Tinjauan pustaka Kematian Akibat Keracunan Sianida (CN) Maria Fransiska 102011189 Ray Sirvel 102012030 Eva 102012042 Adi Baskoro 102012095 Cecil Raras Pambajeng 102012200 Yahya Iryianto ButarButar 102012270 Natalia102012391 Muhamad Shazwan Bin Sazali 102012483 Nadia Cecilia Stefannie 102012513 E1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510. Telephone: (021)5694-2051. Pendahuluan Skenario:Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang cukup besar milik sebuah pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia didalam kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00) karena si ayah yang bisasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi. Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Natalia102012391Muhamad Shazwan Bin Sazali 102012483
Nadia Cecilia Stefannie 102012513E1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510. Telephone: (021)5694-2051.
Pendahuluan
Skenario:Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam
memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah
yang cukup besar milik sebuah pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia didalam
kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00)
karena si ayah yang bisasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia
bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi.
Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat
tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya
masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak
ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang. Salah seorang
penyidik ditelpon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anak si pengusaha
berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut.
Pembahasan
Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, karena garam sianida dalam takaran kecil
sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan cepat seperti bunuh diri yang
dilakukan oleh beberapa tokoh Nazi.1
1
Kematian akibat keracunan CN umumnya terjadi pada kasus bunuh diri dan pembunuhan. Tetapi
mungkin pula terjadi akibat kecelakaan di laboratorium, pada penyemprotan (fumigasi) dalam
pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang kapal.1
Garam sianida, NaCN dan KCN dipakai dalam proses pengerasan besi dan baja, dalam proses
penyepuhan emas dan perak serta dalam fotografi. AgCN digunakan dalam pembuatan semir
sepatu putih. K-Ferosianida digunakan dalam bidang fotografi, Acrylonitrile digunakan untuk
sintesis karet. Ca-Cyanimide untuk pupuk penyubur.1
Cyanogen (C2N2) dipakai dalam sintesis kimiawi. Sianida juga didapat dari biji tumbuh-
tumbuhan terutama biji-bijian dari genus prunus yang mengandung glikosida sianogenetik atau
amigdalin; seperti singkong liar, umbi-umbian liar, temu lawak, cherry liar, plum, aprikot,
amigdalin liar, jetberry bush dan lain-lain.1
Aspek Hukum
Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.2
Pasal 339KUHP
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau
untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap
tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan
hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.2
Pasal 340KUHP
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.2
Pasal 351KUHP
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
2
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 353KUHP
(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun
Pasal 354KUHP
(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan
berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sepuluh tahun.
Pasal 355KUHP
(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lams lima belas tahun.
Pasal 356KUHP
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga:
(1) Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau
anaknya;
(2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejsbat ketika atau karena menjalankan
tugasnya yang sah;
(3) jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nyawa atau
kesehatan untuk dimakan atau diminum.2
3
Prosedur Medikolegal
Pasal 133 KUHAP2
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter
dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimanan dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebut dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli lekdokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan bterhadap mayat tersebut
dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
Pasal 134 KUHAP
1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak
mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya
tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak
yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.2
Pasal 179 KUHAP
1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah
atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya
menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2
4
Pasal 120 KUHAP
1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus.
2. AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa
ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali
bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang
mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan
yang diminta.2
Pasal 168 KUHAP
Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar
keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi:
o keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sarnpai
derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.
o saudara dan terdakwa atau yang bérsama-sama sebagal terdakwa, saudara ibu atau
saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dari
anak-anak saudara terdakwa sampal derajat ketiga
o suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama
sebagai terdakwa.2
Pasal 170 KUHAP
1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi
keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.2
Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya:
Pasal 179 KUHAP
1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah
5
atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya
menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2
Pasal 180 KUHAP
1. Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang
pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta
agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
2. Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum
terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim
memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
3. Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang
sebagaimana tersebut pada ayat (2).
4. Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh
instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang
mempunyai wewenang untuk itu.2
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.2
Pasal 184 KUHAP
1. Alat bukti yang sah ialah:2
keterangan saksi;
keterangan ahli;
surat;
petunjuk;
keterangan terdakwa.
