1 SUB POKOK BAHASAN PENGANTAR HISTOLOGI 1. Diskripsi singkat Ilmu Histologi merupakan ilmu tentang jaringan tubuh. Jaringan tubuh dibentuk oleh sel dan matriks ekstrasel. Ilmu histologi mempelajari tentang struktur morfologi sel dan jaringan tubuh, cara dan fungsi jaringan itu dalam menyusun organ-organ dan metabolisme tubuh. Ilmu histologi dapat dipelajari melalui jaringan yang telah dibuat preparat histologi dan dapat dilihat dibawah mikroskop. 2. Relevansi a. Mahasiswa mampu menjelaskan organisasi sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme , sebagai dasar ilmu histologi, serta jaringan dasar fundamental pembentuk organ tubuh manusia. b. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai jaringan histologi untuk pemeriksaan di bawah mikroskop sebagai dasar pemeriksaan histopatologi. c. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan. 3. Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan jaringan histologi sebagai dasar dalam mempelajari ilmu klinik dan penyakit di blok-blok mendatang.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
SUB POKOK BAHASANPENGANTAR HISTOLOGI
1. Diskripsi singkat
Ilmu Histologi merupakan ilmu tentang jaringan tubuh. Jaringan tubuh dibentuk oleh sel dan
matriks ekstrasel. Ilmu histologi mempelajari tentang struktur morfologi sel dan jaringan
tubuh, cara dan fungsi jaringan itu dalam menyusun organ-organ dan metabolisme tubuh.
Ilmu histologi dapat dipelajari melalui jaringan yang telah dibuat preparat histologi dan dapat
dilihat dibawah mikroskop.
2. Relevansi
a. Mahasiswa mampu menjelaskan organisasi sel, jaringan, organ, sistem organ dan
organisme , sebagai dasar ilmu histologi, serta jaringan dasar fundamental pembentuk
organ tubuh manusia.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai jaringan histologi untuk pemeriksaan di
bawah mikroskop sebagai dasar pemeriksaan histopatologi.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai sel sebagai unit dasar kehidupan.
3. Kompetensi
Mahasiswa mampu menjelaskan jaringan histologi sebagai dasar dalam mempelajari ilmu
klinik dan penyakit di blok-blok mendatang.
4. Penyajian
Definisi
Histologi berasal dari kata Histo yang artinya jaringan , dan Logos yang artinya ilmu.
Histologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari struktur dan sifat
jaringan dan organ tubuh untuk menjelaskan fungsinya dalam keadaan normal.
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel dan molekul matriks ekstrasel , tidak berdiri
sendiri tapi saling berhubungan dalam berbagai proporsi , yang membentuk organ.
Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul , beberapa diantaranya sangat
rumit sehingga membentuk kompleks, seperti serabut kolagen dan membran basal.
Matriks ekstrasel berfungsi menunjang mekanik bagi sel-sel, mengangkut nutrien ke
2
sel-sel dan membawa katabolik dan dan produk sekresi sel-sel. Matriks ekstrasel juga
sebagai penghubung antar sel dan membantu sel dalam menjalankan fungsinya,
terbukti banyak sekali molekul-molekul matriks ekstrasel yang dikenali dan tertambat
oleh reseptor membran sel. Jadi sel dan matriks ekstrasel membentuk kesatuan
yang berfungsi dan bereaksi terhadap rangsangan dan inhibisi secara bersama-sama.
Terdapat 4 jaringan dasar fundamental tubuh yaitu:
jaringan epitel
jaringan ikat
jaringan otot
jaringan saraf.
Setiap jaringan fundamental tersebut dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh
asosiasi sel dan matriks ekstrasel yang spesifik, tidak berdiri sendiri namun saling
berhubungan dalam berbagai proporsi , yang membentuk berbagai organ.
Tabel 1: karakteristik keempat jaringan dasar.
