Top Banner
Imunologi By Elni Sumarni, S.Si SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI Program Study S1 Keperawatan https://stikeskotasukabumi.wordpress.com
28

Biokimia Sistem Imunologi

Jul 24, 2015

Download

Education

Dedi Kun
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Biokimia Sistem Imunologi

ImunologiBy

Elni Sumarni, S.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

Program Study S1 Keperawatan

https://stikeskotasukabumi.wordpress.com

Page 2: Biokimia Sistem Imunologi

Imunologiilmu yang mempelajari serum spesifik dan faktor-faktor jaringan yang mempertahankan tubuh terhadap bahan-bahan asing.

Antibodisuatu subtansi (Protein) yang dihasilkan oleh hewan sebagai tanggapan terhadap masuknya suatu antigen

Dasar Imunologi

Page 3: Biokimia Sistem Imunologi

Infeksimasuknya penyakit kedalam tubuh,(terutama mikroba) / ketularan penyakit yang belum diketahui penyebabnya.

Faktor-faktor terjadinya infeksi1. Agen penyakit2. Reservoir / sumber3. Lingkungan4. Penularan

Page 4: Biokimia Sistem Imunologi

Kekebalan dibagi dalam 2 golongan besar:1. Kekebalan alam (natural immunity), sudah ada sejak

lahir2. Kekebalan didapat (acquired immunity), didapat

selama hidup

Kekebalan

alam(natural) didapat(acquired)

aktif pasif

alam buatan alam

buatan

sakit vaksinasi transplasenta

serum

Pembagian Imunitas

Page 5: Biokimia Sistem Imunologi

Reaksi umumnya spesifik, ada beberapa ditemui reaksi silang (cross-reaction)

Reaksi reversibel Antigen dan antibodi bergabung dalam

jumlah yang variable Merupakan reaksi kimia karena yang

bergabung merupakan gugus-gugus spesifik Molekul-molekul antibodi yang sama sering

merefleksikan aktivitas yang sama.

Reaksi Imunologi

Page 6: Biokimia Sistem Imunologi

Sistem imun pada tubuh terdiri atas 2 komponen utama, yaitu :

1. Limfosit B, limfisit B berasal dari sel-sel sum-sum tulang pada hewan yang lebih tinggi dan dari bursa fabrikus pada burung

2. Limfosit T, limfosit T berasal dari kelenjar timus. Limfosit T dipersiapkan oleh atau mempunyai

ketergantungan dari kelenjar timus dan berperan dalam kekebalan seluler

Limfosit-B, mempunyai ketergantungan dari bursa dan berperan dalam sistesis antibodi humoral.

Limfosit-T terlibat dalam berbagai proses imunologik yang diperantarai oleh sel. Seperti penolakan terhadap cangkok jaringan, reaksi hiversensitivitas pertahanan tubuh terhadap sel-sel ganas serta virus.

Sistem Imun Tubuh

Page 7: Biokimia Sistem Imunologi

Struktur dasar imunoglobulin terdiri dari 4 rantai polipeptida :2 rantai berat (heavy chain = H)2 rantai ringan (light chain = L)Yang disatukan sebagai tetramer (L2H2) oleh rantai disulfida

(ringan) …….

(berat) ……….

(berat) ………

(ringan) ………

Struktur Dasar Imunoglobulin

S

S

S

S

S

S

Page 8: Biokimia Sistem Imunologi

Rantai L dibedakan menjadi 2:1. Rantai-ќ (kapa) 2. Rantai-λ (lambda)

Yang dapat dibedakan berdasarkan perbedaan struktur pada regio CL. Pada setiap orang sehat ditemukan perbandingan rantai-ќ 65% dan rantai-λ 35%

Rantai L

Page 9: Biokimia Sistem Imunologi

Ada 5 tipe rantai berat (H), dan semua kelompok ini dapat dibedakan berdasarkan perbedaan pada regio CH nya.

1. Imunoglobulin G (IgG) disebut rantai-γ (gamma)

2. Imunoglobulin A (IgA) disebut rantai-α (alpha)

3. Imunoglobulin M (IgM) disebut rantai-μ (mu)

4. Imunoglobulin D (IgD) disebut rantai-δ (delta)

5. Imunoglobulin E (IgE) disebut rantai-ε (epsilon)

Rantai H

Page 10: Biokimia Sistem Imunologi

Pada reaksi imun sekunder yang diproduksi terbanyak adalah IgG.

