Menimbang Mengingat BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, : a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental, yang harus dihormati, dipenuhi, dilindungi, ditegakkan, dan dimajukan bersama baik oleh individu, Pemerintah, dan Negara; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 71 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menghormati, memenuhi, melindungi, menegakkan, dan memajukan Hak Asasi Manusia dalam penyelenggaraan Pemerintahan; c. bahwa penyelenggaraan pemenuhan Hak Asasi Manusia di Daerah dimaksudkan agar setiap kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah mengedepankan prinsip-prinsip dasar perlindungan Hak Asasi Manusia sebagai bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten peduli Hak Asasi Manusia; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Hak Asasi Manusia; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
41
Embed
BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAHjdih.karanganyarkab.go.id/admin/pdf/549-558.pdf · sebagai bagian dari upaya mewujudkan ... Hak Asasi Manusia yang selanjutnya ... penyelenggaraan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
M enim bang
M engingat
BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN HAK ASASI MANUSIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KARANGANYAR,
: a. bahw a Hak Asasi M anusia m erupakan hak yang m elekat
pada diri m an u sia yang bersifat kodrati dan fundam ental,
yang h a ru s dihorm ati, d ipenuhi, dilindungi, d itegakkan,
dan d im ajukan bersam a baik oleh individu, Pem erintah,
dan Negara;
b. bahw a b erd asark an k e ten tu an Pasal 71 U ndang-U ndang
Nomor 39 T ahun 1999 ten tang Hak Asasi M anusia,
Pem erintah D aerah berkew ajiban u n tu k m enghorm ati,
m em enuhi, m elindungi, m enegakkan , dan m em ajukan
Hak Asasi M anusia dalam penyelenggaraan Pem erintahan;
c. bahw a penyelenggaraan pem enuhan Hak Asasi M anusia
di D aerah d im aksudkan agar setiap kebijakan
penyelenggaraan Pem erin tahan di D aerah m engedepankan
prinsip -p rinsip d a sa r perlindungan Hak Asasi M anusia
sebagai bagian dari upaya m ew ujudkan K abupaten peduli
Hak Asasi M anusia;
d. bahw a berd asark an pertim bangan sebagaim ana d im aksud
dalam h u ru f a, h u ru f b, dan h u ru f c, perlu m em bentuk
P era tu ran D aerah ten tang Penyelenggaraan Hak Asasi
M anusia;
: 1. Pasal 18 ayat (6) U ndang-U ndang D asar Negara Republik
Indonesia T ahun 1945;
2. U ndang-U ndang Nomor 13 T ahun 1950 ten tang
P em ben tukan D aerah-daerah K abupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jaw a Tengah;
3. U ndang-U ndang Nomor 68 T ahun 1958 ten tang
P erse tu juan Konvensi H ak-hak Politik Kaum W anita
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ah u n 1958
Nomor 119, T am bahan L em baran Negara Republik
Indonesia Nomor 1653);
4. U ndang-U ndang Nomor 7 T ah u n 1984 ten tang
P engesahan Konvensi M engenai P enghapusan Segala
B entuk D iskirim inasi te rh ad ap W anita (Convention On The
Elimination O f AU Forms O f Discrimination A gainst Women)
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 1984
Nomor 29, T am bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nomor 3277);
5. U ndang-U ndang Nomor 5 T ah u n 1998 ten tang
Pengesahan Konvensi M enentang Penyiksaan dan
Perlakuan a ta u Penghukum an Lain yang Kejam, tidak
M anusiaw i, a ta u M erendahkan M artabat M anusia
(Convention A gainst Torture A nd Other Cruel, Inhum an Or
Degrading Treatment Or Punishm ent) (Lem baran Negara
Republik Indonesia T ahun 1998 Nomor 164, T am bahan
L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 3783);
6. U ndang-U ndang Nomor 9 T ahun 1998 ten tang
K em erdekaan M enyam paikan P endapat di M uka Um um
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 1998
Nomor 181, T am bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nomor 3789);
7. U ndang-U ndang Nomor 39 T ahun 1999 ten tang Hak Asasi
M anusia (Lem baran Negara R epublik Indonesia
T ahun 1999 Nomor 165, T am bahan L em baran Negara
Republik Indonesia Nomor 3836);
8. U ndang-U ndang Nomor 23 T ahun 2002 ten tang
Perlindungan Anak (Lem baran Negara Republik Indonesia
T ahun 2002 Nomor 109, T am bahan Lem baran Negara
R epublik Indonesia Nomor 4235), sebagaim ana telah
d iu b a h d e n g an U n d an g -U n d an g N om or 17 T a h u n 2016
ten tang P enetapan P era tu ran Pem erin tah Pengganti
U ndang-U ndang Nomor 1 T ahun 2016 ten tan g P erubahan
K edua a ta s U ndang-U ndang Nomor 23 T ahun 2002
ten tan g Perlindungan Anak m enjadi U ndang-U ndang
(Lem baran Negara R epublik Indonesia T ah u n 2016
Nomor 237, T am bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nomor 5882);
9. U ndang-U ndang Nomor 13 T ah u n 2003 ten tang
K etenagakerjaan (Lem baran Negara R epublik Indonesia
T ahun 2003 Nomor 39, T am bahan Lem baran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
10. U ndang-U ndang Nomor 20 T ahun 2003 ten tan g Sistem
Pendidikan Nasional (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2003 Nomor 78, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
11. U ndang-U ndang Nomor 23 T ahun 2004 ten tang
P enghapusan K ekerasan dalam R um ah Tangga (Lem baran
Negara R epublik Indonesia T ahun 2004 Nomor 95,
T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia
Nomor 4419);
12. U ndang-U ndang Nomor 11 T ahun 2005 ten tang
P engesahan Kovenan In ternasional ten tang H ak-hak
Ekonom i, Sosial, dan B udaya (International Covenant On
Economie, Social A nd Cultural Rights) (Lem baran Negara
R epublik Indonesia T ahun 2005 Nomor 118, T am bahan
Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 4557);
13. U ndang-U ndang Nomor 12 T ahun 2005 ten tang
P engesahan Kovenan In ternasional ten tang H ak-hak Sipil
dan Politik (International Covenant On Civil A nd Political
Rights) (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2005
Nomor 119, T am bahan L em baran Negara Republik
Indonesia Nomor 4558);
14. U ndang-U ndang Nomor 12 T ahun 2006 ten tang
K ew arganegaraan (Lem baran Negara R epublik Indonesia
T ah u n 2006 Nomor 63, T am bahan Lem baran Negara
R epublik Indonesia Nomor 4634);
15. U ndang-U ndang Nomor 26 T ahun 2007 ten tang Penataan
R uang (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2007
Nomor 48, T am bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
16. U ndang-U ndang Nomor 14 T ah u n 2008 ten tang
K eterbukaan Inform asi Publik (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2008 Nomor 61, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
17. U ndang-U ndang Nomor 40 T ahun 2008 ten tang
P enghapusan D iskrim inasi Ras dan E tn is (Lem baran
Negara Republik Indonesia T ah u n 2008 Nomor 170,
T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia
Nomor 4919);
18. U ndang-U ndang Nomor 11 T ahun 2009 ten tang
K esejahteraan Sosial (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2009 Nomor 12, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
19. U ndang-U ndang Nomor 25 T ahun 2009 ten tang Pelayanan
Publik (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009
Nomor 112, T am bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
20. U ndang-U ndang Nomor 32 T ahun 2009 ten tang
Perlindungan dan Pengelolaan L ingkungan Hidup
(Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009
Nomor 140, T am bahan L em baran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
21. U ndang-U ndang Nomor 36 T ahun 2009 ten tang
K esehatan (Lem baran Negara R epublik Indonesia
T ah u n 2009 Nomor 144, T am bahan Lem baran Negara
R epublik Indonesia Nomor 5063);
22. U ndang-U ndang Nomor 12 T ahun 2011 ten tang
P em bentukan P era tu ran P e ru ndang -undangan (Lem baran
Negara Republik Indonesia T ahun 2011 Nomor 82,
T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
23. U ndang-U ndang Nomor 13 T ahun 2011 ten tang
P enanganan Fakir Miskin (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2011 Nomor 83, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
24. U ndang-U ndang Nomor 19 T ahun 2011 ten tang
P engesahan Konvensi M engenai H ak-hak Penyandang
D isabilitas (Convention On The Rights Of Persons With
Disabilities) (Lem baran Negara R epublik Indonesia
T ahun 2011 Nomor 107, T am bahan Lem baran Negara
R epublik Indonesia Nomor 5251);
25. U ndang-U ndang Nomor 23 T ah u n 2014 ten tang
Pem erin tahan D aerah (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2014 Nomor 244, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaim ana
te lah d iubah beberapa kali te rak h ir dengan
U ndang-U ndang Nomor 9 T ahun 2015 ten tan g P erubahan
K edua a ta s U ndang-U ndang Nomor 23 T ah u n 2014
ten tang P em erin tahan D aerah (Lem baran Negara Republik
Indonesia T ahun 2015 Nomor 58, T am bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
D engan P erse tu juan B ersam a
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
dan
BUPATI KARANGANYAR
MEMUTUSKAN :
M enetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN HAK
ASASI MANUSIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam P era tu ran D aerah ini, yang d im aksud dengan :
1. D aerah adalah K abupaten K aranganyar.
2. P em erin tahan D aerah adalah penyelenggaraan u ru sa n
P em erin tahan oleh Pem erintah D aerah d an DPRD m en u ru t
a sa s otonom i dan tugas p e m b an tu an dengan prinsip
otonom i se lu as-lu asn y a dalam sistem dan p rinsip Negara
K esatuan Republik Indonesia sebagaim ana d im aksud
dalam U ndang-U ndang D asar Negara R epublik Indonesia
T ah u n 1945.
