Top Banner
LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST) PRAKTEK KERJA PROFESI MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS DI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI BANGSAL PENYAKIT DALAM “CKD, Stroke Non Haemoragik, Anemia” Oleh: META EMILIA SURYA DHARMA, S.Farm (14411012067) NUR IDIANI ISLAMI, S.Farm (14411012029) PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI 0
47
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BST Interne Dr. Linda Rev

LAPORAN BED SIDE TEACHING (BST)PRAKTEK KERJA PROFESI

MAHASISWA APOTEKER UNIVERSITAS ANDALASDI RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

BANGSAL PENYAKIT DALAM

“CKD, Stroke Non Haemoragik, Anemia”

Oleh:

META EMILIA SURYA DHARMA, S.Farm (14411012067)

NUR IDIANI ISLAMI, S.Farm (14411012029)

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN APOTEKERFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALASPADANG

2015

0

Page 2: BST Interne Dr. Linda Rev

BST (Bed Side Teaching)

I. ILUSTRASI KASUS

Pasien laki-laki dengan keluhan badan kaku di bagian kanan, tidak bisa bicara, muntah,

sesak nafas, pusing, nafsu makan menurun, sakit kepala. Mempunyai riwayat tekanan darah

tinggi. pernah dirawat selama 4 hari di RS. Yarsi Payakumbuh, kemudian dirujuk ke RSSN

Bukittinggi. Kondisi pasien ; tekanan darah 190/20 mmHg, suhu 36,5ºC, nadi 88/menit, dan

pernafasan 22/menit. Pasien didiagnosa CKD, Stroke non Haemoragik, Anemia.

1.1 Identitas Pasien

No. RM : 18011517/399767

Nama : NASRUL

Umur : 48 tahun

Ruangan : I.3 Kelas Interne

Alamat : Pyk utara

Diagnosis : CKD + stroke non haemoragik + anemia

1.2 Tanda Vital

TanggalTD

(mmHg)Nadi

(/menit)P

(/menit)S

(ºC)

18/1/2015 190/120 88 22 36,5

19/1/2015 210/120 86 22 36,6

20/1/2015 190/120

21/1/2015 160/110

1.3 Pengobatan

No.Nama Obat/ Dosis/ Aturan Pakai

Tanggal

18/1 19/1 20/1 21/1 22/1 23/1 24/1

1 Lasix V V V

Page 3: BST Interne Dr. Linda Rev

2 Cefoperazine V V V

3 NaCl 0.9% V V V

4 Bicnat 3x1 - V V

5 Asam Folat 3x1 - V V

6 Amlodipin 1x 10 - V V

7 Candesartan 1x1 - V V

8 Citikolin inj 2x2 ampul - V V

9 Alinamin inj 1x1 - V V

10 Aspilet 1x1 - V V

11 CPG 1x1 - V V

12 Salakinase 2x2 cap - V V

13 Lansoprazole 2x1 - V V

14 Simvastatin - - V

15 Mecobalamin - - V

II. TINJAUAN OBAT

1. Lasix

Komposisi : Furosemida

Kelas Terapi : Diuretik loop

Mekanisme Aksi : Inhibisi reabsorpsi natrium dan klorida pada jerat Henle

menaik dan tubulus ginjal distal, mempengaruhi sistem

kotranspor ikatan klorida, selanjutnya meningkatkan

ekskresi air, natrium, klorida magnesium dan kalsium

Sediaan : Ampul

Dosis : I.M/I.V : 20-40 mg/dosis, yang mungkin diulang 1-2 kali

sesuai kebutuhan dan ditingkatkan 20 mg/dosis sampai

Page 4: BST Interne Dr. Linda Rev

tercapai efek yang diinginkan. Interval dosis yang umum :

6-12 jam; untuk edema paru-paru akut, dosis yang umum

digunakan adalah 40 mg, I.V selama 1-2 menit. Jika

belum tercapai respon, dosis ditingkatkan sampai 80 mg.

Gagal jantung refraktori: IV dosis 8 g/hari telah

digunakan. Pasien lanjut usia: IM, IV: Dosis awal : 20

mg/hari, ditingkatkan perlahan sampai mencapai respon

yang diharapkan.Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal:

gagal ginjal akut; dosis tinggi (lebih dari 1-3 g/hari

melalui oral/i.v) telah digunakan sebagai dosis awal untuk

mencapai respon yang diharapkan, dihindari untuk

keadaan oligouri.

Indikasi : Penanganan edema yang berhubungan dengan gagal

jantung koroner dan penyakit hati, diberikan tunggal atau

dalam kombinasi dengan antihipertensi pada penanganan

hipertensi.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain

dalam sediaan atau sulfonil urea, anuria, pasien koma

hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai

keadaannya membaik

Efek Samping : Hipotensi ortostatik, tromboflebitis, aortitis kronik,

hipotensi akut,serangan jantung (akibat pemberian melalui

I.V atau I.M), parethesias, vertigo, pusing, kepala terasa

ringan, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa

beristirahat, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalemia,

hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia,

hipomagnasemia, hiponatremia, dermatitis eksfoliatif,

eritema multiform, purpura, fotosensitifitas, urtikaria,

rashm pruritusm vaskulitis kutan, spasmus saluran urin,

Page 5: BST Interne Dr. Linda Rev

frekuensi uriner, anemia aplastik (jarang),

trombositopenia, agranulositosis (jarang), anemia

hemolitik, anemia, leukopenia, anemia, gangguan

pendengaran (sementara atau permanen; pada pemberian

I.M atau I.V), tinitus, tuli sementara (pada pemberian i.m

atau i.v cepat), vaskulitis, alergi nefritis intestinal,

glikosuria, penurunan kecepatan filtrasi dan aliran darah

pada ginjal (karena overdiuresis), kenaikan BUN

sementara.

