-
1
BIOLOGI DARI LAKTASI
ANATOMI KELENJAR SUSU
A) Dilihat Dari Luar :
Kelenjar susu sapi sebenarnya merupakan gabungan dari empat
kelenjar susu (KS)
menjadi susatu bangunan yang merupakan ambing kanan dan kiri
yang dari luar namapak
jelas terpisah. Ambing sebenarnya merupakan kelenjar kulit yang
diliputi oleh bulu atau pada
puting susu rambut, kecuali pada puting tidak ditumbuhi rambut.
Ambing terpisah menjadi
bagian kanan dan kiri oleh suatu sulcus yang berjalan
longitudinal yang disebut sulcus
intermamaria. Kadang-kadang bagian depan dan belakang dari
ambing dipisah oleh suatu
sulcus pula ; hal ini tidak diinginkan. Kwartir depan lebih
kecil dibandingkan dengan kwartir
belakang. 60% dari sekresi air susu berasal dari kwartir
belakang.
Puting susu sapi biasanya ada empat buah : kadang-kadang
terdapat lebih dari empat
puting susu, keadaan ini disebut supranumeraryteat. Puting susu
ekstra ini biasanya terletak
disebelah belakang. Sebaiknya puting yang berlebihan itu
dihilangkan sebelum pedet
mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya
mastitis.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya air susu
didalam ambing dan
faktor genetis, beratnya berkisar antara 14,4 165,7 lbs.
Kapasitas ambing adalah 67,9 lbs. Berat dan kapasitasnya naik
sesuai dengan
bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan
kapasitas ambing tidak
naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada lakatasi yang ke dua dan
tiga.
Puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung
tumpul. Puting susu
bagian belakang biasanya lebih pendek dibanding dengan yang
bagian depan. Bilamana
digunakan mesin pemerah, puting susu yang pendek lebih
menguntungkan dibanding dengan
yang panjang, karena milk-flow rate nya lebih cepat.
B) Struktur Bagian Dalam
Pada bagian dalam dari ambing terdapat ligamentum suspensorium
medialis yang
memisahkan ambing menjadi bagina kanan dan kiri. Ligamentum ini
terdiri atas dua lapisan
-
2
jaringan ikat padat. Meskipun tidak ada pemisah antara kwartir
depan dengan belakang, tetapi
sistim ductusnya sama sekali terpisah.
Ambing terdiri dari bagian-bagian kecil yang berwarna
ke-merah-merahan. Bagian-
bagian kecil ini yang merupakan sel-sel sekretorik, dibungkus
oleh jaringan ikat memebentuk
suatu bangunan yang disebut lobulus. Segerombolan lobuli
dibungkus oleh jaringan ikat
sehingga terbentuklah lobus.
Pita-pita yang berwatna putih dari jaringan ikat terdapat di
seluruh bagian dari ambing
merupakan jaingan penunjang bagi jaringan sekretorik. Suatu
jaringan kecil berwarna putih,
memisahkan kwartir depan dengan belakang; jaringan ini merupakan
kapsul jaringan ikat
yang memisahkan lobi antara kwartir-kwartir tersebut. Suatu
ambing disebut sebagai ambing
yang keras (hard udder), bila ia mengandung lebih banyak
jaringan ikat dibanding dengan
jaringan sekretorik. Hal ini merupalan sifat yang diturunkan,
atau karena mastitis yang
menyebabkan sel-sel sekretorik yang rusak diganti oleh jaringan
ikat.
1. Sistim saluran (Duct system)
Lobi dihubungkan oleh saluran-saluran yang bermuara pada saluran
yang lebih besar.
Saluran-saluran yang lebih besar ini menuju ke saluran induk
(major ducts) yang kemudian
bermuara di sinus lactiferous = (gland cistern) diatas puting
susu. Seluruh sistem saluran dan
sinus lactiterous mengalirkan atau membawa air susu dari sel-sel
sekretorik menuju ke puting
susu (teats), yang kemudian dapat diambil atau dikeluarkan air
susunya dengan jalan
pemerahan. Saluran-saluran dan gland cistern juga berfungsi
sebagai penampung air susu
untuk sementara waktu sebelum pemerahan. Hal ini memeungkinkan
ambing men-sekresikan
lebih banyak air susu dibanding yang dapat disekresikan oleh
sel-sel sekretori saja. Pada
tempa-tempat percabangan dari saluran, biasanya terdapat lubang
yang sempit yang
kemudian membentuk semacam sinus sebelum menjadi sempit lagi.
Lihat gambar 1, halaman
3. Pada beberapa kejadian ductus bercabang menjadi 2 buah yang
sama ukurannya. Adanya
penyempitan pada percabangan ini untuk mencegah mengalirnya air
susu karena adanya
gravitasi kearah puting susu dan gland cistern.
Saluran-saluran yang besar pada bagian bawah dari kwartir depan,
mengelompok
pada permukaan lateral, sedangakan pada bagian atas dari kwartir
depan maupun belakang
distribusi dari saluran-saluran itu lebih unuform.
Saluran-saluran yang besar mempunyai
tendensi memendek dan melebar, sedangkan saluran-saluran yang
lebih kecil lebih membulat.
-
3
Biasanya terdapat 10 12 saluran menuju ke tiap-tiap gland
cistern, paling nbanyak terdapat
20 buah, tetapi kadang-kadang dijumpai lebih banyak lagi.
1. Jaringan ikat-pembungkus.
2. Lobus.
3. Lobuli yang mengandung alveoli.
4. Saluran induk.
5. Sinus.
6. Gland cistern.
7. Anunular fold.
8. Teat cistern.
9. Teat meatus.
Gambaar 1.
Secara skematis gambar sistem saluran dari satu kwartir kelenjar
susu sapi. Kelenjar
susu terdiri atas banyak lobi, lobi mengandung lobuli, lobuli
mengandung alveoli yang
mengandung sel-sel sekretorik.
Gland Cistern
Ukuran dan bentuk dari sinus lactiferous untuk tiap-tiap kwartir
sangat bervariasi.
Pada beberapa hal cistern ini sirkuler, pada kejadian lain
nampak tidak lebih hanya berupa
saku-saku dari pelbagai ukuran sebagai akhir dari saluran induk.
Kapasitas dari saluran
lactiferous adalah 100 400 gram air susu. Menurut penelitian
ternyata tidak ada hubungan
yang nyata antara ukuran gland cistern dengan jumlah air susu
yang disekresikan oleh
kwartir-kwartir.
-
4
Teat.
Teat cistern (sinus papillaris) merupakan suatu rongga di dalam
puting susu dan
terletak tepat dibawah gland cistern. Gland dan teat cistern
berhubungan satu dengan lainnya
tetapi pada beberap kejadian terdapat suatu bangunan yang jelas
sirkuler yang disebut
annular fold. Annular fold terdiri atas jaringan ikat padat dan
lebarnya 2 6 mm. Kadang-
kadang terjadi (jarang seekali) suatu septum yang horizontal
pada annular fold, ini mencegah
mengalirnya air susu; keadaan ini dikenal sebagai blind
quarters:. Pada bagian mukosa dari
teat cistern dibatasi oleh banyak sekali lipatan-lipatan
longitudinal dan sirkuler yang saling
overlap sehingga memebentuk saku-saku yang mungkin menjadi
tempat bersembunyinya
bakteri-bakteri.
Pada ujung dari puting susu terdapat suatu lubang yang disebut
streak canal (teat
meatus, ductus papillaris). Rata-rata panjang dari streak cenal
ini 8 12 mm. Streak canal
memendek pada saat pemerahan (karena adanya tekanan oleh tangan
maupun mesin) dan
pada saat itu pula teat cistern menggelembing karena adanya
tekanan di dalam ambing.
Streak canal nampak memanjang dan berdilatasi dengan
bertambahnya periode laktasi dan
terbesar bertambah panjangnya itu terjadi pada laktasi pertama
dan ke dua.
