Top Banner

of 35

Bismillah Refrat Lilim Gilut Fix

Oct 09, 2015

Download

Documents

Justin Morgan

Gigi dan mulut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Review Kuliah DENTAL CARIES

Referat

Perkembangan rahang dan mukaOleh: Halimah Sadiyah. S.kedPembimbing: drg. Anselma Sp.Ort

Maloklusi bukan merupakan suatu penyakit, tetapi penyimpangan dari pertumbuhkembangan normal skelet dan geligi.maloklusi dilihat dari pertumbuhkembangan rahang dan muka Maloklusi dapat timbul karena faktor keturunan dimana ada ketidak sesuaian besar rahang dengan besar gigi-gigi di dalam mulut

PendahuluanKlasifikasi maloklusiKlasifikasi Angle Kegunaan utamanya untuk klasifikasi ortodontik masih sampai sekarang Klasifikasi maloklusi Angel dibagi menjadi kelas 1, 2, dan 3 Dasar dari klasifikasi Angel adalah hubungan antara gigi molar pertama dengan garis dari gigi yang berelatif dengan garis dari oklusi

Oklusi Angle dibagi menjadi empat kelompok:

Normal Occlusion: Normal (Class I) hubungan molar, gigi berada di garis oklusi.Class I Malocclusion: Normal (Class I) hubungan molar, gigi berjejal, rotasi, dllClass II Malocclusion: Bagian distal dari molar bawah menuju ke molar atas, hubungan gigi lain dengan garis oklusi tidak terspesifikasi.Class III Malocclusion: Bagian mesial dari molar bawah menuju ke molar atas, hubungan gigi lain dengan garis oklusi tidak terspesifikasi

Dewey membagi maloklusi kelas 1 menjadi lima tipe:Type 1: Crowding anterior teethType 2: Protrusion anterior teethType 3: Crossbite anterior teethType 4: Crossbite posterior teethType 5: Mesial drifting posterior teeth

Dewey membagi maloklusi kelas II menjadi dua divisi:

Dewey membagi maloklusi kelas III menjadi tiga tipe:Type 1: Incisor relationship of edge to edgeType 2: Incisor relationship of normalType 3: Incisor relationship of cross bite

Tulang-tulang kalvarium berasal dari tulang rawan yang pada saat lahir telah terhubung satu dengan yang lain melalui suturaSutura merupakan daerah yang memungkinkan pergerakan tulang

Pertubuhkembangan tulang kalvarium

Basis kranial adalah dasar rongga otak dan memanjang dari foramen sekum di anterior sapai basia di tulang oksipital di posterior.Basis kranial yang panjang berhubungan dengan relasi rahag kelas II sedangkan basis kranial yang pendek berhubungan dengan relasi rahang kelas III.

Perkembangan basis kranialWajah manusia sangat bervariasi dibandingkan dengan muka spesies yang lainwajah dan tengkorak menggadakan adaptasi sehubungan dengan bertambah besarnya otak manusiaPertumbuhan muka

14Pada saat lahir volume ruang otak lebih besar daripada muka,Muka bayi relatif ebih besarmata bayi relatif lebih besar tetapi pertumbuhan sesudah umur 6 tahun relatif sedikit karena telah mencapai ukuran orang dewasa. hidung merupakan kebalikan daripada mata, pada bayi kurang berkembang sedangkan pada orang dewasa hidung lebih menonjol dari pada keadaan ketika masih masih anak-anakPola pertumbuhan percepatan pertumbuhan awal sesudah lahir, menurun dan terdapat growth spurt lagi pada usia sekitar 6-7 tahun. Percepatan pertumbuhan ini berlangsung kurang lebih 3-4 bulan dan wanita mengalami lebih dahulu dari pada laki-laki.Percepatan pertumbuhan akan terjadi lagi pada usia kurang lebih 12 tahun pada wanita dan 14 tahun pada pria yang disebut prepubertal growth spurt.Percepatan pertumbuhanmaksilaAposisi tulang pada sutura sekitar maksilaRemodeling permukaan tulangPergeseran secara pasif karena perubahan pada basis kranial

tulang panjang dengan dua prosesus untuk perlekatan otot dan prosesus alveolaris untuk tempat gigiAposisi dan remodeling di tempat-tempat lain menyebabkan mandibula bertambah besar sesuai dengan bentuknya.Dagu lebih menonjol karena mandibula memanjang dan terdapat sedikit penambahan tulang pada dagu tetapi tidak terjadi lagi sesudah masa remaja. Pertumbuhan mandibula berakhir pada usia sekitar 15 tahun untuk wanita dan sekitar 17 tahun untuk pria.

Mandibula 18

upaya kompensasi dento-alveolar untuk mengatasi malrelasi jurusan vertikal dikompensasi dengan gigi dan atau tulang alveolaris tumbuh lebih banyak ke arah vertikal.Kompensasi dento- alveolarPertumbuhkembangan rahang dan gigi yang berlangsung relatif pelan selama bebrapa tahun menyebabkan adanya proses adaptif pada gigi, tulang alveolar, rahang dan jaringan lunak.memeriksa rekam ortodentik dalam waktu-waktu tertentu dapat diketahui adanya adaptasi dan seberapa besar adaptasi yang terjadi dalam jurusan sagital, vertikal dan transversalAdaptasi Dento-alveolarAdaptasi dento-alveolar paling tinggi terjadi dalam jurusan vertikal sebagai respons pertambahan ruang antar rahang, sedangkan perubahan dalam jurusan transversal hanya sedikit.

Relasi skelet jurusan sagital tergantung pada panjang maksila, panjang mandibula dan panjang basis kranium yang berhubungan dengan maksila serta sendi temporomandibulaRelasi skelet menurut tiga bidang orientasi

relasi mandibula terhadap maksila normal disebut relasi kelas I, bila mandibula relatif lebih distal terhadap maksila disebut relasi kelas II bila mandibula jauh lebih mesial daripada maksila disebut relasi kelas III. Basis maksila yang sempit ditunjukkan dengan jarak AB lebih sempit dari pada CD

apabila inklinasi gigi posterior mengarah ke bukal tetapi masih terjadi gigitan silang posterior kemungkinan besar basis maksilanya sempit.Kelas II : Pada individu yang mempunyai bentuk kepala dolikosefalik kraniumnya relatif panjang dalam jurusan horizontal tetapi sempit sehingga basis kranium agak datar dengan kata lain sudut basis kranium bagian tengah dan anterior lebih terbuka. Kelas III : Seseorang dengan bentuk kepala yang brakisefalik mempunyai kepala yang bulat dan lebih lebar yang mempengaruhi dasar basis kraniumPerkembangan relasi skelet kelas II dan kelas III

A: kls IIB: Kls III

Kelas II bentuk kepala biasanya dolikosefalik atau mesosefaliklengkung mandibula relatif lebih pendek daripada maksilamempunyai inklinasi yang mengarah ke depan dan ke bawah, kompleks nasomaksila lebih protrusif sedangkan pada maloklusi lebih panjang daripada dimensi vertikal ramus ( atau ramus relatif lebih pendek). Perbedaan pertumbuhan skelet kelas II dan IIISudut gonion pada maloklusi kelas II biasanya kecil sehingga menyebabkan mandibula pendekLebar horizontal ramus ikut menentukan keparahan maloklusi

Kelas III:bentuk kepala biasanya brakisefalik, fosa kranial anterior maupun tengah relatif pendek dan lebar sehingga palatum dan lengkung maksila juga pendek dan lebar.lengkung mandibula relatif lebih pajang daripada maksila.mempuyai inklinasi yang mengarah ke atas dan belakang dengan kompleks nasomaksila lebih retrusif

31mandibula berotasi kedepan sesuai dengan adanya rotasi fosa kranial tengah ke atas dan belakang disertai daerah hidung yang relatif pendek.kelas III terbuka sehingga mandibula panjang dan kadang-kadang memberikan gambaran spesifik maloklusi kelas IIITerdapat beberapa pusat pertumbuhan pada basis kranial, yaitu pada sinkondrosis sfeno-etmoid, antara sfenoid dan sfeno-oksipital. Basis kranial yang panjang berhubungan dengan relasi skelet kelas II sedangkan yang pendek berhubungan dengan relasi skelet kelas III. Terdapat growth spurt yang berbeda pada pria dan wanita, wanita terjadi lebih dahulu daripada pria. Arah pertumbuhan maksila dan mandibula adalah ke depan dan ke bawah. Maksila tumbuh ke posterior pada daerah tuberositas dan mandibula tumbuh ke posterior pada daerah posterior ramus.Pada relasi skelet yang sangat menyimpang terdapat upaya kompensasi untuk mengimbangi kelainan relasi skelet tersebut. Selain itu juga terdapat proses adaptasi. Pertumbuhan muka masih tetap terjadi meskipun dalam derajat yang kecil pada masa dewasa.

KesimpulanPada kasus-kasus maloklusi tertentu sebaiknya mempertimbangkan faktor pertumbuhan karena pemanfaatan faktor pertumbuhan dapat meningkatkan keberhasilan perawatan orto.

Saran