANAMNESIS

    "ilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal &+ ei #&1) pukul 1*.&&

    di ruang )11 bangsal anak lantai ) timur /:" Budhi sih.

    K"0uha U.ama : esak na pas sejak % hari /

    K"0uha Tam#aha:  Batuk, pilek dan demam

    A% Riwa/a. P"/a1i. S"1ara$:

    Pasien datang ke $;" /:" Budhi sih pada hari sabtu pagi tanggal + mei

    #&1) pukul &5.%& 8$B dengan keluhan sesak napas sejak hari kamis pagi % hari

    /. 2eluhan dirasakan terus-menerus dan semakin lama semakin berat. walnya

    ' hari yang lalu hari rabu pagi tanggal ' ei #&1), pasien demam tinggi sampai %* o<

    diukur dengan thermometer digital! disertai dengan pilek, dan batuk berdahak namun

    dahak tidak bisa dikeluarkan. 2eesokan harinya tanggal 5 mei #&1), pasien juga

    nampak agak sesak, nafas cepat dan dangkal lalu pasien dibawa berobat ke klinik #'

    2

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    3/39

     jam dan diberi obat batuk dan penurun panas namun sesak tidak membaik. 0ari jumat

    tanggal ) mei #&1) pasien dibawa kembali ke puskesmas karena keluhan sesak tetap

    tidak membaik akhirnya pasien diberi surat rujukan unruk dirawat inap. Pada tanggal

    + ei #&1) pukul #.%& pagi, pasien nampak sesak semakin berat dan kesulitan

     bernapas sehingga dibawa ke $;" /:" Budhi sih. enurut ibu pasien sesak 

    disertai bunyi =ngik> dan semenjak sesak nafsu minum pasien berkurang. Pasien baru

     pertama kali mengalami keluhan sesak seperti ini. /iwayat tersedak tidak ada.

    2eluhan mual, muntah, kejang, gangguan BB dan B2, disangkal.

    $bu pasien menyangkal adanya riwayat batuk lama, riwayat demam ? #

    minggu, dan menurut pengakuannya tidak ada anggota keluarga maupun tetangga

    sekitar yang mengalami batuk lama, atau menjalani pengobatan paru-paru selama )

     bulan.

    /iwayat alergi terhadap makanan, maupun obat-obatan disangkal oleh ibu

     pasien. /iwayat asma disangkal. /iwayat gatal @ gatal maupun kemerahan pada kulit

    wajah maupun ditempat lainnya disangkal oleh ibu pasien. amun diketahui ayah

     pasien memiliki alergi debu, dan ibu memiliki riwayat asma.

    B% RI3A4AT PEN4AKIT 4ANG PERNAH DIDERITA

    P"/a1i. Umur P"/a1i. Umur P"/a1i. Umur

    lergi 567 "ifteria 567Penyakit

     jantung

    567

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    4/39

    Panjang lahir 9 ibu pasien tidak tahu

    6ingkar kepala 9 tidak tahu

    6angsung menangis C!

    erah C!

    Pucat -!

    Biru -!

    2uning -! ilai P;/ 9 D*

    2elainan bawaan 9 tidak ada

    K"sim(u0a riwa/a. 1"hami0a91"0ahira: Pasien neonatus kurang bulan dengan berat

     badan lahir rendah lahir secara ectio caesarea di /

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    5/39

    "P4 D P4 # bulan ' bulan ) bulan

    Polio & bulan # bulan ' bulan

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    6/39

    secara rutin dibersihkan debunya, disapu, dan pel oleh ibu pasien setiap harinya, namun

    dikamar terdapat kapret dan gordeng yang jarang dicuci. 4empat pembuangan sampah ada di

    depan rumah yang setiap harinya diangkut oleh dinas kebersihan /8 setempat.

    K"sim(u0a 1"a!aa 0i$1u$a:  2eadaan rumah pasien kurang baik, ventilasi yang

    kurang baik dan terdapat kapret dan gordeng yang jarang dicuci dapat menjadi sumber infeksi

     bagi pasien.

    J% RI3A4AT SOSIAL DAN EKONOMI

    yah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan /p.#.&&&.&&&,-Dbulan.

    edangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. enurut ibu pasien penghasilan tersebut

    cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. ehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.

    K"sim(u0a s&sia0 "1&&mi:  penghasilan ayah pasien tersebut cukup untuk memenuhi

    kebutuhan pokok sehari-hari.

    II% PEMERIKSAAN FISIK 5Ta$$a0 ; M"i ,)+- (u1u0 +

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    7/39

    MATA:

    lis mata merata, madarosis -!