2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 185 KUHAP
1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang
pengadilan.
2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa
bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
6
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai
dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau
keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi
itu ada .hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat
membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.
5. Baik pendapat maupun rekàan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan
merupakan keterangan saksi.
6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-
sungguh memperhatikan2
a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan
yang tertentu;
d. cara hidup dan kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
e. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang
lain tidak merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan
keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan
alat bukti sah yang lain.
Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.2
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan
atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:2
1. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang
kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
2. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi
7
tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan;
3. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya;
4. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter2
Pasal 216 KUHP
1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan
undang- undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak
sembilan ribu rupiah.
2. Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan
undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas
menjalankan jabatan umum.
3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya
dapat ditambah sepertiga.
Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.2
Pasal 224 KUHP
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang
dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus
dipenuhinya, diancam:2
1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;
8
2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
Pasal 522 KUHP
Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa,
tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.2
Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Tempat kejadian perkara ( TKP ) adalah tempat ditemukannya benda bukti dan/atau tempat
terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian. Meskipun
kelak terbukti bahwa di tempat tersebut tidak pernah terjadi suatu tindak pidana, tempat tersebut
tetap disebut sebagai TKP yang berhubungan dengan manusia sebagai korban, seperti kasus
penganiayaan, pembunuhan dan kasus kematian mendadak ( dengan kecurigaan).Dasar
pemeriksaan adalah hexameter, yaitu menjawab 6 pertanyaan : apa yang terjadi, siapa yang
terasngkut, dimana dan kappa terjadi, bagaimana terjadinya dan dengan apa melakukannya, serta
kenapa terjadi peristiwa tersebut ? . Pemeriksaan kedokteran forensik di TKP harus mengikuti
ketentuan yang berlaku umum pada penyidikan di TKP, yaitu menjaga agar tidak mengubah
TKP. Semua benda bukti yang ditemukan agar dikirim ke laboratorium setelah sebelumnya
diamankan sesuai dengan prosedur.1
Bila korban masih hidup maka tindakan yang paling utama dan pertama bagi dokter adalah
menyelamatkan koban dengan tetap menjaga keutuhan TKP. Pada kasus yang terjadi, korban
didapatkan dalam keadaan telah mati, maka tugas dokter adalah menegakkan diagnosis
kematian, memperkirakan saat kematian, memperkirakan sebab kematian, memperkirakan cara
kematian, menemukan dan mengamankan benda bukti biologis dan medis.Bila perlu dokter
dapat melakukan anamnesa dengan saksi-saksi untuk mendapatkan gambaran riwayat medis
korban.1
Pemeriksaan dimulai dengan membuat foto dan sketsa TKP, termasuk penjelasan mengenai letak
dan posisi korban, benda bukti dan interaksi lingkungan. Mayat yang ditemukan dibungkus
dengan plastic atau kantung plastic khusus untuk mayat setelah sebelumnya kedua tangannya
dibungkus plastik sebatas pergelangan tangan. Pemeriksaan sidik jari oleh penyidik dapat
dilakukan sebelumnya.1
9
Pada kasus ini, kedua mayat ditemukan berbaring di atas tempat tidurnya dengan posisi
terlentang. Tidak ada tanda-tanda perkelahian berupa luka dan segala sesuatu yang berada di
dalam ruangan tersebut masih tertata rapi seberti biasanya. Kedua korban ditemukan dengan
kamar terkunci dari dalam, yang menunjukan bahwa perkara kematian yang terjadi berlangsung
ketika kedua korban sudah berniat untuk beristirahat didalam kamar. Pada kasus, setelah
dilakukan identifikasi TKP oleh penyidik, juga ditemukan dua buah gelas kaca yang setengah
berisi air minum, yang menunjukkan bahwa sebelum kedua korban meninggal, ada riwayat
meminum air tersebut.
Pada pakaian yang dikenakan kedua korban ditemukan noda bercak putih kekuningan samar
yang dicurigai adalah bekas muntah-muntahan korban sebelum meninggal, untuk itu perlu
diambil kerokan terhadap bercak dan dimasukkan ke plastik. Perlu juga dicatat warna dari bercak
noda, ukuran, dilakukan penciuman apa bau dari bercak noda tersebut bila masih tersisa baunya.