Streak canal terdiriatas 5 7 epitel yang konveks yang membentuk
bangunan seperti
bintang. Tonjolan-tonjolan bangunan yang seperti bintang itu
dapat ditutup rapat oleh karena
kerjaan otot sphincter yang sirkuler secara involuntary. Streak
canal mempertahankan air
susu di dalam ambing terhadap tekanan yang timbul akibat
akumulasi air susu. Di samping
itu ia menjaga masuknya kotoran-kotoran dan bakteri-bakteri pada
saat pemerahan. Telah
dibuktikan bahwa ukuran dari streak canal dan keeratan dari
musculus sphincter yang
mengelilingi meatus memegang peranan penting di dalam menentukan
rate of milk flow.
Hal ini merupakan sifat yang siturunkan.
Terletak tepat diatas streak canal terdapat suatu seri bangunan
terdiri atas 4 - 8 plica
(lipatan, folds) yang berjalan radiai ke segala jurusan.
Bangunan ini disebut Furstenburgs
rosette : disebut demikian menurut nama orang yang menemukan
pertama kali. Lipatan-
lipatan yang lebih besar biasanya mempunyai plica accessoria.
Tekanan yang timbul karena
akumulasi air susu didalam pting susu dan gland cistern
memyebabkan plica meregang, yang
membantu retensi air susu
-
5
Apparatus Suspensorium.
Pada sapi Holstein terdapat 7 buah jaringan penunjang yaitu
:
1. Jaringhan 1 (Tissue 1).
Jaringan ini berupa kulit. Meskipun peranannya kecil sebagai
jaringan penunjang
dan stabilisator ambing, tetapi ia sangat besar peranannya
sebagai jaringan
pelindung bagian yang lebih dalam.
2. Jaringan 2 (Tissue 2).
Merupakan jaringan yang mengikat kulit dengan lapisan di
bawahnya adalah
jaringan 2 disebut fascia superficialis atau reolarsubcutaneous
tissue.
3. Jaringan 3 (Tissue 3)
Merupakan jaringan yang menyerupai tali (cordlike tissue). Yang
membantu
ikatan longgar antara permukaan sorsal dari kwartir depan dan
dinding perut.
Kelemahan dari jaringan ini akan mengakibatkan ambing Nampak
menggantung
seolah olah lepas dari dinding perut.
4. Jaringan 4 (Tissue 4)
Jaringan ini merupakan pasangan dari lapisan superficialis dari
ligamentum
suspensorium superficialis dan sebagian terdiri atas jaringan
elastis. Ligament ini
muncul dari tendosub pelvis dan meluas kearah bawah depan
meliputi ambing
dan membelok ke permukaan dalam dari paha. Lapisan ini sangat
dekat dengan
garis median pada ambing belakang dan kemudian menyebar keluar
kearah bagian
anterior dari ambing. Ligament ini merupakan salah satu jaringan
penunjang
utama dari ambing.
5. Jaringan 5 (Tissue 5)
Pasangan bagian dalam yang tebal dari Ligamentum suspensorium
merupakan
jaringan 5 yang asalnya juga dari tendo subpelvis. Lapisan
lateral bagaian dalam
ini meluas kearah bawah dan meliputi ambing. Jaringan ini
terikat dengan
permukaan lateral dari ambing yang konveks dengan perantaraan
lamellae yang
menuju kedalm dan bersambungan dengan jaringan interstisiil dari
ambing.
Jaringan penunjang ini merupakan jaringan penunjang ambing
utama.
6. Jaringan 6 (Tissue 6)
Ini adalah Tendo subpelvis, yang sebenarnya bukanlah jaringan
penunjang
ambing, tetapi merupakan tempat asal dari lapisan superficialis
dan profunda dari
ligament suspensoria lateralis.
-
6
7. Jaringan 7 (Tissue 7)
Dua buah jaringan yang berdekatan yang terdiri atas jaringan
elastis yang tebal
dan berwarna kuning membentuk ligamentum suspensorium medialis
merupakan
jaringan 7. Ligamentum ini berasal dari dinding perut dan
tertambat pada
permukaan medial dari ambing. Lig. Ini membentuk septum yang
memeisahkan
ambing menjadi 2 bagian. Ligamentum suspensorium medialis
memiliki kekuatan
Tarik (tensile strength) yang tinggi. Ligamentum ini terletak
tepat di pusat
gravitasi dari ambing sehingga bilamana jaringan-jaringan
disekitarnya
disingkirkan maka ia akan mendukung ambing secara seimbang.
Ligamentum
suspensorium medialis memegang peranan yang penting di dalam
menunjang
ambing.
Jika terjadi kelemahan jaringan 3 dan perpanjangan dari
ligamentum
suspensorium lateralis dan medialis akan menyebabkan ambing
menggantung dan
bilamana keadaannya sangat parah akan terjadi pendulous
udder.
Kesimpulan :
Terdapat 3 jaringan penunjang pokok pada ambing yaitu :
1. Kulit, merupakan pembungkus seluruh ambing. 2. Ligamentum
suspensorium lateralis, merupakan jaringan ikat fibrosa yang non
elastis. 3. Ligamentum suspensorium medialis, merupakan jaringan
penunjang utama yang
elastis yang penting untuk menjaga besar kecilnya ambing pada
waktu laktasi.
Lihat gambar 2 tentang jaringan penunkang pada ambing
Gambar 2. Jaringan penunjang pada ambing
1. Sulcus intermammaria 2. Lig. Suspensorium medialis 3. Lig.
Suspensorium lateralis
-
7
Karena ada perbedaan antara lig, susp, lat, dengan med, yaitu
yang satu non elastis,
yang lain elastis, maka sering terjadi adanya penonjolan puting
susu sehingga membentuk
sudut bila ambing sedang penuh. Bila terjadi peregangan yang
terus menerus pada ambing
(terutama pada sapi 2 yang tinggi produksinya), maka ligamentum
suspensorium medialis
kehilangan sifat elastisnya, tak dapat kembali seperti semula
mengakibatkan terjadinya
pendulous udder.
Sirkulasi darah pada ambing ( Blod Circulation System /
Voscularsyis )
a) Sistem arteriil
Sebagian besar penyediaan darah untuk ambing berasal dari
arteria pudenda externa
kanan dan kiri, masing- masing untuk setengah bagian ambing
kanan dan kiri. Arteria masuk
kedalam kelenjar susu dari cavum abdominalis melalui canalis
ingunialis. Pada saat arteria
masuk kedalam kelenjar susu membentuk flexura signoidea. Arteria
pupenda externa
merupakan cabang dari arteria iliaca externa yang berasal dari
aorta. Arteria iliaca interna
yang memberi darah alat-alat genitalia dan daerah pudenda,juga
merupakan cabang dari
aorta. Arteria perinealis muncul dari arteria iliaca interna dan
menyediakan darah untuk
daerah keci dari bagian posterio-dorsal dari kwatir
belakang.
Arteria mammaria merupakan lanjutan dari arteria pudenda externa
sesudah mereka
masuk kedalam kelenjar susu. Arteria mammaria untuk tiap-tiap
setengah bagian dari ambing
(kanan dan kiri) memberi cabang-cabang kecil kenodus lymphaticus
supramammaria dan
bagian atas dari ambing belakang. Arteria mammaria kemudian
bercabang menjadi dua buah
arteria yang besar yaitu arteria mammaria cranialis atau
anterior dan arteria mammaria
posterior atau caudalis. Suatu cabang kecil,yaitu arteria
abdominalis subcutaneus muncul dari
arteria mammaria sebelum membagi diri menjadi cabang anterior
dan posterior. Cabang-
cabang ini berjalan keanterior dan memberi darah pada dinding
ventral dari abdomen di
depan ambing dan kebagian basal dari ambing. Masih merupakan
pertanyaan dari para
ahli,apakaharteria itu memberi darah langsung ke jaringan
sekretorik atau tidak. Pada
beberapa hewan, arteria abdominalis subcutaneous merupakan
cabang dari arteria mammaria
cranialis.
