Top Banner
STRATEGI PERTEMUAN 1. GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH Latihan 1. Mengkaji pasien dengan harga diri rendah Untuk mendapatkan data yang mendukung adanya masalah atau gangguan konsep diri; harga diri rendah, perawat perlu membina hubungan saling percaya dengan pasien serta melakukan pengkajian. Berikut contoh percakapannya: Orientasi : Selamat pagi, perkenalkan nama saya suster Rika, bagaimana kalau kita berkenalan ? Nama kamu siapa? Senangnya dipanggil apa?.Bagaimana perasaan T hati ini? Adakah yang T pikirkan? Bagaimana kalau kita bercakap- cakap tentang perasaan atau masalah yang T hadapi? Mau berapa lama, bagaimana kalau 20 menit?. Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Kerja : Bagaimana perasaan T setelah tidak dapat melanjutkan sekolahnya? Apa harapan T setelah tidak melanjutkan sekolah? Bagaiman rencana T untuk mencapai keinginan atau harapan tersebut? Adakah harapan atau keinginan T yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang T rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?. Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai T? Bagaimana perasaan T dengan kekurangan/kelemahan yang T rasakan? Terminasi : Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar, bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau besok jam 10.00 pagi kita bicara tentang kemampuan yang masih T miliki. Sesuai dengan percakapan serta pengamatan yang dilakukan perawat, maka berikut ini data yang diperoleh perawat akan ditulis pada pencatatan pengkajian keperawatan pasien HDR. Pasien mengungkapkan: Saya sudah gagal, tidak banyak yang saya lakukan saat ini, lihat suster keluarga saya yang lain berhasil usahanya, sedangkan saya hanya menjadi pengangguran, sekarang ditambah lagi semua apa yang saya miliki sudah habis dibawa tsunami, sebenarnya salah saya
56

BUKU Jiwa

Oct 25, 2015

Download

Documents

ElisAnggeria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN

1. GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Latihan 1. Mengkaji pasien dengan harga diri rendah

Untuk mendapatkan data yang mendukung adanya masalah atau gangguan konsep diri; harga diri rendah, perawat perlu membina hubungan saling percaya dengan pasien serta melakukan pengkajian. Berikut contoh percakapannya:

Orientasi :Selamat pagi, perkenalkan nama saya suster Rika, bagaimana kalau kita berkenalan ? Nama kamu siapa? Senangnya dipanggil apa?.Bagaimana perasaan T hati ini? Adakah yang T pikirkan? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan atau masalah yang T hadapi? Mau berapa lama, bagaimana kalau 20 menit?. Mau duduk dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu?

Kerja :Bagaimana perasaan T setelah tidak dapat melanjutkan sekolahnya? Apa harapan T setelah tidak melanjutkan sekolah? Bagaiman rencana T untuk mencapai keinginan atau harapan tersebut? Adakah harapan atau keinginan T yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang T rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai?. Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai T? Bagaimana perasaan T dengan kekurangan/kelemahan yang T rasakan?

Terminasi :Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar, bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau besok jam 10.00 pagi kita bicara tentang kemampuan yang masih T miliki.

Sesuai dengan percakapan serta pengamatan yang dilakukan perawat, maka berikut ini data yang diperoleh perawat akan ditulis pada pencatatan pengkajian keperawatan pasien HDR.

Pasien mengungkapkan: Saya sudah gagal, tidak banyak yang saya lakukan saat ini, lihat suster keluarga saya yang lain berhasil usahanya, sedangkan saya hanya menjadi pengangguran, sekarang ditambah lagi semua apa yang saya miliki sudah habis dibawa tsunami, sebenarnya salah saya apa? Yang berdosa saya yang terkena imbasnya, sudahlah hilang harapan saya semuanya.

Ekspresi wajah murung, lebih sering menunduk saat berbicara, tidak mau menatap wajah perawat, sulit mengungkapkan kata-kata, nada suara rendah, pakaian kurang rapi, dan tercium bau kurang sedap.

Jika harga diri rendah klien rendah berarti mereka gagal untuk merawat diri mereka sendiri. Oleh karena itu diperlukan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kebutuhan rasa aman dan nyaman serta tindakan keperawatan untuk meningkatkan harga diri klien.

Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan

Page 2: BUKU Jiwa

Latihan 2. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

Berikut ini contoh percakapan perawat-pasien yang mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien

Orientasi :Selamat pagi, bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tenteng kemampuan dan kegiatan yang pernah T lakukan? Dimana kita duduk? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?

Kerja :T apa saja kemampuan yang dapat kamu lakukan? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya? Apa pula kegiatana rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring.......dst. Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang T miliki.

Terminasi :Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap? Yah, T masih memiliki kemampuan. Nah, coba nanti diingat-ingat lagi kemampuan T yang belum dibicarakan. Besok pagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan lain yang bisa T lakukan. Jam berapa kira-kira kita bertemu? Bagaiman kalau jam 10, sampai jumpa....

Latihan 3. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

Orientasi :Selamat pagi, bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar. Bagaimana, apakah ada lagi kemampuan T yang belum kita bicarakan? Bagus sekali. Jadi sudah ada 7 (tujuh) ya! Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa T lakukan. Mau duduk dimana, bagaimana kalau di ruang tamu saja? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?

Kerja :T dari 7 (tujuh) kegiatan/kemampuan yang mana yang masih dapat dikerjakan dirumah sakit ini? Coba kita lihat yang pertama bisakah, Yang kedua....sampai 7 (misalnya ada 4 yang masih bisa dilakukan) bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit. Menurut T adakah bantuan yang diperlukan? Iya bagus sekali!

Terminasi :Bagaimana persaan T kita setelah kita bercakap-kacap? Jadi ada 4 (empat) kegiatan yang dapat T lakukan. Coba T pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih. Bagaimana kalau besok kita memilih kegiatan yang paling disukai, dan melihatnya. Mau jam berapa?

Latihan 4. Membuat pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

Orientasi :Selamat pagi, bagaiman perasaan T hari ini? Wah, tampak segar! Masih ingat apa yang akan kita kita bicarakan hari ini? Betul sekali, memilih kegiatan yang dapat T kerjakan dari 7 kegiatan yang T pernah lakukan. Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa, Berapa lama? 20 menit seperti biasa.

Page 3: BUKU Jiwa

Kerja : Marilah kita daftar kegiatan yang sudah kita buat dua hari yang lalu. Coba T pilih yang mana yang masih bisa dikerjakan di rumah. Yang nomor satu, merapikan tempat tidur, bagaimana perasaan T? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus sekali, yang nomor dua melukis di atas kanvas. Wah saat ini belum bisa kita dilakukan. Baik, nomor tiga mencuci piring, bisa ya (dst sampai ke-7 nya diskusikan, misalnya ada 5 kegiatan dipilih dan dapat dikerjakan dirumah sakit)

Terminasi :Bagaimana perasaan T setelah memiliki kegiatan yang dapat dikerjakan selama dirumah sakit? Bagus sekali! Ada 5 kegiatan yang bisa dilakukan T. Coba dipikirkan kegiatan yang mana yang akan dilatih terlebih dahulu. Besok sore, saya akan datang untuk melatih T. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 16.00 sore. Sampai jumpa.

Latihan 5. Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan

Oreintasi :Selamat sore, bagaimana perasaan T sore ini? Wah, tampak cerah! Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan kemarin? Mau pilih yang mana dulu? Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Dimana tempat tidurnya?

Kerja :Nah, kalu kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dahulu bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita anggkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah kaki tarik, dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimutnya, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus!

Terminasi :Bagaimana perasaan T setelah latihan? Bagus Sekali! T sudah dapat mengikuti langkah-langkahnya. Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian T. Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00. kalau sudah dikerjakan beri tanda ya. Nah, besok saya datang, kita latihan kegiatan kedua. Mau jam berapa? Sama dengan sekarang? Sampai jumpa.

Latihan 6. Percakapan dengan keluarga untuk membantu memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatih

Orientasi :Assalamu’alaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu di sini? Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bapak/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih? Adakah waktu bapak/ibu, kira-kira 30 menit?

Kerja :Anak bapak/ibu telah berlatihan kegiatan yaitu merapikan tempat tidur dan mandi. Serta telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Saya telah katakan bahwa bapak/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan ala-alatnya. Jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meninggkat. Ingatkan pada pasien untuk memberi tanda cek list pada jadwal kegiatannya.

Page 4: BUKU Jiwa

Terminasi :Bagaimana bapak/ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bapak/ibu dua hari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan yang lain. Nanti kita lakukan bersama-sama. Sampai jumpa.

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

No Kemampuan / KompetensiA Kemampuan Merawat Pasien1.

(SP1)1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien.2. Membuat pasien menilai kemampuan pasien yang masih

dapat digunakan ini.3. Membuat pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai

dengan kemapuan pasien (1 kemampuan)4. Melatih pasien sesuai dengan kemapuan pasien yang dipilih.5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.6. Menganjurkan pasien yang memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian.2.

(SP2)1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.2. Melatih kegiatan kedua.3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal dalam kegiatan

harian.B Kemampuan Merawat Keluarga1.

(SP1)1. Mengidentifikasi masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien.2. Menjelaskan, tanda, dan gejala harga diri rendah yang di

alami pasien beserta proses terjadinya.3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien HDR.

2.(SP2)

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat dengan harga diri rendah.

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah.

3.(SP3)

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat.

2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila kembali kerumah.

Page 5: BUKU Jiwa

2. KURANG PERAWATAN DIRI

Latihan 1. Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan kurang perawatan diri

Orientasi :Selamat pagi Tina, Bagaimana perasaan pagi ini? Bagaimana kalau saat ini kita membicarakan tentang kegiatan Tina sehari-hari 15 menit di sini, bagaimana Tina?

Kerja :1. Pengkajian kebersihan diri

Berapa kali Tina mandi dalam satu hari? Apakah Tina sudah mandi pagi ini? Menurut Tina apa kegunaan mandi? Apa alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri? Kira-kira tanda orang yang merawat dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa muncul?

2. Pengkajian berdandan untuk pasein wanita Apa yang tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?

3. Pengkajian berdandan untuk pasien laki-lakiBerapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terkhir? Apa kegunaan cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?

