ALIANSI STRATEJIK ANTARA KLM DAN NORTHWEST (Vibiznews -
Strategic) - Perkembangan alliansi dapat di bagi menjadi tiga fase:
formasi, operasional, dan evaluasi. Fase formasi terdiri dari tiga
tahapan: courtship, negotiation dan start up (lihat gambar 4).
Hubungan KLM dan Northwest pada setiap fase adalah sebagai berikut:
Fase Formasi: Mengapa Aliansi?Sejarah mencatat, aliansi KLM dan
Northwest merupakan aliansi maskapai penerbangan yang pertama di
dunia yang amat terintegrasi, saling menguntungkan, namun keduanya
tetap beroperasi sebagai perusahaan yang terpisah. Kemitraan antara
kedua maskapai penerbangan ini dimulai tahun 1989 ketika KLM
mengakuisisi 19,3% saham Northwest. Tabel 3 meringkas berbagai
elemen aliansi ini, yang ternyata bertahap dari berbagi joint code
hingga pembentukan patungan (joint venture) trans-Atlantik yang
mengikat kedua perusahaan dalam segmen bisnis yang saling
tergantung. Kemitraan antara KLM dan Northwest dimulai pada tahun
1991. Setidaknya ada dua alasan mengapa KLM dan Northwest memilih
patungan tanpa menciptakan perusahaan baru (Wahyuni, 2003: 171-2).
Pertama , untuk memaksimalkan jaringan dan memberikan pilihan jalur
penerbangan yang paling efisien kepada para pelanggan. Mereka
menyebutnya sebagai economic path indifference. Artinya, tidak ada
perbedaan bagi aliansi ini apakah penumpang terbang dengan pesawat
KLM atau Northwest. Semua pendapatan hasil patungan disatukan dan
masing-masing mitra akan memperoleh bagian laba yang sama. Kedua,
peraturan industri penerbangan tidak mendorong kedua perusahaan ini
untuk membentuk patungan murni dengan badan hukum baru. Isu asal
negara memang termasuk hal penting bagi maskapai penerbangan.
Tabel 1. Elemen Aliansi Patungan KLM-NorthwestDari sisi KLM,
alasan aliansi adalah mencari cara untuk memperluas jaringannya dan
dapat bertahan dalam persaingan global. KLM (Koninklijke Luchvaart
Maatschappij), yang berdiri sejak 1919, memiliki 30.381 karyawan
yang sebagian besar berada di Belanda, memiliki 161 tujuan
internasional dengan armada 215 pesawat, dan mengangkut 15,9 juta
penumpang pada tahun 2001. Pada akhir tahun 80an CEO KLM, didukung
konsultan dari McKinsey, berkeyakinan bahwa KLM perlu lebih efesien
dan lebih kuat di pasar sebagai konsekuensi deregulasi dan
liberalisasi pasar. Singkatnya, diputuskan untuk melakukan kerja
sama dengan perusahaan penerbangan lain untuk membangun posisi
kompetitif yang berkesinambungan dengan integrasi jaringan dan
koneksitas antara Amerika, Eropa, dan Asia Tenggara.Northwest
adalah perusahaan penerbangan dari Amerika Utara yang memulai
operasinya pada tahun 1926. Perusahaan ini memiliki 48.708
karyawan, memiliki 40 tujuan internasional dengan armada 428
pesawat, dan mengangkut 54,7 juta penumpang pada tahun 2001.
Northwest merupakan perusahaan penerbangan skala sedang yang
beroperasi pada jaringan penerbangan yang luas di jalur AS-Asia,
namun hanya memiliki jaringan yang kecil ke Eropa. Perusahaan AS
tertua ini merupakan maskapai penerbangan terbesar keempat di
dunia, yang memiliki jaringan aliansi dengan 28 mitra bisnis,
melayani lebih dari 750 kota di 6 benua yang tersebar dalam 120
negara. Singkatnya, Northwest ingin memperluas operasinya di
Eropa.Manajemen KLM menganalisis seluruh potensi mitra kerja di AS
dan memutuskan bahwa Northwest dapat menjadi mitra terbaik buat
KLM. Setidaknya ada 3 alasan yang mendasari keputusan ini. Pertama,
dilihat dari cakupan bisnis, Northwest memiliki kombinasi yang kuat
dalam penumpang dan kargo, yang juga merupakan bisnis inti KLM.
Kedua, mengingat potensi pasar Pasifik, sangat penting bagi KLM
untuk mengkombinasikan pasar di AS, Eropa dan Pasifik. Ketiga, pada
waktu itu Northwest merupakan maskapai internasional Amerika yang
memiliki pengalaman yang cukup dibandingkan maskapai Amerika yang
lain seperti Delta dan United Airlines.Sebelum aliansi dimulai,
Northwest merupakan maskapai skala menengah Amerika yang
mengoperasikan jaringan penerbangan yang besar dari AS ke Asia,
tetapi memiliki jaringan penerbangan yang relatif kecil ke Eropa.
Agar lebih kompetitif di pasar dunia, Northwest ingin memperluas
operasinya ke Eropa, sedangkan KLM yang beroperasi dari negara yang
kecil melihat kemungkinan perluasan pasar dan masuk ke AS yang
merupakan pasar paling besar bagi Eropa. Dengan menggabungkan
kekuatan, Northwest percaya bahwa mereka dapat memperkuat posisi
mereka di Amsterdam, Eropa dan penerbangan ke Timur Tengah, bahkan
lebih jauh.KLM dan Northwest melihat bahwa mereka dapat saling
merealisasikan impiannya melalui aliansi tersebut. Namun aliansi
ini unik karena tidak membuat kontrak perjanjian selama 4 tahun.