IgG mampu menembus jaringan plasenta, memberikan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi.

IgG dikeluarkan melalui cairan kolostum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan

IgG mudah menyebar kedalam celah-celah ekstravaskuler, menetralisir toksin kuman

IgG dibedakan menjadi 4 subclasses yaitu, IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4. perbedaannya terletak pada rantai berat.

Imunoglobulin G

Page 11: Biokimia Sistem Imunologi

Anti bodi utama dalam respons sekunder Menggalakan pembunuhan bakteri Menetralkan toksin bakteri dan virus.

Melintasi plasenta

Fungsi IgG

Page 12: Biokimia Sistem Imunologi

Terdapat dalan serum sebagai monomer 7S Dapat dikeluarkan secara selektif didalam

sekresi, seperti saliva, keringat air mata, lendir hidung, sekresi saluran pernafasan dan sekresi saluran pencernaan

Fungsi IgA,bergabung dengan antigen, dalam pencegahan melekatnya mikroorganisme pada sel mukosa

Imunoglobulin A

Page 13: Biokimia Sistem Imunologi

IgM terdapat dalam bentuk polimer terdiri dari 5 subunit molekul 4-peptida, dhubungkan dengan rantai –J

Polimer IgM dalam bentuk bebas berbentuk seperti binatang, bentuk terikat pada permukaan sel seperti kepiting

IgM mempunyai valensi tinggi, efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik

Isohemaglutinin (anti-A, anti-B) pada golongan darah terdiri dari IgM

Imunoglobulin M

Page 14: Biokimia Sistem Imunologi

IgD sebagai antibodi terhadap inti sel

IgD terdapat pada permukaan sel limfosit dalam tali pusar, merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum diambil alih oleh fungsinya oleh IgM.

Imunoglobulin D

Page 15: Biokimia Sistem Imunologi

Didalam serum konsentrasinya sangat rendah, kadarnya akan naik pada infeksi parasit tertentu, terutama oleh cacing

Jika disuntikan pada kulit akan terikat pada mast cells.

Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari mast cell dengan pengeluaran zat amin yang vaso-aktif.

Imunoglobulin E

Page 16: Biokimia Sistem Imunologi

Antigen Adalah bahan yang asing untuk badan, yang didalam manusia atau organisme multi seluler lain dapat menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya dengan antibodi itu antigen dapat bereaksi secara khas (sujudi)

Antigenadalah zat yang dapat merangsang pembentukan antibodi jika di injeksikan kedalam tubuh. Antibodi ini dapat bereaksi secara spesifik dengan antigen yang dapat menyebabkan pembentukan antibodi tersebut (koes irianto)

Antigen

Page 17: Biokimia Sistem Imunologi

Hapten suatu senyawa dengan molekul kecil, yang secara tersendiri tidak dapat menimbulkan pembentukan antibodi, tetapi dapat bergabung dengan antibodi yang ditimbulkan oleh suatu molekul besar yang memiliki suatu satuan struktur yang sama atau identik dengan hapten

Page 18: Biokimia Sistem Imunologi

- Adalah satuan struktur pada molekul besar yang menentukan kespesefikan imunologis.

- Dapat merupakan sebagian atau keseluruhan dari hapten.

- kespesifikan antigen ditentukan oleh susunan kimia dari sebagian kecil molekul.

- Mengandengkan gugus-gugus seperti COOH, -ASO3H2 pada suatu cincin benzena dengan protein serum (dengan reaksi diazo)

Determinan Antigen

Page 19: Biokimia Sistem Imunologi

SpesiesEx: zat dekstran, suatu polimer dari glukosa, bersifat antigen pada manusia dan tikus tetapi tidak pada kelinci dan marmut

Jenis Cara dan dosis

cara memberikan suntikan dan waktu yang berlalu diantara 2 suntikan dapat mempengaruhi pembentukan antibodi selain jumlah antugen sendiri

Adjuvan bahan yang berupa emulsi yang mampu memperkuat antigen dalam kemampuanya merangsang terbentuknya antibodiContoh : emulsi-air minyak presipitat alumunium, emulsi partikel bentonit

Faktor-faktor yang mempengaruhi imunopotensi

Page 20: Biokimia Sistem Imunologi

1. Berdasarkan sifat kimiawi : seperti antigen protein, antigen polipeptida sintetik, antigen karbohidrat.

2. Berdasarkan hubungan genetik dari asal antigen dan penerima antigen:a. antigen histokompatibilitas, yaitu antigen yang menimbulkan reaksi pada transpantasi jaringan.b. Auto-antigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh seseorang akan tetapi karena sesuatu hal menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya.c. Iso-antigen, antigen yang terdapat dalam individu lain dalam spesies yang sama namun secara genetik, dapat dikenal oleh penerimanya.d. Allo-antigen, antigen yang terdapat pada individu tertentu dan dapat menimbulkan antibodi pada individu lain dalam satu spesies.