4. Pengkajian makanBerapa kali Tina makan sehari? Apa saja persiapan Tina untuk makan? Dimana tempat kita makan? Bagaiman cara makan yang baik? Apa saja yang yang Tina lakukan sebelum makan? Apa pula yang Tina lakukan setelah makan?

5. Pengkajian kemampuan BAB?BAKdimana biasanya Tina berak?kencing? bagaimana membersihannya?

Terminasi :Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda yang bersih dan rapi? Setengah jam lagi kita akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat diri sekaligus Tina mempraktekkannya. Bagaimana Tina? Setuju? (perawatan menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan)

Latihan 2. Percakapan saat melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi :Selamat pagi Tina? Apakah masih ingat apa tanda-tandanya bersih? Selam setengah jam ini kita akan membicarakan tentang cara mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian dan gunting kuku yang benar. Selanjutnya....... akan mencoba cara-cara yang telah kita diskusikan ini. Siap....?

Kerja :Menurut Tina kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali, Tina perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo, dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi suster akan membimbing Tina melakukannya. Sekarang Tina siram seluruh tubuh Tina termasuk rambut Tina lalu ambil shampo gosokkan pada kepala Tina sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali..... Selanjutnya ambil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..... Giginya di sikat dari atas sampai belakang. Gosok seluruh gigi

Page 6: BUKU Jiwa

Tina, mulai dari depan sampai belakang.... Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. terakhir siram lagiseluruh tubuh Tina, sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Tina bagus sekali mlakukannya. Selanjutnya Tina pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.

Terminasi :Bagaimana perasaan Tina setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba Tina sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Tina lakukan tadi? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan, jam berapa saja? Nah, dikerjakan ya Tina? Besok pagi jam 08.00 pagi kita akan bertemu lagi untuk latihan berdandan. Oke?

Latihan 3. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan

Orientasi :Selamat pagi pak Tono? Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana mandinya? Pagi ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu? Lebih kurang 20 menit.

Kerja :Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi? Apakah bapak menyisir rambut? Bagaimana cara bapak memakai baju? Berapa kali mengganti baju dalam sehari? Apakah bapak suka bercukur? Berapa kali sehari bercukur? Untuk menyisir rambut sebaiknya tiap selesai mandi bapak bersisir. Pakailah sisir yang bersih dan tidak tajam.... coba bapak praktekkan....ya bagus.... Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan. Ya bagus...(catatan : janggut dirapikan bila pasien tidak memelihara janggut? Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang sehat 2x sehari. Sekarang coba bapak ganti baju... ya bagus seperti itu.........

Terminasi :Bagaimana perasaan Pak Tono setelah berdandan. Coba Pak Tono sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi. Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadiya. Masukkan ke jadwal ya? Besok kita latihan makan yang baik. Kita akan makan bersama. Saya akan datang jam 12.30 siang.

Latihan 4. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

Orientasi : Selamat pagi, bagaimana perasaan Tina hari ini? Bagaimana mandinya? Sesuai janji kita hari kita akan latihan berdandan, supaya Tina tampak rapi dan cantik. Dimana alat-alat dandannya?

Kerja :Bagaimana cara Tina berdandan? Apakah menyisir rambut? Bagaimana cara Tina menyisir rambut? Bagus sekali. Apa kebiasaan Tina dalam berdandan/berpakaian? Apakah Tina biasa memakai bedak? Nah sekarang kita praktekkan ya mulai dengan ganti pakaian. Ya bagus. Sekarang menyisir rambut. Ya bagus sekali... lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus Tina tampak cantik. Saya jelaskan bahwa ganti baju sebaiknya 2x sehari kemudian menyisir rambut setelah mandi, berbedak dilakukan setelah mandi.

Page 7: BUKU Jiwa

Terminasi :Bagaimana perasaan Tina setelah belajar berdandan. Untuk berdandan caranya bagaimana? Hari-hari berikutnya saya berharap Tina berdandan dengan baik. Mari masukkan dalam jadwalnya ya. Besok jam 12.30 siang kita ketemu lagi untuk belajar cara makan yang baik.

Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

Orientasi :Selamat pagi Tina? Bagaimana perasaanny hari ini? Apakah berdandannya sudah dilakukan tiap hari? Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama satu jam... langsung diruang makan ya....

Kerja : Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Tina makan? Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya mari kita praktekkan. Bagus, setelah kita duduk dan ambil makanan, sebelum disantap kita berdoa dulu. Silahkan Tina yang memimpin. Bagus, mari kita makan, saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya mari kita makan. Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul, dan akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.

Terminasi :Bagaimana perasaan Tina setelah kita makan bersama-sama. Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan? Hari-hari berikutnya saya berharap Tina melakukan cara tadi dengan dengan baik. Besok jam 08.00 pagi saya akan datang untuk melihat hasil kegiatan Tina. Sampai jumpa.

Latihan 6. Percakapan melatih pasien BAB/BAK secara mandiri

Orientasi :Selamat pagi Tono, bagaimana perasaan bapak pagi ini? Sesuai dengan janji kita, selama setengah jam ini kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik.

Kerja :Dimana biasanya Tono berak dan kencing? Benar Tono berak atau kencing yang baik di WC/Kakus, kamar mandi, atau tempat yang lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya... Sekarang coba Tono jelas kan kepada saya bagaiman cara Tono cebok? Sudah bagus ya Tono yang perlu di ingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau kemaluan dengan air bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono.Untuk pasien wanita :Coba cebok yang bersih setelah Tina berak yaitu dengan menyiram air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya... Cara seperti ini itu berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada pada anus kebagian kemaluan kita. Setelah Tina selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC/Kakus dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di WC/Kakus. Jika Tina menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran air kencing. Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, Tina perlu merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/Kakus/Kamar mandi. Pastikan resleting tetutup dengan rapi.

Page 8: BUKU Jiwa

Terminasi :Bagaimana perasaan Tina setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik? Setelah cebok apa yang sebaiknya kita lakukan? Untuk selanjutnya saya harap Tina melakukan cara-cara yang telah di jelaskan tadi.

Latihan 7. Percakapan pendidikan kesehatan pada keluarga cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perwatan diri

Orientasi :Selamat pagi pak Joko? Saya Dewi yang merawat anak bapak, Andi? Bagaimana perasaan bapak Joko hari ini? Apa pendapat bapak tentang anak bapak, Andi? Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Andi dan bantuan apa yang bapak bisa berikan. Kita mau diskusikan dimana? Berapa lama ?

Kerja :Selama ini apa yang dilakukan oleh Andi dalam merawat diri? Perilaku yang ditujukan Andi itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri. Kalau Andi kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?Pak Joko perlu memperhatikan alat-alatkebersihan diri yang dibutuhkan Andi seperti handuk,baju ganti, sikat gigi, shampo, ataupun kebersihan yang lainnya. Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah Andi sudah bisa di jadwalkan untuk mandi dan bercukur. Tolong bapak ingatkan dan beri pujian kalau Andi lakukan dengan benar.

Terminasi :Bagaimana perasaan pak Joko setelah kita bercakap-cakap? Coba pak Joko sebutkan lagi apa saja yang harus di perhatikan dalam membantu anak bapak, Andi dalam merawat diri. Dalam seminggu ini cobaaalah bapak datang kerumah sakit mendampingi dan membantu Andi saat membersihkan diri. Lusa kita akan bertemu lagi dirumah sakit sekitar jam 10.00 pagi untuk mendiskusikan hasil yang dicapai oleh Andi.

Page 9: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN KURANG PERAWATAN DIRI

No Kemampuan/KompetensiA Kemapuan Merawat Pasien1

(SP1)1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri3. Membantu mempraktekan cara menjaga kebersihan diri4. Mengajukan pasien masukan dalam jadwal kegiatan harian

2(SP2)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Menjelaskan cara makan yang baik3. Membantu pasien mempraktekan cara makan yang baik4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian3

(SP3)1. Mengevaluasi jadwal harian pasien2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik3. Membantu pasien mempraktekan cara eliminasi yang baik

dan masukkan dalam jadwal4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian4

(SP4)1. Mengevaluasi jadwal harian pasien2. Menjelaskan cara berdandan3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian pasienB Kemampuan Merawat Keluarga1

(SP1)1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala defisit perawatan

diri, dan jenis defisit perawatan yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri2

(SP2)1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan

defisit perawatan diri2. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien defisit

perawatan diri3

(SP3)1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah

termasuk minum obat2. Menjelaskan follow up dan rujukan

Page 10: BUKU Jiwa

3. DEPRESI

Latihan 1. Mengkaji pasien anak depresi

Orientasi :“Assalamualaikum dik. Nama saya... Saya senang di panggil ... Saya adalah mahasiswa keperawatan PSIK USU... Siapa nama adik? Senang dipanggil apa? “Bagaimana perasaan Rif hari ini? Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang perasaan Rif? Mau dimana? Bagaimana kalau diruang tamu ini? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”

Kerja :“Apakah Rif merasa sedih? Apakah yang menyebabkan Rif sedih? Apakah ada perasaan kuatir? Apakah yang Rif khawatirkan? Apakah ada perasaan putus asa atau tidak berdaya yang Rif alami? Apakah ada perasaan ingin sendiri dan malas bermain dengan teman yang lain? Apakah Rif merasa ada penyakit fisik yang dialami? Apakah ada perasaan atau dorongan ingin mati saja? Apakah perna mencoba untuk bunuh diri? Apa yang dilakukan? Apakah perna pengalaman mendengar suara-suara aneh dan tidak ada bedanya?”

Terminasi :“Baiklah, karena waktunya habis, kita akhiri percakapan kita. Bagaimana perasaan Rif setelah kita bercakap-cakap? Coba Rif sebutkan lagi perasaan Rif saat ini! Besok suster akan datang lagi. Kita akan diskusikan tentang bagaimana mengatasi perasaan-perasaan sedih seperti yang sedang Rif alami saat ini. Saya akan datang jam 10.00 pagi.”

Latihan 2. Pelajari khasus berikut! Identifikasi data dan masalah keperawatannya!