Interaksi Obat : Hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan

menyebabkan toksisitas pada digoksin dan dapat

meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat

meningkatkan interval QT, termasuk antiaritmia tipe Ia

dan III, cisaprid dan beberapa kuinolon ;(sparfloksasin,

gatifloksasin dan moksifloksasin). Risiko toksisitas litium

dan salisilat akan meningkat dengan adanya diuretik loop.

Efek hipotensi atau efek lanjut pada ginjal dari inhibitor

ACE dan anti inflamasi non steroid akan meningkat

dengan adanya hipovolemia yang diinduksi oleh

furosemida, Efek obat bloker adrenergik perifer atau

bloker ganglion dapat ditingkatkan oleh furosemid.

Furosemid dapat meningkatkan risiko toksisitas dengan

agen ototoksik lain (aminoglikosida, cis-platinum),

terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal. Efek

sinergis diuretik lebih cenderung terjadi pada penggunaan

bersama obat antihipertensi lain dan hipotensi dapat

terjadi. Indometasin, aspirin, fenobarbital, fenitoin dan

antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek

natriuretik dan hipotensif dari furosemid. Colestipol,

kolestiramin dan sukralfat akan menurunkan efek

Page 6: BST Interne Dr. Linda Rev

furosemid, beri jarak pemberian 2 jam. Furosemid dapat

mengantagonis efek relaksan, otot skeletal (tubokurarin).

Toleransi glukosa dapat diturunkan oleh furosemid, perlu

penyesuaian dosis obat hipoglikemik. Metformin dapat

menurunkan konsentrasi furosemid

Interaksi dengan

makanan

: Konsentrasi furosemid menurun dengan adanya makanan.

Hindari dong quai, efedra, yohimbe, ginseng

(memperparah hipotensi), bawang putih (dapat

meningkatkan efek hipertensi), batasi penggunaan

licorice.

Peringatan dan

Perhatian

: Diuretik loop adalah diuretik kuat, monitor dengan ketat

dan evaluasi dosis untuk mencegah ketidakseimbangan

cairan dan elektrolit, berikan perhatian pada penggunaan

bersama obat nefrotoksik atau ototoksik, pasien yang tidak

diketahui hipersensitifitasnya terhadap sulfonamida atau

diuretik lain (kemungkinan adanya sensitifitas silang,

hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi

berat).

Edukasi pasien : 1. Urin yang keluar akan lebih banyak dan sering, ini

membantu pengeluaran air dalam tubuh serta

menurunkan tekanan darah.

2. Makanlah obat ini pada waktu yang sama setiap

harinya, jika mungkin janganlah dimakan sebelum

tidur karena tidur akan terganggu dengan seringnya

urinasi.

3. Makanlah buah atau makanan untuk mengganti

kehilangan kalium yang banyak terbuang bersama

urin.

4. Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada

pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada

persendian, segeralah ke dokter.

Page 7: BST Interne Dr. Linda Rev

5. Jauhkan dari jangkauan anak.

2. Cefoperazine

Komposisi : Cefoperazone

Kelas Terapi : Antiinfeksi

Mekanisme Aksi : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara berikatan

pada satu atau lebih penicilin-binding protein yang kemudian

menghambat tahap akhir transpeptidase dari sintesis peptidoglikan

dinding sel bakteri akan lisis karna aktivitas autolisis enzim

dinding sel dan penghentian pembentukan dinding sel.

Indikasi : Infeksi saluran napas (atas dan bawah), infeksi saluran kemih (atas

dan bawah), peritonitis, kolesistitis, kolangitis, dan infeksi

intraabdominal lainnya.

Dosis : Dosis diberikan setiap 12 jam dalam dosis terbagi yang sama.

Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap antibiotik cephalosporin.

Efek Samping : Gangguan sal cerna (3,6-10,8%): diare, mual, muntah.

Reaksi kulit (0,8-1,3%): ruam, urtikaria.

Lainnya: sakit kepala, demam, nyeri injeksi <1% pasien.

Nefrotoksiitas; peningkatan sementara nilai enzim liver.

Interaksi Obat : Walfarin meningkatkan resiko hypoprotombinaemia yang

kemudian meningkatkan resiko pendarahan.

Page 8: BST Interne Dr. Linda Rev

3. NaCl 0.9%

Komposisi : Natrium Klorida: 9.0 g

Air untuk injeksi ad. 1000 ml

Osmolaritas: 308 mOsm/I

Setara dengan ion-ion Na: 154 mEq/I Cl: 154 mEq/I

Indikasi : Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada

dehidrasi.

Kontraindikasi : Hipernatremia, asidosis, hipokalemia.

Efek Samping : Efek samping yang umum mungkin terjadi yaitu

timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan,

trombosis vena.

Interaksi Obat : -

Peringatan dan

Perhatian

: Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh, atau

berisi partikel.

4. Na Bicarbonat

Kelas terapi : Produk saluran kemih/alkalinizer, electrolyte,antasid

Komposisi : Natrium Bikarbonat

Mekanisme

kerja

: Meningkatkan bikarbonat plasma,buffer kosentrasi ion

hidrogen berlebih, meningkatkan pH darah, membalikan

asidosis metabolik.

Interaksi : Amphetamine, dextroamphetamine, ephedrine, flecainide,

mecamylamine, methamphetamine, pseudoephedrine,

quinidine dengan bikarbonat dapat menurunkan waktu

Page 9: BST Interne Dr. Linda Rev

eliminasi obat, sehingga meningkatkan efek terapi obat.

Chlorpropamide, lithium, methotrexate, salicylates,

tetracyclines dengan Sodium bicarbonate dapat

meningkatkan waktu eliminasi obat, sehingga dapat

menurunkan efek terapi obat. Ketoconazole pemberian oral

dengan sodium bicarbonate dapat menurunkan kelarutan

dari ketoconazole pada saluran gastro intestinal,

mengurang efektivitas. KOMPATIBEL: jangan dicampur

dengan IV yang mengandung katekolamin seperti

dobutamin, dopamin dan norepinefrin.

Indikasi : Pengobatan asidosis metabolik, promosi lambung, sistem

alkalinisazation dan urin, terapi pergantian diare berat dan

di gunakan untuk mengurangi kejadian flebitis kimia

(sebagai penetral solusi aditif).

Dosis : Dewasa dan anak-anak > 2 tahun dalam kosentrasi 1,5%

(isotonik) menjadi 8,4% tergantung pada kondisi klinis

dan persyaratan pasien, Setelah pengenceran

isotonitas(1,5%). Dosis tergantung pada kondisi klinis dan

persyaratan pasien (termasuk usia dan berat badan).

Pemberian oral 325 mg sampai 2 gram 1 sampai 4 kali

sehari( pasien >60 tahun maksimal dosis 8 g/hari). Bayi ≤

2 tahun : IV 4,2% pada tingkat ≤ 8 mEq/kg/hari.

Kontra indikasi : Kehilangan klorida karena muntah atau gastrointestinal

terhisap terus menerus ketika pasien menerima diuretik

dikenal untuk menghasilkan alkalosis hipokloremik,

alkalosis metabolik dan pernapasan hipokalsemia.

Efek samping : CV; eksaserbasi CHF. GI; Rebound hyperacidity; sindrom

susu-alkali. META: Hypernatremia; alkalosis. Lain:

Ekstravasi dengan selulitis, nekrosis jaringan, ulserasi dan

Page 10: BST Interne Dr. Linda Rev

peluruhan, nyeri lokal; Iritasi vena; tetany; edema.

5. Asam Folat

Kelas Terapi : Suplemen atau vitamin B komplek

Mekanisme Aksi :Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan

pemeliharaan eritropoiesis normal. Asam folat

menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan

platelet pada anemia megaloblastik.

Indikasi :Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam

folat.

Dosis :Diberikan secara intravena dan peroral, dosis dewasa 1mg

perhari, tetapi untuk beberapa pasien mungkin

membutuhkan dosis yang lebih besar. Untuk dosis

perawatan 0.4 mg setiap hari. Dosis perawatan untuk ibu

hamil dan menyusui 0.8 mg setiap hari. Dosis yang lebih

besar boleh diberikan pada peminum alcohol, pasien

dengan anemia hemolitik, infeksi kronik dan pasien yang

diterapi dengan antikonvulsan.

Efek Samping :Asam folat relatif tidak toksik terhadap manusia. Efek

samping yang umum terjadi adalah perubahan pola tidur,

sulit berkonsentrasi, iritabilitas, aktivitas berlebih, depresi

mental, anoreksia, mual-mual, distensi abdominal dan

flatulensi.

Kontraindikasi : Pasien hipersensitif terhadap asam folat.

Perhatian : Tidak diindikasikan untuk pasien anemia pernisiosa dan

anemia megaloblastik akibat kekurangan vitamin B12

karena asam folat dapat menutupi diagnosa dan

manifestasi hematologi yang terjadi serta meningkatkan

Page 11: BST Interne Dr. Linda Rev

Interaksi Obat

: komplikasi neurologis.

Pemberian fenitoin, primidone, barbiturat, methotrexate,

nitrofurantoin, alkohol, ataupyrimethamine mengakibatkan

kekurangan asam folat. Pemberian bersama fenitoin juga

memungkinkan terjadinya peningkatan frekuensi kejang.

6. Amlodipin

Indikasi :

Pengobatan hipertensi, pengobatan gejala angina stabil kronik, angina vasospastik

(angina Prinzmetal-kasus suspek atau telah dikonfirmasi), pencegahan hospitalisasi

karena angina dengan penyakit jantung koroner (terbatas pada pasien tanpa gagal jantung

atau fraksi ereksi < 40%).

Dosis :

Anak-anak : Hipertensi : 2.5-5 mg sekali sehari.

Dewasa :

Hipertensi : dosis awal 5 mg sekali sehari, dosis maksimum 10 mg sekali sehari. Pada

umumnya dilakukan titrasi dosis dengan kenaikan 2,5 mg selama 7-14 hari.

Angina : dosis pemeliharaan 5-10 mg, gunakan dosis yang lebih rendah pada pasien

lanjut usia dan pasien dengan gangguan hati, umumnya diperlukan dosis 10 mg untuk

mencapai efek yang mencukupi.

Pasien usia lanjut : digunakan dosis yang rendah untuk mencegah terjadinya insiden

kerusakan hati, ginjal atau jantung. Pasien usia lanjut juga mempunyai klirens amlodipin

yang rendah.

Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari. Angina : 5 mg sekali sehari.

Dialisis : hemodialisis dan peritoneal dialysis tidak merubah eliminasi. Tambahan dosis

tidak diperlukan.

Penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati: berikan 5 mg sekali sehari.

Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari.

Kontra indikasi :

Page 12: BST Interne Dr. Linda Rev

Hipersensitivitas terhadap amlodipine atau komponen lain dalam sediaan.

Efek samping :

10%: Efek pada kardiovaskuler: edema perifer (2-5% tergantung dosis).

1-10%: Kardiovaskuler : flushing (1-3%), palpitasi (1-4%); SSP: sakit kepala (7,3%),

pusing (1-3%)fatigue (4%), palpitasi (1-4%); Dermatologi : rash (1-2%), pruritus (1-2%);

Endokrin dan metabolisme : disfungsi seksual pada pria (1-2%);

Gastrointestinal : mual (2,9%), sakit perut (1-2%), dyspepsia (1-2%), hiperplasia

gingival.

Neuromuskular dan skeletal : kram otot (1-2%), lemah (1-2%); pernapasan : dyspnea (1-

2%), edema pulmonary (15%).

<1%: gangguan tidur, agitasi alopesia, amnesia, ansietas, apathy, aritmia, ataksia,

bradikardi, gagal jantung, depersonalisasi, depresi, eritema multiforma, dermatitis

eksfoliatif, symptom ekstrapiramidal, gastritis, ginekomastia, hipotensi, leukositoclastik

vaskulitis, migrain, purpura non trombositopenik, parasthesia, iskemik periferal,

fotosensitivitas, hipotensi postural, purpura, rash, perubahan warna kulit, sindrom

Stevens-Johnson, sinkope, trombositopenia, tinnitus, urtikaria, vertigo, xerophtalmia.

Interaksi dengan obat lain :

Amlodipin meningkatkan level/ efek dari aminofilin, flufoksamin, meksiletin, mirtazipin,

ropinirol, teofilin, trifluoroperazin dan substrat CYP1A2 lain.

Level/ efek amlodipin dapat ditingkatkan oleh antifungi golongan azol, klaritromisin,

diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefodazon, nikardipin, propofol,

inhibitor protease, kuinidin, telitromisin, verapamil dan substrat inhibitor CYP3A4 lain.

Kadar siklosporin dapat ditingkatkan oleh amlodipin.

Penurunan efek: kalsium dapat menurunkan efek hipotensif dari bloker saluran kalsium.

Level/ efek amlodipin dapat diturunkan oleh aminoglutetimida, karbamazepin, nafsilin,

nevirapin, fenobarbital, fenitoin, rifamisin dan induser CYP3A4 lain.

Interaksi dengan makanan :

Peningkatan efek/ Toksisitas:

Page 13: BST Interne Dr. Linda Rev

Jus grape fruit dapat meningkatkan kadar amlodipin. St. wort mungkin dapat menurunkan

level amlodipin.

Hindari dong quai (karena mempunyai efek estrogen). Hindari efedra, yohimbe dan

ginseng (dapat memperparah efek hipotensif).

Hindari bawang putih (dapat menurunkan efek antihipertensi)

Penurunan efek : Makanan tinggi kalsium dapat mengurangi efek hipotensif dari calsium

chanel bloker.

Parameter monitoring :

Denyut jantung, tekanan darah

Peringatan :

Penggunaan dengan perhatian dan titrasi dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi

ginjal dan fungsi hati, digunakan hati-hati pada pasien gagal jantung kongestif, sindrom

sick sinus sitis, disfungsi ventrikel kiri yang parah, kardiomiopati hipertrofi, terapi

penyerta dengan beta bloker atau digoksin, edema, atau peningkatan tekanan intrakranial

dengan tumor otak, pada lansia mungkin dapat mengalami hipotensi atau konstipasi.

Informasi untuk pasien :

Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dengan

dokter.

Pasien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak dapat diatasi konsultasi ke

dokter), mual dan muntah (makan sejumlah kecil makanan mungkin dapat membantu),

atau konstipasi.

Dapat menyebabkan mengantuk, digunakan dengan hati-hati pada saat menyetir atau

menjalankan mesin.

Sebelum menggunakan obat; perhatikan kondisi yang mempengaruhi penggunaan,

khususnya penggunaan pada orang lanjut usia (waktu paruh obat meningkat, lebih sensitif

terhadap efek hipotensi), gigi (risiko terjadi hiperplasia gingival), obat lain, kondisi

kesehatan lain, khususnya gangguan hipotensi.

Page 14: BST Interne Dr. Linda Rev

Kesesuaian penggunaan obat; kepatuhan terhadap terapi (penting untuk tidak

menggunakan obat melebihi jumlah yang diresepkan).

Kesesuaian dosis : bila lupa minum obat maka diminum sesegera mungkin, jangan

diminum bila telah mendekati pemberian dosis selanjutnya, jangan menggandakan dosis.

Kesesuaian penyimpanan obat :untuk penggunaan sebagai antihipertensi, mungkin

memerlukan kontrol berat badan dan diet khususnya pemasukan natrium.

Pasien mungkin tidak mengetahui/ mengalami gejala dari hipertensi, penting untuk tetap

menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat untuk membantu mengontrol hipertensi.

Mungkin memerlukan terapi seumur hidup. Konsekuensi serius dari hipertensi yang tidak

dikontrol.

Mekanisme aksi :

Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau area sensitif tegangan

selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan

relaksasi otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan

penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.

Monitoring penggunaan obat :

Determinasi tekanan darah, pembacaan EKG dan kecepatan denyut jantung (terutama

disarankan selama titasi dosis atau saat dosis ditingkatkan dari tingkat dosis pemeliharaan

yang stabil, juga dianjurkan saat obat lain ditambahkan dimana obat tersebut

mempengaruhi konduksi jantung atau tekanan darah.

Dianjurkan untuk melakukan determinasi tekanan darah secara berkala untuk memonitor

keefektifan dan keamanan terapi amlodipin; pasien tertentu mungkin dapat dilatih untuk

mengukur tekanan darah sendiri di rumah dan melaporkan hasilnya secara teratur pada

dokter).

7. Candesartan

Komposisi : Candersatan

Page 15: BST Interne Dr. Linda Rev

Kelas Terapi : Antagonis reseptor angiotensin (ARB)

Mekanisme Aksi :Antagonis efek angiotensin II (vasokontriksi dan sekresi

aldosterone) dengan memblok reseptor angiotensin II

(reseptor AT1) pada otot polos vascular dan kalenjar

adrenal, sehingga menurunkan tekanan darah

Sediaan : Tablet

Dosis : Dosis pada hipertensi

Dosis awal candesartan yang direkomendasikan adalah 4

mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 16 mg satu

kali sehari. Efek antihipertensi maksimal akan dicapai

dalam waktu 4 minggu setelah pengobatan.

Dosis pada gagal jantung

Dosis awal candesartan yang direkomendasikan adalah 4

mg per hari.

Candesartan hanya digunakan satu kali sehari dengan

atau tanpa makanan

Indikasi :Terapi hipertensi, pengobatan pada pasien gagal jantung

dan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri ketika obat

penghambat ACE tidak ditolerir

Kontraindikasi : - Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan atau

komponen yang terkandung dalam formulasinya.

- Wanita hamil dan menyusui.

Page 16: BST Interne Dr. Linda Rev

- Gangguan hati yang berat dan/ ketoasidosis

Efek Samping :CNS: sakit kepala; lemah; kaku. THT: Rhinitis; sinusitis;

pharynigitis. GI: mual; nyeri abdomen; diare; muntah.

Pernafasan: infeksi saluran pernafasan atas; bronchitis;

batuk. lainnya: nyeri punggung; nyerI dada; udem;

arthralgia; albuminuria

Interaksi Obat :Lithium: konsentrasi plasma bisa meningkat dengan

candesartan, sehingga meningkatkan efek farmakologis

dan merugikan lithium.

Peringatan dan

Perhatian

: Jika candesartan digunakan pada pasien hipertensi

dengan gangguan ginjal, disarankan dilakukan

pemantauan secara berkala kadar kalium dan kadar

kreatinin dalam serum. Stenosis arteri

renalis, intravascular volume depletion, kehamilan dan

menyusui.

Page 17: BST Interne Dr. Linda Rev

8. Citikolin

Komposisi : Sitikolin

Kelas Terapi : Vasodilator

Mekanisme Aksi : Siticoline berfungsi dalam metabolisme fosfolipid, sebagai

prekusor fosfatidilkolindan asetilkolin.

Indikasi : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, trauma kepala atau

operasi otak dan selebral infark. Mengaktivasi metabolisme selebral

atau memperbaiki sirkulasi otak.

Dosis : Kehilangan kesadaran akibat operasi otak sehari 1-2x 100-500 mg

(drip IM/IV), gangguan psikis atau syaraf sehari 1-1000 g (IV),

selama 2 minggu berturut-turut, hemiplegia pasca apoleksia: sehari

1x1000 mg (IV) selama 4 minggu berturut-turut.

Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap citicoline.

Efek Samping : Syok

Interaksi Obat : Dalam keadaan akut diberikan bersama obat yang dapat

menurunkan tekanan otak atau anti hemoragiadan suhu badan

dijaga agar tetap rendah , bila terjadi pendarahan intracranial,

hindarkan pemberian dengan dosis tinggi (>500 mg sekaligus),

karena dapat mempercepat aliran darah dalam otak.

Perhatian : Pasien dengan keadaan akut serius dan progresif yang menyertai

trauma dan operasi otak. Pasien dengan gangguan kesadaran pada

infark serebral akut.

9. Lansoprazol

Komposisi : Lansoprazol

Kelas terapi : Golongan PPI (Pump Proton Inhibitor)

Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada tukak usus 12 jari,

Page 18: BST Interne Dr. Linda Rev

tukak lambung dan refluks esofagitis erosiva.

Mekanisme

Kerja

: Mengontrol sekresi asam lambung dengan cara

menghambat pompa proton yang mentranspor ion H+

keluar dari sel parietal lambung.

Bentuk sediaan : Kapsul 15 mg, 30 mg sebelum makan

Dosis : Tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi hari selama

8 minggu. Tukak duodenum, 30 mg sehari pada pagi

hari selama 4 minggu; pemeliharaan 15 mg sehari.

Tukak lambung atau tukak duodenum karena AINS,

15-30 mg sekali sehari selama 4 minggu jika tidak

sepenuhnya sembuh; profilaksis, 15-30 mg sekali

sehari.

Kontra indikasi : Penderita hipersensitif terhadap Lansoprazole.

Efek samping : Umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat

sementara serta tidak mempunyai hubungan yang

konsisten dengan pengobatan. Mual, sakit kepala,

diare, konstipasi, kembung, ruam kulit, urtikaria,

pruritus jarang terjadi.

Interaksi Obat : Lansoprazol dapat memperpanjang eliminasi

diazepam, penitoin dengan warfarin. Dianjurkan

untuk memantau penderita yang mendapat

pengobatan warfarin atau atau fenitoin dan

penurunan dosis warfarin atau fenitoin mungkin

perlu jika Lansoprazol ditambahkan pada

pengobatan.

Absorpsi Lansoprazol tidak dipengaruhi oleh

Page 19: BST Interne Dr. Linda Rev

alkohol atau makanan.

Page 20: BST Interne Dr. Linda Rev

10. Simvastatin

Komposisi : Simvastatin 10 mg

Kelas terapi : Obat Kardiovaskuler

Sub kelas terapi : Antihiperlipidemia (Inhibitor HMG-CoA Reductase)

Mekanisme kerja : Bekerja secara kompetitif menghambat enzim 3-hydroxy-3-

methylglutaryl-coenzyme A (HMG-Coa) reduktase. Enzim ini

berperan dalam katalisasi biosintesa kolesterol.

