7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
1/24
September 2015
#29BULETIN SKK MIGAS
KONSOLIDASI UNTUK KELANCARANINDUSTRI HULU MIGAS
MengawalKomitmenEkplorasi
OptimalisasiLifting untukKetahanan
Energi
Strategi Eksplorasiuntuk Peningkatan
Produksi
MengenalAlternatif
PenyelesaianSengketa
Menata Mentalitas &Kapabilitas
MENGKAJIPELUANG KILANGMINYAK MINI
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
2/242
DAFTAR
ISI
REDAKSI
Pelindung
Amien Sunaryadi
Budi Agustyono
Penanggungjawab
Elan Biantoro
Pemimpin Redaksi
Zudaldi Rafdi
Editor
Heru Setyadi
Ryan B. Wurjantoro
Tim RedaksiAdhitya C. Utama
Alfan
Galuh Andini
Heri Slamet
Ruby Savira
Suhendra Atmaja
Redaksi menerima masukanartikel melalui :
[email protected]@skkmigas.go.id
Redaksi :Sub Bagian Komunikasi dan
Protokol SKK Migas
Alamat :Gedung Wisma Mulia Lt.30,
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42,Jakarta 12710
Facebook : Humas SKK MigasTwitter @HumasSKKMigas
www.skkmigas.go.id
SALAM
REDAKSI
FOKUS PERSPEKTIF SEREMONIAL
3
4 108
6
FIGUR
BIANGLALA
SPEKTRUM INFO
22
16
2018
17
21
4 8
20
Melirik SebuahPeluang
Mengkaji PeluangKilang Minyak Mini
MengawalKomitmenEksplorasi
KegiatanSKK Migas Pusat
Menata Mentalitasdan Kapabilitas
Menjamin PasokanMinyak Mentah
Strategi Eksplorasiuntuk PeningkatanProduksi
SKK MigasNangkringBersama BloggerKompasiana
MengenalAlternatifPenyelesaianSengketa
ArwanKepala Divisi Komersialisasi
Minyak Bumi dan
Kondensat SKK Migas
Optimalisasi
Lifting
untuk Ketahanan
Energi
Tiga Unit UsahaSuku BintuniBersatu Diresmikan
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
3/24September 2015 | BUMI 3
Elan BiantoroKepala Bagian Hubungan Masyarakat
SALAM
REDAKSI
Ada banyak peluang yang bisa dimaksimalkan menjadi sebuah
keuntungan di industri hulu migas, seperti peluang komersialisasi
are gas dan pengembangan kilang minyak mini. Kedua peluang
tersebut, serta peluang-peluang lain yang nantinya muncul,
berpotensi untuk meningkatkan produksi maupun lifting migas.
Mengingat energi fosil masih banyak digunakan di Indonesia,
peningkatan prol produksi dan lifting migas memegang peran
vital dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Hanya saja, eksekusi terhadap sebuah peluang tidak bisa
dilakukan sembarangan. Seluruh detail hingga yang paling kecil
sekali pun perlu diperhitungkan sebagai angka yang mendukung
probabilitas suatu kejadian. Kajian-kajian dan studi-studi perlu
terus dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih valid.
Apabila hasil perhitungan dari kajian-kajian dan studi-studi yang
dilakukan menunjukkan peluang yang ada layak untuk diambil,
tidak ada salahnya jika peluang tersebut direalisasikan.
Sektor hulu migas hingga saat ini masih menjadi tulang
punggung perekonomian negara. Sektor strategis ini juga
memikul tanggung jawab sebagai penyedia sumber energi
untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Tanggung jawab
yang sudah diamanahkan selayaknya dijalankan dengan
sebaik-baiknya sehingga sektor hulu migas bisa memberikan
kesejahteraan bagi sebesar-besarnya bangsa Indonesia.
Kata peluang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Ilmu
pengetahuan mengajarkan peluang sebagai sebuah probabilitas
yang bisa dihitung secara Matematika. Dalam lingkup yang lebih
luas, peluang tidak jarang dikaitkan dengan peruntungan dalam
hal keuangan, bisnis, bahkan dalam menjalani hidup.
Hidup menyuguhkan banyak peluang bagi manusia. Peluang
hadir sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki sesuatu
atau meraih hasil yang lebih baik. Memang, peluang yang
muncul di depan mata tidak selalu membuahkan hasil sesuai
keinginan. Namun dengan ketelitian dalam mengkaji setiap
detail yang ada, peluang yang ada bisa berubah menjadi
peruntungan besar.
Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tidak
luput dari kehadiran peluang. Sejak alur kegiatan usaha hulu
migas masih dalam tahap eksplorasi, peluang sudah hadir.
Ketika melakukan studi geologi dan geosika pada fase-faseawal eksplorasi, para ahli geologi dan geosika disuguhi data-
data lapangan yang memunculkan sejumlah opsi, salah satunya
peluang adanya cadangan migas.
Saat peluang tersebut ditindaklanjuti dengan melakukan
pengeboran sumur eksplorasi, muncul probabilitas baru. Sumur
ini bisa saja membuktikan adanya cadangan migas yang
melimpah di area eksplorasi, atau tidak. Jika hasil pengeboran
menunjukkan adanya cadangan migas yang melimpah, investor
yang melakukan eksplorasi menuai keuntungan. Jika tidak,
investor harus merelakan seluruh waktu, tenaga, dan dana yang
dikeluarkan hanya terbuang sia-sia. Itulah mengapa, ketelitiandalam memperhitungkan setiap detail sangat mempengaruhi
realisasi sebuah peluang.
MELIRIK SEBUAHPELUANG
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
4/244
FOKUS
MENGKAJI PELUANG KILANG
MINYAK MINIOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]
Tidak bisa dipungkiri, ketersediaan bahan bakar minyak (BBM)
yang mencukupi masih menjadi isu utama. Hal ini disebabkan
masyarakat masih sangat tergantung pada sumber energi
dari fosil. Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi BBM nasional
mengalami peningkatan yang sangat signikan. Saat ini, BBM
yang dikonsumsi masyarakat mencapai lebih dari 1,5 juta barel
per hari. Pembangunan yang pesat serta jumlah pendudukyang terus bertambah menjadi salah satu kontributor tingginya
konsumsi BBM.
Peningkatan konsumsi BBM di Indonesia tidak diimbangi
dengan penambahan kapasitas kilang minyak yang ada.
Imbasnya, produksi BBM dari kilang minyak domestik hanya
mampu memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan BBM nasional.
Permasalahan ini masih belum bisa diatasi dengan membangun
kilang minyak baru. Pasalnya, upaya membangun kilang minyak
berskala besar dengan kapasitas di atas 100 ribu barel per hari
masih menghadapi banyak kendala, di antaranya permasalahan
investasi, pasokan minyak mentah, insentif, dan lain-lain.
Pemerintah pun tidak punya banyak pilihan selain mengimpor
Permasalahan ketahanan energi nasional menjadi isu yang mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Ketidakseimbangan rasio antara jumlah permintaan dengan ketersediaan energi membuat Indonesiaberada di ambang krisis energi. Berbagai wacana pun muncul terkait penyediaan sumber energi untuk
menghindari terjadinya krisis energi.
BBM agar kebutuhan domestik bisa terpenuhi.
Hanya saja, pemenuhan kebutuhan energi nasional, terutama
BBM, tidak bisa selamanya tergantung pada impor. Makin
besar volume impor BBM, makin rentan pula ketahanan energi
nasional. Permasalahan ini harus segera diatasi agar Indonesia
bisa mandiri dan terhindar dari krisis energi. Perlu ada solusi
yang menguntungkan baik dari sisi hulu maupun hilir migas.Wacana pembangunan kilang minyak mini pun muncul
untuk mengoptimalkan liftingminyak mentah dan menjamin
ketersediaan BBM nasional.
Salah satu poin yang dihasilkan focus group discussion
(FGD) yang digelar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) di Bandung pada 14 Agustus
2015 menyebutkan, banyak potensi lapangan minyak
di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
minyak bumi. Namun lapangan-lapangan tersebut belum
bisa memberikan kontribusi yang optimal karena berada di
lokasi yang terpencil.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
5/24September 2015 | BUMI 5
Cukup banyak lapangan minyak di Indonesia yang lokasinya
sangat terpencil serta minim infrastruktur pengangkutan.Akibatnya, pengiriman minyak mentah dari lapangan-lapangan
tersebut tidak bisa optimal karena terkendala permasalahan
transportasi, kata Wakil Kepala SKK Migas, M.I. Zikrullah.
Zikrullah menambahkan, selama ini pengiriman minyak mentah
dari lapangan-lapangan di daerah terpencil lebih banyak
dilakukan melalui trucking. Di saat harga minyak mentah masih
di atas US$100 per barel, kontraktor kontrak kerja sama
(kontraktor KKS) yang mengoperasikan lapangan-lapangan
marginal tidak terlalu terbebani biaya transportasi. Namun
saat harga minyak mentah di bawah US$50 per barel seperti
sekarang, kontraktor KKS menghadapi masalah baru, terutama
kontraktor yang mengoperasikan lapangan dengan volume
produksi yang tidak terlalu besar. Cost per barrelmenjadi
lebih besar dibanding harga minyak mentah. Salah satu faktor
yang turut membebani cost per barreladalah tingginya biaya
pengangkutan minyak. Imbasnya, produksi terpaksa dihentikan
karena lapangan dianggap tidak ekonomis.
Penghentian produksi suatu lapangan migas tidak hanya
mengganggu pencapaian target liftingminyak nasional. Investor
tak lagi tertarik melakukan pengembangan karena lapangan
dianggap tidak ekonomis. Akibatnya, lapangan yang sebenarnya
memiliki cadangan minyak yang potensial tidak bisa memberikan
kontribusi optimal bagi produksi minyak mentah nasional.