-
Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah
ventral dan lateral dan
membagi diri menjadi arteria kecil
darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.
Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada
ambing.
Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis,
3. Vena cava
posterior, 4. Arteria dan vena i
dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8.
Flexura sigmodea dari arteria dan
pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria
abdominalis subcutaneous,
11. Arteria mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis,
13. Arteria dan vena
thoracica interna, 14. Vena cava anterior, 15. Diaphragma.
b) Sistim Pembuluh Darah Balik ( Vena ).
Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2
buah vena yaitu
pudenda externa dan vena abdominalis subcutaneous
Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah
canalis
inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan
kemudian bercabang
lagi mengikuti arteria yang senama. Setelah darah melewati
arteria pudenda externa, mengalir
melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian
kejantung. Vena
adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial
dari vena mammari dan
meninggalkan ambing pada tepi anterior dari ambing. Vena
tersebut berjalan sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung
dibawah kulit. Vena
8
Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah
ventral dan lateral dan
membagi diri menjadi arteria kecil-kecil yang meliputi alveoli.
Mereka juga menyedikan
darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.
Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada
ambing.
Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis,
3. Vena cava
posterior, 4. Arteria dan vena iliaca externa, 5. Arteria dan
vena pudenda externa, 6. Arteria
dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8.
Flexura sigmodea dari arteria dan
pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria
abdominalis subcutaneous,
a mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria
dan vena
thoracica interna, 14. Vena cava anterior, 15. Diaphragma.
Sistim Pembuluh Darah Balik ( Vena ).
Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2
buah vena yaitu
vena abdominalis subcutaneous atau vena susu.
Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah
canalis
inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan
kemudian bercabang
yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa,
mengalir
melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian
kejantung. Vena
adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial
dari vena mammari dan
g pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan
sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung
dibawah kulit. Vena
Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah
ventral dan lateral dan
Mereka juga menyedikan
Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada
ambing.
Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis,
3. Vena cava
liaca externa, 5. Arteria dan vena pudenda externa, 6.
Arteria
dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8.
Flexura sigmodea dari arteria dan
pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria
abdominalis subcutaneous,
a mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria
dan vena
Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2
buah vena yaitu vena
Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah
canalis
inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan
kemudian bercabang-cabang
yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa,
mengalir
melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian
kejantung. Vena
adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial
dari vena mammari dan
g pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan
sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung
dibawah kulit. Vena
-
9
abdominalis subcutaneous berjalan ke anterior dan menembus
dinding abdomen pada
masing-masing sisi dari cartilago xiphodeus. Tempat dimana vena
menembus cavum
abdominlis disebut : sumber susu (milk well). Sesudah vena masuk
kedalam cavum
abdominalis, maka ia menuju kedepan dan kemudian bergabung
menjadi satu dengan vena
thoracica interna yang kemudian berjalan ke vena cava
anterior.
Vena perinealis yang kecil terletak di posterior-dorsal dari
ambing kanan dan kiri,
membawa darah dari daerah ini, dimana daerah ini diberi darah
oleh arteria yang senama,
hanyalah merupakan daerah atau bagian kecil saja dari
ambing.
Suatu lingkaran vena pada dasar ambing dibentuk oleh cabang
kanan dan kiri dari
arteria mammaria cranialis dan caudalis. Lihat gambar 4. Cabang
dari arteria mammaria
caudalis beranastomosa pada dasar posterior dari ambing, dan
cabang dari vena abdominalis
subcutaneous beranastomosa beberapa inci anterior dari dasar
ambing. Masih menjadi
pertanyaan yang belum terpecahkan saat ini yaitu apakah terjadi
aliran darah yang bebas
antara bagian kanan dan kiri ambing mengingat bahwa kelep-kelep
( valvula ) dari vena disini
mengarah ke satu jurusan.
Darah meninggalkan ambing melalui vena abdominalis subcutaneous,
atau melalui
vena pudenda externa pada ruminansia yang sedang laktasi. Jalan
yang tepat kemungkinan
tergantung pada posisi hewan. Hal ini jelas terlihat pada hewan
yang sedang berdiri, darah
meninggalkan melalui vena abdominalis subcutaneous. Bilamana
vena-vena utama tertekan,
darah akan mengalir melalui vena lainnya. Telah diteliti bahwa
bagian cranial dari vena
abdominalis subcutaneous dari sapi mempunyai 6 -14 kelep yang
mengarah kejantung,
sedang bagian yang caudal mempunyai 1-5 kelep yang mengarah ke
ambing. Pada hewan-
hewan muda darah dibawa menuju ambing didalam bagian caudal dari
vena tersebut.
Kebuntingan dan laktasi menyebabkan vena bertambah besar dan
kelep-kelep berhenti
bekerja, sehingga memungkinkan terjadinya aliran darah kedua
jurusan
1. Vena abdominalis
subcutaneus
2. Ligamentum suspensorium
mediale
3. Vena pudenda externa
4. Vena perinealis
Gambar 4. Lingkaran vena pada basis dari ambing.
-
10
RINGKASAN SYSTEM VASKULER AMBING
Darah yang mengandung 02 meninggalkan jantung melalui aorta dan
kemudian
melalui cabang-cabang arteri : arteri pudenda externa (kanan dan
kiri). Kedua arteri ini
menembus dinding perut melalui canalis ingiinalis masing masing
kanan dan kiri masuk
kedalam ambing. Pada saat arteri masuk kedalam ambing keduanya
berubah menjadi arteria
mammaria yang segera bercabang menjadi arteria mammaria
oranialis caudalis. Kedua
cabang ini ber cabang2 lagi menjadi arteria yang lebih kecil,
kemudian membentuk kapiler
yang member darah ke sel2 dalam ambing.
Arteria perinealis merupakan sumber penyediaan darah yang kecil
untuk ambing.
Venulae yang berasal dari kapiler-kapeler dan saling
beranastomosa membentuk vena
yang menampung darah dari ambing . Pada puncak dari ambing vena
membentuk lingkaran
vena (venous cirole). Pada tempat ini darah meninnggalkan ambing
melalui 3 jalan yaitu :
1. Jalan utama pertama terdiri atas 2 buah vena pudenda externa
yang sejajar dengan
arteria pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan
akhirnya
menggambungkan diri dengan vena cava yang membawa darah
kejantung.
2. Jalan utama kedua terdiri atas 2 buah vena yaitu : Vena
abnominalis atau vena
mammae . kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dari
ambing. Kedua
vena ini berjalan disepanjang dinding ventral perut berada
langsung dibawah kulit.
Vena ini masuk kedalam cavun thoracis pada sumber susu dan
akhirnya
menggabungkan diri dengan vena cava anterior kedalam jantung
3. Jalan ketiga yaitu vena perinealis. Walaupun kecil merupakan
jalan masuk
kedalam tubuh dari ambing melalui velvis.
Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung
melalui vena susu.
Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui
vena susu terhenti. Walaupun
demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ke 3
tersebut.
Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing ( 180 %) pada beberapa
hari setelah sapi
melahirkan . Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan
aliran darah uterus
sesudah beranak dan ini mungkin peranan penting dalam inisiasi
dari sekresi air susu karena
lebih banak bahan bahan pembentuk air susu serta hormon-hormon
laktogenik yang terbawa
bersama aliran darah tersebut kedalam ambing . Tiap-tiap 1
volume air susu yang dibentuk
diperlukan 500 volume darah yang mengalir ke ambing secara
singkat dikatakan blood flow
rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi
susu.
-
11
Sistem limfatika (Lympatic system) .
Sistem limfatika dari kelenjar susu terdiri atas saluran limfe
dan nodus lympaticus.