3. Pem erintah D aerah adalah B upati sebagai u n su r
penyelenggara P em erin tahan D aerah yang m em im pin
pe lak san aan u ru sa n Pem erin tahan yang m enjadi
kew enangan D aerah otonom.
4. B upati adalah B upati K aranganyar.
5. Dewan Perw akilan Rakyat D aerah yang se lan ju tnya
d isingkat DPRD adalah lem baga perw akilan rakya t daerah
yang berkedudukan sebagai u n s u r penyelenggara
P em erin tahan D aerah.
6. Hak Asasi M anusia yang se lan ju tnya d isingkat HAM
adalah seperangkat h ak yang m elekat p ada h ak ika t dan
keberadaan m an u sia sebagai m ahk luk T uhan Yang M aha
E sa dan m erupakan anugerah-N ya yang wajib dihorm ati,
dilindungi, d ipenuhi, d itegakkan dan d im ajukan oleh
negara, h u k u m , pem erin tah , dan setiap orang demi
keho rm atan , se rta perlindungan h a rk a t dan m artab a t
m anusia .
5. Pelanggaran HAM adalah setiap p e rb u a tan seseorang a ta u
kelom pok o rang te rm asu k a p a ra t Negara baik disengaja
m a u p u n tidak d isengaja a ta u kela laian yang secara
m elaw an h u k u m m engurangi, m enghalangi, m em batasi,
d a n /a ta u m encabu t HAM seseorang a ta u kelom pok orang
yang dijam in oleh k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
u n d an g an dan tidak m endapatkan , a ta u d ikhaw atirkan
tidak akan m em peroleh penyelesaian h u k u m yang adil dan
benar, b e rd asa rk an m ekanism e h u k u m yang berlaku.
6. Kewajiban D asar M anusia adalah seperangkat kewajiban
yang apab ila tidak d ilak san ak an , tidak m em ungkinkan
te rlak san a dan tegaknya HAM.
7. Penyelenggaraan HAM adalah kebijakan penyelenggaraan
u ru sa n pem erin tahan sesua i kew enangan D aerah yang
m enerapkan pendekatan HAM u n tu k m ew ujudkan
penghorm atan , perlindungan , p em enuhan , penegakan,
d an pem ajuan HAM.
8. U ru sa n P em e rin ta h a n a d a la h k e k u a s a a n P em e rin ta h a n
yang m enjadi kew enangan D aerah u n tu k m elindungi,
m elayani, m em berdayakan, dan m enyejah terakan
m asyarakat.
9. Partisipasi M asyarakat adalah peran se rta w arga u n tu k
m enyalu rkan asp irasi, pem ikiran , dan kepentingannya
dalam penyelenggaraan Pem erin tahan D aerah.
10. Kelompok R entan ada lah sem ua orang yang m enghadapi
h am b a tan a ta u k e te rb a tasan dalam m enikm ati s ta n d ar
keh idupan yang layak bagi k em an u siaan dan berlaku
um u m bagi su a tu m asyaraka t yang berperadaban .
11. Setiap O rang ada lah orang perseo rangan a ta u korporasi,
baik yang berbadan h u k u m m au p u n yang tidak berbadan
hukum .
1 2 . K etahanan Pangan adalah m eningkatkan ketersed iaan
b ah an pangan u tam a dan m eningkatkan konsum si protein
hew an dan nabati.
13. W arga adalah orang sesua i k rite ria yang telah d iten tu k an
dan berdom isili di D aerah, se rta m em iliki K artu T anda
P enduduk d a n /a ta u K artu Keluarga.
BAB II
ASAS-ASAS DASAR
Pasal 2
Pem erin tah D aerah m engakui dan m enjun jung tinggi HAM
dan kebebasan d a sa r m an u sia sebagai h ak yang secara
kodrati m elekat dan tidak te rp isah k an dari m anusia , yang
h a ru s dihorm ati, d ipenuhi, dilindungi, d itegakkan dan
d im ajukan dem i pen ingkatan m artab a t kem anusiaan ,
kese jah te raan , kebahagiaan , kecerdasan dan keadilan.
Pasal 3
D alam m enyelenggarakan u ru sa n P em erin tahan , Pem erintah
D aerah m enerapkan pendekatan berbasis HAM u n tu k
m ew ujudkan D aerah yang m enghorm ati, m em enuhi,
m elindungi, m enegakkan, dan m em ajukan HAM.
P asal 4
Pem erin tah D aerah bersam a w arga m enya takan kom itm ennya
u n tu k tu ru t se rta secara ak tif m en ja lankan kewajiban
Negara K esatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam
m enghorm ati, m em enuhi, m elindungi, m enegakkan, dan
m em ajukan HAM sebagaim ana d ia tu r dalam k e ten tu an
P e ra tu ran Perundang-undangan .
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 5
R uang lingkup pengatu ran Penyelenggaraan HAM dalam
P e ra tu ran D aerah ini, m eliputi :
a. prinsip penyelenggaraan;
b. HAM dan kebebasan d a sa r m anusia ;
c. kew ajiban d a sa r m anusia;
d. pe laksanaan ;
e. partisipasi m asyarakat; dan
f. kerja sam a.
BAB IV
PRINSIP PENYELENGGARAAN
Bagian K esatu
Um um
Pasal 6
Prinsip Penyelenggaraan HAM, m eliputi :
a. Hak a ta s D aerah;
b. nond iskrim inasi dan aksi afirm asi;
c. ink lusi sosial dan keragam an budaya;
d. Pem erin tahan yang dem okratis dan akun tabel;
e. kead ilan sosial dan so lidaritas yang berkelan ju tan ;
f. p en g aru su tam aan HAM; dan
g. h ak a ta s pem ulihan.
Bagian Kedua
Hak a ta s D aerah
Pasal 7
Hak a ta s D aerah sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 6
h u ru f a, m eru p ak an hak individu sekaligus hak kolektif w arga
te rm asu k Kelompok R entan sebagai w ujud ra sa memiliki
w arga te rh ad ap D aerah yang m enim bulkan hak u n tu k
d iliba tkan bersam a dengan Pem erin tah D aerah dalam
kegiatan pem bangunan , m ew ujudkan lingkungan yang sehat,
pem anfaa tan dan pelestarian sum ber daya alam , partisipasi
dalam p eren can aan dan m anajem en wilayah, se rta m enjaga
w arisan se jarah dan budaya.
Bagian Ketiga
N ondiskrim inasi dan Aksi Afirmasi
Pasal 8
D aerah m enerapkan kebijakan non-d isk rim inasi, te rm asuk
kebijakan sensitif gender dan aksi afirm asi u n tu k m engurangi
ketim pangan dan m eningkatkan kem am puan bagi Kelompok
Rentan.
Bagian Keem pat
Inklusi Sosial dan K eragam an B udaya
Pasal 9
(1) D aerah m enghorm ati ink lusi sosial dan keragam an
budaya sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 6 h u ru f c,
yang m eliputi perbedaan ras, agam a, suku , b a h asa dan
a d a t is tiad a t se rta keragam an norm a dan budaya yang
berb asis gotong-royong.
(2) D aerah m enem patkan inklusi sosial dan keragam an
budaya sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) sebagai
sa lah sa tu kek u atan u n tu k m em inim alisir potensi konflik
dalam proses pem bangunan .
Bagian Kelima
Pem erin tahan yang D em okratis dan A kuntabel
Pasal 10
(1) Penyelenggaraan HAM d ilak san ak an secara bersam a-sam a
oleh Pem erintah D aerah dan DPRD sebagai perw ujudan
dari kom itm en bersam a u n tu k m en jun jung tinggi
nilai-nilai HAM.
(2) Pem erin tah D aerah bersam a DPRD m elak san ak an rencana
pem bangunan D aerah yang d ia rah k an u n tu k m ew ujudkan
penyelenggaraan HAM m elalui p e n g aru su ta m a a n program
dan kegiatan sesua i p rinsip HAM.