Kasus :Anak R (12 tahun) pernah mencoba bunuh diri dengan cara melompat dari PLN tetapi dapat diselamatkan dengan bantuan polisi. R merasa dirinya tidak seberuntung teman-temannya karena orang tuanya tidak mampu sehingga banyak yang ia inginkan tetapi tidak pernah terpenuhi, R sering banyak menunggak bayaran sekolah, ia ingin punya sepada dan mainan seperti teman-temannya, R merasa tidak ada harapan untuk memperbaiki kehidupannya, ia sering malu bila bertemu teman-temannya dan menurut R jika ia mati maka ia tidak akan malu lagi.

Latihan 3. Membina hubungan saling percaya dengan anak

Orientasi :“Assalamualaikum! Kenalkan dik, nama saya..., Saya senang di panggil... Nama adik siapa? Senang dipanggil apa?”“Bagaimana perasaan Rif hari ini?”“Hari ini saya akan menjelaskan apa yang akan dilakukan bersama-sama. Mau berapa lama kita ngobrol? Dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu ini saja?”

Kerja :“Saya akan datang keruangan ini setiap hari. Saya akan mengajak Rif ngobrol dan diskusi tentang segala hal mengenai kesehatan Rif. Rif maukan di kunjungi tiap hari? Jam berpa? Kalau saya sudah datang Rif sudah siap ya? Ya bagus. Rif berap bersaudara? Sekolahnya dimana? Apakah Bapak Ibu Rif sudah menjenguk Rif? Coba Rif ceritakan perasaan Rif saat ini. Jadi Rif merasa sangat sedih ya? Saya sangat mengerti mengapa Rif mengapa Rif seperti itu. Apa yang Rif lakukan jika sedang merasa sedih? Bagaimana perasaan Rif setelah melakukan itu? Bagus, jika Rif merasa

Page 11: BUKU Jiwa

menyesal. Maukah Rif belajar cara mengatasi perasaan sedih dan kecewa itu dengan baik? Bagus, Sebaikknya Rif belajar untuk membedakan mana yang penting dan harus segera dipenuhi dan mana yang masih dapat ditunda. Coba Rif ingat lagi adakah hal lain yang juga menyenanggkan yang pernah Rif alami? Bagus, ternyata masi banyak yang dapat Rif banggakan dan tidak perlu selalu merasa bersa malu.

Latihan 4. Membantu memodifikasi pikiran yang negatif (pada anak sekolah dan remaja)

Oreiantasi :“Assalamualaikum, kita bertemu lagi, bagaimana perasaan Rif? Baik, sesuia janji kita akan berdiskusi tentang cara mengubah pemikiran agar kita selalu dapat berfikir yang baik dan penuh harapan. Kita aakan ngobrol selama 20 menit diruang tamu ini.

Kerja :“Bagaimana Rif menilai masalah yang Rif alami? Apa yang Rif pikirkan tentang diri Rif, saudara, orang tua, teman-teman, orang yang ada di sekitar dan masa depan Rif? Apakah yang Rif pikirkan semua buruk dan tidak ada harapan? Bagaimana Rif jika Rif terus berfikiran seperti itu? Bagaimana Rif jika memandang masalah yang Rif alami dengan cara yang penuh harapan, dengan keyakinan bahwa ada jalan untuk mengatasi masalah jika Rif mau berusaha. Jika Rif merasa belum bisa mengatasi masalah sendiri Rif bisa meminta bantuan kepada orang tua, guru, atau teman yang dipercaya. Rif bisa belajar berfikir positif contohnya selalu berfikir pasti ada jalan keluar dari setiap masalah, pasti ada harapan yang lebih baik jika berusaha dengan benar.”

Terminasi : “Bagaimana perasaan Rif setelah kita bercakp-cakap? Dapatkah Rif ceritakan apa yang telah kita bicarakan tadi? Bagus, pikiran negatif seperti malutidak ada harapan harus diubah menjadi pikiran positif yaitu ada jalan keluar dari setiap masalah jika tidak dapat menemukan sendiri meminta pendapat orang lain. Nanti jika ada masalah Rif dapat mecoba melakukannya. Besok kita akan bicara tentang pikiran ingin bunuh diri. Jam berapa kita bertemu? Bagaimana kalau jam 10.00 ? mau dimana? Disini saja. Sampai jumpa. Wassalamualaikum!”Jika pasien tidak dapat mengendalikan, dilanjutkan latihan 6.

Latihan 5. Mencegah merusak perilaku sendiri

Orientasi :“Assalamualaikum, bagaimana perasaan Rif, apakah masih ada pikiran-pikiran yang negatif? Sesuai janji kita akan mendiskusikan tentang pikiran ingin bunuh diri.”

Kerja :“Pikiran ingin bunuh diri itu timbul kaarena masalah apa? Apa yangmenyebabkan Rif sampai berfikiran seperti itu, apakah Rif fikir jika melakukan bunuh diri masalah akan akan selesai? Apa saja cara-cara yang pernah Rif pikirkan untuk bunuh diri? Menurut rif adakah cara lain untuk menyelesaikan masalah? Bagus, Rif sudah tau bahwa bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak ada gunanya.”

Terminasi :“Bagaimana perasaan Rif setelah kita ngobrol-ngobrol? Bagaimana caranya agar tidak muncul pikiran bunuh diri? Bagus, Rif sudah bisa berfikir positif seperti itu. Minggu depan kita akan ngobrol tentang masalah yang lain yaitu tentang perasaan tidak berguna dan tidak ada harapan Rif sampaikan. Jam berapa kita bertemu? Dimana?”

Page 12: BUKU Jiwa

Latihan 6. Membantu keluarga melidungi pasien dari perilaku bunuh diri

Orientasi :“Assalamualaikum. Bagaimana keadannya hari Pak/Buk? Bagaimana perkembangan kondisi Rif menurut bapak/ibu? Alhamdulilah jika terasa lebih banyak kemajuan. Sesua dengan yang kita sepakati maka hari ini kita akan mendiskusikan tentang perilaku bunuh diri yang pernah dilakukan Rif. Kita akan ngobrol kurang lebih kurang selama satu jam, di ruang tamu ini saja ya Pak/Buk?

Kerja :Sebelum Rif melakukan tindakan itu, bapak/ibu apakah masih ingat apa yang dilakukan Rif di rumah? Jadi Rif bicara seperti itu bahwa ia merasa kesal dengan kehidupan sekarang dan ingin buhuh diri saja. Apa yang bapak/ibu lakukan waktu itu? Menurut bapak/ibu Rif masih anak-anak sehingga tidak penting apa yang di ucapkan tapi ternyata betul-betul ia melakukan apa yang diucapkan bapk/ibu? Bapak/Ibu yang harus diingat jika sudah ada keinginan atau kata-kata mengancam ingin mati sebetulnya itu masih salah satu tanda perilaku bunuh diri. Ya walaupun Rif masi anak-anak bisa saja ia berfikiran seperyi itu karena ia merasa tidak ada jalan keluar lainnya.Saat ini Rif sudah berusia 12 tahun, pada masa ini anak sedang berada dalam perubahan emosi dari anak-anak menjadi remaja. Seperti yang bapak/ibu alami bahwa Rif lebih menuntut keperhatian, misalnya tentang bayaran sekolah atau keinginan-keinginan Rif yang lain. Saat ini Rif sedang mencari identitas atau pengakuan diri,yang kemungkinan dalam pikirannya ia menginginkan kondisi yang lebih baik dari yng ada sehingga ia menjadi merasa kecewa dengan kenyataan. Bapak/Ibu tidak usah merasa bersalah jika kondisinya memang seperti ini tetapi bapak/ibu harus lebih banyak berbicara dan berdiskusi untuk mengetahui harapan-harapan dan masalah-masalah yang dialami Rif serta mencari pemecahan masalahnya.Dengan tindakan bunuh diri yang pernah Rif lakukan bapak/ibu harus mendewasai bahwa mungkin saja ia akan mengulang tindakan tersebut. Jika Rif pergi dari rumah sudah agak lama diluar kegiatan yang semestinya seperti sekolah bapak/ibu harus berusaha untuk mengetahui ia berada di mana, selain itu dirumah jauhkan atau simpan benda-benda tajam di tempat yang aman dan tidak mudah di ambil oleh Rif . obat-obatan, racun serangga atau minyak tanah juga di simpan di tempat yang aman. Untuk sementara ini jangan biarkan Rif sendirian tanpa ada kegiatan awasi perilaku dan kata-katanya. Jika sampai Rif mengulang tindakan bunuh diri maka akan segera bawa ke puskesmas yang terdekat. Sampai disini apa masih ada yang ingin ditanyakan bapak/ibu?

Terminasi :Baiklah. Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita diskusikan? Bapak/ibu bisa diulang kembali pak/ibu yang tadi sudah kita bicarakan? Bagus sekali, bapak/ibu dapat mengingatnya dengan sangat baik. Perlu saya sampaikan memang butuh waktu bisa membuat Rif kembali sehat seperti dulu dan kita sama-sama berusaha agar yang kita lakukan ini dapat membantunya. Baik,saya harap bapak/ibu bisa menggunakan pengetahuan yang bapak/ibu miliki untuk membantu Rif. Minggu depan saya akan datang lagi untuk mendiskusikan masalah Rif yang lain saya permisi dulu, Assalamualaikum.

Page 13: BUKU Jiwa

Latihan 7. Memfasilitasi pasien mengenali dan mengekspresikan perasaannya

Orientasi :“Assalamualaikum, Rif masih ingat dengan saya? Bagus. Bagaimana perasaannya hari ini Zul? Semalam tidurnya nyenyak? Hari ini sesuai dengan janji kita minggu lalu, kita akan ngobrol tentang perasaan Rif. Berapa lama kita akan ngobrol tentang perasaan Rif. Berapa lama kita akan ngobrol? Baik 20 menit, mau dimana kita ngobrol? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?

