1 BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH, BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan pelaksanaan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, telah ditetapkan Peraturan Bupati Gresik Nomor 73 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan yang bersumber Dari Anggaran Pendapatn Dan Belanja Daerah sebagaiman diubah keduakalinya dengan Peraturan Bupati Gresik Nomor 20 Tahun 2015; b. bahwa dalam rangka pengelolaan Hibah dan Bantuan Sosial agar tercipta tertib administrasi, akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Hibah, Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, perlu disusun kembali Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
53
Embed
BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR - jdih.gresikkab.go.idjdih.gresikkab.go.id/wp...Th-2016-pedoman-hibah-bansos-bersumber-APBD.pdf · disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BUPATI GRESIK
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN BUPATI GRESIK
NOMOR 29 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH, BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER
DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GRESIK,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan dalam
Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 dan pelaksanaan ketentuan
Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah
diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 14 Tahun 2016, telah ditetapkan
Peraturan Bupati Gresik Nomor 73 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pemberian Hibah, Bantuan Sosial dan
Bantuan Keuangan yang bersumber Dari Anggaran
Pendapatn Dan Belanja Daerah sebagaiman diubah
keduakalinya dengan Peraturan Bupati Gresik Nomor
20 Tahun 2015;
b. bahwa dalam rangka pengelolaan Hibah dan Bantuan
Sosial agar tercipta tertib administrasi, akuntabilitas
dan transparansi pengelolaan Hibah, Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, perlu disusun kembali Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
2
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1965 tentang
Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat
II Surabaya (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
3
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234 );
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Tahun
2013 Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5430);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua
kali dengan Undang–Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 24 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5165);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Hibah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5272);
4
15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5533);
16. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Sebagaimana
Telah Diubah Keempat Kali Dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015
Nomor 5);
17. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 199);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 450)
sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016
(Berita Negera Tahun 2016 Nomor 541);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Tahun 2015 Nomor 2036);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 547);
5
22. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Gresik (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik Tahun
2008 Nomor 2) sebagaimana telah diubah ketigakalinya
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 1
Tahun 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik
Tahun 2015 Nomor 3);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pedoman Pembentukan Perundang-
undangan di Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Gresik Tahun 2012 Nomor 2);
24. Peraturan Bupati Gresik Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2011 Nomor 3);
25. Peraturan Bupati Gresik Nomor 24 Tahun 2014
tentang Standar Akuntansi Berbasis Akrual Pemerintah
Daerah (Berita Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2014
Nomor 181);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN
HIBAH, BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gresik.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Gresik.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Gresik.
6
4. Bupati adalah Bupati Gresik.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Gresik.
6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban
Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban Daerah.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gresik.
8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
Pemerintah Daerah selaku Pengguna Anggaran/Barang.
10. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan
keputusan Bupati dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah
yang mempunyai tugas menyiapkan serta
melaksanakan kebijakan Bupati dalam rangka
penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat
Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
11. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya
disingkat RKA-PPKD adalah Rencana Kerja dan
Anggaran Badan/Dinas/Biro Keuangan/Bagian
Keuangan selaku Bendahara Umum Daerah.
12. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya
disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi program, kegiatan dan
anggaran SKPD.
7
13. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang
selanjutnya disingkat DPA-PPKD merupakan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Badan/Dinas/Biro
Keuangan/Bagian Keuangan selaku Bendahara Umum
Daerah.
14. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang
selanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen
yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh Pengguna
Anggaran.
15. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah atau Pemerintah
Daerah lainnya, Perusahaan Daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
Pemerintah Daerah.
16. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan berupa
uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya
tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan
untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial.
17. Risiko Sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat
menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang
ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis
ekonomi, tekanan psikis, krisis politik, fenomena alam
dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja
Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat
hidup dalam kondisi wajar.
18. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat
NPHD adalah Naskah Perjanjian Hibah yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah antara
Pemerintah Daerah dengan penerima Hibah.
8
19. Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang
dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk
berperan serta dalam pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi
pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
APBD Kabupaten Gresik.