(3) Pem erin tah D aerah m elak san ak an koordinasi
kelem bagaan dalam penyelenggaraan HAM.
(4) Pem erintah D aerah m engedepankan ak u n tab ilita s dalam
m enjam in hak a ta s inform asi publik , kom unikasi, se rta
hak berpartis ipasi dalam pengam bilan k ep u tu san ,
te rm asu k perencanaan , p e n y u su n an kebijakan,
pem biayaan, im plem entasi, m onitoring, dan evaluasi
dalam rangka m enjun jung tinggi dem okrasi sesua i dengan
k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
Bagian Keenam
Keadilan Sosial dan Solidaritas B erkelan ju tan
Pasal 11
D aerah m engu tam akan k ese ta raan , kebersam aan , dan
m endorong tu m b u h n y a partisipasi m asy arak a t sebagai
ben tu k penghorm atan te rh ad ap prinsip keadilan sosial dan
so lidaritas berkelan ju tan sebagaim ana d im aksud dalam
Pasal 6 h u ru f e.
Bagian K etujuh
P en g aru su tam aan HAM
Pasal 12
Dalam rangka p en g aru su tam aan HAM sebagaim ana
d im aksud dalam Pasal 6 h u ru f f, D aerah m elaksanakan
upaya sebagai beriku t :
a. pengin tegrasian a sa s -a sa s d a sa r HAM sebagaim ana
d im aksud dalam Pasal 2 kedalam setiap kebijakan
D aerah;
b. p e lak san aan pendekatan yang berbasis HAM kedalam
penyelenggaraan u ru sa n Pem erin tahan , m eliputi
p e ren can aan , p en y u su n an kebijakan, im plem entasi,
pengaw asan , dan evaluasi;
c. pe lak san aan program pendid ikan ten tan g HAM dan
penyelenggaraan HAM dilakukan secara b e rtah ap dan
berkesinam bungan .
Bagian Kedelapan
Hak a ta s Pem ulihan
Pasal 13
(1) Pem erintah D aerah m em berikan fasilitasi pem ulihan bagi
korban pelanggaran HAM sesua i dengan kew enangan
D aerah.
(2) Korban pelanggaran HAM sebagaim ana d im aksud pada
ayat (1), m eliputi :
a. setiap O rang yang m engalam i pelanggaran HAM
yang terjadi di D aerah;
b. setiap w arga yang m engalam i Pelanggaran HAM yang
terjadi d iluar D aerah.
BAB V
HAM DAN KEBEBASAN DASAR MANUSIA
Bagian K esatu
Umum
P asal 14
(1) P e laksanaan HAM dan kebebasan d a sa r m an u sia dalam
ran g k a perw ujudan penyelenggaraan HAM, m eliputi aspek
ekonom i, sosial, budaya, sipil, politik, dan lingkungan.
(2) HAM dan kebebasan d a sa r m an u sia sebagaim ana
d im aksud pada ayat (1), m eliputi :
a. h ak u n tu k hidup;
b. h ak berkeluarga dan m elan ju tkan k e tu ru n an ;
c. h ak m engem bangkan diri;
d. h ak m em peroleh keadilan;
e. h a k a ta s k e b eb a san p ribad i;
f. h ak a ta s ra sa am an;
g. h ak a ta s kesejah teraan ;
h. hak tu ru t serta dalam Pem erin tahan;
i. h ak perem puan;
j. h ak anak .
Bagian Kedua
H ak u n tu k H idup
Pasal 15
(1) Setiap o rang berhak u n tu k h idup , m em pertahankan
h idup , dan m eningkatkan ta ra f keh idupannya.
(2) Setiap orang berhak h idup ten tram , am an , dam ai,
bahagia, se jah tera lahir, d an batin .
(3) Setiap orang berhak a ta s lingkungan h idup yang baik dan
sehat.
Bagian Ketiga
H ak B erkeluarga dan M elanjutkan K etu runan
Pasal 16
(1) Setiap orang berhak m em bentuk s u a tu keluarga dan
m elan ju tkan k e tu ru n a n m elalui perkaw inan yang sah.
(2) Perkaw inan yang sah hanya d ap a t berlangsung a ta s
kehendak bebas calon suam i d an calon istri yang
b ersan g k u tan , sesua i dengan k e ten tu an P eratu ran
P erundang-undangan .
Bagian Keem pat
Hak M engem bangkan Diri
Pasal 17
Setiap orang be rh ak a ta s pem enuhan k e b u tu h a n dasarnya
u n tu k tu m b u h dan berkem bang secara layak.
Pasal 18
Setiap orang berhak a ta s perlindungan bagi pengem bangan
pribadinya, u n tu k m em peroleh pendid ikan , m encerdaskan
d irin y a , d a n m e n in g k a tk a n k u a lita s h id u p n y a a g a r m enjad i
m an u sia yang berim an, bertaqw a, bertanggung jaw ab,
berakh lak m ulia, bahagia, dan se jah tera sesua i dengan HAM.
Pasal 19
Setiap o rang berhak u n tu k m engem bangkan dan m em peroleh
m anfaat dari ilm u pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya sesua i dengan m artab a t m an u sia dem i kese jah teraan
pribadinya, bangsa, dan u m a t m anusia .
Pasal 20
(1) Setiap orang berhak u n tu k berkom unikasi dan
m em peroleh inform asi yang d iperlukan u n tu k
m engem bangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
(2) Setiap orang berhak u n tu k m encari, m em peroleh,
memiliki, m enyim pan, m engolah, dan m enyam paikan
inform asi dengan m enggunakan segala jen is sa ra n a yang
tersed ia sesua i k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
un d an g an
Pasal 21
Setiap o rang berhak u n tu k m em perjuangkan hak
pengem bangan dirinya, baik secara pribadi m au p u n kolektif,
u n tu k m em bangun m asyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 22
Setiap orang berhak u n tu k m elakukan pekerjaan sosial dan
kebajikan, m endirikan organisasi, te rm asuk
m enyelenggarakan pendid ikan dan pengajaran , serta
m enghim pun d a n a u n tu k m aksud te rseb u t sesua i dengan
k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
Bagian Kelima
Hak M emperoleh Keadilan
Pasal 23
Setiap orang ta n p a diskrim inasi, b e rh ak u n tu k m em peroleh
keadilan dengan m engajukan perm ohonan , pengaduan , dan
g u g a ta n , b a ik d a lam p e rk a ra p id a n a , p e rd a ta , m a u p u n
adm in istrasi, se rta diadili m elalui proses perad ilan yang bebas
dan tidak m em ihak, sesua i dengan h u k u m aca ra yang
m enjam in pem eriksaan yang objektif, ju ju r , dan adil u n tu k
m em peroleh p u tu sa n yang adil dan benar.
Bagian Keenam
Hak a ta s K ebebasan Pribadi
Pasal 24
(1) Tidak seorangpun boleh d iperbudak a ta u diperham ba.
(2) P erbudakan a ta u perham baan , perdagangan orang, dan
segala ben tu k p erb u a tan be ru p a a p ap u n yang tu ju an n y a
serupa, dilarang.
Pasal 25
Setiap orang berhak a ta s k e u tu h a n pribadi, baik rohani
m au p u n jasm an i, dan karena itu tidak boleh m enjadi objek
penelitian tan p a p erse tu ju an darinya.
Pasal 26
Setiap orang bebas m em eluk agam anya m asing-m asing dan
u n tu k beribadat m en u ru t agam anya, dan kepercayaannya itu.
Pasal 27
(1) Setiap orang bebas u n tu k m em ilih dan m em punyai
keyakinan politiknya.
(2) Setiap o rang bebas u n tu k m em punyai, m engeluarkan , dan
m enyebarluaskan p endapa t sesua i ha ti nu ran inya , secara
lisan d a n /a ta u tu lisan m elalui m edia cetak m aupun
elektronik dengan m em perhatikan nilai-nilai agam a,
kesusilaan , ke tertiban , kepentingan u m um , dan k eu tu h an
bangsa.
Pasal 28
(1) Setiap orang berhak u n tu k berkum pul dan berserikat
u n tu k m aksud dam ai.
(2) Setiap o rang a ta u kelom pok m asy arak a t berhak
m endirikan parta i politik, lem baga sw adaya m asyarakat
a ta u organ isasi lainnya u n tu k berperan se rta dalam
penyelenggaraan Pem erin tahan sejalan dengan tu n tu ta n
perlindungan , penegakan, d an pem ajuan HAM sesuai
dengan k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
Pasal 29
Setiap orang berhak u n tu k m enyam paikan p endapa t di
m uka um u m sesua i dengan k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
Pasal 30
(1) Setiap orang berhak u n tu k secara bebas bergerak,
berp indah , dan bertem pat tinggal dalam D aerah sesuai
dengan k e ten tu an P e ra tu ran P erundang-undangan .