Kerja :Apakah Rif masih meras sedih seperti yang lalu? Bagus, jika Rif sudah mulai merasa tenang. Hari ini saya mendengar Rif menceritakan perasaan yang yang Rif rasakan selama ini. Apa harapan-harapan selanjutnya. Sudah bertemu dan mendiskusikan dengan bapak/ibu ketika berkunjung kesini? Bagaimana tanggapannya? Selain itu adakah harapan-harapan yang Rif merasa sulit untuk mencapainya? Apa yang Rif rasakan sebagai hambatan untuk mengungkapkan perasaan? Bagus sekali, jika Rif dapat menceritakan perasaan dan masalah Rif dengan terbuka tentu orang lain dapat memahami dan memberi bantuan yang sesuai.

Terminasi :“Bagaimana perasaan Rif setelah bercerita kepada saya? Coba ceritakan kembali perasaan Rif. Minggu depan kita bertemu lagi. Kita akan mengobrol tentang bagaimana mengubah pikiran yangmerasa malu.”

Latihan 8. Meningkatkan harga diri pasien

Orientasi :“Assalamualaikum. Sedang apa saat ini? Bagaimana perasaan Rif hari ini?.....Apakah Rif sudah mencoba untuk menyampaikan jika ada permasalahan yang Rif rasakan kepada bapak/ibu? Wah, bagus sekali... pasti menyenangkan ya Rif dapat ngobrol dengan terbuka untuk bertukar pikiran. Seperti janji kita sekarang akan membicarakan tentang kelebihan, bakat, kepandaian yang Rif punya. Menurut Rif kita akan berbicara berapa lama?.... kalau begitu kita akan berbicara selama 20 menit. Enaknya kita bicara dimana?...

Kerja :“Taukah Rif apa kelebihan yang adik punya?... apa saja dari diri Rif yang bisa di banggakan?.... Coba dilihat dan di ingat...apakah Rif pernah mendapat pujian?... kalau begitu saya beri tau ya... Rif berdandan sehat dan tidak cacat, kulit putih,... (sebutkan banyak lagi..). nah itu buktinya tuhan sayang dengan Rif . apakah Rif punya cita-cita?... wah bagus sekali itu..Rif pasti bisa mencapai cita-cita bila Rif semangat dan rajin. “Rif percaya suster...(sebutkan kekurangan diri dari anda)“kalau begitu Rif jangan malu-malu atau minder lagi ya..karena Rif banyak kelebihan yang tidak dimiliki orang lain..,dan itu harus disyukuri.

Terminasi :“Nah, kita sudah banyak bercerita tentang kelebihan yang Rif miliki. Bagaimana perasaan rif?... Masih sedikit ragu? Kalau begitu nanti Rif tuliskan banyak-banyak kelebihan yang Rif miliki: minimal 10 buah. Nanti kita diskusikan lagi kalau saya datang lagi minggu depan... mau kan? Saya akan datang sekitar jam 10 pagi untuk mendiskusikan tentang perawatan kebersihan diri. Saya pulang dulu ya.. Assalamualaikum...

Page 14: BUKU Jiwa

Latihan 9. Melatih pasien dalam kebersihan diri

Orientasi :“Assalamualaikum, bagaimana perasaannya hari ini Rif? Adakah yang masi mengganggu? Selama 30 menit kedepan kita akan membicarakan cara mandi, menggosok gigi, mencuci rambut, berpakaian dan menggunting kuku secara benar dan selanjutnya Rif mencoba cara-cara tersebut.”

Kerja :Menurut Rif apa yang harus disiapkan sebelum mandi? Benar sekali..... Rif perlu menyiapkan sabun, shampo, odol dan sikat gigi, sisir, handuk, dan pakaian ganti yang bersih.

“Sekarang saya akan bantu Rif untuk membersihkan diri. Pertama lepas seluruh pakaian kemudian siram tubuh dengan air mandi. Bersihkan seluruh tubuh menggunakan sabun secara merata kemudian siram dengan air bersih sambil mengosok tubuh hingga busa sabun hilang. Cuci rambut dengan shampo dan bilas menggunakan air bersih. jangan lupa menyikat gigi dengan menggunakan odol. Arah sikat adalah ke atas dan ke bawah, mulai dari bagian depan kebelakang ...... bagus. Kumur menggunakan air sampai bersih. bila sudah selesai siram lagi dengan tubuh Rif dan keringkan dengan handuk, kenakan baju yang bersih.“Wah...sekarang Rif sudah mulai bersih dan harum... jadi lebih cakep deh. Selain mandi, gosok gigi, dan keramas, kuku juga bersih dan dipotong jika sudah panjang misalnyaseminggu sekali. Pakaian juga harus ganti setiap kali habis mandi.Bagaimana kalau sekaligus kita masukkan jadwal perawatan kebersihan ke dalam jadwal kegiatan Rif sehari-har. Iya, bagus sekali....

Kerja :“Bagaimana rasanya setelah Rif mandi dan berganti pakaian? ... segar tidak? Nah sekarang coba Rif sebutkan lagi cara mandi yang sudah Rif lakukan tadi.” Bagus... Rif sudah tau. Kalau Rif rajin mandi pasti tubuh Rif akan bersih dan terasa segar dan...cakep.” Nanti kalau suster kesini lagi Rif harus bersih dan harum seperti ini... Senin depan ketemu lagi untuk mendiskusikan atau cara bergaul Rif dengan orang lain. Saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi. Saya pulang dulu ya Rif ... Assalamualaikum.”

Latihan 10. Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain

Orietasi :“Assalamualaikum. Apa yang sedang Rif lakukan saat ini? ...... Sudah kelihatan rapi pagi ini. Sudah mandi ya? Iya , bagus sekali. Apakah Rif masi ingat bagaimana cara berteman?.... Kalau begitu kita sekarang belajar tentang cara berteman. Kita akan berbicara selama 20 menit. Enaknya bicara dimana?

Kerja :“Coba ingat ingat waktu pertama kali berkenalan? ... Lupa? Cara berkenalan dimulai dengan menyodorkan tangan untuk bersalaman dan menyebutkan nama lengkap kita dan nama panggilan kita baru kemudian tanyakan kembali nama orang yang akan berkenalan. Baru kemudian tanyakan nama orang tersebut. Contohnya ”Perkenalkan nama saya suster Kartini, biasa saya dipanggil suster Tini. Nama kamu siapa?. Sekarang kita latihan ya?.... Saya akan mulai lebih dulu baru kemudian Rif.”...“Wah bagus sekali.... Rif ternyata pandai ya.....

Page 15: BUKU Jiwa

Terminasi :“Nah tadi kita sudah latihan berkenalan berdua. Menurut Rif sulit tidak. Bagaimana persaan Rif setelah kita latihan tadi?... Mau tidak mencoba berkenalan dengan teman-teman yang lain disini? Saya akan temani Rif. Nanti kalau sudah berkenalan dan bertemanan Rif bisa saling bercerita tentang berbagai hal:tentang sekolah, hobi, tempat bermain,.........baiklah kita akan bertemu lusa atau minggu depan untuk melihat apakah Rif sudah melakukan yang sudah kita pelajari selama beberapa minggu ini salah satunya adalah dengan beberapa teman di sini nanti ceritakan kepada suster ya? Suster akan datang sekitar jam 10 pagi. Sekarang suster permisi dulu. Assalamualaikum”

Latihan 11. Pelajarin kasus berikut ini, identifikasi masalah serta buat strategi pelaksanaan untuk pasien dan keluarga!

Kasus :Oji (17 tahun) dirawat di ruang Sibual-buali Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatra Utara. Oji mengatakan kepada perawat bahwa dia pernah duduk di bangku sekolahan sampai kelas 1 STM. Oji tidak mau melanjutkan sekolahnya karena merasa tidak menyukai mata pelajaran di STM. Oji mengatakan bahwa ayahnya yang ngotot agar dia sekolah di STM. ”Ayah saya kejam, selalu memaksa kehendaknya. Saya benci bila bertemu dengan Ayah”. Oji perna melakukan percobaan 2 kali bunuh diri dengan membentur-benturkan kepalanya ke dinding dan menggantung lehernya dengan kain panjang”. Tetapi usahanya tidak perna berhasil karena terlihat ibunya. Ayah dan Ibunya tidak sanggup lagi merawat Oji di rumah sehingga diputuskan untuk membawa Oji kerumah sakit. Oji mengatakan lebih baik dia mati saja, dia mersa sudah tidak berguna lagi dan Ayahnya selalu memarahi pasien. Oji juga malu bertemu dengan teman-temannya kerena putus sekolah.

Page 16: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN DEPRESI

No Kemampuan/KompetensiA Kemapuan Merawat Pasien1

(SP1)2

(SP2)3

(SP3)4

(SP4)B1

(SP1)2

(SP2)3

(SP3)

Page 17: BUKU Jiwa

4. ISOLASI SOSIAL

Latihan 1. Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial

Orientasi :Selamat pagi F!Bagiamana perasaan F hari ini? Masih ada hal-hal yang membuat F tidak ingin bercapak-cakap dengan orang lain? Seperti janji saya yang lalu, hari ini kita akan diskusi tentang apa yang menyebabkan f tidak mau bergaul dengan pasien lain diruangan in, keuntungan mempunyai teman dan kerugian bila tidak mempunyai teman. Mau berapa lam F? Di sini saja ya F?

Kerja :Menurut F apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa). Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begtu inginkan F belajar bergaul dengan orang lain?

Terminasi :Bagaimana perasaan F setelah kita tahu untungnya bergaul dan ruginya tidak bergaul? Iya ada 3 keuntungannya (sebutkan) dan ada 4 kerugian tidak bergaul. Coba nanti ingat-ingat lagi apa untungnya bergaul dan ruginya tidak bergaul. Baiklah bagaimana kalau besok pagi jam 10.00 kita ketemu dan akan berbicarakan cara bergaul dengan orang lain. Assalamua’laikum....sampai jumpa.

Latihan 2. Melatih pasien berinteraksi secara bertahan

Orientasi :Selam pagi F! Bagaimana perasaan F hari ini? Masih ada untungnya bergaul dengan orang lain yang belum perna kita bicarakan. Bagaimana kerugiannya? Masih ada? Bagus sekali. Hari ini kita dapat belajar tentang bagaimana memulai berhubungan dengan orang lain. Kita akan belajar berapa lama? Mau dimana F?

