IA ITB Jakarta 3 Oktober 2013 Pt catur mitra taruma Grha Inkud KUD Lantai 3 Jl. Warung Buncit Raya No. 18 – 20 Jakarta 12510 Jl. Raya Jonggol Cariu km 81 Desa Cariu, Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor Cattle Farming & Trading Co. Prospek Bisnis Penggemukan Sapi di Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
6 Jumlah Impor 000 Ton 195,0 190,5 157,0 85,0 80,0 45,6
7 Pasokan daging Domestik 000 Ton 399 441 12,51
%
8 Jumlah sapi Lokal Siap Potong yg harus dipotong.
000 ekor 2.541 2.809
9 Jumlah sapi lokal tersedia 000 ekor 1.171 821
10 Kekurangan sapi lokal Siap potong 000 ton 1.37
0 1.988
Kesimpulan : Kurangnya
kemampuan pasokan sapi lokal
mengharuskan dilakukan impor sapi bakalan dalam jumlah
besar (dan daging) untuk memenuhi kebutuhan daging
nasional
Mengapa Perkembangan Populasi Sapi Potong Lamban
Faktor utama yang menyebabkan lamban nya perkembangan sapi potong di Indonesia:
1. Usaha bakalan atau caft-cow operation, masih sangat kurang diminati oleh pemilik modal
2. Sentra Utama daging sapi di Pulau Jawa yang menyumbang 45% terhadap produksi nasional sukar dikembangkan karena:– ternak di kembang-biak kan dan dipelihara secara tradisional
di pedesaan, ternak hanya diberi pakan hijau perkarangan dan limbah pertanian (teknologi budidaya rendah)
– budi daya sapi potong dengan pola industri yang berorientasi pasar masih belum berkembang
3. Sentra produksi sapi di Kawasan Timur Indonesia hanya 16% dari populasi nasional, padahal kawasan ini memiliki padang penggembalaan yang masih sangat luas.
– Pengalaman Taruma dalam Perdagangan dan Penggemukan Sapi
– Pembangunan Kandang Cariu
– Bagaimana bisnis Taruma berjalan
Apa dan Siapa Taruma ?
Sejarah singkat Taruma dan Rencana Bisnis
PT Catur Mitra Taruma atau ‘Taruma’ didirikan pada tanggal 4 Maret 2010 Pendiri : Abimanyu Suyoso, Djoko Suwono, Syahban Sinuraya dan Eri Ifyandri Dewan Direksi : Eri Ifyandri (Dirut), M Reza Zulfikar (DirNiaga), Marsono
Bigiantoro (DirKeu dan Admin) dan Sunandar (DirProds) Dewan Komisaris : Abimanyu Suyoso (Komut), Djoko Suwono (Komisaris) dan
Syahban Sinuraya (Komisaris) Taruma dikelola oleh manajemen yang profesional dan telah berpengalaman
dalam bisnis perdagangan dan peternakan sapi serta didukung oleh tenaga kerja yang sudah menggeluti bisnis ini sejak lama
Rencana Bisnis : – Jangka Pendek : Penggemukan dan Perdagangan Sapi, Produksi Pakan Ternak– Jangka Menengah dan Panjang : bisnis terkait (pupuk organik, pabrikasi
biogas,pembangkit listrik biogas, Rumah Pemotongan Hewan, cold storage, meat processing and packaging, pembiakan /breeding, dll)
VISIBerperan aktif dalam mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki kemampuan swasembada sapi melalui langkah nyata dan optimal serta memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat Indonesia.
MISI 1. Mengelola perusahaan dengan mengoptimalisasikan fasilitas
penunjang operasional usaha yang lengkap.2. Menjalin kerjasama yang menguntungkan dengan mitra yang
kompeten dan profesional di bidangnya.3. Mengoptimalkan dan mengembangkan operasional usaha
penggemukan, penjualan, dan pengembangbiakan sapi.4. Memenuhi kebutuhan daging sapi yang bermutu untuk seluruh
masyarakat Indonesia.5. Memberikan kontribusi yang berarti untuk kesejahteraan lingkungan,
masyarakat, karyawan, dan para pemegang saham.
