Top Banner
DAFTAR ISI PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF 02 PENGUJIAN KARBOHIDRAT BENIH JAGUNG SECARA KUANTITATIF 04 EKSTRAKSI GENOMIK DNA DARI JARINGAN TANAMAN 07 PENGUJIAN PROTEIN DALAM BAHAN SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF 10 PENGUJIAN SUFAT LIPIDA 16 ISOLASI DAN PENGUJIAN ENZIM ALFA AMILASE 22  
27

BIOKIMIA

Oct 18, 2015

Download

Documents

Balqies Camilla
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    1/26

    1

    DAFTAR ISI

    PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF 02

    PENGUJIAN KARBOHIDRAT BENIH JAGUNG SECARA KUANTITATIF 04

    EKSTRAKSI GENOMIK DNA DARI JARINGAN TANAMAN 07

    PENGUJIAN PROTEIN DALAM BAHAN SECARA KUALITATIF DAN

    KUANTITATIF 10

    PENGUJIAN SUFAT LIPIDA 16

    ISOLASI DAN PENGUJIAN ENZIM ALFA AMILASE 22

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    2/26

    2

    PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIFAlat Dan Bahan:

    1. 13 tabung reaksi2. Pipet tetes3. Pipet ukur4. Rak tabung reaksi5. Vortex6. Waterbath7. Mikro pipeto Uji molish

    1. Glukosa 1ml2. Sukrosa 1ml3. Xilase 1ml4. Pati 1ml5. H2SO4 15 tetes6. Reagen molis 2 tetes

    o Uji benedict1. Glukosa 1ml2. Fruktosa 1ml3. Sukrosa 1ml4. Reagen benedict 2ml

    o Uji iod1. Glukosa 3ml2. Sukrosa 3ml3. Pati 3ml4. Iodin 1tetes

    o Uji luff1. Glukosa 2ml2. Sukrosa 2ml3. Pati 2ml4. Reagen luff 1ml

    Cara kerja:

    Uji molish:1. Tuangkan glukosa, sukrosa, xilase, dan pati masingmasing 1ml kedalam tabung reaksi.2. Tambahkan masing masing 2 tetes molish.3. Tambahkan H2SO4 melalui dinding tabung sampai terbentuk cincin ungu.4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.5. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu. Uji benedict:

    1. Tuangkan glukosa, fruktosa dan sukrosa masing masing 1 ml kedalam tabung reaksi.2. Tambahkan 2 mili reagen benedict pada masing masing tabung.3. Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.5. Kemudian panaskan ketiga tabung pada waterbath.6. Amati dan catat perubahan yang terjadi.7. Reaksi positif di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    3/26

    3

    Uji Iod:1. Tuangkan glukosa, sukrosa dan pati masing masing 3 ml kedalm tabung reaksi.2. Tambahkan 1 tetes iodin pada masing masing tabung.3. Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.5. Panaskan ketiga tabung pada waterbat.6. Amati dan catat perubahan yang terjadi.7. Reaksi positif di tamdai dengan berubahnya warna menjadi biru kehitaman. Uji Luff1. Tuwangkan glukosa, sukrosa dan pati masing masing 2 ml pada tabung reaksi.2. Tambahkan 1 ml luff pada masing masing tabung.3. Vortex/kocok masing masing tabung.4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.5. Panaskan ketiga tabung pada waterbat.6. Amati dan catat perubahan yang terjad.7. Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan warna merah.

    HASIL PENGAMATAN

    Hasil pengamatan :

    No Pengujian SampelHasil pengamatan

    1 Uji molish Glukosa Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksi

    psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu.

    Sukorsa Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksi

    psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu

    Xilase Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksipsitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu

    Pati Setelah di tetesi 15 tetes H2SO4, terjadi reaksi

    psitif yang di tandai terbantuknya cicncin ungu

    2 Uji benedict Glukosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi positif.

    Setelah di panaskan terbentuk endapan merahyang menandai terjadinya reaksi positif

    Fruktosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi positif.