Pembagian dan Pemberian nama antigen

Page 21: Biokimia Sistem Imunologi

Pengertian alergialergi adalah suatu tipe reaksi antigen / antibodi yang ditandai dengan suatu respons fisiologis yang berlebihan terhadap suatu zat pada individu yang rentan.

Jenis alergiberdasarkan kecepatan timbulnya reaksi alergi dibedakan menajadi 2 golongan:1.Tipe cepat (immediate type, antibody-immediated)2. Tipe lambat (delayed type, cell-mediated)

Hubungan sistem imun dengan beberapa kelainan dalam klinik

Page 22: Biokimia Sistem Imunologi

Bedasarkan reaksi hipersensitivitas dibedakan menjadi 5 golongan

- Tipe I : anafilaksis- Tipe II: Cytotoxic-Tipe III: complex-mediated- Tipe IV: cell-mediated (delayed type)- Tipe V: Stimulatory hypersensitivity

Page 23: Biokimia Sistem Imunologi

pada manusia ditemukan berupa alergi lokal bila berjkontak dengan debu, bulu binatang.

kontak antigen IgE pada sel mukosa saluran pernapasan dapat menimbulkan gejala asma.

obat antihistamin umumnya dapat meningkatkan gejala alergi

Tipe I-Anafilaksi

Page 24: Biokimia Sistem Imunologi

Reaksi antara antibodi dengan antigen pada permukaan sel, contonya hemaglutinasi dan hemolisis.

Pada tranfusi darah dengan golongan darah yang tidak sesuai, isoaglutinin pada resipien akan bereaksi dengan antigen pada permukaan sel darah merah donor menyebabkan reaksi yang berat.

Reaksi obat, disebabkan timbulnya ikatan antara obat dengan permukaan sel di dalam peredaran darah dan meragsang terbentuknya antibodi yang mengakibatkan reaksi sitotoksis

TiPe II-Cytotoxic hypersensitivity

Page 25: Biokimia Sistem Imunologi

Pembentukan suatu kompleks oleh antigen dan antibody dapat menyebabkan pengaktifan sistem komplemen dan penggumpalan trombosit

Pada keadaan antibodi yang berlebih komplek yang dibentuk akan berpesipitasi ditempat masuknya antigen.

Jika antigen yang berlebih akan dibentuk komplek yang dapat larut dan menyebabkan reaksi sistemik serta ditimbun di dalam ginjal, sendi dan kulit.

Kompleks antibodi-antigen menyebabkan penyakit glomerulo-nefritis

Tipe III-Complex Mediated

Page 26: Biokimia Sistem Imunologi

Sel limfosit –T dengan reseptor sfesifik pada permukaan akan dirangsang oleh antigen mengeluarkan zat limfokin

Limfosit yang terangsang mengalami transformasi menjadi besar seperti limfoblas yang mampu merusak sel target yang mengandung antigen dipermukaannya

Tipe IV-Cell mediated

Page 27: Biokimia Sistem Imunologi

Pada penderita tirotoksikosis terdapat auto-antibodi terhadap antigen di permukaan sel tiroid dan apabila menempel di permukaan sel tiroid maka akan terjadi kelainan yang merangsang aktinitas sel itu, seperti perangsangan oleh TSH.

Pada keadaan ini rangsangan terjadi tidak terkontrol (LATS= Long Acting Thyroid Stimulator)

Tipe V-Stimulatory Hypersensitivity

Page 28: Biokimia Sistem Imunologi

Kelainan pada kadar imunoglobulin disebabkan oleh terganggunya kecepatan produksi atau sekresi imunoglobulin.

Mieloma, terbentuk oleh tumor klonal sel-sel plasma

Hipogamaglobulinemia, kekurangan produksi IgA atau IgG.

Penyakit glomerulo-nefritis (antigen berlebih)

Penyakit lupus eritematosis sistematik (SLE) AIDS, akibat kehabisan berat dari sel T

Imunodefisiensi