Pada bulan September 1997, kontrak ditandatangani yang secara rinci
mencakup seluruh aspek dalam kerja sama mereka. Isinya dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: mengenai kerja sama patungan (joint
venture) dan operasi aliansi secara menyeluruh (overall alliance
operation) . Pada bagian mengenai aliansi patungan, isinya
berhubungan dengan penumpang dan lalu lintas cargo dengan lingkup
operasi yang mencakup: (1) Code Sharing; (2) Harga; (3) Manajemen
penerimaan; (4) Jadwal koordinasi; (5) Program reciprocal frequent
flyer; (6) Reciprocal Ground Handling; (7) Organisasi kerjasama
penjualan; (8) Pemasaran; (9) Kargo.Bagian kedua perjanjian
berhubungan dengan aktivitas bersama secara keseluruhan yang jauh
melebihi cakupan kerjasama patungan. Kedua maskapai bekerja sama di
bidang handling cost, makanan (catering) , kerjasama pembelian dan
rekayasa di seluruh dunia. Sebagai contoh, bila pesawat KLM
mendarat di Tokyo, para insinyur Northwest akan mengurusi ground
handling. KLM dan Northwest juga menggunakan jasa katering yang
sama untuk penyediaan makanan selama di dalam pesawat. Agar
memperoleh potongan harga yang tinggi dari para pemasok, kedua
maskapai ini sering membuat order bersama untuk membeli peralatan
seperti komputer, suku cadang, bahan bakar, dan sebagainya.Dalam
implementasi aliansi, ada masa pasang dan surut. Gambar 4
menunjukkan adanya periode di mana kepercayaan menjadi topik yang
kontroversial. Pada tahun 1997, hubungan aliansi menurun
ditunjukkan dengan adanya hubungan yang memburuk karena ada masalah
kepemilikan antara KLM dan Northwest. Pada saat itu KLM
berkesempatan untuk membeli saham Northwest. Northwest mengangap
rencana ini sebagi keinginan KLM untuk mengontrol Northwest.
Konflikpun semakin meningkat karena ada ketidaksepahaman tujuan
& misi penerbangan mereka (misi Northwest adalah Low Cost
sedangkan misi KLM lebih menitik beratkan pada kualitas). Mereka
berusaha memperbaiki hubungan kedua perusahaan dengan memperbaharui
dan mengganti perjanjian yang ada. Disamping itu KLM juga menjual
kemabili seluruh saham Northwest untuk menghapus prasangka bahwa
penerbangan Belanda ini ingin menguasai Northwest. Setelah fase
evaluasi, kedua perusahaan memutuskan untuk melanjutkan kerja sama,
sehingga aliansi ini kembali masuk dalam proses operasional.
Gambar 2. Proses Perkembangan Aliansi KLM-NorthwestFase
Operasional Dalam Aliansi Stratejik KLM dan Northwest(Vibiznews -
Strategic) - Untuk mengelola dan mengkoordinasi aktivitas aliansi
ini, kedua maskapai penerbangan sepakat untuk mendirikan Alliance
Steering Committee dan sejumlah tim kerja, yang terdiri dari
subbisnis penumpang, keuangan, operasi dan kargo. Steering committe
mengadakan pertemuan secara teratur setiap 3 bulan di Amsterdam
atau Minneapolis.Northwest dan KLM memutuskan untuk
mengintegrasikan penjualan mereka dan mengimplementasikan
pendekatan pemasaran yang disebut a color-blind approach pada tahun
1998. KLM menutup kantor pemasaran mereka di U.S.A. dan menyerahkan
seluruh aktivas penjualan di Amerika kepada Northwest. Demikian
juga halnya dengan Northwest yang menutup sales office mereka di
Eropa. Ada 3 alasan mengapa mereka melakukan hal ini, yaitu: (1)
Mereka dapat menghemat biaya dengan mengurangi duplikasi karyawan;
(2) Mengurangi masalah persaingan internal antar staf pemasaran;
(3) Merupakan bagian integral untuk mengoptimalkan keuntungan dari
usaha Patungan.
A color-blind approach ini merupakan strategi yang pertama kali
diterapkan di dunia penerbangan dan terbukti sangat ampuh sekali
untuk mengurangi persaingan antar kedua belah maskapai.
Kontribusi Mitra BisnisAwalnya operasi aliansi ini sepakat atas
bagian 60:40. KLM mengoperasikan 60% dan Northwest 40% dari
kapasitas. Namun pada tahun 1997 mereka mengubah komposisi tersebut
menjadi 50:50. Komposisi yang baru ini diharapkan membantu
perkembangan aliansi dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Adanya perbedaan kontribusi kapasitas tidak menyebabkan konflik
karena mereka secara bersama memutuskan jadwal penerbangan. Hampir
semua aktivitas yang diperlihatkan dalam perjanjian diatur secara
bersama (joint), kecuali pemasaran (marketing) dan periklanan
(advertising).
PengendalianWalaupun KLM memiliki 19,3% saham Northwest, situasi
ini tidak memberikan dampak pada posisi kontrol KLM. Lagi pula
saham KLM di Northwest Airlines relatif kecil persentasenya dari
total kepemilikan di Northwest. Settlement control aliansi ini
dapat dibagi ke dalam 3 aspek, yaitu:1. Pada umumnya, Alliance
Steering Committee mengatur secara keseluruhan pengawasan aliansi
ini.2. Kontrol sedikit berbeda saat dihubungkan dengan pasar.3.
Kedua mitra (partner) memiliki keahlian yang berbeda yang
menghasilkan pengendalian divisi yang berbeda dan menciptakan
pertukaran keahlian yang berbeda pula di antara kedua perusahaan.4.
