TUGAS BESAR MANAJEMEN RANTAI PASOK Disusun Oleh: Nyimas Eki Nevita Putri 105100701111011 Nindya Nur Fajriyah 105100701111036 Priska Yovita 105100701111027 Agustran Nagara R. 105100704111001 Agung Wiyogo 105100701111022 Sigit Prayitno 105100713111002 Ade Ramadhan 105100705111001 Dosen Pengampu : Ika Atsari D JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
36
Embed
blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/tubes-kelompok-2-FIX.docx · Web viewPilihan ini berfokus pada masalah kebutuhan strategis untuk tenaga kerja yang fleksibel untuk dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS BESAR
MANAJEMEN RANTAI PASOK
Disusun Oleh:
Nyimas Eki Nevita Putri 105100701111011
Nindya Nur Fajriyah 105100701111036
Priska Yovita 105100701111027
Agustran Nagara R. 105100704111001
Agung Wiyogo 105100701111022
Sigit Prayitno 105100713111002
Ade Ramadhan 105100705111001
Dosen Pengampu : Ika Atsari D
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PROFILE PT SUPERLAKTO
VISI : Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan
terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan
konsumen, dan menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham
serta mitra kerja perusahaan.
MISI : Menjalankan usaha yang berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan
kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan,
yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah
sebagai wujud pertanggungjawaban kepada pemegang saham.
PT SUPERLAKTO didirkan pada tahun 1992 oleh beberapa orang yaitu
Dari data perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa apabila
melakukan diskon harga saat off-peak season yaitu bulan Januari, peningkatan
keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan apabila melakukan diskon harga saat
peak season yaitu bulan April, terjadi pula penambahan jumlah keuntungan bagi
perusahaan.Tetapi bila dibandingkan kedua keuntungan tesebut, maka pemberian
diskon pada peak season yaitu pada bulan April dinilai lebih menguntungkan
karena nilainya yang lebih besar.
BAB III
MANAGING ECONOMIES OF SCALE IN THE SUPPLY CHAIN: CYCLE
INVENTORY
Cycle Inventory merupakan persediaan rata-rata yang dibuat dalam rantai
pasok karena pada tahap rantai pasok baik ketika memproduksi atau membeli
dalam satuan kuantitas yang lebih besar daripada yang diminta oleh pelanggan.
Cycle inventory yang baik adalah cycle inventory yang rendah karena wakru alir
rata – rata lebih rendah, kebutuhan modal kerja lebih rendah, biaya penyimpanan
persediaan lebih rendah. Cycle inventory dihitung untuk mengambil keuntungan
dari skala ekonomi dalam rantai pasok. Dalam PT SUPERLAKTO, cycle
inventory berperan penting dalam pemembelian produk dalam ukuran
kuantitas/lot tertentu yang meminimalkan jumlah material, pemesanan, dan biaya
penyimpanan
Biaya penyimpanan (holding costs), terdiri atas biaya-biaya persediaan.
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya
yang termasuk sebagai biaya penyimpanan dalam PT Superlakto adalah:
a) Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan seperti penerangan, pemanas, dan
pendingin ruangan.
b) Biaya modal
c) Biaya keusangan produk susu, yaitu biaya yang timbul karena produk susu
yang disimpan kadaluarsa.
d) Biaya penghitungan fisik dan konsiliasi laporan
e) Biaya asuransi persediaan
f) Biaya pajak persediaan
g) Biaya kerugian akibat perusakan, pencurian, dan kehilangan
h) Biaya penanganan persediaan dan sebagainya
Biaya pemesanan persediaan (ordering cost). Umumnya biaya per pesanan
(di luar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik bila kuantitas pesanan
bertambah besar. Tetapi bila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali
pesan, jumlah pesanan per periode turun maka biaya pemesanan total akan turun.
Dengan kata lain biaya pemesanan total per periode (tahunan) adalah sama dengan
jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus
dikeluarkan setiap kali pesan. Yang termasuk biaya-biaya pemesanan dalam PT
Superlakto meliputi :
a) Biaya pemrosesan pesanan bahan baku susu dan biaya ekspedisi
b) Biaya upah tenaga kerja
c) Biaya telepon
d) Biaya pengeluaran surat menyurat
e) Biaya pengepakan dan penimbangan
f) Biaya pemeriksaan pada saat penerimaan barang
g) Biaya pengiriman ke gudang
h) Biaya hutang lancar dan sebagainya.