    Setelah di panaskan terbentuk endapan merah

    yang menandai terjadinya reaksi positif

    Sukrosa Sebelum dipanaskan, tidak terjadi reaksi positif.

    Setelah di panaskan tidak terbentuk endapanmerah (tidak terjadi reaksi positif)

    3 Uji iod Glukosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex)

    terbentuk warna kuning. Setelah di panaskantidak berwarna (tidak terjadi reaksi positif).

    Sukrosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex)

    terbentuk warna kuning. Setelah di panaskan

    tidak berwarna.

    Pati Sebelum di panaskan (setelah di vortex)

    terbentuk warna biru kehitaman,sebagai

    penanda reaksi positif. Setelah di panaskan tidakberwarna.

    4 Uji luff Glukosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex) larutranberwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.

    Setelah di panaskan terdapat endapan merah

    yang menandai terjadinya reaksi positif

    Sukrosa Sebelum di panaskan (setelah di vortex) larutran

    berwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    4/26

    4

    Setelah di panaskan larutan berwarna hijau.

    Pati Sebelum di panaskan (setelah di vortex) larutran

    berwarna biru, tidak terjadi reaksi positif.Setelah di panaskan tetap berwarna biru.

    Pembahasan :

    1) Uji MolishPada uji molish, masing masing sampel ditetesi dengan H2SO4. H2SO4 ini

    berfungsi sebagai pendegradasi dan sebagai pembentuk cincin ungu. / sebagai agen

    dehidrasi yang bertindak pada gula untuk furfural dan turunan ya yang kemudian di

    kombinasikan dengan - naftol untuk membentik produk berwarna.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa uji molish bereaksi positif untuk semua jenis kabohidrat

    (Monosakarida / Glukosa), Disakarida (Sukrosa, Xilosa), Polisakarida (Amilum / Pati).

    2) Uji BenedictUji Benedict merupakan uji umum untuk Kabohidrat (Gula) Pereduksi (Yang

    memiliki gugus aldehid / keton bebas)uji .

    Pada Benedict, sebelum di panaskan semua sampel tidak menunjukan reaksi positif

    (Tidak ada endapan). Setelah di panaskan glukosa dan suktosa menunjukan adanya

    endapan merah. Sedangkan pada sukrosa tidak terbentuk. Jadi dapt disimpulkan bahwa uji

    Benedict bereaksi positif pada kabohidrat jenis monoskarida (Glukosa, Fruktosa, Dll), dan

    reaksi positifnya terjadi setelah di panaskan

    3) Uji Iod Pada Uji Iod, sebelum dipanaskan glukosa dan sukrosa tidak menunjukanterjadinya reaksi positif (Terbentuk warna biru kehitaman). Setelah di panaskan semua

    sempel tidak berwarna.

    Hal ini membutihkan bahwa uji iod beraksi positif terhadap polisakarida ( amilum

    / Pati), dan reaksi positifnya terjadi sebelum di panaskan.

    4) Uji LuffUji luff adalah uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus aldehid (-

    CHO) salah satu manfaat praktis ui luff adalah menetahui adanya gula pereduksi / aclosa ,

    yang memmiliki gugus aldehid, pada uji luff sebelum dipanaskan semua sampel tidakmenunjukan terjadi yang reaksi positif. Setelah dipanaskan, pada glukosa terbentuk

    endapan merah yang menandai terjadinya reaksi positif. Sedangkan pada sukrosa dan

    patitidak terbentuk endapan merah.

    Hal ini membuktikan bahwa uji luff beraksi positif terhadap monosakaida (Glukosa,

    Fruktosa, malta, dll), dan reaksi positifnya terjadi setelah di panaskan

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    5/26

    5

    PENGUJIAN KARBOHIDRAT BENIH JAGUNG SECARA KUANTITATIF

    1.1Dasar TeoriKarbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama yang terdiri

    dari 3 unsur, yaitu C, H, dan O.

    Untuk menguji karbohidrat dapat digunakan 2 cara :

    1. Uji secara kualitatif, untuk menguji ada tidaknya karbohidrat pada suatu sampel2. Uji secara kuantitatif, menguji kadar / jumlah karbohidrat pada suatu sampel

    Uji kuantitatif disebut juga uji Somogy Nealson, digunakan untuk mengukur kadar gula

    reduksi (mengandung gugus aldehid / keton bebas, seperti glukosa dan maltosa).

