BUPATI BENGKULU SELATAN PERATURAN BUPATI BENGKULU SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HASANUDDIN DAMRAH MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang : Mengingat : a. b. c. 1. 2. 3. bahwa untuk melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129 / Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar pelayanan minimal Rumah Sakit, maka perlu ditindak lanjuti dengan disusunnya standar pelayanan minimal bagi badan pengelola Rumah Sakit Daerah yang akan melaksanakan pola pengelolaan keuangan badan pelayanan umum daerah; bahwa Rumah Sakit sebagai saah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan pada masyarakat yang memiliki peran yang strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bengkulu Selatan tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091); Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); Undang-Undang Nomora 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
79
Embed
BUPATI BENGKULU SELATAN · 5. Pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin Damrah Manna kepada masyarakat yang meliputi pelayanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BUPATI BENGKULU SELATANPERATURAN BUPATI BENGKULU SELATAN
NOMOR 12 TAHUN 2012
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAHHASANUDDIN DAMRAH MANNA
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BENGKULU SELATAN,
Menimbang :
Mengingat :
a.
b.
c.
1.
2.
3.
bahwa untuk melaksanakan Keputusan MenteriKesehatan Republik Indonesia Nomor : 129 / Menkes / SK/ II / 2008 tentang Standar pelayanan minimal RumahSakit, maka perlu ditindak lanjuti dengan disusunnyastandar pelayanan minimal bagi badan pengelola RumahSakit Daerah yang akan melaksanakan pola pengelolaankeuangan badan pelayanan umum daerah;bahwa Rumah Sakit sebagai saah satu sarana kesehatanyang memberikan pelayanan pada masyarakat yangmemiliki peran yang strategis dalam mempercepatpeningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karenaitu Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayananyang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dandapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanBupati Bengkulu Selatan tentang Standar PelayananMinimal Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin DamrahManna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentangPembentukan Daerah Otonom Kabupaten-KabupatenDalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Selatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor55, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1091);Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentangPembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);Undang-Undang Nomora 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355)Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844) ;Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4438)Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang PelayananPublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5038);Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor144, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5063);Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang RumahSakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5072);Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4502);Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 54, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737 );Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/PMK. 02/2006tentang Kewenangan Pengadan Barang/Jasa pada BadanLayanan Umum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
16.
17.
18.
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan PenetapanStandar Pelayanan Minimal;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum Daerah;Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007tentang Pedoman Penyusunan Rencana PencapaianStandar Pelayanan Minimal;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANANMINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HASANUDDINDAMRAH MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :1. Kabupaten adalah Kabupaten Bengkulu Selatan2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan3. Bupati adalah Bupati Bengkulu Selatan4. Rumah Sakit Umum Daerah adalah Rumah Sakit Umum daerah
Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu Selatan yang selanjutnyadisingkat RSUD Hasanuddin Damrah Manna
5. Pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan oleh Rumah SakitUmum Daerah Hasanuddin Damrah Manna kepada masyarakat yangmeliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan pelayananadministrasi manajemen.
6. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutupelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhakdiperoleh setiap warga secara minimal atau ketentuan tentang spesifikasiteknis tentang tolak ukur layanan minimal yang diberikan oleh Rumah SakitUmum Daerah Hasanuddin Damrah Manna kepada masyarakat, yangselanjutnya disingkat SPM.
7. Badan Layanan Umum Daerah adalah Badan Layanan Umum DaerahKabupaten Bengkulu Selatan yang selanjutnya disingkat BLUD.
8. Pola Pengelolaan Keuangan adalah Pola Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang selanjutnyadisingkat PPK-BLUD.
9. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh rumahsakit kepada masyarakat.
10. Mutu Pelayanan Kesehat adalah kinerja yang menunjuk pada tingkatkesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkankepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-ratapenduduk, serta pihak lain, tata penyelenggaraan sesuai dengan standarkode etik profesi yang telah ditetapkan.
11. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaianterhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi,
keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan,kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasr standar WHO.
12. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatuorganisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan ataubarang kepada pelanggan.
13. Indikator Kinerja adaah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasikeadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadapperubahan yang terjadi dari waktu kewaktu atau tolak ukur prestasikuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk megukur terjadinya perubahanterhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
14. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengansesuatu yang harus dicapai.
