Top Banner
No.16 I Mei 2014 BULETIN SKK MIGAS REKAYASA TEKNOLOGI SURVEI PENGEBORAN / WAKIL PRESIDEN KUNJUNGI PROYEK BANYU URIP / MENABUR “SRI”, MENUAI RUPIAH
24

BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Feb 04, 2018

Download

Documents

trinhhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

No.16 I Mei 2014BULETIN SKK MIGAS

REKAYASA TEKNOLOGI SURVEI PENGEBORAN / WAKIL PRESIDEN KUNJUNGI PROYEK BANYU URIP / MENABUR “SRI”, MENUAI RUPIAH

Page 2: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

2 BUMI Mei 2014

DAFTAR ISI SALAM REDAKSI3 Menggali Ide baru

FOKUS4 Rekayasa Teknologi Survei Pengeboran

6 Akurasi Data Untuk Optimalisasi Kegiatan Survei

PERSPEKTIF8 Monitoring Industri Migas Menjaga

Penerimaan Negara

10 SEREMONIAL

BIANGLALA14 Industri Migas Bantu Pemberdayaan Nelayan

15 Latihan Pembersihan Tumpahan Minyak

FIGUR16 Hery Margono Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai Menata Pengelolaan Rantai Suplai Industri Hulu Migas SPEKTRUM18 Wakil Presiden Kunjungi Proyek Banyu Urip 19 Mengenal Tata Kelola Industri Hulu Migas Kolombia

TANGGUNG JAWAB SOSIAL20 Menabur “Sri”, Menuai Rupiah

OPINI22 Out of The Box Thinking Where Are We Now?

4

Redaksi : Pelindung J. Widjonarko, Gde Pradnyana / Penanggungjawab Handoyo Budi Santoso / Pemimpin Redaksi Zuldadi Rafdi / Editor Heru Setyadi, Ryan B. Wurjantoro / Tim Redaksi Adhitya C, Utama, Alfian, Galuh Andini, Heri Slamet, Ruby Savira, Suhendra Atmaja

Redaksi memerima masukan artikel melalui : [email protected] [email protected] : Bagian Komunikasi dan Protokol SKK MigasAlamat : Gedung Wisma Mulia Lt.30, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta 12710Facebook : Humas SKK Migas | Twitter @HumasSKKMigas www.skkmigas.go.id

8

16

15

18

Page 3: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 3

HANDOYO BUDI SANTOSOKepala Bagian Hubungan Masyarakat

SALAM REDAKSI

HANDOYO BUDI SANTOSOKepala Bagian Hubungan Masyarakat

Kontraktor KKS bisa menggandeng kalangan perguruan tinggi dalam menggali ide-ide baru untuk inovasi teknologi. Perguruan tinggi memiliki peran alamiah dalam pengembangan teknologi melalui penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi diharapkan bisa menghasilkan aplikasi praktis yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk industri hulu migas. Dengan dukungan dan keterbukaan dari semua pihak, Indonesia bisa menciptakan teknologi tepat guna yang dapat membantu memecahkan masalah di industri hulu migas.

Ide-ide baru juga dibutuhkan guna mendukung kegiatan pengembangan lapangan di wilayah kerja produksi. Hal ini diperlukan karena penemuan cadangan migas baru tidak bisa hanya dilakukan di wilayah kerja eksplorasi. Penggunaan metode-metode baru atau berbeda dalam kegiatan pengeboran sumur pengembangan tidak hanya memungkinkan adanya penemuan baru, tetapi juga memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi migas nasional.

Berpikir out of the box tidak hanya mendorong lahirnya ide-ide maupun inovasi baru. Di tengah banyaknya kendala dan hambatan yang terjadi di industri hulu migas, munculnya ide dan inovasi baru bisa menjadi solusi sempurna. Target pencapaian produksi pun bisa tercapai dan kontribusi sektor hulu migas yang cukup signifikan bagi penerimaan negara akan tetap terjaga.

Pemanfaatan teknologi telah menjadi bagian kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas). Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut membantu kelancaran operasi di industri hulu migas. Penggunaan teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran tidak hanya mendukung upaya peningkatan produksi migas nasional, tetapi bisa membantu menekan hambatan-hambatan operasi di lapangan.

Seperti diketahui, kegiatan operasi hulu migas di lapangan dalam upaya meningkatkan produksi maupun mencari cadangan baru tidak jarang terkendala kondisi alam, sosial masyarakat, maupun faktor-faktor lainnya. Menilik hambatan-hambatan yang terjadi di luar prediksi awal, industri hulu migas sudah waktunya untuk mencari ide dan inovasi baru atau mengupayakan cara-cara lain guna menjaga produksi migas sembari mencari cadangan baru.

Berbicara mengenai penemuan cadangan baru, kegiatan eksplorasi tidak bisa dilakukan tanpa dukungan data-data pendahuluan yang berkualitas dan akurat. Hanya saja, pengumpulan data pendahuluan kerap terkendala lokasi survei yang sulit dijangkau atau berada dekat dengan kawasan padat penduduk. Menghadapi kondisi semacam ini, perlu ada teknologi yang mampu mengatasi kendala yang ada sehingga proses pengumpulan data bisa dilakukan tanpa hambatan.

Mengingat kebutuhan tersebut, sudah saatnya pelaku di industri hulu migas melek terhadap teknologi baru yang berkembang di dunia. Sekarang ini, sudah banyak teknologi yang kian mempermudah pengumpulan data awal untuk keperluan eksplorasi, mulai dari peralatan nirkabel hingga pemanfaatan citra satelit. SKK Migas terus berupaya mendorong kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) untuk memanfaatkan teknologi.

MENGGALI IDE BARU

Page 4: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

4 BUMI Mei 2014

FOKUS FOKUS

Oleh: Adhitya Cahya Utama/[email protected]

REKAYASA TEKNOLOGI SURVEI PENGEBORAN

4 BUMI Mei 2014

lapangan yang membuat survei pendahuluan tidak bisa dilaksanakan, seperti masalah perizinan, sosial masyarakat, alam dan sebagainya. Kendala-kendala tersebut membawa dampak besar yang salah satunya berimbas pada penurunan jumlah kegiatan survei pendahuluan di lapangan.

Sebagai informasi, pada tahun 2013, jumlah kegiatan survei lapangan yang dilakukan mencapai 59 kegiatan. Kegiatan tersebut terbagi menjadi 11 kegiatan survei seismik 2D, 22 kegiatan survei seismik 3D, dan 26 kegiatan survei non seismik seperti survei geologi lapangan, survei gravitasi, survei magnetik dan survei-survei lainnya. Jumlah tersebut mengalami penurunan 20 persen pada tahun 2014. Sesuai rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) 2014, hanya ada 49 kegiatan survei lapangan yang dilakukan tahun ini. Kegiatan tersebut terbagi menjadi 18 kegiatan survei seismik 2D, 14 kegiatan survei seismik 3D, dan 17 kegiatan non seismik.

Upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional tidak bisa hanya bergantung pada lapangan-lapangan yang sudah ada. Penemuan cadangan baru mutlak diperlukan agar produksi migas tetap terjaga. Di sinilah kegiatan survei pendahuluan dalam migas memegang peranan penting. Kegiatan ini diperlukan untuk melihat daerah atau lapangan mana saja yang memiliki prospek serta cadangan migas yang ekonomis untuk diproduksikan.

Selain memprediksi prospek migas suatu lapangan, kegiatan survei pendahuluan juga berpengaruh terhadap kegiatan operasi migas saat cadangan migas yang ada sudah diproduksikan. Adanya survei pendahuluan diharapkan bisa menekan risiko ketika operasi sudah berjalan maupun ketika dilakukan pembangunan fasilitas produksi.

Meski memiliki peran krusial dalam kegiatan usaha hulu migas, kegiatan survei pendahuluan tidak selalu bisa berjalan mulus. Banyak hambatan-hambatan di

Page 5: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 5

FOKUS FOKUS

Sekretaris Jenderal Himpunan Ahli Geologi Indonesia (HAGI), Mailendra, menilai Indonesia belum terlalu mengikuti tren aplikasi teknologi survei lapangan yang saat ini berkembang di dunia. Menurutnya, aplikasi teknologi yang digunakan di Indonesia tertinggal 5-10 tahun dari negara-negara lain di dunia. Padahal, perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada penemuan dan peningkatan cadangan baru. “Masalah ketertinggalan aplikasi teknologi ini harus menjadi perhatian bersama apabila kita ingin meningkatkan produksi migas nasional,” kata Mailendra.

Salah satu faktor penyebab masih tertinggalnya aplikasi teknologi survei lapangan di Indonesia adalah adanya keraguan terhadap teknologi tersebut. Para pelaku di lapangan seringkali tidak yakin apakah teknologi baru bisa membuahkan hasil maksimal atau tidak. Imbasnya, pihak yang membawa teknologi baru masuk ke Indonesia seringkali mengalami kesulitan dalam meyakinkan mereka yang berkecimpung di dunia perminyakan nasional agar mau menerapkan aplikasi terbaru. “Perlu ada cara atau mungkin regulasi tertentu agar sektor perminyakan nasional mau menerapkan aplikasi teknologi baru agar Indonesia tidak semakin tertinggal,” kata Mailendra.