BAB IV
PERAN SAFETY INVENTORY DALAM SUPPLY CHAIN
Persediaan penyimpanan adalah persediaan dilakukan untuk memenuhi
permintaan yang melebihi jumlah yang diperkirakan untuk suatu periode tertentu,
persediaan pengaman dilakukan karena permintaan tidak pasti dan kekurangan
produk. Hal ini dapat terjadi jika permintaan aktual melebihi perkiraan
permintaan. Pada PT. Superlakto safety inventory sangat berperan dalam proses
produksi dan memenuhi permintaan pelanggan. adapun faktor faktor yang
mempengaruhi Safety Inventory di PT. Superlakto Secara umum besar-kecilnya
safety inventory tergantung pada beberapan faktor :
Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian
yang tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk
1 periode pembelian
Jumlah dana yang tersedia
Daya tahan material
Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan pada PT Superlakto adalah:
Bahan baku, dipengaruhi oleh : perkiraan produksi, sifat musiman
produksi, dapat diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan
pembelian dan kegiatan produksi.
Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu
yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan.
Kriteria keputusan yang di gunakan PT superlakto agar persediaan dapat diterima semua pihak yang terkait adalah:
Dapat menjamin kelancaran proses produksi
Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia
Metode Pengendalian Persediaan
Ada beberapa model pendekatan yang di gunakan PT. Superlakto untuk menganalisis persediaan, yaitu dengan model Economic Order Quantity (EOQ), model Back Order, model Fixed Production rate dan model Quantity Discount yang kesemuanya berasumsi bahwa semua parameter telah diketahui dengan pasti (model-model deterministic). Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan adalah dengan EOQ (Economic Order Quantity Model) dan yang terbaru dengan metode MRP model (mengenai model-model manajemen persediaan dibahas lebih rinci di mata kuliah manajemen operasional dan manajemen persediaan).Model ini digunakan untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yang optimal yaitu jumlah yang harus dipesan dengan biaya yang paling rendah (ekonomis).
Ada dua keputusan dasar dalam EOQ, yaitu:
Berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan pada saat bahan baku
tersebut perlu dibeli kembali (Replenisment Cyle)
Kapan perlu dilakukan pembeliaan kembali (Reorder point)
Asumsi PT Superlakto yang digunakan dalam analisis EOQ ini adalah:
a. Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan lebih dahulu secara pasti untuk penggunaan selama 1 tahun/ 1 periode tertentu.
b. Penggunaan bahan baku selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
c. Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol (0) atau di atas safety stock (persediaan minimal/besi)
d. Harga konstan selama periode tertentu.
BAB V
DETERMINING THE OPTIMAL LEVEL OF PRODUCT AVAILABILITY
Menyimpan terlalu banyak produk tentu akan memperbesar biaya.
Sedangkan apabila tidak memiliki persediaan akan sangat berisiko apabila
konsumen memerlukan produk namun tidak tersedia, tentunya konsumen dapat
beralih ke produsen lain. Ini berarti akan mengurangi keuntungan yang mungkin
didapat perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk
menentukan tingkat produk yang optimal. Artinya, tidak menimbulkan beban
biaya yang terlalu besar sekaligus juga tersedia apabila konsumen memerlukan.
Berkaitan dengan dua faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan produk
diantaranya, adalah:
- Cost of overstocking the product
Ketersediaan produk yang tinggi juga memerlukan pembelian
produk dalam jumlah besar. Meskipun tingkat ketersediaan produk
tinggi, kemungkinan untuk memenuhi semua permintaan yang
muncul, juga cenderung menghasilkan sejumlah besar produk yang
tidak terjual.
C = Biaya kelebihan stok
Merupakan kerugian yang ditanggung oleh perusahaan untuk
setiap unit terjual.
- Cost of understocking the product
Dan rendahnya tingkat ketersediaan produk kemungkinan akan
mengakibatkan harus kehilangan pelanggan. Sehingga menyebabkan
kehilangan potensi keuntungan dengan kehilangan pelanggan.
Cu = Biaya understocking
Merupakan margin yang hilang oleh perusahaan untuk setiap
penjualan yang hilang karena tidak ada persediaan.