The Four Primary Tissue Types
Type Sel Matriks
ekstrasel
Characteristics Location fungsi
Jar.epitel
Kumpulan
sel-sel
polihedral
sedikit Jaringan yang
melapisi organ
(dipermukaan
luar atau
permukaan
dalam)
Skin
surface,
Organ
surfaces ,
Interior
linings
Melapisi, sekresi
kelenjar
Jar.Otot Sel
kontraktil
panjang
sedang Jaringan tersusun
atas sel-sel yg
memanjang,
tersusun rapat
Skeletal
muscle
•Heart
muscle
•Smooth
muscle
pergerakan
Jar. Ikat Bbrp jenis
sel
banyak longgar, ada
matriks,
Ligaments,
tendons
mengikat,
meyokong,
3
menetap •Bone,
cartilage
•Blood
melindungi jar &
organ , mengikat
Jar.
Saraf
Juluran
panjang
- Jar. Terdiri atas
sel-sel eksitabel,
Brain
•Spinal
cord,
nerves
Transmisi
impuls /mengirim
sinyal listrik &
menyimpan
informasi
Organ merupakan sekelompok jaringan yg bekerjasama membentuk fungsi khusus dalam
auditorius eksternus, membrana timpani, mata, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
2. Entoderm : epitel dan kelenjar saluran pencernaan
3. Mesoderm : epitel saluran urogenital
BENTUK DAN KARAKTERISTIK SEL EPITEL
Epitel lazim dibedakan berdasarkan bentuk sel dan jumlah lapisan yang menyusunnya. Selain
itu,bentuk inti sel juga bermanfaat untuk membedakan jenis epitel pada mikroskop cahaya
apabila batas-batas antar sel sulit ditentukan.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai masing-masing jenis epitel, ada baiknya kita
membahas dahulu mengenai lamina basal dan membran basal, tautan antar sel dan beberapa
ciri khusus dari permukaan bebas sel.
LAMINA BASAL DAN MEMBRAN BASAL
Semua epitel memiliki hubungan yang erat dengan jaringan penyokong di bawahnya.
Struktur jaringan penyokong ini menyerupai sebuah lembaran pada permukaan dasarnya,
yang disebut lamina basal. Dengan kata lain, lamina basal merupakan struktur penghubung
antara epitel dan jaringan ikat di bawahnya.
27
Lamina basal hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron, berupa lapisan setebal 20-100
nm yang terdiri dari serabut yang sangat halus (lamina densa), lamina rara atau lamina lucida
yang terdapat pada sisi lamina densa. Lamina basal terdiri dari komponen utama yaitu
kolagen, glikoprotein dan proteoglikan, dimana komposisinya bervariasi.
Istilah membran basal dipakai umtuk menyebut suatu lapisan PAS (periodic acid-Schiff)
positif yang dapat tampak pada mikroskop cahaya. Membran basal terbentuk dari penyatuan
2 lamina basal atau lamina basal dengan lamina retikuler. Lamina retikuler terdiri atas serat-
serat retikulin dihasilkan oleh sel-sel jaringan ikat. Jadi lamina retikuler bukan merupakan
bagian dari lamina basal. Membran basal sangat penting untuk keperluan nutrisi jaringan
epitel di atasnya karena epitel bersifat avaskular.
Istilah lamina basal dan membran basal sering digunakan tanpa menunjukkan adanya
perbedaan diantara keduanya, meskipun dari uraian di atas dapat kita pahami letak
perbedaannya.
HUBUNGAN ANTAR SEL
Sel-sel epitel memiliki daya adhesi yang sangat kuat yang sebagian dibentuk oleh suatu
glikoprotein transmembran yang disebut cadherin. Permukaan lateral sel yang bersinggungan
ini disebut junctional complex yang terdiri dari :
1. Zonula okludens atau taut erat
Merupakan perlekatan antar sel yang paling atas. Tempat penyatuan ini memiliki
peran penting terhadap permeabilitasnya. Fungsi utamanya adalah untuk pembatas
aliran zat antarsel epitel.
2. Zonula adheren
Merupakan taut di bawah zonula okludens. Cirinya adalah banyak filamen aktin yang
berasal dari terminal web, yakni suatu anyaman filamin aktin, intermediat dan
spektrin. Perlekatan ini tidak langsung bersinggungan melainkan ada zat interseluler
diantaranya.
3. Gap Junction atau taut rekah
Tautan ini hampir dapat ditemui pada semua jaringan mamalia kecuali otot rangka.