Northwest dan KLM membagi kompetensi inti mereka mengenai IT,
teknik penjualan, strategi pemasaran, manajemen hubungan pelanggan,
dan manajemen aliansi. Dalam pemeliharaan dan ground handling,
kedua perusahaan mengatur prosedurnya.
Spill-over of ControlSpill-over of control adalah kemungkinan
core competence perusahaan merembes kepada partner kita. Fenomena
ini amat sering terjadi antara partner aliansi. Celakanya, setelah
menyerap keahlian partner banyak perusahaan yang kemudian
menghentikan kerjasama alliansi mereka. Untuk menghindari keahlian
perusahaan terserap seluruhnya oleh partner aliansi yang notabene
adalah pesaing perusahaan kita, perusahaan perlu melakukan spill
over of control (kesepakatan untuk berbagi keahlian seluruhnya,
sebagian atau tidak sama sekali).Mengenai spill-over of control
ini, Northwest tidak memiliki masalah karena keterbukaan di bidang
servis seperti penerbangan ini merupakan unsur yang vital sehingga
tidak ada rahasia diantara mereka. Sedangkan KLM menggarisbawahi
bahwa normalnya bentuk hubungan R&D tidak perlu untuk
diterapkan dalam aliansi mereka karena aspek berikut:1. Kedua
maskapai memiliki komitmen jangka panjang2. Mereka memiliki
hubungan dalam lingkup besar dengan banyak bidang yang saling
berhubungan.
Maka dapat disimpulkan bahwa komitmen jangka panjang dan rekanan
dalam lingkup yang luas menjadi kunci mengapa kedua perusahaan ini
tidak perlu khawatir dengan spill-over of control.
KonflikBanyak orang berpandangan negatif terhadap aliansi yang
penuh dengan konflik. Logikanya, apabila aliansi selalu dilanda
konflik manajer akan sibuk untuk mengatasi problem mereka yang pada
akhirnya akan menurunkan efisiensi kerja mereka. Ternyata anggapan
ini tidaklah selalu benar. Tercatat memiliki intensitas konflik
yang tinggi, KLM dan Northwest menganggap konflik suatu hal yang
biasa dalam setiap kerjasama. Kedua maskapai penerbangan ini
menginteprestasikan ketidakcocokan yang mereka alami sebagai
konflik positif karena mereka menganggap konflik tersebut menjadi
masukan yang akan dicari solusinya secara terus menerus yang pada
akhirnya meningkatkan kapabilitas kedua penerbangan tersebut.
Penanganan konflik yang bijaksana sangatlah diperlukan. Informasi
yang transparan dan komunikasi yang terbuka antar kedua belah pihak
adalah kuncinya. Selain masalah operasional, pemicu konflik
biasanya berasal dari : 1. Orientasi jangka pendek Northwest dan
orientasi jangka panjang KLM 2. Memposisikan aliansi pada pasar
kompetitif.3. Strategi bagaimana menghadapi aliansi pesaing seperti
Lufthansa/United Airlines, Delta/Air France. Selain masalah dominan
tersebut, kedua perusahaan itu menghadapi beberapa situasi sulit
yang berpengaruh substansial terhadap hubungan mereka:1. Selama
periode 1994-1997, ada masalah kontrol KLM, perbedaan kualitas,
perbedaan strategi kargo.2. Masalah besar kedua terjadi pada
September 1998, ketika Northwest terbentur dengan pemogokan satu
bulan oleh crew kokpitnya yang menuntut kenaikan gaji. 3. Waktu
sulit yang ketiga terjadi selama penyerangan teroris di AS pada 11
September 2001, yang nyaris menghentikan industri penerbangan.
KomunikasiKLM dan Northwest telah banyak mengandalkan komunikasi
sebagai bagian dari resolusi konflik dan alat untuk mengembangkan
kepercayaan antara mereka. Komunikasi membuat mereka dapat saling
berbincang, membangun kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian
dalam kemitraannya. Namun, kedua perusahaan itu mengakui bahwa ada
perbedaan kultural antara dua perusahaan itu, sehingga adaptasi
perlu dilakukan dari waktu ke waktu. Komunikasi informal diakui
sebagai salah satu aspek yang perlu diperbaiki untuk lebih
meningkatkan efisiensi aliansi.(FAD)Kelebihan Dan Kelemahan Aliansi
Stratejik Kamis, 01 November 2007 15:40 WIB(Vibiznews - Strategic)
- Semua bentuk aliansi, baik patungan, waralaba (franchise),
partisipasi modal, atau perjanjian kontrak jangka panjang dirancang
untuk meraih keuntungan dari penggunaan metode pengembangan
internal dan akuisisi, pada saat yang sama berusaha menghindari
kerugian. Dalam beberapa hal, aliansi berhasil melakukannya, namun
kebanyakan yang lainnya tidak. Tabel 1 merangkum kelebihan dan
kelemahan stratejik aliansi.
Tabel 1. Kelebihan Dan Kelemahan Aliansi
Sumber: Collis & Montgomery (1998:97)
Kelebihan
Kelebihan dari strategi aliansi bermacam-macam. Tulisan ini akan
memfokuskan pada penggabungan sumberdaya untuk dapat berkompetisi
di bisnis yang baru. Aliansi biasanya muncul ketika perusahaan
mempunyai sumberdaya yang mampu memberi nilai agar dapat masuk ke
bisnis baru, tetapi perusahaan membutuhkan aset dari perusahaan
lain agar perusahaan dapat secara efektif menciptakan sumberdaya
tersebut sebagai keunggulan kompetitif. Misalnya saja
perusahaan-perusahaan Jepang pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Perusahaan Jepang yang menghasilkan produk dengan kualitas
tinggi mempunyai masalah dalam hal distribusi dan jaringan
pelayanan untuk dapat memasuki pasar Amerika Serikat. Bukannya
membeli perusahaan-perusahaan milik AS atau membangun jaringan
antar mereka, perusahaan Jepang menggunakan cara aliansi untuk
dapat menyesuaikan produk mereka dengan distribusi dan jaringan
pelayanan perusahaan lokal di Amerika.