(2) Setiap orang berhak m eninggalkan d an m asu k kem bali
ke D aerah sesuai dengan k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
Bagian K etujuh
Hak a ta s R asa Aman
Pasal 31
(1) Setiap orang berhak a ta s perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehorm atan , m artab a t, d an h a k miliknya.
(2) Setiap orang berhak a ta s pengakuan di depan h ukum
sebagai m an u sia pribadi d im ana sa ja ia berada.
Pasal 32
Setiap orang berhak a ta s ra sa am an d an ten tram , serta
perlindungan te rh ad ap an cam an k e ta k u tan u n tu k berbua t
a ta u tidak b e rb u a t sesu a tu .
Pasal 33
K em erdekaan dan rah asia dalam h u b u n g an su ra t-m en y u ra t
te rm asu k h u b u n g an kom unikasi m elalui sa ra n a elektronik
tidak boleh diganggu, kecuali a ta s pe rin tah hakim a ta u
k ek u asaan lain yang sah sesua i dengan k e ten tu an P eratu ran
P erundang-undangan .
P asal 34
(1) Setiap orang berhak u n tu k bebas dari penyiksaan ,
peng h u k u m an a ta u perlakuan yang kejam , tidak
m anusiaw i, m erendahkan dera ja t, d an m artaba t
kem anusiaannya .
(2) Setiap orang berhak u n tu k bebas dari penghilangan paksa
dan penghilangan nyawa.
Pasal 35
Setiap orang tidak boleh d isiksa, d ikucilkan , d iasingkan , a ta u
d ibuang dengan a la san ap ap u n
Pasal 36
Setiap o rang berhak h idup di dalam ta ta n a n m asyaraka t dan
kenegaraan yang dam ai, am an , dan ten tram , yang
m enghorm ati, m em enuhi, m elindungi, m enegakkan dan
m em ajukan HAM dan kew ajiban d a sa r m anusia .
Bagian Kedelapan
Hak a ta s K esejahteraan
Pasal 37
(1) Setiap orang berhak m em punyai kepem ilikan a ta s
se su a tu , baik sendiri m au p u n b ersam a-sam a dengan
orang lain dem i pengem bangan dirinya, keluarga,
m asy arak a t, dan bangsa, dengan ca ra yang tidak
m elanggar hukum .
(2) T idak seorangpun boleh d iram pas m iliknya dengan
sew enang-w enang dan secara m elaw an hukum .
(3) Hak milik m em punyai fungsi sosial dem i kepentingan
um um sesua i dengan k e ten tu an p e ra tu ran perundang-
undangan .
(4) Setiap pem egang hak milik a ta s lahan , m em punyai hak
pem anfaa tan a ta s lahan yang d ibatasi oleh ke ten tu an
P e ra tu ran P erundang -undangan di b idang ta ta ruang dan
ta ta bangunan .
Pasal 38
P encabu tan h ak milik a ta s su a tu benda dem i kepentingan
um um , pe laksanaannya sesua i dengan k e ten tu an P eratu ran
P erundang-undangan .
Pasal 39
(1) Setiap orang sesuai dengan b akat, kecakapan , dan
kem am puan , berhak a ta s pekerjaan yang layak.
(2) Setiap orang berhak dengan bebas m em ilih pekerjaan
yang d isukainya d an berhak pu la a ta s syara t-syara t
ke tenagakerjaan yang adil.
(3) Setiap o rang baik laki-laki m au p u n perem puan , dalam
m elakukan pekerjaan yang sepadan dengan m artab a t
kem an u siaan n y a berhak a ta s u p a h yang adil sesuai
dengan p restasinya dan d ap a t m enjam in kelangsungan
keh idupan keluarganya.
Pasal 40
Setiap orang be rh ak u n tu k m endirikan serikat pekerja dan
tidak boleh d iham bat u n tu k m enjadi anggotanya demi
m elindungi dan m em perjuangkan kepen tingannya sesuai
dengan k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
Pasal 41
Setiap o rang berhak u n tu k bertem pat tinggal, serta
berkeh idupan yang layak.
Pasal 42
(1) Setiap o rang berhak a ta s jam in an sosial yang d ib u tu h k an
u n tu k h idup layak, se rta u n tu k perkem bangan pribadinya
secara u tu h .
(2) Setiap penyandang d isabilitas, o rang yang b eru sia lan ju t,
ibu ham il, d an a n ak -an ak berhak m em peroleh kem udahan
d an perlakuan k h u su s .
Pasal 43
Setiap o rang yang berusia lan ju t d a n /a ta u penyandang
d isab ilitas berhak m em peroleh peraw atan , pendidikan,
pe la tihan , dan b a n tu a n k h u su s , guna m enjam in keh idupan
yang layak sesua i dengan m artab a t kem anusiaannya ,
m en ingkatkan ra sa percaya diri, d an kem am puan
berpartis ipasi dalam keh idupan berm asyaraka t, berbangsa,
dan bernegara sesuai dengan k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
Bagian Kesembilan
Hak T u ru t Serta dalam P em erin tahan
Pasal 44
(1) Setiap orang berhak u n tu k dipilih dan m em ilih dalam
pem ilihan um u m b erd asa rk an p e rsam aan hak m elalui
pem ungu tan su a ra yang langsung, um um , bebas, rahasia ,
ju ju r, dan adil sesua i dengan k e ten tu an P eratu ran
P erundang-undangan .
(2) Setiap orang berhak tu ru t se rta dalam pem erin tahan
dengan langsung a ta u dengan p e ra n ta ra an wakil yang
dipilihnya dengan bebas, m en u ru t c a ra yang d iten tukan
dalam k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
(3) Setiap orang d ap a t d iangkat dalam setiap ja b a tan
pem erin tahan sesua i dengan k e ten tu an P eratu ran
P e ru n d an g -u n d an g an .
Pasal 45
Setiap orang baik sendiri m au p u n b e rsam a-sam a berhak
m engajukan pendapat, perm ohonan, pengaduan , d a n /a ta u
u su la n kepada pem erin tah dalam rangka pe laksanaan
pem erin tahan yang bersih , efektif, d an efisien, baik dengan
lisan m au p u n dengan tu lisan sesua i dengan ke ten tuan
P e ra tu ran P erundang-undangan .
Bagian K esepuluh
Hak Perem puan
Pasal 46
Pem erin tah D aerah m endorong keterw akilan perem puan
sesua i p e rsy ara tan yang d iten tu k an dalam pem ilihan um um ,
keparta ian , pem ilihan anggota lem baga legislatif, sistem
pengangkatan di b idang eksekutif, yudikatif, d an berbagai
pem ilihan lainnya yang berlaku dalam sistem organisasi
pem erin tahan m au p u n sosial kem asyaraka tan .
Pasal 47
Setiap perem puan berhak u n tu k m em peroleh pendid ikan dan
pengajaran di sem ua jen is, jen jang , d an ja lu r pendidikan
sesua i dengan persyara tan yang telah d iten tukan .
Pasal 48
(1) Setiap perem puan b erh ak u n tu k m em ilih, dipilih,
d iangkat dalam pekerjaan, ja b a ta n , dan profesi sesuai
dengan persyara tan dan k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
(2) Setiap perem puan berhak u n tu k m endapatkan
perlindungan k h u su s dalam p e lak san aan pekerjaan a ta u
profesinya te rh ad ap hal-hal yang d ap a t m engancam
keselam atan d a n /a ta u k eseh a tan n y a berkenaan dengan
fungsi reproduksi perem puan .
(3) Hak k h u su s yang m elekat p ada diri perem puan
d ik aren ak an fungsi rep roduksinya sebagaim ana d im aksud
p ada ayat (2), dijam in dan dilindungi oleh hukum .
Pasal 49
Setiap perem puan yang telah dew asa d a n /a ta u telah m enikah
berhak u n tu k m elakukan p e rb u a tan h u k u m sendiri, kecuali
d iten tu k an lain oleh h u k u m agam anya.
Pasal 50
Seorang istri selam a dalam ika tan perkaw inan m em punyai
hak d an tanggung jaw ab yang sam a dengan suam inya a ta s
sem ua hal yang berkenaan dengan keh idupan
perkaw inannya, h u b u n g an dengan an ak -an ak n y a , hak
kepem ilikan, se rta pengelolaan h a rta bersam a.
Bagian Kesebelas
Hak Anak
Pasal 51
(1) Setiap an ak berhak a ta s perlindungan oleh orang tua,
keluarga, m asyarakat, dan Negara.
(2) Setiap an ak m em punyai h ak u n tu k h idup,
m em pertahankan h idup dan m eningkatkan ta ra f
keh idupannya.
(3) Hak a n a k d iakui dan dilindungi oleh h u k u m sejak dalam
kandungan .
(4) Setiap an ak sejak kelah irannya, berhak a ta s su a tu nam a
dan s ta tu s kew arganegaraan yang d itu an g k an dalam
dokum en ak ta kelahiran.