15. Definisi Operasional adalah uraian yang dimaksudkan untuk menjelaskanpengertian dari indikator.
16. Frekuensi Pengumpulan Data adalah frekuensi pengambilan data darisumber data untuk tiap indikator.
17. Periode Analis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indkatorkinerja yang dikumpulkan.
18. Pembilang (numerator) adaah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumusindikator kinerja.
19. Penyebut (denumerator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumusindikator kinerja.
20. Target atau Nilai adalah ukuran mutu atau kinerja yang diharapkan biasdicapai.
21. Sumber Data adalah sumber bahan nyata atau keterangan yang dapatdijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Standar Pelayanan Minimal dimaksudkan untuk panduan bagi Rumah SakitUmum Daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan,pengendalian, pengawasan, dan pertanggngjawaban penyelengaraan StandarPelayanan Minimal Rumah Sakit.
(2) Standar Pelayanan Minimal bertujuan untuk meningkatkan dan menjaminmutu pelayanan kepada masyarakat.
BAB IIIJENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR, BATAS WAKTU PENCAPAIAN DAN
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMALBagian Kesatu
Jenis Pelayanan
Pasal 3
(1) Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanankesehatan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan(rehabilitatif), yang dilksanakan secara terpadu dengan upaya pencegahan(preventif), peningkatan (promotif) serta upaya rujukan.
(2) Jenis pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah, meliputi :
a. Pelayanan Gawat Darurat;b. Pelayanan Rawat jalan;c. Pelayanan Rawat Inap;d. Pelayanan Bedah Sentral;e. Pelayanan Persalinan, KIA dan KB, Perinatologif. Pelayanan Intensif;g. Pelayanan Radiologi;h. Pelayanan Laboratorium;i. Pelayanan Rehabilitasi Medik;j. Pelayanan Farmasi;k. Pelayanan Gizi;l. Pelayanan Bank Darah;m. Pelayanan Keluarga Miskin;n. Pelayanan Rekam Medi;o. Pengelolaan Limbah;p. Pelayanan Administrasi dan Manajemen;q. Pelayanan Ambulance;r. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah;s. Pelayanan Loundry;t. Pelayanan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit;u. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)v. Pelayanan Keamanan
Bagian KeduaIndikator, Standar (Nilai), Batas Waktu Pencapaian
Dan Uraian Standar Pelayanan Minimal
Pasal 4
(1) Indikator, Standar (Nilai), Batas Waktu Pencapaian sebagaimana tercantumdalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan PeraturanBupati ini.
(2) Uraian Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerahsebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IVPELAKSANAAN
Pasal 5
(1) Rumah Sakit Umum Daerah yang menerapkan Pola PPK BLUD wajibmelaksanakan pelayanan berdasarkan Stadar Pelayanan Minimal dalamPeraturan Bupati ini.
(2) Direktur atau Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah bertaganggung jawabdalam penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai StandarPelayanan Minimal yang ditetapkan dalam peraturan Bupati ini.
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimaldilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Rumah Sakit Umum Daerah Paling lambat 1 (satu) tahun menyusunRencana Pancapaian Standar Pelayanan Minimal.
Pasal 6
(1) Direktur atau Pimpinan Rumah Sakit menyusun rencana bisnis anggaran,target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan tahunanrumah sakit yang dipimpinnya berdasarkan Standar Pelayanan Minimal.
(2) Setiap unit kerja pelayanan dan administrasi manajemen Rumah Sakitmenyusun rencana anggaran, target, serta upaya dan pelaksanaanpeningkatan mutu pelayanan tahunan rumah sakit yang dipimpinnyaberdasarkan Standar Pelayanan Minimal.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan, menyelenggarakan pelayanan yang menjaditugasnya sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.
BAB VPEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian kesatuPembinaan
Pasal 7
(1) Pembinaan Rumah Sakit Umum Daerah yang menerapkan Pola PengelolaKeuangan Badan Layanan Umum Daerah dilakukan oleh Bupati melaluiSekretaris Daerah.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa fasilitasi,pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikandan latihan atau bantuan teknis lainnya yang mencakup:a. Perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai
Standar Pelayanan Minimal;b. Penyusunan rencana pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan
penetapana target tahunan pencapaian Standar Pelayanan Minimal;c. Penilaian prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimal; dand. Pelaporan pretasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Bagian keduaPengawasan
Pasal 8
(1) Pengawasan operasional dilakukan oleh Pengawas Internal.(2) Pengawas Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan
langsung dibawah Direktur atau Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah.