Kelemahan
Isu yang terkait dalam kelemahan strategi aliansi ini berkaitan
dengan masalah kepemimpinan, kontribusi rekan aliansi, pengawasan
kontribusi, dan strategi dalam bisnis.
Membuat struktur perusahaan yang jelas dalam strategi aliansi
sangat penting. Hal ini dapat memperjelas masalah yang berkaitan
dengan kepemimpinan perusahaan selama beraliansi. Dengan cara ini
masing-masing pihak dalam aliansi dituntut untuk mengetahui
motivasi dan insentif dari masing-masing, baik dalam jangka panjang
atau jangka pendek.
Selain itu masing-masing pihak yang beraliansi juga perlu
mengetahui kebutuhan dan aspirasi rekan aliansinya. Hal ini
disebabkan kebutuhan dan aspirasi akan terus berubah. Dengan
mengetahui kebutuhan dan aspirasi masing-masing maka pihak-pihak
yang mengadakan aliansi dapat menetapkan tujuan dan insentif yang
disetujui bersama.
Persaingan dapat muncul antarmitra kerja aliansi. Tidak jarang
sesama mitra aliansi justru berbalik menjadi pesaing. Dalam hal ini
masing-masing mitra aliansi ingin menjadi pemenang di pasar dan
mengalahkan mitranya. Siapa yang bisa mendapat keuntungan terbanyak
dari aliansi itulah yang akan muncul sebagai pemenang. Aliansi
dapat berhasil apabila di dalam bekerja sama mempunyai tujuan untuk
pemenuhan sumberdaya; memperoleh akses terhadap aset dan kemampuan
yang tidak dimiliki perusahaan; atau pembagian biaya dan risiko
secara umum.
Biasanya aliansi didesain sebagai hubungan jangka pendek, karena
aliansi dianggap sebagai bentuk strategi yang lemah apabila
diterapkan untuk jangka panjang. Suatu studi yang cukup mendalam
yang dilakukan Business Week (1986) mencatat sejumlah contoh usaha
patungan berikut motivasinya. Tabel 3, yang merangkum hasil studi
tersebut, menunjukkan beragamnya tujuan strategis pelaku usaha
patungan.
Patut dicatat, dalam setiap kontrak patungan beberapa ciri
sebagai berikut biasanya dianut, yaitukontribusi oleh partner dalam
uang, properti, usaha, pengetahuan, skill, atau aset lain adalah
bentuk yang umum;kerja sama dalam properti sering dimasukkan dalam
patungan;hak untuk saling mengontrol manajemen perusahaan;harapan
akan keuntungan (presence of adventure);hak untuk berbagi
keuntungan; (6) tujuan biasanya dibatasi menjadi satu keterlibatan
atau ad hoc enterprise (Weston, et.al., 1990, bab 14).
Dengan demikian, ruang lingkup dan lama usaha patungan dibatasi
dan umumnya patungan hanya melibatkan sebagian kecil dari total
aktivitas peserta patungan. Kendati demikian banyak juga alliansi
stratejik yang tujuannya mencakup semua tujuan tertulis pada Tabel
2. Salah satu contoh adalah alliansi stratejik antara KLM dan
Northwest. Tulisan dibawah ini adalah hasil wawancara kami terhadap
15 manajer KLM dan Northwest di Amstelveen dan Minneapolis.
Wawancara dilakukan sejak tahun 2000 hingga 2002 dengan bentuk semi
structure interview. Setiap wawancara berlangsung sekitar 2-3
jam.
Tabel 2. Beberapa Contoh Usaha Patungan dan Tujuannya
Sumber: Business Week, Corporate Odd Couples, 21 Juli
(1986:101)
Tahap Evaluasi Dalam Aliansi Stratejik KLM dan Northwest
(Vibiznews Strategic) - Dari aliansi ini sasaran KLM dan Northwest
tercapai yaitu untuk meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi pada
segmen trans-Atlantik dan meningkatkan penguasaan pasar mereka
dengan menawarkan kepada penumpang jadual penerbangan yang lebih
bervariasi dari Eropa ke Amerika maupun sebaliknya. Gambar 5
memperlihatkan perkembangan jaringan dan profitabilitas selama masa
patungan. Keuntungan dibagi merata, operasi aliansi pun melonjak
dua kali lipat sejak 1989, dan menawarkan 32 penerbangan setiap
hari yang melayani 32 kota.Gambar 3. Jaringan: Perkembangan dan
Profitabilitas
Sumber: Wahyuni (2003: 206)
Beberapa keuntungan yang diperoleh oleh kedua perusahaan dari
hasil aliansi adalah: 1.Bersama-sama mendapatkan keuntungan.
Aliansi ini menghasilkan kontribusi yang signifikan bagi posisi
keuangan kedua perusahaan penerbangan.2.Meningkatkan kesadaran para
karyawan di kedua perusahaan penerbangan bahwa aliansi dapat
memperkuat posisi mereka di pasar. Kedua perusahaan harus bekerja
sama dan tidak dapat berjalan sendiri.3.Melalui kerjasama ini,
kedua perusahaan dapat mengatur jaringan North Atlantic secara
terus-menerus, yang kemudian membawa manfaat kepada pelanggan
dengan menawarkan banyak pilihan tujuan penerbangan.4.Suatu proses
pelajaran yang berharga atas bagaimana cara mengorganisasi dan
membangun aliansi tersebut.
