BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan dan pangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. hal ini disebabkan manusia bersama makhluk hidup yang lainnya memerlukan makanan untuk keberlangsungan hidupnya. Tanpa pangan manusia tidak dapat bertahan hidup untuk melanjutkan kebrlangusngan hidupnya. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah harus diimbangi dengan peningkatan sumber bahan makanan di wilayah tersebut. Thomas Robert Malthus (1798) telah memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai bagi penduduknya. Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan. Dewasa ini pertumbuhan jumlah penduduk di Seluruh wilayah Indonesia semakin meningkat. Salah satunya adalah di wilayah Kota Malang. Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil (2013)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
1.1 Latar Belakang
Masalah kependudukan dan pangan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. hal ini disebabkan manusia bersama
makhluk hidup yang lainnya memerlukan makanan untuk keberlangsungan
hidupnya. Tanpa pangan manusia tidak dapat bertahan hidup untuk melanjutkan
kebrlangusngan hidupnya. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk di suatu
wilayah harus diimbangi dengan peningkatan sumber bahan makanan di wilayah
tersebut. Thomas Robert Malthus (1798) telah memprediksi bahwa dunia akan
menghadapi ancaman karena ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai
bagi penduduknya. Malthus dalam teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan
produksi pangan mengikuti deret hitung dan pertumbuhan penduduk mengikuti
deret ukur sehingga manusia pada masa depan akan mengalami ancaman
kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang maksimal untuk
menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dan
ketersediaan pangan.
Dewasa ini pertumbuhan jumlah penduduk di Seluruh wilayah Indonesia
semakin meningkat. Salah satunya adalah di wilayah Kota Malang. Berdasarkan
catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil (2013) menunjukkan bahwa
Kecamatan Kedungkandang juga menempati pertumbuhan penduduk yang tinggi,
yaitu 191.851 jiwa. Dibandingkan dengan 4 kecamatan yang lainnya seperti
Klojen, Sukun, Blimbing dan Lowokwaru, kecamatan Kedungkandang memiliki
jumlah penduduk tertinggi. Melihat angka jumlah penduduk di Kecamtaan
Kedungkandang yang tinggi tersebut, maka setelah kami survey ada beberapa
tempat diatas bukit yang memiliki keterbatasan akses pangan dan juga air, yaitu
kelurahan Buring/ Puncak Buring.
Pertumbuhan penduduk di Wilayah Kelurahan Buring ini sangat pesat,
namun terbagi dalam dua kelompok wilayah. Wilayah lembah Buring memiliki
kecukupan pangan yang cukup, sedangkan wilayah Puncak Bukit Buring memiliki
kecukupan pangan yang kurang memadai, padahal disana terdapat kampung yang
padat penduduk. Keadaan tersebut muncul karena beberapa faktor, seperti akses
yang jauh dan juga sulit, lahan yang tandus dan perekonomian warga yang masuk
kategori kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
membahas tentang hubungan makhluk hidup dan lingkungannya terkait dengan
peningkatan jumlah penduduk dengan Ketersediaan sumber bahan makanan di
Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah
untuk makalah ini antara lain sebagai berkut.
1. Bagaimana kondisi kepadatan penduduk di Kelurahan Buring, Kecamatan
Kedungkandang?
2. Bagaimana kondisi ketersediaan sumber bahan makanan di Kelurahan Buring,
Kecamatan Kedungkandang?
3. Bagaimana hubungan antara kepadatan penduduk dengan ketersediaan sumber
bahan makanan di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan makalah
ini antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi kepadatan penduduk di Kelurahan Buring, Kecamatan
Kedungkandang.
2. Mengetahui kondisi ketersediaan sumber bahan makanan di Kelurahan
Buring, Kecamatan Kedungkandang.
3. Mengetahui hubungan antara kepadatan penduduk dengan ketersediaan
sumber bahan makanan di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang.
BAB I1
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepadatan Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah
yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu
sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatunegara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
• Orang yang tinggal di daerah tersebut
• Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. ( handi putro:
2011)
Sedangkan menurut UUD 1945 pasal 26 ayat 2 “Penduduk adalah Warga
Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”.
Penduduk merupakan salah satu faktor terpenting selain wilayah bagi
perkembangan negara karena tanpa penduduk negara tidak akan terbentuk. Jumlah
penduduk di suatu wilayah dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan hal
tersebut dikenal sebagai dinamika penduduk. Teori mengenai penduduk pertama
kali dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus. Pada permulaan tahun 1798
Malthus menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang)
apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Dinamika penduduk atau
perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu Kelahiran
(natalitas), Kematian (mortalitas), dan Migrasi (perpindahan). ( Todaro 2000),
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk
dengan luas area dimana mereka tinggal. Kepadatan penduduk di suatu wilayah
tertentu, yang tidak diimbangi dengan tersedianya bahan makanan akan
menimbulkan permasalahan serius terhadap kesejahteraan dan kesehatan
penduduknya. Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan
bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami
kekurangan bahan makanan, inilah sumber dari kemelaratan manusia. Selain itu,
dampak lingkungan yang akan dialami apabila terjadinya ledakan penduduk
adalah makin berkurangnya lahan produksi pertanian atau dengan kata lain
terkonversinya lahan pertanian yang ada menjadi pemukiman penduduk sehingga
menurunnya produksi pangan.(haryo saptono: 2012 )
2.3 Penyebab Terjadinya Ledakan Penduduk
Jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat sangat cepat pada deret
ukur atau tingkat geometrik. Sedangkan pada saat yang bersamaan persediaan
pangan meningkat menurut deret hitung. Maltus menjelaskan bahwa tidak
seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersedian pangan dapat
menyebabkan terjadinya ledakan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat
terjadi akibat dari 3 faktor pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (fertility),
kematian (mortality) dan juga akibat dari migrasi (migration). Dalam teorinya
tersebut Malthus memiliki kelemahan karena dia tidak memperhitungkan begitu
besarnya dampak sosial dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan
penduduk.( Dalimunthe :2010)
Di negara-negara berkembang perkembangan penduduk sangat pesat
khususnya di daerah perkotaan yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi.
Tingginya perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang
dilakukan oleh penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek
migrasi yang akan mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Munculnya
urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya pertumbuhan
penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya
kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke
kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk
sehingga terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan
penduduk di perkotaan tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini
disebabkan karena adanya faktor-faktor penarik dan pendorong yang
menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk daerah lain tersebut melakukan
Harini, Rika. 2012. Kajian Spasial Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian Terkonversi dan Dampaknya terhadap Produksi Pangan di Kabupaten Sleman. Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Hendi, Bowoputro. 2011. Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat Pembangunan Mx Mall dan Apartemen Veteran Kota Malang.
Lita Lestari. 2010. Dampak Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Malang: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
Purnama, Adi. 2004. Diversifikasi Pangan Untuk Mengatasi Krisis Pangan Di Indonesia. Bogor Agricultural University, (Online), (http://www.ipb.ac.id), diakses 3 Oktober 2015.
Sensus penduduk. 2010 dalam Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 2010.
(online) (http://dispendukcapil.malangkota.go.id/?p=496 ) diakses tanggal
19 Oktober 2015
Saptono, Haryo. 2012. Permasalahan Kependudukan Dan Penanggulangannya.denpasasar. diakses 2 Oktober 2015
Taryono, Ekwarso. 2011. Peranan Otonomi Daerah dalam Mendukung Produksi Pangan di Provinsi Riau. Riau: Fakultas Ekonomi Universitas Riau