Pasal 52
Setiap a n ak penyandang d isab ilitas berhak m em peroleh
peraw atan , pendid ikan , pela tihan , dan b a n tu a n k h u su s ,
u n tu k m enjam in keh idupannya sesua i dengan m artab a t
k em an u siaan , m en ingkatkan ra sa percaya diri, dan
kem am puan berpartis ipasi dalam k eh idupan berm asyarakat,
berbangsa , dan bernegara.
Pasal 53
Setiap a n ak berhak u n tu k beribadah m en u ru t agam anya,
berpikir, berekspresi sesua i dengan tingkat in te lek tua litas dan
u sian y a dibaw ah bim bingan orang tu a d a n /a ta u wali.
Pasal 54
(1) Setiap an ak berhak u n tu k m engetahui siapa orang
tu an y a , d ibesarkan , dan d iasu h oleh orang tu an y a sendiri.
(2) D alam hal orang tu a an ak tidak m am pu m em besarkan
dan m em elihara anaknya dengan baik dan sesua i dengan
k e ten tu an p e ra tu ran daerah ini, m aka an ak te rseb u t boleh
d iasu h a ta u d iangkat sebagai a n ak oleh orang lain sesuai
dengan k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
Pasal 55
(1) Setiap an ak berhak u n tu k d ibesarkan , d ipelihara, diraw at,
dididik, d ia rah k an , dan dibim bing keh idupannya oleh
o rang tu a a ta u walinya sam pai dew asa sesua i dengan
k e ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
(2) Setiap an ak berhak u n tu k m en d ap a tk an orang tu a angkat
a ta u wali b e rd asa rk an p u tu sa n pengadilan , apab ila kedua
o rang tu a telah m eninggal d u n ia a ta u k a ren a su a tu sebab
yang sa h tidak d ap a t m en ja lankan kew ajibannya sebagai
orang tua .
(3) O rang tu a angkat a ta u wali sebagaim ana d im aksud pada
ayat (2) wajib m en ja lankan kew ajibannya sebagai orang
tu a yang sesungguhnya.
(4) Pem erin tah D aerah m em fasilitasi p en g asu h an an ak yang
berada dalam kondisi sebagaim ana d im aksud pada
ayat (2) m elalui koordinasi dan kerja sam a dengan
lem baga terkait.
Pasal 56
(1) Setiap an ak berhak u n tu k m en d ap a tk an perlindungan
h u k u m dari segala b en tu k k ek erasan fisik a ta u m ental,
p en e lan ta ran , perlakuan b u ru k , dan pelecehan seksual
se lam a dalam pen g asu h an o rang tu a a ta u walinya, a ta u
p ih ak lain m an ap u n yang bertanggung jaw ab a tas
p en g asu h an an ak tersebu t.
(2) D alam hal orang tu a , wali, a ta u pengasuh an ak
m elakukan segala ben tu k pengan iayaan fisik a ta u m ental,
p en e lan ta ran , perlakuan b u ru k dan pelecehan seksual
te rm asu k pem erkosaan d a n /a ta u p em b u n u h an terhadap
a n ak yang seh aru sn y a dilindungi, m aka h a ru s d ikenakan
pem beratan hukum an .
Pasal 57
(1) Setiap a n a k berhak u n tu k tidak d ip isahkan dari orang
tu an y a secara berten tangan dengan k ehendak an ak itu
sendiri, kecuali jika ada a lasan dan a tu ra n h u k u m yang
sa h yang m en u n ju k k an bahw a pem isahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak.
(2) D alam k ead aan sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1),
h a k a n ak u n tu k te tap bertem u langsung dan
b e rh u b u n g an pribadi secara te tap dengan o rang tuanya
te tap dijam in sesua i dengan k e te n tu an P era tu ran
P e ru n d a n g -u n d a n g a n .
Pasal 58
(1) Setiap a n ak berhak u n tu k m em peroleh pendid ikan dan
pengajaran dalam rangka pengem bangan pribadinya
sesua i dengan m inât, bakat, d an tingkat kecerdasannya.
(2) Setiap an ak berhak m encari, m enerim a, dan m em berikan
inform asi sesua i dengan tingkat in te lek tua litas dan
u sianya demi pengem bangan dirinya sepan jang sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan dan kep atu tan .
Pasal 59
Setiap a n a k berhak u n tu k beris tiraha t, bergaul dengan an ak
yang sebaya, berm ain, berekreasi dan berkreasi sesua i dengan
m inât, bakat, d an tingkat kecerdasannya dem i pengem bangan
dirinya.
Pasal 60
Setiap a n ak berhak u n tu k m em peroleh pelayanan keseha tan
dan jam in an sosial secara layak, sesua i dengan k eb u tu h an
fisik dan m ental sp iritualnya.
Pasal 61
Setiap an ak berhak u n tu k m em peroleh perlindungan dari
keg iatan eksploitasi ekonom i dan se tiap pekerjaan yang
m em bahayakan dirinya, sehingga d a p a t m engganggu
pendid ikan , k eseh a tan fisik, m oral, keh idupan sosial, dan
m ental sp iritualnya.
Pasal 62
Setiap an ak berhak u n tu k m em peroleh perlindungan dari
kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan,
perdagangan anak , se rta dari berbagai ben tuk
penyalahgunaan narko tika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya.
P asal 63
(1) Setiap an ak berhak u n tu k tidak d ijad ikan sasa ran
pengan iayaan , penyiksaan , a ta u p en ja tu h an hukum an
yang tidak m anusiaw i.
(2) Setiap a n a k berhak u n tu k tidak d iram pas kebebasannya
secara m elaw an hukum .
(3) Penangkapan , p en ah an an , a ta u p id an a p en ja ra an ak
hanya boleh d ilakukan sesua i dengan h u k u m yang
berlaku dan hanya d ap a t d ilak san ak an sebagai upaya
terakh ir.
(4) Setiap an ak yang d ibatasi kebebasannya berhak
m en d ap atk an p erlak u an secara m anusiaw i dan dengan
m em perhatikan k eb u tu h a n pengem bangan pribadi sesuai
dengan u sian y a dan h a ru s d ip isahkan dari orang dew asa,
kecuali dem i kepentingannya.
(6) Setiap an ak yang d ibatasi kebebasannya berhak
m em peroleh b a n tu a n h u k u m a ta u b a n tu a n lainnya secara
efektif dalam setiap tah ap an upaya h u k u m yang berlaku.
(7) Setiap an ak yang d ibatasi kebebasannya berhak u n tu k
m em bela diri dan m em peroleh kead ilan di depan
pengadilan a n a k yang objektif dan tidak m em ihak dalam
sidang yang te rtu tu p u n tu k um um .
BAB VI
KEWAJIBAN DASAR MANUSIA
Pasal 64
Setiap orang yang berada di D aerah wajib p a tu h pada
k e ten tu an penyelenggaraan dan perlindungan HAM
sebagaim ana d ia tu r dalam P era tu ran D aerah ini.
Pasal 65
(1) Setiap orang wajib m enghorm ati HAM orang lain, m oral,
etika, dan ta ta tertib keh idupan berm asyarakat,
berbangsa , dan bernegara.
(2) Setiap HAM seseorang m enim bulkan kew ajiban d a sa r dan
tanggung jaw ab u n tu k m enghorm ati h ak asasi orang lain,
se rta m enjadi tugas Pem erin tah D aerah u n tu k
m enghorm ati, m em enuhi, m elindungi, m enegakkan, dan
m em ajukannya.
Pasal 66
Dalam m en ja lankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tu n d u k kepada k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
u n d an g an dengan m aksud u n tu k m enjam in pengakuan , se rta
penghorm atan a ta s h ak dan kebebasan o rang lain dan u n tu k
m em enuhi tu n tu ta n yang adil sesua i dengan pertim bangan
m asy arak a t dem okratis.
