Top Banner
1 PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR
44

BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

Jan 05, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

1

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Page 2: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

i

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KEPALA LABORATORIUM KIMIA DASAR

Dr. Ir. Hj. Andi Artiningsih., ST., MT., IPP

KOORDINATOR LABORATORIUM KIMIA DASAR

Ir. Muh Arman., ST,. MT

Revisi Edisi Pertama 2019

Editor Sampul : Anjas Marta

Penyusun :

Anjas Marta

Winda Novia

Sakina

Azimatul Afifah

Dirga Yudistirah

Fitriyah Dwi Pratiwi

Andi Nurwidiyah M

Nurul Fadilah Putri

Nurussarirah M Abuhaji

Resky Windisari N

Husnah Faradillah

Ade Ulmu Kalsum

Mahdiyah Denisya

Nur Atika Rahman

Farma Fitria

Muh. Fadel Ramadhan

Elfira Usman

Febrian

Page 3: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

ii

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan Penuntun Laboratorium Kimia Dasar ini dengan sebaik-

baiknya.

Penulisan Penuntun ini kami buat didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan di

Laboratrium Kimia Dasar serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun dari sumber

lainnya.

Dengan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-

pihak yang telah membantu, khususnya kepada :

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun spiritual.

2. Ketua Yayasan Wakaf UMI Bapak H.M Mokhtar Noer Jaya

3. Bapak Prof Dr. Basri Modding SE., M.Si Sebagai Rektor Universitas Muslim Indonesia

4. Bapak Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, ST.,MT.,ASEAN Eng. selaku Dekan Fakultas

Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.

5. Bapak Dr.Ir Andi Suryanto, ST., MT.,IPM.,ASEAN Eng. Selaku ketua Jurusan Teknik

Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.

6. Kepala Laboratorium Kimia Dasar Dr. Ir. Hj. Andi Artingsih.,ST.,MT.,IPP dan

Koordinator Laboratorium Operasi Teknik Kimia Ir. Muh Arman.,ST,.MT

7. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Dasar .

Tim Penyusun menyadari dalam penyusunan Penuntun ini tidak menutup kemungkinan

adanya kekeliriauan, untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak

menutup diri terhadap segala saran, kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi kami.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sediri, institusi pendidikan dan masyarakat

luas. Aamin !

Makassar, 2019

Tim Penyusun

Page 4: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

iii

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

TATA TERTIB ............................................................................................................ iv

KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN

PRAKTIKUM .............................................................................................................. vi

PERCOBAAN I

MEMBUAT LARUTAN ............................................................................................... 1

PERCOBAAN II

STOIKIOMETRI ........................................................................................................... 5

PERCOBAAN III

SIFAT-SIFAT UNSUR ................................................................................................. 8

PERCOBAAN IV

IKATAN KIMIA ........................................................................................................... 14

PERCOBAAN V

KESETIMBANGAN ION ............................................................................................. 18

PERCOBAAN VI

ELEKTROLISIS ............................................................................................................ 22

PERCOBAAN VII

ANALISIS KADAR ASAM SITRAT DALAM LARUTAN ....................................... 28

PERCOBAAN VIII

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH)

DALAM CUKA DAGANG .......................................................................................... 31

Page 5: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

iv

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

TATA TERTIB

I. MASUK LABORATORIUM

1. Telah berada didepan Laboratorium Kimia Dasar 15 menit sebelum praktikum

dimulai.

2. Membawa perlengkapan praktikum.

a. Jas Laboratorium

b. Lap kasar dan lap halus

c. Masker kain

d. Alat tulis

e. Laporan yang telah di ACC

f. Tugas Pendahuluan (TP) sesuai dengan judul percobaan

g. Kartu Kontrol (Foto Wajib)

h. Buku Penuntun (wajib diprint)

i. Kalkulator ilmiah tiap kelompok

3. Menggunakan kemeja putih, celana kain hitam (laki – laki), rok hitam

(perempuan), sepatu tertutup dan warna jilbab sesuai kesepakatan saat pengarahan

Laboratorium.

4. Rambut laki – laki maksimal 2 cm, kuku harus pendek, dan tidak menggunakan

perhiasan kecuali perhiasan.

5. Telah lulus respon pertama Tugas Pendahuluan di masing – masing asisten.

II. DIDALAM LABORATORIUM 1. Berdo’a sebelum memulai praktikum.

2. Respon kedua Tugas Pendahuluan di asisten masing – masing.

3. Dilarang keluar masuk tanpa izin asisten.

4. Dilarang makan dan minum di dalam Laboratorium.

5. HP di silent dan disimpan dalam loker selama praktikum berlangsung.

6. Dilarang memasuki “Ruang Alat dan Bahan” tanpa seizin asisten.

7. Menggunakan bahan secukupnya dan membersihkan alat yang telah digunakan.

8. Mengisi bon alat dan log book Neraca Analitik.

9. Menjaga kebersihan Laboratorium.

Page 6: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

v

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

III. RESPON TUGAS PENDAHULUAN & ASISTENSI LAPORAN 1. Wajib menghubungi asisten 1 hari sebelum respond an asistensi.

2. Hanya ketua kelompok yang menghubungi asisten, jika ketua berhalangan yang

menghubungi asisten adalah anggota yang ditunjuk.