Pasal 9
(1) Pengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) bersama-sama jajaran manajemen Rumah Sakit Umum Daerah menciptakan danmeningkatkan pengendalian internal.
(2) Fungsi pengendalian internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)membantu manajemen dalam hal tercapainya prestasi kerja agar sesuaidengan Standar Pelayanan Minimal.
Pasal 10
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap Rumah Sakit selain dilakukan olehpejabat pembina dan pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal8 dan Pasal 9 dilakukan juga oleh dewan pengawas sesuai dengan peraturandan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang yangbertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Badan LayananUmum Daerah.
BAB VIPENUTUP
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bengkuluselatan.
Ditetapkan di MannaPada tanggal 2012BUPATI BENGKULU SELATAN
H. RESKAN. E. AWALUDDINDiundangkan di MannaPada tanggal 2012
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN BENGKULU SELATAN,
H. ZAINAL ABIDIN MERAHLI
BERITA DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2012 NOMOR......
LAMPIRAN IPERATURAN BUPATI BENGKULU SELATANNOMOR : TAHUN2012TENTANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAHSAKIT UMUM DAERAH HASANUDDINDAMRAH KABUPATEN BENGKULUSELATAN
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR (NILAI) DAN BATAS WAKTUPENCAPAIAN
1. Audit Medik Paripurnaatas Penangananpenyakit dan TindakanMedik.
1. Minimal 1(satu)Lap/tahun
1 Tahun
BUPATI BENGKULU SELATAN
H. RESKAN. E. AWALUDDIN
LAMPIRAN IIPERATURAN BUPATI BENGKULU SELATANNOMOR : TAHUN2012TENTANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAHSAKIT UMUM DAERAH HASANUDDINDAMRAH KABUPATEN BENGKULUSELATAN
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
KABUPATEN BENGKULU SLATAN
1. Penyediaan Sumber Daya
1.1. Penyediaan Peralatan
1.1.1. Kelengkapan Alat Medik
Judul Kelengkapan Peralatan di setiap Instalasi dan Unit
Pelayanan
Dimensi Mutu Manajemen
Tujuan Untuk menilai sampai sejauhmana manajemen berhasil
memenuhi kelengkapan Minimum peralatan medik pada
masing-masing unit pelayanan
Definisi
Operasional
Kelengkapan alat medik merupakan hal yang harus
dipenuhi manajemen dalam menunjang pelayanan yang
lengkap kepada pasien
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap akhir tahun
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah peralatan yang ada
Denomerator Jumlah Peralatan sesuai standar
Sumber Data Daftar Inventaris
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/unit Pelayanan
1.1.2. Kelayakan Peralatan dengan Kondisi Baik
Judul Kondisi Peralatan yang baik di setiap Instalasi dan Unit
Pelayanan
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk menilai sampai sejauhmana manajemen berhasil
memenuhi kelayakan peralatan medis pada masing-
masing unit pelayanan.
Definisi
Operasional
Kondisi peralatan yang layak merupakan syarat dapat
dilaksanakannya tindakan medik secara sempurna
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap akhir tahun
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah peralatan dengan kondisi baik
Denomerator Jumlah Peralatan yang ada
Sumber Data Daftar Inventaris
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit Pelayanan
1.1.3. Kelayakan Peralatan Dengan Pemenuhan Kalibrasi
Judul Pemenuhan kalibrasi Peralatan di setiap Instalasi dan
Unit Pelayanan
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk menilai sampai sejauhmana manajemen berhasil
memenuhi kelayakan peralatan medis pada masing-
masing unit pelayanan.
