Top Banner
Buletin EDISI 3 TOPIK DI EDISI INI Anggota Baru Partnership h.4 Pelatihan Baru Lahirkan Kepercayaan Diri h.8
13

Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Mar 20, 2019

Download

Documents

duongthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

BuletinEDISI 3

TOPIK DI EDISI INI

Anggota BaruPartnership h.4

PelatihanBaru LahirkanKepercayaan Diri h.8

Page 2: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Buletin Partnership merupakan publikasi utama dari KemitraanIndonesia-Australia untuk Ketahanan Pangan di Sektor DagingMerah dan Sapi (Partnership). Buletin diterbitkan dalam BahasaInggris dan Bahasa Indonesia dan membantu membangun perhatianakan pekerjaan dan pencapaian Partnership.

Publikasi ini tersedia secara gratis di redmeatcattlepartnership.org

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Advisory and Support Group(ASG) Partnership: [email protected]© Persemakmuran Australia 2018

Kepemilikan atas hak kekayaan intelektualKecuali dinyatakan lain, hak cipta (dan hak kekayaan intelektuallainnya, jika ada) dalam publikasi ini dimiliki oleh PersemakmuranAustralia (disebut sebagai Persemakmuran).

Lisensi Creative CommonsSemua materi dalam publikasi ini dilisensikan di bawah LisensiCreative Commons Attribution 3.0 Australia, kecuali konten yangdisediakan oleh pihak ketiga, logo, dan Lambang Persemakmuran.

Selamat datang di edisi ketiga buletinIndonesia Australia Partnership on FoodSecurity in the Red Meat and Cattle Sector(the Partnership).

Dengan suka cita, kami mengabarkan bahwa Partnership telahmencapai titik tengah perjalanan. Hingga saat ini, kami telahmelatih lebih dari 252 masyarakat Indonesia melalui kursussingkat, dari produsen, prosesor hingga pembuat kebijakan.Kami juga telah mengembangkan Pedoman Praktik Terbaikuntuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikanPenilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7 mitra programIndonesia Australia Commercial Cattle Breeding (IACCB) yangmenunjukkan mereka menuju keberlanjutan komersial.

Di tahun 2018, Partnership meluncurkan situs online danakun sosial media sebagai kanal baru untuk menghubungkandan membagi informasi dengan pemangku kepentingan danpublik. Kami ingin mendorong Anda untuk mengunjungi situsPartnership (www.redmeatcattlepartnership.org), serta lamanFacebook dan Twitter kami (@IAredmeatcattle).

Kami mengucapkan selamat datang bagi anggota baru dalamkeluarga Partnership. Australia telah menunjuk tiga anggotanon-pemerintah, yakni Mr David Foote dari Australian CountryChoice; Mr Troy Setter dari Consolidated Pastoral Company;dan Ms Liz Ritchie dari Regional Australia Institute. Sementaraitu, Indonesia menunjuk anggota baru pemerintah, yaitu BpkAchmad Sigit Dwiwahjono, Plt Direktur Jenderal Industri Agro,Kementerian Perindustrian.

Buletin ini bertujuan untuk menampilkan beberapa aktivitasPartnership di tahun 2018 dengan fokus pada pembiakan sapi.Dalam edisi ini, Anda akan mempelajari tentang pelatihan baruPartnership untuk pembiakan sapi komersial dan bagaimanapembiakan sapi dapat diintegrasikan dengan aktivitas di dalamperkebunan sawit. Peristiwa menarik lainnya ialah simposiumtahunan untuk pembiakan sapi yang diadakan oleh Partnership,acara yang terus menjadi wadah penting bagi inovasi danpeluang berinvestasi dalam pembiakan sapi.

Sejak terbitnya buletin kami yang terakhir, Partnership telahmenerbitkan tiga laporan perkembangan. Laporan pertamamengevaluasi hal-hal yang dibutuhkan untuk mendirikankawasan berikat pengolahan daging sapi di Indonesia. Laporantersebut menjabarkan dengan detail kelayakan kawasanberikat sebagai salah satu cara untuk memperbaiki produksi,pengolahan dan ekspor dalam industri daging sapi di Indonesia.

Lisensi Creative Commons Attribution 3.0 Australia adalahperjanjian lisensi dengan format standar yang memungkinkanAnda untuk menyalin, mendistribusikan, menyebarkan, danmengadaptasi publikasi ini asalkan Anda diizinkan untuk melakukanpekerjaan tersebut. Ringkasan syarat-syarat lisensi tersedia dicreativecommons.org/ licenses/by/3.0/au/deed.en. Syarat-syaratlisensi lengkap tersedia di creativecommons.org/licenses/by/3.0/au/legalcode.

Pertanyaan tentang lisensi dan penggunaan dokumen ini harusdikirim ke [email protected].

Katalogisasi dataPublikasi ini (dan materi yang bersumber dari materi ini) harusdikaitkan sebagai: Buletin Partnership – Edisi 3, Desember 2018,Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air, Canberra. CC BY 3.0.

Publikasi ini juga tersedia diagriculture.gov.au/publications.

Departemen Pertanian dan Sumber Daya AirAlamat pos GPO Box 858 Canberra ACT 2601Telepon 1800 900 090Web agriculture.gov.au

Pemerintah Australia yang bertindak melalui Departemen Pertaniandan Sumber Daya Air telah berupaya sebaik mungkin untukmenyiapkan dan menyusun informasi dan data dalam publikasi ini.Meskipun demikian, Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air,para pegawai, dan penasihatnya menafikan semua tanggung jawab,termasuk tanggung jawab atas kelalaian dan kerugian, kerusakan,cedera, pengeluaran, atau biaya yang diderita oleh siapa punsebagai akibat dari mengakses, menggunakan, atau mengandalkaninformasi atau data dalam publikasi ini sejauh diizinkan olehundang-undang.

EDISI INIPengantar

Anggota Baru Partnership

Kunjungan Lapangan Fokuskan Peluang Kolaborasi

Pelatihan Baru Lahirkan Kepercayaan Diri

Paduan Harmonis Sapi dan Sawit

Peluang & Tantangan: Pembiakan Sapi Komersial di Indonesia

Mengubah Cara Pandang pada Sapi Brahman Cross

Dorong Kolaborasi Melalui Expo

Dari Kelas Turun ke Lapangan

Alumni dan Inovasi untuk Peternakan

3

4

6

8

11

13

15

17

20

22

PENGANTAR

Laporan kedua fokus kepada peluang-peluang untukmeningkatkan logistik rantai pasok dari sapi hidup yang harusdikirimkan ke berbagai daerah di Indonesia, serta sapi yangdiimpor langsung dari Australia. Laporan ketiga merupakankajian mengenai konsumsi daging sapi dan preferensikonsumen. Kajian ini memberikan wawasan yang menariktentang bagaimana dan mengapa konsumen membeli dagingsapi, serta bagaimana permintaan saat ini dan di masa depanuntuk daging sapi lokal dan impor.

Kesuksesan Partnership hanya dimungkinkan dengankepemimpinan yang baik, energi serta dorongan yang kuat.Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota non-pemerintah Australia yang telah berakhir masa keanggotaannya:Mr Ken Warriner, Mr Terry Nolan, Mr Gary Stark, Mr JohnAckerman dan Ms Jacqui Cannon; serta Co-Chair dan anggotaIndonesia yang juga telah berakhir masa keanggotaannya:Dr Himawan Hariyoga, Bpk Nurimansyah dan Bpk DhimasBrahmantya. Kontribusi mereka bagi Partnership telahmenciptakan fondasi yang kuat untuk kerjasama yang masihberlangsung.

Kami juga ingin mengapresiasi kontribusi Anda untukPartnership. Perhatian dan keterlibatan Anda adalah salah satukunci sukses Partnership.

Kami harap Anda menikmati edisi ini.

Bpk Wisnu Wijaya Soedibjo(Co-chair Indonesia)

Ms Louise van Meurs(Co-chair Australia)

32

Page 3: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Bpk Wisnu telah berkarir di BKPM sejak tahun 1996,mengepalai inisiatif-inisiatif penanaman modal di berbagaisektor di Indonesia. Sebelum menjabat sebagai DeputiBidang Kerjasama Penanaman Modal, beliau menjabatsebagai Direktur Area III, Deputi untuk Kontrol danImplementasi Penanaman Modal (2014-2018); dan DeputiDirektur untuk Kerjasama Bilateral, Eropa dan Amerika(2011-2014). Bpk Wisnu meraih gelar Sarjana TeknikMesin dari Universitas Trisakti, Magister Manajement dariUniversitas Indonesia, dan Diploma Postgraduate dalamStudi Pengembangan dari Institute of Developing EconomiesAdvanced School (IDEAS)-JETRO, Tokyo, Jepang.

Sumber: resume pribadi

Selain menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur JenderalIndustri Agro, Bpk Sigit juga merupakan Direktur JenderalIndustri Kimia, Tekstil dan Aneka sejak Juli 2016. Diapernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Ketahanan danPengembangan Akses Industri Internasional tahun 2015-2016, dan Atase Perindustrian di Tokyo tahun 2007 - 2010.Bpk Sigit memiliki gelar Sarjana Teknik Kimia tahun 1985dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabayadan menyelesaikan pendidikan Magister Kebijakan Publik diSaitama University, Jepang.

Source: http://www.kemenperin.go.id/pejabat

Mr David Foote adalah Direktur Utama Australian CountryChoice, salah satu operasi daging sapi terintegrasi yangpaling maju di dunia. Beliau juga merupakan anggota dewanWorkplace Health and Safety Queensland (sejak 2013); KetuaUmum Dewan Direksi Australian Cattle and Beef HoldingsPty Ltd (sejak 2015); dan Ketua Umum Australia IndonesiaRed Meat and Livestock Market Access Group (sejak 2013).

Sumber: https://www.linkedin.com/in/david-foote-

Ms Liz Ritchie adalah Manajer Utama Strategi danKemitraan untuk Regional Australia Institute, sebuahlembaga studi untuk isu-isu regional. Tujuan utama beliauadalah membuat perubahan melalui kepemimpinan,keterlibatan, informasi dan konektivitas. Beliau jugamerupakan Direktur Pendiri dari Australian Gender EqualityCouncil (AGEC).

Sumber: https://www.linkedin.com/in/liz-ritchie-a3b7a012/

Mr Troy Setter adalah salah satu peternak dan pebisnispertanian terbaik di Australia; beliau juga terkenal karenapencapaiannya di dalam industri. Sebelum menjabat sebagaiCEO Consolidated Pastoral Company di bulan Juli 2014,Mr Setter menjabat di posisi manajemen dalam beberapaperusahaan agribisnis, termasuk Australian AgriculturalCompany, Torrens Investments, North Australian CattleCompany, Killara Feedlot dan Twynam Group.

Sumber: https://pastoral.com/en/content/troy-setter-0

Anggota Baru IndonesiaCo-Chair Baru untuk Indonesia Anggota Baru Non-Pemerintahan Australia

Anggota Baru Pemerintahan Indonesia

Anggota Baru AustraliaANGGOTA BARU PARTNERSHIP

Bpk Wisnu Wijaya Soedibjo

Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Bpk Achmad Sigit Dwiwahjono

Pelaksana TugasDirektur JenderalIndustri Agro,KementrianPerindustrian

Mr David Foote

Direktur Utama Australian Country Choice

Ms Liz Ritchie

Manajer Utama Strategidan Kemitraan, RegionalAustralia Institute

Mr Troy Setter

CEO Consolidated Pastoral Company

ANGGOTA BARU PARTNERSHIPANGGOTA BARU PARTNERSHIP 54

Page 4: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

KUNJUNGAN LAPANGAN FOKUSKAN PELUANG KOLABORASIKUNJUNGAN LAPANGAN FOKUSKAN PELUANG KOLABORASI

KUNJUNGAN LAPANGAN FOKUSKAN PELUANG KOLABORASI

Sebagai bagian dari peluang kolaborasi, anggota Partnershipdari Indonesia melihat langsung fasilitas rantai pasokan diAustralia.

FEEDLOT GRASSDALE

Dioperasikan oleh Mort & Co, salah satupengelola feedlot sapi di Australia yangpaling besar dan berpengalaman, feedlotGrassdale terletak di dekat Dalby, sebuahkota di area Darling Downs, SouthernQueensland.

Stasiun Grassdale terdiri dari 5.615hektar, di mana area sebesar 2.600hektar sudah dibudidayakan. Feedlottersebut dibuka tahun 2007 dan kini telahmemiliki kapasitas 52.390 unit ternakstandar, dengan lisensi untuk mengelola70.000 unit ternak standar1.

Delegasi dari Indonesia mengikuti turdi dalam pabrik penggilingan pakanberteknologi canggih dan fasilitaspenanganan ternak dengan dipandu olehmanajer feedlot, Mr Brad Robinson.

“Setiap penggilingan dapat memproses20 ton pakan per jam, dan kamimenggunakan gandum dan barleysebagai dua bahan utama,” ujar MrRobinson kepada para delegasi.

“Untuk membuat uap, kamimenggunakan dua boiler bertenaga gas.Dan di dalam Grassdale, kami memiliki80 sumur gas batubara. Kami menarikgas ke atas tanah dan menggunakannyauntuk menjalankan boiler. Sehingga kamidapat memproduksi dengan efisien di sinimelalui gas batubara.”

FEEDLOT HARROW

Feedlot Harrow dimiliki dan dioperasikanoleh Edwards Livestock, sebuahperusahaan yang menjalankan programekspor untuk sapi Wagyu hidup keJepang.

Feedlot tersebut terletak di dekatCambooya, Queensland, sekitar 150kilometer ke arah Barat Brisbane.Selama disana, para tamu dari Indonesiaditunjukan bagaimana sapi Wagyudipersiapkan untuk diekspor ke Jepang.

“Setiap 40 hari, kami mengirim 1,400 ekor sapi dengan kapal ke Jepang,” Manajer Feedlot, Mr Matt Edwards, menjelaskan.

“Sesuai protokol kami ke Jepang, kamiharus menjaga hewan-hewan di siniselama 30 hari. Dalam waktu itu, kamimengkarantina, melakukan tes darahdan tes lainnya untuk menjamin hewan-hewan itu sehat dan siap melakukanperjalanan.”

“Kami mengirim sapi-sapi melalui kapalketika berat masing-masing sapi 300kilogram. Di Jepang, mereka diberimakan selama 500 hari untuk mencapaiberat 850 kilogram.”

Di akhir perjalanan, co-chair IndonesiaBpk Wisnu Soedibjo, mengucapkanapresiasinya dan mengatakan kunjunganke tiga tempat tersebut sangat bergunadalam memberikan pengetahuan tentangsistem pengelolaan dan proses dagingmerah dan sapi di Australia.

Untuk keterangan lebih lanjutmengenai Partnership, kunjungiredmeatcattlepartnership.org

1 Unit ternak standar didefinisikan sebagai hewan dengan bobot 600kg ketika keluar dari feedlot

Delegasi Indonesia saat mengunjungiFeedlot Harrow di Queensland Australia,17 November 2018

Di bulan November 2018, kemitraanmelalui Partnership semakin menguatdengan adanya beberapa kesempatan bagiperwakilan dari Indonesia dan Australiauntuk bertemu, bekerja sama dan berbagiinformasi.

Pada tanggal 11-13 November 2018,Australia Indonesia Business Councilmengadakan konferensi tahunan di GoldCoast, Australia. Konferensi tersebutmengeksplorasi peluang antara Australiadan Indonesia untuk memperkuat hubunganyang sudah terjalin demi kepentinganbersama.

Menilik dari pengalaman bisnis di keduanegara, anggota baru non-pemerintahanPartnership, Mr David Foote dan Mr TroySetter, memberikan wawasan tentangkapitalisasi rantai pasok yang terintegrasi didalam sektor pangan dan pertanian.

Mereka mengunjungi tiga tempat

utama di Queensland:

FASILITAS PENGOLAHAN DAGING CANNON HILL

Dimiliki oleh Country Choice Australia,fasilitas ini adalah salah satu organisasirantai pasok terintegrasi yang terbesardi dunia. Cannon Hill berdiri di atas tanahseluas 40 hektar di bagian timur kotaBrisbane.

Country Choice Australia telahmenginvestasikan dana lebih dari $ 150juta untuk membangun fasilitas yangmenggabungkan pengolahan primer,pengolahan lanjutan, dan produk dagingsapi siap jual untuk distribusi nasional dipasar swalayan Coles.

Fasilitas pengolahan primer memilikikapasitas harian sebesar 1.280 ekorsapi atau sekitar 80,000 ton daging pertahun. Fasilitas pengolahan lanjutanmemiliki produksi tahunan sebesar 10juta kilogram daging untuk distribusinasional. Sementara itu, fasilitas siapjual memotong, menyiapkan, mengemas,dan mendistribusikan lebih dari 15 jutakilogram produk daging sapi segar.

Oleh Direktur Utama Perusahaan yangjuga adalah anggota non-pemerintahanPartnership, Mr David Foote, delegasi dariIndonesia dibawa mengelilingi fasilitasyang sudah bersertifikasi halal tersebut.

“Fasilitas kami sudah memiliki sertifikasihalal sejak awal untuk memberikanjaminan kepada klien kami dan kamisangat serius mengenai hal ini,” Mr Footemenjelaskan ke para pengunjung.

Pada tanggal 15 November, co-chairAustralia dan Indonesia untuk Partnership,Ms Louise van Meurs dan Bpk Wisnu WijayaSoedibjo, bertemu di Brisbane dalam acarainformal.

Delegasi dari pemerintah Indonesia danAustralia berdiskusi mengenai langkahselanjutnya untuk Partnership, termasukreview pertengahan periode, proposalproyek, dan persiapan PertemuanPartnership ketujuh di tahun 2019.

Di tanggal 16-17 November, delegasi dariIndonesia—termasuk perwakilan dari BadanKoordinasi Penanaman Modal (BKPM),Kementerian Perdagangan, KementrianPerindustrian, dan Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian—diundang kebeberapa fasilitas rantai pasok sapi diAustralia.

Peserta pertemuan Co-chairs Partnership di Brisbane Australia, 15 November 2018

76

Page 5: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

“Sebagai kepala departemen pembiakan diperusahaan, saya belajar banyak mengenaipejantan dan sistem reproduksi yang mereka gunakan di Australia,” kata Ibu PaulinaYuniarsih dari PT Great Giant Livestock.

“Saat ini pembiakan menjadi prioritas utamakami. Kami ingin memproduksi pedet yangdapat memenuhi standar Australia, dan sayajuga tertantang untuk membuat pembiakanmenjadi layak secara komersial.”

Bpk Randi Purnama, Supervisor Feedlotdari PT Bina Mentari Tunggal (KIBIF Group),merasa bersyukur ia dapat mengikutipelatihan di Australia, dimana ia mendapatkesempatan belajar tentang manajemenpembiakan sapi di Australia.

“Setiap tahun ribuan sapi Australiadiekspor. Kunci kesuksesan di Australiaadalah sistem pembiakan yang baik, yangbisa meningkatkan populasi sapi. Hal inijuga menjadi tantangan bagi pemangkukepentingan di Indonesia. Kita harusbekerjasama untuk mengembangkan sistempembiakan yang baik dan layak denganpotensi yang sudah ada,” ujar Bpk Randi.

Peserta dari Indonesia menyambut program pelatihan baru dariPartnership, kursus singkat untuk mengembangkan pembiakandan manajemen sapi secara komersial.

PELATIHAN BARU LAHIRKAN KEPERCAYAAN DIRI

Peserta Pelatihan Pembiakan dan Manajemen SapiKomersial 2018 sedang mendiskusikan materi pelatihan

secara langsung dalam area peternakan di Indonesia

Peserta batch 1 Pelatihan Pembiakan dan Manajement Sapi Komersial di depan Katherine Research Station, Australia

Partnership, sedari awal terbentuk,sudah mengidentifikasi pengembanganketerampilan dan pelatihan sebagai aspekyang amat penting untuk mendukungindustri peternakan sapi di Indonesia.

Sejak 2015, Partnership telahmengalokasikan dana AUD $6,6 jutauntuk program-program pengembanganketerampilan. Selain itu, Partnership jugamenyediakan berbagai modul pelatihankhusus untuk meningkatkan pengetahuanbagi pemangku kepentingan di sektorterkait.

Partnership telah mengembangkan kursussingkat yang mencakup keterampilan ataupengetahuan yang diperlukan dalam industripeternakan, termasuk pemeliharaanternak dan produksi sapi, pengembangankebijakan untuk produksi ternak dan rantai

pasok, produksi daging dan manajemenrantai pasok, serta berbagi praktik terbaikmengenai pengalaman Australia danIndonesia dalam industri peternakan.

Di awal tahun 2018, Partnershipmeluncurkan Program Pelatihan Pembiakandan Manajemen Sapi Komersial. Pelatihanini bertujuan untuk mengembangkankeahlian pembiakan dan manajemen bagiorganisasi-organisasi yang terlibat dalamindustri peternakan sapi di Indonesia, sertamembantu perusahaan feedlot melakukandiversifikasi dengan pembiakan sapi.

Dua pelatihan telah dilaksanakan, yaitu padatanggal 2-29 April 2018 dan 17 Septemberhingga 5 Oktober 2018. Kedua pelatihantersebut diselenggarakan di Indonesiaselama dua minggu dan di Australia selama1 minggu, dimana peserta pelatihan merasapuas dengan pola dan materi pelatihan yangdiberikan.

PELATIHAN BARU LAHIRKAN KEPERCAYAAN DIRI

Sementara itu, Bpk Rudi Adriansyah, yangjuga merupakan peserta dari pelatihan ditahun 2018, mengungkapkan keinginannyauntuk mengatasi tantangan yang ia temukanselama bekerja untuk PT Astra AgroLestari. Bagi Bpk Rudi, kesempatan untukmengamati perusahaan lain di industri yangsama sangatlah berharga untuk karirnya.

“Program seperti ini penting sekali untukmembangun kapasitas orang-orang yangbekerja di industri peternakan,” ujarnya.

Ibu Bernadetha Anna, Feed Coordinatordari PT Austasia Stockfeed yang jugamerupakan peserta tahun ini, setuju. “Sayamengikuti pelatihan ini untuk mendapatkanpengalaman dan pengetahuan baru dalampembiakan komersial,” ia menambahkan.

Bpk Ketut Karya Wisana, Manajer Feedlotdan Breedlot dari PT Lembu JantanPerkasa, percaya bahwa penyampaianmateri dalam pelatihan mampu mendorongpeserta untuk berpikir secara kreatif danberbagi pengetahuan yang sudah merekadapat. Ia berkata kekuatan dari programtersebut adalah orang-orang yang terlibat didalamnya.

“Saya senang karena semua pesertaberpikiran terbuka dan mau berbagipengalaman dan pengetahuan mereka,jadi kami bisa belajar dari satu sama lain,”katanya. “Hal itu adalah elemen palingpenting dalam pelatihan ini.”

Pada sesi terakhir di Indonesia yangdiadakan di Lampung, peserta—didukungoleh Gabungan Pelaku Usaha PeternakanSapi Potong Indonesia (Gapuspindo)—menegaskan kembali komitmen merekauntuk meningkatkan pembiakan sapikomersial di Indonesia. Mereka membentukforum untuk pelaku pembiakan sapi diIndonesia, sebuah wadah baru yang disebutBreeding Management Officer Network.

“Kami berharap kelompok alumnipertama dan kedua dari program ini, yangmembentuk Breeding Management OfficerNetwork, dapat menjadi bagian dari upayaPartnership untuk mendukung pembiakansapi di Indonesia,” ujar Bpk Rizaldo Arbetdari Gapuspindo.

PELATIHAN BARU LAHIRKAN KEPERCAYAAN DIRI 98

Page 6: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Partnership terus mendukung upayaintegrasi pembiakan sapi komersialdengan produksi perkebunan sawit.

Sejak tahun 2016, PT Buana Karya Bhakti(BKB), sebuah perusahaan di KalimantanSelatan, telah bermitra dengan ProgramIndonesia Australia Commercial CattleBreeding (IACCB) untuk memulai proyekintegrasi pembiakan sapi di kebun kelapasawit milik mereka.

BKB pertama kali mencoba membiakkansapi di tahun 2013, bekerjasama denganPT Santosa Agrindo (Santori). Keduaperusahaan tersebut bekerja samauntuk melakukan integrasi pengelolaansapi dengan kebun sawit yang dapatmenghasilkan keuntungan komersial bagikedua belah pihak.

Pada awal masa percobaan, penggunaanherbisida menurun karena penggembalaansapi. Namun, dalam perjalanan integrasiselama tiga tahun, produktivitassapi tidak kunjung meningkat, dansecara keseluruhan, bisnis juga tidakmenguntungkan.

Bpk Muhammad Zainudin, General ManajerAgronomi dari BKB, menyadari bahwa pada

Program di Australia dalam CommercialCattle Breeding and Management Trainingbermula di Darwin dan difasilitasi olehNorthern Territory Cattlemen’s Association(NTCA), dimana peserta melakukankunjungan ke Berrimah Export Facility danPhoenix Park Cattle Yard.

Selanjutnya, bagian terakhir pelatihanyang diadakan di Australia didukung olehNorthern Territory Department of PrimaryIndustry and Resources, dan diadakan diKatherine Research Station. Di sana, pesertamenjalani kombinasi pelatihan teori danpraktik dalam pembiakan sapi komersial.Topik yang dipelajari termasuk nutrisi,pengelolaan penyapihan, pengelolaanpastura dan hijauan makanan ternak (HMT),isu-isu kesehatan dalam pembiakan,penanganan pejantan, penanganan stok danreproduksi sapi.

Saat pelatihan di Indonesia, peserta jugamelakukan kunjungan ke tempat-tempatpembiakan sapi di Jawa Barat, KalimantanSelatan dan Lampung. Pada kunjunganlapangan tersebut, peserta belajar tentangsistem integrasi sapi dengan kelapasawit, keterlibatan peternak kecil dalampembiakan sapi secara komersial dan

PENDEKATAN PRAKTISDI KEDUA NEGARA

Peserta batch 2 Pelatihan Pembiakan dan Manajement Sapi Komersial di Australia

PELATIHAN BARU LAHIRKAN KEPERCAYAAN DIRI

berkelanjutan, serta pengelolaan pembiakansecara intensif.

Kunjungan ke lapangan merupakankomponen penting dalam programpelatihan karena setiap daerah di Indonesiamemiliki ciri khas yang berbeda, dan setiapmodel pembiakan memiliki potensi untukdiaplikasikan di daerah lain.

Dr Rochadi Tawaf, Dosen senior FakultasPeternakan dari Universitas Padjadjaran,mengatakan kunjungan langsung ke tigaprovinsi berbeda memungkinkan pesertauntuk mengidentifikasi model pembiakanseperti apa yang paling berpotensi untukdikembangkan di daerah mereka.

“Model pembiakan sapi yang telah merekaamati merupakan konsep baru yang bisadikembangkan lebih jauh di Indonesia, danini akan menjadi layak secara komersialdengan dukungan dari pemerintah,” kata DrRochadi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenaiProgram Pengembangan Keterampilandari Partnership, kunjungi lamanredmeatcattlepartnership.org.

PADUAN HARMONISSAPI DAN SAWIT

PADUAN HARMONIS SAPI DAN SAWIT

mulanya perusahaan tempat ia bekerja takpunya keahlian dalam pembiakan sapi.

“Saat itu, kami ingin berinvestasi pada sapi,namun kami belum memiliki pengetahuanuntuk memelihara sapi pada waktu itu,”akunya.

Di tahun 2016, IACCB menandatangiperjanjian tiga pihak dengan Santori danBKB. Tim dari IACCB kemudian membantuuntuk mengidentifikasi kendala utamadalam memelihara sapi di perkebunan sawit.

Salah satu tantangan dengan sistempembiakan tersebut yaitu mengintegrasikanpengelolaan perkebunan denganpengelolaan sapi. Hal ini penting untukmendapatkan pakan dengan kualitas baik diperkebunan, suplemen murah untuk tumbuhkembang sapi sapihan, berkurangnya jumlahaborsi dan kematian pedet karena tingginyacurah hujan. Tujuan yang ingin dicapaiialah untuk mencapai 75% kebuntingan dankurang dari 10% kematian pedet.

Pemberian pakan harian yang dilakukan di perkebunan sawit PT. Buana Karya Bhakti (BKB) di Kalimantan Selatan

1110

Page 7: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

HIKMAH MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

Sebagai hasil pendampingan dari IACCB serta upaya dariBKB, Bpk Muhammad Zainudin kini mengelola 495 sapi diperkebunan seluas 16.000 hektar. Tingkat kebuntingan yangtinggi, yaitu sebesar 74% pada percobaan pertama juga telahdicapai.

Aborsi dan kelahiran mati di BKB sudah terkendali karenadibangunnya area khusus untuk pedet dan pemberiansuplemen yang lebih banyak untuk indukan yang sedanghamil tua. Tingkat kematian pedet saat ini sudah di bawahangka 10%.

Hanya biaya untuk pakan yang masih cukup tinggi. Namun,BKB telah dapat mengelola biaya pakan ternak denganmenetapkan target tertentu. Bpk Zainudin mengatakan BKBakan terus mengembangkan program pembiakan sapi untukmencapai skala ekonomi dalam memberi makan ternakmereka.

“Sekarang kami memelihara kurang dari 500 ekor sapidengan biaya yang masih relatif tinggi,” katanya. “Kedepannya, kami akan meningkatkan pembiakan sapi untukmembantu cash flow dan mengurangi biaya pakan per sapi.”

Setelah 18 bulan integrasi sapi dan sawit berjalan, stafperkebunan di BKB telah berhasil mengurangi penggunaanherbisida dan pestisida sehingga mampu melakukanpenghematan untuk biaya pengendalian gulma.

Bpk Esnawan Budisantoso, Investment Manager untukIACCB, mengatakan sistem pembiakan sapi di BKB dapatdiintegrasikan dengan kegiatan di perkebunan sawit karenastaf mereka tanggap dalam belajar dari pengalaman.

“Mereka memiliki orang-orang yang siap berkomitmen(untuk memelihara sapi) dan belajar dari pengalamansebelumnya,” tutur Bpk Esnawan.

“Manajemen BKB sejak awal bersedia mengikuti langkah-langkah yang disarankan oleh tenaga ahli dari IACCB. Kamijuga mengaplikasikan sistem pencatatan yang intensif untukpengelolaan ternak dan pembelajaran untuk masa depan.”

Dengan dukungan dari tim IACCB, BKB kini memilikitingkat kebuntingan yang optimal dan pedet juga tumbuhdengan baik karena peningkatan strategi pemberian pakan.Perusahaan tersebut juga sedang melakukan penelitiantentang pemadatan dan/atau degradasi tanah yang mungkindisebabkan oleh adanya sapi di perkebunan.

Namun, Bpk Zainudin percaya sapi mereka tidak berisikobagi produktivitas pohon sawit jika mereka terusmenjalankan jadwal penggembalaan yang ketat.

“Bahkan, saya optimis di tahun ketiga nanti kami akanmengambil keuntungannya,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program IACCB,kunjungi laman iaccbp.org dan redmeatcattlepartnership.org

“Kami menyediakan semua fasilitas yang diperlukan untukmemelihara sapi di perkebunan kami, seperti area untukpenggembalaan dan kandang,” Bpk Zainudin menjelaskan.

“Kami mengalokasikan 3.000 hektar hanya untuk pembiakansapi, tetapi kami harus menyelaraskan keduanya. Staf kamidi perkebunan sawit harus mengerti sapi, dan staf kami dikandang sapi harus mengerti sawit.”

Di tahun 2017, IACCB mengirim 300 sapi indukan danmemberikan bantuan teknis untuk mengimplementasikanteknik baru dalam pengelolaan sapi, termasuk penangananpejantan yang lebih baik dan pemberian suplemen mineraluntuk menaikkan kemungkinan terjadinya kebuntingan.

Semua staf BKB telah mengikuti berbagai pelatihan danpengembangan kapasitas. Salah satu fasilitatornya adalahBpk Wahyu Darsono, yang telah mengikuti pelatihan singkatPartnership tentang pembiakan sapi di Australia pada tahun2016.

“Kami biasanya mengadakan tutorial (untuk staf) di malamhari. Saya akan mengadakan grup diskusi di surau dankemudian menjelaskan tentang pengelolaan sapi,” kata BpkWahyu.

Seekor pedet sedang merumput di perkebunan sawit milikPT. Buana Karya Bhakti (BKB) di Kalimantan Selatan

PADUAN HARMONIS SAPI DAN SAWITPELUANG DAN TANTANGAN: PEMBIAKAN

SAPI KOMERSIAL DI INDONESIA

PELUANG DANTANTANGAN: PEMBIAKANSAPI KOMERSIAL DIINDONESIA

Simposium pembiakan sapi yang setiap tahun diadakan olehPartnership terus menjadi forum penting bagi inovasi danpeluang investasi dalam industri pembiakan sapi.

Partnership mengundang lebih dari 200pelaku industri dan akademisi untukbertemu dalam Indonesia Australia CattleBreeding Symposium di Raffles HotelJakarta pada tanggal 12 September 2018.

Ibu Musdhalifah Machmud, Deputi BagianPangan dan Pertanian dari KementerianKoordinator Perekonomian, mengapresiasiberjalannya symposium sebagai bukti nyatakerja sama antara Indonesia dan Australiadalam industri peternakan.

Ibu Musdhalifah menyebutkan bahwaIndonesia telah mengimpor 480.000 ekorsapi dari Australia di tahun 2017 dan 164.042ekor sapi dari bulan Januari hingga Juni2018. Beliau menambahkan, Indonesia kinimenargetkan swasembada pangan dengandaging sapi sebagai salah satu komoditasutama.

“Kita perlu mengembangkan pembiakansapi secara optimal di Indonesia danmengatasi tantangan-tantangan yang dapatmenghambat industri peternakan,” tuturnya.

Mr Allaster Cox, Charge d’Affaires dariKedutaan Besar Australia di Jakarta,mendukung pernyataan Ibu Musdhalifah.Beliau mengingatkan para pesertasimposium bahwa Indonesia dan Australiamemiliki hubungan timbal balik yangtelah berlangsung cukup lama di sektorperdagangan, dengan perdagangan ternakyang mencapai A$ 620 juta per tahun.

“Australia adalah pemasok daging dengankualitas tinggi yang dapat diandalkan untukrantai pasokan di Indonesia, yang jugamemberikan nilai tambah melalui feedlotdan membantu stabilitas harga daging sapiuntuk permintaan konsumen Indonesia yang

Ibu Satia Pratiwi dari PT Bio NusantaraTeknologi berbagi pengalamannya dalamintegrasi sapid dan sawit

1312

Page 8: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

MENGUBAH CARAPANDANG PADA SAPIBRAHMAN CROSS

Sebuah koperasi ternak di Indonesia berusaha untukmenghilangkan stigma tentang pembiakan sapi Brahman Cross.

Dengan model potong-dan-angkut secaraintensif, Bpk Supardi dan 80 anggotakoperasi lainnya mulai mengelola 100 sapibetina dan lima pejantan dari Australia.

Meskipun sapi Brahman Cross sudahdibiakkan dalam peternakan skala kecil diLampung sejak lama, masyarakat memilikistigma tersendiri akan jenis sapi tersebut.Mereka memiliki persepsi bahwa sapiBrahman Cross biasanya mengalami tingkatprolaps uterus dalam kebuntingan yangcukup tinggi. Banyak juga yang percayasapi tersebut akan kesulitan bunting keduasetelah kelahiran pedet pertama.

“Orang-orang biasanya mengatakan ke saya:‘Pasti sapi itu akan dijual tahun depan’atau‘Untuk apa kamu keluar uang banyak untukbeli makanan sapi? Buang tenaga sajapelihara sapi dengan banyak masalah’,” ujarBpk Supardi.

Ada juga yang membisikkan anggapanbahwa sapi Brahman Cross tidak akan lagimemproduksi pedet kedua karena terlalusulit mengetahui kapan sapi siap untukdikawinkan lagi.

Supardi mengaku, pada awalnya, komentar-komentar sinis yang mereka dengar sempatmenurunkan semangat para peternak dikoperasi.

Bpk Supardi adalah anggota KoperasiProduksi Ternak Maju Sejahtera (KPT MS)di Lampung, Indonesia. Sebagai seorangpeternak, ia telah merasakan asam garamdalam beternak sapi selama enam tahunterakhir. Bpk Supardi percaya, industri sapidan daging merah merupakan bisnis yangpaling menjanjikan di Kecamatan TanjungSari, tempat ia tinggal.

Bpk Supardi telah mencoba membiakan sapijenis Brahman Cross dari Australia cukuplama, dan menjadi semakin intensif sejak 24April 2017, ketika KPT MS menandatanganikontrak dengan program Indonesia-Australia Commercial Cattle Breeding(IACCB) yang dinaungi oleh Partnership.Melalui IACCB, Partnership membantuuntuk meningkatkan kapasitas peternakdi dalam koperasi yang membiakkan danmengelola sapi mereka secara kolektif.

Sebagai bagian dari acara symposium, IbuMusdhalifah Machmud dan Mr Allaster Coxmeluncurkan website dan akun media sosialbaru Partnership.

Website tersebut (http://redmeatcattlepartnership.org/) akanmenjadi mekanisme utama untukberbagi informasi kepada publik,dengan memberikan kabar terbarutentang program-program dan publikasiPartnership, serta menjadi platform untukpeluang tender dan lowongan pekerjaan.

Laman Facebook Partnership (https://www.facebook.com/IAredmeatcattle/) dan akunTwitter (@IAredmeatcattle) akan digunakanuntuk berkomunikasi dengan parapemangku kepentingan dan masyarakatumum baik di Australia maupun Indonesia,termasuk akademisi, generasi muda,dan asosiasi industri. Media sosial jugaakan menyoroti berita-berita terbaru dariPartnership, termasuk berbagai even danaktivitas penting lain.

DARI KANDANG KE MEDIASOSIAL: PARTNERSHIP MENUJUERA DIGITAL

terus tumbuh,” kata Mr Cox dalam pidatopembukaannya.

“Perdagangan sektor pertanian di Australiamendukung pertumbuhan industri diIndonesia—termasuk untuk feedlot, rumahpotong hewan, pabrik pengolahan makanandan asosiasi bisnis di dalam rantai pasokan.Perdagangan ini menguntungkan keduabelah pihak di negara kita.”

Simposium ini diadakan melalui kerjasamadengan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia(ISPI). Di dalam kesempatan yang samajuga diadakan penganugrahan sertifikatuntuk empat perusahaan dan kelompoktani di Indonesia, yaitu: PT Buana KaryaBhakti di Kalimantan Selatan, PT KaltengAndinipalma Lestari di Kalimantan Tengah,Sentra Peternakan Rakyat Megajaya di JawaTimur, dan PT Bio Nusantara Teknologi diBengkulu.

Suplai ternak menandakan pencapaian darikeempat lembaga tersebut setelah lebihdari 18 bulan bermitra dengan IndonesiaAustralia Commercial Cattle BreedingProgram (IACCB). Setiap lembaga mampumencapai kesuksesan dalam meningkatkanproduktivitas ternak, mengontrol biaya, danmengelola lingkungan peternakan supayaberkelanjutan secara komersial.

Menitikberatkan pada tema keberlanjutankomersial, Bpk Wisnu Wijaya Soedibjo,Deputi bagian Kerjasama Penanaman Modaldari Badan Koordinasi Penanaman Modal(BKPM) dan Co-Chair Indonesia untukPartnership, menegaskan kembali upayaIndonesia untuk membuat bisnis di sektordaging merah dan peternakan menjadiberkelanjutan.

“Indonesia memiliki potensi yang sangatbesar di sektor ini. Namun sangatdisayangkan investasi di sektor peternakanmasih sangat rendah,” ujar Bpk Wisnu.Beliau mengatakan nilai investasi di sektorpeternakan hanya sebesar 0,32% dari totalinvestasi di dalam negeri pada tahun 2017dan 0.48% dari total investasi asing di tahun2016.

Bpk Wisnu mengundang para investoruntuk membantu mencapai targetIndonesia dalam menaikkan populasi sapidan mengembangkan perdagangan sertainvestasi ke negara-negara lain. Simposiumdiakhiri dengan sesi networking dankunjungan dari Menteri Northern Territoryuntuk Industri Primer dan Sumber Daya, MrKen Vowles, MLA.

Mitra IACCB menerima sertifikat penghargaan atas upaya mereka dalammenumbuhkan bisnis pembiakan sapi

Bpk Supardi, anggota KPT MS yang sehari-hari bertanggung jawabmemelihara dan mengelola sapi Brahman Cross

PELUANG DAN TANTANGAN: PEMBIAKANSAPI KOMERSIAL DI INDONESIA

MENGUBAH CARA PANDANG PADASAPI BRAHMAN CROSS 1514

Page 9: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Melalui bantuan teknis dari timIACCB, peternak di KPT MS belajarpentingnya nutrisi dan pola pemberianpakan. Selain itu, mereka dilatih untukmenyapih pedet di usia tiga bulansupaya induk sapi mendapatkan waktuuntuk pulih dan kembali ke kondisiseperti sediakala untuk kebuntinganberikutnya.

Sebanyak 97 dari 100 indukan sapimelahirkan pedet yang sehat. Bahkanbeberapa telah melalui kebuntingankedua. Hasil yang positif telahmemberikan kepastian dan insentif bagipara peternak untuk lebih termotivasi.Mereka kini percaya, jika merekamembiakkan sapi dengan teknikpengelolaan yang tepat, mereka akanmemetik manfaatnya.

“Sekarang saya percaya diri,” kataBpk Supardi, sumringah karena sapimiliknya kini sehat dan produktif.“Peternak lain juga begitu. Dan orang-orangmulai melihat hasilnya.”

Saat ini, para peternak di KPT MSmemiliki 11 hektar lahan pastura yangrutin ditanami rumput untuk pakansapi. Bpk Supardi berencana untukmemperluas pastura menjadi 20 hektaruntuk mengakomodasi populasi sapimereka yang terus bertambah.

Meskipun begitu, anggota KPT MSmenyadari masih banyak pekerjaanrumah yang harus mereka selesaikanuntuk menjadikan pembiakan sapiBrahman Cross di Lampung lebih layaksecara komersial. Dengan bantuanIACCB, mereka menyusun strategiuntuk menurunkan biaya pakan ternakdan terus mempertahankan nutrisi bagi

BANTUAN PARA AHLIMEMBALIK STIGMA

sapi, sekaligus memelihara indukan danpedet baru.

“Kami berharap IACCB akan terusmemberikan dukungan dan bantuanmereka,” kata Bpk Supardi. “Lagipula,kami sudah mulai mengubah carapandang masyarakat karena sekarangbeberapa dari mereka mau membantukami untuk menanam rumput untuksapi.”

Untuk informasi lebih lanjut mengenaiprogram IACCB, kunjungi laman iaccbp.org dan redmeatcattlepartnership.org.

DORONG KOLABORASI MELALUI EXPO

Seorang pengunjung mempelajari lokasi IACCB pada Indo Livestock Expo &Forum 2018

DORONG KOLABORASIMELALUI EXPO

The Indonesia Australia Partnership on Food Security in the RedMeat and Cattle Sector (Partnership) berhasil menunjukan kemajuanbeberapa inisiatif dalam dua pameran besar di Tangerang danJakarta.

LIVESTOCK EXPORT PROGRAM EXPO:10 & 11 APRIL 2018.

Meat and Livestock Australia (MLA) mengadakanLivestock Export Program (LEP) Expo 2018 padatanggal 10 dan 11 April di Bumi Serpong Damai (BSD)di Tangerang, Banten.

Dengan tema ‘Tetap Kompetitif dalam Pasar yangPenuh Tantangan dengan Inovasi, Strategi Pasardan Implementasi’, pameran tersebut menarik lebihdari 350 pengunjung dan delegasi, serta 25 pesertapameran yang menampilkan produk dan jasa dariindustri ternak di Indonesia. Acara dibuka oleh Dr.Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Direktur KesehatanHewan dari Kementerian Pertanian, dan Mr. AllasterCox, Charge d’Affaires Kedutaan Australia untukIndonesia.

“Pameran ini menunjukan ikatan yang kuat antaraeksportir, importir dan pemilik feedlot di Australiadan Indonesia,” tutur Mr. Cox ketika mengunjungi

booth Partnership dan berbicara dengan beberapajurnalis serta pejabat yang hadir di LEP Expo 2018.“Tidak hanya hubungan komersial, tapi juga kapasitasteknis untuk membangun sektor peternakan sapi diIndonesia.”

Mr. Ian Mortimer, Direktur untuk Indonesia, TimurTengah dan Asia Selatan dari Departemen Pertaniandan Sumber Daya Air Australia, mempresentasikanlatar belakang dan program-program unggulanPartnership.

“Partnership memiliki visi untuk memadukankekuatan Indonesia dan Australia dalammeningkatkan rantai pasok sektor daging merah dansapi di Indonesia. Selain itu, Partnership bertujuanuntuk mendorong perdagangan dan investasi yangstabil di antara Indonesia dan Australia,” ujar Mr.Mortimer.

Salah satu hal utama yang dipresentasikan olehPartnership dalam LEP Expo 2018 adalah programIndonesia Australia Commercial Cattle Breeding

Beberapa pedet Brahman Cross di KPT MS

MENGUBAH CARA PANDANG PADASAPI BRAHMAN CROSS 1716

Page 10: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

Charge d’Affaires Kedutaan Australia di Jakarta, Mr. AllasterCox melakukan wawancara bersama beberapa jurnalis dibooth Partnership

Menyandang predikat sebagai pameran ternak, pakan,produk susu dan perikanan terbesar di Indonesia, the13th Indo Livestock Expo and Forum diadakan di JakartaConvention Center pada tanggal 4 – 6 Juli 2018.

Partnership berpartisipasi dalam pameran ini untukmenyampaikan berbagai program kerja, serta untukmemperluas kerja sama dengan berbagai pemangkukepentingan di sektor peternakan dan pertanian melaluibooth dan juga seminar mengenai pembiakan sapi.

Aspek-aspek penting dalam pembiakan sapi didiskusikanpada saat seminar yang berlangsung pada dua sesi.Termasuk di dalamnya pembahasan tentang nutrisi,reproduksi dan berbagai sistem pembiakan. Narasumberahli di bidang peternakan diundang untuk berbicara tentangpengalaman mereka bergelut dalam industri sapi diIndonesia.

Pameran dan forum ini memberikan kesempatan bagiPartnership untuk berbagi kisah dan praktik baik dalamProgram IACCB dan juga program pelatihan Pembiakan danManajemen Sapi Komersial.

Di penghujung pameran, pada tanggal 6 Juli, Presiden JokoWidodo mengunjungi pameran dengan ditemani oleh MenteriPertanian Andi Amran Sulaiman.

Presiden Jokowi mengemukakan apresiasinya terhadapkemajuan industri pertanian di Indonesia dan menyebutkankenaikan ekspor pertanian yang cukup signifikan, 14,85persen dari 2016 ke 2017 menurut Badan Pusat Statistik.

“Pencapaian kita selaras dengan kebijakan KementerianPertanian yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbungpangan dunia di tahun 2045,” kata Presiden Jokowi.

COOPERATION ON SHOW AT EXPOS COOPERATION ON SHOW AT EXPOS

INDO LIVESTOCK EXPO DAN FORUM:4–6 JULI 2018.

Partnership berkomitmen untuk mengembangkan industridaging merah dan sapi di Indonesia guna mendukungpemerintah dalam meningkatkan populasi sapi sertaberkontribusi terhadap tujuan jangka panjang Indonesiayaitu ketahanan pangan.

Mr. George Hughes, Konselor Pertanian dari KedutaanBesar Australia di Jakarta, memaparkan dukungan dariPartnership untuk upaya-upaya pemerintah Indonesia.

“Pada dasarnya, Partnership ingin membawa Indonesiadan Australia dalam kerja sama untuk meraih keutunganbersama dalam memajukan sektor daging merah danpeternakan,” ujar Mr. Hughes.

“Kami menyatukan potensi Australia dan Indonesia, dalamhal pengetahuan, pengalaman, keahlian dan teknologi,dengan potensi untuk terus berkembang dan berinvestasi,untuk memajukan sektor.”

Mr. Hughes menambahkan, dengan berpartisipasi dalamIndo Livestock, ia berharap kesadaran masyarakat mengenaiPartnership akan meningkat.

“Banyak potensi namun banyak juga tantangan,” katanya.“Tetapi kita memiliki para ahli yang bekerja sama untukmembantu berkembangnya sektor ini.”

“Kami sudah melihat hasil yang baik sejauh ini, dan sayapikir ke depannya akan lebih baik.”

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Partnership,kunjungi laman redmeatcattlepartnership.org

(IACCB) dan kemajuan-kemajuan penting bagi tiga modelpembiakan sapi yang saat ini tengah dijalankan oleh delapanmitra IACCB di enam provinsi di Indonesia.

Dalam LEP Expo 2018 ini, tim IACCB yang dipimpin oleh Mr.Richard Slaney menampilkan pencapaian dan tantangandari ketiga model pembiakan: program integrasi sapi kelapasawit (SISKA), penggembalaan semi-intensif, dan sistempotong-dan-angkut yang dirancang untuk peternak kecil.

Selain itu, Partnership juga menyampaikan berbagaikeberhasilan dari inisiatif-inisiatif pertukaran pengetahuanyang telah dilakukan, termasuk hasil dari berbagai programpengembangan keterampilan, seperti pelatihan-pelatihansingkat yang diselenggarakan bersama dengan empatlembaga pendidikan tinggi Australia, serta pelatihanpembiakan dan manajemen sapi komersial yang baru sajadiluncurkan pada bulan April 2018.

Informasi mengenai Northern Territory Cattlemen’sAssociation (NTCA) Indonesia Australia Pastoral Program(NIAPP), yang menawarkan pelatihan langsung dipeternakan-peternakan sapi di Australia untuk mahasiswapeternakan Indonesia juga disampaikan dalam LEP Expo2018.

PANDUAN TRANSPORTASI TERNAKMENDAPATKAN LAMPU HIJAU

Pemerintah Indonesia, di dalam upayamempermudah transportasi untuk industriternak yang selama ini menjadi tantangan,telah menyediakan kapal ternak khusus untukmengurangi biaya pengiriman sapi dari satupulau ke pulau lain.

Untuk mendukung upaya pemerintah dalammemastikan proses transportasi ternak yangbaik, terutama dalam hal kesejahteraanhewan, Partnership menerbitkan bukuPedoman Praktik Terbaik untuk PengangkutanSapi di Indonesia. Panduan ini secara resmidiluncurkan pada Livestock Export Program(LEP) Expo 2018.

Saat peluncuran, Mr. Allaster Cox, Charged’Affaires Kedutaan Australia untuk Indonesia,menegaskan kembali fokus Partnership untukmengaplikasikan praktik terbaik dalam industripeternakan di seluruh dunia.

“Kesejahteraan hewan selalu menjadi prioritasutama Pemerintah Australia dan kamiberkomitmen bersama dengan PemerintahIndonesia untuk menjaga kesejahteraan hewanselama transportasi ternak,” tutur Mr. Cox.

Pedoman tersebut mengilustrasikan praktikterbaik dalam menangani sapi selamaperjalanan, dan juga desain serta konstruksifasilitas transportasi yang baik. Selain itu,

semua aspek transportasi ternak baik didarat maupun di laut, mulai dari awal hinggapelepasan di tujuan juga dijabarkan. Ada jugaalat-alat praktis yang bisa digunakan denganmudah di lapangan dan relevan bagi sapiindukan lokal dan impor, serta untuk sapi siappotong.

Pedoman dapat diaplikasikan dimanapuntransportasi dilangsungkan di Indonesia dandi seluruh bagian dari rantai pasok, mulai daripelabuhan hingga ke peternakan, feedlot danrumah potong hewan.

DORONG KOLABORASI MELALUI EXPO 1918 Booth Partnership di Indo Livestock Expo & Forum 2018

Page 11: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

DARI KELAS, TURUNKE LAPANGAN

Sefrans Banamtuan dan Aviola Putri Hermanto adalah duadari 20 mahasiswa Indonesia yang mendapatkan pengalamanlangsung belajar tentang pengelolaan ternak sapi di Australiapada 2018.

KONTRIBUSI DARI AKARRUMPUT

NIAPP adalah program unik yangdirancang untuk memberikanpengalaman langsung dimana pesertadapat belajar dan berbagi teknikpengelolaan sapi di Australia danIndonesia.

Pada pertemuan anggota di bulanAgustus tahun 2017, Partnership setujuuntuk melanjutkan Program NIAPPselama tiga tahun ke depan (2018-2020).

NIAPP berkontribusi terhadap tujuanstrategis Partnership untuk membuatjaringan baru bagi industri di sektorini, dan menyediakan kesempatan bagimahasiswa peternakan dari Indonesia

untuk memasuki industri peternakandan daging sapi.

Program ini juga menyelenggarakankunjungan timbal balik dari pelakupeternakan Australia ke Indonesia.Kunjungan balasan tersebutmemberikan kesempatan berbagipengetahuan mengenai isu-isu dalamindustri, serta menjalin hubunganbaik antara Indonesia Australia.Program NIAPP juga telah memberikankesempatan untuk melibatkan mediadan mempromosikan kemitraanIndonesia dan Australia di bidangpeternakan sapi.

Kerjasama dengan peternakan diAustralia merupakan aspek yangsangat penting bagi NIAPP, tidakhanya untuk menyediakan pengalamanlangsung bagi para mahasiswa dalamindustri peternakan, namun juga untukmeningkatkan kesejahteraan hewan.

Mr Rohan Sullivan dari Cave CreekStation dekat Mataranka, sudahmenjadi tuan rumah bagi pesertaprogram selama beberapa tahun.“Saya melihat potensi yang sangatbesar untuk menciptakan hubunganyang kuat dalam seluruh rantai pasok,dengan peningkatan kesejahteraanhewan sebagai motor penggerakprogram ini,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenaiNIAPP, kunjungi laman ntca.org.au danredmeatcattlepartnership.org.

20 peserta NIAPP pada saat menerimapembekalan kesiapan keberangkatan diCianjur, Jawa Barat, Indonesia

Sefrans Banamtuan adalah mahasiswaFakultas Peternakan di Universitas NusaCendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur(NTT), dengan rasa keingintahuan yangbesar mengenai standar operasi di industripeternakan sapi di Australia.

“Saya ingin belajar tentang industri sapi diAustralia. Menurut saya NTT dan Australiakondisinya hampir sama, jadi saya ingintahu bagaimana supaya peternakan sapi diKupang juga bisa semaju di Australia,” iamenjelaskan.

Sefrans merupakan salah satu dari 20 mahasiswa Indonesia jurusan peternakan dari 15 universitas ternama di Indonesia yang terpilih untuk mengikuti Northern Territory Cattlemen’s Association (NTCA) Indonesia-Australia Pastoral Program (NIAPP) di tahun 2018.

MEMBAWA PULANG ILMUDARI AUSTRALIA

Setelah menjalani program ini, Sefransdengan cepat menyadari bahwa hakasasi hewan adalah hal penting untukkelangsungan industri peternakansapi baik di Indonesia maupunAustralia. Ia menyatakan bahwa iaingin mengaplikasikan kesejahteraanhewan dalam praktik pengelolaan sapisekembalinya ke NTT.

Ketika mengamati keuntungan dariteknologi yang lebih maju di negaratetangga, Sefrans juga terkejut karenaternyata berbagai aspek dalammengelola peternakan sapi bisadilakukan dengan sangat sederhana.

“Contohnya, untuk pemberian pakandi sini (Australia), mereka hanyamemberikan jerami dan blok mineral,”katanya. “Tetapi, perkembangansapinya sangat baik.”

Aviola “Vio” Putri Hermanto, pesertadari Universitas Diponegoro diSemarang, Jawa Tengah, juga sangatantusias mengikuti program NIAPP.

Ia ditugaskan di Mataranka di AustraliaUtara. Aviola mengatakan ia belajarbanyak mengenai industri sapi diAustralia selama mengikuti jalannyaprogram.

“Menurut saya pengetahuan yangpaling berguna yang saya dapatadalah tentang kesejahteraan hewandan penanganan hewan,” tuturnya.“Saya tidak tahu sebelumnya, ada cara-

“Persaingan untuk mendapatkan tempat diprogram ini sangat ketat,” ujar Kylie Gracey,Project Manager dari NTCA.

Program yang berjalan selama sepuluhminggu itu resmi dibuka pada bulan Juli2018 di fasilitas pembiakan milik PT PasirTengah di Cianjur, Jawa Barat oleh MrGeorge Hughes, Konselor Pertanian dariKedutaan Besar Australia di Jakarta.

Sebelum keberangkatan mereka ke Australia, para mahasiswa mendapatkan berbagai materi di Cianjur untuk mempersiapkan diri agar ketibaan mereka di fasilitas pelatihan milik NTCA di Alice Springs, Australia berjalan dengan lancar.

Setelah itu, mereka ditugaskan di berbagaipeternakan yang berbeda. Peserta kemudianmenghabiskan enam minggu untuk menjalani kehidupan di peternakan Australia Utara tersebut sambil mengasah ilmu.

Peserta NIAPP 2018 berfoto bersama di Northern Teritory Australia

DARI KELAS, TURUN KE LAPANGAN

cara supaya kita tidak membuathewan menjadi stres, sehinggamereka menjadi lebih mudah untukdikendalikan dan kita mendapatkanmanfaatnya.”

Setelah kembali ke Indonesia, parapeserta NIAPP memberikan presentasidi Kementerian Pertanian. Aviolamengatakan mereka ingin membagipengetahuan yang sudah didapat diAustralia untuk memajukan industripeternakan sapi di Indonesia.

“Saya telah berbagi dengan teman-teman tentang pengelolaan sapidan kesejahteraan hewan melaluimedia sosial selama saya di sana,”tambahnya.

DARI KELAS, TURUN KE LAPANGAN 2120

Page 12: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

ALUMNI DANINOVASI UNTUKPETERNAKAN

Belum lama ini Partnership mengadakan acaratahunan Joint Alumni Symposium untuk keduakalinya, dengan fokus mencari solusi inovatif untuktantangan yang dihadapi industri ternak Indonesia.

Pada tanggal 16 Oktober di Jakarta,74 lulusan dari berbagai programpengembangan keterampilan yangdiadakan Partnership, serta lebihdari 60 tamu undangan, berkumpulbersama dalam acara Joint AlumniSymposium 2018.

Simposium tahunan ini bertujuanuntuk memperkuat jaringan danberbagi pengetahuan antara alumnidan profesional, sehingga para alumniini akan menjadi pakar yang mampuberkontribusi bagi sektor peternakandan daging merah di Indonesia dengankemampuan dan pemikiran mereka.

Topik yang dipilih untuk simposiumtahun ini adalah “Inovasi dalamSektor Peternakan dan DagingMerah”, dimana CEO-CEO dariberbagai platform digital di Indonesiadiundang sebagai narasumber untukmemberikan inspirasi.

Pada pidato pembukaannya, Bpk WisnuWijaya Soedibjo, Co-Chair Indonesiauntuk Partnership, menegaskankembali bahwa Indonesia memerlukan

keterlibatan akademisi dan pemudauntuk memberikan ide-ide barudan inovasi yang dapat mendukungpertumbuhan dan investasi.

“Dengan teknologi yang lebihbaik untuk pelaku industri, sektorpeternakan harus kuat dalammenghadapi tantangan seperti apapun,karena masyarakat memerlukandaging segar setiap hari,” kata BpkWisnu.

“Ekonomi digital akan mendukungIndonesia Australia Red Meatand Cattle Partnership, dan akanmemperkuat hubungan antaraIndonesia dan Australia.”

“Partnership mendorong generasimuda, termasuk lulusan baru, untukmenjadi wiraswasta dan menciptakansolusi-solusi inovatif di daerah merekamasing-masing dengan memberikanakses untuk pengetahuan danmembangun jaringan yang kuat disektor (peternakan).”

“Kami disini untuk berkolaborasidalam menemukan ide-ide baru untuk

meningkatkan pembiakan sapi diIndonesia,” tambah Mr George Hughes,Konselor Pertanian dari KedutaanBesar Australia di Jakarta.

“Australia terus berkomitmen untukmendorong kapasitas siswa danprofesional di Indonesia dalam sektorpeternakan dan daging merah.”

“Pemerintah Australia kini memilikimekanisme pendanaan untuk alumni,yang dapat diakses untuk mendukungsolusi inovatif di sektor ini.”

Simposium ini dihadiri oleh inovator-inovator yang menunjukan inovasiberbasis aplikasi yang dapat membantudalam pengelolaan, pengambilan datadan marketing produk daging sapi diIndonesia.

Inovator terkemuka dari perusahaanperusahaansolusi digital terdepan diIndonesia hadir sebagai narasumberdan mentor bagi para alumniPartnership dalam sesi interaktif (lihatbox fitur untuk informasi lebih lanjut).Inovator-inovator tersebut adalah:

• Badrut Tamam Himawan Fauzi, CEOKarapan, marketplace online yangmenyediakan produk daging organikberkualitas dan halal• Dalu Nazlul Kirom, CEO Ternaknesia,platform digital untuk mendukung parapetani melalui crowdfunding untukinvestasi, pengelolaan dan pemasaran• Andri Yadi, CEO SmarTernak, solusidigital untuk membantu petanidan industri ternak dengan sistempengelolaan ternak yang lebih baik• Muhsin Al Anas, Project LeaderGama Sapi 4.0, platform digital untukmendukunga petani dan industridengan sistem peternakan yang tepat

Setelah sesi interaktif, yangdirancang untuk menginspirasi danmengembangkan inovasi dalamindustri ternak di Indonesia, simposiumditutup dengan pengumuman tentangskema pendanaan alumni AustraliaAwards.

Pemerintah Australia, melalui AustraliaAwards di Indonesia, menyediakan$ 10.000 - $ 15.000 untuk setiapproposal yang berhasil diterima.Masyarakat Indonesia yang telahmengikuti kursus jangka pendekatau panjang, termasuk alumni dariprogram pengembangan keterampilanyang dilakukan Partnership,boleh mengajukan proposal.Program pendanaan ini mendorong

Sesi inspirasi dari inovator-inovator digital Indonesia, seperti Karapan, Ternaknesia,SmarTernak, dan Gama 4.0; Mr. George Hughes, Konselor Pertanian Kedutaan BesarAustralia di Jakarta dan Mr Ashley Manicaros, CEO NTCA juga turut berpose pada foto.

pengaplikasian pengetahuan sertapengalaman yang didapat peserta Indonesiaselama mereka belajar di Australia.

Alumni yang hadir pada simposiumdianjurkan untuk mengajukan pendanaandemi mendukung proyek start-up mereka.

Mr Ashley Manicaros, CEO NorthernTerritory Cattlemen’s Association, yangmenjalankan program NTCA IndonesiaAustralia Pastoral bagi mahasiswa jurusanpeternakan dari seluruh Indonesia,menyatakan bahwa simposium tersebuttelah menjadi koneksi penting antara keduanegara.

“Simposium, seperti layaknya program,adalah wadah yang sangat baik untukmengembangkan basis pengetahuan disektor ini. Kami berharap untuk terusmenguatkan hubungan ini,” tutur Manicaros.

Alumni yang hadir dalam simposium mengikuti berbagaisesi interaktif, difasilitasi oleh Inspirit, yang dirancang untukmenginspirasi inovasi dan kreativitas.

Di dalam sesi inspirasi, narasumber dari perusahaan solusidigital di Indonesia berbagi pengetahuan tentang modelbisnis start-up mereka dan memberikan wawasan tentangekonomi digital serta penggunaan teknologi inovatif yangdapat menguntungkan sektor peternakan di Indonesia.Difasilitasi oleh Indra Purnama, Managing Partner AngelID, sesi tersebut diwarnai dengan diskusi mengenaivaliditas data input dalam platform pengelolaan ternak danbagaimana mendorong petani untuk memanfaatkan platformdigital dalam mengelola ternak.

Di dalam sesi mencari ide, alumni dibagi menjadi sepuluhgroup, di mana mereka dapat berbagi aspirasi masingmasinguntuk pembiakan dan pengelolaan ternak diIndonesia, dan diberikan pandangan dan solusi baru untukmasalah-masalah yang sering muncul. Alumni didoronguntuk berpikir secara luas mengenai isu dan solusi tanpamembatasi ide-ide mereka.

Di dalam sesi pemikiran desain, alumni diajak untuk belajartentang seni bernegosiasi, bagaimana berkolaborasi dengananggota tim dan mengeksplorasi ide-ide menggunakanproses pemikiran desain (design thinking). Setiap groupkemudian membuat proposal konsep bisnis, dengan paraCEO narasumber turut hadir untuk memberikan masukandan pertanyaan untuk berdiskusi.

Konsep bisnis yang dibuat peserta pada hari itu termasuk:aplikasi untuk memfasilitasi transportasi daging danternak ke seluruh Indonesia; aplikasi untuk merekamdata produktivitas ternak; aplikasi untuk menganalisakondisi ternak (dengan memindai foto ternak) yang juga

memberikan data statistik kondisi badan ternak; aplikasiuntuk memberikan rekomendasi pakan ternak yang palingmurah dan sesuai dengan kondisi lokal.

Dalam sesi presentasi, setiap grup menjabarkan konsepbisnis mereka di depan alumni lain dan kemudian dinilai olehpanel CEO. Para CEO memberikan penilaian umum tentangbisnis konsep yang dipresentasikan dan memberikanrekomendasi mereka. Setelah waktu revisi yang diberikan,tiga konsep bisnis terbaik dipresentasikan dalam sesipitching final.

Semua alumni yang terlibat mengatakan merekamendapatkan pengalaman yang menyenangkan danbermanfaat, dan banyak dari mereka yang terinspirasi untukmengembangkan ide dan konsep yang mereka temukanpada sesi-sesi di simposium.

HARI PENUH KREATIVITAS DAN INTERAKSI

Para alumni mendiskusikan solusi inovatif untuk sektor daging merah dan sapi di Indonesia

ALUMNI DAN INOVASI UNTUK PETERNAKAN ALUMNI DAN INOVASI UNTUK PETERNAKAN 2322

Page 13: Buletinredmeatcattlepartnership.org/files/4nQJG-partnership-newsletter-id... · untuk Pengangkutan Sapi di Indonesia dan menyelesaikan Penilaian Kelayakan Komersial pada 6 dari 7

redmeatcattlepartnership.org

@IAredmeatcattle