Kerja :Begini F, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya nama saya Fathurahman, senang di panggil Fathur. Selanjutnya F menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini. Nama kamu siapa? Senang di panggil apa? Ayo F dicoba. Misalnya saya belum kenal dengan F. Coba berkenalan dengan saya. Ya bagus sekali. Coba sekali lagi. Bagus sekali. Sekolah F berkenalan dengan orang tersebut F bisa melanjutkan percakpan hal-hal yang menyenangkan F bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan, dan sebagianya.

Terminasi :Bagaimana perasaam F setelah latihan ini? Coba F peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain. Dalm seminggu ini, coba F bercakap-cakap dengan pasien lain diruangan ini yang selama ini belum F kenal. Mau bercakap-cakap dengan beberapa orang? mari kita buat jadwalnya. Minggu depan saya kemari lagi. Kita aakan berbincang-bincang tentang berpengalaman F bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap dengan topik tertentu. Waktunya seperti sekarang ini saja saya ya dan bertempatnyaa disini saja. F setujukan?

Page 18: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL

No Kemampuan / KompetensiA Kemampuan Merawat Pasien1

(SP1)1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial (teman yang

disukai, yang tidak disukai, alasan)2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi

dengan orang lain 3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak

berinteraksi dengan orang lain4. Mengajarkan pasien berkenalan dengan satu orang5. Mengajukan pasien memasukan kegiatan berbincang-

bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

2(SP2)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan

cara berkenalan dengan satu orang3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-

bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian

3(SP3)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang

atau lebih3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan harian

B Kemampuan Merawat Keluarga1

(SP1)1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien isolasi sosial2. Mejelaskan pengertian, tanda, dan gejala isolasi sosial yang

dialami pasien beserta proses terjadinya3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial (cara

berkenalan dengan orang lain 2

(SP2)1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien

dengan isolasi sosial 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien isolasi sosial3

(SP3)1. Membantu keluarga membuat jadwal akivitas dirumah

termasuk minum obat2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan

Page 19: BUKU Jiwa

5. GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Latihan 1: Pertemuan pertama dengan pasien halusinasi :

Orientasi:

Selamat pagi Kak.Saya perawat yang akan merawat Kakak.Nama saya....senang di panggil..setiap hari selama tiga minggu ini saya akan kemari.Nama Kakak siapa?senang di panggil apa?.Bagaimana perasaan kak Min hari ini? Apa keluhan kak Min saat ini?. Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini kak Min dengar tapi tidak tampak wujudnya? Dimana kita duduk? Di ruang perawat? Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?

Kerja :Apakah kak Min mendengar suara tanpa wujud? Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang sering kak Min dengar suara? Berapa kali sehari kax Min alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang kax rasakan pada saat mendengar suara itu? Dan apa yang kakak lakukan? Dan apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?

Terminasi :Bagaimana perasaan kak Min setelah kita bercakap-cakap?. Jadi suara-suara itu yang mengejek kakax, suara itu terus-menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan kakak merasa kesal. Kak sebelum kita bertemu besok, coba perhatikan apakah suara-suara itu masih terjadi?. Besok kita akan mulai latihan cara-cara mencegah suara yang muncul itu. Mau berapa lama? Bagaimana kalau seperti saat ini, jam 10.00 pagi? Sampai jumpa. Selamat pagi.........

Latihan 3. Melatih menghardik halusinasi

Orientasi :Selamat pagi pak Kak Min. Bagaimana perasaan kakak pagi ini? Apakah kakak masih mendengar suara-suara seperti yang kemarin kita diskusikan? Sesuai dengan janji sebelumnya, hari ini kita akan belajar salah satu cara untuk mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu dengan menghardik. Kita akan berlatih selama 20 menit. Setuju Kak?

Kerja :Begini kak Min, untuk mengendalikan diri, walaupun suara-suara tetap muncul Kakak bisa lakukan dengan cara menghardik suara-suara tersebut. Caranya sebagai berikut : saat suara-suara itu muncul, langsung Kakak bilang, pergi.... saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba kakak peragakan. Nah begitu...bagus. coba lagi. Ya kakak sudah bisa.

Terminasi :Bagaimana perasaan kak Min setelah latihan tadi? Kalau suara-suara muncul lagi, silakan coba cara tersebut. Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? Masukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien. Besok siang saya akan latihan cara kedua untuk mencegah suara-suara. Selamat pagi kak Min.

Page 20: BUKU Jiwa

Latihan 4: melatih pasien bercakap-cakap saat halusinasi muncul

Orientasi :Selamat siang, bagaimana perasaan kak Min hari ini? Apakah suara-suaranya masi muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Bagus, sesuai janji kita hari ini kita akan latihan cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit disini. Siap kak Min?

Kerja :Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau kakak mulai mendengar suara-suara, langsung saja kakak mencari teman yang bisa untuk diajak mengobrol. Minta teman atau perawat untuk mengobrol dengan kakak. Contohnya begini : ......tolong, saya mulai mendengar suara-suara, ayo ngobrol dengan saya..Begitu Kak Min. Coba kak min lakukan seperti saya tadi lakukan. ya bagus. Bagus....

Terminasi :Bagaimana perasaan kakak setelah latihan tadi? Jadi sudah ada berapa cara yang kakak pelajariuntuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah cara kedua ini kalau suara-suara itu muncul lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan kakak. Besok sore saya akan kemari untuk latihan cara yang ketiga yaitu menjadwalkan kegiatan kita. Selamat siang kak Min.

Latihan 5. Membantu pasien melaksanakan aktivitas terjadwal

Orientasi :Selamat sore kak Min, bagaimana perasaan kakak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Bagus. Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu membuat jadwal kegiatan kakak dari bangun tidur pagi sampai bangun tidur malam. Ini blangko yang bisa kakak pakai, kita akan mengerjakan selama 1 jam. Disini ya kak.

Kerja :Apa saja yang bisa kakak lakukan? pagi-pagi apa kegiatan, terus jam berikut (terus saja sampai didapatkan kegiatan sampai malam) Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan ini hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali kakak bisa lakukan. kegiatan ini dapat kakak lakukan untuk mencegah suara-suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi :Bagaimana perasaan kak Min setelah kita bercakap-cakap cara ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali. Coba sbutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian kakak. Coba lakukan sesuai jadwal ya. Besok kita akan membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 pagi? Sampai jumpa.

Page 21: BUKU Jiwa

Latihan 6. Pendidikan kesehatan penggunaan obat

Orientasi :“Selamat pagi kak Min, bagaimana perasaan kakak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dilakukan tiga cara yang telah kita latih? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi ini sudah minum obat?. Baik, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang kak Min minum. Kita akan mendiskusikan selama 30 menit. Disini saja ya kak.”

Kerja :“Kak Min adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Bapak/Ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Barapa macam obat yang kak Min minum? (perawat menyiapakan obat pasien ) ini yang warnanya orange (CPZ) 3 kali sehari jam 07.00, 13.00, dan 19.30 gunanya untuk menghilangkan suara. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari jamnya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jamnya sama gunanya untuk pikiran tenang. Kalau suara-suaranya sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasi dengan dokter, sebab kalau putus obat, kakak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat sudah habis kakak bisa kontrol ke puskesmas atau datang ke poliklinik rumah sakit ini untuk mendapatkan obat lagi. Untuk 2 hari sebelum obat habis diharapkan kakak sudah kontrol. Kakak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, pastikan obatannya benar punya kakak. Jangan keliru dengan obat orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada jamnya. Kakak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali diminum, dan cukup harus minum 10 gelas per hari.

Terminasi :“Bagaimana perasaan kak Min setelah bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan. Bagus (jika jawabanya benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan kakak. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat dan keluarga jika dirumah. Besok sore kita ketuma lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?bagaimana kalau jam 17.00 sampai jumpa.”Selamat pagi

Latihan 7. Pendidikan kesehatan keluarga pasien halusinasi

Pertemuan I: Menjelaskan Masalah Pasien

Orientasi :“Assalamualaikum bapak/ibu. Saya... perawat yang yang merawat anak bapak/ibu. Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apa pendapat bapak/ibu tentang anak bapak/ibu? Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak bapak/ibu alami dan bantuan apa yang bapak/ibu bisa berikan. Kita mau diskusikan dimana? Berapa lama?”

Kerja :“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak bapak/ibu? Ya,gejala yang dialami oleh anak bapak/ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bedanya. Tanda-tandanya bicara sendiri dan tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab. Jadi kalau anak bapak/ibu mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya itu tidak ada. Kalau anak bapak/ibu melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada. Kalau kondisi seperti itu bakak/ibu jangan

Page 22: BUKU Jiwa

menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan anak bapak/ibu. Dengarkan saja. Katakan bahwa bapak/ibu tidak mendengar suara dan tidak melihat bayangan itu. Ya bagus seperti itu.”

Terminasi :“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi? Coba bapak/ibu ulangi lagi apa masalah yang dihadapi oleh anak bapak/ibu? Bapak/ibu, kalau anaknya mendengar suara-suara atau melihat bayangan-bayangan, cobalah untuk menerapkan cara tidak menyokong atau menyanggah halusinasinya. Minggu depan saya akan kemari lagi untuk mendiskusikan tentang cara merawat anak bapak/ibu yang mengalami halusinasi.”Selamat pagi, bapak/ibu...................

Latihan 8. Pendidikan kesehatan keluarga pasien halusinasi

Pertemuan II. Melatih Keluarga Merawat Pasien pada Halusinasi

Orientasi :“Assalamualakum bapak/ibu. Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Apakah X masih terlihat bicara sendiri? Sesuai janji kita minggu yang lalu, hari ini kita akan berdiskusi bagaimana cara menangani X yang mengalami halusinasi. Mau berapa jam lama? Di mana enaknya berdiskusi? Bagaimana kalau di ruang tamu?

Kerja :“Kalau X mengalami halusinasi apa yang dilakukan oleh bapak/ibu? Bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku X? Apakah halusinasinya berkurang? Ada berapa cara untuk membantu X mengatasi halusinasinya.