Bau ini dapat mengidentifikasi sebab kematiannya. Pada keracunan sianida, bau muntah-
muntahan seperti bau amandel.1\
Pemeriksaan Medik
Pemeriksaan Medik yang umum dilakukan oleh seorang dokter ahli forensik meliputi
pemeriksaan traumatologi dan pemeriksaan tanatologi. Dalam kasus ini kedua korban ditemukan
oleh penyidik dalam keadaan mati di atas tempat tidurnya. Tidak ditemukan luka-luka ataupun
tanda-tanda kekerasan atau perkelahian pada kedua mayat. Sehingga penyelidikan lebih
difokuskan kepada pemeriksaan tanatologi.1,3
Thanatologi adalah topik dalam ilmu kedokteran forensik yang mempelajari hal mati serta
perubahan yang terjadi pada tubuh setelah seseorang mati. Thanatologi juga bermanfaat untuk
memastikan kematian klinis, memperkirakan sebab kematian, dan saat kematian.1
a) Lebam Mayat
Biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya makin
bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu ini, lebam
mayat masih menghilang (memucat) pada penekanan dan dapat bisa berpindah jika posisi
mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila
penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan pada 6 jam pertama setelah
10
mati klinis.Pada kasus keracunan 10 jam pasca mati sudah terjadi lebam mayat yang
menetap.1
Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab
kematian :
Merah kebiruan merupakan warna normal lebam� Merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN atau suhu dingin� Merah gelap menunjukkan asfiksia� Biru menunjukkan keracunan nitrit� Coklat menandakan keracunan aniline�
b) Kaku Mayat
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kira-
kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah
dalam (sentripetal).Cadaveric spasm merupakan kaku mayat yang timbul dengan
intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat
habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena
kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Pada kasus sudah terjadi
kaku mayat, dan sukar dilawan.1,3
c) Penurunan Suhu
Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara,
bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu
keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, pada umumnya orang tua serta
anak kecil. Suhu sudah menurun pada kasus.1,3
d) Proses Pembusukan
Perubahan warna. Perubahan ini pertama kali tampat pada fossa iliaka kanan dan kiri
berupa warna hijau kekuningan, disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadi
sulfmethemoglobin. Perubahan warna ini juga tampak pada seluruh abdomen, bagian
depan genitalia eksterna, dada, wajah dan leher. Dengan semakin berlalunya waktu maka
warnanya menjadi semakin ungu. Pada mayat dalam kasus belum terjadi pembusukan.1,4
Pemeriksaan Luar Jenazah
11
Untuk skenario keracunan sianida ini, yakni pada pemeriksaan luar jenazah ,tercium bau
amandel yang patognomonik untuk keracunan CN, tercium dengan cara menekan dada mayat
sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. Bau tersebut harus cepat dapat ditentukan
karena indra pencium kita cepat teradaptasi sehingga tidak dapat membaui bau khas tersebut .
Sianosis terjadi pada bibir dan wajah ,busa keluar dari mulut dan lebam mayat berwarna merah
terang karena darah vena kaya akan oksi-Hb. Posisi tangan kanan mayat laki-laki memegang
dada, sedangkan pada mayat perempuan ditemukan tangan kanan memegang tangan kiri mayat
laki-laki. Pada mayat perempuan terjadi cadaveric spasme pada tangan kanan. Terus, terjadi
penurunan suhu pada kedua mayat dengan suhu mayat 20oC. Tidak ditemukan tanda kekerasan
pada kedua mayat. Terjadi perubahan pada mata kedua mayat yaitu kornea mata menjadi keruh,
tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur. Masih belum terjadi pembusukan pada kedua
mayat.2,3
Pemeriksaan Dalam Bedah Jenazah
Tercium bau amandel yang khas waktu membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung
(bila racun melalui mulut). Darah, otot dan penampang organ tubuh dapat berwarna merah
terang. Selanjutnya, hanya ditemukan tanda-tanda asfiksia pada organ–organ tubuh.
