HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA-ASEAN (ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN BALI CONCORD II) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Internasional yang dibimbing oleh Bapak Hermawan, DR, SIP, MSI Oleh : Meri Anggraeni (115030100111120) Elok Rizki Pamula (115030100111074) Sekar Ayu Candra (115030100111127) Rr Safitri Damayanti (115030100111130) Kelas – E JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
70
Embed
blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/lutfiankdrsmn/files/2013/12/Makalah-Kelom… · Web viewHUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA-ASEAN (ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN BALI CONCORD II) Disusun untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA-ASEAN
(ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN BALI CONCORD II)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Internasional
yang dibimbing oleh Bapak Hermawan, DR, SIP, MSI
Oleh :
Meri Anggraeni (115030100111120)
Elok Rizki Pamula (115030100111074)
Sekar Ayu Candra (115030100111127)
Rr Safitri Damayanti (115030100111130)
Kelas – E
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
November 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul “HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA ASEAN
(ANALISIS KEBIJAKAN ASEAN BALI CONCORD II)”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Hubungan Internasional
di program studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi pada
Universitas Brawijaya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Hermawan, DR, SIP, MSI selaku dosen pembimbing mata
kuliah dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, November 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I – PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
The Association of Southeast Asia Nation (ASEAN) atau yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, merupakan
sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia
Tenggara yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok
oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Motto ASEAN adalah
“One Vision, One Identity, One Community”.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya,
memajukan perdamaian, dan meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan
antara anggotanya dengan damai. Anggota ASEAN terdiri dari 5 Negara pelopor
Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, serta Brunei Darussalam
(bergabung 7 Januari 1984), Vietnam (bergabung pada 28 Juli 1995), Laos
(bergabung pada 23 Juli 1997), Myanmar (bergabung pada 23 Juli 1997), dan
Kamboja (bergabung pada 16 Desember 1998).
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
(1) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah
nasional, dan identitas nasional setiap negara
(2) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada
campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
(3) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
(4) Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
(5) Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
(6) Kerja sama efektif antara anggota
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4.46 juta km² atau setara dengan 3%
total luas daratan di Bumi, dan memiliki populasi yang mendekati angka 600 juta
orang atau setara dengan 8.8% total populasi dunia. Luas wilayah laut ASEAN tiga
kali lipat dari luas wilayah daratan. Pada tahun 2010, kombinasi nominal GDP
ASEAN telah tumbuh hingga 1,8 Triliun Dolar AS. Jika ASEAN adalah sebuah
entitas tunggal, maka ASEAN akan duduk sebagai ekonomi terbesar kesembilan
setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Brazil, Inggris dan Italia.
5
2.2 Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia
Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua
Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, Nama
alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi sebesar 237 juta jiwa
pada tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia
dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi
bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik,
dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang
dipilih langsung.
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Jakarta
6.00°10.5′LU 106°49.7′BT
Bahasa resmi Bahasa Indonesia
Pemerintahan Republik presidensial
Kemerdekaan dari Belanda
- Diproklamasikan 17 Agustus 1945
- Diakui (sebagai RIS) 27 Desember 1949
- Kembali ke RI 17 Agustus 1950
Luas
- Total 1,904,569 km2 (15)
- Air (%) 4,85%
Penduduk
6
- Perkiraan 19 Juni 2009 230.472.833 (4)
- Sensus 2010 237.556.363
- Kepadatan 124/km2 (84)
PDB (nominal) Perkiraan 2011
- Total Rp. 4,821 triliun
(AS$ 846 miliar) (17)
- Per kapita Rp. 36,261 juta
(AS$ 3.797) (110)
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat
dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan
dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya
adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan
Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan
Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu
ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan
dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaanHindu dan Buddha telah tumbuh pada
awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai
kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-
rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawahpenjajahan
Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia-Belanda menyatakan
kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai
hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses
demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan
agama yang berbeda. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan populasi mencapai
41,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka
tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang
membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia
memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar
kedua di dunia.
7
Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar
dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28
September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60,
keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28
September 1950. Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang
pernah keluar dari PBB
2.3 Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan puncak antara
pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN dalam hubungannya terhadap
pengembangan ekonomi dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara. Sejak
dibentuknya ASEAN telah berlangsung 14 kali KTT resmi, 4 KTT tidak resmi, dan 1
KTT Luar Biasa.
ASEAN saat ini berhubungan dengan negara-negara yang bertujuan untuk
berpartisipasi dalam misi dan visi perkumpulan ASEAN. Sebenarnya perkumpulan
ASEAN melaksanakan pertemuan tahunan dengan negara-negara lain dalam
organisasi yang disebut dengan ASEAN Dialogue Partners. ASEAN+3 menambahkan
Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Konferensi resmi dilaksanakan tiga hari. Biasanya meliputi :
o Pemimpin ASEAN mengadakan pertemuan organisasi internal.
o Pemimpin-pemimpin ASEAN mengadakan konferensi bersama dengan
menteri luar negeri ASEAN Regional Forum.
o Pemimpin 3 ASEAN Dialogue Partners (ASEAN 3+) yaitu Cina,
Jepang dan Korea Selatan mengadakan pertemuan dengan pemimpin-
pemimpin ASEAN.
o Dan pertemuan terpisah dijadwalkan untuk dua pemimpim ASEAN
Dialogue Partners (ASEAN+CER) yaitu Australia dan Selandia Baru.
2.4 Bali Concord II
Pada tahun 1976 ASEAN membentuk Bali Concord yang dimaksudkan untuk
mencapai kesepakatan kerja sama dengan negara anggota yang meliputi aspek politik,
keamanan, ekonomi, perdagangan, pariwisata, dan lainnya. Namun, karena kerja sama
8
ASEAN lainnya selama lebih dari 36 tahun usia ASEAN berkembang begitu cepat,
sedangkan kerja sama politik dan keamanan agak lamban karena dianggap terlalu
sensitif untuk disinggung, maka ketika masalah besar datang, seperti peledakan bom
di Bali, Oktober 2002, dan masalah terorisme internasional yang akhir-akhir ini makin
marak, kebutuhan suatu "norma baru" bagi ASEAN menjadi amat penting.
Sehubungan dengan itu, usul Indonesia tentang Komunitas Keamanan
ASEAN (ASC) yang disepakati pada pertemuan pejabat tinggi (SOM ASEAN) di
Senggigi, Lombok, 12 September 2003, diagendakan dalam KTT ASEAN di Bali
dengan implementasi Bali Concord II atau The Declaration of ASEAN Concord 2003
pada 7-8 Oktober 2003 di Bali Indonesia.
Tanpa mengurangi arti kerja sama ekonomi dan kerja sama ASEAN lainnya, Bali
Concord 2 dapat berjalan seiring Bali Concord 1 tahun 1976. Adapun pembentukan
concord biasanya didasarkan pada pertimbangan pokok :
1. Pertama, kebutuhan menggalang kerja sama yang lebih erat antarnegara di
kawasan guna memajukan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran.
2. Kedua, keamanan hanya bisa dicapai melalui upaya bersama secara
kooperatif.
3. Ketiga, untuk membangun tatanan keamanan, politik, ekonomi dan sosial yang
lebih adil. Keempat, untuk memajukan keadilan dan kepatuhan terhadap
aturan-aturan hukum.
