BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARIGambaran Umum
BAB IIGAMBARAN UMUM KOTA KENDARI
2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIKWilayah Kota
Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah
daratannya terdapat di dataran Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk
Kendari.Terdapat satu pulau pada wilayah Kota Kendari yang dikenal
sebagai Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89
Km2 atau 0,70 % dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota
Kendarii terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status
Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.
Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari dan sekaligus
juga sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara secara astronomis
terletak dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara 30 54`
30``-40 3`11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur
diantara 1220 23`-1220 39` Bujur Timur.
Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki
batas-batas : Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe
Sebelah Timur : Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan dan Laut
Banda Sebelah Selatan : Kecamatan Konda dan Ranomeeto, Kabupaten
Konawe Selatan Sebelah Barat : Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe
Selatan
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas
permukaan laut, Kecamatan mandonga merupakan wilayah tertinggi
berada pada ketinggian 30 meter diatas permukaan laut. Selanjutnya
wilayak Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian
3meter di atas permukaan laut.
IKLIMSebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari
hanya dikenal dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.
Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup
diatas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim
Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan
2.859,3 mm.Wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis.
Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari selama tahun 2010
suhu udara maksimum 32,4 0C. Tekanan udara rata-rata 1.011,158
milibar dengan kelembaban udara rata-rata 85,08 %. Kecepatan angin
di Kota Kendari selama tahun 2010 pada umumnya berjalan normal,
mencapai 1,814167 m/detik.
TopografiKota Kendari Merupakan perpaduan antara daerah
perbukitan, datar dan pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 472
m diatas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-nipa dengan
kemiringan lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl serta
Teluk Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 3%,
memberikan ciri yang menonjol bagi wilayah kota kendariBerdasarkan
faktor kemiringan lahan, wilayah Kota Kendarii terbagi atas
klasifikasi kemiringan : Kemiringan 0 3% mendominasi sebagian besar
wilayah Kota Kendari mulai dari Teluk Kendari. Klasifikasi
kemiringan ini dominan di Kecamatan Baruga dan terkecil di
Kecamatan Kendari. Kemiringan 3 15% merupakankemiringan lahan tahap
kedua terluas di wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3 (tiga)
kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan Mandonga serta sebagian kecil di
Kecamatan Kendari. Kemiringan 15 25% merupakan kelompok kemiringan
lahan ketiga terluas di Wilayah Kota Kendari, penyebarannya
sebagian besar di Kecamatan Kendari. Kemiringan 25 40%
penyebarannya terluas di Kecamatan Kendari, serta sekitar
pegunungan Nipa-Nipa. Kemiringan > 40% penyebarannya hanya
terdapat pegunungan Nipa-Nipa atau kemiringan Poasia saja.
GeologiSecara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini
terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu.
Diperkirakan sebagai jenis aluvium berwarna coklat keputih-putihan
dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari batuan batu lempung
bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Dibagian pantai batuan
pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu gamping. Keadaan batuan
yang demikian umumnya tidak meluas air atau kedap air.Adapun
persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah
sebagai berikut :1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak,
Batu Gamping dan Batu Lanau tersebat di Kecamatan Kendari dan
Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan
Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.2. Endapan
eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir pantai Teluk
Kendari dan disekitar sungai-sungai yang mengalir di Kota
Kendari.3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau
Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata,
serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan R.
Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan
Kecamatan Sampara.4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar
disepanjang kiri kanan jalan poros antara Kota Lama dengan Tugu
Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian
Barat Kecamatan Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai
kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha
kearah pegunungan Nanga-Nanga.5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir
Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan Kalkarenit Lempung,
tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan
Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan
Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.6.
Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di
Kecamatan Poasia bagian timur yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan
Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan Tondonggeu.7.
Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat
Kecamatan Mandonga sampai dengan batas Kota Kendari dengan
Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998,
maka kondisi tanah di Kota Kendari cukup beragam, yaitu
Endoaquents, Fluaquents, Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts,
Haplustalfs, Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya
didominasi oleh pasir.