19
... bagaimana membuat kehidupan lebih bermakna... dengan melakukan sesuatu yang bisa memberi manfaat... buat orang lain disekitar kita....dan buat diri sendiri...
Pengalaman Taruma
Taruma mulai bisnis perdagangan sapi pada bulan Mei 2010 dengan pembelian dan penjualan sapi siap potong (slaughter) sebanyak 500 ekor
Dengan adanya ketentuan pemerintah yang membatasi berat sapi impor maksimum 350 kg, maka perdagangan dan import sapi siap potong tidak dimungkinkan lagi, sehingga mulai Juli 2010 Taruma mengalihkan bisnisnya ke penggemukan sapi. Pada tahap awal, Taruma membeli sapi dari importir lokal dan dipelihara di kandang sewa yang berkapasitas 2000 ekor di Rangkas Bitung
– Lot I (Juli 2010 – Oct 2010) : penggemukan 1463 ekor sapi milik sendiri dan 600 ekor sapi titipan – Lot II (Nov 2010 – Feb 2011) : penggemukan 1200 ekor sapi milik sendiri
Untuk memenuhi persyaratan import sapi langsung dari Australia, Taruma sudah menyelesaikan pembangunan tahap I kandang milik sendiri di Cariu, Bogor, Jawa Barat yang dimulai sejak Agustus 2010 dengan kapasitas 3000 , dan mulai awal Juni 2011 sudah mulai beroperasi dengan menggemukkan sapi import dan juga melakukan uji coba penggemukan sapi lokal
Secara bertahap dilakukan pengadaan dan pengemukan sapi sehingga kapasitas kandang bisa dipenuhi secara optimal
pembangunan proyek kandang cariu
Up untilEnd of Juli 2011
JENIS KANDANG UNTUK PENGGEMUKAN
Penggemukan
Dikandangkan
Dilepas
Tertutup
Setengah Tertutup
Koloni
Individual
Koloni
Individual
Dilepas
Kandang Tertutup Koloni
Kandang Tertutup Individual
Kandang Setengah Tertutup Koloni
Kandang Setengah Tertutup Individual
Pembangunan Kandang Cariu
Mulai bulan Juni 2010 Taruma mulai menyiapkan pembangunan kandang sendiri, merujuk pada Peraturan Pemerintah yang hanya memberikan ijin impor sapi kepada perusahaan peternakan (feedlot) yang mempunyai kandang dengan jumlah sesuai kapasitas kandang
Pada bulan Juli 2010, Taruma membebaskan lahan seluas 22 ha (Sertifikat Hak Milik) di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi proyek berada di sisi jalan raya propinsi antara Jonggol dan Cianjur, 45 km dari Cibubur atau 70 km dari Bandung
Pematangan lahan dimulai bulan Agustus 2010 dan dilanjutkan dengan pembangunan secara bertahap . Tahap Pertama telah selesai dan dioperasikan mulai Juni 2011 untuk kapasitas 3000 ekor sapi BX Import. Untuk tambahan 1.200 ekor diselesaikan pada Maret tahun 2012 khusus untuk sapi SL Lokal
Kandang dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang terintegrasi seperti 100 pen semi terbuka, pabrik pakan kapasitas 200 ton perhari, gudang bahan baku dan pakan jadi, kantor, wisma pegawai, deep well, tanki air bersih kapasitas 900 ton, kolam air pencuci, suplai listrik dari PLN dengan backup genset, cattle yard, timbangan truk , Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta sarana prasarana yang diperlukan untuk suatu kandang modern
Karkas adalah bagian tubuh yang telah mengalami proses pemotongan tanpa kepala, keempat kaki bagian bawah mulai dari carpus dan tarsus, kulit, darah dan organ dalam (hati, saluran pencernaan, jantung, saluran reproduksi, paru-paru, limpa,dll)
bentuk, kekerasan tulang dan tekstur4. Kepualaman (Marbling) Karkas. Dinilai dari sebaran
lemak didalam serat daging5. Rasio Daging – Tulang (Meat bone ratio)6. Tebal lemak punggung dan Luas daging has.
Strategi sebagai Key Succes Factor (1)
Manajemen Pengadaan– Pengadaan sapi Import ex Australia
● Pembelian Sapi melalui Importir Lokal– Pembayaran dengan SKBDN– IKHS– Supply Chain (Audit kandang, SOP, RPH)
● Pembelian melalui Exportir (Import langsung)– Pembayaran dengan LC– Ijin Import (SPP)– IKHS– Supply Chain (Audit kandang, SOP, RPH)
– Pengadaan sapi Lokal– Pembelian langsung ke suplier yang menjadi
rekanan tetap Taruma– Pembayaran melalui transfer tunai
Strategi sebagai Key Succes Factor (2)
Manajemen Produksi– Kualitas bahan baku pakan– Formula pakan– Harga pakan– Breed dan Kualitas ternak– Pengelolaan kandang– Monitoring berkala kondisi kesehatan ternak– Evaluasi berkala perkembangan ternak
Manajemen Niaga & Pemasaran– Pengembangan Pasar– Optimalisasi Harga Jual– Corporate Values
Mitra Pendukung Taruma
Dalam menjalankan usaha penggemukan, Taruma bekerja sama dan mendapat dukungan dari Mitra Strategis :
– Bank sebagai sumber pendanaan utama– Fakultas Peternakan IPB, Dept Nutrisi dan
Teknologi Pakan, sebagai konsultan– Pemasok Sapi (Exportir, Importir, Feedloters,
supplier sapi lokal di Jateng, Jatim, NTB dan NTT)– Pemasok Bahan Baku Pakan – Abbatoirs – Rumah Pemotongan Hewan– Konsumen
Simulasi FinaNsial Produksi
BX : 1.000 ekor per bulanSL : 300 ekor per bulan
Simulasi Produksi BX 1000 ekor/bulan
Asumsi :– Berat Awal sapi rata-rata : 300 kg– Harga beli : Rp 34.500 per kg hidup– Harga jual : Rp 33.500 per kg hidup– Lama pemeliharaan per siklus : 100 hari
Pengadaan & Penggemukan: – Pengadaan 1000 ekor: Rp 10,35 Milyar– Pakan Rp 25.000 per ekor/hari : Rp 2,50 Milyar per siklus– Overhead (excl Depresiasi) Rp 6000/h.e : Rp 600 juta per siklus– Biaya Pokok Produksi : Rp 13,45 Milyar– ADG : 1,4 kg per hari– PBB : 140 kg per ekor .siklus – Berat Akhir sapi rata-rata : 440 kg per ekor .siklus– Harga Jual : Rp 33.500 per kg hidup– Penjualan 1000 ekor : Rp 14,74 Milyar
Profit :– Gross Profit : Rp 1,29 Milyar per siklus atau Rp 387 juta
per bulan atau eq 2,5 % p.m atau 30 % p.a
Simulasi Produksi SL 300 ekor/bulan
Asumsi :– Berat Awal sapi rata-rata : 400 kg– Harga beli : Rp 36.000 per kg hidup– Harga jual : Rp 35.500 per kg hidup– Lama pemeliharaan per siklus : 130 hari
Pengadaan & Penggemukan: – Pengadaan 300 ekor : Rp 4,32 Milyar– Pakan Rp 22.000 per hari ekor : Rp 858 juta per siklus– Overhead (excl Depresiasi) Rp 7.500/h e : Rp 292 juta per siklus– Biaya Pokok Produksi : Rp 5,47 Milyar– ADG : 1,3 kg per hari– PBB : 170 kg per ekor . siklus – Berat Akhir sapi rata-rata : 570 kg per ekor . siklus– Harga Jual : Rp 35.500 per kg hidup– Penjualan 300 ekor : Rp 6,070 Milyar
Profit :– Gross Profit : Rp 600 juta per siklus atau : Rp
138 juta per bulan atau eq 2,5 % p.m atau 30 % p.a
1. Ketidak pastian bisnis menyangkut penetapan kuota impor dan penetapan harga jual sapi feeder siap potong oleh pemerintah
2. Persyaratan yang ketat dari pemerintah Australia (Department of Agriculture, Fishery and Forrestry- DAFF) untuk exportit, importir, kandang dan abbatoir (supply chain).