Pasal 3
(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
berupa uang, barang, atau jasa.
(2) Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dapat berupa uang atau barang.
BAB III
HIBAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan Hibah sesuai
kemampuan keuangan Daerah.
(2) Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
urusan wajib dan urusan pilihan kecuali ditentukan
lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
9
(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran
program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi
dan kepentingan daerah dalam mendukung
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk
masyarakat.
(4) Asas keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah keseimbangan distribusi pemberian hibah.
(5) Asas kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan
secara wajar dan proporsional.
(6) Asas rasionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah pemberian hibah harus dapat dinalar dan
diterima oleh akal dan pikiran.
(7) Asas manfaat untuk masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah pemberian hibah
diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
(8) Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memenuhi kriteria paling sedikit :
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. bersifat tidak wajib, tidak mengikat atau tidak
secara terus menerus setiap tahun anggaran sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan;
c. memberikan nilai manfaat bagi pemerintah daerah
dalam mendukung terselenggaranya fungsi
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
dan
d. memenuhi persyaratan penerima Hibah.
Pasal 5
Hibah dapat diberikan kepada:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lainnya;
10
c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah; dan/atau
d. Badan, lembaga, dan Organisasi kemasyarakatan yang
berbadan hukum Indonesia.
Pasal 6
(1) Hibah kepada Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada
Satuan Kerja dari Kementerian/Lembaga Pemerintah
non Kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam
Kabupaten Gresik yang kegiatan dan atau penyediaan
barang dan jasa tidak dibiayai dari APBN.
(2) Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada
Daerah otonom baru hasil pemekaran Daerah
sebagaimana diamanatkan Peraturan Perundang-
undangan.
(3) Hibah kepada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam
rangka untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(4) Hibah kepada Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c diberikan dalam
rangka untuk meneruskan hibah yang diterima
pemerintah daerah dari pemerintah pusat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada
Badan dan Lembaga:
a. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang
dibentuk berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah
memiliki Surat Keterangan Terdaftar yang
diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur
atau Bupati; atau
11
c. yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial
kemasvarakatan berupa kelompok masyarakat/
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat, dan keberadaannya
diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah melalui pengesahan atau penetapan dari
pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja
perangkat daerah terkait sesuai dengan
kewenangannya.
(6) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang
berbadan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf d diberikan kepada organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum
perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan
badan hukum dari kementerian yang membidangi
urusan hukum dan hak asasi manusia sesuai
Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 7
(1) Hibah kepada Badan dan Lembaga pada Pasal 6 ayat (5)
diberikan dengan persyaratan paling sedikit :
a. memiliki kepengurusan yang jelas di Kabupaten
Gresik;
b. memiliki surat keterangan domisili dari lurah/kepala
desa setempat;
c. berkedudukan dalam wilayah administrasi
pemerintah Kabupaten Gresik; dan
d. tidak terjadi konflik internal.
(2) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) diberikan dengan
persyaratan paling sedikit:
a. telah terdaftar pada kementerian yang membidangi
urusan hukum dan hak asasi manusia paling
singkat 3 tahun, kecuali ditentukan lain oleh
Peraturan Perundang-undangan ;
12
b. berkedudukan dalam wilayah administrasi
Kabupaten Gresik;
c. memiliki sekretariat tetap di Kabupaten Gresik; dan
d. tidak Terjadi Konflik Internal
Bagian Kedua
Penganggaran
Pasal 8
(1) Usulan hibah diajukan secara tertulis kepada bupati
dengan dilengkapi proposal.