Saluran-saluran limfe membawa cairan jaringan atau limfe dari
ruang antar jaringan
ke nodus limfaticus dan mengembalikan cairan limfe ke vena-vena.
Suatu bangunan yang
menyerupai kelep terdapat pada ujung dari ductus thoracicus yang
berguna untuk mencegah
kembalinya cairan jaringan ke dalam system limfatika .
Kelep-kelep dan kelep-kelep
tambahan yang terdapat di dalam saluran limfe menyebabkan cairan
limfe mengalir kearah
satu jurusan, yaitu kesistem pembuluh darah balik.
Nodus limfaticus menyaring cairan jairngan (sebagai filter)
dengan menyisihkan
benda-benda asing yang akan masuk kedalam saluran-saluran limfe
yang lebih besar,
kemudian cairan itu dibawa ke pembuluh darah balik melalui
ductus thoracicus yang terletak
anterior dari jantung. Nodus-nodus itu juga menyediakan lekosit
untuk limfe . ambing
biasanya mempunyai satu nodus lymfaticus yang besar untuk
masing-masing bagian kanan
dan kiri , yang disebut : nodus lymfaticus supramammaria dan
terletak posterior canalis
inguinalis . Pada kejadian yang jarang terjadi pernah dijumpai
sebanyak-banyaknya 7 buah
nodus yang lebih kecil untuk masing-masing tiap bagian kanan dan
kiri dari ambing.
Sesudah melewati nodus lymphaticus supramammaria, cairan limfe
meninggalkan ambing
melalui satu atau dua buah saluran limfe dan kemudian saluran2
itu setelah melalui canalis
inguinalis menggabungkan diri dengan salura2 yang lain.
Cairan limfe mengalir karena adanya perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh adanya
gerak pernapasan , tekanan dari kapiler-kapiler darah , dan
kontraksi otot. Bilamana terjadi
akumulasi cairan limfe diantara kulit dan jaringan sekretorik
ambing, maka akan terjadi
udema ambing. Hal ini paling parah terjadi pada sapi dara
(heifer) dan pada sapi-sapi yang
lebih tua yang menderita pendulous udder pada waktu beranak.
Ductus lymfaticus subsutaneus yang berada dibawah kulit ambing
Nampak jelas dan
pada sapi yang dewasa menjadi sangat besar.
Beberapa diantaranya mencapai diameter 5-7 mm. saluran itu
berjalan kearah dorso-
caudal dari nodus lymfaticus supramammaria (lihat gambar 5).
Cairan limfe dari jaringan2
kelenjar dibaawa oleh saluran 2 limfe profunda dan
superfioialis. Putting susu mempunyai
saluran limfe yang amat banyak. Saluran2 itu terpisah untuk
masing2 putting susu dan
ukurannya sedikit lebih besar disbanding dengan saluran limfe
subcutansus.
-
Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan
pada dorso
kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Sa
yang memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan
menuju nodus lympaticus.
System Urat Syaraf. (Neruous System)
Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut
(sensoris) dan serabut sya
Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda
spinalis dan serabut
efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah
melalui columna vertebralis ,
serabut-serabut menggabungkan diri menjadi nervus
dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi
spinals dan 12 pasang
nervi craniales.
Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi
ambing. Nervus
lumbalis I, mengirimkan berkas
yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus
lumbalis II turun dari columna
vertebralis ke flank dan meng
mungkin masuk ke jaringan Kelenjar
dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan
masuk kedalam ambing
12
GAMBAR 5
Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan
pada dorso
kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Saluran-saluran itu
mempunyai kelep
memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju
nodus lympaticus.
System Urat Syaraf. (Neruous System)
Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut-serabut
syaraf afferent
(sensoris) dan serabut syaraf efferent (parasympathis).
Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda
spinalis dan serabut
efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah
melalui columna vertebralis ,
serabut menggabungkan diri menjadi nervus spinalis. Nervus ini
berpasangan
dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi
spinals dan 12 pasang
Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi
ambing. Nervus
lumbalis I, mengirimkan berkas-kelasnya ke permukaan anterior
dari ambing dan daerah
yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus
lumbalis II turun dari columna
vertebralis ke flank dan meng-innervasi bagian anterior ambing.
Serabut
Kelenjar dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II,
III
dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan
masuk kedalam ambing
Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan
pada dorso-caudal
itu mempunyai kelep-kelep
memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju
nodus lympaticus.
serabut syaraf afferent
Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda
spinalis dan serabut-serabut
efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah
melalui columna vertebralis ,
spinalis. Nervus ini berpasangan
dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi
spinals dan 12 pasang
Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi
ambing. Nervus
ukaan anterior dari ambing dan daerah
yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus
lumbalis II turun dari columna
innervasi bagian anterior ambing. Serabut-serabut syaraf ini
dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II, III
dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan
masuk kedalam ambing
-
melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri
menjadi serabut syaraf anterior
dan posterior pada cincin inguinalis. Cabang
jaringan kelenjar susu, saluran
kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah
sekitar nodus lympahaticus
supramammaria.
Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV,
masuk kedalam ambing
pada bagian posterior-caudal bersamaan dengan anterior dan pena
perinealis. Nervus
perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus
sacrales dianggap
bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa
peneliti diperkirakan
membawa serabut-serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum
pernah dijumpai
adanya serabut-serabut syarafnya didalam ambing.
Nervus efferent yang memberi sya
Fungsi utama dari serabut
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi
otot
mengelilingi saluran-saluran susu dan otot
nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
dan ini menimbulkan
hambatan terhadap sekresi air susu.
Sistim urat syaraf ambing. 1-
4-Nervus perinealis, 5-LI-Vertebra lumbalis I, L6
13
melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri
menjadi serabut syaraf anterior
inguinalis. Cabang-cabang dari nervus ini terdapat diseluruh
jaringan kelenjar susu, saluran-saluran susu, putting susu dan
kulit dari ambing. Suatu cabang
kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah
sekitar nodus lympahaticus
Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV,
masuk kedalam ambing
caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus
perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus
sacrales dianggap
bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa
peneliti diperkirakan
serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah
dijumpai
serabut syarafnya didalam ambing.
Nervus efferent yang memberi syaraf ke ambing hanya melalui
nervus inguinalis.
Fungsi utama dari serabut-serabut syaraf simpatis pada ambing
adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi
otot
saluran susu dan otot-otot sphinoter dari puting susu. Stimulasi
terhadap
nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
dan ini menimbulkan
hambatan terhadap sekresi air susu.
GAMBAR 6 .
-Nervus Lumbalis I, 2-Nervus lumbalis II, 3-
Vertebra lumbalis I, L6-Vertebra Lumbalis VI dan S
melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri
menjadi serabut syaraf anterior
cabang dari nervus ini terdapat diseluruh
saluran susu, putting susu dan kulit dari ambing. Suatu
cabang
kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah
sekitar nodus lympahaticus
Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV,
masuk kedalam ambing
caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus
perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus
sacrales dianggap menjadi
bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa
peneliti diperkirakan
serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah
dijumpai
raf ke ambing hanya melalui nervus inguinalis.
serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi
otot-otot polos yang
ter dari puting susu. Stimulasi terhadap
nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
dan ini menimbulkan
-Nervus inguinalis,
Vertebra Lumbalis VI dan S-sacrum.
-
14
ANATOMI KOMPARATIVA KELENJAR SUSU ANTARA BEBERAPA SPECIES
HEWAN PIARAAN DAN HEWAN LABORATORIUM
Struktur fungsionil bagian dalam dari kelenjar susu hewan
paiaraan dan hewan
laboratorium adalah hampir sama. Air susu disekresikan oleh
alveoli, yang mengelompok
membentuk lobuli. Loboli ini dibungkus oleh kapsula jaringan
ikat dan mempunyai saluran-
saluran. Beberapa lobuli mengelompok membentuk lobus yang juga
dibungkus oleh jaringan
ikat. Seluruh kelenjar susu terbentuk dari lobuli dan lobi.