Gap junction terdiri dari unit protein yang disebut koneksin. Junction ini
28
memungkinkan pertukaran antarsel dengan massa molekul <1500 Da. Selain itu,
molekul pembawa sinyal seperti beberapa hormon, siklik AMP dan GMP dan ion juga
dapat melaluinya, sehingga sel-sel dalam jaringan yang memiliki tautan ini harus
bekerja secara rapi terkoordinir seperti contohnya pada otot jantung.
4. Makula adherens atau desmosom
Desmosom merupakan perlekatan paling basal, dan terdapat zat interseluler
diantaranya. Desmosom berbentuk cakram kompleks pada permukaan suatu sel yang
berpasangan dengan struktur yang identik pada permukaan sel di sebelahnya. Pada
sisi sitosol terdapat materi plak yang disebut plak penambat yang disusun atas
beberapa protein. Pada sel epitel, terdapat filamen keratin intermediat yang tertanam
ke dalam plak tersebut, membentuk adhesi yang kokoh antarsel, misalnya pada
sitoskeleton. Namun pada sel nonepitelial, filamen intermediat tidak dibentuk oleh
keratin.
Pada pertautan sel epitel tertentu dan lamina basal, sering terdapat struktur tautan
yang disebut hemidesmosom. Strukturnya berupa setengah desmosom yang kemudian
mengikat sel epitel pada lamina basal di bawahnya. Jika pada desmosom plak
penambatnya terdiri atas protein golongan cadherin maka pada hemidesmosom ini
terdiri atas integrin, yaitu golongan protein transmembran tempat reseptor untuk
makromolekul ekstrasel laminin dan kolagen tipe IV.
29
Ilustrasi tautan antar sel (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11 th
ed.)
PERMUKAAN BEBAS SEL
Beberapa sel epitel memiliki ciri khusus pada permukaan bebasnya. Kekhususan ini berfungsi
untuk memperluas daerah permukaan atau untuk memindahkan partikel asing. Beberapa
bentuk khusus tersebut adalah :
1. Mikrovili
Merupakan struktur tonjolan seperti jari atau lipatan yang berkelok dengan jumlah
yang bervariasi. Jumlah mikrovili ini dapat mencapai ratusan, misalnya pada sel-sel
absorptif pada epitel usus halus atau biasa disebut “striated border” dan tubulus
proksimal ginjal (brush border). Fungsi struktur ini adalah untuk membantu proses
penyerapan zat, dimana dengan adanya struktur ini luas permukaan penyerapan akan
lebih banyak sehingga jumlah zat yang diserap akan menjadi lebih banyak.
2. Stereosilia
Merupakan penonjolan panjang da nonmotil yang sebenarnya merupakan struktur
mikrovili yang lebih panjang dan bercabang. Stereosilia terdapat pada epididimis dan
duktus deferens. Fungsi struktur ini adalah untuk mempermudah pergerakan molekul
ke dalam dan keluar sel.
3. Silia dan flagela
Merupakan struktur motil yang panjang pada permukaan sel yang dikelilingi oleh
membran sel dan mengandung sepasang mikrotubulus di tengah atau pusatnya
kemudian dikelilingi oleh 9 pasang mikrotubulus. Silia tertanam pada badan basal di
kutub apikal di bawah membran sel dan berbentuk seperti sentriol. Daerah antara
badan basal dan membran sel disebut basal plate. Pada basal plate terdapat daerah
sempit tempat berakhirnyafilamen mikrotubulus yang terletak di sentral, yang disebut
zona transisi. Sembilan pasang mikrotubulus yang lain pada tempat berakhirnya akan
membentuk yang disebut terminal web. Sebelum melewati badan basal sembilan
mikrotubulus terdiri atas 2 filamen, namun setelah melewati badan basal terdiri atas 3
filamen. Silia ini juga disebut kinosilia karena sifatnya yang motil. Contoh epitel yang
memiliki silia adalah epitel tuba uterina, saluran pernafasan dan duktus eferens.
30
Flagel memiliki struktur yang lebih panjang dari silia menyerupai rambut dan pada
tubuh manusia hanya terdapat pada spermatozoa. Setiap sel hanya memiliki satu
flagel.
Gambaran epitel usus dibawah mikroskop elektron (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11th ed.)