    Bulu mata hitam, merata, trikiasis -!

    Iisus 9 normal Ptosis 9 -D-

    klera ikterik 9 -D- 6agofthalmus 9 -D-

    2onjungtiva anemis 9 -D- 7

    JANTUNG

    $nspeksi 9 $ctus cordis tidak tampak 

    Palpasi 9 $ctus cordis teraba pada $9>7

    7

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    8/39

    ABDOMEN :

     

    $nspeksi 9 perut buncit' tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun

     benjolan, roseola spot -!, kulit keriput -!, gerakan peristaltik -!

     

    Palpasi 9 supel,nyeri tekan -! hampir menyeluruh di regio abdomen, turgor kulit baik.

    0epar dan lien tidak teraba. 

    Perkusi 9 timpani pada seluruh lapang perut

     

    uskultasi 9bising usus C!, frekuensi #G D menit

    GENITALIA 9 7enis kelamin laki-laki. 4estis sudah turun ke skrotum dan bentuk rugae baik.

    KGB :

    Preaurikuler 9 tidak teraba membesar  

    Postaurikuler 9 tidak teraba membesar  

    ubmandibula 9 tidak teraba membesar 

    upraclavicula 9 tidak teraba membesar 

    Gilla 9 tidak teraba membesar  $nguinal 9 tidak teraba membesar  

    ANGGOTA GERAK :

    Jkstremitas 9 kral hangat pada keempat ekstremitas,

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    9/39

    Darah L"$1a(

    6eukosit 1+1&& Dul )&&&-1+5&&

    0emoglobin +*'; gDdl 1&, @ 1#,*

    0ematokrit %* ( %5-'%

    4rombosit %+*&&& ribuDul #1+&&&-'*+&&&

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    10/39

    10

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    11/39

    D"s1ri(si 9 bercak kesuraman difus di kedua lapang paru

    K"sa 9 bronkopneumonia

    IV% RESUME

    Pasien datang ke $;" /:" Budhi sih dengan keluhan sesak napas sejak % hari /. 2eluhan

    dirasakan terus-menerus dan semakin lama semakin berat. walnya ' hari yang lalu hari rabu pagi

    tanggal ' ei #&1), pasien demam tinggi sampai %*o< diukur dengan thermometer digital! disertai

    dengan pilek, dan batuk berdahak namun dahak tidak bisa dikeluarkan. 2eesokan harinya tanggal 5

    mei #&1), pasien juga nampak agak sesak, nafas cepat dan dangkal lalu pasien dibawa berobat ke

    klinik #' jam dan diberi obat batuk dan penurun panas namun sesak tidak membaik. 0ari jumat

    tanggal ) mei #&1) pasien dibawa kembali ke puskesmas karena keluhan sesak tetap tidak membaik 

    akhirnya pasien diberi surat rujukan unruk dirawat inap. Pada tanggal + ei #&1) pukul #.%& pagi,

     pasien nampak sesak semakin berat dan kesulitan bernapas sehingga dibawa ke $;" /:" Budhisih. enurut ibu pasien sesak disertai bunyi =ngik> dan semenjak sesak nafsu minum pasien

     berkurang. Pasien baru bertama kali mengalami keluhan sesak seperti ini. /iwayat batuk lama

    disangkal, demam ? # minggu disangkal, riwayat kontak dengan seseorang yang batuk lama atau

    menderita 4B juga disangkal. ual muntah tidak ada. /iwayat tersedak tidak ada. Buang air besar 

    dan buang air kecil tidak ada keluhan. /iwayat alergi di sangkal.

    "ari pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh %),)o

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    12/39

    - 6ab9 0itung jenis

    - :ji 4uberkulin

    - oto rotgen thoraG

    - $gJ

    VII%PENATALAKSANAAN

    • /awat $nap• Aksigen # lpm

    • "iet asiD susu formula )G%& ccD ;4 post inhalasi

    • $I" 2aen 1B %ccDkgBBDjam

    • $nj.

    D"mam >

    Ba.u1 >

    2es 9 compos mentis

    2: 9 4

    44I9  Suhu : *;'+ 8

      Na!i : +)@C9m"i.'

    1ua. a$1a.' isi u1u(

      RR : -*C9m"i.

    at A#9 *5(

    Naas u(i$ hi!u$ >

    Th&ra1s : R".ra1si >'

    V"si1u0"r' Rh >9>'

    wh>9>

    Jkstremitas9 kral

    hangat ,

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    13/39

      at A# 9 *)(

    Naas 8u(i$ hi!u$

    >

    Th&ra1s : R".ra1si

    5>7' wh>9>' Rh >9>

    kral hangat, 7

    Ba.u1 5>7

    "emam -!

    2es 9 composmentis

    2: 9 4

    44I9

      uhu 9 %5,) <

      adi 9 11#GDmenit,

    kuat angkat,

    isi cukup

      RR : @C9m"i.

    N8H 6Th&ra1s : R".ra1si

    su#&s.a" 5>7' wh >9>

    "1s(irasi m"ma2a$'

    Rh >9>'

    kral hangat,

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    14/39

    N8H 6

    Th&ra1s : R".ra1si 567

    ri$a' Rh 696' 3h 696

    kral hangat,

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    15/39

    - $nhalasi  a

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    16/39

    Darah L"$1a(

    6eukosit +5&& Dul )&&&-1+5&&

    0emoglobin '< gDdl 1&, @ 1#,*

    0ematokrit ,< ( %5-'%

    4rombosit +,;%))) ribuDul #1+&&&-'*+&&&

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    17/39

    A%  D"iisi

    Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai

     parenkim paru, meliputi alveolus dan jaringan interstitial.# ecara klinis pneumonia

    didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri,

    virus, jamur, parasit!, bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan dan lain-lain. Penyakit ini

     bersifat sekunder yang biasanya menyertai penyakit $P $nfeksi alurann Pernapasan

    tas!,demam infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh. ebagai

    infeksi primer biasanya hanya dijumpai pada anak-anak dan orang tua.  1,# 

    ecara anatomis pneumonia dibagi %, yaitu 9

    a pneumonia lobaris

     b pneumonia intertitialis bronkiolitis!

    c pneumonia lobularis bronkopneumonia!

    ;ambar 1. Bronkopneumonia

    Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada

     parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai

    alveolus disekitarnya berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution) seperti

    terlihat pada gambar, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh

     bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Beberapa faktor 

    yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lai adalah

    defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, aspirasi, ;J/, dll. aluran pernapasan

    tersebut tersumbat oleh eksudat yang mukopurulen, yang membentuk bercak-bercak 

    konsolidasi di lobulus yang berdekatan.

    B%   E.i&0&$i

    ecara umum individu yang terserang bronkopneumonia diakibatkan oleh adanya

     penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Arang yang17

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    18/39

    normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang

    terdiri atas9 reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan

    kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.

    4imbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, proto3oa,

    mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. Iirus merupakan penyebab tersering pneumonia

     pada bayi usia 1 bulan sampai # tahun. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berubah

    sesuai dengan distribusi umur pasien.

    ecara garis besar, bronkopneumonia disebabkan oleh faktor infeksi dan non infeksi.

    a% Fa1.&r i"1si:

    4abel 1. "ugaan penyebab pneumonia berdasar manifestasi klinik 

    P"/"#a# P"um&ia

    .a(a1&m(0i1asi

    P"um&ia !"$a 1&m(0i1asi

    Jfusi pleura bses paru epsis

     s.pneumoniae CCCC CC C CC

    h.influenza CC CC C -

    Streptococcus

     grup A

    C CC - -

    S.aureus C CC CCCC CCC

     Flora mulut  C CCC CC -

    4abel #. ikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur 

    Umur P"/"#a# /a$ s"ri$

    6ahir-#& hari   •  E.coli

    • Streptococcus grup B•  Listeria monocytogenes

    % minggu-% bulan Bakteri9

    • hlamydia trachomatis

    • Streptococcus pneumonia

    Iirus9

    • /espiratory yncitial Iirus

    • $nfluen3a dan parainfluen3a virus

    • denovirus

    ' bulan-5 tahun Bakteri9

    18

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    19/39

    • hlamydia pneumoniae

    • Streptococcus pneumonia

    •  !ycoplasma pneumoniae

    Iirus9

    • /espiratory yncitial Iirus

    • /hinovirus• $nfluen3a dan parainfluen3a virus

    • denovirus

    • easles virus

    5 tahun-remaja   • hlamydia pneumoniae

    • Streptococcus pneumonia

    •  !ycoplasma pneumoniae

    #% Fa1.&r N& I"1si:

    4erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi 9

    1. Bronkopneumonia hidrokarbon9 4erjadi oleh karena aspirasi selama penelanan

    muntah atau sonde lambung 3at hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin!.

    #. Bronkopneumonia lipoid9 4erjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak 

    secara intranasal, termasuk jeli petroleum. etiap keadaan yang mengganggumekanisme menelan seperti palatoski3is,pemberian makanan dengan posisi

    hori3ontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang

    sedang menangis. 2eparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi.

    7enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak 

    contohnya seperti susu dan minyak ikan.

    elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya

    Bronkopneumonia. enurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat

    seperti $" dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan

    faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.

    8% E(i!"mi&0&$i

    enurut survei kesehatan nasional 2! #&&1, #+,)( kematian bayi dan ##,(

    kematian balita $ndonesia disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan, terutama pneumonia

    menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat pertahun. ngkakematian pneumonia yang dirawat inap berkisar antara #&-%5(.

    19

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    20/39

    enurut /iskedas tahun #&&+, pneumonia merupakan penyebab kematian kedua

    tertinggi setelah diare diantara balita. 0al ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan

     penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap

    tingginya angka kematian balita di $ndonesia. aktor sosial ekonomi yang rendah

    mempertinggi angka kematian.

    Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari # tahun,

    usia bayi, balita, usia lanjut lebih dari )5 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan

    malnutrisi, gangguan imunologi!. enurut hasil /iskesdas #&1%,  period pre"alence

     pneumonia berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar &,#(.

    edangkan berdasarkan diagnosisDgejala sebesar 1,(. "ibandingkan dengan hasil /iskesdas

    #&&+ yang sebesar #,1%(, period pre"alence pneumonia berdasarkan diagnosisDgejala pada

    tahun #&1% mengalami penurunan menjadi 1,(.Pada balita,  period pre"alence berdasarkandiagnosis sebesar #,' per 1.&&& balita dan berdasarkan diagnosisDgejala sebesar 1,5 per 

    1.&&& balita.

    enurut umur, period pre"alence  pneumonia tertinggi terjadi pada kelompok umur 

     balita terutama usia K1 tahun. enurut daerah tempat tinggal, di perdesaan period pre"alence

     pneumonia #,&(! lebih tinggi dibandingkan di perkotaan 1,)(!. alah satu upaya yang

    dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan

     pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 1&(

    dari jumlah balita di wilayah tersebut.

    ampai dengan tahun #&1%, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak 

    mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara #%(-#+(. elama beberapa tahun

    terakhir cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk 

    target tahun #&1% yang sebesar &(. ngka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 

    1,1*(. Pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar #,*( dibandingkan

     pada kelompok umur 1-' tahun yang sebesar &,#&(. ortalitas disebabkan oleh bakteremia

    S.aureus dan S.pneumoniae selain karena malnutrisi dan kurangnya akses keperrawatan1.

    D% Pa.&$""sis

    "alam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme,

    keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. 4erdapatnya bakteri di

    dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga

    mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.

    asuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai

    cara, antara lain 9

    20

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    21/39

    - $nhalasi langsung dari udara

    - spirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring

    - Perluasan langsung dari tempat-tempat lain

    - Penyebaran secara hematogen

    ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk 

    mencegah infeksi yang terdiri dari 9

    - usunan anatomis rongga hidung

    - 7aringan limfoid di nasofaring

    - Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang

    dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.

    - /efleks batuk.

    - /efleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.

    - "rainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.

    - agositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama dari $g .

    - ekresi en3im @ en3im dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai

    antimikroba yang non spesifik.

    Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke

    alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. etelah itu

    mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat

    stadium, yaitu 9

    • tadium $ '@1# jam pertamaDkongesti!

    "isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung

     pada daerah baru yang terinfeksi. 0al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah

    dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. 0iperemia ini terjadi akibat pelepasan

    mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan

    cedera jaringan. ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin.

    "egranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. 2omplemen bekerja sama

    dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan

     peningkatan permeabilitas kapiler paru. 0al ini mengakibatkan perpindahan eksudat

     plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar 

    kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan

     jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini

    21

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    22/39

    dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi

    oksigen hemoglobin.

    • tadium $$ ' jam berikutnya!

    "isebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat

    dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu host! sebagai bagian dari reaksi peradangan.

    6obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit

    dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada

    stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan

     bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama ' jam.

    • tadium $$$ % @ hari!

    "isebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi

    daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh

    daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di

    alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,

    warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.

    • tadium $I + @ 11 hari!

    "isebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda,

    sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali

    ke strukturnya semula.

    Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi,

    hematogen dr fokus infeksi atau penyebaran langsung. amun sebagian besar pneumonia

    timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran langsung kuman dari respiratorik 

    atas. ehingga terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan

     berlubang-lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari

    darah masuk ke dalam alveoli. "engan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif 

    menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari

    alveolus ke alveolus. 2adang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat

    consolidated! yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.#

    Bakteri treptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat

    asimptomatik pada kurang lebih 5&( orang sehat. danya infeksi virus akan memudahkan

    Streptococcus pneumoniae  berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan. 7ika

    22

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    23/39

    Streptococcus pneumoniae  sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe $$.

    elanjutnya Streptococcus pneumoniae  akan mengadakan multiplikasi dan menyebabkan

    invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus

    ke alveolus melalui pori dari 2ohn. Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan

    reaksi radang berupa edema dari seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel P.#

    Pneumonia virus biasanya berasal dari persebaran infeksi sepanjang jalan napas,

     berhubungan dengan kerusakan langsung epitel pernapasan, yang berakibatkan pada

    obstruksi jalan napas akibat edema, sekresi abnormal, dan debris seluler. 2aliber kecil pada

     jalan napas bayi muda membuat sangat rentan terjadinya infeksi berat. telektasis, edema

    interstisial, dan gangguan ventilasi-perfusi menyebabkan hipoksemia yang sering

     berhubungan dengan obstruksi jalan napas.infeksi virus juga dapat menyebabkan infeksi

    sekunder akibat bakteri karena mengganggu mekanisme pertahanan normal pasien,menggubah sekresi, dan mengubah flora bakteri.5

    Pneumonia bakteri lebih sering terjadi bila organism saluran napas berkoloni pada

    trakea dan mencapai paru, tetapi pneumonia juga dapat berakibat dari penyebaran langsung

    ke jaringan paru setelah bakteremia. 2etika infeksi bakteri telah mencapai parenkim paru,

     proses patologis dapat bervariasi tergantung dari organismnya.5

    • . pneumoniae menempel pada epitel pernapasan, menghambat kerja siliar, dan

    menyebabkan destruksi sel dan respon inflamasi terhadap submukosa. 2etika infeksi

     berlangsung, debris sel yang terlepas, sel inflamasi, dan mucus menyebabkan obstruksi

     jalan napas, dan infeksi tersebar sepanjang cabang bronkus, seperti pada pneumonia

    virus.5

    • . pneumoniae menyebabkan edema local yang menunjang proliferasi organism dan

     penyebarannya ke bagian paru yang berdekatan.5

    • $nfeksi treptococcus grup pada saluran napas bawah mengakibatkan infeksi yang

    lebih difus dengan pneumonia interstisial. Patologinya termasuk nekrosis mukosa

    trakeobronkial, pembentukan eksudat dalam jumlah besar, edema, perdarahan local,

    dengan penjalaran ke septum interalveolar dan melibatkan pembuluh limfatik dan

    meningkatkan keterlibatan pleura.5

    • . aureus bermanifestasi pada bronkopneumonia, dimana lebih sering unilateral dan

    dicirikan dengan adanya area nekrosis perdarahan yang luas dan kavitas irregular dari

     parenkim paru, menyebabkan pneumotokel, empiema, atau fistula bronkopulmonar.5

    23

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    24/39

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    25/39

    Dia$&sis

    Gambaran Klinis

    Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian

    atas selama beberapa hari !uhu dapat naik se"ara mendadak sampai 39#40 0$

    dan mungkin disertai ke%ang karena demam yang tinggi &nak sangat gelisah'

    dispnu' pernafasan "epat dan dangkal disertai pernafasan "uping hidung dan

    sianosis di sekitar hidung dan mulut Batuk biasanya tidak di%umpai pada a(al

    penyakit'anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari' di mana pada

    a(alnya berupa batuk kering kemudian men%adi produktif

    )ada pemeriksaan *sik didapatkan +

    • ,inding thorak terlihat retraksi inter"ostali dan kalau berat

    disertai retraksi epigastrium !temfremitus teraba mengeras

    bila beberapa kelainan ke"il menyatu )ada perkusi sering

    tidak ditemukan kelainan' tetapi kalau sarang

    bronkopneumonia men%adi satu' pada perkusi terdengar

    redup )ada auskultasi terdengar -esikuler mengeras' ronkhi

    basah halus dan sedang nyaring yang terdengar pada stadium

    permulaan dan stadium resolusi sedangkan pada stadium

    hepatisasi ronkhi tidak terdengar

    Pemeriksaan Laboratorium

    1 .ambaran darah menun%ukkan leukositosis' biasanya 15000 / 40000 mm3

    dengan pergeseran ke kiri umlah leukosit yang tidak meningkat

    berhubungan dengan infeksi -irus atau my"oplasma

    2 ilai b biasanya tetap normal atau sedikit menurun

    3 )eningkatan ,

    4 ultur dahak dapat positif pada 20 / 50 penderita yang tidak diobati !elain

    kultur dahak ' biakan %uga dapat diambil dengan "ara hapusan tenggorok

    throat s(ab

    5 &nalisa gas darah &.,& menun%ukkan hipoksemia dan hiperkarbia)ada

    stadium lan%ut dapat ter%adi asidosis metabolik

    25

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    26/39

    ,iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi'

    karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat

    dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan :leh karena itu ;:

    menga%ukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana

    Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan+

    1 Bronkopneumonia sangat berat + Bila ter%adi sianosis sentral dan anak

    tidak sanggup minum'maka anak harus dira(at di rumah sakit dan diberi

    antibiotika

    2 Bronkopneumonia berat + Bila di%umpai adanya retraksi' tanpa sianosis dan

    masih sanggup minum'maka anak harus dira(at di rumah sakit dan diberi

    antibiotika

    3 Bronkopneumonia+ Bila tidak ada retraksi tetapi di%umpai pernafasan yang

    "epat +

    - 60

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    27/39

    , P"m"ri1saa Fisi1 

    anifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok

    umur tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding

    dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih besar jarang

    ditemukan grunting. ;ejala yang sering terlihat adalah takipneu, retraksi,sianosis, batuk, panas, dan iritabel.#

    Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk

    non produktif D produktif!, takipneu dan dispneu yang ditandai dengan

    retraksi dinding dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat

    dijumpai panas, batuk non produktif D produktif!, nyeri dada, nyeri

    kepala, dehidrasi dan letargi.#,%

    * P"m"ri1saa La#&ra.&rium

    Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya didapatkan 6ekositosis

    hingga ? 15.&&&Dmm% seringkali dijumpai dengan dominasi netrofil pada hitung

     jenis. 6ekosit ? %&.&&&Dmm% dengan dominasi netrofil mengarah ke pneumonia

    streptokokus. 4rombositosis ? 5&&.&&& khas untuk pneumonia bakterial.

    4rombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus. Biakan darah merupakan

    cara yang spesifik namun hanya positif pada 1&-15( kasus terutama pada anak-

    anak kecil.#

    P"m"ri1saa P"u2a$

    a Pemeriksaan radiologis

    oto toraks PDlateral! merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk 

    menegakkan diagnosis. oto P dan lateral dibutuhkan untuk menentukan

    lokasi anatomik dalam paru. $nfiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama

     pada pasien bayi. Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan

     pada satu atau beberapa lobus. 7ika difus merata! biasanya disebabkan oleh

    Staphylo#o#us pneumonia.% 

    27

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    28/39

    ;ambar % 9 oto toraks P pada pneumonia lobaris9 tampak bercak-bercak 

    infiltrat pada paru kanan.

    E% Gam#ara K0iis Br&1&("um&ia

    Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama

     beberapa hari. uhu dapat naik secara mendadak sampai %*-'&o< dan mungkin disertai

    kejang karena demam yang tinggi. nak sangat gelisah, dispnue, pernafasan cepat dan

    dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk 

     biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari,

     pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.

    Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan9

    • $nspeksi 9 perlu diperhatikan adanya ta#ipnue, dispnue, sianosis sekitar hidung dan

    mulut, pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, retraksi sela iga,

    4abel %. 2riteria 4akipnea menurut 80A

    28

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    29/39

    • Palpasi 9 suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba

    mungkin meningkat pada sisi yang sakit.

    • Perkusi 9 suara redup pada sisi yang sakit.

    • uskultasi9 auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke

    hidungDmulut bayi. Pada anak yang bronkopneumonia akan terdengar stridor.

    Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang

    terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin

    hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang. Bila sarang bronkopneumonia

    menjadi satu konfluens! mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara

     pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras.

    F% P"m"ri1saa P"u2a$

    A4A 40A/2

    oto thoraks pada pneumonia ringan tidak rutin dilakukan, hanya

    direkomendasikan pada pneumonia berat dan dirawat. 2adang bercak udah ditemukan

    sebelum adanya gejala klinis dan resolusi infiltrate membutuhkan waktu yang lebih lama.

    Pada pemeriksaan foto thoraks memperlihatkan adanya infiltrate yang mendukung

    diagnosis pneumonia, dapat juga memperlihatkan komplikasi seperti efusi pleura atau

    empiema. Pneumonia virus biasanya dicirikan oleh hiperinflasi dengan infiltrate

    interstisial bilateral dan penebalan peribronkial. Pada infeksi bacterial dapat terlihat

    infiltrate alveolar berupa konsolidasi segmenDlobus, air bronchogram, bronkopneumonia.

    0anya gambaran foto thoraks saja tidak diagnostic, dan harus memikirkan kelainan klinis

    lainnya. oto thoraks ulangan dapat dilakukan jika gejala klinis menetap, penyakit

    memburuk, atau untuk tindak lanjut, dan tidak diperlukan untuk membuktikan

    kesembuhan.#,5

    ecara umum gambaran foto thoraks terdiri atas9#

    • $nfiltrat intersisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular,

     peribronchial cuffing dan hiperaerasi.#

    • $nfiltrat alveolar, merupakan konsilidai paru dengan air bronchogram. 2onsolidasi

    dapat mengenai satu lobus disebut pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi

    tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, berbatas tidak terlalu tefas, dan

    menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai round pneumonia.#

    29

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    30/39

    • Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa

     bercak @ bercak infiltrate yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai

    dengan peningkatan corakan peribronkial.#

    "/0 PJ/$J/ 6J;2P

    0itung leukosit dapat berguna dalam membedakan pneumonia virus atau

     bacterial. Pada pneumonia virus, leukosit dapat normal atau meningkat tetapi biasanya

    tidak lebih dari #&,&&&Dmm%, dengan dominan limfosit. Pneumonia bacterial seing

     berhubungan dengan peningkatan leukosit, dengan kisaran 15,&&& @ '&,&&&Dmm%, dan

    dominan granulosit. Jfusi pleura besar, konsolidasi lobus, dan demam tinggi pada

     permulaan penyakit dapat dicurigai etiologinya bakteri.5 

    Pneumonia atipikal yang disebabkan oleh

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    31/39

    "iagnosis definitive infeksi bacterial memerulukan isolasi organism dari darah,

    cairan pleura, atau paru. 2ultur sputum sangat sedikit bernilai pada diagnosis pneumonia

     pada anak. 2ultur darah positif hanya 1&( pada anak dengan pneumonia pneumococcus.5

    pecimen yang memenuhi syarat adalah sputum yang mengandung #5 leukosit dan

    kurang dari '& sel epitelDlapangan pada pemeriksaan mikroskopis dengan pembesaran

    kecil.#

    G% Dia$&sis

    "iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang

    sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan

     penunjang. Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. oto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis,

    atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. ;ambaran ke arah sel

     polimorfonuklear juga dapat dijumpai. Pada bayi-bayi kecil jumlah leukosit dapat berada

    dalam batas yang normal. 2adar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun.

    "iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena

     pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman

     penyebab tidak selalu dapat ditemukan.

    2lasifikasi 80A menggunakan kriteria klinis berikut untuk diagnosis pneumonia

     pada daerah dengan keterbatasan sarana 9

    1. Bayi berusia K # bulan

    • Pneumonia berat 9 nafas cepat M )& kaliDmenit! atau retraksi yang

     berat

    • Pneumonia sangat berat 9 tidak mau menetekDminum, kejang, letargi,

    demamDhipotermia, bradipnea, atau pernafasan ireguler.

    #. nak berusia # bulan - 5 tahun

    • Pneumonia ringan 9 nafas cepat M 5& kaliDmenit pada usia # bulan

    hingga 1 tahun, M '& kaliDmenit pada usia ? 1-5 tahun!

    • Pneumonia berat 9 retraksi

    • Pneumonia sangat berat 9 tidak mau makanDminum, kejang, letargis,

    malnutrisi.

    KRITERIA DIAGNOSIS

    31

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    32/39

    "asar diagnosis pneumonia menurut 0enry ;orna dkk tahun 1**% adalah ditemukannya

     paling sedikit % dari 5 gejala berikut ini 9

    a sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada

     b panas badan

    c /onkhi basah sedang nyaring crac#les!

    d oto thoraG menunjukkan gambaran infiltrat difus

    6eukositosis pada infeksi virus tidak melebihi #&.&&&Dmm% dengan limfosit predominan, dan

     bakteri 15.&&&-'&.&&&Dmm% neutrofil yang predominan!%

    H% Dia$&sis Ba!i$

    • Bronkiolitis

    • spirasi pneumonia

    • 4b paru

    I% P"a.a0a1saaa

    1. Pneumonia ringan

    • nak di rawat jalan

    • Beri antibiotik9 2otrimoksasol ' mg 4PDkg BBDkali! # kali sehari selama % hari

    atau moksisilin #5 mgDkg BBDkali! # kali sehari selama % hari. :ntuk pasien 0$I

    diberikan selama 5 hari.

    32

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    33/39

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    34/39

    6anjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia seperti tarikan dinding dada

     bagian bawah ke dalam yang berat atau napas ?+&Dmenit! tidak ditemukan lagi.

     

    P"rawa.a ("u2a$

    Bila anak disertai demam ? %*o

     parasetamol. Bila ditemukan adanya 'heeze, beri bronkhodilator kerja cepat. Bila terdapat sekret

    kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat

     pengisap secara perlahan. Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai

    umur anak tetapi hati-hati terhadap kelebihan cairanDoverhidrasi.

    njurkan pemberian $ dan cairan oral.

    7ika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan berikan cairan rumatan

    dalam jumlah sedikit tetapi sering. 7ika asupan cairan oral mencu#upi jangan

    mengguna#an pipa nasogastri# untu# mening#at#an asupan #arena a#anmening#at#an risi#o pneumonia aspirasi.

    7ika oksigen diberikan bersamaan dengan cairan nasogastrik, pasang keduanya pada

    lubang hidung yang sama.

    Bujuk anak untuk makan, segera setelah anak bisa menelan makanan.

    Beri makanan sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai kemampuan anak dalam

    menerimanya.

     

    P"ma.aua

    7ika tidak ada komplikasi, dalam # hari akan tampak perbaikan klinis

    bernapas tidak cepat, tidak adanya tarikan dinding dada,bebas demam dan anak dapat

    makan dan minum!.

    J% K&m(0i1asi

    7ika anak tidak mengalami perbaikan setelah dua hari, atau kondisi anak semakin

    memburuk, lihat adanya komplikasi atau adanya diagnosis lain. 7ika mungkin, lakukan

    foto dada ulang untuk mencari komplikasi. Beberapa komplikasi yang sering terjadi

    adalah sebagai berikut9

    a!  Pneumonia Stafilokokus.

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    35/39

    atatan 2loksasilin dapat diganti dengan antibiotik anti-stafilokokal lain seperti

    oksasilin, flukloksasilin, atau dikloksasilin.

     b! Empiema.

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    36/39

    - Iaksin influen3a

    - Iaksin 0ib untuk mencegah pneumonia karena 0aemophilus influen3a tipe B!

    BAB IV

    ANALISIS KASUS

    Berdasarkan anamnesis pasien mengeluh sesak yang semakin lama semakin berat yang diawali

    dengan batuk berdahak, pilek dan demam. Pada kasus ini terdapat sesak yang semakin berat karena

     proses peradangan yang terjadi pada bronkiolus terminalis dan juga parenkim paru dimana awalnya

    akan terjadi perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan

    dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan

     jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini menjadi

    terganggu dan menyebabkan sesak. 2emudian paru mengalami konsolidasi oleh karena adanya

     penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan akibat reaksi peradangan sehingga pada stadium ini udara

    36

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    37/39

    alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Pada pasien ini juga

    terdapat batuk berdahak, pilek dan demam ' hari / dimana biasanya pada bronkopneumoni

    diawali dengan infeksi saluran pernapasan.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya napas cuping hidung, laju napas yang

    meningkat napas cepat dan dalam serta retraksi otot tambahan dinding dada dimana ini

    menandakan adanya usaha tubuh yang lebih untuk mendapatkan oksigen dari luar. Pada

    auskultasi paru didapatkan adanya ronki pada paru kanan dan kiri karena adanya infiltrate,

     juga terdapat whee3ing dimana hal ini terjadi karena kemungkinan terjadi penekanan pada

    lumen bronkiolus oleh infiltrate sehingga terjadi obstruksi dan terjadi whee3ing.

    Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil 0b yang meningkat dan terdapat

    abnormalitas pada hasil analisa gas darah yaitu peningkatan pA# dan penurunan p

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    38/39

    "iberikan injeksi antibiotik

  • 8/16/2019 Case BP Ruri

    39/39

    http9DDwww.ichrc.orgD'##-pneumonia-diagnosis-dan-tatalaksana.  7 4rop Pediatr 

    ebruary #&&)! 5# 1!9 1-#. doi9 1&.1&*%DtropejDfmk&&)

    '. 8orld 0ealth Argani3ation.  +ospital are for hildren guidelines for the

    management of common illnesses 'ith limited resources. ;eneva9 80AN #&&5.

    4ersedia di9  http9DDwww.who.intDchild-adolescent-

    healthDpublicationsD