3. Menggunakan pakaian sopan (kemeja) saat respon dan asistensi.

4. Telah menyelesaikan Tugas Pendahuluan secara lengkap sebelum respon.

5. Wajib memahami Prosedur Kerja sebelum memasuki Laboratorium.

6. Membawa kartu kontrol.

7. Dilarang menggunakan HP saat respon dan asistensi berlangsung.

8. Respon dan asistensi dilakukan jika anggota kelompok telah lengkap, jika

berhalangan hadir, wajib menghubungi asisten yang bersangkutan beberapa jam

sebelumnya.

9. Waktu respon hari Senin – Sabtu (08.00 - 17.00 Wita).

10. Melakukan asistensi maksimal 3x (Tergantung ketetapan masing – masing

Asisten).

11. Wajib membawa kalkulator tiap kelompok saat asistensi.

Page 7: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

vi

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan disusun diatas kertas ukuran A4 jenis tulisan Times New Roman, ukuran font

12 dan Spasi 1,5 (Sampul)

2. Sampul laporan ( lihat Lamp. 1)

3. Bagian isi:

Judul bab dari bagian inti adalah sebagai berikut:

1. Bab I (PENDAHULUAN) (Lamp. 2)

Bagian pendahuluan memuat hal-hal sebagai berikut:

4.1 Latar Belakang

Berisi gambaran umum mengenai Penetapan. Sumber harus dari buku/

jurnal dari 5 Tahun terakhir.

4.2 Tujuan Percobaan

Berisi uraian dari tujuan dilakukannya praktikum dari penetapan yang

dilakukan.

2. Bab II (TINJAUAN PUSTAKA)

Bagian Tinjauan Pustaka memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Materi yang di muat berisi uraian-uraian yang menyangkut dengan penetapan.

2) Sumber yang di masukkan harus dari sumber pustaka primer seperti jurnal

penelitian, buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi) 5

tahun terakhir.

3. Bab III ( PROSEDUR PERCOBAAN) (Lamp. 2)

Bagian Prosedur Percobaan memuat hal-hal sebagai berikut:

3.1 Alat

Gambar alat harus jelas dan disertai keterangan nama alat.

3.2 Bahan

Bahan harus dilengkapi nama, rumus senyawa dan konsentrasinya.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja berupa kalimat aktif dalam bentuk paragraf, serta kerja harus

dilengkapi dengan Diagram Alir.

4. Bab IV (HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN)

Bagian hasil perhitungan dan pembahasan memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Menuliskan data pengamatan sesuai dengan penetapan.

Page 8: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

vii

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

2) Jika data pengamatan dalam bentuk tabel, tidak menggunakan garis vertical,

hanya menggunakan garis horizontal.

3) Pembahasan harus mempunyai sumber pustaka primer seperti jurnal penelitian,

buletin, buku, prosiding seminar, maupun internet (situs resmi).

5. Bab V (PENUTUP)

Bagian penutup memuat hal-hal sebagai berikut:

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan percobaan.

4.2 Saran

Saran terdiri dari dua yaitu saran untuk laboratorium dan saran untuk

asisten.

6. DAFTAR PUSTAKA (Lamp. 3)

1) Daftar Pustaka memuat referensi yang telah disitasi di dalam laporan.

2) Jumlah pustaka minimal 5 referensi (2 buku dan 3 jurnal).

3) Format penulisan sitasi/ catatan kaki dan Daftar Pustaka dalam bentuk Harvard

Style.

7. Ayat yang Berhubungan (Lamp. 4)

Ayat yang berhubungan ditulis latin dan harus sesuai dengan isi percobaan.

Page 9: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

viii

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Lampiran 1 Format Sampul

2019

Nama : Dirga Yudistirah

Stambuk : 09220160031

Kelas/Kelompok : C2/ 1 (Satu)

Asisten

Page 10: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

ix

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Lampiran 2. Bab I

Page 11: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

x

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Lampiran 2. Bab 3

Lampiran 3. Daftar Pustaka

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

Page 12: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

xi

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Lampiran 4. Ayat yang Berhubungan

Page 13: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

1

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN I

MEMBUAT LARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat dengan

konsentrasi tertentu.

B. PENDAHULUAN

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam

komposisi yang bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)

terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan

disebut pelarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain

air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak,

asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Sebagai contoh,

jika sejumlah gula dilarutkan dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut

pada dasarnya akan seragam (sama) di semua bagian (Putri, Laili Mei Ari.,dkk, 2017).

Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk

menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang

menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut

yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang

nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan

merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara

luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Putri.,dkk, 2017).

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi

berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam

suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap

pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila

mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer (Puspita, 2013).

Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu sebagai berikut (Nurrahmaniah, 2013):

a. Persen berat → satuannya (%)

% bb =

gram zat terlarut

gram larutan x 100 %

Page 14: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

2

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

b. Persen volume → satuannya (%)

% v v⁄ = ml zat terlarut

ml larutan x 100 %

c. Persen berat volume → satuannya (%)

% b v = gram zat terlarut

ml larutan x 100 %

d. Kemolaran (M) → satuannya (molL)

M = W

Mr x V

= gram

grmol x L

= molL

e. Kenormalan (N) → satuannya (eqL)

N = W

Be x V

= gram

greq x L

= eqL

f. Kemolalan (n) → (kgmol)

M = W

Mr x

1000

p

= gram

grmol

x 1000 kg/gr

gram

= kgmol

g. Part per million (ppm) atau bagian perjuta

ppm = mg zat terlarut

L pelarut x 106

ppm = mg

L

Page 15: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

3

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

h. Part per billion (ppb) atau bagian permiliar

ppb = mg zat terlarut

L pelarut x 109

ppb = mg

L

i. Fraksi mol (X)

X zat terlarut = jumlah mol zat terlarut

jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut

X pelarut = jumlah mol pelarut

jumlah mol zat terlarut +jumlah mol pelarut

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

a. Labu ukur 100 mL b. Gelas piala 100 mL c. Pipet skala d. Botol semprot e. Pipet tetes f. Batang pengaduk g. Neraca analitik h. Corong i. Spatula

2. Bahan

a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau Garam

dapur)

b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat

c. Aquadest (H2O)

D. CARA KERJA

1. Bahan Padat

a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan

Page 16: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

4

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

b. Timbang gelas piala 100 mL dalam keadaan kosong, catat.

c. Timbang NaOH atau NaCl dengan berat tertentu ke dalam gelas piala 100 mL, catat.

d. Larutkan NaOH atau NaCl dengan aquadest dan masukkan kedalam labu ukur 100

mL, dengan bantuan corong.

e. Himpitkan hingga tanda garis atau miniskus.

f. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.

2. Bahan Cair

a. Sediakan alat dan bahan yang digunakan

a. Pipet larutan CH3COOH atau HCl pekat (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/mL)

dengan volume tertentu kedalam labu ukur 100 mL yang telah berisi aquadest ±

setengah volume labu ukur tersebut.

b. Tambahkan aquadest hingga garis miniskus (dihimpitkan) kemudian didinginkan.

c. Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.

E. DAFTAR PUSTAKA

Nurrahmaniah, Waode . 2013 “Kimia Dasar I SMK Negeri SMAK Makassar” . Kementrian

Perindustrian : Makassar.

Putri, Laili Mei Ari., et al . 2017. “Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap Laju Kenaikan

Suhu Larutan’. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP . Universitas Jember . Jember,

pp 1-3.

Puspita, Fika . 2013 . “Pembuatan Larutan” . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Universitas Jendral Sudirman . Purwokerto

Page 17: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

5

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN II

STOIKIOMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan titik stoikiometri sistim H2SO4 dan NaOH.

B. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue.

Perlu diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan

antara bahan-bahan yang diperlukan. Hal yang kira-kira sama juga berlaku dalam reaksi

kimia. Setiap senyawa kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu

senyawa melalui reaksi kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam

perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal

yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan unsur-unsur dalam senyawa, serta

perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia (Indrawan, 2011).

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat tersusun atas

partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Susunan

dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda. Susunan dan sifat partikel sangat menentukan

wujud zat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap.

Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam

komposisi yang bervariasi (Petrucci. 1985). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam

larutan disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat

lain dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan dalam air

dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya akan seragam (sama) di

semua bagian (Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, 2017).

Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua kita sebut

stoikiometri reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata

stoicheion yang berarti unsur, dan metron yang berarti mengukur. Jadi, stoikiometri berarti

perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia adalah massa atom

relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol (Indrawan, 2011).

Page 18: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

6

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat

a. Gelas piala b. Batang pengaduk c. Termometer d. Pipet ukur

3. Bahan-bahan

e. Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) 1 M

f. Larutan H2SO4 (Asam Sulfat) 0,5 M

D. CARA KERJA

1. Masukkan 20 ml NaOH ke dalam gelas piala dan catat temperaturnya

2. Sementara diaduk tambahkan larutan 5 ml H2SO4. Sebelum ditambahkan H2SO4 ukur

dulu temperaturnya (usahakan sama dengan temperatur NaOH).

3. Setiap pencampuran amati temperatur maksimumnya.

Nomor 1 2 3 4

Volume NaOH (ml) 20 15 10 5

Volume H2SO4 5 10 15 20

Volume Total (ml) 25 25 25 25

1. Buat kurva antara temperatur rata-rata dengan volume H2SO4 atau volume NaOH.

2. Tentukan titik stoikiometri

E. PENGAMATAN

Volume NaOH (mL)

Volume H2SO4 (mL)

Temperatur mula-mula

Temperatur akhir

Temperatur rata-rata

20 5

15 10

10 15

5 20

Page 19: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

7

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

F. PERHITUNGAN

Grafik hubungan antara temperatur dan volume

G. DAFTAR PUSTAKA

Indrawan, Muh. Rasyid (2011) ‘Stoikiometri’ . Universitas Mulawarman : Semarang

Laili Mei Ari Putri, Trapsilo Prihandono, B. S. (2017) ‘Pengaruh konsentrasi larutan

terhadap laju kenaikan suhu larutan’. Universitas Jember., Jurnal Pembelajaran

Fisika, 6(2), pp. 151–157.

Page 20: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

8

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN III

SIFAT-SIFAT UNSUR

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari sifat-sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali tanah (IIA).

B. PENDAHULUAN

Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi

yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa

juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari

proton, neutron, dan elektron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus

berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia (Dwinata, 2016).

1. Golongan Alkali (IA)

Golongan 1 – lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium. Kelektronegatifan

merupakan ukuran kecenderungan sebuah atom untuk menarik sepasang elektron

ikatan. Keelektronegatifan biasanya diukur dalam skala Pauling, dimana pada skala

ini unsur yang paling elektronegatif (fluorine) diberi nilai kelektronegatifan 4,0.

Semua unsur pada gambar di atas memiliki kelektronegatifan yang sangat rendah.

(Zulfina, 2011).

2. Golongan Alkalli Tanah (IIA)

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang

termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium

(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).

Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur-unsur tersebut

bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah

umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali. Unsur-

unsur Golongan 2 Alkali Tanah Logam:

Konfigurasi Elektron :

Berelium (Be) = 1s2 2s2

Magnesium (Mg) = 1s2 2s2 2p6 3s2

Kalsium (Ca) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Stronsium (Sr) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2

Barium (Ba) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2

Page 21: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

9

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Golongan alkali tanah elemennya semua adalah logam yang mengilap, warna

putih keperakan. Logam alkali tanah yang tinggi dalam rangkaian reaktivitas logam,

tapi tidak setinggi logam alkali golongan 1A.

a. Sifat Fisik

1. Lebih keras dan padat dibandingkan natrium dan kalium

2. Memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Disebabkan oleh kehadiran dua

valensi elektron pada setiap atom, yang mengarah pada ikatan logam yang

lebih kuat daripada terjadi di golongan 1A.

3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam

api:

Putih cemerlang : Mg

Merah bata : Ca

Merah : Sr

Hijau : Ba

4. Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah). Jari-jari ion jauh

lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua

elektron dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang

dikeluarkan untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam

tingkat lebih dekat ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif

menarik elektron menuju inti dan mengurangi ukuran ion.

b. Sifat Kimia

Sifat-sifat kimia unsur-unsur kelompok 2 didominasi oleh mengurangi tenaga

yang kuat dari logam. Unsur-unsur menjadi semakin turun elektropositif di

golongan. (Zulfina, 2011).

C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat-alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Spritus

4. Rak tabung

5. Pipet skala

Page 22: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

10

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

b. Bahan-bahan

1. MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2, dengan konsentrasi 0,5 M

2. Magnesium dan Kalsium

3. H2SO4 0,5 M

4. NaOH 0,5 M

5. Aquadest

D. CARA KERJA

1. Reaktifitas unsur

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Disiapakan dua buah tabung reaksi, kemudian diisi dengan 2 mL aquadest.

c. Magnesium dan kalsium dalam jumLah tertentu dimasukkan kedalam tabung reaksi.

d. Diamati reaksi yag terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai dengan adanya

gelembung-gelembung gas), tabung reaksi kemudian dipanaskan hingga terjadinya

reaksi.

e. Didinginkan tabung reaksi, kemudian ditambahkan indikator fenoftalin, dan

diamati perubahan yang terjadi.

2. Kelarutan garam sulfat

1. Disiapkan 4 buah tabung reaksi.

2. Tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) dengan larutan

CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2, dan pada tabung reaksi (IV) diisi

dengan larutan BaCl2, masing-masing diisi larutan sebanyak 1 mL.

3. Setiap tabung reaksi ditambahkan dengan larutan H2SO4 0,5M sebanyak 1 mL.

4. Diamati setiap perubahan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan

endapan yang terbentuk pada setiap tabung.

3. Kelarutan garam hidroksida

1. Disiapakan 4 buah tabung reaksi.

2. Pada tabung reaksi (I) diisi dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II) diisi dengan

larutan CaCl2, tabung reaksi (III) diisi dengan larutan SrCl2, dan tabung reaksi (IV)

diisi dengan larutan BaCl2. Kemudian pada setiap tabung diisi larutan sebanyak 1

mL.

3. Setiap tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 1 mL.

Page 23: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

11

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

5. Diamati endapan yang terbentuk, dan kemudian dibandingkan dengan endapan

yang terbentuk pada setiap tabung.

E. PENGAMATAN

a. Reaktifitas unsur

Unsur Aquadest Pemanasan Penambahan PP keterangan

Magnesium

Kalsium

b. Pengandapan garam sulfat

Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2

CaCl2

SrCl2

BaCl2

c. Pengendapan garam hidroksida

Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2

CaCl2

SrCl2

BaCl2

Page 24: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

12

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

F. REAKSI

a. Mg + H2O

Ca + H2O

b. MgCl2 + H2SO4

CaCl2 + H2SO4

SrCl2 + H2SO4

BaCl2 + H2SO4

c. MgCl2 + NaOH

CaCl2 + NaOH

SrCl2 + NaOH

BaCl2 + NaOH

G. DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, R. A. D. (2016) ‘Rancangan bangun Aplikasi Tabel Periodik Unsur dan

Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur imia dasar Berbasis Android’, Jurnal

Rekursif. Teknik Informatika. Fakultas Teknik. Universitas Bengkulu, 4(2 Juni 2016,

ISSN 2303-0755), pp. 176–183.

Zulfina .(2011). Struktur Senyawa Anorganik Alkali Dan Alkali Tanah Sifat Fisik dan Sifat

Atom dari Unsur-unsur Golongan 1. http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/logam-alkali- dan-alkali-tanah/

Page 25: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

13

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN IV

IKATAN KIMIA

A. TUJUAN PERCOBAAN

Membedakan Reaksi senyawa – senyawa berikut :

1. Senyawa yang berikatan elektrovalen dan ikatan kovalen

2. Reaksi Pembentukan senyawa kompleks dan non kompleks

B. PENDAHULUAN

Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom

yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang

atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya

disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik.

Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom

unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur non-

logam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2,

Li2O, dan lain-lain (Himawan, 2012).

Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom

yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektronikatan

(PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen

disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom

unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh:

H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut

senyawa kovalen.

Senyawa kompleks terdiri dari ion kompleks dan counter ion pembuat netral. Ion

kompleks mempunyai atom pusat yang mengikat ligan berupa molekul netral atau anion

dimana memiliki satu atau lebih atom penyumbang untuk berpasangan. Bentuk senyawa

kompleks yang paling sering dijumpai adalah octahedral. Rumus kimia dan penamaan dari

senyawa kompleks mengikuti aturan yang ditetapkan. Alfred Werner adalah orang yang

pertama kali menemukan struktur dari senyawa kompleks. Senyawa kompleks dapat

memperlihatkan fenomena isomerisasi, bisa berupa stereoisomer ataupun constitutional

isomers (Himawan, 2012).

Page 26: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

14

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

Teori medan Kristal menjelaskan warna dan sifat kemagnetan dari kompleks. Karena

dipengaruhi oleh ligan-ligan disekitarnya, energy pada orbital d terpisah. Besarnya energy

pemisahan tergantung dari ion logam dan kekuatan dari ligannya. Semakin kuat ligannya

maka semakin besar energy pemisahannya dan sebaliknya (Himawan, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Tabung reaksi

b. Pipet tetes

c. Gelas piala

d. Pipet skala

2. Bahan

a. NaCl h. AgNO3

b. CH3COOH i. C2H5OH

c. CuSO4 j. FeCl3

d. CCl4 k. K3Fe(CN)6

e. K4Fe(CN)6 l. Aqudest

f. NH4OH

g. BaCl2

D. CARA KERJA

1. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen

a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi

b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL AgNO3 0,1 M

c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan NaCl, tabung reaksi (2) dengan CCl4 dan tabung

reaksi (3) dengan C2H5OH masing – masing sebanyak 3-6 tetes.

d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

2. Ikatan kompleks dan non kompleks

a. Disiapkan dua buah tabung reaksi

b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1mL CuSO4

c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan BaCl2 tabung reaksi (2) dengan larutan

K4Fe(CN)6 masing – masing sebanyak 3-6 tetes.

Page 27: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

15

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

e. Kemudian setelah dicatatan kedua tabung rekasi tersebut ditambahkan dengan

larutan NH4OH.

3. Ikatan kompleks dan non kompleks

a. Disiapkan tiga buah tabung reaksi

b. Masing – masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL KCNS

c. Tabung reaksi (1) ditetesi dengan FeCl3, tabung reaksi (2) dengan K3Fe(CN)6

masing – masing sebanyak 3-6 tetes.

d. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

E. PENGAMATAN

a. Ikatan kovalen dan ikatan elektrovalen

Pereaksi Larutan AgNO3 Keterangan

NaCl

CCl4

C2H5OH

b. Ikatan kompleks dan non kompleks

Pereaksi Larutan CuSO4 +

NH4OH Larutan CuSO4 Keterangan

BaCl2

K4Fe(CN)6

c. Ikatan kompleks dan non kompleks

Pereaksi Larutan KCNS Keterangan

FeCl3

K3Fe(CN)6

F. REAKSI

a. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen

NaCl + AgNO3 ………. + ………

CCl4 + AgNO3 ………. + ………

Page 28: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

16

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

C2H5OH + AgNO3 ………. + ………

b. Ikatan kompleks dan non kompleks

CuSO4 + NH4OH …a…. + …b…

(a) + BaCl2 ………. + ………

(b) + K4Fe(CN)6 ………. + ………

c. Ikatan kompleks dan non kompleks

NaCl + AgNO3 ………. + ………

CCl4 + AgNO3 ………. + ………

G. DAFTAR PUSTAKA

Himawan,Ahmad Andika (2012),”Kimia Organik”,Teknik Kimia Undip,Semarang.

Page 29: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

17

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN V

KESETIMBANGAN ION

A. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Memperkirakan nilai pH dari berbagai macam larutan dengan menggunakan larutan

indikator.

b. Menentukan tetapan disosiasi dari suatu larutan yang pH-nya diketahui.

B. PENDAHULUAN

Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik

terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat

tinggal tetap pada suatu suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir dan

mencapai satu titik konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak ada lagi berubah dengan

berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari produk menjadi pereaksi tetap

tanpa perubahan nefto konsentrasinya (Stephen,2016).

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible. Ketika reaksi itu baru mulai

proses reversible hanya berlangsung ke arah pembentukan produk, namun ketika molekul

produk telah terbentuk maka proses sebaliknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari

molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi

tekanan telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri dan konsentrasi reaktan dan konsentrasi

produk tidak berubah lagi. Kesimpulannya, kesetimbangasn kimia adalah proses dinamis

(Purwoko,2016).

Dua model kesetimbangan yang sangat luas digunakan adalah model isoterm Langmuir

dan isoterm Freundlich. Bila nilai tetapan pada masing masing persamaan diketahui maka

pada keadaan setimbangan untuk setiap konsentrasi larutan akan memberikan konsentrasi

terjerap yang tertentu. Tetapan yang ada dimasing-masing persamaan dicari dengan cara

membandingkan data kesetimbangan hasil penelitian dengan hasil perhitungan. Penentuan

waktu kesetimbangan merupakan langkah awal karena semua data kesetimbangan diambil

pada waktu dimana kesetimbangan dianggap telah tercapai (Heltina dan Indriani,2017).

