LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST) PRAKTEK KERJA PROFESI MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI BANGSAL PENYAKIT DALAM “CKD, Stroke Non Haemoragik, Anemia” Oleh: META EMILIA SURYA DHARMA, S.Farm (14411012067) NUR IDIANI ISLAMI, S.Farm (14411012029) PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI 0
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST)PRAKTEK KERJA PROFESI
MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALASDI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
BANGSAL PENYAKIT DALAM
“CKD, Stroke Non Haemoragik, Anemia”
Oleh:
META EMILIA SURYA DHARMA, S.Farm (14411012067)
NUR IDIANI ISLAMI, S.Farm (14411012029)
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKERFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALASPADANG
2015
0
BST (Bed Side Teaching)
I. ILUSTRASI KASUS
Pasien laki-laki dengan keluhan badan kaku di bagian kanan, tidak bisa bicara, muntah,
sesak nafas, pusing, nafsu makan menurun, sakit kepala. Mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi. pernah dirawat selama 4 hari di RS. Yarsi Payakumbuh, kemudian dirujuk ke RSSN
Bukittinggi. Kondisi pasien ; tekanan darah 190/20 mmHg, suhu 36,5ºC, nadi 88/menit, dan
pernafasan 22/menit. Pasien didiagnosa CKD, Stroke non Haemoragik, Anemia.
1.1 Identitas Pasien
No. RM : 18011517/399767
Nama : NASRUL
Umur : 48 tahun
Ruangan : I.3 Kelas Interne
Alamat : Pyk utara
Diagnosis : CKD + stroke non haemoragik + anemia
1.2 Tanda Vital
TanggalTD
(mmHg)Nadi
(/menit)P
(/menit)S
(ºC)
18/1/2015 190/120 88 22 36,5
19/1/2015 210/120 86 22 36,6
20/1/2015 190/120
21/1/2015 160/110
1.3 Pengobatan
No.Nama Obat/ Dosis/ Aturan Pakai
Tanggal
18/1 19/1 20/1 21/1 22/1 23/1 24/1
1 Lasix V V V
2 Cefoperazine V V V
3 NaCl 0.9% V V V
4 Bicnat 3x1 - V V
5 Asam Folat 3x1 - V V
6 Amlodipin 1x 10 - V V
7 Candesartan 1x1 - V V
8 Citikolin inj 2x2 ampul - V V
9 Alinamin inj 1x1 - V V
10 Aspilet 1x1 - V V
11 CPG 1x1 - V V
12 Salakinase 2x2 cap - V V
13 Lansoprazole 2x1 - V V
14 Simvastatin - - V
15 Mecobalamin - - V
II. TINJAUAN OBAT
1. Lasix
Komposisi : Furosemida
Kelas Terapi : Diuretik loop
Mekanisme Aksi : Inhibisi reabsorpsi natrium dan klorida pada jerat Henle
menaik dan tubulus ginjal distal, mempengaruhi sistem
kotranspor ikatan klorida, selanjutnya meningkatkan
ekskresi air, natrium, klorida magnesium dan kalsium
Sediaan : Ampul
Dosis : I.M/I.V : 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali
sesuai kebutuhan dan ditingkatkan 20 mg/dosis sampai
tercapai efek yang diinginkan. Interval dosis yang umum :
6-12 jam; untuk edema paru-paru akut, dosis yang umum
digunakan adalah 40 mg, I.V selama 1-2 menit. Jika
belum tercapai respon, dosis ditingkatkan sampai 80 mg.
Gagal jantung refraktori: IV dosis 8 g/hari telah
digunakan. Pasien lanjut usia: IM, IV: Dosis awal : 20
mg/hari, ditingkatkan perlahan sampai mencapai respon
yang diharapkan.Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal:
gagal ginjal akut; dosis tinggi (lebih dari 1-3 g/hari
melalui oral/i.v) telah digunakan sebagai dosis awal untuk
mencapai respon yang diharapkan, dihindari untuk
keadaan oligouri.
Indikasi : Penanganan edema yang berhubungan dengan gagal
jantung koroner dan penyakit hati, diberikan tunggal atau
dalam kombinasi dengan antihipertensi pada penanganan
hipertensi.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain
dalam sediaan atau sulfonil urea, anuria, pasien koma
hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai
propofol, inhibitor protease, kuinidin, telitromisin dan verapamil.
Interaksi dengan makanan : konsentrasi serum simvastatin dapat
ditingkatkan jika digunakan dengan jus grapefruit ; hindari
penggunaan bersama dengan jus dalam jumlah besar ( >1 quart/hari,
1 quart = 0,9463 L).
