-
5/28/2018 BIOKIMIA
1/26
1
DAFTAR ISI
PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF 02
PENGUJIAN KARBOHIDRAT BENIH JAGUNG SECARA KUANTITATIF 04
EKSTRAKSI GENOMIK DNA DARI JARINGAN TANAMAN 07
PENGUJIAN PROTEIN DALAM BAHAN SECARA KUALITATIF DAN
KUANTITATIF 10
PENGUJIAN SUFAT LIPIDA 16
ISOLASI DAN PENGUJIAN ENZIM ALFA AMILASE 22
-
5/28/2018 BIOKIMIA
2/26
2
PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIFAlat Dan Bahan:
1. 13 tabung reaksi2. Pipet tetes3. Pipet ukur4. Rak tabung
reaksi5. Vortex6. Waterbath7. Mikro pipeto Uji molish
1. Glukosa 1ml2. Sukrosa 1ml3. Xilase 1ml4. Pati 1ml5. H2SO4 15
tetes6. Reagen molis 2 tetes
o Uji benedict1. Glukosa 1ml2. Fruktosa 1ml3. Sukrosa 1ml4.
Reagen benedict 2ml
o Uji iod1. Glukosa 3ml2. Sukrosa 3ml3. Pati 3ml4. Iodin
1tetes
o Uji luff1. Glukosa 2ml2. Sukrosa 2ml3. Pati 2ml4. Reagen luff
1ml
Cara kerja:
Uji molish:1. Tuangkan glukosa, sukrosa, xilase, dan pati
masingmasing 1ml kedalam tabung reaksi.2. Tambahkan masing masing 2
tetes molish.3. Tambahkan H2SO4 melalui dinding tabung sampai
terbentuk cincin ungu.4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.5.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu. Uji
benedict:
1. Tuangkan glukosa, fruktosa dan sukrosa masing masing 1 ml
kedalam tabung reaksi.2. Tambahkan 2 mili reagen benedict pada
masing masing tabung.3. Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati
dan catat perubahan yang terjadi.5. Kemudian panaskan ketiga tabung
pada waterbath.6. Amati dan catat perubahan yang terjadi.7. Reaksi
positif di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
3/26
3
Uji Iod:1. Tuangkan glukosa, sukrosa dan pati masing masing 3 ml
kedalm tabung reaksi.2. Tambahkan 1 tetes iodin pada masing masing
tabung.3. Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati dan catat
perubahan yang terjadi.5. Panaskan ketiga tabung pada waterbat.6.
Amati dan catat perubahan yang terjadi.7. Reaksi positif di tamdai
dengan berubahnya warna menjadi biru kehitaman. Uji Luff1.
Tuwangkan glukosa, sukrosa dan pati masing masing 2 ml pada tabung
reaksi.2. Tambahkan 1 ml luff pada masing masing tabung.3.
Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati dan catat perubahan yang
terjadi.5. Panaskan ketiga tabung pada waterbat.6. Amati dan catat
perubahan yang terjad.7. Reaksi positif ditandai dengan adanya
endapan warna merah.
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan :
No Pengujian SampelHasil pengamatan
1 Uji molish Glukosa Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi
reaksi
psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu.
Sukorsa Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksi
psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu
Xilase Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksipsitif
yang di tandai terbantuknya cicncin ungu
Pati Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksi
psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu
2 Uji benedict Glukosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi
positif.
Setelah di panaskan terbentuk endapan merahyang menandai
terjadinya reaksi positif
Fruktosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi positif.
Setelah di panaskan terbentuk endapan merah
yang menandai terjadinya reaksi positif
Sukrosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi positif.
Setelah di panaskan tidak terbentuk endapanmerah (tidak terjadi
reaksi positif)
3 Uji iod Glukosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex)
terbentuk warna kuning. Setelah di panaskantidak berwarna (tidak
terjadi reaksi positif).
Sukrosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex)
terbentuk warna kuning. Setelah di panaskan
tidak berwarna.
Pati Sebelum di panaskan (setelah di vortex)
terbentuk warna biru kehitaman,sebagai
penanda reaksi positif. Setelah di panaskan tidakberwarna.
4 Uji luff Glukosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex)
larutranberwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.
Setelah di panaskan terdapat endapan merah
yang menandai terjadinya reaksi positif
Sukrosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex) larutran
berwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
4/26
4
Setelah di panaskan larutan berwarna hijau.
Pati Sebelum di panaskan (setelah di vortex) larutran
berwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.Setelah di panaskan
tetap berwarna biru.
Pembahasan :
1) Uji MolishPada uji molish, masing masing sampel ditetesi
dengan H2SO4. H2SO4 ini
berfungsi sebagai pendegradasi dan sebagai pembentuk cincin
ungu. / sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk furfural dan turunan ya
yang kemudian di
kombinasikan dengan - naftol untuk membentik produk
berwarna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa uji molish bereaksi positif untuk
semua jenis kabohidrat
(Monosakarida / Glukosa), Disakarida (Sukrosa, Xilosa),
Polisakarida (Amilum / Pati).
2) Uji BenedictUji Benedict merupakan uji umum untuk Kabohidrat
(Gula) Pereduksi (Yang
memiliki gugus aldehid / keton bebas)uji .
Pada Benedict, sebelum di panaskan semua sampel tidak menunjukan
reaksi positif
(Tidak ada endapan). Setelah di panaskan glukosa dan suktosa
menunjukan adanya
endapan merah. Sedangkan pada sukrosa tidak terbentuk. Jadi dapt
disimpulkan bahwa uji
Benedict bereaksi positif pada kabohidrat jenis monoskarida
(Glukosa, Fruktosa, Dll), dan
reaksi positifnya terjadi setelah di panaskan
3) Uji Iod Pada Uji Iod, sebelum dipanaskan glukosa dan sukrosa
tidak menunjukanterjadinya reaksi positif (Terbentuk warna biru
kehitaman). Setelah di panaskan semua
sempel tidak berwarna.
Hal ini membutihkan bahwa uji iod beraksi positif terhadap
polisakarida ( amilum
/ Pati), dan reaksi positifnya terjadi sebelum di panaskan.
4) Uji LuffUji luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan
menguji adanya gugus aldehid (-
CHO) salah satu manfaat praktis ui luff adalah menetahui adanya
gula pereduksi / aclosa ,
yang memmiliki gugus aldehid, pada uji luff sebelum dipanaskan
semua sampel tidakmenunjukan terjadi yang reaksi positif. Setelah
dipanaskan, pada glukosa terbentuk
endapan merah yang menandai terjadinya reaksi positif. Sedangkan
pada sukrosa dan
patitidak terbentuk endapan merah.
Hal ini membuktikan bahwa uji luff beraksi positif terhadap
monosakaida (Glukosa,
Fruktosa, malta, dll), dan reaksi positifnya terjadi setelah di
panaskan
-
5/28/2018 BIOKIMIA
5/26
5
PENGUJIAN KARBOHIDRAT BENIH JAGUNG SECARA KUANTITATIF
1.1Dasar TeoriKarbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi
sumber energi utama yang terdiri
dari 3 unsur, yaitu C, H, dan O.