Cara-cara tersebut meliputi:Jangan membantah pertanyaan X atau mendukung halusinasinya. Katanya saja bapak/ibu percaya bahwa X memamng benar mendengar suara atau melihat bayangan-bayangan, tetapi bapak/ibu sendiri tidak mendengar suara atau melihat bayangan-bayangan, tetapi bapak/ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya. Saya sudah melatih anak bapak/ibu untuk menerapkan 4 cara untuk mengatasi halusinasi yaitu menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan yang terjadwal makan obat secara teratur. Berikan pujian dan dorong untuk melaksanakanya. Jangan biarkan anak bapa/ibu melamun, karena melamun halusinasi akan muncul lagi.Upayakan ada orang yang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan malam, sholat bersama-sama. Bantu anak bapak/ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, apakah anak bapak/ibu bercakap-cakap dan suruh dia menghardik sura tersebut.”

Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap? Coba bapak/ibu sebutkan lagi empat cara membantu anak bapak/ibu mengatasi halusinasinya. Dalam seminggu ini cobalah pantau anak bapak/ibu menerapkan cara-cara mandi. Minggu depan saya akan kemari untuk melatih bapak/ibu berkomunikasi dengan anak bapak/ibu. Saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi.”

Page 23: BUKU Jiwa

Latihan 9. Pendidikan kesehatan keluarga pasien halusinasi

Pertemuan Keluarga III: Melatih Keluarga Praktek Merawat Pasien

Orientasi :Assalamualakum. Bagaimana perasaan bapak/ibu pagi ini? Apakah anak bapak/ibu sudah menerapkan 3 cara mengontrol halusinasi? Bagaimana minum obatnya? Apakah halusinasinya masih sering muncul? Pagi ini kita akan berdikusi tentang fasilitas kesehatan yang bisa bapak/ibu gunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak bapk/ibu. Mau dimana kita berdiskusi? Berapa lama? Bagaimana kalau setengah jam di ruang tamu ini.”

Kerja :“Selama ini kemana bapak/ibu membawa anak bapak/ibu berobat? Ada berapa fasilitas kesehatan yang bisa membawa kita kepuskesmas terdekat yang ada di sini. Jika perilaku anak bapak/ibu tidak terkendali, misalnya mengamuk, menolak minum obat, maka segera telpon saya agar dibawa kerumah sakit jiwa (jika tidak ada kerumah sakit umum) agar mendapatkan penanganan yang baik. Bagaimana bapak/ibu? Ada yang mau ditanyakan? Bagus............

Terminasi :“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah mendapatkan penjelasan dari saya tadi? Coba bapak/ibu sebutkan lagi fasilitas kesehatan yang bisa bapak/ibu pergunakan untuk mengatasi jika ada masalah pada anak bapak/ibu. Tetap jangan lupa membantu anak bapak/ibu melakukan kegiatan sesuai jadwal. Saya akan kembali minggu depan untuk mendiskusikan masalah lain yang dihadapi oleh anak bapak/ibu.”

Page 24: BUKU Jiwa

SRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN HALUSINASI....

NO Kemampuan Pasien dan KeluargaA Pasien

Sp 11 Mengidentifikasi jenis halusinasi2 Mengidentifikasi isi halusinasi3 Mengidentifikasi waktu halusinasi4 Mengidentifiksi frekuensi halusinasi5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi6 Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi8 Menganjurkan pasien memasukan cara menghardik halusinasi

jadwal kegiatan harianSp 2

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara

bercakap-cakap dengan orang lain3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harianSp 3

1 Mengevalusai jadwal kegiatan harian pasien2 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan

kegiatan yang bisa dilakukan di rumah sakit3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harianSp 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat

secara teratur3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harianB Keluarga

Sp 11 Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam perawatan

pasien2 Menjelaskan pegertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis

halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasiB Keluarga

Sp 21 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan

halusinasi2 Melatih keluarga melakukan cara langsung kepada pasien

halusinasiSp 3

1 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat(discharge planning)

2 Menjelaskan follow up dan rujukan

Page 25: BUKU Jiwa

6. GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

I. Tindakan keperawatan untuk pasien

Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham pasien. Peragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini

Kerja :“Saya mengerti ibu B merasa bahwa ibu B adalah seorang diplomat Rusia, tapi sulit bagi saya untuk mencapainya karena setahu saya diplomat tidak di sini tempatnya, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?” .“Ibu, ibu B ada tempat yang aman, saya akan selalu menemani ibu B”. “Wah .. warna baju apa yang ibu B kenakan hari ini cocok sekali dengan warna kulit ibu B”. “Apa saja yang ibu B harapkan selama ini, bisa ibu B ceritakan kepada saya”. “Bagus sekali, ibu B dapat menceritakan harapan ibu B”

Terminasi :“Bagaimana perasaan ibu B setelah berbincang-bincang dengan saya?”. “Apa saja yang telah kita bicarakan? Bagus”. “Bagaimana kalau saya datang kembali kerumah ibu B dua hari yang akan datang?”. “Jam berapa sebaiknya saaya datang kembali?”. “Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”. “Bagaimana kalau nanti kita bicarakan tentang hobinya ibu B?”. “ Nah selama dua hari tidak bertemu ini coba ibu B ingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu B.”

Latihan 2. Memberikan tindakan keperawatan kepada pasien waham Peragakan kepada pasangan anda komunikasi berikut ini.

Orientasi :“Selamat pagi ibu B, sesuia dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi”. “Apakah ibu B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran ibu B?”. “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”. “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi ibu B tersebut?”. “Berapa lama ibu B mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

Kerja :“Apa saja hobi ibu B?”. “Wah.., rupanya ibu B pandai menari seudati ya,tidak semua orang bisa menari seperti itu lho ibu B?”. “Bisa ibu B menceritakan kepada saya kapan pertama kali ibu B belajar menari Melayu, siapa yang dulu mengajarkan kepada ibu B, dimana?”. “Bisa ibu B peragakan kepada saya bagaimana menari Melayu itu?”. “Wah.. bagus sekali tarian Melayu ibu B”. “Bagaimana kalau sekarang ibu B teruskan kemampuan menari Melayu tersebut...”

Latihan 3. Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benarPeragakan kepada pasangan anda kumunikasi di bawah ini.

Orientasi :“Assalamualaikum B,sesuai dengan janji saya yang lalu sekarang saya datang lagi.”“Bagaimana B sudah di coba latihan menarinya? Bagus sekali”.“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang B minum?. “Dimana kita berbicara?” “Berapa lama B mau kita berbicara?”

Page 26: BUKU Jiwa

Kerja :“Ibu B perlu minum obat lagi agar pikirannya tenang, tidurnya juga tenang”“Obatnya ada tiga macam ibu B, yang warna oranye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus B minum 3 kali sehari jam 7 pagi, siang jam 1 siang, dan jam 7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut ibu B terasa kering, untuk membantu mengatasinya B bisa mengisap-isap es batu”. “Bila terasa mata berkunang-kunang, ibu B sebaiknya istirahat dan jangan beraktifitas dulu”. “Sebelum minum ini, ibu B tertulis di situ, berapa dosis yang kamu minum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”.“Ibu B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus ibu B minum dalam waktu yang lama. Sebaiknya ibu B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Terminasi :“Bagaimana perasaan ibu B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang ibu B minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”. “Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan ibu B. Jangan lupa minum obatnya dan melakukan kegiatan yang lain”. “Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu B ya?”

II. Tindakan keperawatan yang ditunjukkan untuk keluargaOrientasi :“Selamat pagi pak/buk, perkenalkan saya suster Sridari rumah sakit jiwa. Saya adalah perawat yang merawat ibu B. Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu hari ini. Selama 30 menit kedepan kita membicarakan tentang bagaimana cara merawat B di rumah?”“Dimana kita baiknya bercakap-cakap?”

Kerja :“Pak, Bu, dalam menhadapi sikap ibu B yang Selalu mengaku-ngaku sebagai seorang diplomat Rusia, bapak dan ibutidak perlu khawatir. Yang harus Bapak dan Ibu perhatikan adalah setiap kali Ibu B berkata seperti itu Bapak dan Ibu dapat menanggapinya dengan: “kami mengerti ibu B merasa bahwa ibu B adalah seorang diplomat rusia, tapi sulit bagi kami untuk mempercayai karena setahu kami diplomat Rusia tempatnya di konsulat Rusia, bisa kita lanjutkan pembecaraan kita tentang kemampuan-kemampuan yang pernah ibu B miliki?’. “Bapak /Ibu dapat bercakap-cakap dengan ibu B tentang kebutuhan yang diinginkan ibu B, misalnya: “bapak Ibu percaya ibu B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada kami. Ibu B kan punya kemampuan......”(kemampuan yang pernah dimiliki oleh ibu B) “Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika ibu B mau mencoba berikan Pujian)“Lalu Bapak dan Ibu juga harus lebih sering memnuji ibu B jika ia melakukan hal-hal yang baik ya”.“Hal-hal ini ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan ibu B”.“Pak/Bu, ibu B juga perlu minum Obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan penyakit ibu B kambuh kembali (libatkan keluarga)

Terminasi :“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita bercakap-cakap saat memberikan penjelasan tentang obat kepada ibu B). Bicarakan tentang cara merawat ibu B dirumah?”.“Setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong bantu ibu B untuk minum obat sesuai yang saya ajarkan tadi.”“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang di tampilkan oleh ibu B, misalnya: mengaku sebagai diplomat Rusia terus menerus dan tidak memperhatikan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi Bapak Ibu dapat menghubungi puskesmas terdekat atau membawa ibu B kerumah sakit.

Page 27: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN WAHAM......

No Kemampuan / KompetensiA Kemampuan Merawat pasien1

(SP1)1. Membantu orientasi realita2. Mendiskusikan kebtuhan yang tidak terpenuhi3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya4. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan

harian2

(SP2)1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki3. Melatih kemampuan yang dimiliki

3(SP3)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat

secara teratur3. Mengajukan pasien memasukan dalm jadwal kegiatan harian

B Kemampuan merawat keluarga1

(SP1)1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis

waham yang dialami pasien beserta proses tejadinya3. Mejelaskan cara-cara merawat pasien waham

2(SP2)

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham

3(SP3)

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila pasien kembali ke rumah

Page 28: BUKU Jiwa

7. PERILAKU KEKERASAN

Latihan 1. Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan serta akibatnya.Peragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini

Orientasi :“Assalamualaikum Kak, perkenalkan nama saya suster E. “saya yang akan merawat Kakak selama Kakak dirawat diruangan ini”. “Nama kakak siapa, senang di panggil apa?”. “Bagaimana perasaan kakak St saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”.“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab Kakak marah”.“Berapa lama Kakak St mau kita berbincang-bincang?”. “Di mana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Kakak St?”