Topik kesetimbangan kimia merupakan bagian esensial dalam kimia, karena mendasari

konsep kimia lanjut misalnya kesetimbangan larutan, kesetimbangan fasa, dan

kesetimbangan reaksi sel elektrokimia. Konsep esensial dalam kesetimbangan kimia adalah

Page 30: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

18

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

mol dan stoikhiometri, konsentrasi dan tetapan kesetimbangan, prinsip Le Chatelier's dan

reaksi fasa gas dan hukum gas ideal. Definisi konsentrasi berlebih pada sistem

kesetimbangan adalah jumlah mol yang tidak bereaksi (bagi pereaksi) atau jumlah mol

yang dihasilkan pada reaksi kimia (bagi hasil reaksi). Apabila produk reaksi sudah ada

sebelum keadaan setimbang terjadi, maka konsentrasi setimbang konsentrasi zat yang

dihasilkan oleh reaksi dan zat yang ada sebelum reaksi berlangsung (Mutiah, 2017).

Kesetimbangan kimia didalamnya terdapat konsep pereaksi, hasil reaksi, reaksi

reversible, dan laju reaksi. Laju reaksi merupakan dasar pemahaman kesetimbangan kimia.

Untuk memahami kesetimbangan kimia dengan benar diperlukan pemahaman dengan

benar tentang konsep-konsep lain yang mendasarinya, yaitu konsep pereaksi, hasil reaksi,

reaksi reversible, dan laju reaksi. Pada saat mempelajari laju reaksi, pengaruh temperatur

melibatkan konsep energi kinetik dan teori tumbukan, yaitu peningkatan temperatur akan

meningkatkan kecepatan gerakan molekul, peningkatan gerakan molekul akan

meningkatkan energi kinetik dan laju tumbukan molekul. Reaktan dapat bereaksi

menghasilkan produk jika molekul yang bertumbukan memiliki energi kinetik total sama

atau lebih besar dari energi aktivasi (Umam dkk.,2017).

C. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Alat

a. Tabung Reaksi

b. Pipet Tetes

c. Gelas Piala 100 mL

2. Bahan

a. Na2CO3 0,2 M

b. NaCl 0,2 M

c. CH3COOH 0,2 M

d. NH4Cl 0,2 M

e. Larutan Indikator MM, MO, MV, BTB, Alizarin (Al), dan Kuning Titan (KT).

3. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menyiapkan tabung reaksi (sesuai jumlah yang diperlukan) dan isilah dengan

larutan Na2CO3 0,2 M masing -masing 5 mL (5 tetes).

Page 31: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

19

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

3. Tambahkan masing -masing tabung reaksi dengan larutan indikator (2 tetes) yang

tersedia.

4. Catat perubahan warnanya dan tentukan harga pH masing-masing larutan dalam

tabung reaksi.

f. Ulangi prosedur diatas, dengan menggunakan larutan NaCl 0,2 M, CH3COOH 0,2

M, dan NH4Cl 0,2 M.

D. DATA PENGAMATAN

Larutan MV MO MM BTB PP Al KT

Na2CO3

NaCl

CH3COOH

NH4Cl

Keterangan : isi kotak diatas sesuai warna dengan indikator larutan

E. GRAFIK DAN PERHITUNGAN

1. Grafik

Asam : Arah Panah Kiri

Basa : Arah Panah Kanan

Sumbu x : Nilai pH Larutan

Sumbu y : Larutan Indikator

2. Perhitungan

a. Reaksi

b. Menghitung pH larutan (Sumbu Berpotongan)

c. Menghitung pH masing -masing larutan untuk mengetahui konsentrasi senyawa

d. Mencari nilai Ka sesuai pH masing- masing larutan

Page 32: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

20

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

F. DAFTAR PUSTAKA

Heltina,D. and Indriani,R.,2009.Biosorpsi Pb (II) Pada Jamur Trichoderma Asperrellum

TNJ- 63. Jurnal Rekayasa Prosel, 3(1), pp.1-4.

Mutiah.,2007.Analisis Miskonsepsi Mahasiswa pada Empat Konsep Esensial

Kesetimbangan Kimia.Jurnal Pijar Mipa, 7(1), pp.1-6.

Purwoko.2006.Kimia Universitas.Jakarta : Erlangga.

Stephen.2002.Istilah Kimia Umum.Jakarta : Erlangga.

Umam,Y.I., Iskandar,S.M. and Budiasih,E.,2015.Analisis Dampak Kesalahan Konsep Laju

Reaksi Terhadap Kesalahan Kesetimbangan Pada Siswa SMA.Jurnal

Pendidikan, 3(2), pp.68-73.

Page 33: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

21

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN VI

ELEKTROLISIS

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari proses elektrolisis larutan KI dan FeCl3

B. PENDAHULUAN

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan

menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang

dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub

positif). Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda

sehingga jumlah elektronnya berkurang atau bilangan oksidasinya bertambah (Penyusun,

2013).

Proses penyepuhan logam-logam merupakan proses elektrolisis. Untuk terjadinya

proses elektrolisis diperlukan energi listrik dari sumbernya. Dengan demikian, pada

elektrolisis terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia.

Reaksi redoks yang mengakibatkan terjadinya perubahan energi kimia menjadi energi

listrik, atau sebaliknya merupakan proses elektrokimia.

Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi

redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di masyarakat. Baterai aki yang dapat

diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-

hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang

diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan.

Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses

ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut :

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan.

Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi

di anoda. (Setiasih, 2014).

Page 34: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

22

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat-alat

1. Pipa U

2. Sumber arus searah

3. Elektroda

4. Stopwatch

5. Gelas piala

6. Tabung reaksi

7. Standar tabung

b.Bahan-bahan

1. Larutan KI 0,25 M

2. Larutan FeCl3

3. Indikator PP

4. NH4OH

5. CHCl3

D. CARA KERJA

a. Elektrolisis Larutan KI

4. Masukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U

5. Pasan elektroda dan hubungkan denan sumberarus searah 6 volt selama 5 menit,

lalu putuskan arusnya.

6. Catat perubahan yang terjadi dalam ruangan anoda dan katoda.

7. Siapkan 3 buah tabung reaksi.

8. Tabung reaksi (1) dan (2) di isi 2 mL larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi

(3) diisi 2 mL larutan dalam anoda.

9. Tabung reaksi (1) ditambahkan 1 mL larutan FeCl3 dan tabung raksi (3)

ditambahkan 1 mL larutan CHCl3.

10. Kocok dan amati perubahan yang terjadi.

b. Elektrolisis Larutan FeCl3

1. Kerjakan sepertih prosedur kerja 1-3 diatas (KI diganti dengan larutan FeCl3)

2. Siapkan empat buah tabung rekasi

Page 35: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

23

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

3. Tabung reaksi (1) dan (2) di sis 2 ml larutan dalam ruan katoda, dan tabun reaksi

(3) dan (4) diisi 2 ml larutan dalam anoda.

4. Tabung reaksi (1) dan (3) ditambahkan 1 tetes indikator pp, tabung rekasi (2) dan

(4) ditambahkan 2 ml larutan NH4OH.

5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

6. Bandingkan larutan aslinya (FeCl3 yang belum dielektrolisa).

E. PENGAMATAN

1. Elektolisis Larutan KI

Ruang Warna

Larutan

Setelah

ditambahkan

PP

Setelah

ditambahkan

FeCl3

Setelah

ditambahkan

NH4OH

Katoda

Anoda

KI

2. Elektrolisis Larutan FeCl3

Ruang Warna Larutan

Setelah

ditambahkan

PP

Setelah ditambahkan

NH4OH

Katoda

Anoda

FeCl3

F. REAKSI

1. Untuk larutan KI

a. Di katoda :........

b. Di anoda :........

c. Reaksi Sel :

Page 36: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

24

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

....................+ FeCl3.............

....................+ CHCl3............

2. Untuk Larutan FeCl3

a. Di katoda :........

b. Di anoda :........

c. Reaksi Sel :

....................+ NH4OH..........

G. DAFTAR PUSTAKA :

Penyusun, tim (2013) ‘Elektrokimia’, in Elektrolisis, pp. 1–8.

Setiasih, S. (2014) Sel Elektrolisis.

Page 37: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

25

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN VII ANALISIS KADAR ASAM SITRAT DALAM LARUTAN

A. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan kadar asam sitrat dalam larutan dengan larutan basa menggunakan

metode back titration (titrasi kembali).

B. TEORI

Asam sitrat (C6H8O7) merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan

buah tumbuhan genus Citrus (Jeruk). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik

dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman

ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa dalam siklus asam sitrat yang

terjadi di dalam mitokondria, yang terpenting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini

juga dapat sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada

konsentrasi yang tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan jeruk

limau (Putri, 2016).

Titrimetri adalah suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan

yang diketahui konsentrasinya secara teliti (titran/penitar/larutan baku) yang direaksikan

dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya.

Berdasarkan jalannya reaksi yang terjadi, titrasi dapat dibedakan atas:

a. Titrasi langsung (Direct titration), yaitu larutan sampel dapat langsung dititrasi

dengan larutan standar/ baku.

b. Titrasi tidak langsung (Indirect titration), yaitu larutan sampel direaksikan dulu

dengan pereaksi yang jumlah kepekatannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi

dengan larutan standar/ baku.

c. Titrasi kembali (Back titration), cara ini dilakukan bila sampel tidak bereaksi dengan

larutan baku atau reaksinya lambat. Dalam hal ini ditambahkan zat ketiga yang telah

diketahui kepekatannya dan jumlahnya diukur tetapi berlebihan dan kelebihannya

dititrasi dengan larutan baku.

d. Titrasi penggantian (Displacement titration), cara ini dilakukan bila analat atau unsur

yang akan ditetapkan tidak bereaksi langsung dengan larutan baku, tidak bereaksi

Page 38: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

26

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

O C

OH OH

O OH

secara stokiometri dengan larutan baku, dan tidak saling mempengaruhi (not

interact) dengan larutan penunjuk (Rusgiyono et al., 2013).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

2. Buret

3. Erlenmeyer

4. Labu ukur

5. Pengaduk

6. Gelas piala

7. Corong

8. Pipet ukur

2. Bahan

1. Asam sitrat

2. Aquades

3. KOH standar

4. HCl standar

5. Indikator PP

D. CARA KERJA

1. Larutan asam sitrat dengan volume tertentu dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan

ditambahkan beberapa tetes indicator PP

2. Larutan asam sitrat tersebut dititrasi dengan larutan KOH standar secara berlebih, catat

volumenya.

3. Kelebihan dari KOH dititrasi dengan larutan HCl standar hingga titik akhir catat

volumenya.