Untuk menguji karbohidrat dapat digunakan 2 cara :
1. Uji secara kualitatif, untuk menguji ada tidaknya karbohidrat
pada suatu sampel2. Uji secara kuantitatif, menguji kadar / jumlah
karbohidrat pada suatu sampel
Uji kuantitatif disebut juga uji Somogy Nealson, digunakan untuk
mengukur kadar gula
reduksi (mengandung gugus aldehid / keton bebas, seperti glukosa
dan maltosa).
Sampel yang mengandung gula dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Mengandung gula reduksi (golongan monosakarida, glukosa, dan
maltosa)2. Mengandung gula total, yaitu monosakarida, disakarida,
dan polisakarida.
Untuk memecah gula total menjadi gula reduksi diperlukan suatu
tahapan yang disebut
hidrolisis (dengan cara dipanaskan), memanaskan juga berfungsi
untuk mempercepat reaksi
kimia.
1.2Alat dan Bahan1. 9 tabung reaksi2. Rak tabung reaksi3. Kuvet
+ spektrofotometer4. Vortex5. Waterbath6. Filtrat jagung yang telah
diekstraksi7. Standart glukosa (20, 40, 60, 80, 100, 120, 140
ppm)8. Reagen Nelson9. Reagen Asenmolybdat10.Aquades
1.3Cara Kerja1. Siapkan 9 tabung reaksi
a. Tabung 1 tidak usah diberi standart glukosa (0 ppm)b. Tabung
2 standart glukosa 20 ppm, sebanyak 1 mlc. Tabung 3 standart
glukosa 40 ppm, sebanyak 1 mld. Tabung 4 standart glukosa 60 ppm,
sebanyak 1 ml
-
5/28/2018 BIOKIMIA
6/26
6
e. Tabung 5 standart glukosa 80 ppm, sebanyak 1 mlf. Tabung 6
standart glukosa 100 ppm, sebanyak 1 mlg. Tabung 7 standart glukosa
120 ppm, sebanyak 1 mlh. Tabung 8 standart glukosa 140 ppm,
sebanyak 1 mli. Tabung 9 filtrat jagung 200 l = 0,2 ml
2. Tambahkan 1 ml reagen Nealson pada masing-masing tabung3.
Vortex untuk menghomogenkan4. Panaskan dalam waterbath selama 15
menit5. Dinginkan selama 10 menit6. Tambahkan 1 ml reagen
arsenmolybdat pada masing-masing tabung7. Vortex untuk
menghomogenkan8. Tambahkan 7 ml aquades pada masing-masing tabung9.
Vortex untuk menghomogenkan10.Masukkan masing-masing sampel pada
kuvet, lalu ukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm
11.Buat kurva regresinya, dan tentukan konsentrasi glukosanya
(ppm)
TABEL.Hasil Standart Glukosa dan Absorbansi
No(x) (y)
Standart Glukosa (ppm) Asorbansi
1 0 ppm 0
2 20 ppm 0,183
3 40 ppm 0,413
4 60 ppm 0,586
5 80 ppm 0,882
6 100 ppm 1,016
7 120 ppm 1,128 140 ppm 1,448
Sampel Kelompok 1 0,738
TABEL. HASIL PRAKTIKUM BIOKIMIA
Uji Kuantitatif Kabohidrat Benih Jagung
No Sampel AsorbansiKosentrasi Glukosa
ppm
1 Kelompok 1 0,738 155,32 Kelompok 2
3 Kelompok 3
4 Kelompok 4
-
5/28/2018 BIOKIMIA
7/26
7
BAB III
PEMBAHASAN
Y = ax + b
Y = 0,201x0,200
0,783 = 0,201x0,200
0,783 + 0,200 = 0,201x
0,983 / 0,201 = x 4,66 ppm
X= ...... x FP = ket : FP = Faktor pengeceran
BS BS = Berat sampel saat ekstraksi
X = Kosentrasi Glukosa
X= 4,66 x (20ml/0,2ml) = 4,66 x 100 = 155,3 ppm
3gr 3gr
Jadi, Kosentr asi Glukosa F il trat Jagung 3gr = 155,3pm
y = 0.2015x - 0.2008
R = 0.9907
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0 2 4 6 8 10
Absorbansi
Kosentrasi Glukosa
CURVA STANDART GLUKOSA
-
5/28/2018 BIOKIMIA
8/26
8
EKSTRAKSI GENOMIK DNA DARI JARINGAN TANAMAN
1.1Dasar TeoriGenom adalah keseluruhan bhan genetik yang membawa
semua informasi pendukung
kehidupan pada suatu mahlukhidup, baik merupakan gen tau
bukan.
Pada semua mahlukhidup, genom mencakup semua informasi genetik
yang dibawa DNA,
baik di inti sel (nukleus), mitokondria, maupun plastid. Genom
yang mengkode informasi
genetik inti terletak di kromosom, genom yang mengkode informasi
genetik organel terletak
di mitrokondria dan plastid.
Pada praktikum ini, kita akan mencoba mengisolasi DNA dari
tanaman, jaringan
yangdigunakan adalah tanaman yang mengandung sedikit kontaminan,
misalnya daun yang
masih muda. DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali
terkontaminasi oleh polisakarida
dan metabolis sekunder sepertitgnin, pigmen alkaloid dan
flafonoid. Kesulitan dari isolasi
tanaman tinggi adalah proses elestruksi dinding sel untuk
melepaskan isi sel, karena tanaman
mempunyai dinding sel yang kuat, sehingga sulit dipisahkan dari
ekstrak asam nukleat.
1.2Alat dan Bahan1. Daun (cabe, tomat, kedelai, belimbing)yang
masih muda2. Mortar dan pastle3. Mikropipet4. Falcon tube5.
Eppendorf tube6. Sentrifuge7. Buffer ekstraksi8. PCI ekstraksi9.
Alkohol absolute (100%)10.Alkohol 70%11.TE
buffer12.Aquades13.Loading buffer14.Gel elektroforesis
(ELBR)15.Elektroforesis tank16.UV trasluminator
1.3Cara Kerja1. Bagi masing masing daun pada 4 kelompuk
- Kelompok 1 ekstraksi daun cabai- Kelompok 2 ekstraksi daun
tomat- Kelompok 3 ekstraksi daun kedelai- Kelompok 4 ekstraksi daun
belimbing
A. Ekstraksi DNA genom1. Timbang daun cabai sebanyak 2 gram2.
Gerus sampai benar benar halus dengan mortal, tambahkan buffer
ekstraksi untuk
menghomogenkan, sebanyak 8 ml
3. Pindahkan homogen ekstraksi pada falcon tube4. Sentrifus
5000rpm selama 10 menit5. Setelah selesai, akan terpisah supernatan
dan pelet6. Pindahkan supernatan (4 ml) ke falcon berikutnya7.
Tambahkan PCI ekstraksi sesuai dengan volume supernatan (4 ml)8.