    Sampel yang mengandung gula dibagi menjadi 2, yaitu :

    1. Mengandung gula reduksi (golongan monosakarida, glukosa, dan maltosa)2. Mengandung gula total, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

    Untuk memecah gula total menjadi gula reduksi diperlukan suatu tahapan yang disebut

    hidrolisis (dengan cara dipanaskan), memanaskan juga berfungsi untuk mempercepat reaksi

    kimia.

    1.2Alat dan Bahan1. 9 tabung reaksi2. Rak tabung reaksi3. Kuvet + spektrofotometer4. Vortex5. Waterbath6. Filtrat jagung yang telah diekstraksi7. Standart glukosa (20, 40, 60, 80, 100, 120, 140 ppm)8. Reagen Nelson9. Reagen Asenmolybdat10.Aquades

    1.3Cara Kerja1. Siapkan 9 tabung reaksi

    a. Tabung 1 tidak usah diberi standart glukosa (0 ppm)b. Tabung 2 standart glukosa 20 ppm, sebanyak 1 mlc. Tabung 3 standart glukosa 40 ppm, sebanyak 1 mld. Tabung 4 standart glukosa 60 ppm, sebanyak 1 ml

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    6/26

    6

    e. Tabung 5 standart glukosa 80 ppm, sebanyak 1 mlf. Tabung 6 standart glukosa 100 ppm, sebanyak 1 mlg. Tabung 7 standart glukosa 120 ppm, sebanyak 1 mlh. Tabung 8 standart glukosa 140 ppm, sebanyak 1 mli. Tabung 9 filtrat jagung 200 l = 0,2 ml

    2. Tambahkan 1 ml reagen Nealson pada masing-masing tabung3. Vortex untuk menghomogenkan4. Panaskan dalam waterbath selama 15 menit5. Dinginkan selama 10 menit6. Tambahkan 1 ml reagen arsenmolybdat pada masing-masing tabung7. Vortex untuk menghomogenkan8. Tambahkan 7 ml aquades pada masing-masing tabung9. Vortex untuk menghomogenkan10.Masukkan masing-masing sampel pada kuvet, lalu ukur absorbansinya dengan

    spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

    11.Buat kurva regresinya, dan tentukan konsentrasi glukosanya (ppm)

    TABEL.Hasil Standart Glukosa dan Absorbansi

    No(x) (y)

    Standart Glukosa (ppm) Asorbansi

    1 0 ppm 0

    2 20 ppm 0,183

    3 40 ppm 0,413

    4 60 ppm 0,586

    5 80 ppm 0,882

    6 100 ppm 1,016

    7 120 ppm 1,128 140 ppm 1,448

    Sampel Kelompok 1 0,738

    TABEL. HASIL PRAKTIKUM BIOKIMIA

    Uji Kuantitatif Kabohidrat Benih Jagung

    No Sampel AsorbansiKosentrasi Glukosa

    ppm

    1 Kelompok 1 0,738 155,32 Kelompok 2

    3 Kelompok 3

    4 Kelompok 4

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    7/26

    7

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Y = ax + b

    Y = 0,201x0,200

    0,783 = 0,201x0,200

    0,783 + 0,200 = 0,201x

    0,983 / 0,201 = x 4,66 ppm

    X= ...... x FP = ket : FP = Faktor pengeceran

    BS BS = Berat sampel saat ekstraksi

    X = Kosentrasi Glukosa

    X= 4,66 x (20ml/0,2ml) = 4,66 x 100 = 155,3 ppm

    3gr 3gr

    Jadi, Kosentr asi Glukosa F il trat Jagung 3gr = 155,3pm

    y = 0.2015x - 0.2008

    R = 0.9907

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    0 2 4 6 8 10

    Absorbansi

    Kosentrasi Glukosa

    CURVA STANDART GLUKOSA

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    8/26

    8

    EKSTRAKSI GENOMIK DNA DARI JARINGAN TANAMAN

    1.1Dasar TeoriGenom adalah keseluruhan bhan genetik yang membawa semua informasi pendukung

    kehidupan pada suatu mahlukhidup, baik merupakan gen tau bukan.