Pada korban yang menelan garam alkali sianida ,dapat ditemukan kelainan pada mukosa
lambung beupa korosi dan berwarna merah kecoklatan karena terbentuk hematin alkali dan pada
perabaan mukosa licin seperti sabun. Korosi dapat mengakibatkan perforasi lambung yang dapat
terjadi antemortal atau postmortal .2,3
Pemeriksaan Laboratorium & Toksikologi
Uji Kertas Saring
Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh, biarkan hingga menjadi lembab.
Teteskan satu tetes isi lambung atau darah korban, diamkan sampai agak mongering, kemudian
teteskan Na2CO3 10% 1 tetes.Uji positif bila terbentuk warna ungu. Kertas saring dicelupkan ke
dalam larutan HO3 1%, kemudian ke dalam larutan kanji 1% dan keringkan. Setelah itu kertas
saring dipotong potong seperti kertas lakmus. Kertas ini dipakai untuk pemeriksaan masal pada
para pekerja yang diduga kontak dengan CN. Caranya dengan membasahkan kertas dengan
12
ludah di bawah lidah. Uji positif bila warna berubah menjadi biru. Hasil uji berwarna biru muda
meragukan sedangkan bila warna tidak berubah (merah muda) berarti tidak terdapat keracunan.1
Kertas saring dicelup dalam larutan KCl, dikeringkan dan dipotong potong kecil. Kertas tersebut
dicelupkan ke dalam darah korban, bila positif maka warna akan berubah menjadi merah terang
karena terbentuk sianmethemoglobin.1
Reaksi Shonbein-Pagenstecher (Reaksi Guajacol)
Masukkan 50mg isi lambung/jaringan ke dalam botol Erlenmeyer.Kertas saring (panjang 3-4 cm,
lebar 1-2 cm) dicelupkan ke dalam larutan guajacol 10% dalam alkohol, keringkan. Lalu
celupkan ke dalam larutan 0.1%, CuSO4 dalam air dan kertas saring digantungkan di atas
jaringan dalam botol.Bila isi lambung alkalis, tambahkan asam atas jaringan dalam botol. Bila isi
lambung alkalis, tambahkan asam tartrat untuk mengasamkan, agar KCN mudah terurai. Botol
tersebut dihangatkan. Bila hasil reaksi positif akan terbentuk warna biru-hijau pada kertas saring.
Reaksi ini tidak spesifik, hasil positif semu didapatkan bila isi lambung mengandung klorin,
nitrogen oksida atau ozon; sehingga reaksi ini hanya untuk skrining.4
Reaksi Prussian Blue (Biru Berlin)
Isi lambung/jaringan disetilasi dengan destilator. 5 ml destilat + 1 ml NaOH 50% + 3 tetes FeSO4
10% rp + 3 tetes FeCl3 5%, panaskan sampai hamper mendidih, lalu dinginkan dan tambahkan
HCl pekat tetes demi tetes sampai terbentuk endapan Fe(OH)3, teruskan sampai endapan larut
kembali dan terbentuk biru berlin. 1
Cara Gettler Goldbaum
Dengan menggunakan 2 buah flange (piringan), dan di antara kedua flange dijepitkan kertas
saring Whatman No. 50 yang digunting sebesar flange. Kertas saring dicelupkan ke dalam
larutan FeSO4 10% rp selama 5 menit, keringkan lalu celupkan ke dalam larutan NaOH 20%
selama beberapa detik. Letakkan dan jepitkan kertas saring di antara kedua flange. Panaskan
bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati kertas saring bereagensia antara ke dua
flange. Hasil positif bila terjadi perubahan warna pada kertas saring menjadi biru.1,3
Interpretasi Temuan
13
Pada kasus ini, kedua korban ditemukan di suatu tempat kejadian perkara (TKP) didalam
kamarnya yang terkunci dari dalam. Kedua korban dalam posisi terlentang diatas tempat tidur
dengan tangan kanan mayat laki-laki memegang lehernya dan tangan kanan mayat perempuan
memegang tangan kiri mayat laki-laki. Tidak ada tanda-tanda perkelahian ataupun luka yang
bermakna di kedua tubuh korban yang mengarah kepada kekerasan ataupun penganiayaan.