Dalam praktik diplomatik, concord menunjuk pada "keadaan damai dan
bersahabat antara negara atau sebuah "perjanjian yang membentuk hubungan damai
dan bersahabat". Jadi, concord pada dasarnya adalah sebuah kesepakatan tertulis yang
memuat aturan main dalam hubungan antar negara dan berfungsi sebagai landasan
perdamaian dan kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, dan keamanan.
Penggunaan istilah concord sering merujuk pada dua gagasan yang memiliki
arti kurang lebih sama, yaitu concert dan accord. Baik concord dan concert
mengandung aspirasi yang sama, yaitu membentuk sistem yang diatur oleh dan
didasarkan pada aturan-aturan yang telah disetujui bersama dan bukan diatur dominasi
kekuatan tunggal (single power dominance). Meski mengandung aspirasi yang sama,
dalam praktik fokus pendekatan concord dan concert agak berbeda.
9
Fokus concord lebih diletakkan pada dinamika hubungan antar negara-negara
besar di kawasan, dalam hal ini Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan Rusia. Adapun
concord lebih difokuskan pada penerimaan persetujuan antara banyak pihak (multi
party agreement).
Contoh ASEAN Declaration of Concord 1976. Inti sebuah concord adalah
seperangkat daftar prinsip-prinsip dan norma-norma yang disepakati oleh negara-
negara dan negara-negara itu menerima prinsip-prinsip dan norma-norma itu sebagai
aturan-aturan yang mengatur perilaku mereka.
Concord dapat mengatur masalah-masalah yang spesifik, misalnya penyelesaian
sengketa secara damai atau penghormatan atas integritas teritorial. Contoh Treaty of
Amity and Cooperation (TAC). Sebagai kesepakatan tertulis, concord harus
dipandang sebagai kerangka yang mencakup mekanisme dan sistem yang dibutuhkan
guna membangun perdamaian dan hubungan yang lebih konstruktif, mulai dari
pertahanan kolektif, keamanan kolektif, rezim keamanan dan komunitas keamanan
sampai keamanan komprehensif. Bila diperhatikan saksama, pembentukan Bali
Concord 2, yang antara lain mencakup ASC, cenderung mengadopsi pendekatan
keamanan komprehensif sebagai pendekatan untuk membangun kerja sama politik
dan keamanan di Asia Tenggara.
Bali Concord II ini merupakan upaya untuk mewujudkan integrasi ekonomi.
Deklarasi ini berisi tiga konsep komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu
Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community / ASC), Komunitas
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community / AEC) dan Komunitas Sosial
Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community / ASCC). Tujuan dari tiga pilar
ini adalah untuk mewujudkan keamanan, stabilitas dan kemakmuran regional
ASEAN. Rencana ini menggambarkan sebuah regional dengan populasi 500 juta dan
perdagangan tahunan sebesar US$720 Milyar. Selain itu Free Trade Area atau Area
Perdagangan Bebas akan terbentuk dalam regional ini pada 2020. Pemimpin-
pemimpin ASEAN juga membahas mengenai pembentukan komunitas keamanan
bersamaan dengan ekonomi tanpa aliansi militer resmi.
Berikut ini adalah para pemimpin-pemimpin Negara anggota ASEAN yang
menandatangani Bali Concord II pada tanggal 7 Oktober 2003 :
10
a) Brunei Darussalam : HAJl HASSANAL BOLKIAH, Sultan Brunei
Darussalam
b) Kamboja : SAMDECH HUN SEN, Perdana Menteri
c) Indonesia : MEGAWATI SOEKARNOPUTRI, Presiden
d) Laos : BOUNNHANG VORACHITH, Perdana Menteri
e) Malaysia : DR MAHATHIR BIN MOHAMAD, Perdana Menteri
f) Myanmar : GENERAL KHIN NYUNT, Perdana Menteri
g) Filipina : GLORIA MACAPAGAL-ARROYO, Presiden
h) Singapura : GOH CHOK TONG, Perdana Menteri
i) Thailand : THAKSIN SHINAWATRA, Perdana Menteri
j) Viet Nam : PHAN VAN KHAI, Perdana Menteri
Poin-poin penting yang tercantum dalam isi perjanjian Bali Concord II adalah sebagai
berikut :
a) Komunitas ASEAN harus ditetapkan terdiri dari tiga pilar , yaitu kerja sama
politik dan keamanan , kerja sama ekonomi , dan kerja sama sosial budaya
yang terkait erat dan saling menguatkan untuk tujuan menjamin perdamaian
yang tahan lama , stabilitas dan kemakmuran bersama di wilayah tersebut ;
b) ASEAN akan terus berupaya untuk memastikan integrasi lebih dekat dan
saling menguntungkan di antara negara-negara anggotanya dan diantara rakyat
mereka , dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional , keamanan ,
pembangunan dan kemakmuran dengan tujuan untuk mewujudkan Komunitas
ASEAN yang terbuka , dinamis dan tangguh ;
c) ASEAN wajib merespon dinamika baru dalam Negara Anggota ASEAN
masing-masing dan efektif akan mengatasi tantangan menerjemahkan
keragaman budaya ASEAN dan tingkat ekonomi yang berbeda menjadi
peluang pemerataan pembangunan dan kemakmuran , dalam lingkungan
solidaritas , regional ketahanan dan harmoni ;
d) ASEAN akan memelihara nilai-nilai bersama , seperti kebiasaan konsultasi
untuk membahas isu-isu politik dan kemauan untuk berbagi informasi
mengenai hal-hal yang menjadi perhatian bersama , seperti kerusakan
lingkungan , kerjasama keamanan maritim , peningkatan kerja sama
11
pertahanan antara negara-negara ASEAN , mengembangkan seperangkat
sosial nilai-nilai dan prinsip-prinsip politik , dan memutuskan untuk
menyelesaikan perselisihan lama melalui cara-cara damai ;
e) Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara ( TAC ) adalah kode
kunci etik yang mengatur hubungan antara negara dan instrumen diplomatik
untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut ;
f) Forum Regional ASEAN (ARF) akan tetap menjadi forum utama dalam
meningkatkan kerjasama politik dan keamanan di kawasan Asia Pasifik , serta
poros dalam membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan . ASEAN
harus meningkatkan perannya dalam memajukan lebih lanjut tahapan
kerjasama dalam ARF untuk menjamin keamanan kawasan Asia Pasifik ;
g) ASEAN berkomitmen untuk memperdalam dan memperluas integrasi
ekonomi internal dan hubungan dengan ekonomi dunia untuk mewujudkan
Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui strategi berani , pragmatis dan terpadu ;
h) ASEAN akan lebih membangun momentum yang sudah diperoleh dalam
proses ASEAN +3 sehingga dapat lebih menarik sinergi melalui kerjasama
yang lebih luas dan lebih dalam berbagai bidang ;
i) ASEAN akan membangun peluang bagi integrasi regional yang saling
menguntungkan yang timbul dari inisiatif yang ada dan orang-orang dengan
mitra, melalui peningkatan perdagangan dan investasi link serta melalui proses
IAI dan RIA;
j) ASEAN akan terus memupuk komunitas masyarakat peduli dan
mempromosikan identitas regional bersama;
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Tiga Pilar ASEAN Bali Concord II
ASEAN Community 2015 nantinya akan terdiri dari 3 pilar guna menyatukan
seluruh anggotanya. Adapun Tiga Pilar tersebut adalah sebagai berikut :
3.1.1 ASEAN Security Community (ASC)
ASEAN Security Community (Komunitas Keamanan ASEAN) merupakan
bentuk komunitas di bidang keamanan bagi ASEAN. Pilar ini nantinya akan
menekankan terbentuknya norma-norma politik bagi anggotanya. Komunitas
Keamanan ASEAN merupakan sebuah pilar yang fundamental dari komitmen
ASEAN dalam mewujudkan Komunitas ASEAN. Pembentukan ASC akan
memperkuat ketahanan kawasan dan mendukung penyelesaian konflik secara damai.
Terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan akan menjadi modal bagi proses
pembangunan ekonomi dan sosial budaya masyarakat ASEAN.
ASC menganut prinsip keamanan komprehensif yang mengakui saling
keterkaitan antar aspek-aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. ASC memberikan
mekanisme pencegahan dan penanganan konflik secara damai. Hal ini dilakukan
antara lain melalui konsultasi bersama untuk membahas masalah-masalah politik-
keamanan kawasan seperti keamanan maritim, perluasan kerjasama pertahanan, serta
masalah- masalah keamanan non- tradisional (kejahatan lintas negara, kerusakan
lingkungan hidup dan lain-lain). Dengan derajat kematangan yang ada, ASEAN
diharapkan tidak lagi menyembunyikan masalah-masalah dalam negeri yang
berdampak pada stabilitas kawasan dengan berlindung pada prinsip- prinsip non-
interference.
Berikut ini adalah poin-poin penting ASC yang tercantum dalam isi perjanjian
Bali Concord II :
a) Komunitas Keamanan ASEAN dipertimbangkan untuk membawa kerjasama
politik dan keamanan ASEAN untuk level yang lebih tinggi untuk memastikan
bahwa negara-negara di wilayah ini hidup damai satu sama lain dan dengan
dunia pada umumnya di lingkungan yang adil, demokratis dan harmonis . Para
anggota Komunitas Keamanan ASEAN harus bergantung secara eksklusif
13
pada proses damai dalam penyelesaian perbedaan intra -regional dan
menganggap keamanan mereka sebagai fundamental terkait satu sama lain dan
terikat oleh lokasi geografis , kesamaan visi dan tujuan .
b) Komunitas Keamanan ASEAN , mengakui hak berdaulat negara-negara
anggota untuk mengejar kebijakan luar negeri mereka masing-masing dan
pengaturan pertahanan dan mempertimbangkan keterkaitan yang kuat antara
realitas politik , ekonomi dan sosial , menganut prinsip keamanan
komprehensif, memiliki luas politik , ekonomi , aspek sosial dan budaya
dalam harmoni dengan Visi ASEAN 2020 daripada sebuah pakta pertahanan ,
aliansi militer atau kebijakan luar negeri bersama.
c) ASEAN akan terus mempromosikan solidaritas dan kerjasama regional.
Negara-negara Anggota wajib menggunakan haknya untuk memimpin
eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan luar dalam urusan internal
mereka .
d) Komunitas Keamanan ASEAN harus mematuhi Piagam PBB dan prinsip-
prinsip hukum internasional lainnya dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
ASEAN non - interferensi , berbasis konsensus pengambilan keputusan ,
ketahanan nasional dan regional , menghormati kedaulatan nasional ,
penolakan terhadap ancaman atau penggunaan kekuatan , dan penyelesaian
damai perbedaan dan perselisihan .
e) Isu-isu maritim dan keprihatinan yang lintas batas di alam , dan karena itu
harus ditangani secara regional secara holistik , terpadu dan komprehensif .
Kerjasama maritim antara dan di antara negara-negara anggota ASEAN akan
berkontribusi pada evolusi dari Komunitas Keamanan ASEAN .
f) Ada instrumen politik ASEAN seperti Deklarasi ZOPFAN (Zone of Peace,
Freedom and Neutrality/ Zona Perdamaian, Kebebasan dan Netralitas), TAC
(Treaty of Amity and Cooperation/ Perjanjian Persahaabatan dan Kooperasi),
dan SEANWFZ (Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free-Zone / Zona Bebas
Senjata Nuklir Asia Tenggara) Treaty akan terus memainkan peran penting
dalam bidang confidence building measures , diplomasi preventif dan
pendekatan untuk resolusi konflik .
14
g) The High Council of the TAC akan menjadi komponen penting dalam
Komunitas Keamanan ASEAN karena mencerminkan komitmen ASEAN
untuk menyelesaikan semua perbedaan , perselisihan dan konflik secara damai
h) Komunitas Keamanan ASEAN akan memberikan kontribusi untuk lebih
mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik yang
lebih luas dan mencerminkan tekad ASEAN untuk bergerak maju pada
kecepatan yang nyaman untuk semua. Dalam hal ini , ARF akan tetap menjadi
forum utama untuk dialog keamanan regional , dengan ASEAN sebagai
penggerak utama .
i) Komunitas Keamanan ASEAN adalah terbuka dan outward looking dalam hal
aktif terlibat teman ASEAN dan Mitra Wicara untuk mempromosikan
perdamaian dan stabilitas di kawasan itu , dan akan membangun pada ARF
untuk memfasilitasi konsultasi dan kerjasama antara ASEAN dan teman-
teman dan Mitra pada masalah keamanan regional .
j) Komunitas Keamanan ASEAN harus memanfaatkan sepenuhnya lembaga-
lembaga yang ada dan mekanisme dalam ASEAN dengan maksud untuk
memperkuat kapasitas nasional dan regional untuk melawan terorisme ,
perdagangan narkoba , perdagangan manusia dan kejahatan lintas negara
lainnya , dan mereka akan bekerja untuk memastikan bahwa wilayah Asia
Tenggara tetap bebas dari semua senjata pemusnah massal . Ini akan
memungkinkan ASEAN untuk menunjukkan kapasitas yang lebih besar dan
tanggung jawab menjadi pendorong utama ARF .
k) Komunitas Keamanan ASEAN akan menjajaki kerjasama yang ditingkatkan
dengan PBB serta badan-badan internasional dan regional lainnya untuk
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional .
l) ASEAN akan mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk meningkatkan
keamanan dan membangun modalitas untuk Komunitas Keamanan ASEAN ,
yang meliputi , antara lain , unsur-unsur berikut : norma - setting, pencegahan
konflik , pendekatan untuk resolusi konflik , dan pembangunan perdamaian
pasca konflik .
15
3.1.2 ASEAN Economic Community (AEC)
Pilar yang kedua adalah ASEAN Economic Community atau Komunitas
Ekonomi ASEAN. Pilar ini nantinya menekankan pada pembentukan pasar tunggal di
mana setiap warga negara anggota ASEAN mempunyai kesempatan untuk bekerja
atau membuka usaha di wilayah ASEAN mana pun. Selain itu, sebuah barang bisa
memiliki harga yang sama di seluruh wilayah ASEAN. Keuntungan dari komunitas
ini adalah Anda akan mempunyai kesempatan untuk bekerja di wilayah ASEAN mana
pun yang Anda mau, tetapi Anda harus bersaing juga dengan orang dari wilayah
ASEAN yang lain.
KTT ke- 9 ASEAN di Bali tahun 2003 menghasilkan Bali Concord II yang
menegaskan bahwa Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC – Asean Economic
Community) akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan.