Adapun dari segi geologisnya, Kota Kendari secara makro terdiri
dari beberapa sistem lahan dan litologi yaitu Punggung metamorfik
terorientasi terjal, Dataran bergelombang yang berbukit kecil di
atas napal dan batu gamping, Dataran gabungan endapan muara dan
sungai, Dataran berbukit kecil di atas batuan metamorfik campuran,
Punggung bukit sedimen asimetrik tak terorientasi, Kipas aluvial
non vulkanik yang melerang landai, Gunung karstik di atas marmer,
Dataran lumpur antar pasang surut di bawah halofit, Dataran sedimen
campuran yang berombak sampai bergelombang, Bukit karst di atas
marmer dan batu gamping, Kipas aluvial non vulkanik yang melereng
sedang dan Dataran berbukit kecil di atas batu sedimen
campuran.
Berdasarkan peta Hazard Gempa Indonesia 2010 yang telah disusun
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum
2010, maka Kota Kendari termasuk daerah dengan kerawanan gempa
tingkat sedang, dengan nilai spektrum respon percepatan 1 detik di
batuan dasar SB untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun
(redaman 5%) adalah 0,15-0,2 g. HidrologiHidrologi air permukaan di
wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil,
antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo), Sungai Tipulu, Sungai
Mandonga, dan Sungai Sodohoa, yang kesemuanya bermuara ke Teluk
kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai saluran
pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan
air bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku
dari Kali Pohara.
Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya air dibedakan
menjadi :1) Air PermukaanSungai-sungai yang mengalir di wilayah
Kota Kendari beserta debit rata-ratanya adalah sebagai berikut
:Tabel 2.1 Sungai - Sungai Di Wilayah Kota Kendaril Dan Debit
Tersedianya (ltr/dtk)NoNama SungaiDebit tersedianya (ltr/dtk)
1Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo)7,487
2Sungai Tipulu0,140
3Sungai Mandonga0,214
4Sungai Sodohoa0,198
Jumlah Potensi Air Permukaan8.039
Dari potensi air permukaan sebanyak 7.153.660,80 M3 tersebut,
dapat dimanfaatkan untuk domestik sebesar 1.784.177,95 m3,
Pertanian sebesar 1.463.539,12 m3, Jumlah pemakaian untuk domestik
dan Pertanian sebesar 3.247.717,07 m3 dan sisa cadangan air
permukaan sebesar 3.905.942,93 m3
2) Air Tanah Dangkal dan Air Tanah DalamAir tanah dangkal
berasal dari air hujan yang turun, sedangkan air tanah dalam
berasal dari air hujan dan air terperangkap (tawar atau payau).
Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber dari
Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga, yang merupakan
potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari. Sungai
besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata
air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari
Barat Daya di pegunungan Watu Re arah Utara dan bermuara di Teluk
Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75
km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain :1. Sungai Konda2.
Sungai Lapulu3. Sungai Numanggere4. Sungai Lamomea5. Sungai
Pinesala6. Sungai Alulua7. Sungai Pambula8. Sungai Ambololi9.
Sungai Lambusa10. Sungai Amohalo11. Sungai Lepo-Lepo12. Sungai
Ea13. Sungai kecil lainnya
Sungai lain yang berasal dari Pegunungan Nanga-Nanga diantaranya
adalah Sungai Anggoeya, Sungai Kambu dan Sungai Lepo-Lepo.
Sedangkan sungai-sungai lain yang berasal dari pegunungan Nipa-nipa
antara lain :1. Sungai Kadia2. Sungai Korumba3. Sungai Mandonga4.
Sungai Kemaraya5. Kali Lainea6. Kali Tanea7. Beberapa sungai-sungai
kecil lainnya.
Secara hidrologis, saluran-saluran sungai pada DAS Wanggu
bermuara di Teluk Kendari. Pola aliran (drainage pattern)
saluran-saluran sungai DAS Wanggu secara umum menyerupai bentuk
cabang-ranting-pohon (dendritic pattern). Pola tersebut bila
dikaitkan dengan sistem aliran sungai (drainage system) dapat
mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi
tanah pada DAS Wanggu.Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah
cukup kritis. Di daerah up-stream tumbuhan tahunan yang merupakan
ciri khas hutan tropis sudah hampir hilang. Kondisi semacam ini
terlihat pada daerah pegunungan yang merupakan watershed Sungai
Wanggu yang banyak ditumbuhi rumput dan semak. Tumbuhan semacam ini
tidak bisa menahan air selama musim hujan.Dengan kondisi demikian
pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa tertahan, sehingga
semua air akan mengalir ke bawah secara bersamaan akibatnya bisa
menyebabkan banjir pada daerah aliran di bawahnya. Dengan kondisi
dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian, maka Kota
Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah dangkal dan air
tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah di Kota
Kendari adalah sebagai berikut :
1. Potensi air tanah dangkal meliputi :a. Daerah rawan pasang
surutb. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang
dari 5 literc. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan
debit antara 3 liter/detik
2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :a.
Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1
liter/detikb. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1
liter/detikc. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q)
antara 1 sampai 3 liter/detikd. Potensi aquifer sedang sampai
tinggi dengan parameter debit air (q) antara 3 sampai 5
liter/detik
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun
1994 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air 1993
1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air. Selain
itu, hampir pada semua bagian kota terjadi pendangkalan saluran dan
sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari daerah hulu. Hal
ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk
Kendari.Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri
dari : baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan
Mandonga; Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 10 meter
dan potensi aquifer sedang ( 3 5 ltr/detik), tersebar di semua
kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari
3 (tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik),
tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar Teluk Kendari pada
Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan
Kendari, sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur atau
kelurahan Korumba hingga ke arah selatan Kelurahan Watulondo, untuk
di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah selatan
hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke
sebelah utara sebelum Teluk Kendari.
Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri
dari : Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah
setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan
dengan penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan
Nipa-Nipa, serta di sebelah barat Kecamatan Mandonga dan Baruga,
sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian timur wilayah pesisir;
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 3 ltr/detik),
tersebar di semua kecamatan. Jenis air tanah ini, mendominasi
hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di
Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.
AdministrasiPembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut
luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 2.2 Pembagian
Wilayah Administrasi Kota KendariKecamatanJumlah KelurahanLuas
Wilayah
(Km2)(%) thd total
Mandonga623,367,89
Baruga449,5816,76
Puuwatu642,7114,43
Kadia59,103,08
Wua-Wua412,354,17
Poasia443,5214,71
Abeli1349,6116,77
Kambu423,137,82
Kendari919,556,61
Kendari Barat922,987,77
Sumber : Kota Kendari dalam angka Tahun 2011
Peta 2.1 Peta Administrasi
2.2. DEMOGRAFIPertumbuhan PendudukPenduduk Kota Kendari
berdasarkan sensus penduduk Tahun 2000 berjumlah 205.240 jiwa.
Ketika dilakukan Survei Penduduk Antarsensus (Supas) pada tahun
2005, diketahui jumlah penduduk Kota Kendari meningkat menjadi
226.056 jiwa. Jumlah penduduk terakhir pada tahun 2010 berdasarkan
hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966 Jiwa.
Penduduk tersebut tersebar dengan yang tidak merata. Pada tahun
2010, sebanyak 14,80 % penduduk Kota Kendari tinggal di wilayah
Kendari Barat, hanya 6,68 % tinggal di Kecamatan Baruga dan
selebihnya tersebar pada 8 kecamatan dengan persebaran yang
bervariasi. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, kecamatan Kadia
merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling tinggi yaitu
sebesar 4.313 jiwa per km2 sedangkan Baruga merupakan kecamatan
dengan kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per
km2. Sedangkan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Selama
periode tahun 2000 s/d tahun 2010 untuk laju pertumbuhan penduduk
menurut kecamatan, Wua-Wua merupakan kecamatan dengan laju
pertumbuhanpenduduk tertinggi yaitu sebesar 8,23 % per tahun.
Selanjutnya Kendari Barat merupakan kecamatan dengan laju
pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu sebesar 1,02 % per tahun.
Secara umum, laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari sebesar 3,54 %
per tahun.
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari
terdapat lebih banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Rasio
jenis kelamin penduduk Kota Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata
lain terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk
perempuan.
Tabel. 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5
TahunKECAMATANJUMLAH PENDUDUKJUMLAH KK (Asumsi 1 KK = 4
Jiwa)TINGKAT PERTUMBUHAN
TAHUN (Jiwa)TAHUN (KK)TAHUN (%)
2010*20112012201320142015201020112012201320142015201020112012201320142015
Kec.
Mandonga36.16337.64837.92738.20638.48538.7639.0419.4129.4829.5519.6219.6914,110,740.740.730.720.72
Kec.
Poasia24.97725.77427.04828.32129.59430.8676.2446.4446.7627.0807.3997.7173.194.944.714.504.304.13
Kec.
Kendari25.55726.62726.80126.97527.14927.3236.3896.6576.7006.7446.7876.8314.190.650.650.650.640.64
Kec.Baruga19.36819.89921.29522.69124.08725.4824.8424.9755.3245.6736.0226.3712.747.016.556.155.795.48
Kec.Abeli22.43823.31223.71924.12524.53224.9395.6105.8285.9306.0316.1336.2353.901.741.711.691.661.63
Kec.Kendari
Barat42.92844.69045.09445.49745.90146.30410.73211.17311.27311.37411.47511.5764.100.900.900.890.880.87
Kec.
Wua-Wua24.40725.21826.25427.29128.32729.3636.1026.3046.5646.8237.0827.3413.324.113.953.803.663.53
Kec.
Puuwatu27.74928.69529.81730.94032.06233.1846.9377.1747.4547.7358.0158.2963.413.913.763.633.503.38
Kec.
Kadia39.24440.45942.81145.16347.51549.8679.81110.11510.70311.29111.87912.4673.095.815.495.214.954.72
Kec.
Kambu27.13527.96429.53631.10832.68134.2536.7846.9917.3847.7778.1708.5633.065.625.325.054.814.59
Sumber :Hasil Pengolahan Data *) Kota Kendari dalam angka 2011 ,
BPS
2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
Dalam Menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, Pemerintah
Kota Kendari menggunakan beberapa sumber pembiayaan yaitu : 1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti : penerimaan pajak
daerah,retribusi daerah, bagian laba dari perusahaan daerah dan
lain-lain pendapatan asli daerah2. Bersumber dari dana perimbangan
yang di alokasikan oleh pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah
Tingkat I3. Lain-lain pendapatan yang sah.Pemerintah Kota Kendari
dalam menyusun kebijakan umum pengelolaan keuangan mengacu pada
beberapa komponen yang terdiri dari komponen pendapatan dan belanja
serta pembiayaan daerah. Khusus untuk komponen belanja terbagi
menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung, pengalokasian
belanja langsung menggunakan 3(tiga) pendekatan yaitu pengalokasian
pembiayaan pada program-program strategis, seperti; pembangunan
jalan dan jembatan, sekolah, puskesmas, bantuan pendidikan,
terminal, pelabuhan, pasar, dan lain sebagainya, program
pemerataan, seperti P2MK, BLUD, PNPM, pengembangan koperasi, dan
lain sebagainya, serta program inovasi seperti; pameran dan promosi
produksi daerah, pengembangan usaha kerajinan dan home industri dan
lain sebagainya. Hal ini di tempuh oleh Pemerintah Kota Kendari
agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
yang memberi nilai manfaat, memberi pelayanan serta meningkatkan
produktifitas masyarakat. Oleh karena itu pengelolaan belanja
daerah di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik
terutama masyarakat Kota Kendari. secara umum penjabarannya dapat
di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4 : Ringkasan realisasi APBD 5 tahun
terakhirNoAnggaran20072008200920102011
(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)
APendapatan
1Pendapatan Asli Daerah
(PAD)28.159.253.500,8230.371.489.557,0633.848.814.815,7646.736.680.947,3992.471.524.131
2Dana Perimbangan
(Transfer)351.473.004.434402.244.921.331417.155.680.572536.579.487.314458.883.693.280
3Lain-Lain Pendapatan yang
Sah12.035.456.056,3225.360.370.93633.052.486.054-203.389.640.311
4Silpa55.883.305.42758.597.733.595,9669.157.105.190,0244.464.292.36721.887.072.851,17
Jumlah
Pendapatan447,551,019,418.14516,574,515,420.02553,214,086,631.78627,780,460,629.17776,631,930,573.17
BBelanja
1Belanja Tidak
Langsung207.076.773.248251.172.991.485303.519.183.828352.464.946.511442.134.037.860,20
2Belanja
Langsung178.530.985.183194.021.553.523203.683.624.716249.612.048.139325.176.394.152,97
Jumlah Belanja385.607.758.431
445.194.545.008507.202.808.544602.076.994.650767.310.432.013,17
Surplus/Defisit
Anggaran61,943,260,987.1471,379,970,412.0246,011,278,087.7825,703,465,979.179,321,498,560.00
Sumber : DPPKD
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2009-2011) Kota
Kendari merupakan daerah rawan genangan air khusunya diwaktu musim
hujan akibat : Berkurangnya daerah resapan air Kapasitas saluran
tidak sesuai dengan debit air yang terjadi Meningkatnya permukaan
air lautPemerintah Kota Kendari terus berupaya secara maksimal
untuk mengatasi permasalahan di atas agar kebutuhan masyarakat akan
sanitasi dapat terpenuhi. Berikut alokasi anggaran yang diberikan
pemerintah dalam mengatasi masalah sanitasi di Kota Kendari.