Kerja :“Apa yang menyebabkan Kakak St marah? Apakah sebelumnya Kakak St pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab Kakak St marah. “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti kesal pada Ibunya Kakak St karenan selalu menasehati Kakak St.” “Apakah Kakak St merasakan kesal kemudian dada Kakak St berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”. “Setelah itu apa yang Kakak St lakukan? O..iya, jadi Kakak St membentak dan memukul ibu Kakak St. Apakah dengan cara ini Kakak St merasa Puas dan senang melihat ibu Kakak St ketakutan dan menangis? Iya,tentu tidak. Apa kerugian cara yang Kakak St lakukan? Betul, ibu kakak jadi sakit dan ketakutan melihat kakak St. Menurut kakak St adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Kakak St belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

Terminasi :“Bagaimana perasaan Kakak St setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Kakak St?” “iya jadi ada 2 penyebab kakak St marah....(sebutkan) dan yang Kakak St rasakan...(sebutkan) dan yang kakak St lakukan...(sebutkan) serta akibatnya...(sebutkan).“Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab kakak St marah yang lalu, apa yang kakak St lakukan kalau marah yang belum kita bahas”“Baiklah kakak St, besok siang saya akan datang lagi, kita bahas cara marah yang baik agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak di inginkan. Mau jam berapa ketemunya? Baik, jam 13.00 ya setelah makan siang. Sampai jumpa.

Latihan 2. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisikPeragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

Orientasi :“Assalamualaikum Kak St, sesuai dengan janji kita saya kemarin sekarang saya datang lagi” “Bagaimana perasaan kakax St hari ini, adakah hal yang menyebabkan kakak St marah?”. “Baik, sekarang kita belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik”. “Dimana kita bicara? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja :Kalau ada yang menyebabkan kakak St marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, kakax St dapat melakukan : tarik naps dalam dan pukul kasur an bantal”. “Mari kita coba latihan tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah , lakukan 5

Page 29: BUKU Jiwa

kali. Bagus sekali, kakak St sudah dapat melakukan”. “Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana tempat tidur kakak St? Jadi kalau nanti kakak St kesal dan ingin marah, langsung ke tempat tidur dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah,coba kakak St lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali kakak St dapat melakukannya dengan benar”. “Sekarang kita buat jadwalnya ya kak St, mau berapa kali sehari kakak St latihan memukul, mau berapa kali sehari kakak St latihan memukul kasur dan bantal serta tarik napas dalam ini?”

Terminasi :“Bagaimana perasaan kakak St setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba kakak St sebutkan lagi”“Mari kita masukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari kakak St. Tarik napas dalam mau jam berapa? Pukul kasur dan bantal mau jam berapa?. Baik jadi tarik napas dalam jam..... dan jam.... Pukul kasur bantal jam...... dan jam.... Lalu kalau ada kegiatan marah, gunakan kedua cara tadi ya kak St”.“Besok pagi saya akan kembali dan kita latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa kak St? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”

Latihan 3. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial verbalperagakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini

Orientasi :“Assalamualaikum kak St, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi” “Bagaimana kak St, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan memukul kasur dan bantal?. Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?’’“Bagaimana kalau sekarang kita latihan bicara yang baik bila sedang marah?” Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”. “Berapa lama kakak St mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”. “Berapa lama Kakak St mau beribincang-bincang tentang hal tersebut?”

Kerja :“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada 3 caranya kakak St:1. Meminta dengan baik tanpa dengan marah dengan nada suara yang rendah serta

tidak mengundang kata-kata kasar, misalnya : “Bu, tolong berikan saya uang Rp. 15000, saya mau beli bedak.” Coba kakak St praktekkan. Bagus kak St”.

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan kakak St tidak ingin melakukannya, katakan : “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba kakak praktekkan. Bagus kak St.

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal kakak St dapat mengatakan: “Kalau kamu berbuat seperti itu lagi, saya akan menjadi marah”. Coba praktekkan kak St. Bagus ..”

Terminasi :“Bagaimana perasaan kakak St setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba kakak St sebutkan lagi cara berbicara yang baik yang telah kita pelajari” “bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari kakak St mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?. Coba masukkan dalam latihan sehari-hari, misalnya meminta obat,uang dll”.“Besok siang saya akan mengunjungi kakak St lagi ya?”. “Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, kakak setuju?”. “Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah kakak St yaitu dengan cara ibadah, kakak St setuju?”

Page 30: BUKU Jiwa

Latihan 4. Latihan mengontrol perilaku secara spiritualPeragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini.

Orientasi :“Assalamualaikum kak St, sesuai dengan janji saya yang kemarin sekarang saya datang lagi”. “Bagaimana kak St, sudah dilakukan latihan tarik naps dalam, pukul kasur dan bantal dan bicara yang baik?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”. “Bagaimana kalau saya sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah kakak St yaitu dengan ibadah?.“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”. “Berapa lama kakak mau berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

Kerja :“Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang bisa kakak St lakukan. bagus,“Nah, kalau kakak St sedang marah coba kakak St langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. “Kakak St bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan”.

Terminasi : “Bagaimana perasaan kakak St setelah kita becakap-cakap tentang yang ketiga ini?”“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwalkegiatan kakak St. Mau berapa kali kakak St sholat. Baik kita masukkan sholat.... dan .... (sesuaikan kesepakatan pasien)“Dua hari lagi saya akan datang lagi, nanti bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan yang susah kakak dapat. Mau jam berapa kak St? Seperti sekarang saja , jam 10 ya?”. “Coba kakak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat kakak St lakukan bila kakak St merasa marah”. “Besok pagi saya akan mengunjungi kakak t lagi ya?”. “Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, kakak St setuju?”“Setelah Ini coba kakak St lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi” “nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa amarah kakak St, setuju kakak St?”

Latihan 5. Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obatPeragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini.

Orientasi :“Assalamualakum kak St, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi” “bagaimana kak St, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat dan baca do’anya? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat cek list kegiatannya.”“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”. “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”“Berapa lama kakak St mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”.“Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat”.

Kerja:“Kakak St sudah dapat obatkan selam dirawat di rumah sakit ini?”“Kakak St perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”.“Obatnya ada tiga macam kak St,yang warnanya orange namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus kakak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.“Bila nanti setelah obat mulut kakak St terasa kering, untuk membantu mengatasinya kakak bisa mengisap-isap es batu”. “Bila terasa berkunang-kunang, kakak St sebaiknya istirahat dan jangan b beraktifitas dulu”.“Sebelum minum obat ini kakak

Page 31: BUKU Jiwa

St lihat dulu lebel di kotak apakah benar nama kakak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?”. “Jangan perna menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya kak St?”. “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwall ya kaka St”.

Terminasi :Bagaimana perasaan kakak St setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”. “Coba kakak St sebutkan lagi cara minum obat yang benar”“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baiklah kak St, besok sore jam 17.00 saya akan datang kembali untuk melihat sejauh mana kakak St melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”

Latihan 6. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan dirumahPeragakan kepada pasangan anda komunikasi di bawah ini.

Orientasi :“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster E, saya perawat dari rumah sakit jiwa, saya yang merawat kakak (pasien). Nama ibu siapa, senang di panggil apa?”. “Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan kakak St marah dan cara mengatasinya?”. “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang, bu?”

Kerja :“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan denagn benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. “Yang menyebabkan anak ibu marah dan ngamuk adalah karena kakak St merasa ibu membanding-bandingkan dirinya dengan saudaranya yang lain.” .“Kalau nanti wajah kakak St tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya kakak St sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan marah-marah dan berteriak”. “Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar kakak St seperti gelas, pisau.”“Bila kakak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas terdekat atau rumah sakit setelah sebelum diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat kakak ya bu, lakukan dengan cara tidak menyakiti dan dijelaskan mengikat yaitu agar kakak tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan”.“Nah bu, Ibu sudah taukan apa yang telah saya ajarkan kepada kakak St bial tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa batu kakak St dengan cara meningkatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secar fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.“Kalau kak St bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu.”

Terminasi :“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat kak St?” “Coba ibu sebutkan lagi cara merawat kak St dirumah”. “Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk kak St ya bu”“Kalau kak St sudah kembali kerumah dan masih sering marah-marah bahkan sampai memukul atau merusak barang, ibu dapat menghubungi saya dirumah sakit jiwa atau nomor ini 0814xxxxxxxx, karena dalam kondisi seperti itu kak St sudah butuh bantuan lebih lanjut”.

Page 32: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN

No Kemampuan/KompetensiA Kemampuan Merawat Pasien1

(SP1)1. Mengidentifikasi penyebab PK2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK3. Mengidintifikasi PK yang dilakukan4. Mengidentifikasi akiabat PK5. Menyebutkan cara mengontrol PK6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara megontrol

fisik I7. Mengajukan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

2(SP2)

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II3. Mengajukan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian3

(SP3)1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal3. Mengajukan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian4

(SP4)1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual3. Mengajukan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian B Kemampuan Merawat Keluarga1

(SP1)1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien2. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses

terjadinya PK3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK

2(SP2)

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK

3(SP3)

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien dan melakukan rujukan

Page 33: BUKU Jiwa

8. RESIKO PERILAKU BUNUH DIRI

Latihan 1. Percakapan untuk pengkajian pasien resiko bunuh diri

Orientasi :“Assalamualaikum S kenalkan nama saya adalah perawat A.”.“Bagaimana perasaan S hari ini?”“Saya akan menemani S dan bercakap-cakap tentang apa yang S rasakan selama ini. Bagaimana S? Dimana dan berapa lama kita bicara?”

Kerja :“Bagaimana perasaan S setelah peristiwa pemerkosaan itu? Apakah dengan kejadian ini S merasa paling menderita di dunia ini? Apakah S merasa kehilangan kepercayan diri? Apakah S merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah S berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunih diri atau berharap bahwa S sudah mati? Apakah S pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang S rasakan?”