Sentrifus 5000 rpm, selama 10 menit
-
5/28/2018 BIOKIMIA
9/26
9
9. Setelah di sentrifus akan terbentuk 3 lapisan, pindahkan
lapisan paling atas ke 3eppendorf tube, @600 ml
10.Tambahkan PCI ekstraksi sesuai dengan volume supernatan (600
ml)11.Sentrifus12.Pindahkan supernatan pada eppendorf baru,
tambahkan alkohol absolud sampai
volumenya 1500 ml (sampai garis teratas dari ependorf)
13.Simpan dalam freezer (-78 *C) sampai satu mingguB.
Kuantifikasi dan elektro foresis DNA
1. Siapkan hasil presipitasi minggu lalu2. Sentifus 12000 rpm,
4*c, selama 10 menit3. Setelah terbentuk supernatan dan pellet,
buang supernatan4. Cuci pellet dengan alkohol 70% (600 ml)5.
Sentifus 12000 rpm,4*c, selama 10 menit6. Buang supernatan, cuci
dengan alkohol 70%7. Keringkan pellet8. Larutkan dengan TE Buffer9.
Vortex atau up and down dengan mikro pipet10.Pindahkan 5 ml pada
kuvet untuk spektro fotometer11.Tambahkan aquades12.Tutup kuvet,
campur dengan membolak balikkan kuvet13.Ukur arbsorbansinyadengan
spektro fotometer14.Setelah data di dapatkan, hitung berapa ml yang
harus di ambil jika menggunakan 50
ml, pindahkan pada eppendorf tube
15.Tambah 2 ml loading buffer, tambahkan aquades16.Sentrifus
atau up end down dengan mikropipet17.Ambil dan masukkan pada gel
elektrofotoresis (masing masing kelompok 2 lubang)18.Masukkan ke
gelombang elektrofotorens tank 100 v, 15-20 menit19.Foto gelombang
elektro fotoresis dengan UV trasluminator
BAB II
HASIL PENGAMATAN
1. CabaiNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml
1. 0.78 1,09 12,04 4,152. 0,92 1,17 15,69 3,183. 0,80 1,08 14,49
3,45
2. TomatNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml
1. 0,84 1,11 14 3,572. 0,83 1,11 14,41 3,473. 0,86 1,1 16,08
3,11
3. kedelai
No. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml
1. 0,76 1,05 14,57 3,42. 0,79 1,07 13,09 3,83. 0,88 1,11 15,06
3,3
-
5/28/2018 BIOKIMIA
10/26
10
4. BelimbingNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml
1. 0,54 1,00 11,86 4,212. 0,41 0,93 11,46 4,363. 0,01 1,00 13,62
3,67
BAB III
PEMBAHASAN
Pada ekstraksi genom DNA, daun digerus sampai halus bertujuan
agar dinding sel pada
daun benar benar rusak dan tidak menjadi kontaminan pada
pengamatan genom tanaman.
Tujuan penambahan buffer ekstraksi adalah untuk merusak komponen
ain selalin DNA.
Tujuan penambahan PCI adalah untuk memurnikan DNA (DNA terbebas
dari kontaminasii
kontaminan). Tujuan penambahan TE buffer loading buffer sebagai
pemberat DNA.
Pada saat meletakkan DNA pada gelombang elektroforesis,
sebaiknya menggunakan
sarungtangan karena gelombang ini (ETBr) dapat menyebabkan
mutasi gen.
Spektro fotometer adalah alat untuk mendeteksi suatu senyawa
pada panjang gelombang
tertentu
- Pada DNA murni, absorbansi pada 260/230 sekitar > 1,8. Pada
260/280 absorbasinya >1,82.Dari keempat sampel daun, tidakaada
yang menunjukkan absorbasi DNA murni, hal ini
memungkinkan karena DNA yangada terkontaminasi RNA. Sehingga DNA
yang didapatkan
bukan DNA murni.
- Dari hasil foto dengan UV traslumininator, dapat dilihat bahwa
DNA yangpaling jelas adalahDNA tanaman kelompok 2 (tomat) dengan
kelompok 3 (kedelai), sedangkan pada DNA tanaman
kelompok 1 (cabe) dan kelompok 4 (belimbing) ada, namun tidak
terlihat jelas. Halini mungkindiakibatkan kontaminasi yang terlalu
tinggi dan dinding sel yang kurang rusak secara sempurna.
Bagian bawah pada hasil foto UV transluminator adalah DNA,
sedangkan bagian atas merupakan
RNA dan kontaminasi lain.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
11/26
11
PENGUJIAN PROTEIN DALAM BAHAN SECARA KUALITATIF DAN
KUANTITATIF
PENDAHULUAN
Dasar TeoriProtein merupakan makro molekul turunan polipeptid.
Protein tersusun dari atom atom C, H, O
dan N ditambah unsur lainya seperti P dan S. Atomatom itu
membentuk unitunit asam amino.
Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antar asam amino
satu dengan yang lain,
menetukan sifat biologis protein.
Protein mempunyai berbagai fungsi, diantaranya : merupakan
katalis biokimia (enzim), alat
pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan
tubuh perambatan impuls syaraf
dengan pengendali pertumbuhan.
Pengujian protein dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Secara kualitatifAdalah pengujian yang bertujuan mengetahui
ada / tidaknya kandungan protein dalam suatu
sampel. Pengujian kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
a. Uji milonAdalah pengujian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya senyawa purin yang
mempunyai gugus fenol seperti tiroksin. Reaksi positif ditandai
dengan terdapatnya endapan
putih yang jika dipanaskan akan berubah menjadi merah.
b. Uji biuretAdalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya ikatan peptida dalam
suatu sempel atau senyawa. Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya cincin ungu.
c. Uji pengendapan oleh alkoholAdalah pengujiana yang bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan protein
dalam suatu sempel. Reaksi positifnya ditandai dengan
terbentuknya gumpalan atau
endapan (protein mengendap) setelah ditambah alkohol.
2. Secara kuantitatifAdalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui kadar atau jumlah kandungan protein dalam
suatu sempel. Uji kuantitatif dapat menggunakan metode bradford
(uji bradford).
uji bradford adalah suatu metode pengujian protein dengan
pewarnaan protein yang didasarkan
pada pengukuran absorbansi. Perubahan warna yang dilakukan oleh
dyecommasie (componen
reagen bradford) dari pewarna merah commasie ke pewarna biru
commasie disebabkan oleh
pengikatan protein. Selama pembentukan kompleks pengikatan
protein ini, terjadi pelepasan
elektron bebas dari pewarna merah commasie yang mempengaruhi
lapisan hidrofobik. Lapisan
hidrofobik ini mengikat wilayah nonpolar dari pewarna melalui
gaya van der walls sehingga
posisi amina positif tertarik pada muatan negatif dari pewarna
tersebut. Pengikat protein ini
diperkuat oleh interaksi ionic antar kedua muatan. Pengikatan
protein menyebabkan zat
pewarna biru commasie pada reagen bradford menjadi stabil.
Jumlah protein yang
mengompleks ini adalah ukuran untuk menentukan konsentrasi
protein dengan membaca
absorbansinya.
Alat dan bahan1. Uji milon
a. Kasein, albumin dan gelatin masingmasing 2 %b. Reagen milonc.