BAB VII
PELAKSANAAN
Pasal 67
D alam rangka m elaksanakan p em en u h an HAM dan
kebebasan d a sa r m an u sia sebagaim ana d im aksud dalam
Pasal 14 ayat (2), Pem erintah D aerah m enetapkan kebijakan
prioritas m eliputi :
a. h ak u n tu k h idup, sebagai beriku t :
1. terw ujudnya k e tah an an pangan dan ketersed iaan
pangan yang berkualitas bagi w arga dan perlindungan
a ta s sum ber p roduksi pangan;
2. terw ujudnya pen ingkatan k u a litas k eseh a tan w arga
dan lingkungan hidup;
3. terw ujudnya pen ingkatan ak ses te rh ad ap pelayanan
k eseh a tan yang m em adai seca ra m era ta dan
berkeadilan;
4. terw ujudnya ke tersed iaan tenaga k eseh a tan yang
m em adai;
5. te rw ujudnya pen ingkatan ku a litas dan k u an titas
fasilitas layanan k eseh a tan te rm asu k ketersed iaan
sa ra n a dan sa ra n a penunjangnya;
6. terw ujudnya s ta n d a r h idup yang layak, a n ta ra lain
m eliputi ak ses a ta s layanan air m inum dan san itasi
dasar;
7. terw ujudnya p en an g an an k a su s O rang Dengan
G angguan Jiw a (ODGJ);
8. terw ujudnya kem u d ah an aksesib ilitas pelayanan
k eseh a tan bagi Kelompok R entan;
9. tersed ianya fasilitas pengaduan dan sa ran m asyarakat,
berupa posko m au p u n m edia online;
10. te rw ujudnya ta ta ruang kota dan wilayah yang
partisipatif, berkeadilan , dan berke lan ju tan ; dan
11. terw ujudnya upaya pencegahan polusi dan konservasi
energi m elalui optim alisas! pengelolaan sam pah dan
lim bah, pem anfaatan energi te rb a ru k an , pem ulihan
lahan kritis, se rta p e rluasan dan perlindungan daerah
hijau.
b. hak berkeluarga dan m elan ju tkan k e tu ru n a n , sebagai
beriku t :
1. terw ujudnya kem u d ah an pelayanan adm inistras!
p e rsy ara tan perkaw inan bagi w arga dari Kelompok
R entan;
2. te rlak san an y a pendid ikan p ra n ikah bagi w arga
dengan fokus u ta m a pada aspek ekonom i, psikologi,
d an fungsi reproduksi;
3. terw ujudnya k em u d ah an layanan d an ketersed iaan
fasilitas persalinan bagi ibu ham il; dan
4. terw ujudnya kem udahan layanan penerb itan dokum en
kepen d u d u k an dan perkaw inan sesua i p rosedur yang
berlaku.
c. h a k m engem bangkan diri, sebagai be riku t :
1. terw ujudnya kesem patan yang sam a bagi setiap orang
u n tu k m engem bangkan diri, sesua i dengan
kem am puannya;
2. te rlak san an y a penyelenggaraan pendid ikan yang
m era ta dan berkeadilan , tan p a m em bedakan suku ,
ras, dan golongan;
3. terw ujudnya p e n u ru n a n angka p u tu s sekolah dan
pen ingkatan angka m elek huruf;
4. terw ujudnya pen ingkatan k u a litas pendid ikan an ak
u s ia dini sam pai jen jang pend id ikan dasar;
5. tersed ianya sa ran a p ra sa ra n a pengem bangan
pendid ikan u s ia dini sam pai jen jang pendid ikan dasar;
6. te rse len g g a ra k a n n y a w ajib b e la ja r p e n d id ik a n d a s a r
d en g an b iaya m u ra h ;
7. terw ujudnya kem udahan akses pendid ikan d a sa r bagi
warga;
8. terw ujudnya pen ingkatan partis ipasi sisw a u n tu k
m elan ju tkan ke jen jang pendid ikan tinggi;
9. m enjam in akses m em peroleh pendid ikan , inform asi,
dan teknologi bagi Kelompok R entan; dan
10. ke te rsed iaan tenaga pengajar pada jen jang pendid ikan
dasar.
d. hak m em peroleh keadilan, sebagai be riku t :
1. terw ujudnya fasilitasi layanan b a n tu a n h u k u m dan
pendam pingan h u k u m bagi w arga dari Kelompok
R entan; dan
2. terw ujudnya fasilitasi layanan b a n tu a n h u k u m dan
pendam pingan h u k u m bagi w arga m iskin.
e. hak a ta s kebebasan pribadi, sebagai be riku t :
1. terw ujudnya to leransi k e ru k u n a n a n ta r u m at
beragam a;
2. terw ujudnya pen ingkatan partisipasi pem ilih dalam
pem ilihan um um dan pem ilihan lainnya yang berlaku
dalam sistem pem erin tahan m au p u n sosial
kem asyaraka tan ; dan
3. terw ujudnya penyelenggaraan pem ilihan um um dan
pem ilihan lainnya yang berlaku dalam sistem
pem erin tahan m au p u n sosial kem asyaraka tan , yang
ju ju r , adil, d an dem okratis.
f. h ak a ta s rasa am an , sebagai beriku t :
1. terw ujudnya pencegahan terjad inya kekerasan
d a n /a ta u penyiksaan dalam proses penegakan
hukum ;
2. terw ujudnya perlindungan keselam atan individu dan
warga;
3. terw ujudnya up ay a penyelesaian konflik berbasis
kearifan lokal dengan m engu tam akan m usyaw arah
m ufakat; dan
4. terw ujudnya perlakuan yang b en ar dan berkeadilan
dalam pem berian layanan publik te rh ad ap Kelompok
R entan.
g. h ak a ta s kese jah teraan , sebagai beriku t :
1. tersed ianya lapangan pekerjaan dan ak ses u sa h a
m andiri bagi warga, te ru tam a bagi Kelompok Rentan;
2. terw ujudnya pem enuhan h ak pekerja oleh pem beri
kerja baik di sek tor formai m au p u n inform ai sesuai
dengan ke ten tu an P e ra tu ran P erundang-undangan ;
3. terw ujudnya penyelesaian pe rm asa lah an h u b u n g an
industria l m elalui optim alisasi kelem bagaan tripartit;
4. terw ujudnya pen ingkatan jam in an perlindungan sosial
bagi w arga te ru tam a Kelompok R entan;
5. terw ujudnya upaya pendam pingan sosial réguler dan
tem porer bagi Kelompok R entan;
6. terw ujudnya penguatan peran d an fungsi kelem bagaan
sosial dalam penyelesaian m asa lah sosial di
m asyarakat;
7. terw ujudnya penggantian yang layak a ta s h ap u sn y a
h ak kepem ilikan a se t w arga sebagai ak iba t
pe lak san aan pem bangunan bagi kepen tingan um um
sesua i dengan k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
u n d an g an , kecuali d iten tu k an lain dengan
m em pertim bangkan kem am puan k euangan D aerah;
8. te rw ujudnya upaya pem enuhan a ta s hak bertem pat
tinggal dan berkeh idupan yang layak dengan
m em perhatikan k e ten tu an ta ta ru an g dan ta ta
bangunan ;
9. tersed ianya aksesib ilitas p ada tem pat-tem pat
pe layanan publik dan ruang te rb u k a publik , te rm asuk
sa ra n a tran spo rtas! publik bagi penyandang
d isabilitas; dan
10. terw ujudnya kesem patan kerja bagi penyandang
d isab ilitas p ada in stan si Pem erin tah m au p u n du n ia
u sa h a sesua i dengan k e ten tu an P e ra tu ran Perundang-
undangan .
h. h ak tu ru t se rta dalam P em erin tahan , sebagai beriku t :
1. tersed ianya akses inform asi dan partis ipasi bagi setiap
orang d an organisasi k em asy arak a tan , te ru tam a
Kelompok R entan, dalam penyelenggaraan
Pem erin tahan sesua i dengan k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan ; dan
2. terw ujudnya pelayanan publik yang cepat, m erata ,
te rb u k a , dan berkeadilan;
3. tersed ianya ru an g dan m edia kom unikasi publik.
i. h ak perem puan , sebagai beriku t :
1. terw ujudnya prinsip kese ta raan gender dalam sem ua
aspek kehidupan;
2. terw ujudnya upaya pencegahan dan penanganan
tindak kekerasan te rh ad ap perem puan;
3. terw ujudnya penghorm atan kaum perem puan sesuai
dengan h a rk a t dan m artab a t kem anusiaan ;
4. terw ujudnya upaya perlindungan te rh ad ap perem puan
k a ren a fungsi rep roduksinya dari segala ben tuk
tin d a k a n /p e rb u a ta n yang d a p a t m engancam
keselam atan d a n /a ta u keseha tannya;
5. terw ujudnya kerja sam a dalam pencengahan dan
p en an g an an tindak kekerasan te rh ad ap perem puan;
6. terw ujudnya program pem berdayaan te rpadu
perlindungan perem puan;
7. terw ujudnya fasilitasi konseling d an rehab ilitasi bagi
perem puan korban kekerasan a ta u ke jahatan ; dan
8. tersed iannya panti rehabilitasi sosial bagi perem puan .
hak anak , sebagai beriku t :
1. tersed ianya akses te rh ad ap pelayanan dan pem enuhan
h ak d a sa r bagi anak;
2. terw ujudnya layanan pem berian iden titas anak;
3. terw ujudnya lingkungan yang baik dan seh a t bagi
tu m b u h kem bang anak;
4. tersed ianya fasilitasi bagi a n ak u n tu k m enyatakan dan
d idengar pendapatnya;
5. tersed ianya akses bagi setiap an ak u n tu k m enerim a,
m encari, d an m em berikan inform asi sesua i dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dem i pengem bangan
dirinya sesua i dengan nilai-nilai kesusilaan dan
k epatu tan ;
6. tersed ianya fasilitas ruang publik u n tu k berm ain anak;
7. tersed ianya akses bagi a n ak u n tu k m endapatkan
pendid ikan sesua i dengan psikologi perkem bangannya;
8. terw ujudnya upaya pecegahan kekerasan ,
perdagangan dan eksplo itasi anak , se rta
penyalahgunaan kew enangan te rh ad ap anak;
9. terw ujudnya fasilitasi advokasi bagi an ak yang
b erh ad ap an dengan hukum ;
10. terw ujudnya upaya pencegahan perkaw inan pada u s ia
dini;
11. terw ujudnya pencegahan pekerja a n ak dibaw ah um ur;
12. terw ujudnya program pem berdayaan te rpadu
perlindungan anak ; dan
13. tersed ianya pan ti rehab ilitasi sosial bagi anak .
Pasal 68
P elaksanaan prio ritas pem enuhan HAM d an kebebasan d asar
m an u sia sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 67,
d ilak san ak an secara b ertah ap dan berke lan ju tan sesuai
dengan kem am puan Daerah.
Pasal 69
(1) P e laksanaan penyelenggaraan HAM ditindak lan ju ti dalam
R encana Aksi D aerah Penyelenggaraan HAM sesuai
dengan ke ten tu an P era tu ran P erundang-undangan .
(2) R encana Aksi D aerah Penyelenggaraan HAM sebagaim ana
d im aksud p ada ayat (1) d ilak san ak an dengan
m em perha tikan prio ritas R encana Aksi Nasional HAM
d an kebijakan prio ritas sebagaim ana d im aksud dalam
Pasal 67.
BAB VIII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 70
Setiap orang berhak berpartis ipasi, dengan m enyalurkan
asp irasi, pem ikiran, d a n /a ta u kepen tingannya dalam
Penyelenggaraan HAM.
Pasal 71
Setiap o rang berhak berpartis ipasi dalam pengaw asan
pe lak san aan Penyelenggaraan HAM sesua i dengan ke ten tu an
P e ra tu ran P erundang-undangan .
BAB IX
KERJA SAMA
Pasal 72
(1) Pem erin tah D aerah d ap a t m engadakan kerja sam a
dengan p ihak lain sesua i dengan k e ten tu an P era tu ran
P erundang -undangan dalam Penyelenggaraan HAM.
(2) Pihak lain sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) adalah
daerah lain, Pem erin tah Pusat, lem baga a ta u B adan
Negara, p ihak sw asta , o rgan isasi kem asyaraka tan ,
d a n /a ta u lem baga non Pem erin tah lainnya.
(3) T ata ca ra kerja sam a dengan p ihak lain dalam
Penyelenggaraan HAM m engikuti ta ta ca ra kerja sam a
D aerah sesua i dengan k e ten tu an P era tu ran
P e ru n d an g -u n d an g an .
BAB X
KETENTUAN LAI N-LAI N
Pasal 73
D engan d ite tapkannya P era tu ran D aerah ini, sem ua
kebijakan, program , dan kegiatan dalam penyelenggaraan
P em erin tahan D aerah h a ru s m emiliki perspek tif HAM
dengan berpedom an pada k e ten tu an P era tu ran
P erundang-undangan .
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 74
P e ra tu ran D aerah ini m ulai berlaku pada tanggal
d iundangkan .
Agar setiap orang m engetahuinya, m em erin tahkan
pengundangan P era tu ran D aerah ini dengan penem patannya
dalam Lem baran D aerah K abupaten K aranganyar.
PERATURAN DAERAH INI DINYATAKAN SAH.
pada tanggal 11 April 2018
D iundangkan di K aranganyar
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR,
PROVINSI JA WA TENGAH : (4/2018)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN HAK ASASI MANUSIA
UMUM
Sebagai bagian dari pergau lan in ternasional, Indonesia m engem ban
tanggung jaw ab m oral dan h u k u m u n tu k m en jun jung tinggi dan
m elaksanakan D eklarasi Universal ten tang HAM. Prinsip te rseb u t juga
se laras dengan d a sa r negara Pancasila, k h u su sn y a Sila ke-2 “k em anusiaan
yang adil dan b e rad ab ”, bahw a HAM m eru p ak an h ak yang m elekat pada diri
m an u sia yang bersifat kodrati dan fundam enta l yang h a ru s d ihorm ati, dijaga,
dan dilindungi bersam a baik a n ta ra individu, pem erin tah , dan negara. Negara
K esatuan R epublik Indonesia sebagai anggota P erserika tan B angsa-B angsa
m engem ban tanggung jaw ab m oral dan h u k u m u n tu k m en jun jung tinggi dan
m elaksanakan D eklarasi Universal ten tang HAM yang d ite tapkan oleh
P erserikatan B angsa-B angsa, se rta berbagai in stru m en in te rnasional lainnya
m engenai HAM yang te lah d iterim a oleh Negara K esatuan R epublik Indonesia.
Sebagai bagian dari Negara K esatuan R epublik Indonesia, daerah tu ru t
m engem ban tanggung jaw ab u n tu k m enghorm ati, m elindungi, m em enuhi,
dan m em ajukan HAM. Melalui a sa s otonomi daerah , pem erin tah daerah
berkom itm en u n tu k m enghorm ati, m elindungi, m em enuhi dan m em ajukan,
se rta m enjam in p em en u h an HAM dalam m enyelenggarakan u ru sa n
Pem erin tahan.
Komitmen te rseb u t d ilak sanakan m elalui penerapan hum an rights city,
yang secara sed erh an a d iterjem ahkan sebagai D aerah R am ah HAM.
H um an R ights City yang d ite rapkan oleh daerah m eru p ak an adopsi dari
p rinsip -prinsip yang te rk an d u n g dalam Gwangju Guiding Principles fo r a
H um an R ights City (Gwangju Principles). P rinsip-prinsip te rseb u t d ite tapkan
pada tanggal 17 Mei 2014 dalam forum H um an Rights Cities yang
berlangsung di Gw angju, Korea Selatan pada tanggal 15-18 Mei 2014.
Penerapan H um an R ights City di d aerah d im ak su d k an u n tu k
m enjadikan HAM sebagai p rinsip d a sa r dan kerangka kerja bagi daerah
dalam m enyelenggarakan u ru sa n pem erin tahan dan kepentingan
m asyarakat. T u juannya ada lah u n tu k m eningkatkan peran se rta D aerah
dalam m elindungi, m enghorm ati, dan m em ajukan HAM, sehingga daerah
m enjadi D aerah R am ah HAM.
Agar D aerah m enyelenggarakan HAM dalam u ru s a n P em erin tahannya,
daerah m en ja lankan hal-hal a n ta ra lain hak a ta s daerah , nondiskrim inasi
dan aksi afirm asi, ink lusi sosial dan keragam an budaya, pem erin tahan yang
dem okratis d an ak u n tab e l, keadilan sosial dan so lidaritas yang
berke lan ju tan , p en g aru su tam aan HAM, dan hak a ta s pem ulihan .
K arena penyelenggaraan HAM m erupakan kerangka dalam
penyelenggaraan u ru sa n pem erin tahan di daerah , m aka pe laksanaannya
d ise la raskan d an d iharm on isasikan dalam rencana pem bangunan daerah
sa tu k e sa tu a n dalam sistem perencanaan p em bangunan nasional.
P e laksanaan Penyelenggaraan HAM dilakukan m elalui program -program yang
d isu su n oleh m asing-m asing perangkat daerah yang m em bidangi u ru sa n
yang bersangku tan .
Dalam p e laksanaannya , Penyelenggaraan HAM ak an d iprio ritaskan
pada b idang-bidang yang m enjadi u ru sa n wajib pem erin tahan daerah yang
berkaitan dengan pelayanan d a sa r sebagaim ana d ia tu r dalam ke ten tu an
P era tu ran P erundang -undangan , serta u ru sa n yang m enyangkut
perlindungan te rh ad ap perem puan dan anak , Kelompok R entan lainnya, dan
perlindungan kebebasan beragam a.
U rusan yang m enjadi u ru sa n wajib tersebu t, a n ta ra lain te rk a it dengan
pendidikan, keseh a tan , pekerjaan um um dan p en a taan ruang , p e ru m ah an
rakyat dan kaw asan perm ukim an, ke ten teram an , ke tertiban um um , dan
pelindungan m asyarakat, dan sosial. Sedangkan b idang-bidang lainnya,
d ilak sanakan b e rd asa rk an k eb u tu h an dan kem am puan sum ber daya.
P e laksanaan program -program daerah penyelenggaraan HAM
m erupakan tanggung jaw ab m asing-m asing Perangkat D a e ra h /in s ta n s i
be rsangku tan , yang pe lak san aan program -program nya d ap a t d isu su n melalui
rencana aksi yang d ite tap k an oleh Bupati. Dalam rangka penyelenggaraan
HAM, daerah d ap a t m endirikan lem baga a ta u badan HAM, a ta u lem baga
lainnya yang berka itan dengan HAM sepan jang tidak berten tan g an dengan
ke ten tu an P era tu ran P erundang-undangan . Lembaga a ta u badan te rsebu t
d ap a t bersifat independen a ta u semi independen sesua i dengan k eb u tu h an ,
yang tugasnya a n ta ra lain m ediasi, pendidikan dan pela tihan , penelitian, dan
pem an tauan .
Pendirian lem baga ini d im aksudkan u n tu k m enjadi pengontrol
pe laksanaan penyelenggaraan HAM, se rta m em bantu Pem erintah D aerah
dalam pen g u atan k a p as ita s m au p u n sosialisasi HAM, sehingga tercipta
budaya HAM.
Dalam p e lak san aan penyelenggaraan H AM, daerah d a p a t bekerja sam a
dengan p ihak lain. Baik itu berupa D aerah lain, Pem erin tah Pusat, lem baga
a ta u badan negara , p ihak sw asta , organisasi k em asy arak a tan , a ta u lem baga
non Pem erin tah lainnya.
Dari segi pem biayaan, penyelenggaraan HAM d ibebankan kepada
Anggaran P endapatan D an Belanja D aerah. N am un dem ikian d ap a t juga
m enggunakan d an a d iluar Anggaran P endapatan D an B elanja D aerah,
m isalnya b a n tu a n dari p ihak lain sepan jang tidak b e rten tan g an dengan
ke ten tu an P e ra tu ran P erundang-undangan .
Sebagai p en u tu p , P e ra tu ran D aerah ini m eru p ak an payung bagi
P era tu ran D aerah dan kebijakan D aerah lainnya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
C ukup jelas.
Pasal 2
C ukup jelas.
Pasal 3
C ukup jelas.
Pasal 4
C ukup jelas.
Pasal 5
C ukup jelas.
Pasal 6
h u ru f a
C ukup jelas.
h u ru f b
Yang d im aksud dengan “nond isk rim inasi” ada lah u n tu k
m enghargai p e rsam aan dera ja t tidak m em beda-bedakan a ta s
d a sa r agam a, ras, e tn is, su k u bangsa, w arna kulit, s ta tu s
sosial, afiliasi a ta u ideologi, dan lain sebagainya.
Yang d im aksud dengan “aksi a firm asi” adalah tindakan
kebijakan yang d itu jukan kepada kelom pok yang dianggap
ren tan , u n tu k lebih m em astikan adanya penghorm atan ,
pem enuhan , perlindungan , penegakan dan pem ajuan HAM
bagi m ereka.
h u ru f c
Yang d im aksud dengan “inklusi sosial dan keragam an
bu d ay a” ada lah upaya m encip takan kondisi u n tu k keam anan
publik , h idup berdam pingan secara dam ai, pengem bangan
kolektif, penerapan solidaritas, dan penghorm atan
keberagam an pelestarian w arisan budaya b e rd asa rk an prinsip
N ondiskrim inasi.
h u ru f d
C ukup jelas.
h u ru f e
Yang d im aksud dengan “keadilan sosial” ada lah bahw a
keadilan m erupakan setiap individu yang ad a di m asyarakat.
Yang d im aksud dengan “solidaritas b e rk e lan ju tan ” adalah
ra sa kebersam aan , k e sa tu an kepen tingan , sim pati dari
anggota p ada kelom pok yang sam a yang d ipelihara secara
te ru s m enerus.
h u ru f f
Yang d im aksud dengan “p en g aru stam aan HAM” adalah
stra teg i yang d ilakukan secara rasional dan sistem atis u n tu k
m enghorm ati, m em enuhi, m elindungi, m enegakkan dan
m em ajukan HAM m elalui kebijakan d an program yang
m em perhatikan pengalam an, asp irasi, k eb u tu h an dan
p e rm asa lah an HAM ke dalam perencanaan , pe laksanaan ,
p em an tau an , dan evaluasi dari se lu ru h kebijakan dan
program di berbagai bidang keh idupan dan pem bangunan .
h u ru f g
Yang d im aksud dengan “pem ulihan” ad a lah segala jen is ganti
rugi yang bersifat m aterial non m aterial bagi p a ra korban
pelanggaran HAM. Upaya pem ulihan d ap a t d ilakukan
m isalnya dengan cara pem berian ganti rugi, kom pensasi,
rehabilitasi yang m encakup aspek -aspek te rten tu dari
pem ulihan .
Pasal 7
C ukup jelas.
Pasal 8
Yang d im aksud dengan “sensitif gender” ada lah kem am puan dan
kepekaan seseorang dalam m elihat dan m enilai hasil pem bangunan
dan aspek keh idupan lainnya dari perspek tif kepentingan yang
berbeda a n ta ra laki-laki dan perem puan .
Pasal 9
C ukup jelas.
Pasal 10
C ukup jelas.
Pasal 11
C ukup jelas.
Pasal 12
C ukup jelas.
Pasal 13
C ukup jelas.
Pasal 14
C ukup jelas.
Pasal 15
C ukup jelas.
Pasal 16
C ukup jelas.
Pasal 17
C ukup jelas.
Pasal 18
C ukup jelas.
Pasal 19
C ukup jelas.
Pasal 20
C ukup jelas.
Pasal 21
C ukup jelas.
Pasal 22
C ukup jelas.
Pasal 23
C ukup jelas.
Pasal 24
C ukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Pasal 27
C ukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 28
C ukup jelas.
Pasal 29
C ukup jelas.
Pasal 30
C ukup jelas.
Pasal 31
C ukup jelas.
Pasal 32
C ukup jelas.
Pasal 33
C ukup jelas.
Pasal 34
C ukup jelas.
Pasal 35
C ukup jelas.
Pasal 36
C ukup jelas.
Pasal 37
C ukup jelas.
Pasal 38
C ukup jelas.
Pasal 39
C ukup jelas.
Pasal 40
C ukup jelas.
Pasal 41
C ukup jelas.
Pasal 42
C ukup jelas.
Pasal 43
C ukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Pasal 46
C ukup jelas.
Pasal 47
C ukup jelas.
Pasal 48
C ukup jelas.
Pasal 49
C ukup jelas.
Pasal 50
C ukup jelas.
Pasal 51
C ukup jelas.
Pasal 52
C ukup jelas.
Pasal 53
C ukup jelas.
Pasal 54
C ukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 55
C ukup jelas.
Pasal 56
C ukup jelas.
Pasal 57
C ukup jelas.
Pasal 58
C ukup jelas.
Pasal 59
C ukup jelas.
Pasal 60
C ukup jelas.
Pasal 61
C ukup jelas.
Pasal 62
C ukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Pasal 65
C ukup jelas.
Pasal 66
C ukup jelas.
Pasal 67
h u ru f a
C ukup jelas.
h u ru f b
C ukup jelas.
h u ru f c
C ukup jelas.
h u ru f d
angka 1
Yang d im aksud dengan “kead ilan re s to ra tif’ adalah
su a tu pem ulihan h u b u n g an dan p en eb u san kesa lahan
yang ingin d ilakukan oleh pelaku tin d ak p idana a ta u
keluarganya te rh ad ap korban tindak p idana tersebu t
a ta u keluarganya, a ta u upaya perdam aian di lu ar
pengadilan dengan m ak su d d an tu ju a n agar
p e rm asa lah an h u k u m yang tim bul ak ib a t terjadinya
p e rb u a tan p idana te rseb u t d ap a t d iselesaikan dengan
baik dengan tercapainya p erse tu ju an dan kesepakatan
di a n ta ra p ara pihak.
angka 2
C ukup jelas.
angka 3
C ukup jelas.
h u ru f e
C ukup jelas.
h u ru f f
C ukup jelas.
h u ru f g
angka 1
C ukup jelas.
Cukup jelas.
angka 2
yang d im aksud dengan “Pem beri kerja” ada lah orang
perseorangan , pengusaha, badan h u k u m , a ta u badan-
badan lainnya yang m em pekerjakan tenaga kerja
dengan m em bayar u p ah a ta u im balan dalam ben tuk
lain.
angka 3
C ukup jelas.
angka 4
C ukup jelas.
angka 5
C ukup jelas.
angka 6
C ukup jelas.
angka 7
C ukup jelas.
angka 8
C ukup jelas.
angka 9
C ukup jelas.
angka 10
C ukup jelas.
h u ru f h
C ukup jelas.
h u ru f i
C ukup jelas.
h u ru f j
C ukup jelas.
Pasal 68
C ukup jelas.
Pasal 69
C ukup jelas.
Pasal 70
C ukup jelas.
Pasal 71
C ukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Pasal 74
C ukup jelas.
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 82