Terminasi :Terminasi dilakukan setelah tindakan keperawatan untuk melindungi pasien selesai dilakukan.

Latihan 2. Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Orientasi :“Assalamualakum, S”.Bagaimana perasaan pagi ini?”.“Saya akan menemani S selama 25 menit ke depan” Bagaimana kalau kita duduk-duduk di ruangan kamu ini saja?”

Kerja :“Saya perlu memeriksa ruangan S ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan kamu”.“Setelah hampir setengah jam saya menemani S, apakah saat ini S masih memiliki keinginan untuk bunuh diri.” “Nah S, karena S tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup S, maka saya tidak akan membiarkan S sendiri.”.“Saya mau tanya, apakah S hari ini sudah minum obat? Kalau belum, saya akan bantu S untuk minum obat”

Terminasi :“Kalau S butuh pertolongan jangan malu untum meminta bantuan kepada perawat yang ada di rungan ini.” “Saya akan terus memantau keadaan S. Saya juga akan terus merawat S selama S masih ada dirumah sakit ini, sampai saya benar-benar yakin S aman dan tidak melukai diri sendiri.”

Latihan 3. Percakapan melindungi pasien dari resiko bunuh diri

Orientasi :Assalamualaikum S! Bagaimana perasaan S hari ini? O.. jadi S tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah S ada perasaan ingin bunuh diri? Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana ?

Page 34: BUKU Jiwa

Kerja :“Apa yang S lakukan kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya S harus langsung minta bantuankepada perawat. Jadi jangan S diamkan bila keinginan bunuh diri itu muncul kepada perawat. Jadi jangan S diamkan bila keinginan bunuh diri itu muncul ya..” Katakan kepada perawat jika ada dorongan mengakhiri kehidupan. Perawat akan segera membantu kamu untuk mengatasi masalah yang kamu hadapi.

Orientasi :Bagaimana perasaan S stelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang telah kita bicarakan tadi? Bagus S. Kalau masih ada perasaan/dorongan bunuh diri, kamu dapat memanggil perawat diruangan ini. Besok kita akan bertemu lagi untuk membicarakan tentang hal-hal yang patut kita syukuru.”

Latihan 4. Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien

Orientasi:Assalamualaikum S! Bagaimana perasaan S hari ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, hari ini kita akan memebahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih S miliki. Mau berapa lama? Di mana?”

Kerja :“Keluarga masih membutuhkan S. Coba S ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan S. “ingat ya S bahwasanya manusia itu tidak ada yang sempurna, masing-masing punya pengalaman hidup baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. “keadaan yang bagaimana yang membuat S merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan S masih ada yang baik yang patut S syukuri dan kamu harus selalu tetap semangat.” Coba S sebutkan kegiatan apa yang masih dapat S lakuakan selama ini.

Terminasi :Bagaimana perasaan S setelah kita becakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang S patut syukuri dalam hidup S? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalamkehidupan S jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (affirmasi). Bagus S. Coba S ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih S miliki dan perlu di syukuri! Seperti biasa besok pagi jam 10.30 kita akan bertemu lagi untuk membahas tentang mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah. Tapi kalau ada yang tidak terkendali panggil saya ya!”

Latihan 5. Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan paien dalam menyelesaikan masalah

Orientasi :Assalamualaikum S, bagaimana perasaan hari ini? Apa lagi hal-hal positif yang perlu di syukuri? Bagus! Hari ini kita kan mendiskusikan tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mau berapa lama? Dimana?

Kerja :Selain ingin bunuh diri, apakah S memiliki cara lain untuk mengatasi masalah? Oh jadi sebenarnya ada berapa cara lain untuk mengatasi masalah. Nah, coba kita diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut S cara yang mana? Ya,saya setuju. S bisa di coba!

Page 35: BUKU Jiwa

Terminasi :Bagaimana perasaan S, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah yang S akan gunakan? Coba dalam satu minggu ini, S menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih S tadi. Minggu depan kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman S menggunakan cara yang dipilih.

Latihan 6. Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga berisiko bunuh diri.

Orientasi :“Assalamualaikum bapa/ibu. Bagaiamana keadaan anak bapak/ibu?”. “Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan melindungi S”“Dimana kita akan diskusi. Berapa lama bapak/ibu punya waktu untuk diskusi?”

Kerja :“Apa yang bapak/ibu lihat perilaku atau ucapan?”. “Bapak/ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukkan tanda melalui percakapan misalnya “saya tidak ingi hiduplagi, orang lain lebih baik tanpa saya. Apakah S perna mengatkannya?”.“Kalau bapak/ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka sebaiknya bapak/ibu mendengarkan ungkapan perasaan dari pengawasan S ditingkatkan, jangan biarkan dia sendirian dirumah atau jangan biarkan mengunci diri di kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang akan di gunakan untuk bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan pengawasan dan meningkatkan pengawasandan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Katakan bahwa bapak/ibu sayang pada S. Katakan juga hal-hal yang masih dapat di banggakan dari S!. “Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak/ibu mencari bantuan orang lain. Apa bila tidak diatasi segeralah rujuk ke puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, bapak/ibu perlu membantu agar S terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.

Terminasi : “Bagaimana pak/bu? Ada yang mau ditanyakan? Bapak/ibu dapat ulangi kembali cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri ini?”“Ya, bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh diri segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan datangtentang cara-cara meningkatkan harga diri S dan penyelesaian masalah”“Bagaimana bapak/ibu setuju?” kalau demikian sampai bertemu lagi minggu depan di sini.

Page 36: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

No Kemampuan / KompetensiA Kemampuan Merawat Pasien1

(SP1)1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan

pasien2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan

pasien3. Melakukan kontrak treatment4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

2(SP2)

1. Mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki klien2. Membantupasien untuk befikir positif terhadap diri3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu

yang berharga3

(SP3)1. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien2. Menilai pola koping yang bisa dilakukan3. Mengidentifikasi pola koping yang terkontruksi4. Mendorong pasien memilih pola koping yang terkontruksi 5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping kontruksi

dalam kegiatan harian4

(SP4)1. Membuat rencana masa depan yang realitas bersama pasien2. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang

realistis3. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam

rangka meraih masa depan yang realistisB Kemampuan Merawat Keluarga1

(SP 1)1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala resiko bunuh

diri,dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri2

(SP2)1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien

dengan resiko bunuh diri2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada

pasien risiko bunuh diri3

(SP3)1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah

termasuk minum obat2. Menjelaskan follow up pasien dan rujukan

Page 37: BUKU Jiwa

9. ANSIETAS

Orientasi :“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya S, panggil saya suster S, saya perawat yang akan merawat Ibu selama Ibu dirawat di ruangan ini.” “Nama ibu siapa, suka di panggil apa?”.“Bagaiamana perasaan ibu A hari ini? Ibu A masih merasa cemas ya?” “Baiklah ibu, selama 25 menit kedepan saya akan menemani ibu dan kita akan berbicang-bincang tentangperasaan yang ibu rasakan.” “Bagaimana kalau disini saja y Ibu?”

Kerja :“Apa yang ibu rasakan?, “Bagaimana perasaan itu muncul?” “Apa yang biasanya ibu lakukan jika perasaan cemas itu muncul?” “Oh, jadi ibu tiduran saja di tempat tidur sambil miring ke kiri dan ke kanan dan tidak banyak bicara jika perasaan cemas itu muncul.” “Adakah hal-hal yang ibu pikirkan sebelumnya?” “Jadi ibu merasa cemas memekirkan penyakit ibu.” “Ibu khawatir dengan penyakit ibu sekarang ini” “Ibu khawatir kalau ibu menderita penyakit jantung” Apa yang dikatakan dokter tentang peyakit ibu. Oh kalau begitu ibu tidak menderita sakit jantung seperti yang ibu khawatirkan. Ibu hanya terlalu capek bekerja dan perlau istirahat. “Apakah ibu sebelumnya sering merasakan jantung berdebar-debar? Wah, baik sekali, berarti dulu ibu mampu mengatasi permasalahan tidak nyaman tersebut. “Apakah ada cara lain yang ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tidak nyaman” “Baiklah bu, saya akan mengajarkan Ibu satu cara mengatasi perasaan tidak nyaman itu dengan mengalihkan ke hobi atau kegiatan ibu yang senangi seperti mendengarkan musik, atau menonton lawak di televisi. Kegiatan tersebut merupakan cara untuk menukar suasana dan akhirnya dapat menurunkan kecemasan ibu. “Apa hobi ibu?” oh, ibu senang memasak!” “Nah, ibu bisa mencoba beberapa resep makanan yang baru yang nantinya akan ibu sajikan kepada suami atau anak-anak ibu. Pasti keluarga ibu senang dan memuji ibu.”

Terminasi :“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”. Baiklah ibu, besok pagi jam 10.00 saya akan datang lagi menemui ibu. Besok pagi saya akan mengajarkan cara lain untuk mengatasi rasa cemas dengan latihan relaksasi.” “Sekarang saya permisi dulu ya bu”Selamat pagi

Page 38: BUKU Jiwa

STRATEGI PERTEMUAN PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS

No KemampuanPasienSp 1

1 Menyebutkan penyebab ansietas2 Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas3 Menyebutkan perilaku terkait ansietas4 Melakukan teknik pengalihan situasi

Sp 21 Melakukan teknik tarik napas dalam

Sp 31 Melakukan teknik mengerutkan dan mengendurkan otot

Sp 41 Melakukan teknik 5 jari

KeluargaSp 1

1 Menyebutkan pengertian ansietas2 Menyebutkan gejala dan tanda ansietas3 Menyebutkan penyebab ansietas

Sp 21 Menyebutkan latihan relaksasi

Sp 31 Melatih klien melakukan teknik pengalihan situasi2 Melatih klien melakukan teknik tarik napas dalam3 Melatih klien teknik mengerutkan dan mengendurkan otot4 Melatih klien teknik lima jari

Sp 41 Menyebutkan perilaku pada klien yang perlu segera dirujuk2 Menyebutkan cara merujuk