Jenis epitel
Epitel secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama berdasarkan
struktur dan fungsinya yaitu epitel pelapis/epitel sel membran dan epitel kelenjar.
Epitel pelapis
Epitel pelapis dapat dibedakan berdasarkan bentuknya yaitu epitel pipih/skuamus,
kuboid/kubis, torak/silinder/kolumner. Epitel juga dapat dibedakan berdasarkan susunannya
yaitu epitel selapis/simpleks, berlapis/kompleks, dan berlapis semu/pseudokompleks. Jika
digabungkan maka epitel dapat dibedakan menjadi :
1. Tak berlapis
a. Skuamus simpleks
Jenis epitel ini terdiri dari selapis sel pipih di permukaan jaringan penyokong, dan
jika dilihat dari atas berbentuk poligonal. Inti berbentuk oval pipih searah panjang
sel, sitoplasma kurang terlihat. Contohnya pada alveoli paru, epitel endotel
pembuluh darah.
31
b. Kuboid simpleks
Sel pada epitel ini lebih tinggi dan tebal, seperti kubus jika dilihat dari samping,
dari atas terlihat poligonal. Inti bulat dan terletak di tengah.
Gambar contoh epitel squamus simpleks : pada alveoli paru
32
c. Kolumner simpleks
Bentuk sel lebih tinggi, pada penampang membujur terlihat berbentuk
silinder/torak dan pada penampang melintang terlihat poligonal. Inti oval ke arah
panjang sel dan terletak dekat ke basal. Sel ini terdiri dari 2 macam sel yaitu untuk
absorpsi dan sekresi (sel goblet/piala). Sel goblet berbentuk kolumner, menyempit
ke basal dan int terletak di basal. Sel ini mengandung globul glikoprotein/musin
yang makin mendekati permukaan glandula semakin banyak. Pada pengecatan HE
(Hematoxyllin Eosin) sel ini tampak lebih pucat dan pada pengecatan PAS bereaksi
positif (violet/magenta). Contoh epitel kolumner simpleks yang khas yaitu pada
epitel yang melapisi intestinum. Epitel kolumner simpleks ada juga yang memiliki
silia, yaitu pada uterus, tuba uterina, bronkiolus, sinus nasalis dan kanalis sentralis
medulla spinalis.
Gambar contoh epitel kuboid simpleks : pada epitel kelenjar
33
2. Berlapis
a. Skuamus kompleks berkeratin dan tidak berkeratin
Susunan jenis epitel ini dibedakan oleh adanya lapisan keratin/tanduk. Secara
umum epitel skuamus kompleks berkeratin terdiri dari stratum korneum, stratum
lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum
Gambar contoh epitel kolumner simpleks : pada intestinum
Gambar ilustrasi epitel kolumner
34
basale/germinativum/silindrikum, contohnya terdapat pada epidermis. Sedangkan
pada epitel yang tidak berkeratin tanpa dilengkapi dengan stratum
korneum,lucidum dan granulosum, contohnya terdapat pada epitel esofagus, servix.
b. Kuboid kompleks
Susunan epitel inipada bagian superficial berbentuk kuboid, bagian tengah
berbentuk polihidral, dan pada bagian basal berbentuk kolumner.
c. Kolumner kompleks bersilia dan tidak bersilia
Lapisan superficial epitel kolumner kompleks tidak bersilia berbentuk kolumner
tinggi/prismatik, dan tidak berhubungan dengan jaringan di bawahnya. Lapisan di
bawahnya berbentuk polihidral yang tidak mencapai permukaan. Contohnya
terdapat pada forniks konjungtiva, uretra pars kavernosa, duktus ekskretorius
kelenjar dan epiglotis bagian belakang. Sedangkan contoh epitel ini yang bersilia
terdapat pada permukaan nasal palatum molle, laring dan esofagus fetus.
d. Transisional
Epitel ini merupakan peralihan antara skuamus kompleks ke kolumner kompleks.