Pipet tetesd. Pipiet ukure. 3 tabung reaksif. Water bath
-
5/28/2018 BIOKIMIA
12/26
12
g. Kertas label2. Uji biuret
a. Kasein, albumin dan gelatin masingmasing 2 %b. NaOH 0,1 Nc.
CuSO4 0,1 Nd. Pipiet ukure. 3 tabung reaksif. Kertas label
3. Uji pengendapan oleh alkohola. Albumin dan kasein
masingmasing 2 %b. NaOH 0,1 Mc. HCL 0,1 Md. Buffer acetat pH 4,7e.
Pipiet ukurf. 3 tabung reaksig. Kertas label
4. Uji bradforda. Mikro pipet + tipb. Eppendorf tubec. Falcon
tubed. Mortal dan pastele. Reagen bradfordf. Spektrofotometerg.
Buffer ekstraksih. BSAi. Tris buffer
Cara kerjaA. Uji kualitatif
1. Uji milona. Labeli tabug reaksi dengan albumin, kasein, dan
gelatin.b. Pipet kasein, albumin dan gelatin masingmasing sebanyak
2 ml, letakkan dalam tabung
reaksi.
c.
Tambahkan masingmasing 4 tetes reaggen millon.d. Panaskan dalam
water bath selama 10 menit.e. Amati perubahan yang terjadi.
2. Uji biureta. Labeli tabug reaksi dengan kasein, gelatin dan
albuminb. Pipet kasein, albumin dan gelatin masingmasing sebanyak 2
ml, letakkan dalam tabung
reaksi.
c. Tambahkan masingmasing 1 ml NaOH 0,1 N.d. Tambahkan
masingmasing 2 tetes CuSO4 0,1 N.e. Amati perubahannya. (karena
ketiga sampel adalah protein, maka amati sampel yang
membentuk cincin ungu paling prkat).3. Uji penggendapan oleh
alkohol
a. Masukkan kedalam masingmasing tabung 5 ml albumin.b. -
Tambahkan 1ml HCL 0,1 M ketabung pertama.
- Tambahkan 1ml NaOH ketabung kedua.- Tambahkan 1ml buffer
acetad pH 4,7 ketabung ketiga.
c. Tambahkan 6 ml etanol 95 % pada masingmasing tabung.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
13/26
13
d. Amati perubahan yang terjadi. (karena sampel adalah protein
maka, amati dari ketigaperlakuan, pada perlakuan apakah protein
lebih cepat menggumpal).
e. Lakukan langkah yang sama untuk kasein.B. Uji kuantitatif
1. Tambahkan kedelai sebanyak 1 gr.2. Letakkan dalam mortal lalu
di gerus dengan menambahkan biffer ekstraksi untuk
menghomogenkan.
3. Pindahkan ke falkontube, lalu sentrifuse 5000 rpm selama 5
menit.4. Pindahkan supernatan 1,5 ml ke eppendorf tube.5. Sentrifus
12.000 rpm, selama 5 menit.6. Ambil supernatan 2 mikro liter,
letakkan pada eppendorf tube, tambahkan 1 ml reagen
bradford.
7. Buat larutan standart dengan komposisi BSA dan Tris Buffer.8.
Siapkan 6 eppendorf tube.
a. Tandai eppendorf pertama dengan 0 (BSA yang diambil 0 mikro
liter).b. Tandai eppendorf kedua dengan 0,1 (BSA yang diambil 10
mikro liter).c. Tandai eppendorf ketiga dengan 0,2 (BSA yang
diambil 20 mikro liter).d. Tandai eppendorf keempat dengan 0,3 (BSA
yang diambil 30 mikro liter).e. Tandai eppendorf kelima dengan 0,5
(BSA yang diambil 50 mikro liter).f. Tandai eppendorf keenam dengan
1 (BSA yang diambil 100 mikro liter).
9. Volume maksimal adalah 100 mikro liter, sehingga Tris Buffer
yang ditambahkan :a. Eppendorf pertama : 1000 = 100 mikro liter.b.
Eppendorf kedua : 10010 = 90 mikro liter.c. Eppendorf ketiga :
10020 = 80 mikro liter.d. Eppendorf keempat : 10030 = 70 mikro
liter.e. Eppendorf kelima : 10050 = 50 mikro liter.f. Eppendorf
keenam : 100100 = 0 mikro liter.
10.Ukur absorbansi larutan standart dan sampel dengan
spektrofotometer.11.Buat kurva standart protein.12.Hitung kadar
protein 1 gr kedelai.
HASIL PENGAMATAN
A. Uji kualitatif1. Uji millon
NO SAMPEL PENGAMATANSEBELUM SESUDAH PERLAKUAN
1 Abumin 2 % Warna awal putih Terbentuk endapan dan endapan
berwarna mendekati merah
2 Kasein 2 % Warna awal putih Terbentuk endapan dan endapan
tidak
berwarna merah atau mendekati merah
3 Gelatin 2% Warna awal jernih Takterjadi reaksi, tidak
terbentuk
endapan dan tidak terjani perubahan
warna menjadi merah (tetap jernih)
2.
Uji biuret
SAMPELPENGAMATAN
NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN
1 Abumin 2 % Warna jernih Terdapan cincin ungun pekat
(+++)
2 Kasein 2 % Warna putih keruh Terdapat cincin ungu (++)
3 Gelatin 2% Warna jernih Terdapat cincin biru (+)
-
5/28/2018 BIOKIMIA
14/26
14
3. Uji pengendapan oleh alkohola) Albumin
SAMPEL PENGAMATAN
NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN
1 Abumin + buffer acetat
pH 4,7
Bening Paling cepat mengendap (+++)
2 Abumin + HCL 0,1 M Bening Tidak terjadi perubahan karena
pH larutan terlalu rendah (++)
3 Abumin + NaOH 0,1 M Bening Tidak terjadi perubahan karena
pH larutan terlalu tinggi (+)
c) kaseinSAMPEL PENGAMATAN
NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN
1 kasein + buffer acetatpH 4,7
Tidak mengendap,pitih
Paling cepat mengendap (+++)
2 kasein + HCL 0,1 M Tidak mengendap,
pitih
Cepat mengendap (++)
3 kasein + NaOH 0,1 M Tidak mengendap,
pitih
Lamban mengendap (+)
B. Uji kuantitatif (uji bradford)Eppendorf Konsentrasi
BSA
BSA yang
diambil (1 mg
/ ml)
Tris buffer Bradford AB Sorbansi
1 0 0 mikro liter 100 1ml 0
2 0,1 10 mikro liter 90 1ml 0,234
3 0,2 20 mikro liter 80 1ml 0,375
4 0,3 30 mikro liter 70 1ml 0,464
5 0,5 50 mikro liter 50 1ml 0,569
6 1 100 mikro
liter
0 1ml 0,962
7 Sampel Kelompok 1 0,88
Kurva standar
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah albumin 27,
gelatin 27, kasein 27,
semua sampel tersebut adalah protein yang diperoleh dengan :
y = 0.8744x + 0.128
R = 0.9452
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.5 1 1.5
a
b
s
o
r
b
a
n
s
i
konsentrasi BSA
Series1
Linear (Series1)
-
5/28/2018 BIOKIMIA
15/26
15
a. Albumin 2% => 2 ml kulit hewan / minyak tanaman yang
dilarkan dalam 100 ml air.b. Gelatin 2% => 2 ml putih telur yang
dilarutkan dalam 100 ml air.c. Kasein 2% => 2 ml susu yang
dilarutkan dalam 100 ml air.