Saluran-saluran yang membawa air
susu dari lobuli dan lobi menjadi bertambah besar bila menuju
kearah ambing. Sistim saluran
didalam kelenjar susu dapat disamakan dengan sebatang pohon yang
mempunyai batang,
cabang-cabang, ranting-ranting, dan daun-daun. Perbedaan antara
hewan Nampak didalam
sistim saluran dan cistern, banyaknya lubang pada putting ssu
dan jumlahnya serta tempatnya
kelenjar susu.
Sapi, kambing, domba, kuda dan marmot mempunyai sekelompok
kelenjar susu yang
terletak didaerah inguinal. Ambing sapi mempunyai 4 kelenja,
sedangkan species hewan
lainnya hanya mempunyai 2 buah kelenjar. Puting susu dari
marmot, kambing, domba, dan
sapi mempunyai saluran pada puting susu hanya sebuah yang
disebut treak canal atau teat
meatus atau ductus papillaris, sedangkan pada kuda terdapat 2
buah streak canal yang
berhubungan dengan saluran-saluran susu. Diatas streak canal
terletak teat cistern atau sinus
papillaris yang berhubungan dengan cistern atau saluran-saluran
susu yang lebih besar.
Rat, mouse, kelinci, anjing, kucing dan babi mempunyai
serangkaian kelenjar
susu yang terletak disebelah-menyebelah dari linea alba yang
memanjang dari daerah dada
kearah inguinal. Putting susu rat dan mouse mempunyai sebuah
streak canal, babi
mempunyai 2 buah streak canal untuk tiap putting susu, sedangkan
kelinci, anjing dan kucing
mempunyai 4 buah atau lebih. Hewan-hewan yang mempunyai banyak
lubang pada putting
susunya pengaliran air susunya langsung dari lobi ke streak
canal, sedangkan hewan-hewan
yang mempunyai sebuah lubang putting susu pengaliran air susunya
ditampung lebih dahulu
di cistern yang bertindak sebagai ductus collectivus untuk
seluruh lobi didalam kelenjar susu.
Penyediaan darah utama untuk ambing berada di daerah inguinal
yang berasal dari
arteria pudenda externa beserta cabang-cabangnya. Bagi
hewan-hewan yang mempunyai
kelenjar susu yang memanjang dari daerah dada dan perut
penyediaan darah berasal dari
arteria yang member darah pada dinding tubuh di daerah-daerah
tersebut. Vena-vena, kecuali
vena abdominalis subcutaneous, mengikuti jalan yang sama dengan
arteri. Vena abdominalis
subcutaneous dijumpai hamper pada semua spicies hewan yang
kelenjar susunya berada
-
15
didaerah inguinal. Vena ini meninggalkan tepi anterior dari
ambing, berjalan sepanjang
permukaan ventral dari cavum abdominalis tepat dibawah kullit
dan kemudian menembus
dinding perut pada tiap-tiap sisi dari cartilage xiphoideus.
Setelah vena ini masuk dinding
perut ia menuju kearah depan dan menggabungkan diri dengan vena
thoracica interna.
Kelenjar susu mempunyai serabut-serabut syaraf sensoris yang
afferent dan serabut-
serabut syaraf symphatis yang efferent. Serabut parasympathis
tidak dijumpai pada kelenjar
susu. Terdapat suatu sistim limfatika yang kompleks yang membawa
cairan limfe dari
kelenjar susu. Sebagian besar species hewan mempunyai nodus
lymphaticus supramammaria
(= nodus lymphaticus superficialis inguinal) yang mempunyai
peranan penting dalam
menyaring cairan limfe dari kelenjar susu.
HISTOLOGI KELENJAR SUSU
ALVEOLUS
Komponen utama dari jaringan sekretorik adalah alveolus.
Tiap-tiap alveolus
berbentuk bulatan dan tersusun atas satu lapis sel epitel yang
meliputi suatu rongga yang
disebut lumen. Sel-sel epitel bersandar pada membrana propria.
Air susu dari sel efitel
disekresikan kedalam lumen alveoli dan dialirkan kedalam saluran
kecil yang disebut ductus
intercalaris. Ductuli ini bergabung membentuk ductus
intralobulari.
Sel-sel myoepitel terletak diantara membrane propria dan sel-sel
epitel. Myoepitel
bila diaktivir oleh oksitosin (oxytocin) akan berkontraksi
menyebabkan air susu dalam alveoli
terperas keluar dan ditampung dalam lumen.
Tiap-tiap alveolus dikelilingi oleh kapiler-kapiler darah yang
membawa darah yang
mengandung bahan-bahan pembentuk air susu = milk precursors
kedalam sel epitel untuk
sintesa air susu.
Venulae pada alveolus membawa darah kesistem pembuluh darah
balik. Alveolus
jarang sekali dikelilingi oleh jaringan ikat. satu-satunya
lapisan yang memisahkan alveoli dari
labuli adalah arteriole, vanulae dan membranapropria.
Sel-sel epitel dari alveoli membentuk clumnair bilamana tidak
ada sekresi didalam
lumen. Jika lumen penuh dengan air susu maka alveolus akan
meregang menyebabkan sel
epitel menjadi pipih.
1) Myoepitel
2) Arteriole
3) Lumen
-
16
4) Vanulae
5) Sel-sel epitel
6) Ductus
Gambar 7. Gambar skematis dari alveolus dan sistim pembuluh
darahnya.
II. LOBULI DAN LOBI
Sekelompok alveoli terletak secara fungsional dalam satu unit
disebut lobules, yang
mempunyai ductus dan dibungkus oleh kapsul jaringan ikat. Sebuah
lobules dari sapi yang
laktasi terdiri atas 150-220 alveoli dan mempunyai volume
sebanyak 0,7-0,8 mm.
Segerombolan lobuli bergabung menjadi satu dan mempunyai ductus
yang lebih besar.
Lobuli-lobuli membentuk lobus dan di bungkus oleh bungkus
jaringan ikat. Pada sapi
janringan ikat ini Nampak berwarna putih sedangkan jaringan
sekretorik berwarna seperti
daging atau kekuning-kuningan. Perbedaan warna ini dapat dilihat
dengan mata telanjang
pada penampung lintang dari kelenjar susu.
Pada hewan-hewan rat, mouse dan kelinci yang mempunyai kelenjar
susu yang rata
(tidak menonjol sepertisapi), lobulinya berdimensi dua. Berbeda
dengan kambing domba dan
sapi, mereka mempunyai lobuliyang berdimensi tiga.
Tidak ada jaringan limfatika yang sebenarnya yang terdapat
dalamjaringan ikat yang
mengelilingi lobuli. Septa jaringan ikat intetlobulair mempunyai
berkas-berkas otot polos
yang terbesar tidak teratur. Otot-otot ini jarang sekali
berhubungan dengan lapisan luardari
alveoli didalam lobules. Konsentrasi dari otot-otot polos ini
dan juga distribusinya yang tidak
teratur menunjukkan bahwa mereka tidak memegang peranan yang
penting dalam milk
ejection.
DUCTUS
Adanya lobi dan lobuli dan ductus-ductusnya memudahkan
identifikasi dari ductus
intralobulair (dalam lobulus), ductus interlobulair (diantara
lobulus), ductus intra lobus
(dalam lobus) dan ductus intra lobus (dalam lobus).
Pembatasan daru ductus tergantung dari lokasinya didalam
kelenjar susu. Ductus-ductus
yang kecil (ductus intercalaris dan intra lobulair) terdiri atas
membrane propria yang
mempunyai epitel kolumner yang membentuk ductus lumen menjadi
bulat. Permukaan
membrana propria dikelilingi oleh sel-sel myoepitel sepanjang
sumbu dari ductus. Ductus
interlobulair mempunyai struktur dan tampak luar yang sama
dengan ductus intra lobulair.
-
17
Yang berbeda hanya pada lumen ductus intralobulair tidak
membulat karena adanya lipatan-
lipatan yang longitudinal.
Pada umumnya para ahli menganggap bahwa ductus yang mempunyai
satu lapisan sel-
sel epitel mampu mengadakan sekresi- air susu. Ductus-ductus
yang besar mempunyai lebih
dari satu lapis sel epitel. Sel-sel epitel kuboid bersandar pada
membrana propria dan diliputi
oleh lapisan dalam dari sel-sel epitel kolumner. Ductus yang
mempunyai lapisan lebih dari 2
lapis tidak mampu mengadakan sekresi air susu.
Seluruh epitel ductus dan cistern dari sapi diliputi oleh
sel-sel myoepitel yang
nampaknya sedikit lebih tebal dan padat dibanding dengan
alveoli. Makin besar suatu ductus,
makin tebal lapisan jaringan ototnya, tetapi makin kecil lapisan
jaringan ikatnya. Berkas-
berkas elastis mengelilingi saluran-sauran susu baik yang besar
maupun yang paling kecil
(ductuli). Banyaknya jaringan elastis yang mengelilingi saluran
susu terbesar pada ductus-
ductus yang besar., dan lebih sedikit terdapat pada
ductus-ductus yang kecil ukurannya,
menjadi sangat jarang pada ductus intercalaris. Serabut-serabut
kolagen juga dijumpai pada
jaringan elastis.
TEAT DAN GLAND CISTERN
Teat dan gland cistern seperti pada ductus-ductus yang besar
dibatasi oleh dua lapis sel-
sel epitel. Lapisan dalam tersusun atas sel-sel kuboid dan
lapisan atasnya terdiri atas sel-sel
silindris. Sel-sel itu bersandar pada lapisan jaringan ikat
longgar. Berkas-berkas otot
campuran sangat banyak didaerah ini dan terdapat pula beberapa
berkas otot yang
longitudinal.
Glandula accessorius yang kecil dijumpai pada dinding dari teat
cistern dan gland
cistern pada sapi. Kelenjar ini dan Nampak seperti lobuli dari
jaringan sekretorik. Glandula
accessorius tersusun atas bangunan yang seperti alveoli kecil
yang mempunyai lumen dan
sel-sel epitel kuboid.
Sel-sel ini terbenam dalam tunica propria. Glandula accessories
yang lebih besar
mempunyai saluran yang dibatasi oleh dua lapis epitel yang
menuju ke teat dan gland cistern.
Fungsi dari kelenjar tambahan itu belum diketahui dengan jelas,
diduga untuk sekresi air
susu.
Pada kuda kelenjar tambahan itu tidak terdapat pada teat cistern
dan hanya sedikit
berkembang pada gland cistern. Pada babi sering dijumpai
kelenjar tambahan pada dinding
cistern.
-
18
Teat cistern dibatasi oleh dua lapis sel epitel yang bersandar
pada membrane propria
dari jaringan ikat yang bergelombang.
Furstenburgs rosette pada sapi diliputi lapisan yang sama dengan
teat cistern.
Cistern dari kambing dan domba serupa dengan sapi. Hanya pada
kambing
membrannya sangat aneh. Pada titik konstriksi antara gland dan
teat cistern epitelium
berubah menjadi lapisan epitel berlapis-lapis, yang kemudian
secara gradual berubah menjadi
dua lapis epitel.
EPITEL, OTOT DAN STRUKTUR DARI PUTTING SUSU
Epitel yang membatasi teat meatus serupa dengan epidermis dari
kulit putting susu,
kecuali stratum corneum dari teat meatus sangat lebih tebal.
Didalam kelenjar susu terdapat
transisidari epitel berlapis-lapis membatasi teat meatus menjadi
epitel satu lapis yang
membatasi lumen dari alveolus.
Material yang membatasi teat meatus terdiri atas keratin. Ini
merupakan bagian dari
stratum corneum yang membatasi teat meatus yang melepaskan diri
kedalam lumen dari teat
meatus. Keratin penting peranannya didalam mencegah masuknya
bakteri penyebab mastitis.
Lapisan dibawah keratin dalam teat meatus sama dengan yang
terdapat pada epidermis.
Dinding dari putting susu sapi terdiri atas sejumlah besar
jaringan ikat elastic yang
berselang seling dengan berkas berkas otot dimana didalamnya
banyak sekali berkas berkas
yang longitudinal.
Beberapa berkas otot yang sirkuler dan miring juga dijumpai
didaerah ini. Bagian
tengah dari didindig putting susu yang disebut corpus cavernosum
merupakan daerah yang
kaya akan pembuluh darah yang berjalan longitudinal dan kaya
pembuluh limfe. Vena sangat
banyak didaerah ini dan sangat sukar dibedakan dengan arteri
karena dindingnya sangat tebal.
Perbedaan pokok antara arteri dan vena didaerah ini yaitu bahwa
artei mempunya lumina
yang membulat, sedsangkan vena pipih. Disamping itu arteri tidak
mempunyai kelep, vena
banyak mengandung kelep.
Komponen otot dari ujung putting susu sapi terdiri atas dua
tipe. Otot longitudinal
sebelah dalam dijumpai dibawah epithelium papilla-papilla. Otot
otot ini sangat banyak dan
dijumpai dalam berkas-berkas yang kecil. Diatasnya terdapat
serabut otot yang sirkuler yang
membentuk otot sphincter yang menjaga teat meatus tetep
tertutup. Sphincter ini selalu
berada dibawah tensi yang konstan dari impuls syaraf dari nervus
sympathies.
-
19
SITOLOGI KELENJAR SUSU
Dahulu para ahli histology berpendapat bahwa sel terdiri atas
dua komponen utama
yaitu inti dan sitoplasma. Nucleus mengandung material genetis,
altif dalam pembelahan sel,
dan menentukan aktivitas dari sitoplasma. Sitoplasma melakukan
metabolism sel.
Pendapat dahulu itu sampai sekarang masih berlaku , tetapi
setelah ditemukannya
mikroskop electron, tehnik-tehnik baru baru biokimia dan
stikimia mengasilkan informasi
yang lebih teliti tentang fungsi dan struktur sel.
Sel-sel kelenjar susu merupakan suatu pabrik yang sangat
teroganisir dimana aktivitas
metabolism sangat tinggi. Ambing menggunakan bahan-bahan yang
berasal sari darah 80%
dari total glukosa, asetat, dan asam amino untuk menghasilkan
air susu. Tidak mengherankan
bahwa kebutuhan akan bahan-bahan itu sangat besar sehingga
menyebabkan sapi kehilangan
berat badannya pada waktu laktasi. Secara ironi dikatakan bahwa
tubuh sapi itu sebenarnya
merupakan bangunan dari kelenjar susu.
INTI SEL
Umumnya tiap-tiap sel mengandung sebuah inti yang berdiameter
5-7 mikron. Inti
dibungkus oleh suatu membrane yang rangkap, dimana bagian luar
dari membrane ini
mwmbentuk bangunan yang disebut endoplasmic reticulum (ER). Inti
mempunyai hubungan
dengan sitoplasma dengan perantaraan pori-pori yang menembus
membrane rangkap
tersebut. Diperkirakan membrane nucleus mempunyai pori-pori yang
berdiameter 400-800 A
dan meliputi 10% dari luas permukaan, pori-pori ini cukup luas
untuk dilalui molekul-
molekul protein. Inti sel mengandung material genetic yang
berupa butir-butir chromatin.
Fungsi dari inti men-transmit getik information yang berupa gene
untuk sintesa protein air
susu dan enzyme-enzym tertentu yang mengkatalisir banyak sekali
reaksi-reaksi biokimia.
Hal ini sangat berbeda dengan fungsi dari inti ovum ataupun sel
kelamin jantan yang men-
transmit genetic information untuk seluruh tubuh hewan. Gambar 8
menunjukkan sel kelenjar
susu yang sedang laktasi.