Ketika penyidik mengidentifikasi TKP secara spesifik, ditemukan tanda-tanda mencurigakan
yang mengarahkan kasus ini kepada kematian yang tidak wajar, yaitu ditemukannya bercak–
bercak muntahan di sekitar kerak baju kedua korban, terdapat busa yang mengalir disudut korban
laki-laki maupun korban perempuan. Disamping tempat tidur tempat korban berbaring terdapat
meja yang diatasnya terdapat dua buah gelas yang masing-masing berisi sisa air putih setengah
dari gelas. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari cairan yang ada di dalam gelas tersebut
sudah diminum oleh salah satu ataupun kedua korban.
Ketika korban diperiksa di TKP pukul 10.00 WIB, pada pemeriksaan Thanatologi ditemukan
lebam pada kedua mayat yang cenderung jelas berwarna merah kebiruan di daerah punggung dan
paha belakang kedua mayat yang diakibatkan oleh mengendapnya eritrosit akibat gaya gravitasi,
dan lebam mayat tersebut sudah menetap dan tidak hilang dengan dilakukan penekanan. Hal ini
menunjukkan bahwa saat kematian sudah lebih dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan.
Kemudian dijumpai pula kaku mayat pada kedua korban akibat cadangan glikogen dalam otot
habis, sehingga energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
Kaku mayat ini mulai tampak setelah 2 jam mati klinis. Pada pemeriksaan juga didapatkan suhu
tubuh mayat 30oC, terjadi penurunan suhu akibat kedua korban berada di ruang tidur yang
mempunyai alat pendingin, mengakibatkan suhu lingkungan menjadi rendah sehingga
mempercepat penurunan suhu tubuh kedua korban. Pada sekitar wajah dan bibir terjadi
perubahan warna menjadi kebiruan (sianosis) akibat terjadi penurunan suplai O2 ke jaringan.1,4
Belum terjadi pembusukan, adiposera, serta mummifikasi yang menunjukkan bahwa mayat
dibawa dan diperiksa belum lama dari waktu meninggalnya.
Pada pemeriksaan autopsi, tercium bau amandel yang khas pada kedua mayat pada waktu
membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung.1
Sebab, Cara dan Mekanisme Kematian
14
1. Penyebab kematian
Pada kasus ini adalah karena adanya keracunan sianida yang terdapat di dalam minuman yang
dimunum oleh korban sebelum tidur.
2. Cara kematian
Garam sianida yang sudah tercampur kedalam minuman akan cepat diabsorpsi didalam saluran
pencernaan, diabsorpsi lalu masuk kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan keracunan.1
3. Mekanisme Kematian
Penyebab kematian karena keracunan garam sianida karena efek penurunan afinitas enzim
sitokrom oksidase terhadap oksigen dalam pembuluh darah yang berakibat terjadinya gangguan
pernapasan sel (anoksia). Hal ini merupakan keadaan paradoksal karena korban meninggal akibat
hipoksia tetapi dalam darahnya kaya akan oksigen. Takaran toksik peroral untuk garam sianida
adalah 200 mg. Dapat menyebabkan kematian dalam waktu 2-10 menit.1,4
Garam sianida cepat diabsorpsi melalui saluran pencernaan. Cyanogen dan uap HCN diabsorpsi
melalui pernafasan. HCN cair akan cepat diabsorpsi melalui kulit tetapi gas HCN lambat,
sedangkan nitril organik (iminodipropilnitril, glikonitril, asetonitril) cepat diserap melalui kulit.
Sianida dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, inhalasi dan kulit. Setelah diabsorbsi, masuk
ke dalam sirkulasi darah sebagai CN bebas dan tidak dapat berikatan dengan hemoglobin,
kecuali dalam bentuk methemoglobin akan terbentuk sianmethemoglobin. Sianida dalam tubuh
akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama
sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa oleh
darah. Selain itu sianida juga secara refleks merangsang pernafasan dengan bekerja pada ujung
saraf sensorik sinus (kemoreseptor) sehingga pernafasan bertambah cepat dan menyebabkan gas
racun yang diinhalasi makin banyak.1
Proses oksidasi dan reduksi terjadi sebagai berikut: