Menimbang Mengingat SALINAN BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, : a. bahwa Bantuan Hukum sangat penting dalam mewujudkan hak konstitusional setiap warga negara untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan perlakuan hukum yang adil, serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum; b. bahwa pemberian Bantuan Hukum yang dilakukan selama ini belum banyak menyentuh masyarakat miskin; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum bagi Masyarakat Miskin; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun- 2003 tentang Advokat (Lembaran Negara Republik Indonesia
21
Embed
BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAHjdih.karanganyarkab.go.id/admin/pdf/550-559.pdf · Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 290, ... secara merata oleh seluruh masyarakat.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
M enim bang
M engingat
SALINAN
BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
NOMOR 5 TAHUN 2018
TENTANG
BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KARANGANYAR,
: a. bahw a B an tu an H ukum san g a t penting dalam
m ew ujudkan h ak konstitu sional setiap w arga negara
u n tu k m endapatkan pengakuan , jam inan ,
perlindungan , dan perlakuan h u k u m yang adil, serta
m en d ap at kepastian h u k u m dan perlakuan yang
sam a di depan hukum ;
b. bahw a pem berian B an tuan H ukum yang d ilakukan
selam a ini belum banyak m enyen tuh m asyaraka t
m iskin;
c. bahw a b e rd asa rk an pertim bangan sebagaim ana
d im aksud dalam h u ru f a d an h u ru f b, perlu
m em ben tuk P e ra tu ran D aerah ten tan g B an tuan
H ukum bagi M asyarakat Miskin;
: 1. Pasal 18 ayat (6) U ndang-U ndang D asar Negara
Republik Indonesia T ahun 1945;
2. U ndang-U ndang Nomor 13 T ahun 1950 ten tang
P em ben tukan D aerah-D aerah K abupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jaw a Tengah;
3. U ndang-U ndang Nomor 8 T ahun 1981 ten tang
H ukum A cara P idana (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 1981 Nomor 76, T am bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
4. U ndang-U ndang Nomor 18 Tahun- 2003 ten tang
Advokat (Lem baran Negara Republik Indonesia
T ahun 2003 Nomor 49, T am bahan L em baran Negara
Republik Indonesia Nomor 4288);
5. U ndang-U ndang Nomor 48 T ahun 2009 ten tang
K ekuasaan K ehakim an (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2009 Nomor 157, T am bahan
L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5076);
6. U ndang-U ndang Nomor 12 T ahun 2011 ten tang
P em ben tukan P era tu ran P erundang -undangan
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2011
Nomor 82, T am bahan L em baran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
7. U ndang-U ndang Nomor 16 T ahun 2011 ten tang
B an tu an H ukum (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2011 Nomor 104, T am bahan
L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);
8. U ndang-U ndang Nomor 23 T ahun 2014 ten tang
P em erin tahan D aerah (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2014 Nomor 244, T am bahan
L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaim ana telah d iubah beberapa kali te rakh ir
dengan U ndang-U ndang Nomor 9 T ahun 2015
ten tan g P erubahan Kedua a ta s U ndang-U ndang
Nomor 23 T ahun 2014 ten tang P em erin tahan D aerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2015
Nomor 58, T am bahan L em baran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
9. P era tu ran Pem erintah Nomor 27 T ahun 1983
ten tan g P elaksanaan U ndang-U ndang Nomor 8
T ahun 1981 ten tang H ukum A cara P idana (Lem baran
Negara Republik Indonesia T ahun 1983 Nomor 36,
T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia
Nomor 3258), sebagaim ana telah d iu b ah beberapa
kali te rak h ir dengan P e ra tu ran Pem erintah
Nomor 92 T ahun 2015 ten tan g P eru b ah an Kedua
a ta s P e ra tu ran Pem erin tah Nomor 27 T ahun 1983
ten tan g P e laksanaan U ndang-U ndang Nomor 8
T ahun 1981 ten tang H ukum A cara P idana (Lem baran
Negara Republik Indonesia T ahun 2015 Nomor 290,
T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nomor 5772);
10. P e ra tu ran Pem erintah Nomor 42 T ah u n 2013 ten tang
S yarat dan T ata C ara Pem berian B an tu an H ukum
D an Penyaluran D ana B an tu an H ukum (Lem baran
N egara Republik Indonesia T ahun 2013 Nomor 98,
T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia
Nomor 5421);
11. P e ra tu ran D aerah K abupaten K aranganyar Nomor 2
T ah u n 2016 ten tan g Pejabat Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar
T ahun 2016 Nomor 2, T am bahan L em baran D aerah
K abupaten K aranganyar Nomor 54);
D engan P erse tu juan B ersam a
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
dan
BUPATI KARANGANYAR
MEMUTUSKAN :
M enetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BANTUAN HUKUM
BAGI MASYARAKAT MISKIN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam P era tu ran D aerah ini yang d im aksud dengan :
1. D aerah adalah K abupaten K aranganyar.
2. Pem erin tah D aerah adalah B upati sebagai u n su r
penyelenggara Pem erin tahan D aerah yang m em im pin
p e lak san aan u ru sa n P em erin tahan yang m enjadi
kew enangan D aerah otonom.
3. B upati adalah B upati K aranganyar.
4. B an tu an H ukum adalah ja s a h u k u m yang d iberikan oleh
Pem beri B an tu an H ukum secara cum a-cum a kepada
Penerim a B an tu an H ukum .
5. M asyarakat Miskin adalah orang perseorangan a ta u
sekelom pok orang yang kondisi sosial ekonom inya
d ikategorikan m iskin yang d ibuk tikan dengan S u ra t
K eterangan M iskin a ta u dokum en lain yang d ipersam akan .
6. Penerim a B an tu an H ukum adalah M asyarakat Miskin
yang tidak d ap a t m em enuhi h ak d a sa r secara layak dan
tinggal/m em ilik i iden titas k ep en d u d u k an D aerah, yang
m enghadapi m asalah h u k u m k eperda taan , m asalah
H ukum Pidana, dan m asalah H ukum T ata U saha Negara,
baik secara Litigasi m au p u n Nonlitigasi.
7. Pem beri B an tu an H ukum adalah lem baga b a n tu a n h ukum
a ta u organ isasi kem asy arak a tan yang m em beri layanan
B an tu an H ukum b e rd asa rk an k e te n tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
8. Perkara adalah m asalah h u k u m yang perlu diselesaikan.
9. Litigasi adalah proses p enanganan p erkara h u k u m yang
d ilakukan m elalui ja lu r pengadilan u n tu k
m enyelesaikannya.
10. Nonlitigasi adalah proses p en an g an an p erk ara h ukum
yang d ilakukan di lu a r ja lu r pengadilan u n tu k
m enyelesaikannya.
11. A nggaran B an tu an H ukum adalah alokasi anggaran
penyelenggaraan B an tu an H ukum kepada Pemberi
B an tu an H ukum yang lu lu s verifikasi dan akred itasi
sebagai acu an p e laksanaan B an tu an H ukum .
12. A nggaran P endapatan dan B elanja D aerah yang
se lan ju tnya d isingkat APBD adalah A nggaran P endapatan
dan B elanja D aerah K abupaten K aranganyar.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
B an tu an H ukum d ilak sanakan b e rd asa rk an a sa s :
a. keadilan;
b. p e rsam aan k ed u d u k an di dalam hukum ;
c. perlindungan te rh ad ap hak asas i m anusia ;
d. ke te rbukaan ;
e. efisiensi;
f. efektifitas; dan
g. akun tab ilitas .
Pasal 3
Penyelenggaraan B an tuan H ukum b e rtu ju an u n tu k :
a. m ew ujudkan h ak konstitu sional w arga negara sesuai
prinsip persam aan k ed u d u k an di dalam hukum ;
b. te rpenuh inya perlindungan te rh ad ap h ak asas i m anusia;
c. m enjam in p em enuhan h ak Penerim a B an tu an H ukum
u n tu k m em peroleh ak ses keadilan; dan
d. m enjam in bahw a B an tuan H ukum d ap a t d im anfaatkan
secara m era ta oleh se lu ru h m asyarakat.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
R uang Lingkup dalam P era tu ran D aerah ini, m eliputi :
a. Penyelenggaraan B an tu an H ukum ;
b. H ak dan Kewajiban;
c. T ata C ara Pem berian B an tuan H ukum ;
d. L arangan;
e. P endanaan ;
f. S anksi A dm inistrasi;
g. K eten tuan Penyidikan; dan
h. K eten tuan Pidana.
Pasal 5
(1) B an tu an H ukum d iberikan oleh Pem erin tah D aerah bagi
Penerim a B an tuan H ukum m elalui Pem beri B an tuan
H ukum kepada Penerim a B an tu an H ukum .
(2) Penerim a B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1), m eliputi setiap orang a ta u kelom pok orang m iskin
yang tidak d ap at m em enuhi h ak d a sa r secara layak dan
m andiri.