Pelajaran yang dapat di petik
Aliansi antara KLM dan Northwest menunjukkan contoh yang menarik
mengenai cara perusahaan mengelola secara kritis hubungan kerja
sama mereka dan mengatasi masalah-masalah persaingan yang muncul di
antara mereka. Dikenal sebagai alliansi stratejik pertama dan
penerima anti trust imunity di bidang penerbangan, aliansi antara
KLM dan Northwest telah berkembang dari code share flight menuju
kerja sama joint venture yang terintegrasi di pasar trans
Atlantik.
Fase Formasi
Kedua perusahaan penerbangan mempunyai motivasi yang sama dalam
membangun aliansi yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori:
perluasan jaringan di seluruh dunia, perbaikan dalam pendapatan
bisnis, dan mencapai suatu tingkat biaya kompetitif. Di awal
hubungan kerja sama, mereka hanya memiliki kemitraan code share di
mana kedua perusahaan memiliki 50% kapasitas kursi. Keduanya tetap
bersaing satu sama lain, masing-masing memiliki garis dasar dan
sasaran keuntungan yang terpisah satu sama lain.
KLM dan Nortwest sangat menyadari sepenuhnya bahwa persaingan
ini tidak kondusif terhadap hubungan kerja sama mereka karena
kepentingan masing-masing maskapai cenderung untuk berlaku di atas
kepentingan bersama, di mana pada akhirnya akan menghambat
optimalisasi jaringan mereka. Menganalisis situasi ini, kedua
maskapai berkesimpulan bahwa mereka harus masuk dalam open sky
agreement dan memperoleh anti-trust immunity untuk merealisasikan
impian mereka. Seluruh program dalam fase formasi ini ditujukan
untuk meyakinkan pemerintah di kedua negara agar menyetujui kedua
syarat dasar tersebut.Fase Operasi
Di dalam industri penerbangan, aliansi ini dikenal sebagai yang
paling terintegrasi dan tahan lama, namun realisasi hubungan kerja
sama mereka bukan tanpa masalah. Variabel utama pada fase
operasional yang perlu diperhatikan: Kontribusi Mitra Bisnis Kedua
mitra bisnis dalam aliansi ini memutuskan untuk memberikan
kontribusi yang seimbang dalam hal kontribusi terhadap kapasitas,
pembagian teknologi, keahlian, dan pasar. Di sini tidak terdapat
kontribusi yang berupa finansial karena biaya ditanggung
masing-masing.Pengendalian Walaupun pada awal kerja samanya kedua
maskapai sepakat pada pembagian 60%-40%, hal ini tidak mempunyai
pengaruh pada perluasan pengendalian dalam aliansi.Wilayah yang
rawan konflik dan hubungan dengan kontribusi Mitra Kerja dan
pengendalian Konflik di dalam aliansi dapat berasal dari
masalah-masalah stratejik, masalah keuangan sampai aspek-aspek
operasional dalam aliansi. Ketidaksetaraan dalam kontribusi mitra
bisnis dan pengendalian dapat menyebabkan konflik dalam kerja sama
tapi yang paling penting adalah bagaimana perusahaan-perusahaan
dapat mengurangi konflik-konflik tersebut.Peranan Komunikasi dalam
Aliansi Kurangnya komunikasi dapat menimbulkan konflik dalam
aliansi, sedangkan komunikasi terbuka dapat menjadi peran yang
penting dalam menyelesaikan masalah.Fase Evaluasi
Kedua perusahaan penerbangan memandang positif terhadap aliansi
ini. Aliansi telah berkembang melebihi harapan mereka semula.
Mereka telah mencapai tujuan dari aliansi ini, yaitu meningkatkan
pendapatan dari pasar Trans-Atlantik dan memperluas jaringan di
seluruh dunia. Kedua perusahaan sangat optimis dan memandang
positif aliansi ini.
Kedua belah pihak menyadari betapa penting aliansi ini untuk
bisnis mereka. Bagi Northwest, aliansi ini memberikan pendapatan
100% di pasar Trans-Atlantik, sedangkan untuk KLM, joint venture
ini berarti garis hidup mereka. Singkatnya, kedua perusahaan ini
menyatakan bahwa mereka memiliki komitmen jangka panjang untuk
mengembangkan kerjasama ini dengan menggaet lebih banyak partner
untuk memperkuat posisi aliansi ini di dunia penerbangan
internasional.
Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi ekonomi dan persaingan
merupakan faktor eksternal utama pendorong aliansi strategi. Selain
faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan, motif dan tujuan
perusahaan merupakan faktor pendorong utama aliansi. Motif dan
tujuan dibentuknya aliansi stratejik setidaknya meliputi:
(1) Teknologi (know how);
(2) Aset finansial; (3) Persaingan;
(4) Akses pada segmen pasar;
(5) Akses terhadap input, output, dan pengalaman manajemen;
(6) Sumberdaya dan kapabilitas yang saling melengkapi.
Pengalaman KLM dan Northwest menunjukkan bahwa pemain pertama
alliansi di bisnis penerbangan ini memulai kerjasama mereka dengan
perjanjian yang sangat sederhana. Semakin tinggi tingkat
ketergantungan mereka semakin banyak masalah yang dihadapi. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam mengelola aliansi adalah bagaimana
membagi dan mengkontrol kontribusi masing-masing partner,
kemungkinan munculnya persaingan antar partner yang notabene
pesaing di bisnis yang sama, penanganan konflik dan pentingnya
komunikasi antar partner.