Lapisan paling dalam berbentuk kuboid, lapisan selanjutnya berbentuk polhidral
tak beraturan dan lapisan paling superficial terdiri dari selapis sel yang besar,
cembung, dan disebut sel payung. Jika sedang distensi epitel ini hanya terdiri dari 2
Gambar contoh epitel squamus komplek : pada servix
35
lapis yaitu lapisan superficial(payung) dan lapisan bawahnya yang berbentuk
kuboid tak beraturan.
e. Kolumner berlapis semu bersilia dan tidak bersilia (pseudokomples)
Sel pada jenis epitel ini khas yaitu berhubungan dengan membrana basalis, namun
tidak semuanya mencapai permukaan. Kesan lapisan ini didapat karena sel yang
ukurannya lebih kecil tertutup oleh sel yang lebih besar. Letak inti dari masing-
masing sel tidak sama tinggi.
Gambar epitel transisional : pada ureter
36
Berikut tabel mengenai jenis epitel pelapis pada tubuh manusia.
Jumlah lapisan Bentuk sel Contoh distribusi Fungsi utama
Satu lapis Gepeng /squamus Melapisi pembuluh
darah (endotel).
Melapisi
perikardium, leura,
peritoneum (mesotel)
Membantu
pergerakan visera
(mesotel), transpor
aktif melalui
pinositosis (mesotel
dan endotel), sekresi
molekul biologis
aktif (mesotel)
Kuboid Melapisi ovarium,
kelenjar tiroid
Melapisi, sekresi
Silindris/ kolumner Melapisi usus,
kandung empedu
Proteksi, lubrikasi,
absorpsi, sekresi
Bertingkat Melapisi trakea,
bronkus, rongga
hidung
Proteksi, sekresi;
transpor yang
diperantai untuk
partikel yang
Gambar epitel pseudokompleks bersilisa : pada trakea
37
terperangkap dalam
mukus agar dapat
keluar dari saluran
napas
Berlapis dua atau
lebih
Gepeng/ squamus
berkeratin
Epidermis Proteksi; mencegah
kehilangan air
Gepeng/squamus
tidak berkeratin
Mulut, esofagus,
laring, vagina, kanal
anus
Proteksi, sekresi;
mencegah kehilangan
air
Kuboid Kelenjar keringat,
folikel ovarium yang
sedang berkembang
Proteksi, sekresi
Transisional Kandung kemih,
ureter, kaliks ginjal
Proteksi, distenbilitas
Silindris /kolumner konjungtiva Proteksi
38
Ilustrasi berbagai jenis epitel jaringan. (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text
and atlas 11th ed.)
Epitel Kelenjar
Epitel ini dibentuk oleh sel-sel yang menghasilkan sekret. Umumnya moleku-molekul yang
akan disekresi disimpal dalam suatu struktur yang disebut granula sekretoris. Epitel kelenjar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar
endokrin.
39
Ilustrasi pembentukan kelenjar dari epitel di atasnya. (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11th ed.)
Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang hasil sekresinya dikeluarkan ke permukaan sel
melalui suatu saluran. Kelenjar ini memiliki sekretor yang biasanya berbentuk kuboid untuk
sekresi dan duktus yang berfungsi menyalurkan hasil sekresi ke luar kelenjar. Susunan epitel
duktus bervariasi mulai dari kuboid hingga kolumner tergantung ukuran dan lokasi duktus.
40
Ilustrasi macam-macam bentuk kelenjar eksokrin. Bagian yang berwarna hitam menunjukkan bagian sekretoris. (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11th ed.)
Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang hasil sekresinya (hormon) dikeluarkan langsung ke
dalam tubuh melalui kapiler. Dengan kata lain, kelenjar ini tidak memiliki saluran. Kelenjar
ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis sel. Jenis yang pertama sel-sel nya saling berkelompok
dan berhubungan terdapat diantara kapiler darah. Hasil sekresinya disimpan dalam sel itu
sendiri yang disebut intracelullar storage. Contohnya adalah sel beta pulau Langerhans
pankreas.Jenis kedua, sel-sel melapisi suatu vesikel atau folikel yang terisi bahan nonsel.
Hasil sekresinya disimpan di luar sel dan disebut extracelullar storage. Hasil sekresi dan sel
41
yang melapisinya disebut folikel. Contohnya terdapat ada kelenjar tiroid. Kelenjar endokrin
juga dibungkus oleh suatu kapsula jaringan ikat.