Tabel 2.5 : Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal
sanitasi per penduduk 5 tahun
terakhirNoSubsektor/SKPD20072008200920102011
(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)
AAir Limbah
1PU-CK600.000.000418.500.000872.520.000-
2BLH150.000.00060.000.000--
BPersampahan3.236.000.000418.500.000972.200.000557.383.450
CDrainase2.086.238.0004.229.996.0006.151.367.6624.204.490.0006.396.305.050
Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, Komunikasi,
pendampingan)
DTotal Belanja Modal Sanitasi (A s/d
D)2.086.238.0008.215.996.0007.048.367.6626.049.210.0006.953.688.500
ETotal Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan
pendamping)2.486.238.0002.898.500.000416.000.0004.711.990.0006.396.305.050
GTotal Belanja
APBD437.179.316.128510.700.224.258,78554.308.911.446,02612.791.863.846667.909.609.417
HProporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total
(9:10x100%)0,00570,00570,00080,00770,0096
IJumlah Penduduk251.477254.236260.867289.966-
JBelanja Modal Sanitasi Per penduduk
(E:I)8.295,9332.316,4127.86120.861,79-
Ket : belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan)
Kapasitas Fiskal adalah gambaran kemampuan keuangan
masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai tugas
pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan
jumlah penduduk miskin. Daerah mendanai jasa-jasa yang diberikannya
kepada masyarakat. Pemberian jasa-jasa tersebut membutuhkan
pendanaan. Sejauh mana kemampuan Pemerintah Kota Kendari dalam
menyediakan pendanaan untuk pemberian jasa-jasa tersebut dapat di
lihat pada tabel 2.6 dibawah ini berupa Kapasitas fiskal Kota
Kendari yang menjadi cerminan potensi kemampuan Kota Kendari dalam
mendanai jasa-jasa yang harus disediakan.Tabel 2.6 : Data mengenai
ruang fiskal kabupaten/kota 5 tahun terakhirTahunIndeks Kemampuan
Fiskal/Ruang Fiskal Daerah(IRFD)
20070,9032 (Kategori Sedang)
20080,5826 (Kategori Sedang)
20090,7616 (Kategori Sedang)
20100,6759 (Kategori Sedang)
20110,4193 (Kategori Rendah)
Sumber : www.djpk.depkeu.go.idTujuan kebijakan ekonomi daerah
adalah mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh, sehat dan
keadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarkat, memperluas
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Keberhasilan dalam
pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat
perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang
dihasilkan wilayah tersebut. Melalui data pendapatan regional Kota
Kendari yang secara berkala dihitung dapat diketahui tingkat
pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, inflasi serta gambaran struktur
perekonomian Kota Kendari.
Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari yang diukur berdasarkan PDRB
atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan yang cukup
mengembirakan. Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 angka
pertumbuahan ekonomi Kota Kendari selalu selalu diatas tujuh
persen. Demikian juga dengan perdapatan per kapita dan upah minimum
regional (UMR) masyarakat kota kendari yang terus meningkat dari
tahun ke tahun.
Tabel 2.7 : Data perekonomian umum daerah 5 tahun
terakhirNoDeskripsi20062007200820092010
(a)(b)(c)(d)(e)(f)(g)
1PDRB harga konstan 2000 (struktur perekonomian)
(Rp)1.372.821,231.475.506,961.630.316,961.823.950,852.001.870,97
2Pendapatan Perkapita Kota Kendari
(Rp)5.612.836,515.867.363,466.412.612,556.991.880,356.903.812,76
3Upah Minimum Regional Kota Kendari (Rp)
*--670.000735.000810.000
4Inflasi (%)10,577,5315,284,603,87
5Pertumbuhan Ekonomi (%)8,167,4810,4911,889,75
Sumber : Depnakertrasnsos Kota Kendari *) Kota Kendari Dalam
Angka 2011, BPS
2.4 TATA RUANG WILAYAHPengembangan struktur ruang Kota Kendari
pada 20 tahun mendatang yang didasarkan pada pertimbangan, bahwa
Pengembangan pusat-pusat kegiatan skala besar baik yang telah
berkembang di Pusat Kota, Pusat Pendidikan Tinggi dan Pemerintahan,
maupun pusat-pusat kegiatan primer baru yang akan dikembangkan
yaitu kawasan pelabuhan, kawasan industri dan kawasan CBD (Central
Bussines District). Pengembangan pusat primer akan menjadi magnet
pertumbuhan kota yang tersebar di Kota Kendari :a. Pengembangan
Pusat Kota dan CBD.Pusat Kota Kendari yang akan dikembangkan
sebagai pusat pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa akan
menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi pusat kegiatan
perkotaan skala besar.b. Perkembangan Kawaan Pendidikan Tinggi dan
Pusat Pemerintahan Provinsi.Kawasan Pendidikan Tinggi dan
Pemerintahan Provinsi akan berfungsi sebagai simpul primer di
selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat permukiman
perkotaan baru dalam skala besar.
c. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bungkutoko dan Kawasan
Industri.Kawasan Pulau Bungkutoko dikembangkan sebagai kawasan
pelabuhan barang dan penumpang skala regional dan internasional.
Fungsi tersebut menjadikan Pulau Bungkutoko menjadi pusat primer di
kawasan timur Kota Kendari.Kawasan industri sebagai kegiatan yang
akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan kontainer Pulau
Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional
yang membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan
Timur.d. Pengembangan Kota LamaKota lama memiliki nilai historis
bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan dan dijaga dari
kemungkinan tergradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat
pengembangan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap
mempertahankan fungsinya, Kota lama tetap akan menjadi simpul pusat
kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara.e.
Kawasan TerminalKawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur
Regional, akan menjadi simpul pertumbuhan baru di Selatan Kota
Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan
aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi
pengembangan kawasan permukiman baru di bagian selatan kota.
Untuk melihat Potensi Pengembangan Wilayah menurut Peta Rencana
Pola Pemanfaatan Kota Kendari 2009 -2029 yang dibuat oleh
Pemerintah Kota Kendari terdapat 28 Zonasi kegiatan, sedangkan yang
termasuk kedalam kawasan budi daya sebanyak 20 zonasi yaitu; hutan
produksi terbatas, industri, industri dan pergudangan, pariwisata,
pertahanan dan keamanan, komersial, campuran, pemerintahan,
pendidikan tinggi, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering,
pemukiman, fasilitas pelayanan, pelabuhan, industri tidak
mengganggu, terminal, rumah sakit, kepentingan pariwisata dan
nelayan dan kepentingan pelabuhan.
Peta 2.2 : Rencana Pusat Layanan Kota Kendari
Sumber : Bappeda & PM Kota Kendari
Pada gambar berikut merupakan Peta Rencana Pola Pemanfaatan
Ruang Kota Kendari. Pada Peta tersebut terlihat beberapa lokasi
yang menjadi rencana penempatan beberapa bangunan infrastruktur.
Seperti yang ditunjukkan pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan
tersebut merupakan kawasan pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer
maupun rencana pelabuhan rakyat. Kemudian rencana pembangunan
kawasan industri di Kecamatan Abeli, Rumah Sakit di Kecamatan
Baruga, dan rencana kawasan pendidikan di Kecamatan Kambu. Fungsi
dari pola pemanfaatan ruang tersebut untuk lebih menata bangunan
dan lingkungan di Kota Kendari.
Pada Peta di bawah, selain menunjukkan pola-pola ruang untuk
beberapa kawasan juga telihat jelas pola jalan di Kota Kendari.
Dimana di Kota Kendari terdapat beberapa jalan arteri primer,
arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan jalan
lokal atau jalan permukiman. Selain itu digambarkan pula rencana
jalan lingkar Kota Kendari.
Peta 2.3 : Peta Rencana Pola Ruang Kota Kendari
Sumber : Bappeda & PM Kota Kendari
2.5 SOSIAL DAN BUDAYA
Dalam pelaksanaan pembangunan disegala bidang, pemerintah telah
berupaya secara maksimal agar tercipta kesejahteraan masyarakat
yang salah satunya adalah bidang sosial budaya. Usaha tersebut
antara lain melalui kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan,
keluarga berencana, agama, keamanan dan ketertiban masyarakat serta
bidang sosial lainnya. Pembangunan di bidang sosial lainnya di Kota
Kendari diarahkan untuk terwujudnya kehidupan dan penghidupan
sosial, baik dari segi material maupun dari segi spiritual,
utamanya dapat mengatasi masalah kesejahteraan sosial seperti
kemiskinan, keterbelakangan, keterlantaran, kerawanan, ketentraman
sosial dan bencana alam.
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap
unit administrasi pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun
yang formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan didasarkan
semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana
tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau
kelompok lingkungan yang ada.Tabel 2.8 : Fasilitas Pendidikan Yang
Tersedia di Kota KendariKecamatanJumlah Sarana Pendidikan
UmumAgama
SDSLTPSMASMKMIMTsMA
Kec. Mandonga1512--1-
Kec. Poasia121-2---
Kec. Kendari1532-11-
Kec.Baruga82211--
Kec.Abeli2031--1-
Kec.Kendari Barat2456-1--
Kec. Wua-Wua411----
Kec. Puuwatu1022----
Kec. Kadia10333-22
Kec. Kambu63-----
Sumber : Profil Sosia Budaya, 2009
Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6,75
% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 211.943,- Per
Kapita Per Bulan. Dengan kata lain, untuk tidak di kategorikan
miskin seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non
makanan paling sedikit sebesar Rp. Rp. 255.955,- Per Bulan.Seiring
dengan meningkatnya standar garis kemiskinan, jumlah penduduk
miskin di Kota Kendari pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,02 %
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,88 %.
Tabel 2.9 : Jumlah Penduduk Miskin Per KecamatanKecamatanJumlah
Keluarga Miskin (KK)
Kec. Mandonga389
Kec. Poasia325
Kec. Kendari440
Kec. Baruga217
Kec. Abeli617
Kec. Kendari Barat306
Kec. Wua-Wua191
Kec. Puuwatu347
Kec. Kadia283
Kec. Kambu86
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Kendari, 2010
Pembangunan pemukiman di Kota Kendari diarahkan untuk
meningkatkan kualitas. Pembangunan perumahan dan permukiman di Kota
kendari diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga
dan masyarakat; menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan
kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan,
serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota
keluarga.Persentase penduduk Kota Kendari yang terus meningkat dari
tahun ke tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang
tinggi pula.Tingkat kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan
kerawanan kesehatan. Adapun tingkat kepadatan perumahan permukiman
di Kota Kendari dapat di lihat dari tabel 2.9 di bawah ini.
Tabel 2.9 : Jumlah Rumah Per KecamatanKecamatanJumlah Rumah
(Unit)
Kec. Mandonga7.873
Kec. Poasia5.831
Kec. Kendari5.328
Kec. Baruga4.905
Kec. Abeli4.639
Kec. Kendari Barat9.956
Kec. Wua-Wua6.136
Kec. Puuwatu6.335
Kec. Kadia7.486
Kec. Kambu4.896
Sumber : Data Base RP4D Kota Kendari, 2011
BUKU PUTIH SANITASI KOTA KENDARIGambaran Umum
II - 12 POKJA SANITASI KOTA KENDARI
2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAHStruktur kelembagaan Pemerintah
Kota Kendari dapat dilihat pada gambar struktur dibawah ini:
Sumber : BagianOrtala Setda Kota Kendari, 2011