Tidak ada perkawinan yang mulus demikian juga dalam hubungan
antar partner dalam 17 alliansi stratejik. Bagaimana menyikapi
konflik yang muncul dan menganggap konflik sebagai kesempatan untuk
belajar adalah pemikiran positif yang merupakan kunci survive KLM
dan Northwest hingga saat ini. (FAD)Fase Operasional Dalam Aliansi
Stratejik KLM dan Northwest Senin, 05 November 2007 07:50
WIB(Vibiznews - Strategic) - Untuk mengelola dan mengkoordinasi
aktivitas aliansi ini, kedua maskapai penerbangan sepakat untuk
mendirikan Alliance Steering Committee dan sejumlah tim kerja, yang
terdiri dari subbisnis penumpang, keuangan, operasi dan kargo.
Steering committe mengadakan pertemuan secara teratur setiap 3
bulan di Amsterdam atau Minneapolis.Northwest dan KLM memutuskan
untuk mengintegrasikan penjualan mereka dan mengimplementasikan
pendekatan pemasaran yang disebut a color-blind approach pada tahun
1998. KLM menutup kantor pemasaran mereka di U.S.A. dan menyerahkan
seluruh aktivas penjualan di Amerika kepada Northwest. Demikian
juga halnya dengan Northwest yang menutup sales office mereka di
Eropa.
Ada 3 alasan mengapa mereka melakukan hal ini, yaitu:1.Mereka
dapat menghemat biaya dengan mengurangi duplikasi
karyawan;2.Mengurangi masalah persaingan internal antar staf
pemasaran; 3.Merupakan bagian integral untuk mengoptimalkan
keuntungan dari usaha Patungan.A color-blind approach ini merupakan
strategi yang pertama kali diterapkan di dunia penerbangan dan
terbukti sangat ampuh sekali untuk mengurangi persaingan antar
kedua belah maskapai.
Kontribusi Mitra BisnisAwalnya operasi aliansi ini sepakat atas
bagian 60:40. KLM mengoperasikan 60% dan Northwest 40% dari
kapasitas. Namun pada tahun 1997 mereka mengubah komposisi tersebut
menjadi 50:50. Komposisi yangbaru ini diharapkan membantu
perkembangan aliansi dan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.Adanya perbedaan kontribusi kapasitas tidak menyebabkan
konflik karena mereka secara bersama memutuskan jadual penerbangan.
Hampir semua aktivitas yang diperlihatkan dalam perjanjian diatur
secara bersama (joint), kecuali pemasaran (marketing) dan
periklanan (advertising).
Pengendalian
Walaupun KLM memiliki 19,3% saham Northwest, situasi ini tidak
memberikan dampak pada posisi kontrol KLM. Lagi pula saham KLM di
Northwest Airlines relatif kecil persentasenya dari total
kepemilikan di Northwest. Settlement control aliansi ini dapat
dibagi ke dalam 3 aspek, yaitu:1.Pada umumnya, Alliance Steering
Committee mengatur secara keseluruhan pengawasan aliansi
ini.2.Kontrol sedikit berbeda saat dihubungkan dengan pasar.
3.Kedua mitra (partner) memiliki keahlian yang berbeda yang
menghasilkan pengendalian divisi yang berbeda dan menciptakan
pertukaran keahlian yang berbeda pula di antara kedua
perusahaan.4.Northwest dan KLM membagi kompetensi inti mereka
mengenai IT, teknik penjualan, strategi pemasaran, manajemen
hubungan pelanggan, dan manajemen aliansi. Dalam pemeliharaan dan
ground handling, kedua perusahaan mengatur prosedurnya. Spill-over
of ControlSpill-over of control adalah kemungkinan core competence
perusahaan merembes kepada partner kita. Fenomena ini amat sering
terjadi antara partner alliansi. Celakanya, setelah menyerap
keahlian partner banyak perusahaan yang kemudian menghentikan
kerjasama alliansi mereka. Untuk menghindari keahlian perusahaan
terserap seluruhnya oleh partner aliansi yang notabene adalah
pesaing perusahaan kita, perusahaan perlu melakukan spill over of
control (kesepakatan untuk berbagi keahlian seluruhnya, sebagian
atau tidak sama sekali).Mengenai spill-over of control ini,
Northwest tidak memiliki masalah karena keterbukaan di bidang
servis seperti penerbangan ini merupakan unsur yang vital sehingga
tidak ada rahasia diantara mereka. Sedangkan KLM menggarisbawahi
bahwa normalnya bentuk hubungan R&D tidak perlu untuk
diterapkan dalam aliansi mereka karena aspek berikut:1.Kedua
maskapai memiliki komitmen jangka panjang2.Mereka memiliki hubungan
dalam lingkup besar dengan banyak bidang yang saling
berhubungan.Maka dapat disimpulkan bahwa komitmen jangka panjang
dan rekanan dalam lingkup yang luas menjadi kunci mengapa kedua
perusahaan ini tidak perlu khawatir dengan spill-over of
control.
Konflik
Banyak orang berpandangan negatif terhadap aliansi yang penuh
dengan konflik. Logikanya, apabila aliansi selalu dilanda konflik
manajer akan sibuk untuk mengatasi problem mereka yang pada
akhirnya akan menurunkan efisiensi kerja mereka. Ternyata anggapan
ini tidaklah selalu benar. Tercatat memiliki intensitas konflik
yang tinggi, KLM dan Northwest menganggap konflik suatu hal yang
biasa dalam setiap kerjasama.
Kedua maskapai penerbangan ini menginteprestasikan
ketidakcocokan yang mereka alami sebagai konflik positif karena
mereka menganggap konflik tersebut menjadi masukan yang akan dicari
solusinya secara terus menerus yang pada akhirnya meningkatkan
kapabilitas kedua penerbangan tersebut. Penanganan konflik yang
bijaksana sangatlah diperlukan. Informasi yang transparan dan
komunikasi yang terbuka antar kedua belah pihak adalah
kuncinya.