3. Aturan dan Prosedur impor yang komplikated dan berubah-ubah● Ketidaksamaan pandangan antara Kementan dan Kemendag ● Persyaratan Keswan
4. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap indusri feedloter yang lebih memberikan nilai tambah (banyaknya bisnis terkait seperti pakan, transportasi, dan penyerapan tenaga kerja). Kebijakan pemerintah banyak yang tidak konsisten a.l :
● Membuka import sapi siap potong● Membuka import daging beku untuk kebutuhan pasar tradisional
1. Ketersediaan sapi bakalan yang terus menurun baik kuantitas maupun kualitas
● Program swasemba yang tidak dilaksanakan sesuai rencana dan penurunan impor secara drastis menyebabkan populasi dan kualitas sapi bakalan lokal menurun drastis
● Pembiakan belum dikelola secara profesional dalam skala industri
2. Kualitas sapi bakalan tidak standar dan tidak homogen (breed dan cara pemeliharaan yang tidak standar)
3. Infrastruktur transportasi tidak mendukung4. Budaya peternak rakyat memperlakukan sapi bukan sebagai
livestock, tapi sebagai tabungan dan kebanggaan (rojokoyo)
Tantangan Bisnis Penggemukan Sapi Lokal
Lain-lain
Kerjasama Taruma – Fapet IPB
Contoh Formula Konsentrat
Mitra Strategis Pemasok Sapi LokalNo Supplier Daerah Propinsi
1 Imam Faruki Ponorogo Jatim
2 Suradji/Yuji Siregar
Magetan Jatim
3 Wiling Plaosan Jatim
4 Widayat Klaten Jateng
5 Wingu H. Blitar Jatim
6 Asep Kediri Jatim
7 Sutrisno Magetan Jatim
8 Dayat Purbalingga Jateng
9 Wawan/Mustajab Purbalingga Jateng
10 Sugeng Wonogiri Jatim
11 Khoeruman Majalengka Jabar
12 Thoriq Kebumen Jateng
13 Moch. Qhoirul Amin
Jombang Jatim
14 Kholil Babat Jatim
15 Faqih Majalengka Jabar
16 Agus Salim Blitar Jatim
17 Wahyu Boyolali Jateng
18 Suyono/Martono Wonosari Jateng
Mitra Strategis Pemasok Sapi Impor
NoLokasi Suplier
Nama Perusahaan
I AUSTRALIA EXPORTIR
Consolidated Pastoral Company Pty. Ltd (CPC)
Australian Rural Export, Pty, Ltd (Austrex)
Landmark Global Export
International Livestock Export, Pty. Ltd (ILE)
Oceanic Cattle Stations (Aust) Pty Ltd
Halleen Australasian Livestock Traders Pty, Ltd
Elders Livestock
II INDONESIA IMPORTIR
PT Sadajiwa Niaga Indonesia
PT Andini Persada Sejahtera
PT Septia Anugrah
PT Rumpinary Agro Industry
Peristiwa Penting
Penandatangan Perjanjian Kerjasama IPB - Taruma
(Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Luki abdullah MSc Agr)
Team Konsultan IPB (Dr. Ir. Idat Galih Permana MSc Agr, Prof Nahrowi Ramli Ph.D, Prof. Dr. Drh. Dewi H)
Pertemuan dengan John Stevenson, CFO Consolidated Pastoral Company Pty Ltd (Aust), 4
Maret 2011
Kunjungan & Presentasi Dirjen Peternakan, 11 Januari
2012
Kunjungan Dirut PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif
Kunjungan Meneg BUMN, Dahlan Iskan dan Direksi PT Berdikari
Prof Subur Budhisantosa
FORTUGA
Hilmi Panigoro & Isteri
Kunjungan Dirut & Mantan Dirut PT PLN
Pemasukan dan Penimbangan Pertama Sapi Import BX ex