A. Uji kualitatif1. Uji milon
Digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa protein yang
mempunyai gugus fenol seperti
tiroksin. Reagen milon terdiri dari merkuri nitrat yang
dilarutkan dalam asam nitrat. Reaksi
positifnya ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah /
mendekati merah setelah
dipanaskan.
Dari percobaan yang kami lakukan, sampel albumin 2% yang
mempunyai gugus fenol (asam
amino tiroksin) karena setelah pemanasan muncul endapan berwarna
mendekati merah (reaksi
positif).
Kelompok 1
2. Uji biuretDigunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan
peptida dalam suatu senyawa, sehimggauji biuret dapat dipakai untuk
menunjukkan adanya senyawa protein. Uji biuret menggunakan
reagen biuret yang terdiri dari NaOH dan CuSO4 yang bissa
menimbulkan warna ungu jika
direaksikan dengan protein.
Karena dalam percobaan ini semua sampel adalah protein, maka
dapat dipastikan bahwa semua
sampel mengalami reaksi positif (terbentuk cincin ungu). Oleh
karena itu pada uji biuret kaliini
mengamati kepekatan warna cincin ungu yang terbentuk.
Semakin pekat cincin ungu yang terbentuk, semakin banyak protein
yang terkandung dalam
sampel tersebut. Dari percobaan yang kami lakukan, albumin 2%
yang membentuk cincin ungu
terpekat. Jadi albumin 2% mempunyai kandungan protein terbanyak
dibanding kasein 2% dan
gelatin 2%.
Kelompok 2
3. Uji pengendapan oleh alkohol
-
5/28/2018 BIOKIMIA
16/26
16
Protein dapat diendapkan dengan menambahkan alkohol, pelarut
prganik akan mengurang.
Konstanta dielektrik air, sehingga kelarutan protein berkurang,
dan juga karena alkohol
berkomposisi degan protein terhadap air reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya endapan.
Kaeran dalam percobaan ini sampel adalah protein, maka yang
diamati adlah kecepatan protein
membentuk endapan pada berbagai perlakuan. Pengendapan protein
oleh alkohol paling cepat
pada sampel yang diberi perlakuan ditambah biffer acetat. Hal
ini dikarenakan biffer acetat
mempunyai pH 4,7 yang mendekati atau sama dengan pH isolitrik
protein (44,54,90),
penambahan buffer acetat bertujuan agar pH isolitrik
tercapaisehingga protein dapat
terdenaturasi.
Pada perlakuan asam (HCL) dan basa (NaOH) pengendapan
membutuhkan waktu yang lebih
lama karena pH tidak mendekati pH isolitrik protein. Asan , <
7 sedangkan basa > 7. Namun
antara HCL dan NaOH yang lebih cepat menghasilkan endapan adalah
HCL, karena pH HCL lebih
mendekati pH isolitrik protein yang juga < 7.
Kelompok 3 (albumin) kelompok 4(kasein)
B. Uji kuantitatifAdalah pengujian yang digunakan untuk
menentukan kadar atau jumlah protein dalam suatu sampel. Uji
kuantitatif dapat menggunakan peujian bradfort. Dari percobaan
yang kami lakukan terhadap 1 gr
sampel kedelai dapat diketahui bahwa kandungan pritein dalam
kedelai adalah :
Y = 0,874x + 0,128
0,88 = 0,874x + 0,128
0,880,128 = 0,874x
0,752 = 0,874x
= x
0,860412 = x
X = ............x FP
Berat sampel
=
= 0,860412 x 2500
= 2151,03 mg/gr
Jadi kandungan protein dalam 1 gr kedelai adalah 2151,03 mg
-
5/28/2018 BIOKIMIA
17/26
17
PENGUJIAN SUFAT LIPIDA
1. Dasar teoriIstilah lipid berasal dari bahasa yunani yaitu
lipos. Lipid adalah senyawa yang tidak larut dalam
air, sehingga dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan
pelarut nonpolar, misalnya chloroform, eter,
benzene, dan heksana.
Lemak dan minyak adalah satu kelompok yang termasuk golongan
lipid, yaitu senyawa organik
yang terdapat dialam yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar, misalnya
dletil eter (C2H5OC2H5), clorofom (CHC13), benzena dan hidro
karbon lainya. Lemak berwujud padat
pada suhu kamar, sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu
kamar. Contoh lemak : lemak hewan,
metega, lemak manusia, dll. Contoh minyak : minyak kelapa,
minyak jagung, minyak kedelai, dll.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau
triasgliserol. Hasil hidrolisis lemak dan
minyak adalah asam lemak dan gliserol.
Sifatsifat umum dari reaksi lipida yaitu :
PenyabunanReaksi antara triasgliserol dengan basa dinamakan
penyabunan atau saponifikasi. Reaksinya :
triesgliserol + NaOH Gliserol + garam Naasam lemak (sabun).
Saponifikasi adalah
hidrolisa lemak dan minyak dengan suatu basa kuat. Hasilnya
adalah gliserol dan garam dari
asam lemak itu sendiri yang dikenal sebagai sabun. Angka
penyabunan menunjukkan berat
molekul lemak dan minyak secara kasar. Berat molekul terbanding
terbalik dengan angka
penyabunan.
AddisiAsam lemak tidak jenuh mengandung satu atau lebih ikatan
ganda. Sifat ini yang menyebabkan
suatu asam lemak tidak jenuh dapat di reduksi, hidrogenasi,
dioksidasi, dan mengadisi.
KetengikanKetengikan timbul apabila minyak atau lemak disimpan
disebabkan karena dua hal, yaitu
hidrolisis dan oksidasi. Ketengikan hidrolisis pada umumnya
diukur dari angka asam (angka
penyabunan) ketengikan oksidatif ditentukan dengan uji kreis
(reaksi warna dengan
epihigrilnaldehida) atau angka peroksida.
Pengujian lemak, dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara
kualitatif dan secara kuantitatif.
Uji kualitatif digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
lemak dan fifat sifat lemak pada suatusempel. Uji kualitatif dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
Uji kelarutan lipida.Lipida pada umumnya tidak larut dalam air
tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna
dalam pelarut seprti eter, klorofom, aseton, benzena atau
pelarut nonpolar lainya.
Uji pembentukan emulsi.Emulsi adalah dispersi atau suspensi
menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling
melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu
zat pengemulsi yang disebut
emulsifier atau emulasifying agent yang berfungsi menutunkan
tegangan permukaan antarakedua fusecairan. Bahan emulsi fier dapat
berupa : protein, gum, sabun atau garam empedu.
Uji noda lemak.Lemak atau minyak dapat membentuk noda
translucent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus
pandang menjadi semi transparan.Noda yang terbentuk biasanya
semakin melebar setelah
disirami air dan dikerinkan.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
18/26
18
Uji kuantitatif
Digunakan untuk mengetahui kadar lemak atau berat molekul lemak
dengan menggunakan
reaksi penyabunan atau angka asam.