(3) B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud pad a ayat (1),
m eliputi m asalah h u k u m Perdata, P idana, dan T ata U saha
Negara baik secara Litigasi m au p u n Nonlitigasi.
(4) B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud pada ayat (1),
terdiri dari:
a, Litigasi, m eliputi :
1) Perkara Perdata, up ay a perdam aian a ta u p u tu sa n
pengadilan tingkat I, p u tu sa n pengadilan tingkat
banding, p u tu sa n pengadilan tingkat kasasi, dan
pen in jauan kem bali;
2) Perkara Pidana, penyidikan, persidangan tingkat I,
persidangan tingkat banding, persidangan tingkat
kasasi, d an pen in jauan kem bali;
3) Perkara T ata U saha Negara, pem eriksaan
p en d ah u lu an , p u tu sa n pengadilan tingkat I,
p u tu sa n pengadilan tingkat banding , p u tu sa n
pengadilan tingkat kasasi, d an p en in jauan kembali.
b. Nonlitigasi, m eliputi :
1) Penyu luhan H ukum ;
2) K onsultasi H ukum ;
3) Investigasi Perkara;
4) Penelitian H ukum ;
5) Mediasi;
6) Negosiasi;
7) Pem berdayaan M asyarakat;
8) Pendam pingan d iluar Pengadilan; dan
9) Drafting D okum en H ukum .
(5) B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud pada ayat (1),
d iberikan hingga m asa lah h u k u m n y a selesai d a n /a ta u
perkaranya telah m em punyai k ek u a tan h u k u m tetap,
selam a Penerim a B an tuan H ukum terseb u t tidak
m encabu t su ra t k u asa k h u su s .
BAB IV
PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM
Pasal 6
(1) B an tu an H ukum diselenggarakan u n tu k m em bantu
penyelesaian perm asa lah an h u k u m yang d ihadapi
Penerim a B an tu an H ukum .
(2) Pem berian B an tuan H ukum d ilak san ak an oleh Pemberi
B an tu an H ukum .
(3) Pem beri B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud pada
ayat (2) u n tu k d ap a t m em berikan B an tu an H ukum h a ru s
m em enuhi persyara tan , sebagai be riku t :
a. be rb ad an hukum ;
b. terakred itasi;
c. memiliki kan to r a ta u sek re ta ria t yang tetap;
d. memiliki pengurus; dan
e. memiliki program B an tu an H ukum .
Pasal 7
(1) Pem beri B an tu an H ukum tidak d a p a t d itu n tu t secara
Perdata m au p u n P idana dalam m en ja lankan tugasnya.
(2) Pem beri B an tu an H ukum m em berikan B an tu an H ukum
kepada Penerim a B an tu an H ukum d ilakukan dengan
iktikad baik di dalam m au p u n di lu a r sidang pengadilan
sesua i S tan d ar B an tuan H ukum b e rd asa rk an ke ten tu an
P e ra tu ran P erundang -undangan d a n /a ta u Kode Etik
Advokat.
Pasal 8
(1) D alam penyelenggaraan B an tu an H ukum , Pem erintah
D aerah m enjalin kerja sam a dengan lem baga B an tuan
H ukum yang m em enuhi k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
u n d an g an .
(2) K eten tuan lebih lan ju t m engenai T ata ca ra kerja sam a
sebagaim ana d im aksud pada ayat (1), d ia tu r dengan
P e ra tu ran B upati.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian K esatu
H ak dan Kewajiban Penerim a B an tu an H ukum
Pasal 9
Penerim a B an tu an H ukum berhak :
a. m en d ap a tk an B an tu an H ukum hingga m asalah hukum nya
selesai d a n /a ta u perkaranya telah m em punyai k ekuatan
h u k u m tetap , selam a Penerim a B an tu an H ukum yang
b ersan g k u tan tidak m encabu t s u ra t kuasa ;
b. m en d ap atk an B an tu an H ukum sesua i dengan S tan d ar
B an tu an H ukum d a n /a ta u Kode Etik Advokat; dan
c. m en d ap atk an inform asi dan dokum en yang berkaitan
dengan p e lak san aan pem berian B an tu an H ukum sesuai
dengan k e ten tu an P era tu ran P erundang-U ndangan .
Pasal 10
Penerim a B an tu an H ukum wajib :
a. m enyam paikan bukti, inform asi, d a n /a ta u keterangan
p erkara secara benar kepada Pem beri B an tu an H ukum ;
dan
b. m em ban tu k e lancaran pem berian B an tu an H ukum .