Dari sisi hulu migas, pembangunan kilang minyak mini bisa
mengatasi permasalahan tersebut. Biaya pengangkutan minyak
mentah bisa dipangkas karena kilang mini dibangun di lokasi yang
tidak jauh dari lapangan migas. Keberadaan kilang mini juga bisa
membantu meringankan beban kilang minyak milik Pertamina,
mengingat kapasitas kilang yang dimiliki oleh Pertamina saat ini
belum mampu memenuhi kebutuhan BBM Nasional.
Di saat harga minyak mentah Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan, perlu ada terobosan-terobosan terkait
pengolahan minyak mentah sehingga lapangan-lapangan yang
ada di lokasi terpencil memiliki nilai keekonomian yang bagus,
kata Zikrullah.
Pembangunan kilang minyak mini tidak hanya menguntungkan
bagi sektor hulu migas. Di sisi hilir migas, keberadaan kilang
minyak mini bisa menciptakan multiplier effectyang besar.
Selain membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
sekitar, kilang minyak mini mendukung pemerintah dalam upaya
mengurangi impor BBM maupun impor minyak mentah. Dari segi
sosial politik, hasil olahan kilang minyak mini bisa didistribusikanuntuk memenuhi kebutuhan BBM di kawasan sekitar kilang
tersebut berada.
Menurut Zikrullah, pemerintah sangat serius dalam upaya
merealisasikan kilang minyak mini. Pada 7 Juli 2015, MenteriKoordinator Bidang Kemaritiman mengeluarkan surat resmi
terkait pengolahan minyak mentah yang diproduksi di dalam
negeri. Melalui surat tersebut, pemerintah membuka peluang
bagi investor swasta untuk membangun kilang minyak mini
dengan kapasitas 6.000-15.000 barel per hari. Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman juga mengusulkan agar
pemerintah membentuk satuan tugas kilang minyak mini.
Kepala Divisi Komersialisasi Minyak Mentah dan Kondensat
SKK Migas, Arwan, mengatakan FGD di Bandung menghasilkan
sejumlah rekomendasi, salah satunya perlunya payung hukum
yang mengatur kilang minyak mini. Regulasi dalam bentuk
Peraturan Menteri ESDM tersebut dibutuhkan untuk mengatur
denisi kilang minyak mini, pembangunan kilang minyak mini,
kriteria sumber pasokan dan alokasi minyak, off takerproduk
BBM yang dihasilkan, dan lain-lain. Dalam pembangunan kilang
mini, juga akan diatur bahwa kilang mini bukan hanya untuk
kilang minyak mini, tetapi juga kilang petrokimia mini, di mana
sumber bahan baku adalah kondensat.
Rencananya, di akhir tahun nanti peraturan menteri yang
mengatur kilang minyak mini sudah keluar, kata Arwan.
FGD di Bandung juga merekomendasikan pembentukan
tim kilang minyak mini yang bertugas menyusun roadmap
pengembangan kilang minyak mini di Indonesia. Tim tersebut
beranggotakan pihak-pihak yang terkait dalam menyusun
konsep pembangunan kilang minyak mini, seperti Ditjen Migas,
SKK Migas, Pertamina, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian Keuangan, serta kementerian/
lembaga terkait lain-lain.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
6/246
FOKUS
Upaya untuk menggalakkan
pembangunan kilang minyak mini
membutuhkan sinergi semua pihak.
Rencana hingga pembangunan
kilang minyak mini tidak hanya
menjadi tanggung jawab sektorhilir minyak dan gas bumi (migas).
Keterlibatan sektor hulu migas juga
dibutuhkan.
MENJAMIN PASOKAN
MINYAK MENTAHOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]
Tindak
lanjut wacana
pembangunan kilang
minyak mini, dimulai dengan focus
group discussion(FGD) yang
dilaksanakan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas)
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) di Bandung pada 14
Agustus 2015. Salah satu isu yangmengemuka dalam diskusi tersebut
adalah jaminan pasokan minyak yang
cukup selama jangka waktu tertentu
untuk mendukung pengoperasian
kilang minyak mini.
Menindaklanjuti isu tersebut, SKK
Migas perlu memastikan lokasi mana
saja yang potensial sebagai penyuplai
minyak untuk kilang mini. Dari potensi
yang ada, SKK Migas selanjutnya
melakukan pengelompokan untukmenentukan titik tempat kilang minyak
mini dibangun (cluster).
Kepala Divisi
Eksploitasi SKK
Migas, Benyamin, mengungkapkan
pihaknya telah mengidentikasi
lapangan-lapangan yang potensial
untuk dibangun kilang minyak mini.
Menurut Benyamin, Indonesia memiliki
kurang lebih 30 potensi lapangan atau
struktur yang tersebar dari Sumatera
hingga Papua. Potensi tersebut belum
termasuk lapangan yang berada
di wilayah kerja Pertamina. Dari 30
potensi yang ada, 19 lapangan berada
di Sumatera, 2 lapangan di Jawa, 3
lapangan di Kalimantan, 1 lapangan di
Sulawesi, 2 lapangan di Maluku, serta
3 lapangan di Papua.
Menurut Benyamin, dari 30 lapangan
yang potensial, sebanyak 25 lapangan
merupakan lapangan lama, sedangkan
lima lapangan lainnya merupakan
lapangan
baru.
Lapangan baru
tersebut umumnya
memiliki volume produksi yang tidak
terlalu besar dan berada di lokasi yang
terpencil. Liftingdi lapangan ini masih
menggunakan metode truckingatau
memakai kapal tongkang. Volume
produksi yang kecil bisa diatasi dengan
menggabungkan minyak mentah daribeberapa lapangan untuk dipasok ke
satu kilang mini sehingga feedstockbisa
sesuai dengan kapasitas kilang mini.
SKK Migas juga akan menyediakan
data-data lain seperti jumlah cadangan
dan perkiraan produksi sehingga
pengelola kilang mini bisa mendapatkan
gambaran yang komprehensif, termasuk
spesikasi minyak mentah tersebut,
kata Benyamin.
Bagi investor yang bergelut dengan
kilang mini, jaminan pasokan minyak
mentah menjadi salah satu penentu
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
7/24September 2015 | BUMI 7
kesuksesan kilang minyak mini.
Pasalnya, ketersediaan pasokanberpengaruh terhadap beban biaya
yang harus dikeluarkan pemilik kilang
mini. Idealnya, masing-masing lapangan
migas bisa memberikan pasokan yang
stabil selama minimal lima tahun.
Dalam perhitungan kami, break event
point(BEP) kilang mini bisa tercapai
setelah mengolah 10 juta barel minyak,
kata Presiden Direktur PT Indo Kilang
Prima, Bun Sentosa, yang saat ini
sedang membangun kilang minyak
mini di Kabupaten Padang Lawas,
Sumatera Utara.
Selain stabilitas volume pasokan, jenis
minyak yang diolah mempengaruhi
pembiayaan sebuah kilang mini.
Agar ekonomis, kilang minyak mini
didesain untuk mengolah jenis
feedstock tertentu. Jenis minyak yang
diproduksikan oleh kontraktor kontrak
kerja sama (kontraktor KKS) pada
tahun ini bisa saja tidak sama dengan
produksi di tahun berikutnya.
Di sini, faktor teknologi sangat
berperan. Pengelola kilang minyak
mini harus bisa berinovasi agar minyak
yang dipasok tetap bisa diolah meski
jenisnya tidak sesuai dengan desain
kilang, kata Bun.
Spesikasi minyak juga menjadi hal yang
disoroti CEO PT Tri Wahana Universal,
Rudy Tavinos, terkait pengembangan
kilang minyak mini. Sebagai informasi,
PT Tri Wahana Universal saat ini
mengoperasikan kilang minyak mini di
Lapangan Banyu Urip. Menurut Rudy,
desain kilang mini harus disesuaikan
dengan derajat API minyak mentah
agar ekonomis. Jika tidak, perusahaan
yang terjun dalam bisnis kilang mini sulit
mencapai BEP, kata Rudy.
Terlepas dari tantangan yang ada, Rudy
sangat mendukung upaya pemerintah
untuk menggalakkan pembangunankilang minyak mini. Dalam pandangan
Rudy, banyak keuntungan yang bisa
diperoleh dari keberadaan kilang
keekonomian kilang minyak mini belum
terlalu menggiurkan. Pemerintah perlumemberikan insentif bagi investor, entah
dalam bentuk potongan harga untuk
bahan baku yang digunakan kilang
minyak mini atau penghapusan pajak
tertentu, kata Arwan.
Selain paket insentif dari pemerintah,
perlu ada pula dukungan dari pihak
perbankan terkait penyediaan dana
untuk investasi. Kesediaan pihak
perbankan dalam mendukung investasi
bakal mendorong berkembangnya
pembangunan kilang minyak mini di
Indonesia. Semakin banyak kilang
minyak mini yang berdiri, makin
optimal pula liftingminyak dari
lapangan-lapangan migas nasional dan
semakin menarik bagi investor untuk
mengembangkan lapangan minyak
marginal dan berada di remote area.
Suplai BBM dari kilang domestik juga
makin besar sehingga ketergantungan
terhadap impor minyak mentah dan
BBM bisa dikurangi yang akhirnya
akan meningkatkan ketahanan energi
nasional.
minyak mini. Pertama, rantai bisnis
yang panjang dari hulu ke hilir bisadipangkas sehingga memungkinkan
adanya esiensi biaya. Dengan model
skid-mounted, kilang minyak mini
bisa dibangun dekat lapangan migas.