    Pada semua mahlukhidup, genom mencakup semua informasi genetik yang dibawa DNA,

    baik di inti sel (nukleus), mitokondria, maupun plastid. Genom yang mengkode informasi

    genetik inti terletak di kromosom, genom yang mengkode informasi genetik organel terletak

    di mitrokondria dan plastid.

    Pada praktikum ini, kita akan mencoba mengisolasi DNA dari tanaman, jaringan

    yangdigunakan adalah tanaman yang mengandung sedikit kontaminan, misalnya daun yang

    masih muda. DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali terkontaminasi oleh polisakarida

    dan metabolis sekunder sepertitgnin, pigmen alkaloid dan flafonoid. Kesulitan dari isolasi

    tanaman tinggi adalah proses elestruksi dinding sel untuk melepaskan isi sel, karena tanaman

    mempunyai dinding sel yang kuat, sehingga sulit dipisahkan dari ekstrak asam nukleat.

    1.2Alat dan Bahan1. Daun (cabe, tomat, kedelai, belimbing)yang masih muda2. Mortar dan pastle3. Mikropipet4. Falcon tube5. Eppendorf tube6. Sentrifuge7. Buffer ekstraksi8. PCI ekstraksi9. Alkohol absolute (100%)10.Alkohol 70%11.TE buffer12.Aquades13.Loading buffer14.Gel elektroforesis (ELBR)15.Elektroforesis tank16.UV trasluminator

    1.3Cara Kerja1. Bagi masing masing daun pada 4 kelompuk

    - Kelompok 1 ekstraksi daun cabai- Kelompok 2 ekstraksi daun tomat- Kelompok 3 ekstraksi daun kedelai- Kelompok 4 ekstraksi daun belimbing

    A. Ekstraksi DNA genom1. Timbang daun cabai sebanyak 2 gram2. Gerus sampai benar benar halus dengan mortal, tambahkan buffer ekstraksi untuk

    menghomogenkan, sebanyak 8 ml

    3. Pindahkan homogen ekstraksi pada falcon tube4. Sentrifus 5000rpm selama 10 menit5. Setelah selesai, akan terpisah supernatan dan pelet6. Pindahkan supernatan (4 ml) ke falcon berikutnya7. Tambahkan PCI ekstraksi sesuai dengan volume supernatan (4 ml)8. Sentrifus 5000 rpm, selama 10 menit

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    9/26

    9

    9. Setelah di sentrifus akan terbentuk 3 lapisan, pindahkan lapisan paling atas ke 3eppendorf tube, @600 ml

    10.Tambahkan PCI ekstraksi sesuai dengan volume supernatan (600 ml)11.Sentrifus12.Pindahkan supernatan pada eppendorf baru, tambahkan alkohol absolud sampai

    volumenya 1500 ml (sampai garis teratas dari ependorf)

    13.Simpan dalam freezer (-78 *C) sampai satu mingguB. Kuantifikasi dan elektro foresis DNA

    1. Siapkan hasil presipitasi minggu lalu2. Sentifus 12000 rpm, 4*c, selama 10 menit3. Setelah terbentuk supernatan dan pellet, buang supernatan4. Cuci pellet dengan alkohol 70% (600 ml)5. Sentifus 12000 rpm,4*c, selama 10 menit6. Buang supernatan, cuci dengan alkohol 70%7. Keringkan pellet8. Larutkan dengan TE Buffer9. Vortex atau up and down dengan mikro pipet10.Pindahkan 5 ml pada kuvet untuk spektro fotometer11.Tambahkan aquades12.Tutup kuvet, campur dengan membolak balikkan kuvet13.Ukur arbsorbansinyadengan spektro fotometer14.Setelah data di dapatkan, hitung berapa ml yang harus di ambil jika menggunakan 50

    ml, pindahkan pada eppendorf tube

    15.Tambah 2 ml loading buffer, tambahkan aquades16.Sentrifus atau up end down dengan mikropipet17.Ambil dan masukkan pada gel elektrofotoresis (masing masing kelompok 2 lubang)18.Masukkan ke gelombang elektrofotorens tank 100 v, 15-20 menit19.Foto gelombang elektro fotoresis dengan UV trasluminator