Selain masalah operasional, pemicu konflik biasanya berasal dari
:Orientasi jangka pendek Northwest dan orientasi jangka panjang
KLMMemposisikan aliansi pada pasar kompetitif.Strategi bagaimana
menghadapi aliansi pesaing seperti Lufthansa/United Airlines,
Delta/Air France.Selain masalah dominan tersebut, kedua perusahaan
itu menghadapi beberapa situasi sulit yang berpengaruh substansial
terhadap hubungan mereka:Selama periode 1994-1997, ada masalah
kontrol KLM, perbedaan kualitas, perbedaan strategi kargo.Masalah
besar kedua terjadi pada September 1998, ketika Northwest terbentur
dengan pemogokan satu bulan oleh crew kokpitnya yang menuntut
kenaikan gaji.Waktu sulit yang ketiga terjadi selama penyerangan
teroris di AS pada 11 September 2001, yang nyaris menghentikan
industri penerbangan.
Komunikasi
KLM dan Northwest telah banyak mengandalkan komunikasi sebagai
bagian dari resolusi konflik dan alat untuk mengembangkan
kepercayaan antara mereka. Komunikasi membuat mereka dapat saling
berbincang, membangun kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian
dalam kemitraannya. Namun, kedua perusahaan itu mengakui bahwa ada
perbedaan kultural antara dua perusahaan itu, sehingga adaptasi
perlu dilakukan dari waktu ke waktu. Komunikasi informal diakui
sebagai salah satu aspek yang perlu diperbaiki untuk lebih
meningkatkan efisiensi aliansi.(FAD)
Pentingnya Membentuk Aliansi BisnisPernah mendengar istilah
bersekutu tambah mutu ? itu adalah semboyan Negara tetangga.Ketika
saya berniat menulis artikel ini entah kenapa kalimat tersebut
seperti mewakili apa yang hendak saya sampaikan. Di artikel
sebelumnya saya sudah pernah membahas mengenai pentingnya membangun
community. Kali ini saya akan membahas lebih tajam lagi,sekiranya
apa saja manfaat membangun sebuah Aliansi bisnis.Dalam bahasa
sederhana Aliansi bisnis dapat diartikan sebagai sebuah perkongsian
yang melibatkan beberapa bidang bisnis dalam satu business line
yang masih sama, namun spesifikasi produk atau jasa nya
berbeda.Saya juga sempat sedikit melakukan pengamatan terhadap
beberapa Aliansi bisnis yang ternyata dapat bertahan hingga
sekarang dan ini sangat menguntungkan konsumen sebab nilai produk
yang mereka terima bisa lebih besar daripada jumlah yang mereka
bayarkan. Setidaknya ada beberapa point manfaat yang bisa diperoleh
para Pebisnis jika mereka melakukan Aliansi Bisnis dengan beberapa
rekan yang punya integritas yang tinggi dalam menjalankan bisnis
yang berkelanjutan .1. Meningkatkan Kualitas Tenaga
PemasaranDisadari atau tidak,sebenarnya ketika Aliansi bisnis itu
sendiri telah memungkinkan bertambahnya tenaga pemasaran.Bisa saja
bukan penambahan personil,tetapi penambahan secara kualitatif dari
pemasar itu sendiri. Ini terkait erat dengan besaran nilai produk
yang ditawarkan kepada konsumen.Sehingga Investasi yang tertanam
bisa lebih efisien dikelola dan tidak dihamburkan di kegiatan
promosi dan hard selling saja.2. Membuka Pasar lebih
LuasPerhatikan,ketika sebuah bisnis Travel ber-aliansi dengan
sebuah maskapai penerbangan,yang memungkinkan konsumennya membeli
tiket pesawat sekaligus membeli paket tour dalam satu atap,bukankah
ini sekaligus membuka pasar yang lebih luas ? bisa jadi calon
konsumen awalnya hanya bermaksud membeli tiket pesawat saja,namun
karena penawaran paket tour nya juga menarik maka ia akan membeli
keduanya. Ini hanya contoh kecil saja dari kekuatan Aliansi bisnis
yang saya maksudkan.3. Lebih ProduktifProduktifitas sebuah bisnis
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan . Jika
dikatakan bahwa konsumen adalah next action maka produktifitas
adalah berbanding lurus dengan next action tersebut. Aliansi bisnis
memungkinkan beberapa unit bisnis tersebut tumbuh terus dalam kurva
produktifitas yang baik sebab hamier selalu saja ada next action
yang harus dilakukan.4. Lebih Mudah Menemukan SolusiDua kepala
lebih baik dari pada satu saya rasa kalimat tersebut juga sangat
relevan bila kita kaitkan dalam penjelasan saya kali ini. Strategi
yang sudah dirancang sebelumnya dalam perjalanan waktu pasti akan
menemukan masalah masalah yang menuntut solusi cepat dan tepat.