Selain kedua jenis kelenjar di atas, terdapat campuran kelenjar eksokrin dan endokrin,
misalnya pada kelenjar pankreas. Sebagian epitel membentuk sel-sel sekretorius berupa
asinus-asinus serous dengan duktus-duktusnya, sebagian lagi membentuk pulau-pulau
Langerhans yang tidak memiliki duktus dan kaya kapiler. Hepar juga dianggap sebagai
kelenjar campuran eksokrin dan endokrin. Sel-sel hepar mensekresi empedu ke dalam sistem
duktus dan mensekresi bahan lainnya ke dalam darah.
Klasifikasi kelenjar juga dapat berdasarkan berbagai hal yaitu :
1. Berdasarkan duktus
a. Kelenjar tunggal ( simle gland)
b. Kelenjar majemuk (compound gland)
2. Berdasarkan unit sekresi
a. Tubuler
b. Asiner
c. Alveolar
d. Tubulo-asiner
3. Berdasarkan struktur
a. Uniseluler
b. Multiseluler
4. Berdasarkan letak
a. Intraepitelial
b. Subepitelial
5. Berdasarkan sifat hasil sekresi
a. Hidup, contohnya pada ovarium, testis dan organ hemopoetik
b. Mati , semua kelenjar kecuali yg disebutkan di atas.
6. Berdasarkan cara mensekresi
a. Kelenjar holokrin
Sel pada kelenjar ini mati setelah hasil sekresi terkumpul dalam sitoplasma,
kemudian baru dikeluarkan. Contoh satu-satunya adalah kelenjar sebacea pada
kulit.
42
b. Kelenjar merokrin
Sel kelenjar tidak perlu merusak sitoplasma untuk mengeluarkan hasil sekresinya.
Contohnya terdapat pada kelenjar saliva dan pankreas.
c. Kelenjar aprokrin
Ciri kelenjar ini adalah sel kelenjar mengeluarkan hasil sekresinya dengan
sebagian sitoplasma ikut berubah atau rusak dan dikeluarkan. Contohnya adalah
kelenjar mammae, kelenjar aksila dan kelenjar sirkum analis.
7. Berdasarkan sifat kimiawi
a. Serous
Bersifat encer, jernih seperti air dan mengandung enzim. Sel sekresi berbentuk
segitiga tersusun radier dan membentuk asinus dengan lumen di tengah.sitoplasma
di basis sel bersifat basofilik sedangkan di apeksterdapat zymogen (pro-enzim)
yang bersifat eosinofilik yang nantinya akan dikeluarkan sebagai enzim.
b. Mukus
Bersifat lebih kental seperti lendir, mengandung glikoprotein. Sitoplasma sel
daerah basal bersifat basofilik, inti dan apeks berisi musin dan berwarna pucat
yang bereaksi positif pada PAS.
c. Campuran serous dan mukus (mixed gland) : seromukus dan mukoserous
Seromukus terbentuk apabila bentuk kelenjar yang asinus yang serous lebih
sedikit, pada pengecatan HE terlihat pucat.
Mukoserous terbentuk apabila kelenjar asinus yang mukus lebih banyak sehingga
pada pengecatan HE terlihat lebih merah.
43
Gambar histologis kelenjar serous pankreas. (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11th ed.)
Gambar histologik diatas menunjukkan epitel usus. Perhatikan daerah brush border dan sel goblet yang menunjukkan reaksi positif terhadap pewarnaan PAS. (dikutip dari Juncquiera JC, Carneiro J. Basic Histology, text and atlas 11th ed.)
44
SOAL
1. Sebutkan macam-macam tautan antar sel!
2. Sebutkan macam-macam epitel jaringan dan contoh organnya!
3. Sebutkan macam-macam epitel kelenjar dan jelaskan!
45
Soal formatif :
1. Jelaskan pembagian jaringan ikat!
2. Jelaskan struktur histologis jaringan otot polos dan otot rangka
3. Sebutkan macam-macam epitel jaringan dan contoh organnya!
4. Jelaskan struktur histologi jaringan tulang keras.
SUMBER PUSTAKA
1. Junquera LC, Carneiro Jose. Histologi Dasar text dan Atlas, 10th ed. EGC, 2007