Penerapan teknologi yang tepat dalam kegiatan survei bisa menghasilkan kualitas data yang bagus. Meski demikian, aplikasi teknologi yang dipilih juga harus bisa mengatasi hambatan yang terjadi di lapangan. Pemilihan metode atau desain teknologi yang akan digunakan perlu dilakukan sebelum menyelesaikan masalah yang ada. “Desain pemanfaatan teknologi yang akan dilakukan harus dirancang lebih dulu agar bisa mendapatkan kualitas seoptimal mungkin,” kata Advisor Geofisika PT Pertamina (Persero) Upstream Technology Center, Alpius Dwi Guntara.

Guntara menambahkan, perlu ada alternatif teknologi untuk menyelesaikan permasalahan survei maupun operasi di lapangan. Peralatan yang lebih bersahabat perlu digunakan guna menghindari permasalahan sosial yang muncul dari masyarakat. Perlu ada kerja sama pula antara kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) dalam memanfaatkan teknologi tertentu yang butuh biaya mahal. Pemanfaatan peralatan secara bersama ini tidak hanya memungkinkan vendor untuk menyediakan teknologi yang diperlukan karena ada beberapa alternatif survei yang dilakukan, tetapi juga menekan biaya operasi kontraktor KKS.

“Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, penurunan jumlah kegiatan survei lapangan bisa mencapai 30-50 persen. Kondisi ini jelas cukup memprihatinkan,” kata Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan, dalam workshop survei lapangan di Jakarta pada 2 April 2014.

Kendala tidak hanya terjadi pada saat kegiatan survei lapangan hendak dilakukan. Pada tahapan lanjutan, kegiatan operasi menghadapi tantangan yang semakin banyak, seperti pecahnya formasi batuan pada saat melakukan pengeboran, turunnya dasar laut pada saat produksi, pengeboran maupun pembangunan fasilitas, penggerusan sedimen di dasar laut, bencana gas pada reservoir dangkal, serta terjepitnya pipa pengeboran atau runtuhnya dinding pengeboran pada lapisan batuan yang tidak rigid. Masalah-masalah yang terjadi di lapangan tersebut berdampak pada menurunnya produksi migas nasional.

Muliawan mengatakan, solusi untuk menekan risiko-risiko tersebut tidak lepas dari objek geologi, baik di permukaan maupun bawah permukaan, serta teknologi dan metodologi survei yang digunakan. Sebagai contoh, apabila kegiatan survei lapangan dilakukan di lingkungan yang banyak terdapat aliran sungai atau di sekitar masyarakat yang gemar memotong kabel peralatan survei, maka diperlukan teknologi nirkabel guna mengurangi penggunaan kabel. Penggunaan teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran diharapkan bisa memecahkan masalah di lapangan sehingga kegiatan survei berjalan lancar.

Muliawan mengimbau agar tantangan dan hambatan yang terjadi saat dilakukan survei lapangan menjadi pemicu dalam melakukan inovasi. Inovasi-inovasi tersebut diperlukan untuk mencari pemecahan masalah, baik dari segi teknis operasional maupun pola pendekatan kepada masyarakat secara sosial dan psikologis. Melalui inovasi yang muncul, cadangan baru bisa ditemukan dengan risiko yang lebih kecil.

Berbicara mengenai cadangan migas, kondisi cadangan minyak Indonesia di tahun 2013 cukup memprihatinkan. Pasalnya, research replacement ratio untuk minyak hanya sekitar 60 persen dari kumulatif produksi yang dihasilkan pada tahun 2013. Artinya, cadangan minyak Indonesia makin menyusut. Sebaliknya, cadangan gas pada tahun 2014 diprediksi akan terus bertambah dibanding tahun 2013. “Apa pun kondisinya, cadangan minyak maupun gas harus bertambah meskipun cadangan minyak Indonesia tinggal 0,2 persen dari cadangan minyak dunia,” kata Muliawan.

Mei 2014 BUMI 5

Page 6: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

6 BUMI Mei 2014

FOKUS FOKUS

Menurut Ipranto, Badan Geologi saat ini tengah mengerjakan rekayasa teknologi survei lapangan tersebut dengan memutakhirkan peta-peta geologi berdasarkan data-data dari citra satelit. Data dari citra satelit tidak hanya mengidentifikasi kondisi suatu daerah, tetapi juga tutupan lahan, vegetasi, hingga kondisi geomorfologi.

Struktur geologi permukaan bumi juga akan terlihat secara langsung di dalam citra satelit, mulai dari tingkat kelurusan dan kemiringan batuan hingga adanya lipatan atau sesar dan kemenerusan lapisan-lapisan yang ada. Sebaran dan stabilitas batuan di lapangan juga bisa dilihat. Terkait kegiatan eksplorasi migas, citra satelit juga bisa melihat kondisi batuan reservoir, source rock, sejarah thermal, migrasi dan lalu lintas migas, serta sejarah geologi cekungan.

Berbekal data-data tersebut, strategi survei dan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan bisa dipastikan sebelum aktivitas di lapangan berjalan. Dalam kaitannya dengan kegiatan pemetaan geologi, kondisi lintasan yang akan dilalui dan apa saja pengambilan contoh yang dilakukan bisa direncanakan sejak awal. Dengan perencanaan matang sebelum kegiatan survei dilakukan, risiko-risiko geologi yang mungkin terjadi bisa ditekan.

Survei pendahuluan dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Aplikasi teknologi dibutuhkan untuk mengidentifikasi objek-objek yang berpotensi memiliki cadangan migas untuk dikembangkan. Saat ini, teknologi yang digunakan dalam kegiatan survei seismik semakin berkembang. Perkembangan itu diharapkan bisa semakin mempermudah pelaksanaan kegiatan survei seismik di lapangan dan mereduksi hambatan yang kerap muncul.

Selain teknologi nirkabel yang mulai digunakan di Indonesia, ada beberapa teknologi lain yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan survei. Salah satunya adalah penginderaan jauh menggunakan citra satelit. Dari aspek kegeologian, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi objek-objek yang berada di permukaan bumi secara detail. Teknologi semacam ini diperlukan untuk proses identifikasi secara umum pada lapangan-lapangan migas di kawasan terpencil.

“Dengan memanfaatkan citra satelit, kondisi geologi bisa dilihat dari skala global hingga detail,” kata Kepala Bidang Informasi Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ipranto Wignyowinoto.

Oleh: Adhitya Cahya Utama/[email protected]

AKURASI DATA UNTUK OPTIMALISASI KEGIATAN SURVEI

Page 7: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 7

FOKUS FOKUS

berskala nasional. Sistem ini menggantikan data umum geodesi nasional tahun 1995 karena data tersebut bersifat statis. Padahal, perkembangan teknologi sekarang sudah bisa memantau pergerakan lempeng tektonik dan juga formasi kerak bumi.

“Disadari atau tidak, permukaan bumi senantiasa aktif bergerak. Penghitungan atau komposisi 10 tahun yang lalu bisa jadi sudah bergeser sekian meter ke arah tertentu sekarang,” kata Arief.

Berbeda dari data umum geodesi nasional tahun 1995, sistem referensi baru yang diberi nama Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRG) 2013 bersifat dinamis. Artinya, sistem ini sudah mempertimbangkan perubahan koordinat sebagai fungsi waktu atau velocity rate akibat pergerakan lempeng tektonik atau deformasi kerak bumi. Karena datanya bersifat dinamis, Badan Informasi Geospasial memberikan informasi ini kepada semua pengguna dengan benar, cepat, dan gratis. “SKK Migas diharapkan juga menggunakan sistem referensi yang sama karena SKK Migas mengolah data-data dari banyak perusahaan,” kata Arief.

Selain sistem referensi, penggunaan peta dengan skala yang sama juga perlu dilakukan. Tahun ini, sebagian besar wilayah Indonesia sudah memiliki citra tegak beresolusi tinggi yang bisa diakses oleh pengguna yang membutuhkannya. “Mudah-mudahan dengan geospec dan sistem referensi yang sama, tidak ada lagi masalah dalam integrasi data geospasial selanjutnya,” kata Arief.

Dengan penggunaan sistem referensi yang seragam, efisiensi dan efektivitas kegiatan survei bisa ditingkatkan. Integrasi ini tidak sulit selama ada kelengkapan metadata tentang kapan pengukuran dilakukan, terikat ke mana, serta menggunakan sistem referensi yang mana.

“Sayangnya, data-data citra satelit belum belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) dalam melakukan perencanaan survei,” kata Ipranto.

Ipranto berharap, ada sinergi antar instansi maupun kontraktor KKS sehingga data geologi dari citra satelit bisa saling dibagi dan dimanfaatkan. Melalui pemanfaatan bersama, kontraktor KKS maupun lembaga lain yang membutuhkan data geologi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli data. “Tinggal mengatur link-nya saja sehingga data bisa dikumpulkan jadi satu dan diakses bersama,” kata Kepala Bidang Mitigasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tersebut.