Kontraindikasi : Pasien dengan penyakit hati yang aktif (tes fungsi hati abnormal
yang persisten), pada kehamilan dan menyusui.
Pemberian : Oral (berikan sekali sehari 1 tablet pada malam hari, karena produksi
kolesterol di hati meningkat pada malam hari).
11. Aspilet
Komposisi : Asam asetil salisilat 80 mg.
Kelas Terapi : Antiplatelet
Mekanisme Kerja : Aspilet mencegah agresi dan agregasi platelet dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase yang meningkatkan sintesa Thromboxane A2 dan prostasiklin. Thromboxane A2 adalah vasokonstriktor yang menyebabkan pelepasan granul intraseluler penyebab agregasi platelet.
Sediaan : Tablet 80 mg.
Dosis : Umumnya 80-160 mg tiap hari.
Untuk penderita MCI: dapat diberikan hingga 320 mg tiap hari.
Untuk penderita TIA: dapat diberikan hingga 960 mg tiap hari.
Indikasi : Untuk menurunkan resiko kematian mendadak dan serangan infark miokardial (MCI) pada pasien dengan riwayat infark dan nyeri dada (angina pectoris tidak stabil).
Untuk menurunkan resiko serangan ulang Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke pada pasien dengan Transient Brain Ischemia (TBI) atau iskemia otak sewaktu yang disebabkan sumbatan platelet.
Efek Samping : Iritasi saluran gastrointestinal,hipoprotrombinemia, reaksi hipersensitif, iritasi lambung, rasa terbakar, mual dan muntah.
Kontra Indikasi : Luka pada dinding lambung, hemophilia, dan gangguan darah lainnya. Hipersensitif terhadap salisilat. Penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan.
Interaksi Obat : Penggunaan bersama warfarin dapat menyebabkan perdarahan saluran gastrointestinal dan kadang juga perdarahan otak.
Pemberian : Diminum sesudah makan untuk menghindari iritasi lambung.
12. Mecobalamin Inj.
Komposisi : Tiap mL mengandung Mecobalamin 500 μg.
Mekanisme Kerja : Mecobalamin merupakan koenzim yang mengandung vitamin B12 yang ikut berpartisipasi dalam reaksi transmetilasi. Mecobalamin adalah homolog vitamin B12 yang paling aktif di dalam tubuh. Mecobalamin bekerja dengan memperbaiki jaringan syaraf yang rusak. Mecobalamin juga terlibat dalam maturasi erotroblast, mempercepat pembelahan eritroblast dan sintesis heme sehingga dapat memperbaiki status darah pada anemia megaloblastis. Selain itu mecobalamin juga efektif untuk neuropati perifer.
Sediaan : Injeksi Mecobalamin 500 μg.
Dosis : 1 ampul yang setara dengan 500 μg mecobalamin, diberikan secara IV atau IM 3 kali seminggu.
Indikasi : Neuropati perifer dan anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi Vit B12.
Efek Samping : Anoreksia, mual, diare atau gangguan saluran cerna lainnya dapat timbul setelah penggunaan.
Kontra Indikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap mecobalamin
Peringatan dan perhatian : Hentikan pengobatan bila tidak ada respon setelah pemberian mecobalamin selama beberapa bulan.
13. Alinamin-F Inj.
Komposisi : Alinamin-F adalah sediaan Thiamin tetrahydrofurfuryl disulfidum (TTFD), bentuk disulfide Thiamina. Tiap mL mengandung:
Fursultiamine HCl 2,73 mg
Glucosom 200 mg
Mekanisme Kerja : Membantu proses metabolism dalam tubuh.
Sediaan : Berupa larutan steril dalam air, dan terdapat dalam ampul 10 mL.
Dosis : Biasanya 10 sampai 20 mL, sehari 1 sampai 2 kali, secara intravena dan perlahan-lahan.
Indikasi : Pengobatan defisiensi Vitamin B1, seperti beri-beri dan neuritis.
Perhatian : Kadang-kadang dapat terjadi anafilaktik syok.
14. Clopidogrel
Komposisi : Tiap tablet mengandung Clopidogrel 75 mg.
Kelas Terapi : Antiplatelet
Mekanisme Kerja : Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosin Diposfat (ADP) pada reseptor platelet dan menyebabkan agregasi platelet.
Sediaan : Tablet salut film 75 mg dan 300 mg.
Dosis : Pasien < 75 tahun 300 mg loading dose dilanjutkan dengan 75 mg selama 14 hari sampai 12 bulan (jika tidak ada pendarahan).
Pasien >75 tahun tidak loading dose, 75 mg selama 14 hari sampai 12 bulan (jika tidak ada pendarahan).
Pasien infark myocardial (kurang dari 35 hari), stroke iskemik ( 7 hari sampai kurang dari 6 bulan). Angina yang tidak stabil.
Efek samping : Gejala perdarahan (hemorraghic), neutropenia, sakit kepala, pusing, vertigo, diare, mual dan muntah.
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap clopidogrel, pendarahan patologis aktif (peptic ulcer), gangguan fungsi hati berat, wanita hamil dan menyusui, anak-anak.
Mekanisme kerja : Merupakan produk nutraceutical dengan kandungan nattokinase yang memiliki efek khusus untuk melancarkan aliran darah dengan cara memecah fibrin (serat-serat bekuan darah)
Indikasi : Pengobatan dan pencegahan thrombosis sebagai obat fibrinolitik. Pencegahan serebrovaskular dan penyakit jantung iskemik. Menurunkan tekanan darah dan sebagai antioksidan.
Perhatian : Pasien yang beresiko tinggi mengalami pendarahan.
Pemberian bersama dengan obat antikoagulan harus di bawah pengawasan medis yang ketat.
16. EAS : RL (2:1)
a. EAS Pfrimmer
Komposisi : Larutan asam amino dengan asam amino total 69 g/L, nitrogen 8,3
g/L, xylitol 10 g/L
1000 mL larutan mengandung :
L-Histidine 5,49 g
L-isoleucine 7,00 g
L-leucine 11,00 g
L-Lysine monoacetate 11,30 g
L-methionine 11,00 g
L-phenylalanine 11,00 g
L-threonine 5,00 g
L-tryptophan 2,51 g
L-valine 8,00 g
Xylitol 10,00 g
Glycerine 10,00 g
Osmolaritas 700 mOsm/L
Farmakologi : Larutan asam amino pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
yang dapat diberikan melalui vena perifer karena osmolaritasnya
<900 mOsm/L
Indikasi : nutrisi parenteral parsial untuk memenuhi kebutuhan asam amino
esensial pada kasus seperti pasien dengan insufisiensi ginjal akut
dan kronik, penurunan kadar urea serum, profilaksis dan terapi
azotemia, dan suplementasi parenteral untuk diet rendah protein.
Dosis : Dosis umum dapat diberikan 250 mL/hari, dapat ditingkatkan
menjadi 500 mL/hari jika diberikan
Kontraindikasi : Pasien dengan gangguan metabolism asam amino yang
terkandung di dalam EAS PFRIMMER
Peringatan dan
perhatian
: - Perlu dilakukan pemantauan keseimbangan elektrolit dan
urea di dalam serum
- Untuk nutrisi parenteral total pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal, penambahan larutan asam amino
ini perlu disertai dengan penanmbahan komponen larutan
karbohidrat
- Pembentukan Kristal asam amino di dalam larutan yang
disebabkan oleh karena suhu penyimpanan yang terlalu
rendah, dapat dilakukan kembali dengan dihangatkan
sampai mencapai suhu tubuh normal
- Hanya gunakan produk jika larutan jernih
b. RL (Ringer laktat)
Komposisi : Na laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCl 0.3 g, CaCl2 0.2 g, air untuk injeksi
ad 1000 mL
Cara kerja obat : - Merupakan larutan isotonic natrium klorida, kalium klorida,
kalsium klorida, dan natrium laktat ysng komposisinya
mirip dengan cairan ekstraseluler
- Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan
cairan ekstraseluler
- Merupakan larutan non-koloid, mengandung ion-ion yang
terdistribusi ke dalam cairan intravaskuler dan intersisiel
Indikasi : Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Dosis : 500-1000 mL IV, disesuaikan dengan kondisi penderita.
Kontra Indikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat
Efek Samping : - Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau
cara pemberiannya, termasuk timbulnya panas, infeksi pada
tempat penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis yang
meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi
- Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap penderita
Perhatian : Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau berisi
partikel
Interaksi : Larutan yang mengandung fosfat.
17. Ca glukonat
Tiap ml injeksi mengandung kalsium glukonat 100 mg
Indikasi : Keracunan antagonis kalsium
Setelah transfusi darah : Mencegah keracunan sitrat (intoksikasi sitrat)
tubuh memiliki kemampuan yang besar untuk memetabolisme sitrat,
kecuali pada keadaan shock, penyakit hati. Diberikan Ca glukonat 10%
1 gram iv pelan-pelan setelah setiap masuk 4 unit darah.
Farmakologi : Kalsium sangat diperlukan untuk memelihara integritas fungsi dari
saraf, otot, dan sistem skelet serta membran sel dan permeabilitas
kapiler. Kation merupakan aktivator penting pada berbagai reaksi
enzimatik dan kation diperlukan untuk sejumlah proses fisiologi
termasuk transmisi dari impuls saraf; kontraksi jantung, otot polos dan
lurik; fungsi ginjal, pernafasan; dan koagulasi darah.
Kontraindikasi : Pasien dengan risiko keracunan digitalis, penyakit jantung atau ginjal,
hiperkalsemia.
Dosis : 100 mg/mL (10%)
Efek Samping : Hipotensi, sakit kepala, konstipasi, diare, hipomagnesemia,
hipofosfatemia, bradikardia.
Interaksi obat : Efek toksik dan inotropik kalsium dan glikosida jantung saling sinergi
dan dapat terjadi aritmia jika kedua obat diberikan bersamaan
(khususnya jika kalsium diberikan secara intravena).
Pemberian kalsium secara intravena harus dihindarkan pada pasien
yang menggunakan glikosida jantung. Jika memang sangat diperlukan,
pemberian harus secara perlahan dalam jumlah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. AHFS Drug Information.
Anonim, 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th Edition, Pharmaceutical Press.
Anonim. 2009. Pelayanan Informasi Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Dipiro, Joseph T. 2009. Pharmacotherapy Handbook Ed.7. MCGraw Hill Companies
Tarto, D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco : Facts and Compatisons.
www.medscape.com. Diakses tanggal 20 Januari 2015.
LasixEdukasi pasien: Peringatkan pasien untuk menggunakan obat pada pagi hari untuk menghindari gangguan tidur dan minum bersama makanan atau susu untuk menghindari gangguan GI, sarankan pasien untuk memakan makanan kaya kalium (seperti, kentang, pisang, pokat, jeruk, semangka), sarankan pasien untuk mengontrol tekanan darah, sarankan pasien untuk menghindari paparan sinar matahari dan untuk menggunakan sunscreen atau pakaian pelindung untuk menghindari reaksi fotosensitif, peringatkan pasien untuk tidak menggunakan aspirin atau otc tanpa konsultasi dokter.
Informasi Furosemida
: Pasien akan sering berkemih dan volumenya akan lebih banyak.Janganlah dimanum sebelumtidur karena tidur akan terganggu dengan seringnya urinasi.Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke dokter.
Edukasi pasien : (Simvastatin) Gunakan obat ini pada malam hari kecuali dinyatakan lain oleh dokter atau
apoteker. Peringatkan pasien untuk tidak menggunakan obat ini selama kehamilan. Sarankan pasien untuk mengontrol berat badan, dan mengikuti pola diet yang
disarankan. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat ini sangat efektif jika digunakan bersama dengan olah raga dan diet
mengurangi asupan makanan yang mengandung kolesterol (lemak) dan lemak jenuh.
Pasien disarankan untuk segera memberitahukan dokter jika mengalami nyeri otot, nyeri tekan (tenderness) dan kelemahan yang tidak dapat dijelaskan.
Albumin Edukasi pasien : sarankan pasien untuk melaporkan gejala demam, sakit
kepala
amlodipin
Informasi untuk pasien :
Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dengan
dokter.
Pasien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak dapat diatasi konsultasi ke
dokter), mual dan muntah (makan sejumlah kecil makanan mungkin dapat membantu),
atau konstipasi.
Dapat menyebabkan mengantuk, digunakan dengan hati-hati pada saat menyetir atau
menjalankan mesin.
Sebelum menggunakan obat; perhatikan kondisi yang mempengaruhi penggunaan,
khususnya penggunaan pada orang lanjut usia (waktu paruh obat meningkat, lebih sensitif
terhadap efek hipotensi), gigi (risiko terjadi hiperplasia gingival), obat lain, kondisi
kesehatan lain, khususnya gangguan hipotensi.
Kesesuaian penggunaan obat; kepatuhan terhadap terapi (penting untuk tidak
menggunakan obat melebihi jumlah yang diresepkan).
Kesesuaian dosis : bila lupa minum obat maka diminum sesegera mungkin, jangan
diminum bila telah mendekati pemberian dosis selanjutnya, jangan menggandakan dosis.
Kesesuaian penyimpanan obat :untuk penggunaan sebagai antihipertensi, mungkin
memerlukan kontrol berat badan dan diet khususnya pemasukan natrium.
Pasien mungkin tidak mengetahui/ mengalami gejala dari hipertensi, penting untuk tetap
menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat untuk membantu mengontrol hipertensi.
Mungkin memerlukan terapi seumur hidup. Konsekuensi serius dari hipertensi yang tidak