Kemudahan tersebut akan memangkas
biaya pengangkutan minyak mentah
dari lapangan ke kilang terdekat.
Kedua, hasil olahan kilang minyak
mini bisa langsung didistribusikan
ke pasar di sekitar lapangan migas.
Biasanya, hasil olahan minyak mentah
di suatu kilang didistribusikan lagi ke
daerah penghasil minyak tersebut
dalam bentuk BBM. Artinya, ada biaya
yang harus dikeluarkan dalam proses
distribusi tersebut.
Kalau kita bisa memotong rantai
distribusi yang panjang, biaya yang bisa
dihemat cukup besar, kata Rudy.
Terkait jaminan pasokan minyak,
pemerintah perlu mendorong kontraktor
kontrak kerja sama (kontraktor KKS) untuk
menjual minyak yang menjadi bagian
mereka ke kilang mini. Melalui cara
tersebut, penyediaan minyak untuk kilang
mini bisa lebih terjamin,
kata Kepala Divisi
Komersialisasi Minyak
Mentah dan Kondensat
SKK Migas, Arwan.
Arwan menilai,
keberhasilan
pengembangan kilang
minyak mini perlu
adanya insentif agar
kilang minyak mini
menarik bagi investor.
Pasalnya, apabila
dilihat secara an
sichdari segi
bisnis,
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
8/248
PERSPEKTIF
Sejak awal tahun, pemerintah terus
mendengungkan pentingnya eksplorasi.
Kegiatan ini perlu lebih digalakkan lagi
karena industri migas nasional sedang
mengalami fase penurunan produksi.
Penemuan cadangan migas baru
juga makin sedikit. Kondisi semakin
berat karena lapangan-lapangan
existingmakin tua dan makin mahalbiaya operasionalnya. Produksi migas
nasional hanya bisa ditingkatkan dengan
ditemukannya cadangan migas baru
dalam jumlah besar.
Eksplorasi hulu migas saat ini dipengaruhi
empat faktor penting, yaitu struktur
geologi yang menarik, kebijakan skal
yang menarik, regulasi yang mendukung,
serta monetisasi penemuan yang cepat
dan saling menguntungkan bagi negara
maupun investor. Hanya saja, kebijakanskal dan regulasi yang berlaku saat ini
belum terlalu mendukung untuk bisa
menarik lebih banyak investor.
Sudah saatnya dilakukan perubahan
terkait kebijakan skal dan regulasi yang
berlaku agar investor tertarik untuk
datang dan menanamkan modal di
Indonesia, kata Wakil Kepala SKK Migas,
M.I. Zikrullah, saat membuka workshop
Monitoring Komitmen Eksplorasi di
Yogyakarta pada 31 Agustus 2015.
Menurut Zikrullah, aspek skal dan
regulasi memberikan kontribusi hampir 50
memiliki outstandingkomitmen pasti. Dari
hasil penilaian terhadap kinerja kontraktor
KKS tersebut, 14 kontraktor KKS masuk
kategori Hitam, 16 kontraktor KKS masuk
kategori Merah, dan 18 kontraktor KKS
masuk kategori Merah Muda. Belum
terlaksananya komitmen pasti disebabkan
kendala regulasi (28 persen), portofolio (25
persen), internal kontraktor (13 persen),
serta ketersediaan alat dan operasional(13 persen. Kendala regulasi yang banyak
dihadapi kontraktor KKS berkaitan
dengan izin lingkungan (UKL-UPL).
Regulasi pemerintah dan portofolio
perusahaan selalu menjadi kendala utama
dalam pelaksanaan komitmen eksplorasi.
Perlu ada rumusan aksi strategis untuk
mengatasi kendala ini, kata Zikrullah.
Dalam workshopMonitoring Komitmen
Eksplorasi yang berlangsung hingga 2September, kontraktor KKS yang masih
memiliki rapor jelek akan memenuhi
kewajiban komitmen pasti dengan
persen terhadap kendala pengembangan
sektor hulu migas. Ini berarti, dua hal
tersebut perlu diperbaiki sehingga biaya
dan waktu yang dikeluarkan investor
untuk menjalankan bisnis di sektor hulu
migas Indonesia bisa lebih esien.
Selain adanya kebijakan skal dan regulasi
yang bisa menarik investor, keberhasilan
kegiatan eksplorasi turut dipengaruhikeseriusan kontraktor kontrak kerja sama
(kontraktor KKS) di wilayah kerja (WK)
eksplorasi dalam memenuhi komitmen
pasti. Permasalahan yang selama ini
dihadapi kontraktor KKS eksplorasi
dan menghambat upaya pemenuhan
komitmen pasti perlu dicarikan solusi agar
rasio pencapaian komitmen eksplorasi
bisa lebih ditingkatkan.
Berdasarkan data monitoringyang
dilakukan Divisi Pengawasan RealisasiKomitmen Rencana Pengembangan
Lapangan (PRKRPL) SKK Migas, ada 48
kontraktor KKS eksplorasi yang masih
Penemuan cadangan minyak
dan gas bumi (migas) baru di
Indonesia sangat dibutuhkan
untuk mewujudkan ketahanan
energi nasional. Kegiatan
eksplorasi pun terus digiatkan
agar makin banyak cadangan
migas baru yang ditemukan.
MENGAWAL KOMITMEN
EKSPLORASIOleh: Agatha Citara/[email protected]
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
9/24September 2015 | BUMI 9
melakukan pengeboran 19 sumur
eksplorasi. Dari 19 sumur tersebut,
sebanyak tiga sumur dibor pada kuartal
keempat 2015, empat sumur di kuartal
pertama 2016, tujuh sumur di kuartal
kedua 2016, empat sumur di kuartal
29 prospek dan 55 lead. Dari seluruh
prospek dan leadtersebut, negara
memiliki potensi cadangan sumber daya
sebesar 3.300 juta barel setara minyak.
Potensi tersebut perlu digali dan
dikembangkan, kata Kepala DivisiPRKLPL, SKK Migas, Nugrahani.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
bersama SKK Migas mendorong
kontraktor KKS eksploitasi agar lebih
agresif dalam melakukan pengeboran
eksplorasi. Agresivitas ini sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan
produksi dan cadangan migas di
Indonesia. Apabila kontraktor KKSeksploitasi tidak mengajukan dan/atau
tidak melakukan kegiatan eksplorasi apa
pun pada suatu area WK, kontraktor
KKS diminta mengembalikan area
tersebut ke pemerintah melalui SKK
Migas untuk menghindari adanya area
tidur. Pasca pengembalian, pemerintah
bisa menawarkan area tersebut ke
investor lain.
Eksplorasi menjadi kunci bagi
kebangkitan sektor hulu migas nasional.Dengan melakukan eksplorasi secara
masif, Indonesia memiliki peluang
menemukan cadangan yang lebih besar,
kata Nugrahani.
SKK Migas juga melakukan monitoring
terhadap komitmen pasti kontraktor
KKS eksplorasi yang akan habis masa
kontraknya. Langkah ini dilakukan
untuk memastikan kontraktor KKS
menyelesaikan seluruh kewajibannya
hingga akhir tahun keenam masakontrak. Monitoring juga dilakukan untuk
melihat apakah ada kontraktor KKS
yang berniat mengajukan Perpanjangan
Jangka Waktu Eksplorasi (PJWE).
Saat ini, ada 16 WK eksplorasi yang
kontraknya berakhir pada November
2015 dan Mei 2016. Dari hasil
monitoring, ada sembilan kontraktor KKS
yang kemungkinan akan mengajukan
PJWE, tiga kontraktor KKS mengajukan
Penggantian Waktu Eksplorasi yangHilang, serta empat kontraktor KKS
kemungkinan akan melakukan terminasi.
Sementara sisa komitmen pasti yang
belum dipenuhi oleh 16 kontraktor
KKS tersebut meliputi pengeboran
tujuh sumur eksplorasi, akuisisi dan
pemrosesan seismik 2D sepanjang
400 km, serta akuisisi dan pemrosesan
seismik 3D seluas 2.500 km.
Terkait kinerja eksplorasi di WK
eksploitasi, hasil monitoring terhadap13 kontraktor KKS menunjukkan
adanya area tidur (sleeping area) seluas
kurang lebih 9,7 ribu km persegi. Hasil
monitoringjuga menemukan adanya
ketiga 2016, serta satu sumur di kuartal
keempat 2016.
Kontraktor KKS juga akan melakukan
akuisisi dan pemrosesan kegiatan
seismik 2D sepanjang 2.080 km yang
dilaksanakan di 8 WK. Rencananya,
kegiatan survei seismik 2D akan
dilaksanakan hingga kuartal pertama
2017. Pada kuartal keempat 2015,kegiatan survei seismik 2D sepanjang
300 km dilaksanakan di 1 WK. Pada
kuartal pertama 2016, kegiatan kembali
dilanjutkan dengan melakukan seismik
2D sepanjang 10.080 km di 5 WK. Pada
kuartal kedua 2016, kegiatan seismik
2D sepanjang 200 km dilaksanakan di 1
WK. Sedangkan pada kuartal pertama
2017, kegiatan seismik 2D dilakukan
di 1 WK dengan panjang 500 km.
Sementara pemrosesan ulang kegiatan
seismik 2D sepanjang 1.400 km danpemrosesan ulang kegiatan seismik 3D
seluas 166 km persegi dilakukan pada
bulan terakhir kuartal keempat 2015.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
10/2410
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASPUSAT
1
3
2
1. Revisi POD Lapangan Tiung Biru-Jambaran Kepala SKK Migas, Amien
Sunaryadi (kanan), menyerahkan revisi rencana
pengembangan lapangan (plan of development/
POD) Lapangan Tiung Biru-Jambaran yang
dioperasikan Kontraktor KKS PT Pertamina EP
Cepu, PT Pertamina EP, Mobil Cepu Ltd, dan
Badan Kerja Sama PI Blok Cepu kepada Direktur
Utama PT Pertamina EP Cepu, Adriansyah, di
Jakarta pada 17 Agustus 2015. Revisi tersebut
mengubah POD yang sudah disetujui pada 13
Februari 2013.
2. Sosialisasi Kearsipan Deputi Pengendalian
Operasi SKK Migas, Muliawan (kiri), Deputi
Pengendalian Dukungan Bisnis, RudiantoRimbono (ketiga dari kiri), Deputi Pengendalian
Perencanaan, Gunawan Sutadiwiria (kedua
dari kiri), dan Deputi Pengendalian Keuangan,
Parulian Sihotang (kanan), berfoto bersama
para narasumber dari Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) usai acara Sosialisasi Kearsipan
yang dilaksanakan di Jakarta pada 20 Agustus
2015.
3. PTK Kebijakan Akuntansi Deputi
Pengendalian Keuangan, Parulian Sihotang,
membuka acara Sosialisasi Pedoman Tata Kerja
(PTK) Kebijakan Akuntansi di Jakarta pada 25-26
Agustus 2015. Kegiatan diikuti perwakilan seluruh
kontraktor kontrak kerja sama.
c
4
a b4. Koordinasi Banyu Urip Menyusul aksiunjuk rasa yang berujung anarkis di proyekEPC-1 Banyu Urip, pada 5 Agustus 2015Komisi VII DPR RI dengan didampingi DeputiPengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan(kedua dari kiri), dan Kepala Bagian HumasSKK Migas, Elan Biantoro (kedua dari kanan),melakukan tinjauan lapangan untuk melihatpenanganan keamanan (foto a). Sebelumnyapada 3 Agustus 2015, Deputi PengendalianOperasi mengikuti rapat koordinasi yangdiselenggarakan Pemerintah KabupatenBojonegoro (foto b).
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
11/24September 2015 | BUMI 11
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASSUMATERA BAGIAN UTARA
21
1. Penanganan Limbah Menindaklanjutilaporan LSM Kiprah dan masyarakat terkaitpenanganan limbah di Gathering StationLindai, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara menggelar pertemuandengan Komisi III DPRD Kabupaten Kampar diPekanbaru pada 10 Agustus 2015.
2. Pemeriksaan Gudang Bahan Peledak
Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara melakukan pemeriksaan gudangbahan peledak Kontraktor KKS ConocoPhilips,Premier Oil, dan Star Energi di Palmatak,Kabupaten Anambas pada 11-13 Agustus2015.
3. Kunjungan ke Polres Kepulauan Meranti Kepala Urusan Operasi Perwakilan SKKMigas Wilayah Sumatera Bagian Utara, RudyFajar, bersama Kontraktor KKS EMP MalaccaSSA melakukan kunjungan kerja ke PolresKepulauan Meranti pada 19-20 Agustus 2015.
4. Pertemuan Aceh Demi kelancaranpelaksanaan kegiatan operasi di wilayah Aceh,Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara bersama kontraktor kontrakkerja sama di wilayah Aceh menggelarpertemuan dengan Dinas Pertambangan danEnergi Kabupaten Aceh Timur serta DinasPertambangan dan Energi Kabupaten Aceh
Tamiang di Medan pada 25 Agustus 2015.
5. Koordinasi Perizinan Guna mengatasi
kendala terkait permasalahan perizinan,Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara menyelenggarakan rapatkoordinasi bersama kontraktor kontrak kerjasama di wilayah Sumatera Bagian Utara diPekanbaru pada 27 Agustus 2015.
6. Pengamanan Objek Vital Untukmenyeragamkan mekanisme penerimaan danpembayaran dana jasa pengamanan objekvital nasional, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara melaksanakan rapatkoordinasi di Rumbai pada 27 Agustus 2015yang dihadiri Kontraktor KKS Chevron Pacic
Indonesia dan jajaran Polda Riau.
7. Kunjungan BPK Terkait pengelolaan
perizinan bidang kehutanan, PerwakilanSKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utaramendampingi tim Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) melakukan kunjungan kerja keKontraktor KKS Chevron Pacic Indonesia di
Minas pada 29 Agustus 2015.
8. Rapat Persiapan Menjelang pelaksanaanRapat Koordinasi Bahan Peledak dan Sekuriti2015, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara melaksanakan rapatpersiapan di Pekanbaru pada 31 Agustus2015.
43
5 6
7 8
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
12/2412
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASSUMATERA BAGIAN SELATAN
43
1. Kunjungan Bupati Muara Enim BupatiMuara Enim, Muzakir Sai Sohar (tengah), berfoto
bersama pekerja SKK Migas saat melakukan
kunjungan silaturahmi ke kantor Perwakilan SKK
Migas Wilayah Sumatera Selatan di Palembang
pada 25 Agustus 2015 terkait rencana Pekan
Olahraga Provinsi di Kabupaten Muara Enim.
2. Banyuasin Expo Perwakilan SKK
Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan
bersama kontraktor KKS di wilayah Banyuasin
berpartisipasi dalam kegiatan Banyuasin Expo
yang diselenggarakan Pemkab Banyuasin pada
27-30 Agustus 2015. Kesempatan ini dijadikan
sarana untuk memperkenalkan industri hulu migas
ke masyarakat umum di Kabupaten Banyuasin.
3. Pembahasan Izin Gangguan Kepala SKK
Migas, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kiri), hadir
mendampingi kontraktor KKS di wilayah Tanjung
Jabung Barat dalam rapat pembahasan izin
gangguan bersama Pemkab Tanjung Jabung
Barat di Batam pada 31 Agustus 2015.
4. Forum Operasi dan HSE Para peserta
Forum Operasi dan HSE berfoto bersama usai
acara yang diselenggarakan Perwakilan SKK
Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Jambi
pada 12-13 Agustus 2015.
5. Pertemuan dengan Pemkab Pali Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian
Selatan bersama kontraktor KKS di wilayah Pali
menggelar pertemuan dengan Pemkab Pali
di Palembang pada 24 Agustus 2015. Dalam
pertemuan tersebut, SKK Migas mengharapkan
dukungan Pemkab Pali dalam mendukung
kelancaran kegiatan usaha hulu migas.
6. Rapat Aset Tanah dan Bangunan Guna
menuntaskan permasalahan data aset tanah dan
bangunan Kontraktor KKS Pertamina EP dan
Medco E&P Indonesia, Perwakilan SKK Migas
Wilayah Sumatera Bagian Selatan menggelar
rapat bersama Pemkab Pali pada 25 Agustus
2015.
7. Survei Pengeboran Menindaklanjuti
rencana pengeboran sumur gas metana batubara
BLD-A-003 di kawasan Muara Enim, Perwakilan
SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kontraktor KKS Andalas Metana melaksanakan
kegiatan survei dan sosialisasi di Desa Daun
Telang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten
Muara Enim pada 20 Agustus 2015.
8. Peresmian Jalan Plt Sekretaris Kabupaten
Batang Hari, Muhammad Fadhil Arief (ketiga
dari kanan), melakukan pengguntingan pita
yang menandai peresmian jalan dan pembuatan
sumur bantuan Kontraktor KKS Techwin Energy
South Betung Ltd dengan dukungan Perwakilan
SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan di
Desa Bungku, Kabupaten Batang Hari pada 14
Agustus 2015.
21
65
87
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
13/24September 2015 | BUMI 13
1
4
6
3
5
7
1. Sengketa Lahan Tim Kelompok KerjaBagian Hukum SKK Migas dan PerwakilanSKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggaramelakukan peninjauan lapangan terkait kasussengketa lahan yang digunakan sebagai jalurpipa penyalur minyak bumi (right of way/ROW) Kontraktor KKS ExxonMobil Cepu Ltd diKabupaten Tuban pada 10 Agustus 2015.
2. Rapat Sosioekonomi Untukmeningkatkan kondisi sosial dan ekonomimasyarakat yang tinggal di sekitar wilayahkerja, Kepala Unit Percepatan Proyek (UPP)Banyu Urip Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara, JuliusWiratno, menggelar rapat bersama Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro dan Kontraktor KKSExxonMobil Cepu Ltd di Bojonegoro pada 20Agustus 2015.
3. Forum Rapat Koordinasi Operasi 2015- Guna mempererat koordinasi danmenyamakan persepsi terutama terkait bidanglingkungan hidup di setiap kegiatan operasikontraktor kontrak kerja sama, pada 12
Agustus 2015 Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara menggelarForum Rapat Koordinasi Operasi 2015 yangdihadiri perwakilan Badan Lingkungan Hidupseluruh Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
4. Sosialisasi Pengembangan Sumur -
Berkenaan dengan kegiatan pengembangansumur TGA#1 yang dilaksanakan Kontraktor
KKS Lapindo Brantas Inc, Perwakilan SKK MigasWilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bersamaMusyawarah Pimpinan Kecamatan Tanggulanginmenyelenggarakan sosialisasi di Desa Banjarasri,Kabupaten Sidoarjo pada 13 Agustus 2015.
5. Penyelesaian Tanah Kas Desa DeputiPengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas,Rudianto Rimbono (ketiga dari kanan), dengandidampingi Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadirirapat bersama Sekretaris KabupatenBojonegoro terkait penyelesaian tanah kasDesa Gayam, Kecamatan Gayam, Bojonegoropada 14 Agustus 2015.
6. Kunjungan Kepala SKK Migas Guna
memberikan perkembangan terakhirterkait kegiatan operasi Kontraktor KKSExxonMobil Cepu Ltd, Kepala SKK Migas,
Amien Sunaryadi (kedua dari kanan), dengandidampingi Deputi Pengendalian DukunganBisnis SKK Migas, Rudianto Rimbono (kanan),dan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas,Muliawan, melakukan kunjungan kerja keBupati Bojonegoro, Suyoto, pada 14 Agustus2015.
7. Sosialisasi AMDAL -Terkait rencanapengembangan lapangan di Kabupaten Tuban,Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali,dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKSKrisEnergy (Satria) Ltd menyelenggarakansosialisasi penjelasan proses penyusunandokumen AMDAL Blok Bulu ke masyarakat di
tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban pada 25Agustus 2015.
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASJAWA, BALI & NUSA TENGGARA
2
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
14/2414
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASKALIMANTAN DAN SULAWESI
1
3
5 6
2
4
7
1. KoordinasiKutaiKartanegara Pada 14Agustus 2015, Perwakilan SKK Migas Wilayah
Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor
KKS Pertamina EP Sangasanga menerima
kunjungan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara,
Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Kartanegara,
serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertemuan
membahas tentang kejelasan pembayaran pajak
dan retribusi serta tenaga kerja kontraktor KKS.
2. Kuliah Umum STT Migas
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan
dan Sulawesi, Nasvar Nazar (kanan), memberikan
kuliah umum di hadapan 260 mahasiswa baru
STT Migas Balikpapan di Balikpapan pada1 September 2015. Para mahasiswa sangat
antusias menyimak materi terkait kesiapan
Kalimantan Timur dalam mengelola Blok
Mahakam.
3. Tanam 50 Ribu Mangrove Bupati
Banggai,Sofhian Mile (keenam dari kiri), mengikuti
penanaman 50 ribu mangrove yang dilaksanakan
Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan
dan Sulawesi bersama Kontraktor KKS JOB
Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi di
Kabupaten Banggai pada 1 September 2015.
4. Sosialisasi Pengamanan Objek Vital
Guna memberikan pemahaman kepadamasyarakat tentang bahaya pipa migas yang
dialiri gas bertekanan tinggi, Perwakilan SKK
Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama
Kontraktor KKS Total E&P Indonesie melakukan
sosialisasi pengamanan objek vital di Kelurahan
Dondang, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten
Kutai Kartanegara pada 2 Agustus 2015.
5. SurveiArealBufferZone Pada 19
Agustus 2015, Perwakilan SKK Migas Wilayah
Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor
KKS JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
melaksanakan survei areal buffer zoneDesa
Paisubololi, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah.
6. MediasiPekerjaVICO Menyusul aksi
unjuk rasa dan blokade yang dilakukan mantan
pekerja Kontraktor KKS VICO Indonesia selama
empat hari sejak 24 Agustus 2015, Perwakilan
SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi
menggelar mediasi dan perundingan untuk
menyikapi keinginan para pengunjuk rasa.
7. Survei Pertanahan Guna mengidentikasi
batas-batas tanah warga dengan area
pertambangan batu bara di lokasi yang akan
dibebaskan, Perwakilan SKK Migas Wilayah
Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor
KKS VICO Indonesia melakukan surveipertanahan di Kecamatan Samboja, Kabupaten
Kutai Kartanegara pada 2-3 September 2015.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
15/24September 2015 | BUMI 15
SEREMONIAL
KEGIATANSKK MIGASPAPUA DAN MALUKU
2
4
1
3
5
1. Kunjungan Maluku Tenggara Barat Gunamelihat perkembangan kegiatan operasionalKontraktor KKS Inpex Masela Ltd di Maluku
Tenggara Barat, Kepala Perwakilan SKKMigas Wilayah Papua dan Maluku, Enrico CPNgantung, melakukan serangkaian kunjungankerja ke Maluku Tenggara Barat pada 12-13
Agustus 2015. Selama dua hari, KepalaPerwakilan SKK Migas Wilayah Papua danMaluku meninjau hangar yang dioperasikanInpex Masela Ltd (foto a) dan melihat kerajinanbatik tenun tradisional khas Maluku TenggaraBarat yang menjadi binaan Inpex Masela Ltd(foto b), serta menggelar pertemuan denganSekretaris Kabupaten Maluku TenggaraBarat (foto c) dan DPRD Kabupaten Maluku
Tenggara Barat (foto d).
2. Sosialisasi PROPER - Pj. Kepala UrusanHumas SKK Migas Perwakilan Papua danMaluku, Otniel Lodewyk Wafom (tiga dari kiri),menghadiri Bimbingan Teknis PeningkatanKapasitas dan Sosialisasi Penilaian PROPERyang diselenggarakan Bapedalda Provinsi PapuaBarat di Manokwari pada 29 Juli 2015.
3. Perayaan HUT RI Ke-70 - MenyambutHari Kemerdekaan, Kepala PerwakilanSKK Migas Wilayah Papua dan Maluku,Enrico CP Ngantung (kedua dari kanan),menghadiri peringatan HUT RI ke-70 yangdiselenggarakan PetroChina International(Bermuda) Ltd di Sorong pada 17 Agustus2015.
4. Pemeriksaan Bahan Peledak BersamaPolres Seram Bagian Timur, pada 12 Agustus2015 Perwakilan SKK Migas Wilayah Papuadan Maluku melakukan pemeriksaan bahanpeledak yang digunakan Kontraktor KKS CiticSeram Energy Ltd.
5. Kunjungan ke Walikota Sorong - Pj.Kepala Urusan Humas SKK Migas PerwakilanPapua dan Maluku, Otniel Lodewyk Wafom (kiri),mendampingi Field Manager Pertamina Asset 5Field Papua, Julfrinson Alfredo Sinaga (tengah),melakukan kunjungan silaturahmi ke WalikotaSorong, EC Lambertus Jidmau (kanan), pada 24
Agustus 2015.
a c
db
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
16/2416
BIANGLALA
Hal tersebut diungkapkan KepalaSKK Migas, Amien Sunaryadi, dalam
upacara peringatan HUT Kemerdekaan
RI ke-70 di Jakarta pada 17 Agustus
2015. Menurut Amien, cita-cita tersebut
hanya bisa dicapai melalui kerja keras.
Kerja yang dimaksud bukan semata-
mata kerja biasa, melainkan kerja yang
dilakukan dengan kekuatan persatuan
dan semangat gotong royong.
Dalam momentum peringatan Hari
Kemerdekaan kali ini, Amien mengajakseluruh pekerja SKK Migas untuk
menata mentalitas dan kapabilitas dalam
upaya membangun industri hulu migas
yang lebih baik. Sederet pencapaian
sektor hulu migas selama semester
pertama 2015 diharapkan menjadi
pemicu semangat untuk melakukan
perbaikan. Amien mengatakan, industri
hulu migas merupakan industri yang
membutuhkan waktu, sehingga waktu
menjadi hal yang berharga untuk
menunjang kesuksesan usaha yangdilakukan.
Mari bahu-membahu untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah
yang masih tertunda, baik untukmencapai target jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang,
kata Amien.
Amien mengatakan, industri hulu migas
sedang menghadapi tantangan yang
tidak mudah. Harga minyak dunia yang
biasa stabil di atas US$100 per barel,
kini turun drastis hingga di bawah
US$50 per barel. Penurunan harga
minyak mentah menjadi pukulan keras
bagi seluruh pelaku di industri hulumigas. Bahkan industri penunjang di
hulu migas dan pemangku kepentingan
lainnya turut merasakan dampaknya.
Meski demikian, sektor hulu migas tidak
bisa hanya tinggal diam menghadapi
kondisi bisnis yang sedang lesu.
Kita diberi amanah untuk terus
meningkatkan produksi dan menambah
cadangan baru dengan tetap
mengupayakan pembangunan kapasitas
nasional, kata Amien.
Amien menambahkan, SKK Migas dan
kontraktor KKS merespon penurunan
harga minyak mentah dengan bersikapproaktif dalam menetapkan kebijakan
esiensi biaya operasi industri hulu
migas. Saat ini, industri hulu migas
sudah menjalankan beberapa kebijakan
untuk mengantisipasi uktuasi harga
minyak mentah. Pertama, SKK Migas
melakukan negosiasi ulang dengan
kontraktor KKS agar bisa memberikan
eksibilitas harga sehingga dapat
menjaga keekonomian proyek yang
telah direncanakan. Kedua, skenario
operasi lapangan diubah menjadilebih sederhana dengan menerapkan
beberapa opsi, antara lain esiensi
operasi barging, esiensi biaya proyek,
dan workshopperalatan. Ketiga,
kontraktor KKS berkolaborasi dengan
kontraktor KKS lainnya yang berada
di area sekitar wilayah kerja dalam
penggunaan peralatan, surplus item,
dan material yang dimiliki.
Dari seluruh penjuru negeri kita bekerja,
merawat energi, dan menggerakkanekonomi. Mari terus berkarya untuk
membesarkan industri hulu migas,
kata Amien.
MENATA MENTALITAS
DAN KAPABILITASOleh Adhitya C. Utama/[email protected]
Kemerdekaan menjadi suatu
jembatan bagi Indonesia untuk
mewujudkan cita-cita bangsa,
salah satunya adalah memajukan
kesejahteraan umum. Dalam
konteks ini, SKK Migas dan
kontraktor kontrak kerja sama
(kontraktor KKS) turut berperan
dengan mengusahakanpeningkatan produksi minyak
dan gas bumi (migas) secara
maksimal untuk menghasilkan
manfaat sebesar-besarnya bagi
bangsa dan negara.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
17/24September 2015 | BUMI 17
BIANGLALA
TIGA UNIT USAHA SUKU BINTUNI
BERSATU DIRESMIKANOleh: Yongky Daud Korokay/[email protected]
SUBITU merupakan unit bisnis yang
sepenuhnya dikelola oleh putra-putri
daerah Teluk Bintuni. Ketiga unit usaha
yang diresmikan merupakan bagian dari
Program Pengembangan Kewirausahaan
Masyarakat Suku Asli atau Tangguh
Indigenous Enterprises Development
Program (TIEDP). TIEDP merupakan
bagian dari program tanggung jawab
sosial yang dilakukan industri hulu migas
di sekitar fasilitas gas alam cair atau
liquefed natural gas(LNG) Tangguh.
Tiga unit usaha yang diresmikan antara
lain PT SUBITU Kreasi Busana (Usaha
Pembuatan Pakaian Jadi), PT SUBITU
Karya Teknik (Usaha Jasa Penjualan,
Perbaikan dan Perawatan AC dan
Mesin Pendingin), dan PT SUBITU Inti
Konsultan (Usaha Jasa Konsultasi,
Pelatihan dan Pendampingan Bisnis).
Peresmian turut dihadiri Perwakilan
SKK Migas Wilayah Papua Maluku,
perwakilan Tangguh LNG, serta jajaran
strategis yang dapat dikembangkan
dan bisa melibatkan masyarakat asli di
Kabupaten Teluk Bintuni. Dari proses
tersebut, bisnis perawatan AC dan bisnis
garmen dipilih sebagai proyek percontohan.
Setelah melalui proses penyaringan,
terpilih 30 peserta untuk menerima
program penguatan kapasitas sumber
daya manusia. Tiga puluh peserta ini
mewakili tujuh suku besar di Teluk
Bintuni. Pasca proses seleksi, 20 peserta
mengikuti pelatihan menjahit selama
45 hari di pabrik C-59 di Bandung,
Sementara 10 peserta lainnya mengikuti
pelatihan perawatan AC di Yayasan
Matsushita Gobel Panasonic di Jakarta
selama 45 hari. Program ini diharapkan
bisa melahirkan kegiatan wirausaha yang
melibatkan masyarakat asli di bidang jasa
pembuatan dan penjualan pakaian jadi,
perawatan penyejuk ruangan, konsultasi,
serta pelatihan bisnis bagi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM).
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
Irene menyambut positif kerja sama
yang telah dibangun antara Pemerintah
Kabupaten Teluk Bintuni, terutama
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
terkait, dengan Tangguh LNG dan SKK
Migas. Saya bangga dengan hasil
keterampilan yang ditunjukkan oleh
adik-adik ini, kata Irene yang dalam
kesempatan tersebut juga membuka
kegiatan temu bisnis serta pameran
kerajinan dan industri yang melibatkan
para pelaku ekonomi di sekitar daerah
operasi Tangguh LNG dan Kota Bintuni.
Ketiga unit usaha SUBITU akan
menjalankan kegiatan bisnisnya dengan
memberikan layanan jasa, pengadaan
barang, dan peralatan penunjang usaha
lainnya. Acara peresmian ini merupakan
puncak dari serangkaian kegiatan yang
diawali pada 2014 dengan melakukan
identikasi tentang potensi unit bisnis
Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) berkomitmen penuh dalam memberdayakan masyarakat di sekitar
wilayah kerja. Pada 31 Agustus 2015, tiga unit usaha masyarakat Suku Bintuni Bersatu (SUBITU) diresmikan olehWakil Gubernur Papua Barat, Irene Manibuy, di Kota Bintuni, Papua Barat.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
18/2418
figur
18
Kelancaran proses lifting(pengangkutan) minyak mentah dan kondensat (minyak) memegang peranan penting
dalam mendukung ketahanan energi nasional. Keterlambatan jadwal liftingminyak, baik ke kilang Pertamina
maupun ekspor bisa mengganggu optimalisasi liftingminyak nasional. Gangguan liftingminyak ke kilang
Pertamina dapat mengganggu kelancaran operasi kilang Pertamina dan pada akhirnya akan berdampak
terhadap ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di pasaran. Saat ini minyak bagian negara hampir seluruhnya
(98 persen) dialokasikan untuk kebutuhan kilang Pertamina.
ARWANKEPALA DIVISI KOMERSIALISASI MINYAK BUMI DAN KONDENSAT SKK MIGAS
OPTIMALISASI LIFTINGUNTUK KETAHANAN ENERGIOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]
Saat ini, 80 persen liftingminyak
menggunakan kapal, selebihnyadisalurkan melalui pipa ke kilang-kilang
Pertamina. Ketersediaan, kelayakan,
serta performa kapal pengangkut sangat
menentukan kelancaran proses lifting.
Kapal-kapal pengangkut untuk bisa
mendistribusikan minyak ke kilang-kilang
Pertamina dan ekspor harus memenuhi
persyaratan terminal muat (lulus vetting).
Berikut wawancara dengan Kepala
Divisi Komersialisasi Minyak Mentah dan
Kondensat SKK Migas, Arwan. Dalam
pandangan Arwan, ada banyak hal
yang masih bisa dimaksimalkan untuk
mengoptimalkan liftingminyak mentah
demi menjaga ketahanan energi nasional.
Dalam kondisi sekarang di mana harga
minyak mentah turun drastis, apakah
liftingminyak mentah turut terpengaruh?
Turunnya harga minyak saat ini, secara
operasional, tidak berpengaruh pada
kegiatan liftingkarena SKK Migas tidak
hanya mengatur liftingminyak bagian
negara, tetapi juga mengatur minyak
yang menjadi bagian kontraktor kontrak
kerja sama (kontraktor KKS). Guna
mempermudah pengelolaan, SKK
Migas membentuk Forum Shipcoord
(Shipping Coordination Meeting) yang rutin
diselenggarakan setiap minggu. Forum ini
berfungsi mengatur jadwal liftingseluruh
minyak yang diproduksi di Indonesia, baik
yang menjadi bagian negara maupun
kontraktor KKS. Melalui Shipcoord, SKK
Migas mengatur bagaimana caranya agar
liftingberjalan lancar, tidak mengganggu
produksi, dan menghindari kondisi high
inventory(toptank).
Tantangan terbesar adalah faktor cuaca,
karena akan mengganggu proses liftingsecara keseluruhan, potensi terjadinya
highinventory, dan gangguan produksi.
Apabila faktor cuaca mengganggu
operasi kapal-kapal Pertamina, maka
jika terjadi keterlambatan kedatangan
kapal Pertamina akan menimbulkan
efek domino, karena seluruh kapal
Pertamina telah diatur untuk melakukan
lifting minyak bagian negara. Begitu ada
satu kapal yang terganggu, dampaknya
langsung berantai. Ini yang harus kami
kawal melalui Shipcoord. Tantangan
lainnya adalah sekitar 98 persen
minyak bagian negara masuk ke kilang
domestik yang dikelola Pertamina.
Permasalahannya, jumlah kapal
Pertamina cukup terbatas, belum lagi
tidak semua kapal Pertamina lulus vetting
(verikasi) untuk masuk ke terminal
kontraktor KKS. Kami dan fungsi operasi
telah mengimbau Pertamina untuk
dapat mengupayakan penambahan
kapasitas kapal baik dari jumlah maupun
kelayakan. Dalam hal ini, Pertamina juga
berperan dalam pencapaian target lifting
minyak nasional. Seperti akhir-akhir ini,
ada beberapa keterlambatan kedatangan
kapal-kapal Pertamina, yang berdampak
terhadap perubahan dan semakin
ketatnya jadwal lifting.
Bagaimana dengan pengelolaan stok
minyak mentah?
Terkait stok minyak, kita harus hati-
hati dalam membacanya. Stok yang
dipublikasikan, setahu saya, termasuk
stok yang masih ada di lapangan, minyak
yang ada dalam pipa penyaluran dari
Apa tantangan terbesar dalam lifting
minyak mentah?
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kelancaran lifting,
antara lain kelayakan kapal, performa
kapal, jadwal lifting, tingkat produksi,
gangguan operasi kilang Pertamina,
dan gangguan cuaca. Lima faktor
pertama sifatnya manageable. Faktor
cuaca merupakan faktor alam yang
tidak mudah dikendalikan, namun dapat
sedikit diantisipasi melalui pengaturan
program lifting. Gangguan cuaca pada
umumnya terjadi pada akhir tahun,
seperti terjadi gelombang dan kecepatan
angin yang tinggi, sehingga program
liftingperlu diatur dan diantisipasi dengan
baik, sebagai upaya pencapaian target
liftingminyak nasional. Kapal-kapal
pengangkut harus layak sehingga bisa
lulus vettingdan dapat mempunyai
eksibilitas yang tinggi, dan siap untuk
memuat di terminal-terminal operator
yang ada. Jadwal liftingjuga perlu
diatur secara saksama, misalnya antar
jadwal liftingtidak berdekatan, sehingga
apabila terjadi keterlambatan salah
satu kapal, tidak akan mengganggu
jadwal pengapalan berikutnya. Selain
itu, ketersediaan volume liftingjuga
perlu dijaga, kendala/gangguan operasi
produksi akan menentukan volume yang
siap di-liftingsesuai dengan yang telah
dijadwalkan/ditentukan sebelumnya.
Operasi kilang Pertamina juga bisa saja
mengalami gangguan, misalnya terjadi
unplannedshutdown(unmanageable),
sehingga mengganggu program operasi
kilang yang berdampak terhadap
perubahan jadwal liftingberikutnya.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
19/24September 2015 | BUMI 19September 2015 | BUMI 19
lapangan ke tangki di terminal, deadstock,
belum lagi dengan minyak-minyak yang
pengapalannya 3 atau 6 bulan sekali
bahkan ada yang setahun sekali, karena
volume produksinya kecil dan dikapalkan
setelah mencapai volume yang ekonomis,
sehingga sebelum di-liftingdianggapsebagai stok. Jadi kalau jumlah stok
minyak tinggi, bukan berarti kita tidak bisa
melakukan lifting. Di samping itu, stok
juga memperhitungkan volume 2 hari
produksi, dengan tujuan agar apabila ada
sedikit gangguan produksi, volume lifting
yang telah ditentukan sebelumnya tetap
dapat tersedia. Dengan demikian volume
produksi minyak yang ready to liftdi tangki-
tangki terminal muat, sebenarnya lebih
kecil dibanding realisasi
produksi. Minyakyang
dihitung
sebagai
bisa mengamankan kebutuhan BBM
di kawasan sekitar kilang mini berada
serta mengurangi kegaduhan akibat
adanya gangguan/kelangkaan suplai
BBM. Selain itu, secara sosial akan
menciptakan multiplier effectterhadap
pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar kilang mini atau daerah penghasil
migas. Pemerintah sendiri sangat
concernagar ide kilang mini bisa segera
terlaksana.
Bagaimana peran SKK Migas
dalam mendukung realisasi
kilang mini?
SKK Migas melakukan
mapping untuk menentukan
di mana saja titik-titik atau
wilayah kerja yang potensialuntuk dibangun kilang mini.
SKK Migas juga memastikan
ketersediaan minyak untuk
memasok kilang mini.
Untuk sementara
ada 31 wilayah
kerja yang
discussion(FGD) dengan mengundang
berbagai kementerian dan lembaga.
FGD menghasilkan kesepakatan tentang
perlunya pembangunan kilang minyak
mini. Menurut saya, konsep ini bagus
sekali dan perlu didukung sepenuhnya,
karena bisa mendukung pengoptimalanlapangan-lapangan marginal yang
produksinya kecil, berada di remote area,
serta jauh dari kilang minyak maupun
pelabuhan. Dengan adanya kilang mini,
lapangan-lapangan marginal bisa
meningkatkan produksi dan
menarik investasi. Biaya
transportasi juga bisa
dihemat karena kilang
mini dibangun
tidak jauh dari
sumur minyak,selain itu juga akan
menghemat biaya
distribusi BBM
karena suplai BBM
sudah dekat
produksi adalah minyak yang keluar dari
wellhead. Sementara biasanya ada minyak
yang ditampung dulu di lapangan. Dari segi
operasi, produksi minyak adalah minyak
yang ready to lift. Secara umum, tingkat
stok yang ada sekarang sudah cukup
minimal, namun harus tetap dikawal dan
dimonitor setiap minggu melalui Shipcoord.
Apakah ada upaya yang bisa dilakukan
untuk mengoptimalkan liftingminyak,
terutama minyak yang diproduksikan
dari lapangan-lapangan marginal?
Pada 14 Agustus 2015, Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral menggelar focus group
dengan konsumen. Keuntungan lainnya,
kapasitas kilang mini bisa disesuaikan
dengan kebutuhan, misalnya 500,
1.000 atau 2.000 barel per hari. Apabila
produksi bertambah, kapasitas bisa
ditambah sesuai volume produksi.
Dari segi investasi, biaya investasi
kilang mini tidak mahal, dengan waktu
pembangunan paling lama 2 tahun.
Keberadaan kilang mini juga bisa
meringankan beban kilang Pertamina
yang rata-rata sudah berusia tua. Secara
nasional, keberadaan kilang mini sangat
ideal untuk mendukung ketahanan
energi, terutama untuk mengurangi impor
BBM dan ketergantungan terhadap
impor minyak. Dari segi sosial politik, kita
potensial sebagai penyedia minyak bagi
kilang mini. Dari 31 titik tersebut nantinya
dibuat clusteringyang di antaranya ada
di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Konsep kilang mini, secara geogras,
akan diupayakan menyebar seluruh
wilayah Indonesia. Ini mendukung
ketahanan energi nasional dan sosial
politik. Di tiap clusterditentukan titik
mana yang esien untuk dibangun kilang
mini dan bisa menekan biaya, baik dari
sisi hulu berupa penghematan biaya
transportasi minyak maupun dari sisi hilir
berupa penghematan biaya distribusi
BBM, di lapangan-lapangan yang ada
di clustertersebut, sehingga tercipta
esiensi dari sisi hulu dan hilir.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
20/2420
SPEKTRUM
SKK MIGAS NANGKRING
BERSAMA BLOGGERKOMPASIANAOleh: Alan/[email protected]
Berangkat dari semangat tersebut, SKKMigas menggelar acara Kompasiana
Nangkring Bersama SKK Migas di
Jakarta pada 28 Agustus 2015. Dengan
mengusung tema Kontribusi Sektor
Hulu Migas terhadap Indonesia, SKK
Migas mengajak bloggerKompasiana
untuk menambah pengetahuan serta
wawasan seputar kontribusi sektor hulu
migas bagi Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala
Bagian Humas SKK Migas, ElanBiantoro, memberikan paparan yang
lengkap dan menyeluruh mengenai
kegiatan usaha hulu migas, mulai dari
bagi sektor lainnya. Padahal fakta
yang ada berbeda dari anggapan
sebagian orang. Sebagai institusi
yang bertugas mengawasi dan
mengendalikan aktivitas hulu migas,
SKK Migas menerapkan kebijakan
yang mewajibkan kontraktor kontrak
kerja sama (kontraktor KKS) untuk
mengutamakan perusahaan nasional
sebagai pemasok barang dan jasa.
Kontribusi lain dapat dilihat dari
persentase tenaga kerja di hulu migas.Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia
(TKI) mencapai 96 persen dari total
tenaga kerja permanen di kontraktor
KKS.
SKK Migas juga memberlakukan aturan
dalam pelaksanaan pembayaran kepada
penyedia barang dan jasa melalui
bank yang berada di wilayah Indonesia
dengan mengutamakan penggunaan
bank umum nasional, kata Elan.
Penjelasan yang detail dan mendalam
mengenai industri hulu migas
menumbuhkan antusiasme para
peserta. Berbagai pertanyaan diajukan
para peserta kepada Kepala Bagian
Humas, terutama mengenai hal-hal yang
kurang mereka pahami namun banyak
diperbincangkan oleh publik.
Selain mengikuti talk show, peserta yang
hadir diajak mengunjungi Emergency
Response Center (ERC) di kantor SKKMigas. Di tempat ini, para peserta
mendapat penjelasan tentang proses
pengaturan dan pengawasan setiap
aktivitas operasional migas yang terjadi
di seluruh pelosok Indonesia.
Melalui acara ini, para blogger
diharapkan bisa menularkan
pengetahuannya mengenai sektor hulu
migas ke masyarakat luas. Tulisan-
tulisan tentang sektor hulu migas yang
diunggah para bloggerke blogmasing-masing dalam bahasa yang lebih awam
dan dibaca oleh banyak pihak bisa
menambah wawasan publik.
kegiatan eksplorasi hingga produksi.Elan juga menjelaskan apa saja
kontribusi yang diberikan sektor hulu
migas bagi bangsa Indonesia.
Sektor hulu migas tidak hanya
memberikan kontribusi yang besar
bagi penerimaan negara, tetapi juga
menciptakan efek berantai yang positif
dan bisa dinikmati seluruh pihak,
kata Elan.
Menurut Elan, hingga saat ini masihada sebagian masyarakat Indonesia
yang meragukan kemampuan industri
hulu migas dalam memberikan manfaat
Pengetahuan mengenai sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak
hanya menjadi milik mereka yang bergelut di industri ini. Masyarakat umum
juga perlu mengetahui jeroan sektor hulu migas agar tidak salah dalam
memandang dan memahami industri ini. Melalui pemahaman yang tepat,
publik yang masih awam akan mengetahui seperti apa pola bisnis di hulu
migas serta apa saja kontribusi yang diberikan sektor ini bagi negara.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
21/24September 2015 | BUMI 21
SPEKTRUM
Kerja sama dalam bidang ekonomi dan bisnis
sering kali mengakibatkan timbulnya suatu
sengketa di antara para pelaku. Secara
konvensional, sengketa tersebut biasanya
diselesaikan melalui proses litigasi di pengadilan
yang memakan waktu lama, melelahkan, dan
menghabiskan biaya yang tinggi.
MENGENAL ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETAOleh: Ruby Savira Martakusumah/[email protected]
Penting bagi seluruh pekerja SKK Migas untuk memahami
mekanisme penyelesaian sengketa melalui jalur arbitrase, kata
Rudianto.
Dalam paparannya, Frans menjelaskan bahwa penyelesaian
sengketa lewat ADR dilakukan dengan bantuan pihak ketiga
sebagai wasit yang mandiri dan tidak memihak. Dibanding
pengadilan negara, ADR lebih eksibel karena pihak yang
bersengketa bebas menentukan prosedur acara arbitrase, seperti
tempat sidang dilaksanakan, bahasa yang digunakan selama
persidangan, serta sistem hukum mana yang dianut.
Keunggulan lainnya, kerahasiaan proses persidangan sangat
dijaga sehingga kepentingan bisnis pihak yang bersengketa tetap
terlindungi. Sifat win-win solutiondalam ADR meminimalkan risiko
bagi pihak-pihak yang terlibat sengketa. Selain itu, putusan ADR
Namun saat ini, sengketa bisnis bisa diselesaikan denganmenggunakan metode alternatif penyelesaian sengketa (alternative
dispute resolution/ADR) atau mediasi. ADR menyelesaikan
sengketa dengan menggunakan jalur arbitrase atau dilakukan di
luar pengadilan. Agar para pekerja mengenal lebih dalam mengenai
proses hukum melalui jalur arbitrase, SKK Migas menggelar Internal
Workshop on ICC Arbitration for SKK Migas di Jakarta pada 31
Agustus 2015. Workshopdiikuti sejumlah pekerja SKK Migas dari
berbagai fungsi dengan menghadirkan tiga pembicara, yakni Frans
Hendra Winarta (anggota ICC International Court of Arbitration
di Jakarta), Alexis Mourre (President ICC International Court of
Arbitration), dan Sylvia Tee (Director Arbitration & ADR Asia).
Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudianto
Rimbono, mengatakan arbitrase bukanlah hal baru dalam kontrak
kerja sama (KKS) di industri hulu migas. Hanya saja, sistem ini
belum pernah digunakan untuk menyelesaikan sengketa dalam
bisnis hulu migas. Selama ini, sengketa yang melibatkan para
pelaku bisnis di industri hulu migas bisa diselesaikan tanpa
menempuh jalur arbitrase. Meski demikian, Rudianto menilai
seluruh fungsi di SKK Migas perlu memiliki pemahaman yang tepat
mengenai arbitrase.
yang bersifat nal dan mengikat memiliki kekuatan hukum yang
tetap tanpa proses yang panjang sehingga lebih esien dari segi
waktu dan biaya.
Hanya saja, ADR masih memiliki kelemahan. Proses ADR
membutuhkan dukungan masing-masing pihak yang bersengketa.
Apabila ada pihak yang meragukan sistem ADR atau dengan
sengaja bersikap tidak kooperatif, penyelesaian sengketa
akan terhambat. Selain itu, putusan ADR harus didaftarkan ke
pengadilan umum agar bisa dieksekusi. Sayangnya, Indonesia
belum bersahabat dengan sistem ADR. Putusan arbitrase tidak
dapat dieksekusi apabila pengadilan di Indonesia tidak setuju
dengan putusan tersebut.
Perlu dilakukan amandemen UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa agar putusan
arbitrase dapat dieksekusi di Indonesia, kata Frans.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
22/2422
INFO
Saat ini, masih banyak potensi
eksplorasi pada undeveloped structures
berstatus put on production(POP) yang
belum ditindaklanjuti menjadi rencana
pengembangan lapangan (plan of
development/POD). Selain itu, masih
banyak pula struktur-struktur yang
suspended serta prospek-prospek yangmenunggu untuk dibor. SKK Migas tidak
pernah putus mendorong kontraktor
kontrak kerja sama (kontraktor KKS),
baik eksplorasi maupun produksi, untuk
lebih memaksimalkan potensi tersebut.
Melalui workshopini, SKK Migas
bersama PT Pertamina EP merumuskan
strategi eksplorasi yang mendukung
peningkatan produksi. Strategi eksplorasi
yang dirumuskan diharapkan mampu
mempercepat proses pengembangandari penemuan sumber daya menjadi
cadangan untuk diproduksikan.
STRATEGI EKSPLORASIUNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
Menurut Gunawan, dari seluruh
kontraktor KKS yang beroperasi di
Indonesia, SKK Migas memberi tekanan
lebih besar pada Pertamina EP untuk
memperbanyak kegiatan eksplorasi.
Pasalnya, Pertamina EP memiliki wilayah
kerja (WK) terbesar di Indonesia. Saat
ini, Pertamina EP mengoperasikan 14persen dari total WK di Indonesia. WK
tersebut tersebar merata dari Sumatera
hingga Papua.
Dibanding kontraktor KKS lainnya,
Pertamina EP memiliki peluang yang
lebih besar untuk menemukan cadangan
baru, kata Gunawan.
Gunawan menambahkan, Pertamina
EP juga didorong untuk lebih fokus dan
memperbanyak kegiatan eksplorasi dikawasan Indonesia timur yang relatif
masih baru dan belum banyak disentuh.
Sejak awal tahun, pemerintah melalui
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral ingin agar jumlah kegiatan
eksplorasi diperbanyak. Tujuannya
untuk menambah cadangan migas
dan menekan laju penurunan produksi.
Hanya saja, kegiatan eksplorasi
menghadapi tantangan yang tidakmudah karena perkiraan cadangan
dalam jumlah besar berada di Indonesia
timur. Untuk bisa menemukan cadangan
migas di kawasan ini, kegiatan eksplorasi
harus dilakukan di laut dalam.
Perlu ada pemikiran yang out of the
boxuntuk menggenjot eksplorasi,
kata Deputi Pengendalian Perencanaan
SKK Migas, Gunawan Sutadiwiria, saat
membuka workshop Strategi Eksplorasi
PT Pertamina EP yang berlangsung diSemarang pada 6-7 Agustus 2015.
Oleh: Citra Nurwani/[email protected]
Kegiatan eksplorasi menjadi hal yang mutlak dilakukan sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) nasional mengingat
jumlah cadangan yang semakin menipis. Kegiatan ini perlu didukung aksi yang agresif agar potensi yang selama ini
belum terjamah bisa digali lebih dalam.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
23/24September 2015 | BUMI 23
Saat ini, Pertamina EP lebih banyakmelakukan eksplorasi di area-area yang
berdekatan dengan kawasan yang
sudah ditemukan cadangan.
Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas,
Indro Purwaman, menilai sebagai sebuah
perusahaan nasional, Pertamina EP
seharusnya menaruh perhatian lebih besar
terhadap permasalahan ketahanan energi.
Apalagi Pertamina EP memiliki potensi
yang sangat besar untuk menambah
jumlah cadangan migas nasional. Hanyasaja, di WK yang dioperasikan Pertamina
EP banyak struktur-struktur yang
suspended serta prospek-prospek yang
menunggu untuk dibor.
SKK Migas mencatat, dari seluruh
WK yang dioperasikan Pertamina EP,
terdapat 28 suspended structuredi
Sumatera, delapan di Jawa, serta enam
di Kalimantan dan timur Indonesia.
Prospek yang menunggu untuk dibor
juga banyak, yakni 10 prospek di
Sumatera, 24 prospek di Jawa, serta
16 prospek di Kalimantan dan timur
Indonesia. Seluruh potensi tersebut
menyimpan cadangan sekitar 4530 juta
barel setara minyak.
Direktur Eksplorasi Pertamina EP,
Nanang Manaf, mengakui dalam
tiga tahun terakhir jumlah kegiatan
eksplorasi Pertamina EP, terutama
untuk pengeboran sumur eksplorasi,
mengalami penurunan. Pada 2012,
Pertamina EP berhasil menyelesaikan
pengeboran 29 sumur eksplorasi
yang terdiri dari 24 sumur baru dan 5
sumur carry over. Pada 2013, jumlah
pengeboran eksplorasi yang berhasil
diselesaikan turun menjadi 15 sumur.
Jumlah sumur eksplorasi yang selesai
dibor kembali turun pada 2014, yakni 11
sumur. Tahun ini, Pertamina EP berharap
bisa menyelesaikan pengeboran 10
sumur eksplorasi.
Penurunan harga minyak dunia
sejak kuartal keempat 2014 sangat
mempengaruhi rencana kegiatansumur Pertamina EP. Di saat
harga minyak turun, Pertamina EP
menghadapi kondisi yang serba
salah. Di satu sisi, Pertamina EP harus
melakukan eksplorasi, tetapi juga harus
meningkatkan produksi. Di sisi lain, nilai
investasi yang dikeluarkan perusahaan
tidak terlalu mewah, kata Nanang.
Meski kondisi sedang tidak mudah,
menurut Nanang, Pertamina EP tetap
agresif melakukan eksplorasi. Beberapapenemuan terakhir bahkan dilakukan
menggunakan cara yang berbeda.
Sebagai contoh, pengeboran di
Lapangan Tanjung murni tanpa structure
dan hanya menggunakan stratigra. SKK
Migas berharap, pengalaman Pertamina
EP tersebut bisa menjadi acuan bagi
kontraktor KKS lainnya.
Berdasarkan hasil workshop, SKK
Migas akan melakukan evaluasi
terhadap beberapa closuredi WK yang
dioperasikan Pertamina EP yang bisa
dikategorikan menjadi satu struktur,
yakni Melandong, Pondok Makmur,
Bambu Besar, Akasia, Karang Makmur,Benggala, dan Bunyu. Guna menjalankan
program eksplorasi yang konklusif dan
terintegrasi, SKK Migas merekomendasikan
Pertamina EP untuk mengusulkan kegiatan
sumur dan survei selama tiga tahun ke
depan yang bersifat tetap. SKK Migas juga
merekomendasikan Pertamina EP untuk
memprioritaskan penyelesaian pengeboran
eksplorasi di sumur Azalea (AZL)-2,
Garcinia (GCI), dan West Gantar (WGT)-1
pada 2016.
Sementara Pertamina EP berkomitmen untuk
menyelesaikan Penentuan Status Eksplorasi
(PSE) 18 struktur dengan POP dan 11
struktur suspended paling lambat Juni 2016.
SKK Migas dan Pertamina EP sepakat akan
mengimplementasikan strategi eksplorasi
yang berwawasan pengembangan dan
strategi pengembangan yang berwawasan
eksplorasi. SKK Migas dan Pertamina
EP juga sepakat untuk menggunakan
terminologi struktur untuk setiap potensi
eksplorasi (P&L) yang dimiliki Pertamina
EP sehingga penetapan ranking untuk
setiap prospek dan lead tersebut tidak lagi
berdasarkan closure.
7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015
24/24
Gedung Wisma Mulia Lt.30,Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42,
UPSTREAM
(HULU)
DOWNSTREAM
(HILIR)
MENJAGA
KETAHANAN
ENERGI NASIONAL