CA OESOFAGUS A. Definisi. Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan yang paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi. B. Etiologi Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi. C. Klasifikasi Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani. Jenis kanker esofagus antara lain: Adenocarcinoma dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus. Squamous cell carcinoma. Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker esofagus yang umum di seluruh dunia.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
CA OESOFAGUS
A. Definisi.
Kanker oesofagus merupakan keganasan yang terjadi pada oesofagus. Keganasan yang
paling sering menyerang adalah jenis karsinoma epidermoid. Sedangkan jenis lainnya
leomiosarkoma, fibrosarkoma, atau melanoma malignum tapi sangat jarang terjadi.
B. Etiologi
Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan
merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun karena
rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi.
C. Klasifikasi
Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker
esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani.
Jenis kanker esofagus antara lain:
Adenocarcinoma dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma
terjadi paling sering pada bagian bawah esofagus.
Squamous cell carcinoma. Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell
carcinoma sering terjadi di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker
esofagus yang umum di seluruh dunia.
Jenis langka lainnya. Kanker esofagus langka antara lain choriocarcinoma, lymphoma,
melanoma, sarcoma dan kanker sel kecil.
D. Anatomi Fisiologi
Esofagus merupakan salah satu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm
dan berdiameter 2 cm, terbentang dari hipofaring sampai cardia lambung, kira-kira 2-3 cm di
bawah diafragma. Esofagus terletak posterior terhadap jantung dan trakea, anterior terhadap
vertebra dan berjalan melalui lubang diafragma tepat anterior terhadap aorta.
Pada kedua ujung esofagus, terdapat otot-otot spingter, diantaranya :
1) Krikifaringeal
Membentuk sfingter esofagus bagian atas dan terdiri atas serabut-serabut otot rangka.
Dalam keadaan normal berada dalam keadaan tonik, atau kontraksi kecuali waktu
menelan.
2) Sfingter Esofagus bagian bawah
Bertindak sebagai sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke
dalam esofagus. Dalam keadaan normal, sfingter ini menutup kecuali bila makanan
masuk ke dalam lambung atau waktu bertahak atau muntah.
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
i. Mukosa
Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian
atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung
yang sangat asam.
ii. Sub Mukosa
Mengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat
mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari
cedera akibat zat kimia.
iii. Muskularis
Otot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh
bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari
campuran antara otot rangka dan otot polos.
iv. Lapisan bagian luar (Serosa)
Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-
struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel
tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah
operasi lebih besar.
E. Faktor Risiko
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker esofagus. Kanker esofagus terjadi ketika sel di dalam
esofagus terjadi kesalahan pada DNA nya. Kesalahan ini membuat kanker tumbuh dan
berkembang tidak terkendalikan. Akumulasi sel yang tidak normal ini membentuk tumor di
dalam esofagus yang dapat tumbuh untuk menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke bagian
tubuh lainnya.
Iritasi kronis dianggap berkontribusi pada perubahan DNA yang menyebabkan kanker esofagus.
Faktor yang menyebabkan iritasi pada sel di dalam esofagus dan meningkatkan risiko kanker
esofagus antara lain:
Alkohol.
Cairan empedu yang naik.
Mengunyah tembakau.
Sulit menelan yang disebabkan achlasia.
Minum cairan yang terlau panas.
Kurang makanan buah dan sayuran.
Makan makanan awetan.
Gastroesophageal reflux disease (GERD).
Obesitas.
Perubahan sel pra kanker pada esofagus (Barret’s esophagus).
Pengobatan radiasi pada dada atau perut bagian atas.
Merokok.
F. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala kanker esofagus antara lain:
Sulit menelan.
Hilang berat badan secara tiba-tiba.
Nyeri pada dada.
Lelah.
Ulsertiva esofagus tahap lanjut.
Disfagia, awalnya dengan makanan padat dan akhirnya dengan cairan.
Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan.
Nyeri atau begah substernal, regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas
dan akhirnya cegukan.
Mungkin terjadi hemoragi, dan kehilangan berat badan dan kekuatan secara progresif
akibat kelaparan.Pada tahap awal, kanker ini sering tanpa tanda atau gejala.
G. Patofisiologi dan Manifestasi Klinik
Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul.
Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus , atau
dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada tahap
lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi pembuluh
darah besar.
Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esofagus penyakit ini secara umum
meluas. Gejala termasuik disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya dengan
cairan; perasaan ada massa di tenggorokan; nyeri saat menelan; nyeri substernal atau rasa penuh;
dan kemudian regurgutasi makanan yang tidak dicerna disertai bau nafas busuk dan cegukan
Pasien pada awalnya hanya makanan padat yng menyebabkan distres, tetapi dengan
berkembangnya penyakit dan obsrtuksi cairan tidak adapat masuk ke lambung. Regurgitasi
makanan dan saliva terjadi hemoragi dapt terjadi dan penurunan progresif berat badan dan
kekuatan terjdi sebagai akibat kelaparan. Gejala selanjutnya mencakup nyeri substernal,
cegukan, kesulitan bernfas dn bau nafas busuk
H. Pemeriksaan Penunjang.
Diagnostik dipastikan dengan esofagogastroduodenosopi (EGD) dengan biopsi dan
sikatan. Bronkoskopi biasanya dilakukan pada tumor dengan sepertiga tengah dan atas esofagus,
untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membentu dalam menentukan apakah
lesi dapat diangkat. Mediastenosskopi digunakan untuk menentukan apakah kanker tellah
menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain. Kanker esofagus ujung bawah mungkin
berhubungan dengan adenokarsinoma lambung yng meluas ke atas esofagus.
I. Penanganan
Bila kanker tersebut ditemukan pada tahap awal, sasaran pengobaan dapat diarahkan
pada pengobatan; namun, kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi
merupakan satu-satunya tujuan yang harus diterima. Pengobatan dapat mencakup pembedahan
Standar penetalaksanaan bedah mencakup reseksi total esofagus dengan pengangkata
tumor dan margin luas bebas-tumor dan esofagus dan nodus limfa area. Tumor esofagus torakal
bawah lebih mungkin dilakukan pembedahan daripada dilkalisasikan lebih tinggi pada esofagus,
dan integritas saluran GI dipertahankandengan menanam esofagus bawah ke dalam lambung.