Permasalahan integrasi data terkait kegiatan survei juga mendapat sorotan dari Kepala Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial Cibinong, Mohamad Arief Syafi’i. Menurutnya data yang diperlukan untuk survei, terutama data spasial, dibuat oleh banyak pihak, mulai dari instansi pemerintah hingga perusahaan migas. Namun dalam pengumpulan data tersebut, banyak pihak yang tidak menggunakan referensi yang seragam, bahkan sebagian masih menggunakan sistem referensi lokal.

Hal ini bisa menimbulkan masalah ketika ada kebutuhan untuk mengintegrasikan data yang ada dengan data dari sumber lain. Inilah mengapa perlu ada sistem referensi yang seragam. Akibat tidak digunakannya sistem referensi atau acuan yang sama untuk data geospasial, muncul banyak permasalahan dan menimbulkan kerugian, baik waktu maupun finansial. Pasalnya, data-data yang dihasilkan tidak bisa langsung digunakan untuk proses lebih lanjut, bahkan butuh survei ke lapangan untuk peningkatan.

“Apalagi kalau data tersebut dibuat dalam kurun waktu yang jauh berbeda. Misalnya, seismik dibuat sekian tahun yang lalu, pemetaan topografi disusun sekian tahun yang lalu, sementara pendefinisian dilakukan saat ini. Ini menimbulkan kerugian waktu dan finansial yang cukup besar,” kata Arief.

Arief mengatakan, salah satu solusi yang bisa dilakukan sekarang adalah menggunakan sistem referensi geospasial yang sama. Realisasi dari sistem referensi ini nanti akan terwujud dalam bentuk sebaran titik-titik kontrol geodesi di lapangan. Apabila dilakukan pengukuran yang terikat titik kontrol geodesi tersebut, semua evaluasi data geospasial akan mudah diintegrasikan.

Arief mengatakan, tahun ini Badan Informasi Geospasial meluncurkan sistem referensi baru yang

Page 8: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

8 BUMI Mei 2014

hari (BBTUD) untuk lifting gas, dan cost recovery sebesar US$ 15 miliar. Berdasarkan target tersebut, penerimaan negara diharapkan mencapai US$ 30,56 miliar.

Terhadap target APBN 2014 tersebut, SKK Migas telah menyampaikan perkiraan terkini untuk tahun 2014 kepada Kementerian Keuangan dengan menggunakan hasil persetujuan rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) 2014 yang akan dibahas lebih lanjut di tingkat Pemerintah dan DPR RI. Dalam WP&B 2014 disebutkan, target lifting minyak ditetapkan sebesar 804 MBOPD, lifting gas sebesar 7.099 BBTUD, dan cost recovery sebesar US$ 19,1 miliar, dengan penerimaan negara mencapai US$ 27,1 miliar.

“Dengan kondisi cadangan migas nasional saat ini, pencapaian target-target tersebut akan sangat menantang. Untuk itu perlu kerja keras dan kerja sama semua pihak,” kata Deputi Pengendalian

Penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sangat penting dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Pendapatan negara dari sektor ini menjadi penggerak perekonomian nasional. Sebagai lokomotif ekonomi negara, industri hulu migas membawa dampak luar biasa, baik secara makro maupun mikro.

Hingga tahun 2013, kontribusi sektor hulu migas terhadap penerimaan dalam negeri masih di atas 20 persen. Peran strategis sektor hulu migas dalam pembangunan ekonomi nasional perlu dijaga demi kepentingan bangsa. Penerimaan negara dari kegiatan usaha hulu migas sebisa mungkin dipertahankan, bahkan bisa melebihi target yang ditetapkan.

Sesuai APBN 2014, target yang dibebankan pemerintah kepada industri hulu migas tahun ini adalah sebesar 870 ribu barel per hari untuk lifting minyak, 7175 miliar British thermal unit per

Oleh: Alfian/[email protected]

MONITORING INDUSTRI MIGAS MENJAGA PENERIMAAN NEGARA

PERSPEKTIF

8 BUMI Mei 2014

Page 9: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 9

Masukan tersebut akan segera dirumuskan dalam berbagai usaha lanjutan terkait optimalisasi produksi dan lifting migas. Kontraktor KKS juga diimbau agar selalu memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya sehingga pendapatan yang diperoleh pemerintah dan kontraktor KKS bisa lebih maksimal.

Dalam rapat kerja kali ini, SKK Migas memberikan penghargaan kepada enam kontraktor KKS yang memiliki kinerja terbaik dalam aspek pelaporan keuangan dan kepatuhan di tahun 2013. Keenam kontraktor tersebut antara lain Santos, Star Energy, PHE WMO, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil, dan PHE ONWJ. Enam kontraktor ini dipilih dari 90 kontraktor KKS yang dievaluasi. “Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi kontraktor KKS yang lain,” kata Budi.

Penilaian dilakukan terhadap dua aspek besar yaitu aspek kinerja keuangan serta aspek proses bisnis dan perilaku organisasi. Penilaian terhadap para kontraktor ini dilakukan oleh Bidang Pengendalian Keuangan SKK Migas dan khusus untuk pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan parameter yang dirancang oleh Ernst & Young.

Penilaian aspek kinerja keuangan mencakup penilaian terhadap kontribusi terhadap penerimaan negara; rasio pengembalian biaya operasi (cost recovery) terhadap penerimaan kotor; dan perbandingan antara lifting aktual dengan perencanaan. Aspek kinerja keuangan ini diberi bobot 30 persen terhadap total penilaian. Aspek penilaian kedua adalah aspek proses bisnis dan perilaku organisasi. Penilaian atas aspek ini fokus kepada dua hal, yaitu perbaikan berkelanjutan untuk proses bisnis dalam hal perhitungan bagian negara dan bagian kontraktor (entitlement), dan monitoring biaya operasi yang dapat dikembalikan (cost recoverable). Parameter ini berkontribusi 30 persen terhadap total penilaian. Hal kedua yang dinilai dalam aspek ini adalah perilaku organisasi yang baik yang terkait dengan kepatuhan, kemampuan bekerja sama dan bersikap responsif, kemampuan memenuhi target, dan keandalan, serta penerapan nilai (values). Parameter ini berkontribusi 40 persen terhadap total penilaian.

Dari sini terlihat penilaian bukan hanya seberapa besar kontribusi kontraktor terhadap penerimaan negara, tetapi juga penilaian terhadap good corporate behavior terutama terkait dengan kepatuhan mereka terhadap aturan-aturan yang ada. “Di tengah kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh industri hulu migas saat ini, good corporate behavior sangat diperlukan untuk dapat mensinergikan solusi atas permasalahan yang dihadapi sektor ini,” katanya.

Keuangan SKK Migas, Budi Agustyono, dalam acara Rapat Kerja Crude Oil Monitoring Lifting & Entitlement (COMLE) dan Gas ke-47 di Bandung pada 27 Maret 2014.

Sebagai informasi, untuk outlook empat bulan pertama di tahun 2014, rata-rata lifting minyak masih di bawah target APBN. Sedangkan untuk gas, outlook lifting selama empat bulan pertama pada tahun 2014 menunjukkan realisasi yang cukup baik dan sesuai dengan target pemerintah. Hal ini didukung beberapa proyek gas yang sudah onstream pada akhir tahun 2013 dan awal 2014, seperti Sebuku, CBM Sanga Sanga, dan EMP Malaca Strait. Melihat outlook tersebut, realisasi lifting gas tahun ini diperkirakan bisa lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam APBN 2014. “Perlu ada sinergi antara SKK Migas dan kontraktor KKS agar target yang ditetapkan pemerintah maupun yang tertuang dalam WP&B bisa tercapai,” Kepala Divisi Akuntansi SKK Migas, Nono Gunarso.

Dalam Rapat Kerja COMLE dan Gas Tahun 2014, SKK Migas juga menekankan pentingnya keseimbangan entitlement. Hal ini tidak hanya penting bagi SKK Migas, tetapi juga bagi kontraktor KKS. Pasalnya, entitlement terkait dengan pembagian yang adil antara bagian Pemerintah dan kontraktor KKS sesuai mekanisme bagi hasil produksi di dalam kontrak kerja sama. Untuk mencapai keseimbangan entitlement, SKK Migas melalui Forum Shipping Coordination melakukan monitoring dan evaluasi ketat setiap minggu terhadap lifting dari masing-masing kontraktor KKS dan mekanisme lainnya.

Rapat Kerja COMLE dan Gas 2014 merupakan agenda tahunan industri hulu migas yang bertujuan mereview kinerja lifting dan entitlement tahun sebelumnya serta proyeksi pada tahun berjalan. Hasil monitoring kegiatan lifting dalam Rapat Kerja COMLE dan Gas 2014 menjadi masukan strategis bagi manajemen SKK Migas dan kontraktor KKS.

PERSPEKTIF

Mei 2014 BUMI 9

Page 10: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

10 BUMI Mei 2014

1

SEREMONIAL

5

2

PUSAT DAN DAERAH

3

4 Forum Operasional 2014 – Forum Operasional 2014 – Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana (ketiga dari kanan), berfoto bersama para peserta Forum Operasional 2014 yang digelar SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabamanusa) bersama kontraktor kontrak kerja sama di Yogyakarta pada 15-16 April 2014.

AITIS 2014 2014 –SKK Migas bersama 33 kontraktor kontrak kerja sama berpartisipasi dalam 2nd Apkasi International Trade and Investment Summit 2014 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta pada 14-17 April 2014. SKK Migas-kontraktor kontrak kerja sama menampilkan informasi mengenai investasi hulu migas di Indonesia dan kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan di daerah operasi. Dalam acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten se-Indonesia itu, booth SKK Migas-kontraktor kontrak kerja sama mendapatkan penghargaan Best Support 1.

6th Indogreen Forestry Expo 2014 - SKK Migas besama-sama dengan 32 kontraktor KKS pada acara 6th Indogreen Forestry Expo 2014 bertempat di Jakarta Convention Center pada tanggal 11–14 April 2014. Acara dibuka oleh Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan. Pada kesempatan tersebut SKK Migas dan kontraktor KKS memperoleh penghargaan sebagai peserta Teraktif dalam tahun ini.

Kuliah Umum Sumenep – Kepala SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabamanusa), Arief Sukma Widjaja (keempat dari kanan), berfoto bersama Rektor Universitas Wiraraja, Alwiyah (tengah), usai memberikan kuliah umum di Universitas Wiraraja, Sumenep.

Sinergi Pengamanan – Kepala Biro Operasional Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Subandi, berfoto bersama rombongan SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara usai menerima kunjungan kerja di Semarang pada 5 Mei 2014. Selain Polda Jawa Tengah, SKK Migas Perwakilan Jabamanusa juga mengunjungi Polda DI Yogyakarta untuk menjalin sinergi terkait pengamanan objek vital di industri hulu migas.

1

2

3

4

5

KEGIATAN SKK MIGAS

Page 11: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 11

SEREMONIAL

Diskusi Terbatas Tarempa – BPK RI menggelar Diskusi Terbatas bertema “Optimalisasi Pengawasan Atas Pendapatan Bagi Hasil Migas” di Kabupaten Kepulauan Anambas pada 4 April 2014. Diskusi juga dihadiri Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana (ketiga dari kiri) dan Bupati Kepulauan Anambas, Tengku Mukhtaruddin (keempat dari kanan).

Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 –Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, hadir dalam pembukaan Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang digelar mulai 29 Maret hingga 3 April 2014 di Kepulauan Riau. Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 menitikberatkan materi latihan pada aspek non war fighting dengan fokus disaster relief. Salah satu lokasi latihan bersama yang diikuti 17 negara ASEAN dan non ASEAN ini adalah platform ANOA, di mana dilakukan simulasi penanggulangan tumpahan minyak yang berlangsung mulai 31 Maret hingga 1 April 2014.

Serah Terima Tanggung Jawab Sosial – Kontraktor Kontrak Kerja Sama PremierOil Natuna Sea BV dan ConocoPhillips Indonesia menyerahkan program tanggung jawab sosial kegiatan usaha hulu migas kepada masyarakat Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas pada 4 April 2014. Bantuan yang diserahkan antara lain bangunan gedung serba guna, perbaikan pelabuhan rakyat, bangunan Koperasi Unit Desa (KUD), dan Program Screen House. Penyerahan bantuan turut dihadiri Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, dan Bupati Kepulauan Anambas, Tengku Mukhtaruddin.

Rapat Koordinasi Perwakilan – Peserta rapat koordinasi perwakilan SKK Migas berfoto bersama di sela-sela acara yang digelar di Batam pada 21-22 April 2014. Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara menjadi tuan rumah dalam rapat koordinasi perwakilan tahun ini. Salah satu agenda rapat membahas tentang realisasi dan rencana kegiatan tahun 2014.

1

1

5

32

4

SUMATERA BAGIAN UTARA

KEGIATAN SKK MIGAS

2 & 3

4

5

Page 12: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

12 BUMI Mei 2014

7

SEREMONIAL

1. Kunjungan ke Sumatera Ekspres - KK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan mengunjungi Sumatera Ekspres pada 2 April 2014. Selain silaturahmi, SKK Migas juga menjelaskan mengenai kegiatan usaha hulu migas dan berdialog bersama tim redaksi Sumatera Ekspres.

2. Kerja Sama Kampanye Media Jambi - SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan dan kontraktor kontrak kerja sama wilayah Jambi mengunjungi Harian Pagi Jambi Independent sekaligus melakukan penandatanganan kerja sama kampanye media pada 4 April 2014.

3. Kunjungan Lapangan SKK Migas - SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan meninjau pemakaian listrik non PLN air bawah tanah/ air permukaan di PT Pertamina EP Asset 2-Goldwater TMT pada

14 April 2014.

4. Monitoring Program Tanggung Jawab Sosial - Sebagai bentuk monitoring program tanggung jawab sosial yang dilakukan kontraktor kontrak kerja sama, pada 17 April 2014, SKK Migas Perwakilan Sumatera

Bagian Selatan meninjau Program Berkelanjutan Penggemukan Sapi yang dijalankan PT Pertamina EP Asset 2 di Prabumulih.

5. Media Gathering Jambi – Guna mempererat hubungan dengan awak media di Jambi, SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan dan kontraktor kontrak kerja sama wilayah Jambi menggelar media gathering pada 23-25 April 2014 di Batam.

6. Kuliah Umum Musi Banyuasin – Untuk memperkenalkan kegiatan usaha hulu migas kepada kalangan perguruan tinggi, SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan dan kontraktor kontrak kerja sama wilayah Sumatera Selatan menggelar kuliah umum di Universitas Rahmaniyah pada 29 April 2014.

7. Rapat Rencana Kegiatan – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kiri) dan Total NV Indonesia Mentawai BV menggelar rapat rencana kegiatan tim pendukung kegiatan eksplorasi migas lepas pantai bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu pada 30 April 2014 di Bengkulu.

3

54

6

2

1SUMATERA BAGIAN SELATAN

KEGIATAN SKK MIGAS

Page 13: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 13

1. Kaltim Fair 2014 – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Mukmim Faisyal (ketiga dari kanan), berfoto bersama usai mengunjungi stan SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi di Kaltim Fair 2014 yang digelar pada 17-21 April 2014 dalam rangka HUT Provinsi Kalimantan Timur ke-57.

2. Rencana Pengeboran Petcon Borneo – Kontraktor Kontrak Kerja Sama ConocoPhillips-Petcon Borneo Ltd menyampaikan rencana kerja kepada Wakil Wali Kota Palangkaraya, Mofit Saptono, beserta jajaran di Palangkaraya pada 2 Mei 2014. Tahun ini, ConocoPhillips-Petcon Borneo Ltd berencana melakukan pengeboran tiga sumur eksplorasi di wilayah Palangkaraya.

3. Pre-survey Sumur CBM – Pekerja SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi bersama PT PHE Metan Tanjung II melakukan pre-survey sebelum melakukan pengeboran empat sumur pilot project CBM di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

4. Rapat Koordinasi Pamobvitnas – SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi menggelar rapat koordinasi bersama Kepolisian Daerah Kalimantan Timur pada 23-24 April 2014 yang membahas tentang pengamanan objek vital nasional di kegiatan usaha hulu migas.

5. Sharing Knowledge Forum 2014 – SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi bersama kontraktor kontrak kerja sama menggelar Sharing Knowledge Forum 2014 di Balikpapan pada 16 April 2014.

6. Sosialisasi Eksplorasi CBM – Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani (tengah), menerima memento dari staf Humas SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, Damar Setyawan, pada kunjungan kerja dalam rangka sosialisasi eksplorasi CBM, 22 April 2014.

7. Sulteng Expo 2014 – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalsul, A. Djoko Widhihananto (kanan), menyerahkan momento ke Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, di sela-sela kunjungan di stan SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi dalam pameran Sulteng Expo 2014 pada 17 April 2014.

4

6

5

7

32

1

SEREMONIAL

Mei 2014 BUMI 13

KALIMANTAN DAN SULAWESI

KEGIATAN SKK MIGAS

Page 14: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

14 BUMI Mei 2014

BIANGLALA

warga Balikpapan yang sehari-hari mencari nafkah sebagai nelayan. Kepada para nelayan, Rizal memberikan pesan bahwa kegiatan usaha hulu migas juga membutuhkan dukungan mereka. Apalagi pemerintah saat ini tengah menggalakkan pencarian sumber-sumber migas baru seiring meningkatnya kebutuhan energi nasional, sementara produksi migas sedang turun. Masyarakat diharapkan bisa memahami dan mendukung kegiatan tersebut.

“Pemerintah melalui SKK Migas sedang menggalakkan pencarian sumur migas baru melalui kegiatan eksplorasi, salah satunya adalah seismik. Kegiatan ini perlu mendapat dukungan masyarakat luas,” kata Rizal.

Rizal menambahkan, apabila impor minyak Indonesia semakin tinggi, hal ini akan berdampak pada naiknya harga bahan bakar. Kenaikan tersebut jelas akan berdampak pula pada kebutuhan bahan bakar bagi nelayan untuk melaut.

“Mari kita dukung upaya pemerintah dalam menggalakkan eksplorasi migas untuk mencari sumber-sumber energi baru,” kata Rizal.

Sebanyak 30 kelompok usaha bersama (KUB) nelayan Balikpapan menerima bantuan alat bantu tangkap berupa mesin kapal, GPS, dan tali jaring ikan dari SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Chevron. Bantuan tersebut merupakan bukti nyata tanggung jawab sosial kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) dalam mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan Balikpapan.

Penyerahan mesin kapal secara simbolis kepada 30 KUB dilakukan di Balikpapan pada 29 April 2014. Acara ini dihadiri langsung oleh Walikota Balikpapan, Rizal Effendi, dan Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, Ag Djoko Widhihananto.

Djoko mengatakan, kontribusi kegiatan usaha hulu migas terhadap pembangunan negara mencapai 30 persen. Dari bagi hasil migas, daerah penghasil dan sekitarnya memperoleh bagian yang dapat membantu pembangunan dan program-program pemerintah daerah. Hal tersebut menjadikan sektor hulu migas sebagai komoditi strategis bagi negara hingga sekarang yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak.

“Kehadiran industri migas sangat strategis dan masih menjadi andalan pendapat negara. Hingga kini kontribusi migas masih sangat signifikan dalam mendukung pembangunan nasional,” kata Djoko.

Melalui bantuan yang diberikan bagi para nelayan, kegiatan usaha hulu migas ingin menunjukkan bahwa kehadiran mereka tidak hanya mengedepankan sisi bisnis, namun juga peduli dalam membina dan mendukung perekonomian masyarakat sekitar.

“Bantuan pada nelayan ini juga bentuk kepedulian serta tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat,” kata Djoko.

Walikota Balikpapan, Rizal Effendi, sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan kepada

Oleh: Danang Agung/ [email protected]

INDUSTRI MIGAS BANTU PEMBERDAYAAN NELAYAN

Page 15: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 15

BIANGLALA

Oleh: Suhendra Atmaja/[email protected]

LATIHAN PEMBERSIHAN TUMPAHAN MINYAK

formasi “J” untuk mengisolasi tumpahan minyak. Selanjutnya, tumpahan minyak ini di-skim oleh tim kontraktor KKS. Menurut Kepala Sub Dinas Fasilitas Pengelolaan Lingkungan dan Keselamatan Kerja Eksplorasi SKK Migas, Bagus Edvantoro, latihan pembersihan tumpahan minyak ini sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi pencemaran yang bisa saja terjadi karena adanya kesalahan produksi. Latihan ini juga sebagai bentuk “Oil Spill Control Exercise” bagi kontraktor KKS. “Simulasi ini sangat membantu pekerja untuk menanggulangi tumpahan minyak yang bisa saja terjadi setiap saat,” kata Bagus.

Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang digelar TNI Angkatan Laut di Pulau Batam, Kepulauan Riau diikuti 17 negara peserta. Mengambil tema “Cooperation for Stability”, latihan bersama ini difokuskan pada Humanitarian Assistance (HA) dan Humanitarian Civic Action (HCA), Disaster Relief (DR), menghadapi Transnational Organized Crimes (TOC), serta Peace Keeping Operation (PKO). Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara dan kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah tersebut.

Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) di kawasan lepas pantai tidak lepas dari risiko insiden terjadinya tumpahan minyak. Kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) selaku operator di blok migas lepas pantai selalu berupaya menghindari terjadinya tumpahan minyak dalam kegiatan operasi. Meski demikian, kontraktor KKS harus tetap sigap mengatasi masalah apabila terjadi insiden tumpahan minyak.

Berlatar belakang adanya risiko tersebut, TNI Angkatan Laut menggelar latihan bersama upaya penanggulangan tumpahan minyak di kawasan perairan Natuna, Kepulauan Riau pada 31 Maret hingga 1 April 2014. Latihan yang digelar dalam rangkaian Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 ini diikuti tiga tim kontraktor KKS, yakni Premier Oil, ConocoPhillips, dan Star Energy.

Dalam simulasi yang dipimpin Kapten Andreas Kapitan ini, upaya pembersihan tumpahan minyak di perairan Natuna dilakukan AHTS Kasuari dan KRI Pulau Rangsang 727. AHTS Kasuari melakukan inflatable boom sepanjang 200 meter untuk membersihkan pencemaran minyak yang terjadi di wilayah perairan tersebut. AHTS Kasuari dan KRI Pulang Rangsang 727 membuat

Page 16: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

16 BUMI Mei 2014

FIGUR

Hery MargonoKepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai

Oleh: Adhitya Cahya Utama/[email protected]

MENATA PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI INDUSTRI HULU MIGAS

berbagai pihak. Padahal apabila dipahami dan diikuti, PTK 007 justru dapat menjaga dan menghindari proses pengadaan barang dan jasa dari potensi terjadinya penyimpangan.

Dalam menjaga kegiatan pengadaan tersebut, bukan hanya SKK Migas yang terlibat, tetapi juga kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) karena mereka yang melakukan pengajuan pengadaan barang dan jasa berikut strategi dan prosesnya. Fungsi strategis PRS SKK Migas lebih pada melakukan pengendalian atas realisasi nilai pengadaan agar tidak mengakibatkan penurunan manfaat penerimaan negara. Kami memverifikasi proses yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang diamanatkan dalam PTK 007 dengan tetap mengedepankan optimalisasi aset yang ada dan tetap memperhatikan kandungan dalam negeri.

Apa yang sudah dilakukan untuk meluruskan persepsi yang cenderung negatif tentang proses pengadaan barang dan jasa?Strategi pertama adalah mengedepankan asas legalitas untuk menjaga interpretasi semua pihak. Artinya, dalam melakukan proses harus sesuai PTK. Itu menjadi syarat mutlak. Saya minta seluruh kontraktor KKS agar menerapkan asas legalitas. Saya juga selalu minta opini dari legal apabila terjadi permasalahan. Inilah cara saya untuk memagari proses pengadaan agar berjalan benar.

Proses pengadaan barang dan jasa dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak jarang dipersepsi negatif. Padahal, ada proses bisnis yang perlu dilihat dan dipahami bersama. Tugas SKK Migas dalam menjalankan fungsi pengelolaan rantai suplai juga tidak terbatas pada pengadaan barang dan jasa. Berikut wawancara dengan Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai, Hery Margono. Menurut alumnus Universitas Kristen Satya Wacana yang meraih gelar master di Universitas Gadjah Mada ini, ada beberapa hal yang perlu diluruskan dan dipahami bersama agar SKK Migas bisa menjalankan fungsi pengendalian dan pengawasan secara baik.

Bagaimana sebenarnya fungsi pengelolaan rantai suplai dalam kegiatan usaha hulu migas?Dalam bekerja, Divisi Pengelolaan Rantai Suplai (PRS) mengacu pada proses bisnis, tupoksi dan PTK 007 serta peraturan perundangan lainnya. Sesuai hal tersebut, fungsi divisi ini sebenarnya tidak terbatas pada pengadaan barang dan jasa saja. Tugas divisi ini juga memastikan kegiatan operasional kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) berjalan efisien, efektif, dan sesuai aturan yang ada terkait kegiatan rantai suplai.

Namun faktanya, hanya masalah proses pengadaan barang dan jasa yang dilihat. Permasalahannya sekarang, dalam prosesnya seringkali ada persoalan-persoalan yang dinilai negatif oleh

Page 17: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 17

FIGUR

development, kami akan melaksanakan program vendor development. Ini salah satu upaya untuk meningkatkan TKDN dengan cara yang terstruktur dan profesional. Caranya, kami melakukan maping melalui kelompok kapasitas nasional untuk melihat di mana saja titik kesenjangan antara pelaku nasional dan asing serta apa saja persyaratan yang diajukan kontraktor KKS. Hasil maping tersebut menjadi bahan untuk melakukan pengembangan agar mereka bisa memenuhi standar dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Adakah reward and punishment bagi kontraktor KKS terkait proses pengadaan?Kami memberikan punishment apabila ada proses pengelolaan rantai suplai di kontraktor KKS yang menyalahi pedoman dan secara substansi dapat mempengaruhi kegiatan operasi. Selain itu, kami memanfaatkan assessment KPI (key performance indicator) kontraktor KKS, khususnya kontraktor produksi. Hasil assessment menjadi acuan kami dalam memberikan punishment. Sementara reward kami berikan dalam bentuk meningkatkan kepercayaan kepada mereka dan memberikan apresiasi yang menjadi bagian performance management di masing-masing kontraktor KKS.

Apa saja perbaikan yang Anda lakukan terkait manajemen aset?Kami juga mengoptimalkan manajemen aset kepabeanan dengan mendorong kontraktor KKS untuk lebih dulu melihat aset yang ada sebelum mengajukan procurement list. Langkah tersebut perlu dukungan database. Karena itu, kami mencoba membenahi database yang ada, terutama data aset. Sistemnya sebenarnya sudah terintegrasi dengan sistem teknologi informasi namun perlu ada mekanisme yang terstruktur dan kemauan untuk meng-update data aset ke dalam sistem yang sudah ada.

Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi sebagai Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai?Tantangan terbesar saya adalah membangun pemahaman yang sama tentang prinsip-prinsip dasar PSC dan proses bisnis di industri hulu migas terkait kegiatan pengelolaan rantai suplai, sehingga tidak ada interpretasi yang salah dari masyarakat. Dalam pelaksanaannya, tantangan terbesar adalah adanya entry barrier bagi penyedia barang dan jasa baru, sehingga penyedia barang dan jasa hanya itu-itu saja. Hal ini mengakibatkan market price bisa terangkat karena tidak tercapainya keseimbangan supply and demand. Kami harus menyikapinya dengan memberikan kesempatan tumbuhnya penyedia barang dan jasa nasional namun tetap menjaga kualitas.

Strategi kedua adalah empowerment kontraktor KKS sebagai pihak yang menjalankan kegiatan hulu migas. Kami empower kontraktor KKS dalam bentuk tanggung jawab mereka. Penentuan pemenang tender bukan lagi SKK Migas, tetapi kontraktor KKS. SKK Migas hanya mengklarifikasi apakah prosesnya sudah prudent atau tidak sejak awal. Inilah yang mendasari kami untuk merevisi PTK 007. Beberapa hal yang akan direvisi berkaitan dengan anggaran, K3LL, kewenangan pelaksanaan pengadaan, penetapan pemenang tender, kerahasiaan nilai pengadaan, procurement list, batas nilai pekerjaan, preferensi status perusahaan, pelelangan sederhana, pengadaan khusus, pengadaan di daerah, serta konsultasi hasil evaluasi prakualifikasi, dan persetujuan hasil prakualifikasi.

Strategi ketiga adalah menyederhanakan proses yang tidak perlu. Proses pengadaan barang dan jasa tidak perlu proses yang panjang. Keinginan saya, SKK Migas selaku pihak yang mengelola aset pemerintah bisa mengarahkan pengadaan barang dan jasa pada pemanfaatan aset tersebut. Hal ini kami realisasikan dalam pengadaan bersama yang sekarang sudah berjalan.

Mengingat adanya pemanfaatan teknologi tinggi di industri hulu migas, bagaimana upaya Anda dalam peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN)?SKK Migas mendorong industri hulu migas agar menciptakan multiplier effect secara ekonomi bagi masyarakat. Inilah alasan mengapa kami selalu mengutamakan TKDN. Dalam pengadaan barang dan jasa, kami tidak hanya melihat proses tender, tetapi juga unsur-unsur yang mengedepankan TKDN. Jadi peran kami dalam melakukan pengawasan memang komprehensif. Hal ini pula yang menggerakkan saya untuk membentuk Pokja Rantai Suplai sebagai forum konsultasi pengelolaan rantai suplai antara SKK Migas dan kontraktor KKS. Pokja ini terbagi menjadi empat kelompok, yakni pengadaan bersama, peraturan tata kelola rantai suplai, capacity building, serta aset dan kepabeanan. Kelompok kerja ini diharapkan bisa mendukung penghematan biaya, pengimplementasian revisi PTK 007, pengimplementasian program capacity building, serta optimalisasi aset. Melalui kelompok kerja ini, kami berharap efisiensi biaya operasi bisa dilakukan dan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Untuk menyikapi penggunaan teknologi tinggi di industri hulu migas, kami mengandalkan respon pasar. Kami selalu mensyaratkan kandungan TKDN yang tinggi dulu. Apabila respon pasar tidak ada, ya sesuai ketentuan, standarnya kami turunkan. Untuk peningkatan kapasitas nasional, selain people

Page 18: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

18 BUMI Mei 2014

SPEKTRUM

WAKIL PRESIDEN KUNJUNGI PROYEK

BANYU URIPOleh: Adhitya Cahya Utama/[email protected]

Saat ini, produksi lapangan yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd (MCL) itu mencapai 29 ribu barel minyak per hari. Pada September 2014 nanti, produksi ditargetkan naik 10 ribu barel minyak per hari dengan adanya tambahan fasilitas produksi awal. Produksi akan terus meningkat, hingga pada kuartal pertama 2015, produksi minyak di Lapangan Banyu Urip diprediksi mencapai puncak, yakni sebesar 165 ribu barel per hari.

Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD), investasi di proyek Banyu Urip mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi menjadi lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur. Sedangkan untuk sumur dilaksanakan pengeboran 49 sumur yang terdiri dari 33 sumur produksi minyak dan 16 sumur injeksi. “Kegiatan konstruksi terus berlangsung dengan berbagai kemajuan di seluruh kontrak EPC,” kata Widjonarko.

Widjonarko menegaskan, proyek Banyu Urip memegang peranan penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi. Apabila proyek ini dapat berjalan sesuai rencana, Lapangan Banyu Urip dapat memberikan kontribusi produksi minyak hampir 20 persen dari produksi minyak nasional.

Jon M. Gibbs menambahkan, prioritas utama MCL adalah menyelesaikan proyek secara aman dan andal. Pihaknya berkomitmen untuk terus mencapai kemajuan dalam pelaksanaan setiap kegiatan EPC dan pengeboran agar selesai sesuai target produksi puncak lapangan pada tahun 2015.

Proyek minyak dan gas bumi (migas) di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur merupakan proyek strategis untuk mendongkrak produksi migas nasional.

Pada 24 April 2014, Wakil Presiden RI, Budiono meninjau langsung proyek tersebut untuk melihat perkembangan terkini. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswo Utomo, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi, serta Presiden MCL, Jon M. Gibbs.

Dalam presentasinya, Widjonarko mengatakan perkembangan proyek migas Banyu Urip sudah mencapai 87 persen hingga minggu ketiga April 2014. Dengan fasilitas produksi awal yang beroperasi sejak Agustus 2009 hingga saat ini, secara kumulatif proyek Banyu Urip telah menghasilkan 36 juta barel minyak atau senilai US$3,47 miliar.

Page 19: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 19

SPEKTRUM

MENGENAL TATA KELOLA INDUSTRI HULU MIGAS KOLOMBIA

Oleh: Alfian/[email protected]

Pemisahan ini dilatarbelakangi keinginan untuk menarik lebih banyak investor. ANH sendiri berfungsi sebagai regulator yang mengawasi pelaksanaan kontrak yang telah disepakati kontraktor, sama seperti SKK Migas. Bedanya, penyiapan dan tender wilayah kerja serta pemilihan pemenangnya menjadi kewenangan ANH.

“ANH melakukan studi untuk mendapatkan data geologi yang akan dimasukkan dalam paket penawaran saat melakukan tender blok migas. Guna mendapatkan data tersebut, kami rata-rata melakukan investasi sebesar US$ 150 juta tiap tahun,” kata Javier.

Menurut Javier, salah satu keberhasilan Kolombia dalam meningkatkan produksi migasnya adalah negara tersebut menjamin kepastian hukum investasi di wilayahnya. Selain itu, Kolombia sangat agresif memberikan insentif, termasuk diskon royalti, bagi investor yang mengelola blok-blok laut dalam.

Saat ini, Kolombia masih agresif mencari investor, termasuk dengan menawarkan blok-blok migasnya kepada perusahaan-perusahaan migas di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, ANH menawarkan 97 blok yang terdiri dari 57 blok konvensional onshore, 13 blok konvensional offshore, 8 blok gas metana batubara (coal bed methane/CBM), dan 19 blok oil and gas shale. “Kolombia terus berupaya menambah cadangan migas karena ekonomi negara kami sedang tumbuh dan membutuhkan banyak sumber energi,” kata Javier.

Pengalaman negara lain dalam mengelola industri hulu minyak dan gas bumi (migas) bisa turut dimanfaatkan untuk meningkatkan performa produksi migas nasional. Dengan berbagi pengalaman bersama negara penghasil migas lainnya, ide-ide dan inovasi baru dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional bisa tercetus.

Pada 3 Maret 2014 lalu, pelaku industri hulu migas nasional berkesempatan menggelar diskusi bersama badan pengawas industri hulu migas Kolombia, Agencia Nacional de Hidrocarburos (ANH). Dalam kesempatan tersebut, lembaga yang fungsinya mirip SKK Migas ini berbagi pengalaman dalam mengelola sektor hulu migas sehingga mampu meningkatkan produksi hampir dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.

Berdasarkan data ANH, produksi minyak Kolombia pada tahun 2003 masih sebesar 528 ribu barel per hari dan produksi gas sebesar 105 ribu barel ekuivalen minyak per hari. Pada tahun 2013, produksi minyak negara di kawasan Amerika Latin ini telah mencapai 1.007.000 barel per hari dan produksi gas mencapai 201 ribu barel ekuivalen minyak per hari.

Presiden ANH, Javier Betancourt, mengatakan reformasi sistem hulu migas yang dilakukan mulai tahun 2003 menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi migas Kolombia. Saat itu, Kolombia mengalihkan fungsi pengawasan industri hulu migas yang sebelumnya dijalankan perusahaan minyak milik negara, Ecopetrol, kepada lembaga negara baru, yakni ANH.

Mei 2014 BUMI 19

Page 20: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

20 BUMI Mei 2014

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

MENABUR “SRI”, MENUAI RUPIAHOleh: Hariyanto*

Menurut petani yang sudah menggeluti dunia bercocok tanam sejak bangku SMP itu, gara-gara dimarahi sang istri, dia nyaris patah arang. “Saya anggap itu hama paling besar saat memulai metode SRI organik. Nyaris saja saya gagal gara-gara itu,” kata Herlian.

Tapi sebulan kemudian semuanya berubah. Ini setelah padi yang ditanam Herlian mulai tumbuh subur. Padi yang diolah dengan cara yang aneh, setidaknya menurut Sitince, di luar dugaan justru tumbuh lebih subur dan lebat. Di setiap rumpun muncul hingga lima puluh cabang. “Istri saya akhirnya senyum-senyum sendiri,” kenang Herlian.

Yang paling mengejutkan, saat panen perdana pada Oktober 2013, hasil padi metode SRI organik ternyata hampir dua kali lipat dibanding cara konvensional yang selama ini diterapkan. Herlian berhasil memanen sedikitnya 102 sak atau setara 5 ton lebih gabah basah dari lahannya yang hanya tiga per empat hektare itu. “Sebelumnya di lahan yang sama, saya hanya bisa panen 70 sak atau sekitar 3,5 ton gabah basah saja. Sekarang meningkat hampir dua kali lipat,” ujarnya.

Bukan hanya jumlah produksi yang meningkat. Pada saat yang sama, biaya pengolahan juga menurun drastis. Biasanya, dari mulai penanaman hingga

Suatu hari di bulan Juli, Herlian menyimpan gusar. Hatinya getir. Istrinya, Sitince marah besar. Pemicunya adalah SRI dan sebidang lahan sawah yang selama ini menjadi satu-satunya sandaran ekonomi keluarga.

Di lahan seluas hanya tiga perempat hektare itu, Herlian memutuskan melakukan “perjudian”. Dia berspekulasi mengolah lahan dengan sistem baru yang diperkenalkan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS). Namanya metode system of rice intensification (SRI) organik, cara menanam padi yang keluar dari pakem yang selama ini dilakoni Herlian dan istrinya, serta para petani di desanya. Cara yang tidak biasa itu misalnya, bibit padi yang ditanam setiap lubang hanya sebatang saja. Itu pun jaraknya setiap 30 centimeter. Sedangkan cara konvensional, setiap lubang dicocok hingga sepuluh batang bibit padi. Jarak tanamnya hanya selebar telapak tangan orang dewasa.

Tak heran saat Herlian mulai menanam, Sitince langsung sewot. “Istri saya marah-marah. Di rumah saya pun tidak ditegur. Dia pikir saya gila. Mana mungkin tanam padi model begitu. Dicocok sepuluh batang setiap lubang saja hasilnya tidak mencukupi, apalagi cuma sebatang, begitu pikirnya,” kenang pria 36 tahun itu.

Page 21: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 21

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

*penulis terpilih sebagai salah satu pemenang dalam lomba karya tulis untuk media yang digelar SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi

panen bisa habis Rp5 juta, yang terdiri atas biaya bibit, sewa bajak, sewa tanam hingga pestisida dan pupuk kimia. “Sekarang saya hanya habis Rp2 juta untuk sewa bajak dan sewa tanam saja,” katanya.

Bagaimana dengan pupuk dan pestisida? “Kami buat sendiri. Kami sudah diajari pendamping dari JOB PMTS. Bahan-bahan sederhana, misalnya bonggol pisang. Bahan yang dibeli hanya gula merah. Sedangkan air kelapa cukup ambil di kebun,” kata Herlian seraya menunjukkan beberapa jeriken kecil MOL (mikroorganisme lokal) alias pupuk cair yang siap pakai. Menurut pengalamannya, bahan organik ini justru lebih menyuburkan dan menggemburkan tanah, meningkatkan hasil, serta ramah lingkungan. Hasilnya tentu saja lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.

Keberhasilan Herlian mengolah sawah dengan metode SRI organik membuat para petani lain penasaran. Kini, sedikitnya sudah ada sepuluh petani yang tertarik dan mencoba pada musim tanam Januari. Herlian sendiri mengaku mengenal sistem ini dari sosialiasi yang dilakukan JOB. “Dari Desa Paisubuloli ada tiga orang yang ikut sosialisasi padi SRI organik yang digelar JOB di Desa Bone Balantak. Tapi hanya saya yang mencoba. Yang lain ragu, karena sepintas memang tidak masuk akal,” kata Herlian.

Salah seorang petani yang kemudian tertarik mencoba sistem ini adalah Lora Limayas. Sama seperti Sitince dan sejumlah petani lain di desanya, Lora awalnya sangsi. “Saya baru yakin setelah melihat hasil panen saudara saya, Herlian. Sekarang saya tidak ragu lagi dan akan segera mencobanya,” ujarnya.

Menurut Lora, selama berpuluh tahun mengolah sawahnya, dirinya tidak bisa menabung. Ongkos produksi hampir setara dengan hasil panen. Kalau ada hasilnya, kata Lora, hanya sebatas untuk makan sehari-hari. “Itu belum dihitung ongkos kerja karena kami yang menggarapnya sendiri. Kalau itu dimasukkan, mestinya rugi,” katanya. Lora berhitung, selama ini sawah 2 hektare yang dimilikinya hanya bisa menghasilkan gabah basah tak lebih dari 5 ton. Padahal biaya produksinya sangat besar.

Community Development Officer JOB PMTS, Atma Agus Hermawan, meyakinkan metode ini sangat efektif dalam memanfaatkan lahan sawah milik petani. “Cara ini sudah dicoba di berbagai tempat, dari Sabang sampai Merauke. Hasilnya jauh lebih memuaskan,” kata Agus.

Selain kuantitas, kualitas padi yang dihasilkan jauh lebih baik. Di Kabupaten Banggai, metode ini baru

dicoba di beberapa titik. Selain di Paisubuloli, Desa Bone Balantak dan Sinorang juga menerapkan. JOB juga sudah melaksanakan di Kabupaten Morowali yang juga masuk wilayah operasi JOB PMTS.

Menurut Agus, metode SRI organik pada dasarnya adalah cara bercocok tanam yang kembali ke alam. “Itu sebabnya kami menyebutnya SRI organik, karena bahan-bahannya semua organik, tak ada bahan kimia sama sekali. Hanya menggunakan MOL dan kompos,” katanya. Organik ini yang juga membedakan metode SRI dengan cara konvensional.

Penjelasan senada disampaikan Nono Mulyono. Pendamping para petani yang didatangkan JOB PMTS dari Ciamis, Jawa Barat ini mengaku SRI organik ini sudah banyak terbukti di daerah asalnya. “Ini adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanah, tanaman, air, dan unsur hara,” katanya. Ketika pertama kali datang ke Paisubuloli, Mulyono telah melihat cara pengolahan lahan yang kurang tepat. “Di sini cara menanam asal saja. Yang penting bisa tanam dan tumbuh ya sudah jalan. Padahal, kualitas panen justru dimulai dari pengolahan lahan,” katanya.

Mulyono mencontohkan, sebelum menanam, tanah yang sudah digemburkan dibersihkan terlebih dahulu dari rumput-rumput. Tanah yang berlubang dan menampung air harus diratakan. Jika dibiarkan, faktor-faktor itu menyebabkan rumput menjadi subur. “Dengan cara lama, umur sebulan, rumput sudah lebih tinggi dari padinya. Tapi dengan metode SRI organik, rumput dan juga hama lainnya bisa dikendalikan,” katanya.

Selain itu proses penyemaian cara konvensional berbeda dengan metode SRI. Pada cara konvensional, bibit disemai selama sebulan setelah sebar. Tapi di SRI organik, bibit yang diambil adalah bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar, di mana bibit masih berdaun dua helai. “Perbedaan lainnya, satu batang bibit ditanam di satu lubang dengan jarak tanam 30x30 cm,” katanya. Dengan model ini, tanaman lebih hemat air karena tidak perlu terus digenangi, hemat biaya benih, waktu panen lebih awal, serta produksi lebih meningkat.

Page 22: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

22 BUMI Mei 2014

OPINI

sejak awal dengan participating interest mayoritas. Menjelang berakhirnya kontrak, kegiatan investasi masih dapat berjalan dengan mekanisme sole risk oleh NOC. Kedua, negara tersebut berstatus net-eksportir sehingga tidak ada isu krisis migas untuk keperluan domestik.

Di Indonesia, NOC tidak memiliki participating interest pada blok yang akan berakhir. Kekhawatiran terhadap anjloknya produksi migas dan makin meningkatnya kebutuhan domestik yang harus dipasok melalui impor menjadi masalah serius yang dapat mengancam ketahanan energi nasional. Faktor lain yang juga mencemaskan adalah kecenderungan mundurnya proyek-proyek baru yang akan on-stream dalam beberapa tahun ke depan. Kemunduran ini dapat terjadi karena masalah teknis operasional dari sisi perusahaan migas, termasuk kendala perizinan, serta lambannya pemerintah dalam membuat keputusan terkait persetujuan dan kelanjutan proyek-proyek migas tersebut. Apabila periode mundurnya proyek baru ini bersamaan dengan semakin anjloknya produksi dari blok yang kontraknya akan berakhir, dengan asumsi kebutuhan migas domestik terus meningkat, situasi ini dapat memicu krisis pasokan migas domestik pada 2017-2021.

Situasi ini semakin buruk dengan adanya fakta bahwa kegiatan eksplorasi di wilayah kerja produksi cenderung lesu. Rata-rata anggaran tahunan untuk kegiatan eksplorasi hanya 6-7 persen dari total anggaran perusahaan migas. Beberapa tahun menjelang kontrak berakhir, perusahaan migas cenderung tidak akan melakukan kegiatan eksplorasi. Mekanisme PoD basis yang diperkenalkan pada PSC mulai 2008, meski tujuannya baik, dapat menurunkan minat perusahaan migas untuk melakukan eksplorasi. Tanpa ada terobosan untuk mendorong kegiatan eksplorasi di blok produksi, satu-satunya harapan tambahan cadangan hanyalah adanya temuan dari blok-blok eksplorasi.

Produksi migas Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang dipengaruhi tiga faktor, yaitu strategi terhadap blok atau wilayah kerja produksi yang akan berakhir, kemungkinan mundurnya rencana on-stream proyek, dan semakin lesunya kegiatan eksplorasi di blok produksi. Faktor lain seperti daya tarik kontrak migas, insentif, regulasi, kepastian hukum, sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah, dan lain-lain juga berperan.

Dalam 3-7 tahun ke depan, ada beberapa kontrak blok produksi yang akan berakhir, yakni Blok Mahakam, Total (2017), Blok Southeast Sumatra, CNOOC (2018), Blok East Kalimantan, Chevron (2018), dan Blok Rokan, Chevron (2021). Blok produksi ini memiliki kontribusi besar terhadap produksi nasional. Sebagai ilustrasi, kontribusi Blok Rokan mencapai 38 persen dari produksi minyak nasional, sedangkan kontribusi Blok Mahakam mencapai 22 persen dari produksi gas nasional.

Manajemen reservoir migas perlu upaya berkesinambungan untuk mempertahankan laju produksi dan menahan penurunan produksi secara alamiah. Upaya tersebut membutuhkan investasi. Tanpa investasi lanjut, produksi dari blok tersebut akan turun tajam. Untuk itu, perlu strategi yang bersifat win-win agar produksi tidak menurun secara drastis menjelang kontrak berakhir.

Pemerintah perlu memiliki strategi yang jelas terkait bagaimana penanganan blok yang akan berakhir. Pengambilan keputusan pada saat injury time tidak saja mencerminkan kebimbangan pemerintah dan kurangnya visi ke depan, tetapi juga merepotkan secara operasional bagi pihak yang akan menjadi operator selanjutnya.

Permasalahan kontrak migas yang akan berakhir merupakan hal umum di mancanegara. Meski demikian, situasinya berbeda dengan di Indonesia. Pertama, di negara lain, perusahaan migas nasional milik pemerintah (NOC) terlibat

OUT OF THE BOX THINKINGWHERE ARE WE NOW?

Oleh: Benny LubiantaraKetua Bidang Kebijakan dan Regulasi Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI)

Page 23: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

Mei 2014 BUMI 23

OPINI

Back to Basic

Ketidakpastian tinggi merupakan kata kunci pada industri migas. Keputusan dibuat berdasarkan informasi dan asumsi yang dimiliki saat itu. Dengan bertambahnya informasi, asumsi awal dapat berubah signifikan. Besaran government take, IRR dan lain-lain bersifat dinamis dan akan terus berubah seiring berjalannya waktu dan adanya tambahan informasi baru.

Ada paradoks antara informasi dan investasi dalam industri migas. Pada tahap eksplorasi, informasi yang tersedia sangat minim, sehingga perusahaan migas sering disebut sedang “berjudi”. Seandainya pengeboran sumur taruhan pada tahap eksplorasi sukses, masih harus dilanjutkan dengan pengeboran beberapa sumur untuk mengetahui batas reservoir guna memperkirakan besarnya cadangan migas. Tahap pengembangan lapangan baru dilaksanakan seandainya cadangan tersebut dianggap komersial. Di sini dapat dilihat bahwa informasi yang tersedia masih minim sementara keputusan besar terkait investasi harus segera diambil. Sebaliknya pada tahap akhir produksi, informasi mengenai kondisi bawah permukaan sudah sangat lengkap, namun alternatif investasi mungkin sudah tidak terlalu banyak mengingat cadangan yang tersisa semakin sedikit.

Gambar 1 menunjukkan level ketidakpastian besaran cadangan selama tahapan bisnis hulu migas, yang dimulai dari periode eksplorasi, pengembangan, dan produksi. Akurasi estimasi cadangan meningkat dengan semakin banyaknya data sumur produksi dan semakin lama sumur tersebut berproduksi. Besarnya cadangan yang dapat diproduksikan diperoleh ketika lapangan tersebut mencapai laju produksi tertentu, di mana lapangan masih dianggap layak berproduksi secara ekonomis.

Gambar 1. Tahapan Aktivitas Hulu Migas dan Tingkat Kepastian Cadangan Migas

Pada saat harus membuat keputusan apakah lapangan tersebut akan dikembangkan atau tidak, jangkauan estimasi cadangan relatif masih besar yang mencerminkan masih tingginya ketidakpastian. Asumsi biaya pada tahap tersebut juga masih bersifat konseptual sehingga akurasinya pun masih rendah. Ketika rencana pengembangan lapangan dibuat, adanya faktor ketidakpastian ini dicerminkan melalui analisa sensitivitas yang bertujuan melihat seberapa jauh pengaruh berubahnya masing-masing parameter tersebut (cadangan, biaya dan harga minyak/gas), baik secara individu maupun bersama, terhadap indikator keekonomian proyek. Dengan demikian, adanya faktor ketidakpastian pada tahap konseptual ini sudah di-captured melalui perangkat yang berupa analisa sensitivitas tersebut.

Terobosan Aspek Kebijakan dan Regulasi

Para pelaku sektor migas saat ini tidak saja mengemban amanat untuk meningkatkan kinerja produksi dan menambah cadangan migas, namun juga dituntut ekstra hati-hati agar opsi/skenario yang dipilih 100 persen sejalan dengan peraturan dan regulasi yang berlaku. Secara teoretis, kegiatan optimalisasi pengembangan lapangan migas dan peraturan/regulasi merupakan sesuatu yang seiring sejalan, sehingga kekhawatiran para pelaku sektor migas tidak perlu terjadi. Namun pada praktiknya, mereka dihinggapi ketakutan

karena khawatir opsi/skenario yang telah dipilih akan dituding sebagai penyebab kerugian negara.

Di satu sisi, kekhawatiran tersebut adalah hal yang wajar karena dapat berimplikasi menjadi masalah hukum bagi para pelaku industri itu sendiri. Namun di sisi lain, kekhawatiran berlebihan ini akan berdampak terhadap industri migas di tanah air. Pemerintah perlu membuat terobosan agar peraturan dan regulasi yang dibuat tidak malah membelenggu perkembangan industri. Peraturan

dan regulasi tersebut harus mencerminkan karakteristik industri migas yang memang penuh ketidakpastian. Belajar dari pengalaman pengelolaan industri migas di mancanegara, industri migas di tanah air perlu membuat terobosan dan mengubah paradigma yang keluar dari pola pikir konvensional (out of the box thinking). Tanpa itu, kecenderungan industri migas Indonesia ke depan cukup mengkhawatirkan.

Page 24: BULETIN SKK MIGAS No.16 I Mei 2014skkmigas.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Bumi-Newsletter-Mei2014... · Perkembangan teknologi yang makin pesat secara tidak langsung turut ... Geospasial

“Mari Berinovasi dengan ide-ide Kreatif”

1930

0

5

10

15

20

25

30

1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050

DECLINE CURVE, OIL WELL

Oil P

rodu

ction

Rate

(stb

/d)

700

600

500

400

300

200

100

00.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6

Economic Limit

Exponential

Harmonic

Comulative Production (MMstb)