Pembentukan biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan
bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UKM. Disamping itu, pembentukan
AEC juga akan memberikankemudahan dan peningkatan akses pasar intra- ASEAN
serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan
dan standardisasi domestik.
Pembentukan Komunitas Ekonomi Asean akan memberikan peluang bagi
negara – negara anggota ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi,
mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik
sebagai tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan
dan memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Disamping itu, pembentukan
Komunitas Ekonomi Asean juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses
pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian
peraturan- peraturan dan standardisasi domestik.
Berikut ini adalah poin-poin penting AEC yang tercantum dalam isi perjanjian
Bali Concord II :
a) Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah realisasi akhir - tujuan integrasi
ekonomi yang dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 , untuk menciptakan
kawasan ekonomi ASEAN yang stabil , makmur , dan sangat kompetitif di
mana ada aliran bebas barang , jasa, investasi dan aliran modal yang lebih
16
bebas , pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial- ekonomi di tahun 2020.
b) Masyarakat Ekonomi ASEAN didasarkan pada konvergensi kepentingan
antara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas upaya integrasi
ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas.
c) Masyarakat Ekonomi ASEAN wajib membentuk ASEAN sebagai pasar
tunggal dan basis produksi , mengubah keragaman yang menjadi ciri khas
daerah menjadi peluang untuk komplementasi bisnis membuat ASEAN
segmen yang lebih dinamis dan kuat dari rantai pasokan global. Strategi
ASEAN terdiri dari integrasi ASEAN dan meningkatkan daya saing ekonomi
ASEAN . Dalam bergerak menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN , ASEAN ,
antara lain, lembaga mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat
pelaksanaan inisiatif ekonomi yang sudah ada termasuk di Area Perdagangan
Bebas ASEAN ( AFTA ) , Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN di Bidang
Jasa ( AFAS ) dan Kawasan Investasi ASEAN yang baru ( AIA ) ,
mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas , memfasilitasi
pergerakan orang bisnis , tenaga kerja terampil dan bakat , dan memperkuat
mekanisme kelembagaan ASEAN , termasuk perbaikan yang ada mekanisme
penyelesaian Sengketa ASEAN untuk memastikan resolusi yang mengikat
cepat dan legal dari setiap perselisihan ekonomi . Sebagai langkah pertama
menuju realisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN , ASEAN wajib melaksanakan
rekomendasi dari Satuan Tugas Tingkat Tinggi tentang Integrasi Ekonomi
ASEAN sebagai dianeksasi .
d) Masyarakat Ekonomi ASEAN harus memastikan bahwa memperdalam dan
memperluas integrasi ASEAN harus disertai dengan kerjasama teknis dan
pengembangan dalam rangka mengatasi kesenjangan pembangunan dan
mempercepat integrasi ekonomi Kamboja , Lao PDR , Myanmar dan Viet
Nam melalui IAI dan RIA sehingga manfaat integrasi ASEAN bersama dan
memungkinkan semua Negara Anggota ASEAN untuk bergerak maju dalam
cara yang terpadu .
e) Realisasi sebuah komunitas ekonomi yang terintegrasi membutuhkan
implementasi dari kedua tindakan liberalisasi dan kerjasama. Ada kebutuhan
17
untuk meningkatkan kerja sama dan integrasi kegiatan di daerah lain. Ini akan
melibatkan, antara lain, pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan
kapasitas, pengakuan kualifikasi pendidikan, konsultasi lebih dekat pada
kebijakan ekonomi makro dan keuangan; langkah-langkah pembiayaan
perdagangan, meningkatkan infrastruktur dan konektivitas komunikasi,
pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN; mengintegrasikan
industri di seluruh daerah untuk mempromosikan sumber daerah, dan
meningkatkan keterlibatan sektor swasta.
3.1.3 ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
ASEAN Socio-Cultural Coomunity (ASCC) atau Komunitas Sosial Budaya
ASEAN dibentuk sesuai dengan tujuan ASEAN Vision 2020, yang mana menjadikan
Asia Tenggara sebagai kawasan yang mampu saling bekerja sama dalam sebuah
komunitas sosial. Sesuai dengan program Bali Concord I pada tahun 1976, ASCC ini
merupakan bentuk kerjasama dalam perkembangan sosial untuk mencapai standar
hidup yang mampu menyejahterakan manusia termasuk di dalamnya pada berbagai
sektor kehidupan. Di dalam ASCC, ASEAN mencari keuntungan dengan saling
bekerjasama dalam bidang ekonomi, berinvestasi di berbagai bidang misalnya sumber
daya alam, pendidikan, teknologi dan ilmu pengetahuan, lapangan kerja, dan
perlindungan sosial. Hal ini dianggap sebagai salah satu kunci yang mampu
menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Agar tetap eksis, maka
diharapkan adanya usaha untuk mempromosikan potensi ASEAN dengan
menciptakan talenta-talenta atau mengembangkan keahlian yang ada.
Melalui Komunitas Sosial Budaya ASEAN diharapkan akan terbentuk
hubungan saling tolong-menolong antar-anggota ASEAN, terutama dalam hal
lingkungan hidup, penanganan bencana, kesehatan, IPTEK, tenaga kerja, dan
pengentasan kemiskinan. Agaknya, bila ASEAN Community 2015 terwujud, maka
dipastikan persaingan antar anggota ASEAN akan semakin ketat. Bagi Indonesia,
yang dihadapi nantinya bukan hanya pada level nasional saja, melainkan regional.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai melalui pilar ASCC adalah
memperkokoh rasa ke-kita-an (sense of we-ness atau we feeling) dan solidaritas
sesama warga ASEAN. Membangun rasa ke-kita-an dan solidaritas bukan berarti
18
menghilangkan karakteristik spesifik pada masing masing negara, namun lebih
kepada keinginan untuk memperkuat rasa kebersamaan, persaudaraan serta rasa saling
peduli dan saling memiliki terhadap komunitas yang sedang dibangun.
Berikut ini adalah poin-poin penting ASCC yang tercantum dalam isi
perjanjian Bali Concord II :
a) Komunitas Sosial - budaya ASEAN , dalam harmoni dengan tujuan yang
ditetapkan oleh ASEAN Vision 2020 , membayangkan sebuah Asia Tenggara
terikat bersama dalam kemitraan sebagai sebuah komunitas masyarakat yang
peduli .
b) Sejalan dengan program aksi yang ditetapkan oleh 1976 Deklarasi ASEAN
Concord , Komunitas akan mendorong kerjasama dalam pembangunan sosial
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup kelompok yang kurang
beruntung dan penduduk pedesaan , dan akan mencari keterlibatan aktif dari
semua sektor masyarakat , khususnya perempuan , pemuda , dan masyarakat
setempat .
c) ASEAN harus memastikan bahwa tenaga kerja yang harus disiapkan untuk ,
dan manfaat dari , integrasi ekonomi dengan berinvestasi lebih banyak sumber
daya untuk pendidikan dasar dan tinggi , pelatihan , ilmu pengetahuan dan
teknologi , penciptaan lapangan kerja , dan perlindungan sosial .
Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia merupakan strategi
kunci untuk penciptaan lapangan kerja , mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi , dan menjamin pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan . ASEAN akan melanjutkan upaya-upaya yang ada untuk
mempromosikan mobilitas regional dan saling pengakuan kredensial
profesional , bakat , dan pengembangan keterampilan .
d) ASEAN akan lebih mengintensifkan kerja sama di bidang kesehatan
masyarakat , termasuk dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
menular , seperti HIV / AIDS dan SARS , dan mendukung tindakan daerah
bersama untuk meningkatkan akses terhadap obat-obatan yang terjangkau .
Keamanan Masyarakat ditingkatkan ketika kemiskinan dan penyakit yang
diadakan di cek , dan rakyat ASEAN terjamin pelayanan kesehatan yang
memadai .
19
e) Masyarakat harus memelihara bakat dan meningkatkan interaksi di antara para
sarjana ASEAN , penulis , seniman dan praktisi media untuk membantu
melestarikan dan mempromosikan warisan budaya ASEAN beragam
sementara mendorong identitas regional serta menumbuhkan kesadaran
masyarakat ASEAN .
f) Masyarakat akan mengintensifkan kerjasama dalam mengatasi masalah yang
terkait dengan pertumbuhan penduduk , pengangguran , kerusakan lingkungan
dan polusi lintas batas serta manajemen bencana di kawasan untuk
memungkinkan anggota individu untuk sepenuhnya menyadari potensi
pembangunan mereka dan untuk meningkatkan semangat saling ASEAN .
3.2 Peran, tantangan, dan peluang Indonesia dalam adanya Perjanjian ASEAN
Bali Concord II
3.2.1 Peran Indonesia dalam ASEAN
ASEAN merupakan kerjasama regional yang pada awal pembentukannya
terdiri dari lima negara saja yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan
Singapura. Pembentukan ASEAN tidak lepas dari peran Presiden Indonesia saat
itu, Presiden Soeharto yang cenderung mengedepankan politik luar negeri
bertetangga baik. ASEAN merupakan bentuk politik utama dalam politik luar
negeri Indonesia. Salah satu tujuan dibentuknya ASEAN adalah mempercepat
kerjasama ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di
kawasan ini guna menciptakan masyarakat yang sejahtera dan damai serta
meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan
dan mematuhi PBB.
Indonesia mempertegas tujuan ASEAN dengan mengembangkan doktrin
ketahan Nasional. Ketahanan Nasional ini dimaksudkan untuk menggunakan
kemampuan nasional untuk mengatasi dan mempertahankan negara dari segala
bentuk ancaman dari luar dan dalam negeri. Indonesia berkeinginan untuk
membangun kemampuan bersama di antara masyarakat Asia Tenggara untuk
mengururs masa depan intervensi bangsa lain. Di sisi lain Indonesia banyak
memprakarsai oertemuan-pertemuan Internasional dan mengambil kebijakan
yang berorientasi pada pemenuhan kebuthan-kebutuhan domestik Indonesia.
20
Salah satu pilar dari ASEAN, ASC (ASEAN Security Community) merupakan
produk kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN. Hal ini dikarenakan Indonesia
cenderung menonjol di bidang ketahanan negara di banding bidang lainnya
seperti ekonomi. Peran Indonesia lainnya yaitu aktif mendorong adanya
pengangkatan isu-isu HAM. Kemudian isu mengenao Kejahatan Lintas Batas
Nasional, kemudian isu masalah Myanmar.
3.2.2 Peran Indonesia dalam Bali Concord II
Pada pertemuan KTT ASEAN di Bali tahun 1976, Indonesia mengusulkan
untuk membentuk sebuah formasi kerjasama keamanan dan melakukan latihan
militer bersama negara-negara ASEAN. Kemudian dibentuk deklarasi Bali
Concord II pada tahun 2003. Indonesia sebagai salah satu anggota G-20
memiliki peran penting dalam mengangkat peran ASEAN dalam dunia
Internasional. Pada masa itu Indonesia berperan sebagai ketua ASEAN dan
mengusulkan dibentuknya tiga pilar dalam Bali Concord II yaitu di bidang
politik dan keamanan, bidang ekonomi, serta bidang sosial budaya. Indonesia
yang pada tahun 2011 menjadi Ketua ASEAN lagi, memperjuangkan berbagai
isu-isu penting yang terjadi di ASEAN untuk dibahas di dunia Internasional. Hal
ini kemudian diakui oleh PBB dan Dewan Mahkamah Internasional.
Perkembangan yang signifikan juga dapat dilihat dari upaya ASEAN
menciptakan kawasan bebas senjata nuklir. Setelah lebih dari 10 tahun tak ada
perkembangan, bahkan cenderung stagnan dalam proses perundingan, di bawah
keketuaan Indonesia telah disepakati adanya posisi bersama ASEAN dalam isu
tersebut dan disepakatinya proses konsultasi langsung dengan negara pemilik
senjata nuklir. Ini akan memudahkan jalan bagi upaya kita semua mendorong
negara pemilik nuklir dapat segera mengakses traktat kawasan bebas senjata
nuklir di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, perkembangan yang signifikan juga
telah dicapai untuk memastikan bahwa kondisi kawasan yang lebih luas—Asia
dan Pasifik—lebih kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan di kawasan.
Kesepakatan Guidelines of the Declaration on the Conduct of Parties to the
South China Sea setelah proses perundingan sejak 2005 merupakan salah satu
langkah maju. Kesepakatan ini menunjukkan adanya keinginan yang kuat bagi
21
negara yang memiliki sengketa perbatasan di Laut China Selatan untuk bekerja
sama dan meninggalkan cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah di
wilayah itu.
Indonesia akan membawa ASEAN pada kerja sama yang lebih tinggi lagi.
Pada KTT ke-19, ASEAN akan mengesahkan sebuah deklarasi yang signifikan,
Bali Concord III, yang memberikan semacam rencana sasaran (roadmap) bagi
adanya sebuah platform bersama ASEAN dalam berbagai isu global pada 2022.
Diharapkan dengan pengesahan itu, ASEAN dapat berkontribusi lebih besar
dalam menciptakan keamanan dan perdamaian dunia; ASEAN dapat
berkontribusi lebih besar dalam mendorong nilai-nilai demokrasi dan tata kelola
pemerintahan yang baik; ASEAN dapat berada di garis terdepan dalam
mendorong kemakmuran bersama.
Adanya program-program tersebut itu tentu tidak akan berarti tanpa
ASEAN yang bertumpu kepada masyarakat, yang bekerja bagi masyarakat. Bagi
Indonesia, di atas segalanya, yang terpenting adalah bagaimana ASEAN dapat
menjadi organisasi yang bermanfaat bagi seluruh rakyat di ASEAN, dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
3.2.4 Tantangan Indonesia dalam pelaksanaan Bali Concord II
A. Bidang Keamanan :
1. Daya Saing personil militer. Kemapuan bersaing personil militer Indonesia
harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal agar dapat
memperkuat kedaulatan Negara.
2. Kekuatan militer sebagai hard power bukan lagi andalan satu-satunya.
Kemampuan soft power seperti dialog dan diplomasi, juga sama
pentingnya.
B. Bidang Ekonomi :
1. Laju Peningkatan Ekspor dan Impor.
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi
ASEAN tidak hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih
22
lagi persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar
ASEAN seperti China dan India.
2. Laju Inflasi.
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong
tinggi bila dibandingkan dengan Negara lain di kawasan ASEAN.
Stabilitas makro masih menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia
dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah dibandingkan
negara lain.
3. Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Bebas.
Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang
lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan,
memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung pengembangan
sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Namun demikian, proses liberalisasi arus modal dapat
menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada
kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak
langsungnya pada peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya
berujung pada tekanan inflasi.