Bagian K edua
Hak dan Kewajiban Pem beri B an tu an H ukum
Pasal 11
Pem beri B an tu an H ukum berhak :
a. m elakukan rek ru itm en te rh ad ap advokat, paralegal,
dosen, dan m ahasisw a faku ltas hukum ;
b. m elakukan pelayanan B an tu an H ukum ;
c. m enyelenggarakan penyu luhan h u k u m , konsu ltasi
h u k u m , dan program kegiatan lain yang berka itan dengan
penyelenggaraan B an tu an H ukum ;
d. m enerim a anggaran dari Pem erin tah D aerah u n tu k
m elak san ak an B an tu an H ukum b e rd asa rk an k e ten tu an
P e ra tu ran D aerah ini;
e. m engeluarkan pendapa t a ta u p e rnya taan dalam m em bela
pe rk a ra yang m enjadi tanggung jaw abnya di dalam sidang
pengadilan sesua i dengan k e te n tu an P era tu ran
P erundang-undangan ;
f. m en d ap a tk an inform asi dan d a ta lain dari Pem erintah
D aerah a ta u p u n in stan si lain, u n tu k kepentingan
pem belaan perkara; dan
g. m en d ap atk an jam inan perlindungan huk u m , keam anan ,
dan kese lam atan selam a m en ja lankan pem berian B an tu an
H ukum .
Pasal 12
Pem beri B an tu an H ukum wajib :
a. m elaporkan kepada B upati ten tan g program B an tuan
H ukum ;
b. m elaporkan setiap penggunaan APBD yang d igunakan
u n tu k pem berian B an tu an H ukum b erd asa rk an k e ten tu an
P e ra tu ran D aerah ini;
c. m enyelenggarakan pendid ikan dan pela tihan B an tu an
H ukum bagi advokat, paralegal, dosen , m ahasisw a
faku ltas h u k u m yang d irek ru t sebagaim ana d im aksud
dalam Pasal 11 h u ru f a;
d. m enjaga k e rah asiaan da ta , inform asi, d a n /a ta u
kete rangan yang diperoleh dari penerim a B an tu an H ukum
berka itan dengan perkara yang sedang d itangani, kecuali
d iten tu k an lain oleh k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
u n dangan ; dan
e. m em berikan B an tu an H ukum kepada Penerim a B an tuan
H ukum hingga p erm asa lah an n y a selesai a ta u telah ada
p u tu sa n yang b erk ek u a tan h u k u m te tap terhadap
perkaranya.
BAB VI
TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM
Pasal 13
(1) Pem ohon B an tu an H ukum m engajukan perm ohonan
B an tu an H ukum secara tertu lis kepada Pem beri B an tuan
H ukum .
(2) D alam hal Pem ohon B an tu an H ukum tidak m am pu
m en y u su n perm ohonan secara tertu lis , perm ohonan d ap at
d ia jukan secara lisan.
(3) D alam hal perm ohonan B an tu an H ukum d ia jukan secara
lisan , Pem beri B an tuan H ukum m enuangkan dalam
b e n tu k tertu lis.
(4) Perm ohonan sebagaim ana d im aksud pada ayat (2)
d itan d a tan g an i a ta u dicap jem pol oleh Pem ohon B an tu an
H ukum .
(5) Perm ohonan sebagaim ana d im aksud pad a ayat (1) paling
sedikit m e m u a t :
a. iden titas Pem ohon B an tu an H ukum ; dan
b. u ra ia n singkat m engenai pokok persoalan yang
d im in takan B an tu an H ukum .
(6) Perm ohonan B an tu an H ukum sebagaim ana d im aksud
pada ayat (1), h a ru s m elam pirkan :
a. su ra t ke terangan m iskin dari L urah, Kepala Desa, a ta u
pe jabat yang setingkat di tem pat tinggal Pem ohon
B an tu an H ukum ; dan
b. dokum en yang berkenaan dengan Perkara.
Pasal 14
(1) Iden titas pem ohon B an tu an H ukum sebagaim ana
d im aksud dalam Pasal 13 ayat (5) h u ru f a d ibuk tikan
dengan k a rtu tan d a p en d u d u k d a n /a ta u dokum en lain
yang d ike luarkan oleh in stan s i yang berw enang.
(2) D alam hal pem ohon B an tu an H ukum tidak memiliki
iden titas, Pem beri B an tu an H ukum m em ban tu Pem ohon
B an tu an H ukum dalam m em peroleh su ra t keterangan
a lam at sem en tara d a n /a ta u dokum en lain dari in stansi
yang berw enang sesuai dom isili Pem beri B an tuan
H ukum .
Pasal 15
(1) D alam hal pem ohon B an tu an H ukum tidak memiliki su ra t
keterangan m iskin sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 13
ayat (6) h u ru f a, Pem ohon B an tu an H ukum d ap at
m elam pirkan K artu Ja m in a n K esehatan M asyarakat,
B an tu an Langsung T unai, K artu B eras M iskin, a tau
dokum en lain sebagai pengganti su ra t ke te rangan m iskin.
(2) D alam hal Pem ohon B an tu an H ukum tidak memiliki
p e rsy ara tan sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) dan
sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 13, Pem beri B an tuan
H ukum m em ban tu Pem ohon B an tu an H ukum dalam
m em peroleh persyara tan tersebu t.
Pasal 16
(1) Pem beri B an tu an H ukum wajib m em eriksa kelengkapan
p e rsy ara tan sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 13 ayat
(6) dalam w aktu paling lam a 1 (satu) hari kerja setelah
m enerim a berkas perm ohonan B an tu an H ukum .
(2) D alam hal perm ohonan B an tu an H ukum telah m em enuhi
persyara tan , Pemberi B an tu an H ukum wajib
m enyam paikan kesed iaan a ta u peno lakan secara tertu lis
a ta s perm ohonan sebagaim ana d im aksud pada ayat (1)
dalam w aktu paling lam a 3 (tiga) hari kerja te rh itung sejak
perm ohonan d inyatakan lengkap.
(3) Dalam hal Pem beri B an tu an H ukum m enyatakan
kesed iaan sebagaim ana d im aksud p ad a ayat (2), Pemberi
B an tu an H ukum m em berikan B an tu an H ukum
b erd asa rk an su ra t k u a sa k h u su s dari Penerim a B an tuan
H ukum .
(4) D alam hal perm ohonan B an tu an H ukum ditolak, Pemberi
B an tu an H ukum wajib m em berikan a la san penolakan
secara tertu lis dalam w aktu paling lam a 3 (tiga) hari kerja
te rh itu n g sejak perm ohonan d inyatakan lengkap.
Pasal 17
(1) D alam jan g k a w aktu paling lam a 5 (lima) hari kerja setelah
jaw aban m enerim a perm ohonan B an tu an H ukum
sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 16 ayat (3), Pemberi
B an tu an H ukum wajib m elakukan koordinasi dengan
Penerim a B an tu an H ukum m engenai ren can a kerja
p e lak san aan pem berian B an tu an H ukum .
(2) R encana kerja sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) d ib u a t
dalam b en tu k perjan jian kerja sam a.
Pasal 18
Pem berian B an tu an H ukum oleh Pem beri B an tu an H ukum
kepada Penerim a B an tu an H ukum m elalui ja lu r Litigasi
d iberikan hingga m asalah h u k u m n y a selesai d a n /a ta u
p erk aran y a telah m em punyai k ek u a tan h u k u m tetap , selam a
Penerim a B an tu an H ukum te rseb u t tidak m encabu t su ra t
k u a sa k h u su s .
Pasal 19
(1) Pem berian B an tu an H ukum secara Litigasi d ilakukan oleh
advokat yang b e rs ta tu s sebagai pen g u ru s Pemberi
B an tu an H ukum d a n /a ta u advokat yang d irek ru t oleh
Pem beri B an tu an H ukum .
(2) D alam hal ju m lah advokat yang terh im p u n dalam w adah
Pem beri B an tu an H ukum tidak m em adai dengan
banyaknya ju m lah Penerim a B an tu an H ukum , Pemberi
B an tu an H ukum d ap a t m erek ru t paralegal, dosen, dan
m ahasisw a faku ltas hukum .
(3) D alam m elakukan pem berian B an tu an H ukum , paralegal,
dosen, dan m ahasisw a faku ltas h u k u m sebagaim ana
d im aksud pada ayat (2) h a ru s m elam pirkan buk ti tertu lis
pendam pingan dari advokat sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1).
(4) M ahasisw a faku ltas h u k u m sebagaim ana d im aksud pada
ayat (2) h a ru s telah lu lus m ata ku liah h u k u m aca ra dan
pela tihan paralegal.
Pasal 20
(1) Pem beri B an tu an H ukum wajib m elaporkan pe laksanaan
tugasnya kepada B upati.
(2) K eten tuan lebih lan ju t m engenai pelaporan p e laksanaan
tu g as sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) d ia tu r
dengan P e ra tu ran Bupati.
BAB VII
LARANGAN
Pasal 21
Pem beri B an tu an H ukum dilarang :
a. m enya lahgunakan d a n a B an tu an H ukum kepada
Penerim a B an tu an H ukum ; d a n /a ta u
b. m enerim a a ta u m em inta pem bayaran dari Penerim a
B an tu an H ukum d a n /a ta u p ihak lain yang te rka it dengan
pe rk a ra yang sedang ditangani.
BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 22
(1) S um ber p en d an aan penyelenggaraan B an tu an H ukum
d ibebankan pada APBD.
(2) Selain sum ber p en d an aan sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1), p en d an aan d ap a t berasa l dari :
a. h ibah a ta u sum bangan sukarela ; d a n /a ta u
b. sum ber p en d an aan lain yang sah d an tidak m engikat.
Pasal 23
(1) Pem erin tah D aerah wajib m engalokasikan d an a
penyelenggaraan B an tu an H ukum dalam APBD.
(2) P endanaan penyelenggaraan B an tu an H ukum
sebagaim ana d im aksud pada ayat (1), d ialokasikan pada
anggaran U nit Kerja yang m enyelenggarakan u ru sa n
P em erin tahan dibidang hukum .
(3) Dalam m engajukan anggaran penyelenggaraan B an tuan
H ukum , U nit Kerja sebagaim ana d im aksud pada ayat
(2) m em perh itungkan p erk ara yang belum selesai a ta u
belum m em punyai k ek u a tan h u k u m tetap.
Pasal 24
(1) Pem beri B an tu an H ukum m engajukan ren can a anggaran
B an tu an H ukum kepada B upati pad a ta h u n anggaran
sebelum ta h u n anggaran p e lak san aan B an tu an H ukum .
(2) Pengajuan rencana anggaran B an tu an H ukum
sebagaim ana d im aksud pada ayat (1), d itu an g k an dalam
b en tu k proposal yang dilam piri perm ohonan dari Penerim a
B an tu an H ukum paling sedikit m em uat :
a. iden titas Pem beri B an tu an H ukum ;
b. sum ber p en d an aan p e lak san aan B an tu an H ukum ,
baik yang bersum ber dari APBD m au p u n non APBD;
c. ren can a p e lak san aan B an tu an H ukum Litigasi dan
Nonlitigasi sesuai dengan misi dan tu ju a n Pemberi
B an tu an H ukum .
(3) K eten tuan lebih lan ju t m engenai ta ta ca ra pengajuan
ren can a anggaran B an tu an H ukum d ia tu r dengan
P e ra tu ran B upati.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATE
Pasal 25
(1) Pem beri B an tu an H ukum yang terbuk ti m elanggar
k e ten tu an sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 12
d ikenakan san k si adm inistratif.
(2) Sanksi adm in istra tif sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1), b e ru p a :
a. tegu ran lisan;
b. tegu ran tertu lis;
c. pengem balian sem ua dan a B an tu an H ukum yang telah
d iterim a yang bersum ber dari APBD ke Kas D aerah.
(3) K eten tuan lebih lan ju t m engenai ta ta cara pem berian
san k si adm in istra tif sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1), d ia tu r dengan P e ra tu ran Bupati.
BAB X
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 26
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil te r te n tu di lingkungan
Pem erin tah D aerah diberi w ew enang k h u su s sebagai
Penyidik u n tu k m elakukan penyidikan tin d ak p idana di
bidang b a n tu a n hukum , sebagaim ana d im aksud dalam
U ndang-U ndang H ukum Acara Pidana.