Penyabunan atau angka asam adalah hidrolisolemak dan minyak
dengan suatu basa kuat.
Bilangan penyabunan lemak atau minyak adalah banyaknya mg KOH
atau NaOH yang diburtuhkan untuk
menyabunkan 1 gr lemak atau minyak.
Angka penyabunan dirumuskan :
Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH
Berat sampel (gr)
Keterangan : tb = titrasi blangko (ml)
ts = titrasi sampel (ml)
N NaOH = normal NaOH
BMNaOH = berat molekul NaOH
2. Alat dan bahanA. Uji kualitatif Uji kelarutan lipida
a. 5 tabung reaksib. 1ml H2Oc. 1 ml etanold. 1 ml etere. 1 ml
kloroformf. 1 ml Na2 CO3g. Minyak sawit
Uji pembentukan emulsia. 5 tabung reaksib. 2 ml H2Oc. 2 ml H2O +
5 tetes Na2CO3d. 2 ml H2O + 5 tetes larutan sabune. 2 ml larutan
proteinf. 2 ml larutan empedug. Minyak sawit
Uji noda lemaka. 2 ml eterb. 10 tetes minyak sawitc. Kertas
tulis, kertas minyak coklat, kertas minyak hijaud. Aire. Tabung
reaksif. Pipet tetes
B. Uji kuantitatif Angka penyabunan
a. 2 buah erlemayerb. 1 gr kedelaic. 5 gram minyakd. 25 ml
alkohol absolute. 25 ml NaOH 0,5 Nf. Waterbath,buretdanstatisg.
Indikator phenoftalin
-
5/28/2018 BIOKIMIA
19/26
19
3. Cara kerjaA. Uji kualitatif Uji kelarutan lemak
- Siapka semua alat dan bahan- Isi tabung dengan :
a. Tabung 1 => 1 ml H2Ob. Tabung 2 => 1 ml etanolc. Tabung
3 => 1 ml eterd. Tabung 4 => 1 ml kloroforme. Tabung 5 =>
1 ml Na2CO3
- Tetesi masingmasing tabung dengan 5 tetes minyak sawit- Vortex
sampai homogel- Amati perubahan yang terjadi
Uji pembentukan emulsi- Siapkan semua alat dan bahan- Isi
masingmasing tabung dengan 5 tetes minyak sawit- Tambahkan dengan
:
a. Tabung 1 => 2 ml H2Ob. Tabung 2 => 2 ml H2O + 5 tetes
Na2CO3c. Tabung 3 => 2 ml H2O + 5 tetes larutan sabund. Tabung 4
=> 2 ml larutan proteine. Tabung 5 => 2 ml larutan empedu
- Vortex sampai homogen- Amati perubahan yang terjadi
Uji noda lemak- Siapkan semua alat dan bahan- Isi tabung dengan
2 ml eter- Tambahkan 10 tetes minyak sawit- Vortex sampai homogen-
Teteskan 1 tetes campuran eter + minya sawit pada kertas minyak
coklat, kertas tulis
dan kertas minyak hijau
- Biarkan pelarut menguap, lihat dan tandai noda yang terbentuk-
Cuci noda dengan air- Keringkan- Amati perbahan yang terjadi
B.
Uji kuantitatif Uji angka penyabunan
- Siapkan 2 erlemayer, 1 erlemayer untuk belangko dan satunya
untuk sampel- Isi erlemayer sampel dengan 5 gr minyak- Tambahkan 25
ml alkohol absolut pada kedua erlemayer- Tambahkan 25 ml NaOH 0,5 N
pada kedua erlemayer- Kocok sampai homogen- Panaskan pada air
mendidih selama kurang lebih 20 menit- Dinginkan pada air yang
mengalir- Tambahkan 500 mikro loter indikator phenoftalin hingga
larutan berwarna pink- Titrasi kedua erlemayer dengan HCL 0,5 N-
Hitung angka penyabunan dengan rumus angka penyabunan- Larutkan
dengan larutan yang sama untuk sampel 1 gr kedelai
-
5/28/2018 BIOKIMIA
20/26
20
HASIL PENGAMATAN
A. Uji kualitatif1. Uji kelarutan lipida
No Sampel Hasil Pengamaan
1 Minyak kelapa + Aquades Tidak terlarut, terbentuk dua
lapiasan
2 Minyak kelapa + etanol96% Tidak terlarut, terbentuk dua
lapiasan3 Minyak kelapa + eter Terlarut sempurna
4 Minyak kelapa + kloroform Terlarut sempurna
5 Minyak kelapa + Na2CO3 0,5% Terlarut, membentuk emulsi
2. Uji pembentukan emulsiNo Sampel Hasil Pengamaan
1 Minyak kelapa + Aquades Jernih, tidak teremulsi
2 Minyak kelapa + (H2O +
Na2CO3 0,5%)
Keruh, teremulsi
3 Minyak kelapa + (H2O + larutan
sabun)
Keruh, teremulsi total
4 Minyak kelapa + larutan protein Keruh, teremulsi
5 Minyak kelapa + larutan
empedu
Keruh, teremulsi
3. Uji noda lemakNO Sampel Hasil pengamatan
I II
1 Kertas minyak coklat Nnoda tidak mengalami
perluasan setelah dibilas
dengan air (-)
Tidak mengalami
perlebaran setelah
dibilas dengan air
2 Kertas minya hijau Mengalami perluasannoda transparan (++)
Mengalami perluasansangat sedikit dan
transparan
3 Kertas tulis Mengalami perluasan
noda transparan (+)
Tidak mengalami
perlebaran
B. Uji kuantitatif1. Sampel minyak
Diperoleh data sebagai berikut :
tb = 19,8
ts = 18,8
N NaOH = 0,5
BM NaOH = 40
Berat sampel = 5 gr
Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH
Berat sampel (gr)
= (19,818,8) x 0,5 x 40
5
= 4 ml/gr
2. Sampel kedelaiDiperoleh data sebagai berikut :
-
5/28/2018 BIOKIMIA
21/26
21
tb = 23,4
ts = 19,5
N NaOH = 0,5
BM NaOH = 40
Berat sampel = 1 gr
Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH
Berat sampel (gr)
= (23,419,5) x 0,5 x 40
1
= 78 ml/gr
PEMBAHASAN
1. Uji kelarutan lipidaLipidapada umumnya tidak terlarut dalam
air tetapi sedikit terlarut dalam alkohol dan larutan
sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton,
benzena atau pelarut non polar lainya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena
bila dibiarna, kedua cairan
terpisah menjadi dua lapisan. Karena berat jenis air lebih besar
daripada berat jenis minyak, maka
lapisan atas adalah minyak, sedangkan lapisan bawah adalah
air.
minyak dalam soda (Na2CO3) akan larut dan membentuk emulsi yang
stabil karena Na2CO3
merupakan salah satu emulsifier yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan antara kedua keduan
fase cair.
Dalam percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwaminyak
larutan dalam pelarut
organik non polar seperti eter dan kloroform.
2. Uji pembentukan emulsiEmulsi adalah dispersi / suspensi
metastabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling
melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperluka suatu
zat pengemulsi yang disebut emulsifier
atau emulsifiying agen yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan antara kedua fase cairan.
Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya
yang terikat baik pada
minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan
disekeliling minyak sebagai akibat menurunya
tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya
butirbutir minyak satu
samalainya.
Bahan emulsifier dapat berupa : protein, gum, sabun dan garam
empedu. Dalam percobaan yang
kami lakukan, minyak + larutan sabun dan Na2CO3 dapat membentuk
emulsi total, sedangkan minyak +
larutan protein dan larutan empedu, dapat membentuk emulsi
sebagian, minyak + aquades tidak
terbentuk emulsi, hal ini menunjukkan bahwa aquades bukan
merupakan emulsifier.
3. Uji noda lemakLemak atau minyak dapat membentuk noda
translucent, sehingga kertas yang tidak tembus
pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya
semakin melebar setelah disirami air
dan dikeringkan. Namun perlebaran ini dipengaruhi / tergantung
pada jenis kertas yang digunakan.
Pada percobaan yang kami lakukan, perlebaran noda terbesar
terjadi pada kertas minyak hijau,
hal ini dikarenakan kertas minyak hijau telah mengandung minyak
(zat lilin) sehingga minyak yang
diteteskan mudah berikatan dengan kertas minyak, sehingga
terjadi pelebaran nodasetelah disiram air.
Pada kertas tulis juga terjadi pelebaran noda walaupun tidak
sebesar pada kertas minyak hijau, hal ini
-
5/28/2018 BIOKIMIA
22/26
22
dikarenakan pada kertas tulis tidak terdapat minyak sehingga
minyak yang diteteskan lebuh sulit
berikatan dengan partikel kertas tulis. Sedangka pada kertas
minyak coklat, tidak terjadi pelebaran, hal
ini dikarenakan lapisan minyak (lilin) pada kertas minyak
coklatterlalu tebal yang mengakibatkan minyak
yang di teteskasulit untuk masuk dan berikatan dengan partikel
kertas minyak coklat, sehingga setelah
disiram air dan dikeringkan tidak terjadi pelebaran noda.
4. Uji angka penyabunanBilangan penyabunan suatu lemak / minyak
adalah banyaknya MG KOH atau NaOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gr lemak / minyak. Bilangan
penyabunan berhubungan dengan berat
molekul minyka / lemak. Berat molekul berbanding terbalik dengan
bilangan penyabunan. Jika berat
molekulnya kecil, maka angka penyabunannya besar, begitu juga
sebaliknya.
Dalm percobaan yang kami lakukan, diperoleh angka penyabunan
minyak adalah 4 ml/gr. Artinya
banyaknya NaOH yang diperlukan untuk menghidrolisis 1 gr minyak
adalah 4 ml. Dan angka penyabunan
kedelai adalah 78 ml/gr. Artinya banyaknya NaOH yang diperlukan
untuk menghidrolisis 1 gr kedelai
adalah 78 ml.
Angka penyabunan kedelai lebihbesar dari angka penyabunan
minyak. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa berat molekul kedelai lebih kecil dari berat
molekul minyak. Halini dikarenakan berat
molekul berbanding terbalik dengan angka penyabunan.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
23/26
23
ISOLASI DAN PENGUJIAN ENZIM ALFA AMILASE
1. Dasar teoriEnzim adalah sekelompok protein yang dalam
tumbuhan berperan sebagai blokatalisator
(pengkatalis reaksireaksi biologi)yaitu zat yang dapat
mempercepat reaksireaksi biologis tanpa
mengalami perubahan struktur kimia.
Enzim dapat pula didefinisikan sebagai biokatalisator yang
dihasilkan jaringan yang berfungsi
meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri (suhtanry
dan rubianty, 1985).
Enzim meningkatkan laju reaksi sehingga terbentuk kesetimbangan
kimia antara prodik dana
pereaksi. Enzim dapat mempercepat satu reaksi biologis tanpa
ikut bereaksi, yang dapat
diilustrasikan dalam reaksi berikut :
E + S ES E + P
Keterangan : E = enzim
S = subtrat
ES = komplekss enzim subtrat
P = produk
Dari reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa setelah enzim
berikatan dengan subtrat, membentuk
kompleks enzim subtrat. Enzim akan menghasilkan produk, namun
enzim tetap ada, artinya enzim
tidak ikut bereaksi pada reaksi tersebut.
Sebagai katalisator, enzim mempunyai sifatsifat sebagai berikut
:
a. Mempercepat reaksi kimia (katalis)Enzim bekerja sebagai
katalisdengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju
reaksi
meninggkat.
b. Bekerja secara khas (spesifik)Setiap enzim hanya berfungsi
untuk satu sengawa (subtrat) tertentu saja.
c. Susunan kimianya tidak berubahEnzim dapat mempercepat reaksi
kimia tanpa ikut bereaksi, sehingga susunan kimia enzim tidak
berubah.
d. Hanya bekerja pada besaran suhu dan pH tertentuEnzim akan
menjadi non aktif pada suhu tinggi, karena enzim mengalami
denaturasi, sedangkan
pada suhu rendah enzim tidak dapat bereaksi (terhambat). Enzim
bekerja efektif pada pH
optimum yang lazimnya atara pH 4,58,0. pH yang terlalu tinggi
dan terlalu rendah
mengakibatkan enzim menjadi non aktif secara irrevesibel (tidak
dapat balik).
e. Dapat bekerja bolakbalik (irrevesibel)Enzim memiliki
kemampuan untuk mengubah subtrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya
yaitu
mengubah kembali hasil akhir menjadi sutrat.
Faktor yang mempengaruhi kerja enzim anaralain :
- Temperatur Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
denaturasi enzim. Temperatur yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan reaksi.
- Pengaruh pH (derajad asambasa ) Perubahan pH dapat
mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan subtratnya.
- Pengaruh zat penggiat (aktivator) Aktivator merupakan zat yang
dapat memacu kegiatan suatu enzim
- Pengaruh zat penghambat (inhibitor)
-
5/28/2018 BIOKIMIA
24/26
24
Inhibitor merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim .
inhibitor dibagi menjadi 2, yaitu :
Inhibitor kompetitif, bila inhibitor menempel pada sisi aktif
enzim dan berkompetisi dengansubtrat untuk menempel pada enzim.
Inhibitor non kompetitif, bila inhibitor menempel pada sisi
pasif enzim, tidak berkompetisidengan subtrat, namun mengubah
susunan kimia enzim.
- Pengaruh konsentrasi enzimsubtrat Agar reaksi berjalan
optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan subtrat
harus
sesuai. Makin tinggi konsentrasi enzim, makin cepat reaksi kimia
berlangsung.
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat menjadi
baik didalam maupun diluar sel.
Enzim yang dihasilkan dapat bersifat endoseluler ataupun
ektraseluler.
Enzim endoseluler, diproduksi didalam sel atau didalam membran
sitoplasma dan secaraumum tidak didapat dalam media fermentasi.
Contoh : enzim amilase
Enzim eksoseluler, diproduksi oleh mikroorganisme dalam media
fermentasi.2.
Alat dan bahan 10 gr biji kacang hijau Kecambah kacang hijau 24
jam Kecambah kacang hijau 48 jam Biji kacang hijau yang direndam
semalam Mortar dan stamper Erlemeyer 8 buah tabung reaksi Waterbath
Sentrifuse Falcon tube HCL 5 N Iodine 5% Vortex Pati Buffer acetat
pH 5,5
3. Cara kerja Siapkan semua alat dan bahan. Ambil sampel kacang
hijau.
a. Kelompok 1 => 10 gr sampel kacang hijau kering.b. Kelompok
2 => sampel kecambah kacang hijau 48 jam.c. Kelompok 3 =>
sampel kecambah kacang hijau 24 jam.d. Kelompok 4 => sampel biji
kacang hijau yang direndam selama 24 jam.
Gerus sampel kacang hijau sampai benarbenar halus dengan
menggunakan stamper danmortal.
Tambahkan buffer acetat, untuk kelompok 1 sebanyak 30 ml
sedangkan untuk kelompok 2, 3dan 4 masingmasing sebanyak 10 ml.
Aduk hingga homogen, masukkan ke falkontube. Sentrifuse 5000 rpm
selam 5 menit. Filtrat ditampung pada erlemayer. Kemudian bagi
filtrat menjadi 4 bagian yang sama,
letakkan pada 4 tabung reaksi (minimal 2 ml). Beri perlakuan
yang berbeda pada 4 tabung reaksi tersebut.
a. Tabung 1 => diinkubasi pada suhu ruang (RT) selama 10
menit.b. Tabung 2 => diinkubasi pada suhu ruang 50C selama 10
menit.c. Tabung 3 => diinkubasi pada suhu ruang 100C selama 10
menit.d. Tabung 4 => ditambahkan 2 tetes HCL 5 N selama 10
menit.
-
5/28/2018 BIOKIMIA
25/26
25
Sembari menunggu perlakuan pada tabungtabung diatas, isikan 0,5
ml pati pada 4 tabungreaksi lainnya, tandai masingmasing tabung
dengan 4 perlakuan diatas.
Setelah 10 menit tambahkan 2 ml filtrat pada tabung reaksi yang
berisi 0,5 ml pati sesuaidengan tanda perlakuan pada tabung yang
berisi pati.
Vortex untuk menghomogenkan. Tambahakan iodine 5% sebanyak 5
tetes atau 200 pada masingmasing tabung hingga
berwarna biru.
Amati perubahan yang terjadipada interval 0 menit, 5 menit dan
10 menit. Catat perubahanyang terjadi pada tabel hasil
pengamatan.
BAB II
HASIL PENGAMATAN
Perlakuan
wan waktu
inkubasi
Suhu normal Suhu 50C Suhu 100C Ditambah HCL
0 5 10 0 5 10 0 5 10 0 5 10
Biji kering -Biru +Coklat ++Kuni
ng
cokla
t
-Biru +coklat ++Kuni
ng
jerni
h
-biru -biru -biru -biru -biru -biru
Biji
direndam
semalam
-
biru
+ coklat ++
kuni
ng
cokla
t
-
biru
gela
p
+
kuning
kecoklat
an
++
Kuni
ng
jerni
h
-
Biru
-
Biru
-
Biru
-
Biru
-
Biru
-
biru
Biji
dikecambah
kan (24 jam)
-
Biru
+
kuning
kecoklat
an
++
Cokla
t
jerni
h
-
Biru
gela
p
+
Kuning
kecoklat
an
++
Kuni
ng
jerni
h
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
Biji
dikecambah
kan (48 jam)
-
Biru
gela
p
+
coklat
susu
++
Cokla
t
jerni
h
-
Biru
tua
+
Coklat
+
Cokla
t
keru
h
-
Biru
tua
-
Biru
gela
p
-
Biru
gela
p
-
Biru
tua
-
Biru
tua
-
Biru
tua
Keteranagan = - => tidak terjadi perubahan warna.
+ => terjadi perunahan warna.
++ => terjadi perubahan warna yang lebih jelas.
PEMBAHASAN
Salah satu komponen penyusun bijibijian tanaman yang
terbesaradalah protein, yang
didalamnya termasuk golongan protein fungsional yang berfungsi
sebagai enzim. Salah satu enzim yang
bekerja adalah alfa amilaseyang diperlukan pada proses
metabolisme pati. Enzim ini berfungsi memecah
senyawa pati menjadi dekstrin dan maltosa yang diperlukan untuk
pertumbuhan / perkecambahan biji.
Kerja enzim dipengaruhi beberapa aktor diantaranya ph dan suhu.
pH dan suh yang terlalurendah atau terlalu tinggi akan menghambat
kerja enzim.
Pada suhu normal dan suhu 50C, pada menit awal (10 menit) warna
pati setelah ditambah 2 ml
filtrat kacang hijau adalah biru. Hal ini menunjukkan bahwa pada
menit awal (10 menit) enzim masih
belum berikatan dengan subtrat, sehingga yang berikatan dengan
ioddine 5% adalah pati (pati + iodine
=> biru). Pada menit ke 5, warna biru mulai berubah menjadi
kuning atau coklat, hal ini menunjukkan
-
5/28/2018 BIOKIMIA
26/26
26
adanya aktivitas enzim yang berikatan dengan subtrat, sehingga
pati kehilangan kemampuan untuk
memberikan warna biru saat bereaksi dengan iodine 5%.
Pada suhu 100C dalam kondisi asam (+ HCL), warna pati setelah
ditambahkan 2 ml filtrat kacang
hijau dan ditambah iodine 5%dari menit awal sampai 10 menit
berwarna biru. Warna biru yang
terbentuk menunjukkan bahwa yang bereaksi dengan iodine adalah
pati. Karean dari menit awal sampai
10 menit warna yang terbentuk adalah biru, dapat disimpulkan
bahwa suhu 100C dan kondisi asamtidak terdapat aktivitas enzim.
Kemungkinan enzim yang dikondisikan pada kondisi tersebut rusak
/
terdenaturasi karena terpengaruh suhu tinggi dan pH yang
tendah.
Jika dilihat dari aktifitas enzim, enzim bekerja optimal pada
kisaran waktu 510 menit. Hal ini
ditunjukkan dengan masih adanyaaktifitas enzim yang ditandai
dengan perubahan warna pada rentang
waktu 510 menit.
Biji yang tidak dikecambahkan mengandung alfa amilase dengan
aktifitas yang rendah, akan
tetapi bila bijibiji tersebut dikecacmbahkan maka akan diperoleh
kecambah yang mengandung enzim
dengan aktivitas lebih besar. Kadar enzim dapat dilihat pada
perubahan warna yang terjadi pada kisaran
waktu 510 menit. Pada biji kering, perubahan warna biru menjadi
kering dan kuning jernih. Sedangkan
pada biji yang direndam semalam, kecambah umur 24 jamdan
kecambah 48 jamperubahan dari biru
menjadi coklat, warna coklat yang lebih pekat terdapat pada
sampelkecambah umur 48 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar enzim amilase terbanya terdapat pada
sampel kecambah umur 48 jam.