4. Kesamaan Produk.
Hal lain yang perlu dicermati adalah kesamaan keunggulan komparatif
kawasan ASEAN, khususnya di sektor pertanian, perikanan, produk karet,
produk berbasis kayu, dan elektronik. Kesamaan jenis produk ekspor
unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra
ASEAN yang hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN.
Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk
eskpornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk
dari Negara-negara ASEAN lainnya
5. Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi.
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh Indonesia adalah peningkatan
keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi. Saat ini Indonesia
memiliki keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu,
23
pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik,
sedangkan untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel),
mesin-mesin, produk kimia, karet dan kertas masih dengan tingkat
keunggulan yang terbatas.
6. Daya Saing SDM.
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik
secara formal maupun informal.
C. Bidang Sosial-Budaya
1. Mengatasi masalah kemiskinan, kesetaraan dan pembangunan manusia;
2. Mampu meminimalisir dampak sosial dari integrasi ekonomi dengan cara
membangun suatu dasar sumber daya manusia yang kompetitif ;
3. Memperkuat penatalaksanaan lingkungan hidup yang hijau, bersih lestari
dan berkelanjutan;
4. Harus memperkokoh identitas budaya menuju suatu Komunitas ASEAN,
yang berbasis pada masyarakat (people centered).
3.2.5 Peluang Indonesia dalam pelaksanaan Bali Concord II
A. Bidang Keamanan
1. Memperkuat ketahanan kawasan dan mendukung penyelesaian konflik
secara damai di Indonesia.
2. Dengan terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan akan menjadi
modal bagi proses pembangunan ekonomi dan sosial budaya masyarakat
ASEAN khusunya Indonesia.
B. Bidang Ekonomi
1. Manfaat Integrasi Ekonomi.
Kesediaan Indonesia bersama sama dengan 9 (sembilan) Negara ASEAN
lainnya membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun
2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara
konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
kawasan ASEAN. Integrasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015
24
melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang le bih besar, dorongan
peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang
penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan
kesejahteraan seluruh negara di kawasan
2. Pasar Potensial Dunia.
Pewujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai
kawasan pasar terbesar ke 3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk
ke 3 terbesar (8% dari total penduduk dunia) di dunia setelah China dan
India. Pada tahun 2008, jumlah penduduk ASEAN sudah mencapai 584
juta orang (ASEAN Economic Community Chartbook, 2009), dengan
tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas
berada pada usia produktif.
3. Negara Pengekspor.
Negara negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai Negara Negara
pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam (seperti agrobased
Products ) maupun berbagai produk elektronik. Dengan meningkatnya
harga komoditas internasional, sebagian besar Negara ASEAN mencatat
surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup
baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi
(penanaman modal).
4. Negara Tujuan Investor.
Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa
ASEAN merupakan pasar dan memiliki basis produksi. Fakta fakta
tersebut merupakan faktor yang mendorong meningkatnya investasi di
dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra -ASEAN serta
masuknya investasi asing ke kawasan. Sebagai Negara dengan jumlah
penduduk terbesar (40%) diantara Negara Anggota ASEAN, Indonesia
diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan mendapat
peluang ekonomi yang lebih besar dari Negara Anggota ASEAN lainnya.
5. Daya Saing.
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
25
karena hambatan tarif dan non-tarif yang berarti sudah tidak ada lagi.
Kondisi pasar yang sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan
mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk meproduksi
dan mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga
mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, para
konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah
sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang
juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan
komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk
mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.
6. Sektor Jasa yang terbuka.
Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar
pengembangan sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya.Sektor-sektor jasa
prioritas yang telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan
dan e-ASEAN dan kemudian akan disusul dengan logistik. Dari sisi
jumlah tenaga kerja, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat
besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar,
sehingga menjadi pusat industri. Selain itu, Indonesia dapat menjadikan
ASEAN sebagai tujuan pekerjaan guna mengisi investasi yang akan
dilakukan dalam rangka AEC 2015. Standardisasi yang dilakukan melalui
Mutual Recognition Arrangements (MRAs) dapat memfasilitasi
pergerakan tenaga kerja tersebut.
7. Aliran Modal.
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal
sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya
Vietnam. AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat
memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian
ditempatkan di asset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak
saja berupa porsi dari portfolio regional tetapi juga dalam bentuk aliran
modal langsung (PMA).
26
C. Bidang Sosial Budaya
1. Integrasi ASEAN akan meningkat melalui terciptanya “a caring and
sharing community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli
dan berbagi.
2. Melalui Komunitas Sosial Budaya ASEAN peluang terbentuknya
hubungan saling tolong-menolong antar-anggota ASEAN akan semakin
mudah, terutama dalam hal lingkungan hidup, penanganan bencana,
kesehatan, IPTEK, tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bali Concord II ini merupakan upaya untuk mewujudkan integrasi ekonomi
2020. Deklarasi ini berisi tiga konsep komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga
pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community /
ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community / AEC)
dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community /
ASCC). Tujuan dari tiga pilar ini adalah untuk mewujudkan keamanan,
stabilitas dan kemakmuran regional ASEAN.
Dalam pelaksanaan Komunitas ASEAN yang tercantum dalam deklarasi
Concord II, Indonesia sebagai salah satu bagian dari ASEAN ikut andil untuk
mensukseskannya. Namun dalam prakteknya muncul tantangan-tantangan
yang harus dihadapi Indonesia untuk mensukseskan Bali Concord II.
Disamping munculnya tantangan, peluang dalam bidang ekonomi, sosial
budaya dan keamaan juga dapat diperoleh Indonesia melalui Bali Concord II
ini.
4.2 Saran
Indonesia harus saling bersinergi antar kekuatan yang berpengaruh langsung
terhadap kekuatan perekonomian ,Keamanan ,dan Sosial Budaya hal itu
dikarenakan agar kekuataan Indonesia semakin Kuat dan agar tidak kalah
bersaing dengan Kekuatan yang masuk ke Indonesia
Peran aktif Pemerintah dibutuhkan dengan cara melakukan berbagai sosialisasi
serta pelatihan yang dapat mendukung kemampuan anak Bangsa karena tanpa
adanya Pekatihan yang memadai maka Tenaga Kerja di Indonesia akan Klah
bersaing dengan Negara lain.
27
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN, 2013, Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), http://www.asean.org/news/item/declaration-of-asean-concord-ii-bali-concord-ii, diakses pada 20 November 2013.
ASEAN, 2013, Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), http://www.aseansec.org/15159.htm, diakses pada 23 November 2013.
Gatra, 2013, Bali Concord III dengan 3 Pilar, http://www.gatra.com/internasional/usa/4962-bali-concord-iii-dengan-3-pilar, diakses pada 23 November 2013.
Natalegawa, Marty, 2011, Dari Perhimpunan ke Komunitas, http://cetak.kompas.com/read/2011/08/09/02080669/dari.perhimpunan.ke.komunitas, diakses pada 19 November 2013.
Nurdiyansah, Dadan, ___, Bagaimana Peran Indonesia dalam ASEAN? , http://www.scribd.com/doc/23430462/Bagaimana-Peran-Indonesia-Dalam-ASEAN, diunduh pada 23 November 2013
Wikipedia, 2013, ASEAN Summit, http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_Summit, diakses pada 22 November 2013.