Untuk menanggulangi overstocking dan understocking ada dua skenario,
yaitu: Optimal cycle service level for seasonal items with a single order in a
season dan Desired cycle service level for continuously stocked items. Dari dua
skenario yang ditawarkan maka perusahaan kami dapat memilih product
availability atau ketersediaan produk yang terus-menerus di distribusikan. Desired
cycle service level for continuously stocked items, sangat cocok dengan PT.
SUPERLAKTO. Produk susu yang kami produksi mengandung nilai protein,
kalsium dan vitamin tinggi bagi para pelanggan, metode ini kami pilih untuk kami
terapkan pada PT. SUPERLAKTO karena keterbatasan kemampuan bahan baku
kami dari segi daya tahan. Produksi susu harus dilakukan secara kontinyu agar
susu tidak terlalu lama berada dalam sistem produksi. Perusahaan ini juga tidak
menerapkan Optimal cycle service level for seasonal items with a single order in
a season karena susu bukan merupakan produk musiman. Produk kami diproduksi
secara harian(daily) sehingga pengadaan bahan baku juga dilakukan setiap hari.
Lebih spesifik lagi kami akan memproduksi di hari tersebut dan di distribusikan di
hari itu juga. Dengan begitu kualitas susu akan terjaga dan tidak akan menuruh
karena faktor lama penyimpanan.
Selanjutnya adalah mengurangi ketidakpastian dalam permintaan atau
demand uncertainty, ada beberapa cara yang dapat digunakan. Diantaranya
adalah: a) Improved forecasting, b) Quick response c) Postponement, dan d)
Tailored sourcing. Pada PT. SUPERLAKTO, banyaknya permintaan konsumen
dapat berpengaruh terhadap produktivitas dan distribusi perusahaan kami. Apabila
terjadi ketidakpastian dalam permintaan, langkah yang kami ambil adalah
improved forecasting. Meningkatkan peramalan adalah salah satu cara yang
efektif dalam mengambil keputusan dalam memproduksi barang produk kami.
Jika tiap bulannya permintaan tidak tentu atau tidak dapat dipastikan, maka
peramalan sudah sepantasnya lebih ditingkatkan. Pada study kasus di PT.
SUPERLAKTO, tidak dimungkin digunakan metode quick response karena bahan
baku yang kami gunakan adalah susu murni yang notabennya tidak dapat
diadakan dalam waktu singkat. Pemesanan harus dilakukan sebelum proses
produksi pada pemasok yang telah dipilih. Kami juga tidak mungkun menerapkan
postnement pada PT. SUPERLAKTO mengingat kondisi susu yang mudah rusak,
tidak mungkin diadakan penundaan baik dalam pendistribusian ataupun
penundaan periode produksi. Hal tersebut akan menurunkan kualitas susu yang
akan kami produksi. Untuk menjadi perusahaan industri minuman yang terbaik
dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen,
dan menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja
perusahaan, kami akan menjaga kualitas susu dengan tidak menyimpan produk
dalam waktu lama yang akan menurunkan kualitas produk itu sendiri. Kami juga
tidak menerapkan Toilored sourcing, karena kami juga menjunjung kepuasan dan
kepercayaan konsumen, apabila kami menproduksi hanya sesuai dengan produksi
bahan baku atau produksi dari sumber, kami akan menyia-nyiakan demand dari
konsumen yang sebenarnya merupakan keuntungan bagi kami. Dengan
menerapkan Improved forecasting kami dapat meramalkan permintaan dengan
lebih akurat, dengan begitu kerugian akibat ketidak seimbangan produksi dan
demand dapat diminimalisir. Ketika demand meningkat, perusahaan dapat
meningkatkan produksi dengan meningkatkan kuantitas bahan baku dari produsen
lain. Sedangkan ketika demand menurun kami dapat mengurang produksi dan
mengurangi kuantitas bahan baku dari produsen. Dengan begitu, perusahaan dapat
mengurangi kerugian.
BAB VI
TRANSPORTATION IN THE SUPPLY CHAIN
PT. Superlakto yang memproduksi susu Laktokid dan Laktovit
menggunakan jaringan transportasi Shipping via DC Using Milk Runs. Hal ini
dilakukan sesuai dengan stage-stage yang terdapat pada PT. Superlakto ini, yaitu :
Jaringan transportasi Shipping via DC Using Milk Runs ini merupakan
perpanjangan dari pengiriman langsung dimana terdapat pusat distribusi diantara
pemasok dan pelanggan. Jaringan transportasi ini dipilih karena memberikan
biaya transportasi yang rendah untuk setiap batch nya dan memiliki tingkat
persediaan yang rendah. Walaupun demikin, PT. Superlakto harus meningkatkan
koordinasi yang kompleks antar setiap stage-stage nya.
PT. Superlakto merupakan perusahaan yang memproduksi susu cair,
sehingga perlu adanya sistem transportasi dan penyimpanan yang sesuai agar
kualitas susu tetap terjaga. Karena susu cair ini memiliki masa kadaluarsa tertentu
dan harus disimpan di tempat dengan suhu tertentu maka diperlukan suatu
distributor center yang akan mengirimkan produk ke buyer location. Distributor
center ini berguna sebagai tempat penyimpanan/penggudangan, tempat
transit/perpindahan dan dapat mengurangi biaya transportasi yang akan
mempengaruhi total cost nya.
Distribution center ini sebagai tempat penggudangan yang juga telah
disesuaikan dengan kriteria tempat penyimpanan susu yang baik, sehingga
walaupun masih disimpan ketika menunggu waktu permintaan datang, susu tetap
terjaga dengan baik. Hal ini juga akan memudahkan pengiriman ke buyer location
dengan mengirimnya langsung dari buyer location pertama, kedua, ketiga dan
begitu seterusnya. Dampak yang ditimbulkan yaitu akan mengurangi outbond cost
sehingga total costnya semakin rendah serta tidak memakan waktu lama dalam
pengirimannya. Jaringan transportasi Shipping via DC Using Milk Runs dapat
digambarkan sebperti di bawah ini:
Untuk moda transportasi yang digunakan yaitu intermoda.Hal ini
dilakukan karena lokasi distribusi dan pasar yang dituju luas, yaitu di Pulau Jawa,
Sumatera (Pekan Baru), Sulawesi (Makasar), dan Kalimantan (Banjarmasin).
Sehingga perlu dilakukan penggabungan moda transportasi dengan menggunakan
moda darat (TL(Truck Load)) dan moda pelayaran(kapal). Penggunaan intermoda
ini harus dibarengi dengan suatu konsolidasi dan koordinasi yang baik dari
masing-masing moda yang digunakan sehingga tidak timbul kesalahan diantara
keduanya. Pertukaran informasi juga sangat dibutuhkan disini sebagai fasilitas
perpindahan moda transportasi yang berbeda. Intermodal juga memberikan
kenyamanan bagi PT.SUPERLAKTO karena menggunakan layanan yang
lengkap.
Moda darat TL dipilih karena memberikan kemudahan dalam pengiriman
di jalur darat dengan membawa jumlah muatan yang relatif besar. Moda
pelayaran/air dengan menggunakan dipilih karena keterbatasan wilayah geografi
yang mengharuskan pengiriman menggunakan jalur pelayaran. Penggunaan kapal
ini juga memberikan keuntungan dapat mengirim barang dalam jumlah yang
banyak.
BAB VII
SOURCING DECISIONS IN A SUPPLY CHAIN
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian supplier
selain cost, juga consistency-nya (quality and delivery), reliability, relationship,
flexibilitas dan juga service levelnya. Hal ini yang ditekankan dalam penilaian
supplier di perusahaan PT. SUPERLAKTO adalah buyer-supplier relationship
yaitu kemampuan keduanya untuk bekerja sama (co-operative) dengan
menyamakan visi dan misi keduanya, sehingga hubungan tak hanya untuk short
term saja. Rasa saling percaya (goodwill trust) dalam suatu hubungan adalah hal
yang penting karena dengan rasa saling percaya kedua belah pihak dapat saling
mengandalkan, dan hubungan kerja sama yang baik dapat terbentuk, yang tentu
saja hal tersebut dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.PT.
SUPERLAKTO akan mempertimbangkan beberapa faktor di dalam supplier
scoring and assessment, yaitu:
1. Kualitas : suatu perusahaan mungkin akan membelanjakan lebih besar
biayanya untuk mendaatkan kualitas barang yang baik. Didalam kualitas termasuk
faktor Supply Quality.
2. Pelayanan : pelayanan yang khusus kadang kala dapat menjadi hal yang
penting dalam pemilihan supplier. Penggantian atas barang yang rusak, petunjuk
cara penggunaan, perbaikan peralatan dan pelayanan yang sejenis, dapat menjadi
kunci dalam pemilihan satu supplier daripada yang lain. Didalam pelayanan
termasuk faktor On-Time Performance, Replenishment Lead Time
3. Lokasi : lokasi supplier dapat mempunyai pengaruh pada waktu
pengiriman, biaya transportasi, dan waktu respon saat ada order/pesanan yang
mendadak atau pelayanan yang bersifat darurat. Pembelian pada daerah
setempat/lokal dapat menumbuhkan goodwill (pengaruh baik) dalam suatu
hubungan serta dapat membantu perekonomian daerah sekitar. Didalam lokasi
termasuk faktor Inbound Transportation Cost dan Delivery Frequency/Minimun
Lot Size
4. Kebijakan supplier : jika supplier dapat memelihara kebijakan dan
menjaga spare part yang dimilikinya, hal ini dapat membantu dalam kasus
kebutuhan bahan baku yang mendadak. Didalam kebijakan termasuk faktor
Exchange Rates, Taxes and Duties dan Supplier Viability.
5. Fleksibilitas : niat yang baik dan kemampuan supplier dalam merespon
perubahan permintaan dan memenuhi perubahan desain pesanan dapat menjadi
faktor yang penting dalam pemilihan supplier. Didalam fleksibilitas termasuk
faktor Supply Flexibility.
6. Information Coordination Capability : Information Coordinatiom
Capability atau kapabilitas kedua belah pihak dalam koordinasi informasi.
Selanjutnya faktor Design Collaboration Capability atau kemampuan/kapabilitas
kedua belah pihak dalam membentuk kolaborasi kerja sama yang akan dilakukan.
BAB VIII
COORDINATION IN THE SUPPLY CHAIN
Supply Chain Coordination.
Inti dari Supply Chain Management adalah adanya sinkronisasi dan
koordinasi kearah hulu dan hilir, oleh karena itu, aliran informasi dan koordinasi
diantara trading partners haruslah berjalan dengan baik. Kelemahan pada aliran
informasi dan koordinasi tersebut seringkali menimbulkan distorsi informasi yang
salah satunya berupa teramplifikasinya variabilitas permintaan dari downstream
channel ke upstream channel yang dinamakan dengan fenomena bullwhip effect.
Keberadaan bullwhip effect akan menyebabkan inefisiensi pada supply chain,
terutama dalam hal ketersediaan produk,aliran informasi dan pengiriman produk.
bullwhip effect,
bullwhip effect sebagai peningkatan variabilitas permintaan yang terjadi
pada setiap level supply chain sebagai akibat adanya distorsi informasi. Dalam
situasi ini perusahaan tidak mempunyai informasi permintaan yang akurat.
Dampaknya terhadap Supply chain performance, bahwa informasi yang tidak
akurat atau
informasi yang terdistorsi pada setiap level supply chain dari bawah ke atas dapat
menimbulkan beberapa masalah penting, diantaranya :
1) Persediaan yang berlebihan
2) Hilangnya pendapatan
3) Turunnya tingkat kepuasan konsumen customer
4) Pengiriman yang tidak efektif
5) Kesalahan dalam penjadwalan produksi
6) Penggunaan sumber daya yang tidak efisiendan dampaknya terhadap supply
chain performance
7 (tujuh ) langkah untuk mencapai coordination.
1. Manufaktur biaya (kenaikan)
2. Biaya persediaan (meningkat)
3. Pengisian lead time (meningkat)
4. Biaya transportasi (kenaikan)
5. Biaya tenaga kerja untuk pengiriman dan penerimaan (meningkat)
6. Tingkat ketersediaan produk (penurunan)
7. Hubungan di seluruh rantai pasokan (memburuk)
8. Profitabilitas (penurunan)
Bullwhip effect mengurangi profitabilitas rantai pasokan dengan membuatnya
lebih mahal untuk memberikan suatu tingkat ketersediaan produk
FOTO ANGGOTA KELOMPOK
SIGIT PRAYITNO, NYIMAS EKI NEVITA, NINDYA NUR FAJRIYAH