Definisi
Operasional
Kalibrasi merupakan syarat untuk menjamin bahwa
peralatan medik dapat diandalkan dalam pelaksanaan
tindakan medic
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap akhir tahun
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah peralatan yang yang mempunyai sertifikat
kalibrasi
Denomerator Jumlah Peralatan yang wajib kalibrasi
Sumber Data Daftar Inventaris
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit Pelayanan
1.2. Penyediaan Ruangan
1.2.1. Kapasitas setiap jenis ruangan yang harus ada
Judul Ketersediaan Ruangan Pelayanan Rumah Sakit
Dimensi Mutu Manajemen
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana Rumah Sakit
berhasil memenuhi ketersedian ruangan
Definisi
Operasional
Tersedianya ruang yang memadai akan menjamin
kenyamanan baik dokter, perawat maupun pasien
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap akhir tahun
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator luas(m2) ruangan yang ada
Denomerator luas(m2) ruangan yang seharusnya
Sumber Data Daftar Inventaris Gedung
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit Pelayanan
1.3. Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
1.3.1. Ketersediaan SDM
Judul Ketersediaan SDM Pelayanan Rumah Sakit
Dimensi Mutu Manajemen
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana Rumah Sakit
berhasil memenuhi ketersedian tenaga Medik dan
Paramedik
Definisi
Operasional
Ketersediaan tenaga medik dan paramedic akan
menjamin tertanganinya tindakan medik oleh tenaga yang
kompeten dan professional
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap akhir tahun
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah tenaga medik dan paramedik yang ada
Denomerator Jumlah tenaga medik dan paramedik sesuai standar
Sumber Data Daftar Pegawai
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit Pelayanan
2. Pemanfaatan Sumber Daya
2. 1. Pemanfaatan Alat Diagnosis
2.1. 1. Pemanfaatan Alat Laboratorium
Judul Pemanfaatan Alat Laboratorium
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas laboratorium Rumah sakit untuk
tujuan Diagnosa.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Surat pengantar/rujukan laboratorium yang
ditujukan ke Laboratorium RSUD-HD
Denomerator Jumlah Surat pengantar/rujukan laboratorium yang
diberikan kepada pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.1. 2. Pemanfaatan Alat Radiologi
Judul Pemanfaatan Alat Radologi
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas radiologi Rumah sakit untuk
tujuan Diagnosa.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Surat pengantar/rujukan radiologi yang
ditujukan ke radiologi RSUD-HD
Denomerator Jumlah Surat pengantar/rujukan radiologi yang
diberikan kepada pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.1. 3. Pemanfaatan Instalasi Farmasi
Judul Pemanfaatan Instalasi Farmasi
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas Instalasi Farmasi Rumah sakit.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah resep yang ditujukan ke Instalasi Farmasi RSUD-
HD
Denomerator Jumlah resep yang diberikan kepada pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.1. 4. Pemanfaatan Alat Elektromedik
Judul Pemanfaatan Alat Elektromedik
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas Alat Elektromedik Rumah sakit
untuk tujuan diagnosa.
Definisi Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
Operasional merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Rujukan elektromedik yang ditujukan ke ins.
elektromedik RSUD-HD
Denomerator Jumlah rujukan elektromedik yang diberikan kepada
pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2. 2. Pemanfaatan Alat Tindakan Medik2.2.1. Pemanfaatan Alat Hemodialisa
Judul Pemanfaatan Alat Hemodialisa
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas Alat Hemodialisa Rumah sakit
untuk tujuan tindakan medik.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Rujukan hemodialisa yang ditujukan ke ins.
hemodialisa RSUD-HD
Denomerator Jumlah rujukan hemodialisa yang diberikan kepada
pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.2.2. Pemanfaatan Instalasi Bedah Sentral
Judul Pemanfaatan Instalasi. Bedah Sentral
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas Instalasi. Bedah Sentral Rumah
sakit untuk tujuan tindakan medik.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Rujukan bedah sentral yang ditujukan ke ins.
Bedah Sentral RSUD-HD
Denomerator Jumlah rujukan bedah sentral yang diberikan kepada
pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.2.3. Pemanfaatan layanan RSUD-HD Rawat Inap
Judul Pemanfaatan layanan RSUD-HD Rawat Inap
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas layanan RSUD-HD (Rawat inap
dan bedah)
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Rujukan dari Irja dan IGD ke RSUD-HD atas
pelayanan RS Rawat Inap
Denomerator Jumlah Rujukan atas pelayanan inap yang diberikan
kepada pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
2.2.4. Pemanfaatan Alat Rehabilitasi Medik
Judul Pemanfaatan Alat Rehabilitasi Medik
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Untuk menilai sampai sejauh mana unit layanan
memanfaatkan fasilitas Alat Rehabilitasi Medik Rumah
sakit untuk tujuan tindakan medik.
Definisi
Operasional
Memanfaatkan fasilitas yang ada di Rumah sakit
merupakan wujud dari pengadaan yang optimal
Frekuensi
Pengumpulan Data
Bulanan
Periode Analisa 1 tahun sekali
Numerator Jumlah Rujukan Rehabilitasi Medik yang ditujukan ke
Ins. Rehabilitasi Medik RSUD-HD
Denomerator Jumlah rujukan Rehabilitasi Medik yang diberikan
kepada pasien
Sumber Data Catatan rujukan di unit layanan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Masing-masing Kepala Instalasi/Unit layanan
3. Mutu Pelayanan
3. 1. Pengukuran Mutu Profesionalisme Penanganan Penyakit dan TindakanMedik
Judul Penanganan penyakit dan Tindakan Medik
Dimensi Mutu Profesionalisme
Tujuan Tergambarnya Kepatuhan Rumah Sakit dalam
memberikan prosedur penanganan penyakit dan tindakan
medic
Definisi
Operasional
Penanganan penyakit dan tindakan medik harus sesuai
dengan Pedoman Diagnosis dan Therapy yang telah
ditetapkan oleh Komite Medik
Frekuensi
Pengumpulan Data
Satu tahun
Periode Analisa Satu tahun sekali
Numerator Jumlah laporan hasil audit paripurna oleh komite medik
pada suatu penanganan penyakit atau tindakan medik
Denomerator Tidak ada
Sumber Data Rekam Medik
Standar 1 laporan setiap tahun
Penanggung jawab
pengumpul data
Ketua Komite Medik
3. 2. Pengukuran Mutu Pelayanan Instalasi dan Unit
3.2.1. Pelayanan Gawat Darurat
3.2.1.1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan Gawat Darurat
Definisi
Operasional
Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia
dengan urutan Airway, Breath, Circulation
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life
saving di Gawat Darurat
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang datang ke Gawat Darurat
yang membutuhkan pelayanan life saving
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3.2.1.2. Jam buka pelayanan gawat darurat
Judul Jam buka pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya pelayanan Gawat Darurat 24 jam di setiap
Rumah Sakit
Definisi
Operasional
Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap
memberikan pelayanan selama 24 jam penuh
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu
bulan
Denomerator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber Data Laporan Bulanan
Standar 24 jam
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3.2.1.3. Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Judul Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga
kompeten dalam bidang kegawatdaruratan
Definisi
Operasional
Tenaga Kompeten pada Gawat Darurat adalah tenaga yang
sudah memiliki sertifikat pelatihan
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Denomerator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan
kegawatdaruratan
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
3.2.1.4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Judul Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiagaan Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan
penanggulangan bencana
Definisi
Operasional
Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk
di rumah sakit dengan tujuan untuk memberikan
pertolongan klinis dalam penanggulangan akibat bencana
alam yang terjadi
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiga bulan sekali
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tim penanggulangan bencana yang ada di Rumah
Sakit
Denomerator Tidak ada
Sumber Data Instalasi Gawat Darurat
Standar Satu Tim
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3.2.1.5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsive dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi
Operasional
Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah
sejak pasien itu datang sampai mendapat pelayanan
dokter
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak
kedatangan semua pasien yang dismpling secara acak
sampai dilayani dokter
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang dismpling (minimal n=50)
Sumber Data Sample
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien dating
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia
Mutu
3.2.1.6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan Gawat Darurat yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi
Operasional
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien
Gawat Darurat yang disurvey
Denomerator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang disurvey
(minimal n=50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 70%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia
Mutu
3.2.1.7. Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien Gawat Darurat
Definisi
Operasional
Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam
periode 24 jam sejak pasien datang
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiga bulan
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam
sejak pasien datang
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik
Standar ≤ 2 perseribu
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3.2.1.8. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
Judul Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan
mampu segera memberikan pertolongan pada pasien
Gawat Darurat
Definisi
Operasional
Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak
Rumah Sakit sebagai jaminan terhadap pertolongan
medis yang diberikan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiga bulan
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien Gawat Darurat yang tidak membayar uang
muka.
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber Data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3.2.2. Pelayanan Rawat Jalan
3.2.2.1. Pemberi pelayanan di klinik spesialis
Judul Pemberi pelayanan di klinik spesialis
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang
kompeten
Definisi
Operasional
Klnik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di
Rumah Sakit yang dilayani oleh dokter spesialis. (untuk
rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDS
sesuai dengan special privilege yang diberikan)
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang dilayani oleh
dokter spesialis dalam waktu satu bulan
Denomerator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam satu
bulan
Sumber Data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan
3.2.2.2. Ketersediaan pelayanan Rawat Jalan
Judul Ketersediaan pelayanan Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang
minimal harus ada di Rumah Sakit.