Suatu molekul yang sangat besar, DNA mengandung genetic
information dan
ditraskripsian menjadi molekul lain, RNA, kemudian RNA melalui
porus-porus dari
membrane inti ditranspor ke endoplasmic reticulum (ER).
-
Endoplasmic Reticulum
Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi
oleh membrane,
vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar
kedaerah membrane plasma.
ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagi
Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan
mempunyai partikel
yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER.
Partikel
ribosome yang mengambil cat yang b
juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang
terdapat tersebar diseluruh
sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk
protein didalam sel.
Molekul-molekul protein yang terbent
kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke
dikeluarkan dari sel.
Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa
sitoplasma
adalah massa yng homogen, sekarang jelas bahwa seluruh
sitoplasma terdiri atas suatu
rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan
fungsi sel deikerjakan oleh
micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini
sanbgat jelas terutama pada
sejumlah besar ER yang membagi
20
Endoplasmic Reticulum
Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi
oleh membrane,
vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar
kedaerah membrane plasma.
ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagian basal dari
sel dan juga disekitar inti.
Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan
mempunyai partikel
yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER.
Partikel-
yang mengambil cat yang bersofil karena mengandung banyak RNA.
Terdapat
juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang
terdapat tersebar diseluruh
sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk
protein didalam sel.
molekul protein yang terbentuk itu ditrasnpor dari sel terlebih
dahulu ditransfer
kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke
apparatus golgi
Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa
sitoplasma
n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas
suatu
rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan
fungsi sel deikerjakan oleh
micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini
sanbgat jelas terutama pada
yang membagi-bagi sitoplasma menjdi ruangan
Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi
oleh membrane,
vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar
kedaerah membrane plasma.
an basal dari sel dan juga disekitar inti.
Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan
mempunyai partikel-partikel
-partikel ini disebut
ersofil karena mengandung banyak RNA. Terdapat
juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang
terdapat tersebar diseluruh
sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk
protein didalam sel.
uk itu ditrasnpor dari sel terlebih dahulu ditransfer
apparatus golgi sebelum
Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa
sitoplasma
n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas
suatu
rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan
fungsi sel deikerjakan oleh
micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini
sanbgat jelas terutama pada
bagi sitoplasma menjdi ruangan ruangan. ER
-
21
memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan sekitarnya secara
afisien. Menurut
estimnasi para ahli, 40% dari sel-sel hati disusun oleh
membrane-membrane terseut.
Ribosom yang tidak terikat pada ER kemungkinan besar tempat
sintesa protein yang
digunakan untuk keperluan sel itu sendiri. Vacuole sebagai
bagian dari ER atau App. Golgi
atau terletak tersebar didalam sel mungkin berfungsi sebagai
reservoir yang berguna untuk
sekresi bahan-bahan atau untuk waste produk dari sel. Semua
ribosom yang telah diisolasikan
dari hewan mempunyai konstante sedimentasi sebesar 75 - 85 S
(Svedberg unit). Ribosom
dari hewan mengandung RNA yang kurang lebih sama banyaknya
dengan kandungan
protein. Ribosome terdiri atas dua subunityang berukuran 230 A.
sel epitel yang sedang
laktasi sangat banyak mengandung ER.
Apparatus Golgi
App. Golgi adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane
yang rata dan
merupakan ruangan lanjutan dari membran lipo protein dari ER.
Nampaknya app. Golgi tidak
memegang peranan langsung dalam sintesa protein . Di app. Gelgi
inilah pertama tama dapat
di identifikasi adanya partikel2 protein dengan mikroskop
elektron. App. Golgi mungkin
berpungsi sebagai membran yang berkondensasi untuk
mengkonsentrasikan protein protein
yang kecil menjadi titik titik atau granula yang lebih
besar.
App golgi dari epitel kelenjar susu terletak pada apex (puncak
)dari sel dan berada di
kedua sisi nukleus. Ia terdiri atas kantong2 yang pipih yang
tersusun berjajar- jajar, vacuole
yang besar dan vesicula yang kecil kecil.vacuole dari app. Golgi
mengandung tetes- tetes
protein yang berdiameter 40-300 A.
App.Golgi dari sel kelenjar susu yang sedang laktasi setengah
sampai dua pertiga dari
sitoplasma dan terutama tersebar di sekitar inti. Ia mengandung
vacuole yang sangat besar
yang mulai dari sekitar nukleuos dan menyebar ke arah
lumen.vacuole mempunyai dinding
yang berupa membran tipis selapis dan mengandung anyaman anyaman
fibril yang jarang dan
halus atau hanya beberapa tititk titik yang padat atau kedua-
duanya.
Mitocondria.
Terletak tersebar di seluruh sitoplasma adalah mitochondria ,
berbentuk seperti sosis
berukuran 15.000 A (Panjang)dan 5000 ( lebar ) mitochondria
mempunyai dua bungkus,
Dimana bungkus bagian dalam mempunyai tonjolan- tonjolan ke
dalam yang berupa
kantong- kantong atau cristai.cristai ini menyilang tegak lurus
dengan sumbu memanjang dari
mithocondria, permukaan dalam dan luar dari membrane dan cristae
ditaburi oleh partikel-
-
22
partikel kecil yang menyelenggarakan aktifitas kimia dari
mitochondria. Bagian dalam dari
membrane mengandung enzyme-enzym yang di perlukan dalam siklus
asam sitrat.
Mitochondria di anggap sebagai Power House sumber tenaga , daari
sel karena ia
menyediakan energy lebih dari 90% dari energy yang dibutuhkan.
Mitochondria tanpa
memandang species dan tipe Dari sel mempunyai struktur dasar dan
fungsi yang sama.
Ukuran dan bentuknya bervariasi tergantung cara isolasinya.
Mitochondria menyediakan energy untuk sel dengan cara oksidasi
substrat dan
pengubahan dari energy yang dibebaskan menjadi energi yang
terikat yaitu adenosine
triphosphate (ATP). Ada tiga langkah dalam hal tersebut yaitu:
1. Menyelenggarakan reaksi
oksidasi yang menghasilkan elektron;(2) mentransfer elektron
sepanjang suatu raangkaian
intermedisir yang mensistesa ATP; (3). Mengkatalisir reaksi
sintesa yang diberi energy oleh
ATP.
Proses proses tersebut nampaknya terjadi dibagian permukaan
dalam dan luar dari
membrannya.mitochondria secara aktif dapat mengakumulasi ion-
ion tertentu yang berasal
dari sitoplasma yang mengelilinginya di dalam suatu proses yang
berhubungan dengan reaksi
resfirasi dan resforilasi. Mitochondria juga mengoksidir dan
mensintesa secara aktif asam-
asam lemak.
Belum diketahui apakah mitochondria berasal dari perbanyakan
dirinya atau muncul
dari organella lainnya. Bukti- bukti menunjukkan bahwa
mitochondria mengandung DNA
yang berguna untuk sintesa massager RNA pada sintesa
protein.
Mitochondria dari sel yang laktasi mempunyai bentuk yang sama
dengan sel- sel
lainnya. Sejumlah besar mitochonria di jumpai pada waktu sekresi
air susu karena proses
sekresi membutuhkan energi yang sangat banyak.
Lysosome.
Suatu partikel lain yang tersebar diseluruh sel yaitu lysosome.
Dibandingkan
mitochondria, lysosome lebih kecil dan mengandung sebagian besar
enzym degradatik dan
hidrolitik untuk sel. Lhysosome mempunyai matrik yang padat yang
mengandung vacuole
dan tepi yang sangat padat. Membran dari lysosome biasannya
tetap infact, tetapi sangat
sensitif terhadap robekan karena berbagai keadaan fisiologis.
Jika ia pecah akan
mengakibatkan keluarnnya enzym,dan enzym ini akan menghancurkan
sel. Terdapat empat
macam lysosome yaitu:
(1). Granula penyimpanan
-
23
(2). Vacuola digesti
(3). Vacuola autophagic
(4). Benda benda residu
Lysosom juga ikut dalam digesti intraselluler, dimana bahan-
bahan yang di digesti
masuk kedalam sel,dihancurkan sesudah pelepasan ensim- snzim
hidrolitik dan kemudian
hancuran- hancuran itu disekresikan. Lysosom juga berfungsi
sebagai pengumpul bahan-
bahan yang tidak diperlukan oleh sel atau benda- benda asing
dari sel. Fungsi utama dari
lysosom berbeda- beda tergantung dari tipe sel. Mungkin sebagian
lysosom berfungsi utama
mengabsorbsi benda- benda atau material- material yang tidak
diperlukan sel, sedang
lysosome lainnya kerjanya sangat berlawanan yaitu ekskretor.
Membran sel.
Seluruh sel diliputi oleh membran plasma yang mempunyai lebar
antara 75 - 100 A .
Konsep klasik tentang membran ini mengatakan bahwa membran
plasma terdiri atas suatu
lapisan rangkap dari molekul-2 lipida yang sejajar satu dengan
lainnya dengan diliputi oleh
suatu lapisan protein pada kedua permukaannya.Lapisan rangkap
dari lipida mempunyai
cincin korban yang non polair pada tengah-2 dari membran dengan
ujung kutubnya mengarah
keluar.
Akhir-2 ini muncul suatu konsep lagi yang berlandaskan bukti
berdasarkan penelitian
tentang membran mitochondria, dimana mitochondria dianggap
sebagai model membran sel
pada umumnya. Didalam konsep ini membran sel berupa suatu
membran yang kontinyu, satu
partikel yang tebal, yang tersusun atas gabungan dari beberapa
partikel. Partikel-2 itu berupa
makromolekul lipoprotein, yang semuanya dapat diidentifikasikan
atau bentuk dan ukurannya
dapat ditentukan, tetapi secara kimiawi dan fungsinya berbeda.
Pada kebanyakan membran,
terutama membran dari mitochondria partikel-2 yang saling
berulang terdiri atas potongan-2
dasar yang berhubungan dengan potongan-2 kepala. Potongan-2
dasar menyusun membran
yang kontinyu dan potongan-2 kepala menonjol kebagian dalam dari
sel atau organella.
Lipida-lipida diperlukan untuk memaksa partikel-2 yang saling
berulang membentuk
gabungan dua dimensi. Tanpa lipida,partikel-2 yang berulang
tertimbun membentuk tiga
dimensi dan tidak dapat melakukan fungsinya sebagai membran.
Endoplasmic reticulum dan App. Golgi merupakan kelanjutan dari
pori-2 membran
plasma. Membran sel itu sendiri membentuk rintangan (barrier)
yang hampir impermeable
diantara bagian yang cair dari sitoplasma dengan larutan yang
mengelilingi sel. Tetapi
-
24
rintangan-2 itu mempunyai modifikasi yang berupa pori-2,
carriers dan energi yang
diperlukan untuk mendorong (pump requiring enegy) menggerakan
ion-2 atau molekul-2.
Lumen dari membran sel dari sel epitel kelenjar susu mempunyai
sejumlah besar microvilli
yang fungsinya belum diketahui. Bagian basal dari sel bersandar
pada membrana propria
yang tebalny 600 A .
25
RINGKASAN HISTOLOGI DAN SITOLOGI KELENJAR SUSU
Jaringan dasar sekretorik kelenjar susu tersusun atas alveoli.
Alveoli terletak didalam
gerombolan yang di sebut lobuli,yang mempunyai saluran-2 dan
dibungkus oleh jaringan
ikat. Sebuah alveolus terdiri atas satu lapis sel-2 epitel yang
menyerap bahan-2 pembentuk air
susu dari darah, mensekresikan komponen-komponen air susu dan
mengeluarkannya kedalam
lumen dari alvolus.
Dari lumen air susu ditransfer oleh ductus-2 kecil ke ducctus-2
yang lebih besar. Sel-2
epitel terletak pada membrana propria. Teranyam di antara
membrana propria dengan sel-2
epitel adalah sel-2 myoepitel yang mengambil peranan didalam
kontraksi daro alveoli selama
proses pelepasan air susu (milk-injection process). Arteriole
dan venulae mengelilingi tiap-2
alveolus dan menyediakan darah untuk sel-2 epitel dan membawa
keluar darah yang tidak
digunakan untuk sintesa air susu.
Ductus yang lebih kecil didalam lobuli dibatasi oleh selapis
sel-2 epitel dan mampu
mengadakan sekresi. Ductus yang lebih besar , gland dan teat
cistern dibatasi oleh lapisan
basal sel-2 kuboid dan lapisan superficial sel-2 kolumner.
Beberapa hewan,terutam sapi
mempunyai glandula accesorius yang terletak pada dinding dari
puting susu dan bedekatan
dengan gland cistern. Ia mempunyai struktur hitologik seperti
lobuli tetapi fungsi yang tepat
belum diketahui. Teat meatus dibatasi oleh tipe jaringan
transisionil antara epidermis dari
kulit dengan 2 lapis sel epitel yang membatasi teat cistern.
Keratin terletak diantara teat canal
dan merupakan bagian dari stratum corneum (lapisan atas dari
epidermis).
Teat meatus dapat ditutup rapat oleh berekas-2 otot yang
sirkuler yang berda dibawah
kontrol yang konstan dari impuls syaraf, atau oleh berkas-2
jaringan elastis yang kuat.
Sel-2 epitel serupa dengan kebanyakan sel tubuh yaitu dalam hal
mempunyai
organella dan struktur komponennya. Sel2 epitel dikelilingi oleh
membran plasma yang
tebalnya antara 75 - 100 A . Terdapat 2 konsep tentang struktur
dari membran sel .Yang
-
25
terkenal yaitu bahwa sel membran terdiri atas lapisan rangkap
molekul-2 lipida dengan
protein yang diserap yang menutupi kedua permukaan dari membran.
Membran plasma
mempunyai sejumlah porus, carries dan pompa pendorong energy
yang memungkinkan
sitoplasma berhubungan dengan lingkungan diluar sel. Tiap-2
mempunyai satu inti yang
berdiameter 5 - 7 mikron. Nukleus mengandung DNA yang
bertanggung jawab atas
pembelahan sel dan untuk mentransmit genetic material ketiap-2
sel yang membelah. Genetic
information dari DNA ditranskripsikan menjadi molekullainnya RNA
yang kemudian melalui
porus-2 membran inti ia dibawa ke endoplasmic reticulum.
Endoplasmic reticulum berupa
serangkaian tubuli yang dibatasi membran terletak di seluruh
bagian asal dari sel dan
disekitas inti. Sintesa protein terjadi di ribosome yang berada
dipermukaan luar dari ER.
Protein yang telah di sintesa bergerah ke lumen dari endoplasmic
reticulum dan kemudian di
teransfer ke App. Golgi, dari sini dilepaskan kedalam lumen dari
alveoli. Mitochondria
adalah organella yang sangat besar yang fungsi utamanya adalah
menyediakan energy untuk
proses-2 yang memerlukan energy dalam sel. Mitochondria
menyediakan energy dengan cara
oksidasi substrat yang diserab oleh sel dan pengubahan energy
yang bebas ke dalam energy
yang terikat dalam bentuk ATP. Energy yang terikat itu digunakan
untuk reaksi-2 kimia yang
memerlukan energy. Lysosome di jumpai di seluruh sel tetapi
fungsinya belum diketahui. Ia
mengandung enzym yang dapat menghancurkan sel. Didalamnya juga
mengandung enzym
yang aktif sebagai pengumpul atau menghilangkan benda-2 asing
dari sel.