E. REAKSI

OH C C CH2 CH2 C + 3KOH

O

Page 39: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

27

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

O C

KO

KO O

O C

KO

KO O

O C

OH OH

OH O

KO C C CH2 CH2 C + 3H2O

KO C C CH2 CH2 C + 3HCl

OH C C CH2 CH2 C + 3KCl

F. PERHITUNGAN

%C6H8O7 = fp x (V1 . N1 - V2 . N2) x BE C6H8O7

bobot contoh x 100%

Ket :

Fp = faktor pengenceran

V1 = volume awal (mL)

V2 = volume akhir (mL)

N = normalitas (eq/L)

Bobot contoh = (mg)

G. DAFTAR PUSTAKA

Putri, E. W. (2016) ‘Penentuan Kadar Pada Asam Sitrat’, Jurnal Teknik Kimia. Rusgiyono, A. et al. (2013) ‘Pemetaan Produksi dan Komposisi Garam’, pp. 241–247.

O

O

O

Page 40: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

28

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN VIII PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT (CH3COOH) DALAM CUKA

DAGANG

A. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk Menentukan kadar asam asetat yang terkandung didalam cuka (cuka dagang)

B. PENDAHULUAN

Cuka merupakan salah satu produk dari hasil fermentasi. cuka biasanya digunakan

sebagai bahan penyedap rasa untuk menambah rasa keasaman pada makanan. Cuka

memiliki banyak manfaat dalam berbagai industri. Seperti farmasi, masakan, dan pembersih

komersil. Cuka yang mengandung asam asetat adalah larutan asam yang dibuat dari reaksi

oksidasi etanol. Asam asetat yang merupakan asam lemah ini memiliki kadar yang berbeda-

beda pada setiap merk cuka komersil.

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang

dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus

empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau

CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak

berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–

9%) selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk

cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa

lain seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah,

asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyerang kulit.

Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan

merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata bahasa

Latin: acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat.

Dalam praktikum ini, akan dilakukan penentuan kadar asam asetat dalam cuka dengan

analisa volumetri. Analisa volumetri adalah suatu teknik yang melibatkan pengukuran

volume suatu larutan untuk menentukan kandungan senyawa dalam larutan lain secara

Page 41: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

29

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

kuantitatif. Reaksi yang dilakukan untuk melakukan analisa ini adalah titrasi asam basa.

Titrasi bertujuan mencari titik ekuivalen dari kedua reaktan yang bereaksi, sehingga dapat

ditentukan volume reaktan nantinya. Pada percobaan ini, titran yang digunakan adalah

NaOH yang sebelumnya mengalam reaksi standarisasi dan indikator yang digunakan

bersifat asam, yaitu fenolftalein yang akan berubah warna menjadi merah muda jika sudah

mengalami titik akhir titrasi (Solennel,2014)

C. BAHAN DAN ALAT

Bahan :

1. Cuka Dagang

2. Aquadest

3. NaOH Padat

4. Asam Oksalat Kristal p.a (H2C2O4)

5. Indikator

Alat :

1. Buret 50 mL

2. Labu Ukur 500 mL dan 100 mL

3. Neraca Analitik

4. Gelas Arlogi

5. Pipet Volume

6. Corong

7. Pipet Tetes

8. Batang Pengaduk

D. CARA KERJA

1. Mula – mula dibuat larutan standar NaOH 0,1 N dengan cara menimbang 2 gr NaOH

padat

2. Lalu dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur sampai mencapai volume 500 mL.

setelah itu larutan ini distandarisasi dengan asam oksalat Kristal p.a

3. Timbang sekitar 0,63 gr Kristal asam oksalat dengan gelas arloji. Lalu dilarutkan denagan

aquades dalam labu ukur sampai volumenya mencapai 100 mL

Page 42: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

30

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

4. Pipet 25 mL asam oksalat dengan menggunakan pipet volume.

5. Masukkan asam oksalat tadi ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan indikator PP. Lalu

dititrasi menggunakan larutan NaOH, titrasi berakhir ditandai dengan adanya perubahan

warna (Titrasi diulangi sampai 3 kali)

6. Pipet Cuka Dagang sebanyak 15 mL, masukkan ke dalam labu ukur 100 Ml

7. Encerkan dengan aquadest sampai volumenya memcapai 100 Ml

8. Ambil larutan asam asetat encer sebanyak 5 mL dengan pipet volume dan masukkan, ke

dalam Erlenmeyer, lalu tambahkan indikator PP.

9. Titrasi asam asetat tadi dengan larutan NaOH, titrasi berakhir ditandai dengan adanya

perubahan warna (titrasi diulangan sampai 3 kali).

E. DATA PENGAMATAN

1. Volume Titrasi NaOH :

2. Volume Asam Asetat :

3. Normalitas NaOH :

4. Faktor Pengenceran :

5. BE Asam Oksalat :

6. BE Asam Asetat (CH3COOH) :

F. REAKSI

Tuliskan reaksi yang terjadi saat pengamatan.

G. PERHITUNGAN

N NaOH = ×

N As.Oksalat =

×

% CH3COOH = × ×

× ×

Page 43: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

31

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

H. DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan,Maharani (2015) “Penetapan Kadar Asam Asetat Dalam Larutan Cuka Makanan

Dengan Metode Titrimetri”, Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

Page 44: BUKU PENUNTUN TEKNIK KIMIA · ll 3(181781 /$%25$725,80 .,0,$ '$6$5.$7$ 3(1*$17$5 3xml v\xnxu nhkdgludw 7xkdq

PENUNTUN LABORATORIUM KIMIA DASAR

KARTU KONTROL LABORATOIRUM KIMIA DASAR

NAMA : KELAS : KELOMPOK :

NO Judul Percobaan Respon Asistensi ACC

FOTO

2 X 3