(2) W ewenang Penyidik sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1) ada lah :
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan , dan m eneliti
k e te rangan a ta u laporan b erk en aan dengan tindak
P idana di bidang B an tu an H ukum agar keterangan
a ta u laporan te rseb u t m enjadi lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan
m engenai orang pribadi a ta u badan ten tan g kebenaran
p e rb u a tan yang d ilakukan se h u b u n g an dengan tindak
p idana di bidang B an tu an H ukum ;
c. m em inta keterangan dan b ah an buk ti dari orang
pribadi a ta u badan seh u b u n g an dengan tindak p idana
di bidang B an tu an H ukum ;
d. m em eriksa b u k u -b u k u , ca ta ta n -ca ta tan , dan
dokum en-dokum en lain b erk en aan dengan tindak
p idana di bidang B an tu an H ukum ;
e. m elakukan penggeledahan u n tu k m en d ap a tk an b ah an
buk ti pem bukuan , pen ca ta tan , dan dokum en-dokum en
lain, se rta m elakukan peny itaan te rh ad ap b ah an bukti
tersebu t;
f. m em inta b a n tu a n tenaga ahli dalam rangka
p e lak san aan tugas penyidikan tin d ak p idana di bidang
B an tu an H ukum ;
g. m enyu ruh berhen ti d a n /a ta u m elarang seseorang
m eninggalkan ru an g an a ta u tem pat pada saa t
pem eriksaan sedang berlangsung dan m em eriksa
iden titas orang dan a ta u dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berka itan dengan tindak
p idana di bidang B an tu an H ukum ;
i. m em anggil orang u n tu k d idengar ke te rangannya dan
d iperiksa sebagai te rsangka a ta u saksi;
j. m enghen tikan penyidikan;
k. m elakukan tindakan lain yang perlu u n tu k kelancaran
penyidikan tindak P idana di b idang B an tu an H ukum
sesua i k e ten tu an P e ra tu ran P erundang-undangan .
(3) Penyidik sebagaim ana d im aksud pada ayat (1)
m em beritahukan d im ulainya penyidikan dan
m enyam paikan hasil penyid ikannya kepada P e n u n tu t
U m um m elalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesua i dengan k e ten tu an yang d ia tu r dalam
U ndang-U ndang H ukum Acara Pidana.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
(1) Apabila Pem beri B an tu an H ukum te rb u k ti m elanggar
k e ten tu an sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f a
d iancam p idana k u ru n g an paling lam a 6 (enam) bu lan
a ta u denda paling banyak Rp. 50 .000 .000 ,00 (lima pu luh
ju ta rupiah).
(2) Apabila Pem beri B an tuan H ukum terbuk ti m enerim a a ta u
m em inta se su a tu kepada Penerim a B an tu an H ukum
sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f b,
d iancam p idana sesua i dengan k e te n tu an P era tu ran
P eru n d an g -u n d an g an .
(3) T indak p idana sebagaim ana d im aksud pada ayat (1)
ada lah pelanggaran.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
P era tu ran D aerah ini m ulai berlaku pada tanggal
d iundangkan .
Agar setiap orang m engetahuinya, m em erin tahkan
pengundangan P era tu ran D aerah ini dengan penem patannya
dalam L em baran D aerah K abupaten K aranganyar.
PERATURAN DAERAH INI DINYATAKAN SAH.
pada tanggal 11 April 2018
D iundangkan di K aranganyar
pada tanggal 11 April 2018
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2018 NOMOR 5
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR,
PROVINSI JAWA TENGAH : (5/2018)
ttd
SAMSI
Salinan sesuai dengan aslinya
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
NOMOR 5TAHUN 2018
TENTANG
BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN
I. UMUM
Pasal 1 ayat (3) U ndang-U ndang D asar Negara Republik Indonesia
T ahun 1945 m enegaskan bahw a “Negara Indonesia ad a lah Negara H ukum ”.
Dalam Negara H ukum , Negara m engakui dan m elindungi h ak asas i
m an u sia bagi setiap individu te rm asu k h ak a ta s B an tu an H ukum .
Penyelenggaraan pem berian B an tu an H ukum kepada w arga Negara,
k h u su sn y a w arga m iskin, m erupakan upaya u n tu k m em enuhi dan
sekaligus sebagai im plem entasi Negara H ukum yang m engakui dan
m elindungi, se rta m enjam in h ak asas i w arga Negara ak an k e b u tu h a n akses
te rh ad ap keadilan (access to justice) d an k esam aan di h a d ap a n h ukum
(equality before the law).
Hingga sa a t ini, Pem erintah D aerah belum m ene tapkan P era tu ran
D aerah yang secara k h u su s m enjam in te rlak san an y a h ak konstitusional
w arga Negara te rsebu t, sehingga dengan d iben tuknya P e ra tu ran D aerah
ten tang B an tu an H ukum bagi M asyarakat Miskin ini ak an m enjadi d a sa r
bagi Pem erin tah D aerah u n tu k m elaksanakan h ak konstitu sional w arga
Negara di bidang B an tu an H ukum , k h u su sn y a bagi orang a ta u kelom pok
orang m iskin.
Selam a ini, pem berian B an tu an H ukum yang d ilakukan belum
banyak m enyen tuh orang a ta u kelom pok orang m iskin, sehingga m ereka
kesu litan u n tu k m engakses keadilan k a ren a te rh am b a t oleh
ketidakm am puan m ereka u n tu k m ew ujudkan h ak -h a k konstitusional
m ereka. P enga tu ran m engenai pem berian B an tu an H ukum u n tu k
m asy arak a t m iskin dalam P era tu ran D aerah ini m eru p ak an jam inan
te rh ad ap h ak -h ak konstitu sional orang a ta u kelom pok orang m iskin di
K aranganyar.
M ateri pokok yang d ia tu r dalam P era tu ran D aerah ini, m eliputi
pengertian-pengertian , a sa s dan tu ju an , ru an g lingkup, penyelenggaraan
B an tu an H ukum , h ak d an kew ajiban, ta ta cara pem berian B an tuan
H ukum , larangan , p en d an aan , sanksi adm inistratif, k e ten tu an penyidikan,
k e ten tu an p idana, d an k e ten tu an penu tup .
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
C ukup jelas.
Pasal 2
H uru f a
Yang d im aksud dengan “a sa s kead ilan” ad a lah m enem patkan
h ak dan kew ajiban setiap orang secara proporsional, p a tu t,
benar, baik, dan tertib.
H uru f b
Yang d im aksud dengan “a sa s p ersam aan k ed u d u k an di dalam
h u k u m ” ad a lah bahw a setiap orang m em punyai h ak dan
p e rlakuan yang sam a di depan h u k u m , se rta kew ajiban
m en jun jung tinggi hukum .
H uru f c
Yang d im aksud dengan “a sa s perlindungan te rh ad ap hak
asas i m an u s ia ” adalah bahw a setiap orang diakui sebagai
m an u s ia pribadi yang berhak m en d ap a tk an b a n tu a n dan
perlindungan yang sam a, se rta tidak m em ihak sesua i dengan
m artab a t kem anusiannya di depan hukum .
H uru f d
Yang d im aksud dengan “a sa s k e te rb u k aa n ” adalah
m em berikan ak ses kepada m asy arak a t u n tu k m em peroleh
inform asi secara lengkap, benar, ju ju r , d an tidak m em ihak
dalam m en d ap atk an jam in an keadilan a ta s d a sa r h ak secara
konstitusional.
H uru f e
Yang d im aksud dengan “a sa s efisiensi” adalah
m em aksim alkan pem berian B an tu an H ukum m elalui
penggunaan sum ber anggaran yang ada.
H uru f f
Yang d im aksud dengan “a sas efektifitas” ad a lah m enen tukan
pencapaian tu ju a n pem berian B an tu an H ukum secara tepat.
H uru f g
Yang d im aksud dengan “a sas ak u n tab ilita s” adalah bahw a
setiap keg iatan dan hasil akh ir dari keg iatan penyelenggaraan
B an tu an H ukum h a ru s d ap a t d ipertanggungjaw abkan kepada
m asyarakat.
Pasal 3
C ukup jelas.
Pasal 4
C ukup jelas.
Pasal 5
Ay a t (1)
C ukup jelas.
Ayat (2)
Yang d im aksud dengan “h ak d a sa r”, m eliputi h ak a ta s
pangan , sandang , layanan keseh a tan , layanan pendidikan,
pekerjaan dan b e ru sah a , d a n /a ta u p e ru m ah an .
Ayat (3)
C ukup jelas.
Ayat (4)
C ukup jelas.
Ayat (5)
C ukup jelas.
Pasal 6
C ukup jelas.
Pasal 7
C ukup jelas.
Pasal 8
C ukup jelas.
Pasal 9
C ukup jelas.
Pasal 10
C ukup jelas.
Pasal 11
C ukup jelas.
Pasal 12
C ukup jelas.
Pasal 13
C ukup jelas.
Pasal 14
C ukup jelas.
Pasal 15
C ukup jelas.
Pasal 16
C ukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
C ukup jelas.
Ayat (2)
D iperlukannya perjanjian kerja sam a, k a ren a pada
hak ek a tn y a ren can a kerja te rseb u t m eru p ak an perikatan
yang d idalam nya m em uat h ak d an kew ajiban m asing-m asing
pihak.
Pasal 18
C ukup jelas.
Pasal 19
C ukup jelas.
Pasal 20
C ukup jelas.
Pasal 21
C ukup jelas.
Pasal 22
C ukup jelas.
Pasal 23
C ukup jelas.
Pasal 24
C ukup jelas.
Pasal 25
C ukup jelas.
Pasal 26
C ukup jelas.
Pasal 27
C ukup jelas.
Pasal 28
C ukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 83