Definisi
Operasional
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan rawat jalan
spesialistik yang dilaksanakan di Rumah Sakit.
Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumah sakit
khusus disesuaikan dengan spesifikasi Rumah Sakit
tersebut.
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada
(kualitatif)
Denomerator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan, dan
bedah
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan.
3.2.2.3. Buka pelayanan sesuai ketentuan
Judul Buka pelayanan sesuai ketentuan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari
kerja di setiap Rumah Sakit
Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan
rawat jalan oleh tenaga spesialis. Jam buka 08.00 s.d.
13.00 setiap hari kerja kecuali Jum’at
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan spesialistik yang
buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
Denomerator Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik
dalam satu bulan
Sumber Data Register rawat jalan
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan
3.2.2.4. Waktu tunggu di Rawat Jalan
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersdianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari
kerja di setiap Rumah Sakit yang mudah dan cepat
diakses oleh pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pasien mendaftar sampai tersebut dilayani oleh dokter
spesialis
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvey
Denomerator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Sumber Data Survey pasien rawat jalan
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan/Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.2.5. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan Rawat Jalan yang mampu
memberikan kepuasan pelanggan
Definisi
Operasional
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien
Rawat Jalan yang disurvey
Denomerator Jumlah seluruh pasien Rawat Jalan yang disurvey
(minimal n=50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 90%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia
Mutu
3.2.2.6. Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Judul Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis
TB
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
Definisi Operasional Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis
pada pasien rawat jalan
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan
Denomerator Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan
Sumber Data Rekam Medik
Standar 60%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan
3.2.2.7. Kegiatan Pencatatan dan pelaporan Tubercullosis (TB) di Rumah Sakit
Judul Kegiatan Pencatatan dan pelaporan Tubercullosis (TB)
di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di
Rumah Sakit
Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang
berobat rawat jalan ke RUmah Sakit
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan
dilaporkan
Denomerator Seluruh kasus TB rawat jalan di Rumah Sakit
Sumber Data Rekam Medik
Standar 60%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Jalan
3.2.3. Pelayanan Rawat Inap
3.2.3.1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan dengan penyulit oleh
tenaga yang kompeten
Definisi
Operasional
Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah
Tim PONEK yang terdiri dari dokter Sp.OG, dengan
dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih
Penyulit dalam persalinan antara lain meliputi partus
lama, ketuban pecah dini, kelainan letak janin, berat
badan janin diperkirakan kurang dari 2500 gr, kelainan
panggul, perdarahan ante partum, eklampsia dan
preklampsia berat, talipusat menumbung
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan dan
Tujuan Tersedianya pelyanan rawat inap yang terkoordinasi
untuk menjamin kesinambungan pelayanan
Definisi
Operasional
Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap
sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai
dokter sebagai penanggung jawab
Denomerator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medic
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi rawat inap
3.2.3.3. Ketersediaan pelayanan Rawat Inap
Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal
harus ada di rumah sakit
Definisi
Operasional
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit
yang diberikan kepada pasien tirah baring di rumah
sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan
spesifikasi rumah sakit tersebut
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis-jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada
(kualitatif)
Denomerator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan,
dan bedah (kecuali rumah sakit khusus sesuai dengan
spesifikasi rumah sakit tersebut)
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap
3.2.3.4. Jam visite dokter spesialis
Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap
ketepatan waktu pemberian pelayanan
Definisi
Operasional
Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis
setiap hari kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada
setiap pasien yang menjadi tanggung jawabnya, yang
dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai
dengan 14.00 yang disurvei
Denomerator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
Sumber Data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu
3.2.3.5. Kejadian infeksi pasca oerasi
Judul Kejadian infeksi pasca operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca
operasi yang bersih sesuai standar
Definisi
Operasional
Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial
pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang
dilaksanakan di Rumah Sakit dan ditandai oleh rasa
panas (kalor), kemerhan (color), pengerasan (tumor), dan
keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan
Periode Analisa Tiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi
dlaam satu bulan
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 1,5%
Penanggung jawab
pengumpul data
Ketua Komite Medik/Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.3.6. angka kejadian infeksi nosokomial
Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial
rumahsakit
Definisi
Operasional
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh
pasien yang diperoleh selama dirawat di rumah sakit
yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi
luka operasi
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan
Periode Analisa Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi
nosokomial dalam satu bulan
Denomerator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤ 1,5%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap/Komite Medik/Panitia Mutu
3.2.3.7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi
pasien
Definisi
Operasional
Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh
selama dirawat baik akibat jatuh dari tempat tidur, di
kamar mandi, dsb. Yang berakibat kecacatan atau
kematian
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan
Periode Analisa Tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi
jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau
kematian
Denomerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam Medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap
3.2.3.8. Kematian pasien > 48 jam
Judul Kematian pasien > 48 jam
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah
sakit yang aman dan efektif
Definisi
Operasional
Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi
sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk
rumah sakit
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
dalam satu bulan
Denomerator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 0,24% ≤ 2,4/1000 (international) (NDR ≤ 25/1000,
Indonesia)
Penanggung jawab
pengumpul data
Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.3.9. Kejadian pulang paksa
Judul Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektifitas
pelayanan rumahsakit
Definisi
Operasional
Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien
atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang
oleh dokter
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 5%
Penanggung jawab
pengumpul data
Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.3.10. Kepuasan pelanggan rawat inap
Judul Kepuasan pelanggan rawat inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu
pelayanan rawat inap
Definisi
Operasional
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
Denomerator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal = 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 90%
Penanggung jawab
pengumpul data
Ketua Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.3.11. Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Judul Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui periksaan
mikroskopis TB
Definisi
Operasional
Penegakan diagnosis TB melalui periksaan mikroskopis
pada pasien rawat inap
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB di RS dalam 3 bulan
Denomerator Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan
Sumber Data Rekam Medik
Standar 60%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap
3.2.3.12. Kegiatan Pencatatan dan pelaporan Tuberculosis (TB) di Rumah Sakit
Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di
rumah sakit
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di rumah
sakit
Definisi
Operasional
Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat
rawat inap ke rumah sakit
Frekuensi
Pengumpulan Data
3 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat inap yang dicatat dan
dilaporkan
Denomerator Seluruh kasus TB rawat inap di rumah sakit
Sumber Data Rekam Medik
Standar 60%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap
3.2.4. Pelayanan Bedah
3.2.4.1. Waktu tunggu operasi efektif
Judul Waktu tungu operasi efektif
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan
bedah
Definisi
Operasional
Waktu tunggu operasi efektif adalah tenggang waktu
mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana
sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana
dari seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 2 hari
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral
3.2.4.2. Kejadian kematian di meja operasi
Judul Kejadian kematian di meja operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan
anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi
Operasional
Kematian di meja operasi adalah kematian yang terjadi di
atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang
diakibatkan oleh tindakan anestesi maupun tindakan
pembedahan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan dan sentinel event
Periode Analisa Tiap bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang meninggal di meja operasi dalam
satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis, Laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 1%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral/Komite Medis
3.2.4.3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah sentral terhadap keselamatan pasien
Definisi
Operasional
Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya
dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam
waktu satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam Medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi bedah Sentral/Komite Medis
3.2.4.4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah sentral terhadap keselamatan pasien
Definisi
Operasional
Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada orang yang salah
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah operasi salah orang dalam waktu satu
bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam Medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral/Komite Medis
3.2.4.5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dan
kesesuaian tindakan operasi dengan rencana yang telah
ditetapkan
Definisi
Operasional
Kejadian salah tindakan pada operasi adalah kejadian
pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
dikurangi jumlah pasien yang mengalami salah tindakan
operasi dalam satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral/Komite Medis
3.2.4.6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada
tubuh pasien setelah operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya ketelitian dan kecermatan dokter
bedah dalam melaksanakan tindakan operasi
Definisi
Operasional
Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan
operasi dalam tubuh pasien akibat suatu tindakan
pembedahan
Frekuensi
Pengumpulan
Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing
dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral/Komite Medis
3.2.4.7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi dan salah
penempatan endotracheal tube
Judul Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi
dan salah penempatan endotracheal tube
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan anestesi dan
monitoring pasien selama proses pembedahan
berlangsung
Definisi
Operasional
Komplikasi anestesi adalah kejadian yang tidak
diharapkan sebagai akibat komplikasi anestesi antara
lain karena overdosis, reaksi anestesi dan salah
penempatan endotracheal tube
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan dan sentinel event
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasi anestesi
dalam satu bulan
Denomerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 6%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Bedah Sentral/Komite Medis
3.2.5. Pelayanan Persalinan dan Perinatologi
3.2.5.1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap
pelayanan kasus persalinan
DefinisiOperasional
Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karenapendarahan, pre eklampsia, eklampsia, dan sepsis.Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saatkehamilan semua skala persalinan dan nifas.Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi padakehamilan trimester kedua, pre-eklampsia dan eklampsiamerupakan kumpulan dua dari tiga tanda, yaitu:Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolic > 110mmHgProtein uria > 5 gr/24 jam 3+/4+ pada pemeriksaankualitatifOedem tungkaiEklampsia adalah tanda pre-eklampsi yang disertaikejang dan penurunan kesadaran.Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibatpenanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidakditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Tiap bulan
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia, sepsis (masing-masing
penyebab)
Denomerator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis
Sumber Data Rekam Medis Rumah Sakit
Standar Pendarahan ≤1%, pre-eklampsia ≤ 30%, sepsis ≤ 0,2%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Mutu
3.2.5.2. Pemberi pelayanan persalinan normal
Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga
yang kompeten
Definisi
Operasional
Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter
Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal)
dan bidan yang memberikan pertolongan persalinan
normal
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum terlatih
(asuhan persalinan normal) dan bidan yang memberikan
pertolongan persalinan normal
Denomerator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan
persalinan normal
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Mutu
3.2.5.3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Judul Pemberi pelayanan di Rawat Inap
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang
kompeten
Definisi
Operasional
Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga
perawat yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi
Pengumpulan
Data
6 bulan
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi
pelayanan di ruang rawat inap yang sesuai dengan
ketentuan
Denomerator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas
di rawat inap
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung
jawab
pengumpul data
Kepala Instalasi Rawat Inap
3.2.5.4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan
operasi oleh tenaga yang kompeten
Definisi
Operasional
Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
adalah dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter
anestesi
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak ,
dokter spesialis anestesi yang memberikan pertolongan
persalinan dengan tindakan operasi
Denomerator Jumlah seluruh tenaga dokter yang melayani persalinan
dengan tindakan operasi
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Mutu
3.2.5.5. Kemampuan menangani BBLR 1500 - gr 2500gr
Judul Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam
menangani BBLR
Definisi
Operasional
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat 1500 gr –
2500 gr
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani
Denomerator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang ditangani
Sumber Data Rekam Medis
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Medik/Komite Mutu
3.2.5.6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Judul Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Dimensi Mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit
yang sesuai dengan indikasi dan efisien
Definisi
Operasional
Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui
pembedahan abdominal baik elektif maupun emergensi
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan
Denomerator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 20%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Mutu
3.2.5.7. Keluarga Berencana
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi Mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi
Operasional
Keluarga berencana yang menggunakan metode operasi
pada alat reproduksi
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis pelayanan KB mantap
Denomerator Jumlah peserta KB
Sumber Data Rekam Medik dan Laporan KB rumah sakit
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Direktur Pelayanan Medik
3.2.5.8. Konseling KB Mantap
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi Mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi
Operasional
Proses konsultasi antara pasien dengan bidan untuk
mendapatkan pilihan pelayanan KB mantap yang sesuai
dengan status kesehatan pasien
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap
Denomerator Laporan peserta konseling KB mantap
Sumber Data Laporan unit layanan KB
Standar 100%
Penanggung jawab
pengumpul data
Direktur Pelayanan Medik
3.2.5.9. Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
persalinan
Definisi
Operasional
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
pelanggan terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien
yang disurvei (dalam prosen)
Denomerator Jumlah total pasien yang disurvey (n minimal 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 80%
Penanggung jawab
pengumpul data
Kepala Komite Mutu/Tim Mutu
3.2.6. Pelayanan Intensif
3.2.6.1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam
Judul Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif
dengan kasus yang sama < 72 jam
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi
Operasional
Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat
inap dengan kasus yang sama < 72 jam
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif
dengan kasus yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denomerator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif
selama 1 bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 3%
Penanggung jawab
pengumpul data
Komite Medik/Mutu
3.2.6.2. Pemberi pelayanan unit intensif
Judul Pemberi pelayanan unit intensif
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersdianya pelayanan intensif tenaga yang kompeten
Definisi
Operasional
Pemberi pelayanan intensif adalah dokter Sp.An dan
dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani,
Perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara
Frekuensi
Pengumpulan Data
1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang sesuai
dengan kasus yang ditangani, Perawat D3 dengan
sertifikat perawat mahir ICU/setara yang melayani
pelayanan perawatan intensif
Denomerator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang