Ats-Tsabat Bulletin Jum’at grup KAMMI Lintas Generasi edisi 3/08-2013 ETIKA DISKUSI *disarikan dari buku ‘Etika Diskusi’ yang ditulis oleh World Assembly of Moslem Youth (WAMY) ata-kata yang baik dan tulus adalah senjata utama sebagai bekal da’I dalam mengemban tugas mulia untuk berdakwah. Baik ketika menawarkan -untuk pertama kali-dakwahnya kepada orang lain, ataupun ketika membela diri dari tuduhan- tuduhan keji. Selain itu, diskusi juga merupakan media pokok untuk melakukan interaksi antar da’I, utamanya tatkala ada perbedaan pendapat dalam memahami suatu permasalahan, memahami metodologi, maupun skala prioritas dakwah. Kiranya, sangat berguna bagi seorang da’I untuk memahami dengan sejelas-jelasnya perbedaan antara diskusi dan debat. Diskusi dan debat bertemu pada satu hal, bahwa keduanya sama-sama pembicaraan antara dua pihak. Akan tetapi, keduanya berbeda setelah itu. Biasanya dalam perdebatan, terjadi perseteruan lisan. Perdebatan senantiasa bermuara pada permusuhan yang diwarnai oleh fanatisme terhadap pendapat masing masing pihak dengan merendahkan pendapat pihak lain. Adapun diskusi, ia merupakan upaya tukar pendapat yang dilakukan dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Mengakui Adanya Perbedaan Pendapat Adalah garis sunatullah yang sudah Allah terapkan, bahwa cara berpikir setiap orang itu beragam, dari urusan yang besar, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrowi. Sebabnya adalah, karena manusia diciptakan dalam keadaan berbeda-beda tingkat pemahaman dan pengetahuannya, juga berbeda dalam tabiat, kecenderungan, keinginan, ketahanan, dan kesabaran- nya dalam mencari ilmu maupun bekerja. Namun demikian, perbedaan pendapat tidak boleh menimbulkan perselisihan hati, karena perselisihan hati itu haram hukumnya, disamping mengancam K Hal. 1 Bulletin Ats-Tsabat, Bulletin Jum’at grup KAMMI Lintas Generasi edisi 3/ 08-2013
Bulletin Group KAMMI Lintas Generasi. InsyaAllah terbit setiap jum'at.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ats-Tsabat Bulletin Jum’at grup KAMMI Lintas Generasi edisi 3/08-2013
ETIKA DISKUSI *disarikan dari buku ‘Etika Diskusi’ yang ditulis oleh World Assembly of Moslem Youth (WAMY)
ata-kata yang baik dan tulus adalah senjata utama sebagai bekal da’I dalam mengemban tugas mulia untuk
berdakwah. Baik ketika menawarkan -untuk pertama kali-dakwahnya kepada orang lain, ataupun ketika membela diri dari tuduhan-tuduhan keji. Selain itu, diskusi juga merupakan media pokok untuk melakukan interaksi antar da’I, utamanya tatkala ada perbedaan pendapat dalam memahami suatu permasalahan, memahami metodologi, maupun skala prioritas dakwah.
Kiranya, sangat berguna bagi seorang da’I untuk memahami dengan sejelas-jelasnya perbedaan antara diskusi dan debat. Diskusi dan debat bertemu pada satu hal, bahwa keduanya sama-sama pembicaraan antara dua pihak. Akan tetapi, keduanya berbeda setelah itu.
Biasanya dalam perdebatan, terjadi perseteruan lisan. Perdebatan senantiasa bermuara pada permusuhan yang diwarnai
oleh fanatisme terhadap pendapat masing masing pihak dengan merendahkan pendapat pihak lain. Adapun diskusi, ia merupakan upaya tukar pendapat yang dilakukan dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.
Mengakui Adanya Perbedaan Pendapat
Adalah garis sunatullah yang sudah Allah terapkan, bahwa cara berpikir setiap orang itu beragam, dari urusan yang besar, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrowi. Sebabnya adalah, karena manusia diciptakan dalam keadaan berbeda-beda tingkat pemahaman dan pengetahuannya, juga berbeda dalam tabiat, kecenderungan, keinginan, ketahanan, dan kesabaran- nya dalam mencari ilmu maupun bekerja.
Namun demikian, perbedaan pendapat tidak boleh menimbulkan perselisihan hati, karena perselisihan hati itu haram hukumnya, disamping mengancam
keutuhan iman. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., “Kamu sekalian tidak masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai…” (HR. Muslim) Dengan demikian, iman menjadi syarat untuk seseorang bisa masuk surga, sedangkan kecintaan kepada sesama kaum muslimin merupakan syarat bagi kesempurnaan iman.
Jika usaha menghilangkan perbedaan pendapat dalam berbagai hal dan dalam setiap waktu tidak mungkin dilakukan-karena hal itu memang tidak sesuai dengan sunatullah-maka yang harus dilaku- kan adalah bagaimana kita memahami etika berbeda pendapat itu, sebagaimana kita berusaha untuk mempertemukannya. Allah berfirman, “Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya.” (An-Nisa : 59)
Berbeda pendapat bukan berarti seenaknya melanggar hal-hal yang prinsip dan memperturutkan kehendak hawa nafsu. Akan tetapi, masing-masing pihak harus mengikuti aturan main dan bersandar pada logika yang sehat. Disamping itu, lawan bicara yang berbeda pendapat harus dianggap sebagai teman bicara, tidak boleh secara apriori ditolak pendapatnya atau berpikir bahwa pendapat sendiri pasti benar dan lawan bicara salah belaka.
Hendaknya pula para pelaku diskusi tidak melampaui batas; seperti melakukan protes, menampilkan sikap-sikap tidak simpatik, membuat keributan, atau merendahkan pihak lain. Karena yang demikian itu dapat menggelincirkan mereka ke dalam kelompok (sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits) : “jika bertikai ia melakukan perbuatan keji.
Perbedaan pendapat bukanlah hal yang membahayakan. Kita harus menerimanya dengan lapang dada, bersikap toleran terhadap lawan bicara, dan menjadikan pernyataan Imam Malik berikut ini sebagai syiar kita : “Saya hanyalah manusia biasa. Bisa salah, bisa benar. Cermati pendapat saya; jika sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits, terimalah. Namun jika tidak sesuai dengannya, tinggalkanlah.”
Mengikuti kebenaran, berusaha untuk mendapatkannya, dan konsisten terhadapnya, adalah faktor yang dapat menjadikan praktek diskusi senantiasa diatas rel kebenaran. Ia juga menghindarkan pelakunya dari hawa nafsu, baik atas diri pribadi pembicara maupun pendengarnya. Disamping itu, ia dapat menghalangi dari sikap fanatic terhadap suatu pendapat yang tanpa didasari pemahaman, petunjuk, dan bukti.
Seorang pelaku diskusi harus mempunyai keyakinan bahwa bisa jadi lawan bicaranya memiliki hal-hal baru yang bermanfaat. Dengan demikian, begitu ia senantiasa berharap agar kesempatan diskusi selalu terbuka untuk tukar pendapat dan mendapatkan sesuatu yang baik tanpa harus melalui perdebatan dan perselisihan.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam diskusi antara lain :
a. Jujur dan Luruskan niat Adalah sesuatu yang wajar bahwa pelaku diskusi yang jujur itu berlaku jujur kepada Allah dan kepada diri sendiri. yakin dengan yang ia sampaikan dan konsisten dengan ucapannya itu, sehingga terjadilah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Tujuannya berdiskusi hanyalah untuk menegakkan
kebenaran atas nama Allah, apabila ia mendapati dirinya telah berubah dari tujuan semula, maka hendaklah ia berhenti. b. Jauhi sikap fanatik dan akuilah kesalahan Sikap fanatik adalah sikap yang tidak menerima kebenaran setelah adanya kejelasan dalil, ini adalah sikap yang mencederai akal pikiran yang telah Allah anugerahkan. Mengakui kesalahan diri memang sulit, apalagi jika dilakukan di depan orang banyak. Ia membutuhkan keberanian moral, kekuatan jiwa, dan kemenangan atas nafsu. Rasulullah saw telah bersabda, “Setiap keturunan Adam itu pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ad-Darami) Perbedaan pendapat dan Kasih Sayang
Perbedaan pendapat seringkali menghapuskan rasa cinta dan kasih sayang, termasuk pun antar kawan dan sahabat, sebab kegiatan ini berpengaruh pada perasaan dan hati. Maka, saat kita tengah berbicara dengan seseorang, sedapat mungkin jauhkanlah sikap permusuhan dan tidak suka.
Ingatlah selalu perkataan orang bijak, “Perbedaan pendapat
mahasiswa FISIPOL UGM Jurusan Administrasi Negara, kelahiran Pati. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PD KAMMI Sleman (2011-2013).
Lembaga Kebudayaan KAMMI adalah wadah bagi kader-kader KAMMI yang memiliki ketertarikan di bidang sastra dan budaya pada umumnya. Dicetuskan pertama kali ketika Sarasehan KAMMI untuk Indonesia di Jakarta, 15-17 Maret 2013. Sumber : http://www.kammikultural.org/2013/06/puisi-puisi-dedy-yanwar-elfani.html
Dengan-Mu Saja
Sangkala disusur menguraikan kenang
Dibentangnya budi tersibak risalah diri
Aku lupa dengan suara alunan kayangan
Rona pelangi pun kuanggap sekedar grafiti
Bintang-bintang langit hanya susunan bohlam redup tak berarti
Semerbak wangi bunga tak kebih dari parfum murahan.
Apa gerangan diriku ya Rabbi?
Apakah memori tentangnya telah membajak akal sehat ini?
Tak acuhkan fikir, langkah kuarahkan lagi
Dalam dirinya kutakjub, gelisahkan hati
Tak mampu kuraih, kukejar bayang-bayang pesona
Namun, makin kukejar bayang makin jauh jarak darinya
Makin sigap kutangkap bayang makin lenyap dari indra
Lirihku, Rabbi salahkah ku mengejar bayang,bila tangan belum
mampu menjamah terang?
Ditunjuki ku pada kisah Yusuf dalam Al-Qur'an
Ayat-Mu agung terurut 53, siratkan jawaban
Ya Tuhan, kau sebut itu nafsuku
nafsuku itulah permainkan akalku
Ditariknya aku dalam pusaran gelap tak berujung
Bayangnya adalah wujud nafsu melenakanku
Pesonanya itu palsu menyamarkan hakikat
Bayang-bayangnya adalah angkara tanpa kehadiranMu
Namun seutuhnya ya Rabb, Engkau mewujud dalam
kebajikannya
Engkau hadir dalam sujud dan untaian doanya
Engkau berada dalam setiap hikmah tutur kata darinya
Engkau adalah satu-satunya jalanku kepada hakikat dirinya
Ya Rabb, dimanakah jalan kepadanya? Terjangkaukah ia kukejar?
masih sempatkah kaki mengayun?
Ya Allah, kuingin raih Engkau saja,
kuingin meniti jalanMu saja,
kuingin pertolonganMu saja,
kuingin gapai rahmatMu saja,
Kuingin denganMu saja
Ya Allah, semoga Engkau menyertai kita disetiap waktu.
Sarasehan Nasional Blok Mahakam JAKARTA – Kontrak Blok Mahakam di Indonesia yang selama 45 tahun dikuasai oleh Total (Perancis) dan Inpex (Jepang) akan segera berakhir pada Maret 2017 nanti. Blok Mahakam yang terletak di wilayah Kalimantan Timur ini menurut data jika dikalkulasikan cadangan minyaknya berpotensi menghasilkan 1100 triliun rupiah.
Kita sama-sama mengetahui bahwa minyak termasuk kekayaan bumi yang dalam UUD 1945 menjadi milik rakyat dan sepenuhnya diperuntukkan bagi rakyat (pasal 33). Namun, apa jadinya jika pengelola utamanya adalah pihak asing yang dengan transaksi tertentu dengan pejabat bersangkutan mampu meraih legalitas pengolahannya? Otomatis, peruntukan yang sejatinya untuk rakyat tentu bagai pungguk merindukan bulan. Nihil.
Sarasehan kali ini bertempat di Gedung GBHN Nusantara V MPR/DPR/DPD RI. Sarasehan yang bukan kali pertamnaya membahas dan mendiskusikan langkah taktis dan strategis meraih kembali hak pengolahan Blok Mahakam ini dihadiri oleh banyak ahli dan tokog penting. Di antaranya, Prof. Din Syamsuddin, Chandra Tirta Wijaya, Prof. Mochtar Pabottingi, Dr. Kurtubi, Dr. Fuad Bawazir, Marwan Batubara, Salamudin Daeng (IGJ), Ali Abdillah (Ketua BEM UI), Andriyana (Ketua PP KAMMI), dan Wahdiat (Aliansi Masy Kaltim).
Chandra Tirta Wijaya menyampaikan bahwa Blok Mahakam harus dipegang oleh BUMN dan SKK Migas harus dibubarkan karena berupaya melanggengkan pengelolaan Blok Mahakam oleh asing. Prof. Mochtar Pabottingi menyatakan dengan tegas bahwa tindakan SKK Migas yang tidak menyerahkan pengelolaan minyak tersebut ke putra bangsa (Pertamina) merupakan bentuk pengkhianatan terhadap bangsa.
Alasan yang selama ini mengemuka atas ketidakpercayaan SKK Migas untuk pengelolaan Blok Mahakam oleh Pertamina seringkali atas
dasar kekurangcakapan SDM Pertamina dan ketiadaan teknologi yang memadai. Fuad Bawazir menyikapi opini ini sebagai bentuk ketidaklogisan. Karena Pertamina kini tidak lagi bisa dianggap kurang layak/cakap mengelola Blok Mahakam.
Andriyana, Ketua KAMMI, menyatakan bahwa segala teori yang telah mengemuka dalam forum ini telah cukup. Andriyana menantang peserta forum beranikah kemudian semua dalam forum bergerak merebut Blok Mahakam. Andriyana menyoroti bahwa persoalan ketidakpercayaan Kementrian ESDM maupun SKK Migas terhadap Pertamina adalah soal mental inlander (terjajah) yang mereka miliki. Andriyana menegaskan bahwa jika pemerintah memperpanjang pengolahan Mahakam ke pihak asing maka KAMMI dan seluruh mahasiswa tanah air akan menduduki istana dan gedung DPR.
Di akhirnya, Din Syamsuddin menyampaikan bahwa mereka yang menyerahkan Blok Mahakam ke asing adalah kaum munafik. Mereka, para pejabat ESDM dan Migas yang bahkan kini berperkara di KPK (Terjerat korupsi) berkhianat dan berbohong lantaran bersikukuh membiarkan asing menggurita di Blok Mahakam sedang masyarakat tidak beroleh apapun. Jihad konstitusi terus akan ia perjuangkan. Dan termasuk di akhirnya, forum bersepakat untuk membuat petisi yang akan dilayangkan ke Kementrian ESDM.
“Memberantas korupsi di SKK Migas dari akar-akarnya hingga ke pucuknya. Saya heran dengan pejabat yang berkata, „Saya prihatin, saya terkejut.‟ Mari kita satukan barisan menyelesaikan masalah ini,” pungkas Din.