Sediaan : Tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg, 80 mg

Dosis : Hyperkolesterolemia primer, hyperlipidemia kombinasi; 10-20 mg

sehari pada malam hari, interval disesuaikan paling sedikit

4 minggu ; kisaran dosis lazim 10 – 80 mg sekali sehari pada malam

hari. Pencegahan kardiovaskuler; dosis awal 20-40 mg sekali sehari

pada malam hari, interval disesuaikan paling sedikit 4 minggu;

maksimal 80 mg sekali sehari pada malam hari.

Indikasi : Menurunkan kolesterol LDL dan total pada hiperkolesterolemia

primer, yang tidak menunjukkan respon yang adekuat terhadap diet

dan tindakan lain yang sesuai.

Efek samping : Gangguan GI, dispepsia, sakit kepala, mempengaruhi hasil fungsi

hati (hepatitis, jarang terjadi), dan efek pada saluran cerna termasuk

nyeri abdomen, flatulence, konstipasi, diare, mual dan muntah. Rash

dan reaksi hipersensitifitas (termasuk angioedema dan anafilaksis)

dilaporkan jarang terjadi.

Interaksi obat : Inhibitor CYP3A4 dapat meningkatkan efek/kadar simvastatin;

seperti antifungi golongan azol, klaritromisin, diklofenak,

doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nicardipin,

propofol, inhibitor protease, kuinidin, telitromisin dan verapamil.

Interaksi dengan makanan : konsentrasi serum simvastatin dapat

ditingkatkan jika digunakan dengan jus grapefruit ; hindari

penggunaan bersama dengan jus dalam jumlah besar ( >1 quart/hari,

1 quart = 0,9463 L).

Page 21: BST Interne Dr. Linda Rev

Kontraindikasi : Pasien dengan penyakit hati yang aktif (tes fungsi hati abnormal

yang persisten), pada kehamilan dan menyusui.

Pemberian : Oral (berikan sekali sehari 1 tablet pada malam hari, karena produksi

kolesterol di hati meningkat pada malam hari).

11. Aspilet

Komposisi : Asam asetil salisilat 80 mg.

Kelas Terapi : Antiplatelet

Mekanisme Kerja : Aspilet mencegah agresi dan agregasi platelet dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase yang meningkatkan sintesa Thromboxane A2 dan prostasiklin. Thromboxane A2 adalah vasokonstriktor yang menyebabkan pelepasan granul intraseluler penyebab agregasi platelet.

Sediaan : Tablet 80 mg.

Dosis : Umumnya 80-160 mg tiap hari.

Untuk penderita MCI: dapat diberikan hingga 320 mg tiap hari.

Untuk penderita TIA: dapat diberikan hingga 960 mg tiap hari.

Indikasi : Untuk menurunkan resiko kematian mendadak dan serangan infark miokardial (MCI) pada pasien dengan riwayat infark dan nyeri dada (angina pectoris tidak stabil).

Untuk menurunkan resiko serangan ulang Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke pada pasien dengan Transient Brain Ischemia (TBI) atau iskemia otak sewaktu yang disebabkan sumbatan platelet.

Efek Samping : Iritasi saluran gastrointestinal,hipoprotrombinemia, reaksi hipersensitif, iritasi lambung, rasa terbakar, mual dan muntah.

Kontra Indikasi : Luka pada dinding lambung, hemophilia, dan gangguan darah lainnya. Hipersensitif terhadap salisilat. Penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan.

Interaksi Obat : Penggunaan bersama warfarin dapat menyebabkan perdarahan saluran gastrointestinal dan kadang juga perdarahan otak.

Page 22: BST Interne Dr. Linda Rev

Pemberian : Diminum sesudah makan untuk menghindari iritasi lambung.

12. Mecobalamin Inj.

Komposisi : Tiap mL mengandung Mecobalamin 500 μg.

Mekanisme Kerja : Mecobalamin merupakan koenzim yang mengandung vitamin B12 yang ikut berpartisipasi dalam reaksi transmetilasi. Mecobalamin adalah homolog vitamin B12 yang paling aktif di dalam tubuh. Mecobalamin bekerja dengan memperbaiki jaringan syaraf yang rusak. Mecobalamin juga terlibat dalam maturasi erotroblast, mempercepat pembelahan eritroblast dan sintesis heme sehingga dapat memperbaiki status darah pada anemia megaloblastis. Selain itu mecobalamin juga efektif untuk neuropati perifer.

Sediaan : Injeksi Mecobalamin 500 μg.

Dosis : 1 ampul yang setara dengan 500 μg mecobalamin, diberikan secara IV atau IM 3 kali seminggu.

Indikasi : Neuropati perifer dan anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi Vit B12.

Efek Samping : Anoreksia, mual, diare atau gangguan saluran cerna lainnya dapat timbul setelah penggunaan.

Kontra Indikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap mecobalamin

Peringatan dan perhatian : Hentikan pengobatan bila tidak ada respon setelah pemberian mecobalamin selama beberapa bulan.

13. Alinamin-F Inj.

Komposisi : Alinamin-F adalah sediaan Thiamin tetrahydrofurfuryl disulfidum (TTFD), bentuk disulfide Thiamina. Tiap mL mengandung:

Fursultiamine HCl 2,73 mg

Glucosom 200 mg

Mekanisme Kerja : Membantu proses metabolism dalam tubuh.

Sediaan : Berupa larutan steril dalam air, dan terdapat dalam ampul 10 mL.

Page 23: BST Interne Dr. Linda Rev

Dosis : Biasanya 10 sampai 20 mL, sehari 1 sampai 2 kali, secara intravena dan perlahan-lahan.

Indikasi : Pengobatan defisiensi Vitamin B1, seperti beri-beri dan neuritis.

Perhatian : Kadang-kadang dapat terjadi anafilaktik syok.

14. Clopidogrel

Komposisi : Tiap tablet mengandung Clopidogrel 75 mg.

Kelas Terapi : Antiplatelet

Mekanisme Kerja : Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosin Diposfat (ADP) pada reseptor platelet dan menyebabkan agregasi platelet.

Sediaan : Tablet salut film 75 mg dan 300 mg.

Dosis : Pasien < 75 tahun 300 mg loading dose dilanjutkan dengan 75 mg selama 14 hari sampai 12 bulan (jika tidak ada pendarahan).

Pasien >75 tahun tidak loading dose, 75 mg selama 14 hari sampai 12 bulan (jika tidak ada pendarahan).

Indikasi : Mengurangi kejadian arterotrombotik pada:

Pasien infark myocardial (kurang dari 35 hari), stroke iskemik ( 7 hari sampai kurang dari 6 bulan). Angina yang tidak stabil.

Efek samping : Gejala perdarahan (hemorraghic), neutropenia, sakit kepala, pusing, vertigo, diare, mual dan muntah.

Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap clopidogrel, pendarahan patologis aktif (peptic ulcer), gangguan fungsi hati berat, wanita hamil dan menyusui, anak-anak.

Pemberian : Diberikan 10-15 menit setelah makan.

Page 24: BST Interne Dr. Linda Rev

15. Salakinase

Komposisi : Ekstrak Bacillus subtilis Natto cultivation 20 mg, bubuk ekstrak prunus mume 10 mg, Safflower oil 274 mg, glycerin 23 mg, Bees wax.

Mekanisme kerja : Merupakan produk nutraceutical dengan kandungan nattokinase yang memiliki efek khusus untuk melancarkan aliran darah dengan cara memecah fibrin (serat-serat bekuan darah)

Dosis : Pengobatan thrombosis sehari 2x2 kapsul lunak. Pencegahan 1x2 kapsul lunak.

Indikasi : Pengobatan dan pencegahan thrombosis sebagai obat fibrinolitik. Pencegahan serebrovaskular dan penyakit jantung iskemik. Menurunkan tekanan darah dan sebagai antioksidan.

Perhatian : Pasien yang beresiko tinggi mengalami pendarahan.

Pemberian bersama dengan obat antikoagulan harus di bawah pengawasan medis yang ketat.

16. EAS : RL (2:1)

a. EAS Pfrimmer

Komposisi : Larutan asam amino dengan asam amino total 69 g/L, nitrogen 8,3

g/L, xylitol 10 g/L

1000 mL larutan mengandung :

L-Histidine 5,49 g

L-isoleucine 7,00 g

L-leucine 11,00 g

L-Lysine monoacetate 11,30 g

L-methionine 11,00 g

L-phenylalanine 11,00 g

L-threonine 5,00 g

L-tryptophan 2,51 g

L-valine 8,00 g

Xylitol 10,00 g

Glycerine 10,00 g

Page 25: BST Interne Dr. Linda Rev

Osmolaritas 700 mOsm/L

Farmakologi : Larutan asam amino pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal

yang dapat diberikan melalui vena perifer karena osmolaritasnya

<900 mOsm/L

Indikasi : nutrisi parenteral parsial untuk memenuhi kebutuhan asam amino

esensial pada kasus seperti pasien dengan insufisiensi ginjal akut

dan kronik, penurunan kadar urea serum, profilaksis dan terapi

azotemia, dan suplementasi parenteral untuk diet rendah protein.

Dosis : Dosis umum dapat diberikan 250 mL/hari, dapat ditingkatkan

menjadi 500 mL/hari jika diberikan

Kontraindikasi : Pasien dengan gangguan metabolism asam amino yang

terkandung di dalam EAS PFRIMMER

Peringatan dan

perhatian

: - Perlu dilakukan pemantauan keseimbangan elektrolit dan

urea di dalam serum

- Untuk nutrisi parenteral total pada pasien dengan

gangguan fungsi ginjal, penambahan larutan asam amino

ini perlu disertai dengan penanmbahan komponen larutan

karbohidrat

- Pembentukan Kristal asam amino di dalam larutan yang

disebabkan oleh karena suhu penyimpanan yang terlalu

rendah, dapat dilakukan kembali dengan dihangatkan

sampai mencapai suhu tubuh normal

- Hanya gunakan produk jika larutan jernih

b. RL (Ringer laktat)

Komposisi : Na laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCl 0.3 g, CaCl2 0.2 g, air untuk injeksi

ad 1000 mL

Cara kerja obat : - Merupakan larutan isotonic natrium klorida, kalium klorida,

Page 26: BST Interne Dr. Linda Rev

kalsium klorida, dan natrium laktat ysng komposisinya

mirip dengan cairan ekstraseluler

- Merupakan cairan pengganti pada kasus-kasus kehilangan

cairan ekstraseluler

- Merupakan larutan non-koloid, mengandung ion-ion yang

terdistribusi ke dalam cairan intravaskuler dan intersisiel

Indikasi : Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Dosis : 500-1000 mL IV, disesuaikan dengan kondisi penderita.

Kontra Indikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat

Efek Samping : - Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau

cara pemberiannya, termasuk timbulnya panas, infeksi pada

tempat penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis yang

meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi

- Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus

dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap penderita

Perhatian : Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau berisi

partikel

Interaksi : Larutan yang mengandung fosfat.