Wikipedia, 2013, Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia, diakses pada 20 November 2013.
Wikipedia, 2013, Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Tingkat_Tinggi_ASEAN, diakses pada 21 November 2013.
Wikipedia, 2013, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, http://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-bangsa_Asia_Tenggara, diakses pada 21 November 2013.
____, Peran Indonesia di ASEAN http://blog.deplu.go.id/post/2010/01/11/tes.aspx diunduh pada 23 November 2013
28
Hakim, Abdul, 2013, ASEAN Community, Intgrasi Ekonomi, dan Kesiapan Indonesia, http://news.detik.com/read/2013/04/24/101910/2228853/103/2/asean-community-integrasi-ekonomi-dan-kesiapan-indonesia, diakses pada 23 November 2013.
KTT ke-9 ASEAN Dibuka Bali Concord II Ditandatangani Siang
Ini,http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4886, diakses tanggal 23 November 2013
Bali Concord III Menjadi Wahana Bagi Kancah ASEAN Pada Tataran Global, http://www.aseancommunityindonesia.org/component/content/article/50-asean-news/632-bali-concord-iii-menjadi-wahana-bagi-kancah-asean-pada-tataran-global.html, diakses tanggal 23 November 2013
Yudhoyono, Susilo Bambang. 2011. “Bali Concord III Memetakan Jalan Bagi
29
LAMPIRAN
DECLARATION OF ASEAN CONCORD II
(BALI CONCORD II)
The Sultan of Brunei Darussalam, the Prime Minister of the Kingdom of Cambodia,
the President of the Republic of Indonesia, the Prime Minister of the Lao People’s
Democratic Republic, the Prime Minister of Malaysia, the Prime Minister of the
Union of Myanmar, the President of the Republic of the Philippines, the Prime
Minister of the Republic of Singapore, the Prime Minister of the Kingdom of
Thailand and the Prime Minister of the Socialist Republic of Viet Nam;
RECALLING the Declaration of ASEAN Concord adopted in this historic place of
Bali, Indonesia in 1976, the Leaders of the Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) expressed satisfaction with the overall progress made in the region;
NOTING in particular the expansion of ASEAN to ten countries in Southeast Asia,
the deepening of regional economic integration and the impending accession to the
Treaty of Amity and Cooperation (TAC) by States outside Southeast Asia;
CONSCIOUS of the need to further consolidate and enhance the achievements of
ASEAN as a dynamic, resilient, and cohesive regional association for the well being
of its member states and people as well as the need to further strengthen the
Association’s guidelines in achieving a more coherent and clearer path for
cooperation between and among them;
REAFFIRMING their commitment to the principles enshrined in the ASEAN
Declaration (Bangkok, 1967), the Declaration on Zone of Peace, Freedom, and
Neutrality (Kuala Lumpur, 1971), the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia (Bali, 1976), the Declaration of ASEAN Concord (Bali, 1976), and the Treaty on
the Southeast Asia Nuclear Weapons Free Zone (Bangkok, 1995);
COGNIZANT that the future of ASEAN cooperation is guided by the ASEAN
Vision 2020, the Hanoi Plan of Action (1999-2004), and its succeeding Plans of
Action, the Initiative for ASEAN Integration (IAI), and the Roadmap for the
Integration of ASEAN (RIA);
CONFIRMING further that ASEAN Member Countries share primary responsibility
for strengthening the economic and social stability in the region and ensuring their
30
peaceful and progressive national development, and that they are determined to ensure
their stability and security from external interference in any form or manner in order
to preserve their national interest in accordance with the ideals and aspirations of their
peoples;
REAFFIRMING the fundamental importance of adhering to the principle of non-
interference and consensus in ASEAN cooperation;
REITERATING that the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC)
is an effective code of conduct for relations among governments and peoples;
RECOGNIZING that sustainable economic development requires a secure political
environment based on a strong foundation of mutual interests generated by economic
cooperation and political solidarity;
COGNIZANT of the interdependence of the ASEAN economies and the need for
ASEAN member countries to adopt “Prosper Thy Neighbor” policies in order to
ensure the long-term vibrancy and prosperity of the ASEAN region;
REITERATING the importance of rules-based multilateral trading system that is
equitable and that contributes towards the pursuit of development;
REAFFIRMING that ASEAN is a concert of Southeast Asian nations, bonded
together in partnership in dynamic development and in a community of caring
societies, committed to upholding cultural diversity and social harmony;
DO HEREBY DECLARE THAT:
1 An ASEAN Community shall be established comprising three pillars, namely
political and security cooperation, economic cooperation, and socio-cultural
cooperation that are closely intertwined and mutually reinforcing for the purpose
of ensuring durable peace, stability and shared prosperity in the region;
2 ASEAN shall continue its efforts to ensure closer and mutually beneficial
integration among its member states and among their peoples, and to promote
regional peace and stability, security, development and prosperity with a view to
realizing an ASEAN Community that is open, dynamic and resilient;
3 ASEAN shall respond to the new dynamics within the respective ASEAN
Member Countries and shall urgently and effectively address the challenge of
translating ASEAN cultural diversities and different economic levels into
31
equitable development opportunity and prosperity, in an environment of
solidarity, regional resilience and harmony;
4 ASEAN shall nurture common values, such as habit of consultation to discuss
political issues and the willingness to share information on matters of common
concern, such as environmental degradation, maritime security cooperation, the
enhancement of defense cooperation among ASEAN countries, develop a set of
socio-political values and principles, and resolve to settle long-standing disputes
through peaceful means;
5 The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) is the key code of
conduct governing relations between states and a diplomatic instrument for the
promotion of peace and stability in the region;
6 The ASEAN Regional Forum (ARF) shall remain the primary forum in enhancing
political and security cooperation in the Asia Pacific region, as well as the pivot in
building peace and stability in the region. ASEAN shall enhance its role in further
advancing the stages of cooperation within the ARF to ensure the security of the
Asia Pacific region;
7 ASEAN is committed to deepening and broadening its internal economic
integration and linkages with the world economy to realize an ASEAN Economic
Community through a bold, pragmatic and unified strategy;
8 ASEAN shall further build on the momentum already gained in the ASEAN+3
process so as to further draw synergies through broader and deeper cooperation in
various areas;
9 ASEAN shall build upon opportunities for mutually beneficial regional integration
arising from its existing initiatives and those with partners, through enhanced
trade and investment links as well as through IAI process and the RIA;
10 ASEAN shall continue to foster a community of caring societies and promote a
common regional identity;
DO HEREBY ADOPT:
The framework to achieve a dynamic, cohesive, resilient and integrated ASEAN
Community:
A. ASEAN SECURITY COMMUNITY (ASC)
32
1 The ASEAN Security Community is envisage to bring ASEAN’s political and
security cooperation to a higher plane to ensure that countries in the region live
at peace with one another and with the world at large in a just, democratic and
harmonious environment. The ASEAN Security Community members shall rely
exclusively on peaceful processes in the settlement of intra-regional differences
and regard their security as fundamentally linked to one another and bound by
geographic location, common vision and objectives.
2 The ASEAN Security Community, recognizing the sovereign right of the
member countries to pursue their individual foreign policies and defense
arrangements and taking into account the strong interconnections among
political, economic and social realities, subscribes to the principle of
comprehensive security as having broad political, economic, social and cultural
aspects in consonance with the ASEAN Vision 2020 rather than to a defense
pact, military alliance or a joint foreign policy.
3 ASEAN shall continue to promote regional solidarity and cooperation. Member
Countries shall exercise their rights to lead their national existence free from
outside interference in their internal affairs.
4 The ASEAN Security Community shall abide by the UN Charter and other
principles of international law and uphold ASEAN’s principles of non-
interference, consensus-based decision-making, national and regional resilience,
respect for national sovereignty, the renunciation of the threat or the use of
force, and peaceful settlement of differences and disputes.
5 Maritime issues and concerns are trans-boundary in nature, and therefore shall
be addressed regionally in holistic, integrated and comprehensive manner.
Maritime cooperation between and among ASEAN member countries shall
contribute to the evolution of the ASEAN Security Community.
6 Existing ASEAN political instruments such as the Declaration on ZOPFAN, the
TAC, and the SEANWFZ Treaty shall continue to play a pivotal role in the area
of confidence building measures, preventive diplomacy and the approaches to
conflict resolution.
33
7 The High Council of the TAC shall be the important component in the ASEAN
Security Community since it reflects ASEAN’s commitment to resolve all
differences, disputes and conflicts peacefully.
8 The ASEAN Security Community shall contribute to further promoting peace
and security in the wider Asia Pacific region and reflect ASEAN’s
determination to move forward at a pace comfortable to all. In this regard, the
ARF shall remain the main forum for regional security dialogue, with ASEAN
as the primary driving force.
9 The ASEAN Security Community is open and outward looking in respect of
actively engaging ASEAN’s friends and Dialogue Partners to promote peace
and stability in the region, and shall build on the ARF to facilitate consultation
and cooperation between ASEAN and its friends and Partners on regional
security matters.
10 The ASEAN Security Community shall fully utilize the existing institutions and
mechanisms within ASEAN with a view to strengthening national and regional
capacities to counter terrorism, drug trafficking, trafficking in persons and other
transnational crimes; and shall work to ensure that the Southeast Asian Region
remains free of all weapons of mass destruction. It shall enable ASEAN to
demonstrate a greater capacity and responsibility of being the primary driving
force of the ARF.
11 The ASEAN Security Community shall explore enhanced cooperation with the
United Nations as well as other international and regional bodies for the
maintenance of international peace and security.
12 ASEAN shall explore innovative ways to increase its security and establish
modalities for the ASEAN Security Community, which include, inter alia, the
following elements: norms-setting, conflict prevention, approaches to conflict
resolution, and post-conflict peace building.
B. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)
1 The ASEAN Economic Community is the realization of the end-goal of
economic integration as outlined in the ASEAN Vision 2020, to create a stable,
prosperous and highly competitive ASEAN economic region in which there is a
free flow of goods, services, investment and a freer flow of capital, equitable
34
economic development and reduced poverty and socio-economic disparities in
year 2020.
2 The ASEAN Economic Community is based on a convergence of interests
among ASEAN members to deepen and broaden economic integration efforts
through existing and new initiatives with clear timelines.
3 The ASEAN Economic Community shall establish ASEAN as a single market
and production base, turning the diversity that characterizes the region into
opportunities for business complementation making the ASEAN a more
dynamic and stronger segment of the global supply chain. ASEAN’s strategy
shall consist of the integration of ASEAN and enhancing ASEAN’s economic
competitiveness. In moving towards the ASEAN Economic Community,
ASEAN shall, inter alia, institute new mechanisms and measures to strengthen
the implementation of its existing economic initiatives including the ASEAN
Free Trade Area (AFTA), ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)
and ASEAN Investment Area (AIA); accelerate regional integration in the
priority sectors; facilitate movement of business persons, skilled labor and
talents; and strengthen the institutional mechanisms of ASEAN, including the
improvement of the existing ASEAN Dispute Settlement Mechanism to ensure
expeditious and legally binding resolution of any economic disputes. As a first
step towards the realization of the ASEAN Economic Community, ASEAN
shall implement the recommendations of the High Level Task Force on
ASEAN Economic Integration as annexed.
4 The ASEAN Economic Community shall ensure that deepening and broadening
integration of ASEAN shall be accompanied by technical and development
cooperation in order to address the development divide and accelerate the
economic integration of Cambodia, Lao PDR, Myanmar and Viet Nam through
IAI and RIA so that the benefits of ASEAN integration are shared and enable all
ASEAN Member Countries to move forward in a unified manner.
5 The realization of a fully integrated economic community requires
implementation of both liberalization and cooperation measures. There is a need
to enhance cooperation and integration activities in other areas. These will
involve, among others, human resources development and capacity building;
35
recognition of educational qualifications; closer consultation on macroeconomic
and financial policies; trade financing measures; enhanced infrastructure and
communications connectivity; development of electronic transactions through e-
ASEAN; integrating industries across the region to promote regional sourcing;
and enhancing private sector involvement.
C. ASEAN SOCIO-CULTURAL COMMUNITY (ASCC)
1 The ASEAN Socio-cultural Community, in consonance with the goal set by
ASEAN Vision 2020, envisages a Southeast Asia bonded together in partnership
as a community of caring societies.
2 In line with the program of action set by the 1976 Declaration of ASEAN
Concord, the Community shall foster cooperation in social development aimed
at raising the standard of living of disadvantaged groups and the rural
population, and shall seek the active involvement of all sectors of society, in
particular women, youth, and local communities.
3 ASEAN shall ensure that its work force shall be prepared for, and benefit from,
economic integration by investing more resources for basic and higher
education, training, science and technology development, job creation, and
social protection. The development and enhancement of human resources is a
key strategy for employment generation, alleviating poverty and socio-economic
disparities, and ensuring economic growth with equity. ASEAN shall continue
existing efforts to promote regional mobility and mutual recognition of
professional credentials, talents, and skills development.
4 ASEAN shall further intensify cooperation in the area of public health,
including in the prevention and control of infectious diseases, such as
HIV/AIDS and SARS, and support joint regional actions to increase access to
affordable medicines. The security of the Community is enhanced when poverty
and diseases are held in check, and the peoples of ASEAN are assured of
adequate health care.
5 The Community shall nurture talent and promote interaction among ASEAN
scholars, writers, artists and media practitioners to help preserve and promote
ASEAN’s diverse cultural heritage while fostering regional identity as well as
cultivating people’s awareness of ASEAN.
36
6 The Community shall intensify cooperation in addressing problems associated
with population growth, unemployment, environmental degradation and trans-
boundary pollution as well as disaster management in the region to enable
individual members to fully realize their development potentials and to enhance
the mutual ASEAN spirit. We hereby pledge to our peoples our resolve and
commitment to bring the ASEAN Community into reality and, for this purpose,
task the concerned Ministers to implement this Declaration.
37
LAMPIRAN 2. TABEL PENDUKUNG
Tabel 1. Pengeluaran Militer
Negara Pengeluaran ($) % GDPSingapore 9.707.000.000 3,6 %Malaysia 4.697.000.000 1,5 %Indonesia 6.866.000.000 0,7 %Thailand 5.387.000.000 1,5 %Vietnam 2.410.000.000 2,5 %Brunei Darussalam 327.000.000 3,1 %Laos 18.400.000 0,3 %Myanmar - -Kamboja 191.000.000 1,1 %Philippine 1.486.000.000 0,8 %Sumber : Stockholm International Peace Research Institute