(2) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. latar belakang, berisi uraian tentang gambaran umum
mengenai fakta-fakta dan permasalahan-
permasalahan yang melatarbelakangi
dilaksanakannya kegiatan dan diajukannya usulan
hibah oleh calon penerima hibah;
b. maksud dan tujuan, berisi uraian tentang maksud
dan tujuan diajukannya permohonan hibah;
c. susunan kepengurusan, diperuntukkan untuk hibah
kepada Badan, lembaga, dan Organisasi
kemasyarakatan, berisi uraian tentang susunan
pengurus calon penerima hibah;
d. domisili sekretariat diperuntukkan untuk hibah
kepada Badan, lembaga, dan Organisasi
kemasyarakatan, berisi tentang keberadaan/alamat
calon penerima hibah;
e. bentuk kegiatan dan Kebutuhan Anggaran berisi
uraian tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan
anggaran yang dibutuhkan oleh calon penerima hibah
apabila hibah yang diajukan berupa uang;
f. jenis dan jumlah barang yang dimohon, berisi uraian
tentang jenis dan jumlah barang yang dimohon oleh
calon penerima hibah apabila hibah yang diajukan
berupa barang;
13
g. jadwal pelaksanaan kegiatan, berisi uraian tentang
waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh calon penerima hibah apabila
hibah yang diajukan berupa uang;
h. tanda tangan dan nama lengkap pimpinan/ketua
calon penerima hibah/penerima kuasa bagi
permohonan hibah yang diajukan oleh kantor
perwakilan/cabang/ranting badan, lembaga dan
organisasi kemasyarakatan serta stempel/cap
pengusul hibah.
(3) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:
a. surat pernyataan permohonan hibah;
b. surat pernyataan tidak pernah mendapatkan hibah
secara terus menerus;
c. surat pernyataan tidak terjadi konflik internal;
d. surat pernyataan bahwa kegiatan yang akan dibiayai
dengan dana hibah belum dilaksanakan;
d. fotocopy dokumen pendirian/pembentukan/Surat
Keterangan Terdaftar/surat Penetapan/pengesahan
status badan hukum calon penerima hibah.
e. fotocopy penunjukan/pengangkatan sebagai
pengurus, dapat berupa akta notaris/keputusan
penunjukan/pengangkatan sebagai pengurus atau
dokumen lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan;
f. rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibuat dan
ditandatangani oleh perusahaan atau perorangan
yang memiliki kompetensi dalam bidang konstruksi,
Apabila kegiatan yang diajukan berupa pekerjaan
konstruksi.
(4) Bupati menunjuk SKPD Penanggungjawab untuk
melakukan evaluasi usulan hibah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
14
(5) Penunjukan SKPD Penanggungjawab untuk melakukan
evaluasi usulan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dikoordinasikan oleh SKPD yang mempunyai
fungsi perencanaan daerah.
(6) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi:
a. memastikan bahwa proposal yang diajukan oleh
calon penerima hibah sesuai dengan ketentuan
sebagaimana yang tercantum pada ayat (2) dan
ayat (3);
b. memastikan badan, lembaga dan organisasi
kemasyarakatan calon penerima hibah telah
berbadan hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan masih aktif;
c. memastikan domisili/alamat sekretariat badan,
lembaga, organisasi kemasyarakatan sebagaimana
tercantum dalam proposal yang diajukan oleh calon
penerima hibah; dan
d. memastikan kesesuaian antara rencana penggunaan
Proposal dengan isi proposal.
(7) Kepala SKPD Penanggungjawab sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) menyampaikan hasil evaluasi berupa
rekomendasi kepada Bupati melalui SKPD yang
mempunyai fungsi perencanaan daerah;
(8) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
berisi keterangan mengenai hal-hal sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), dengan disertai kesimpulan
permohonan hibah dapat disetujui atau tidak disetujui;
(9) SKPD yang mempunyai fungsi perencanaan daerah
selanjutnya menyampaikan kepada TAPD;
(10) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) sesuai dengan
prioritas dan kemampuan keuangan Daerah.
(11) Format Surat Pernyataan permohonan hibah, Surat
Pernyataan tidak pernah mendapatkan hibah secara
terus menerus, format Surat pernyataan tidak terjadi
konflik internal sebagaimana dalam Lampiran I,
Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Bupati ini.
15
Pasal 9
(1) Rekomendasi Kepala SKPD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (7) dan pertimbangan TAPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (10) menjadi