Page 27: BST Interne Dr. Linda Rev

17. Ca glukonat

Tiap ml injeksi mengandung kalsium glukonat 100 mg

Indikasi : Keracunan antagonis kalsium

Setelah transfusi darah : Mencegah keracunan sitrat (intoksikasi sitrat)

tubuh memiliki kemampuan yang besar untuk memetabolisme sitrat,

kecuali pada keadaan shock, penyakit hati. Diberikan Ca glukonat 10%

1 gram iv pelan-pelan setelah setiap masuk 4 unit darah.

Farmakologi : Kalsium sangat diperlukan untuk memelihara integritas fungsi dari

saraf, otot, dan sistem skelet serta membran sel dan permeabilitas

kapiler. Kation merupakan aktivator penting pada berbagai reaksi

enzimatik dan kation diperlukan untuk sejumlah proses fisiologi

termasuk transmisi dari impuls saraf; kontraksi jantung, otot polos dan

lurik; fungsi ginjal, pernafasan; dan koagulasi darah.

Kontraindikasi : Pasien dengan risiko keracunan digitalis, penyakit jantung atau ginjal,

hiperkalsemia.

Dosis : 100 mg/mL (10%)

Efek Samping : Hipotensi, sakit kepala, konstipasi, diare, hipomagnesemia,

hipofosfatemia, bradikardia.

Interaksi obat : Efek toksik dan inotropik kalsium dan glikosida jantung saling sinergi

dan dapat terjadi aritmia jika kedua obat diberikan bersamaan

(khususnya jika kalsium diberikan secara intravena).

Pemberian kalsium secara intravena harus dihindarkan pada pasien

yang menggunakan glikosida jantung. Jika memang sangat diperlukan,

pemberian harus secara perlahan dalam jumlah kecil.

Page 28: BST Interne Dr. Linda Rev

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. AHFS Drug Information.

Anonim, 2009. Martindale The Complete Drug Reference, 36th Edition, Pharmaceutical Press.

Anonim. 2009. Pelayanan Informasi Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Dipiro, Joseph T. 2009. Pharmacotherapy Handbook Ed.7. MCGraw Hill Companies

Tarto, D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco : Facts and Compatisons.

www.medscape.com. Diakses tanggal 20 Januari 2015.

Page 29: BST Interne Dr. Linda Rev

LasixEdukasi pasien: Peringatkan pasien untuk menggunakan obat pada pagi hari untuk menghindari gangguan tidur dan minum bersama makanan atau susu untuk menghindari gangguan GI, sarankan pasien untuk memakan makanan kaya kalium (seperti, kentang, pisang, pokat, jeruk, semangka), sarankan pasien untuk mengontrol tekanan darah, sarankan pasien untuk menghindari paparan sinar matahari dan untuk menggunakan sunscreen atau pakaian pelindung untuk menghindari reaksi fotosensitif, peringatkan pasien untuk tidak menggunakan aspirin atau otc tanpa konsultasi dokter.

Informasi Furosemida

: Pasien akan sering berkemih dan volumenya akan lebih banyak.Janganlah dimanum sebelumtidur karena tidur akan terganggu dengan seringnya urinasi.Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke dokter.

Edukasi pasien : (Simvastatin) Gunakan obat ini pada malam hari kecuali dinyatakan lain oleh dokter atau

apoteker. Peringatkan pasien untuk tidak menggunakan obat ini selama kehamilan. Sarankan pasien untuk mengontrol berat badan, dan mengikuti pola diet yang

disarankan. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat ini sangat efektif jika digunakan bersama dengan olah raga dan diet

mengurangi asupan makanan yang mengandung kolesterol (lemak) dan lemak jenuh.

Pasien disarankan untuk segera memberitahukan dokter jika mengalami nyeri otot, nyeri tekan (tenderness) dan kelemahan yang tidak dapat dijelaskan.

Albumin Edukasi pasien : sarankan pasien untuk melaporkan gejala demam, sakit

kepala

amlodipin

Page 30: BST Interne Dr. Linda Rev

Informasi untuk pasien :

Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dengan

dokter.

Pasien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak dapat diatasi konsultasi ke

dokter), mual dan muntah (makan sejumlah kecil makanan mungkin dapat membantu),

atau konstipasi.

Dapat menyebabkan mengantuk, digunakan dengan hati-hati pada saat menyetir atau

menjalankan mesin.

Sebelum menggunakan obat; perhatikan kondisi yang mempengaruhi penggunaan,

khususnya penggunaan pada orang lanjut usia (waktu paruh obat meningkat, lebih sensitif

terhadap efek hipotensi), gigi (risiko terjadi hiperplasia gingival), obat lain, kondisi

kesehatan lain, khususnya gangguan hipotensi.

Kesesuaian penggunaan obat; kepatuhan terhadap terapi (penting untuk tidak

menggunakan obat melebihi jumlah yang diresepkan).

Kesesuaian dosis : bila lupa minum obat maka diminum sesegera mungkin, jangan

diminum bila telah mendekati pemberian dosis selanjutnya, jangan menggandakan dosis.

Kesesuaian penyimpanan obat :untuk penggunaan sebagai antihipertensi, mungkin

memerlukan kontrol berat badan dan diet khususnya pemasukan natrium.

Pasien mungkin tidak mengetahui/ mengalami gejala dari hipertensi, penting untuk tetap

menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat untuk membantu mengontrol hipertensi.

Mungkin memerlukan terapi seumur hidup. Konsekuensi serius dari hipertensi yang tidak

dikontrol.