Bayangkan jika Anda berbisnis sendiri dan menghadapi persoalan
sendirian pula,maka bisa jadi penilaian Anda sudah tidak lagi
objektif sebab hanya dari satu sudut pandang Anda saja. Tapi
Aliansi bisnis memungkinkan partner bisnis Anda untuk turut serata
memberi penilaiannya. Sehingga solusi yang dihasilkan bisa jadi
lebih baik dan komprehensif memecahkan masalah masalah bisnis
tersebut.5. Pertukaran Informasi dan TestimoniDewasa
ini,testimonial dari pembeli sebuah produk bisa menjadi sebuah
Promosi gratis yang sangat baik efeknya terhadap psikologi calon
pembeli lainnya. Aliansi dalam sebuah bisnis juga memungkinkan
Pertukaran Informasi pasar,Perilaku konsumen dan mungkin juga
informasi penting mengenai gerak gerik pesaing yang bisa kita
antisipasi secepatnya. Selalu saya simpulkan bahwa di akhir semua
strategi bisnis yang ada adalah diharapkan adanya long term
profitable growth yang baik dan berkesinambungan. Bukan hanya
kemarin dan hari ini,tapi juga pertumbuhan keuntungan di masa
depan. Dan Konsumen pun mendapatkan nilai atau manfaat yang
setimpal atas cost yang mereka tukarkan dengan nilai produk itu
sendiri.Setelah membaca beberapa manfaat di atas,silakan jika ada
yang mau ber-aliansi bisnis dengan saya.maka dengan sangat senang
hati saya menyambut kesempatan itu.
Pentingnya Membentuk Aliansi BisnisPernah mendengar istilah
bersekutu tambah mutu ? itu adalah semboyan Negara tetangga.Ketika
saya berniat menulis artikel ini entah kenapa kalimat tersebut
seperti mewakili apa yang hendak saya sampaikan. Di artikel
sebelumnya saya sudah pernah membahas mengenai pentingnya membangun
community. Kali ini saya akan membahas lebih tajam lagi,sekiranya
apa saja manfaat membangun sebuah Aliansi bisnis.Dalam bahasa
sederhana Aliansi bisnis dapat diartikan sebagai sebuah perkongsian
yang melibatkan beberapa bidang bisnis dalam satu business line
yang masih sama, namun spesifikasi produk atau jasa nya
berbeda.
Saya juga sempat sedikit melakukan pengamatan terhadap beberapa
Aliansi bisnis yang ternyata dapat bertahan hingga sekarang dan ini
sangat menguntungkan konsumen sebab nilai produk yang mereka terima
bisa lebih besar daripada jumlah yang mereka bayarkan. Setidaknya
ada beberapa point manfaat yang bisa diperoleh para Pebisnis jika
mereka melakukan Aliansi Bisnis dengan beberapa rekan yang punya
integritas yang tinggi dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan
.1. Meningkatkan Kualitas Tenaga PemasaranDisadari atau
tidak,sebenarnya ketika Aliansi bisnis itu sendiri telah
memungkinkan bertambahnya tenaga pemasaran.Bisa saja bukan
penambahan personil,tetapi penambahan secara kualitatif dari
pemasar itu sendiri. Ini terkait erat dengan besaran nilai produk
yang ditawarkan kepada konsumen.Sehingga Investasi yang tertanam
bisa lebih efisien dikelola dan tidak dihamburkan di kegiatan
promosi dan hard selling saja.2. Membuka Pasar lebih
LuasPerhatikan,ketika sebuah bisnis Travel ber-aliansi dengan
sebuah maskapai penerbangan,yang memungkinkan konsumennya membeli
tiket pesawat sekaligus membeli paket tour dalam satu atap,bukankah
ini sekaligus membuka pasar yang lebih luas ? bisa jadi calon
konsumen awalnya hanya bermaksud membeli tiket pesawat saja,namun
karena penawaran paket tour nya juga menarik maka ia akan membeli
keduanya. Ini hanya contoh kecil saja dari kekuatan Aliansi bisnis
yang saya maksudkan.3. Lebih ProduktifProduktifitas sebuah bisnis
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan . Jika
dikatakan bahwa konsumen adalah next action maka produktifitas
adalah berbanding lurus dengan next action tersebut. Aliansi bisnis
memungkinkan beberapa unit bisnis tersebut tumbuh terus dalam kurva
produktifitas yang baik sebab hamier selalu saja ada next action
yang harus dilakukan.4. Lebih Mudah Menemukan SolusiDua kepala
lebih baik dari pada satu saya rasa kalimat tersebut juga sangat
relevan bila kita kaitkan dalam penjelasan saya kali ini. Strategi
yang sudah dirancang sebelumnya dalam perjalanan waktu pasti akan
menemukan masalah masalah yang menuntut solusi cepat dan tepat.
Bayangkan jika Anda berbisnis sendiri dan menghadapi persoalan
sendirian pula,maka bisa jadi penilaian Anda sudah tidak lagi
objektif sebab hanya dari satu sudut pandang Anda saja. Tapi
Aliansi bisnis memungkinkan partner bisnis Anda untuk turut serata
memberi penilaiannya. Sehingga solusi yang dihasilkan bisa jadi
lebih baik dan komprehensif memecahkan masalah masalah bisnis
tersebut.5. Pertukaran Informasi dan TestimoniDewasa
ini,testimonial dari pembeli sebuah produk bisa menjadi sebuah
Promosi gratis yang sangat baik efeknya terhadap psikologi calon
pembeli lainnya. Aliansi dalam sebuah bisnis juga memungkinkan
Pertukaran Informasi pasar,Perilaku konsumen dan mungkin juga
informasi penting mengenai gerak gerik pesaing yang bisa kita
antisipasi secepatnya. Selalu saya simpulkan bahwa di akhir semua
strategi bisnis yang ada adalah diharapkan adanya long term
profitable growth yang baik dan berkesinambungan. Bukan hanya
kemarin dan hari ini,tapi juga pertumbuhan keuntungan di masa
depan. Dan Konsumen pun mendapatkan nilai atau manfaat yang
setimpal atas cost yang mereka tukarkan dengan nilai produk itu
sendiri.Setelah membaca beberapa manfaat di atas,silakan jika ada
yang mau ber-aliansi bisnis dengan saya.maka dengan sangat senang
hati saya menyambut kesempatan itu.