    BAB II

    HASIL PENGAMATAN

    1. CabaiNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml

    1. 0.78 1,09 12,04 4,152. 0,92 1,17 15,69 3,183. 0,80 1,08 14,49 3,45

    2. TomatNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml

    1. 0,84 1,11 14 3,572. 0,83 1,11 14,41 3,473. 0,86 1,1 16,08 3,11

    3. kedelai

    No. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml

    1. 0,76 1,05 14,57 3,42. 0,79 1,07 13,09 3,83. 0,88 1,11 15,06 3,3

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    10/26

    10

    4. BelimbingNo. Sampel 260/230 260/280 Mg/Ml 50 Mg= ..... Ml

    1. 0,54 1,00 11,86 4,212. 0,41 0,93 11,46 4,363. 0,01 1,00 13,62 3,67

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pada ekstraksi genom DNA, daun digerus sampai halus bertujuan agar dinding sel pada

    daun benar benar rusak dan tidak menjadi kontaminan pada pengamatan genom tanaman.

    Tujuan penambahan buffer ekstraksi adalah untuk merusak komponen ain selalin DNA.

    Tujuan penambahan PCI adalah untuk memurnikan DNA (DNA terbebas dari kontaminasii

    kontaminan). Tujuan penambahan TE buffer loading buffer sebagai pemberat DNA.

    Pada saat meletakkan DNA pada gelombang elektroforesis, sebaiknya menggunakan

    sarungtangan karena gelombang ini (ETBr) dapat menyebabkan mutasi gen.

    Spektro fotometer adalah alat untuk mendeteksi suatu senyawa pada panjang gelombang

    tertentu

    - Pada DNA murni, absorbansi pada 260/230 sekitar > 1,8. Pada 260/280 absorbasinya >1,82.Dari keempat sampel daun, tidakaada yang menunjukkan absorbasi DNA murni, hal ini

    memungkinkan karena DNA yangada terkontaminasi RNA. Sehingga DNA yang didapatkan

    bukan DNA murni.

    - Dari hasil foto dengan UV traslumininator, dapat dilihat bahwa DNA yangpaling jelas adalahDNA tanaman kelompok 2 (tomat) dengan kelompok 3 (kedelai), sedangkan pada DNA tanaman

    kelompok 1 (cabe) dan kelompok 4 (belimbing) ada, namun tidak terlihat jelas. Halini mungkindiakibatkan kontaminasi yang terlalu tinggi dan dinding sel yang kurang rusak secara sempurna.

    Bagian bawah pada hasil foto UV transluminator adalah DNA, sedangkan bagian atas merupakan

    RNA dan kontaminasi lain.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    11/26

    11

    PENGUJIAN PROTEIN DALAM BAHAN SECARA KUALITATIF DAN

    KUANTITATIF

    PENDAHULUAN

    Dasar TeoriProtein merupakan makro molekul turunan polipeptid. Protein tersusun dari atom atom C, H, O

    dan N ditambah unsur lainya seperti P dan S. Atomatom itu membentuk unitunit asam amino.

    Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antar asam amino satu dengan yang lain,

    menetukan sifat biologis protein.

    Protein mempunyai berbagai fungsi, diantaranya : merupakan katalis biokimia (enzim), alat

    pengangkut dan penyimpan, penunjang mekanisme tubuh, pertahanan tubuh perambatan impuls syaraf

    dengan pengendali pertumbuhan.

    Pengujian protein dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

    1. Secara kualitatifAdalah pengujian yang bertujuan mengetahui ada / tidaknya kandungan protein dalam suatu

    sampel. Pengujian kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara :

    a. Uji milonAdalah pengujian yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya senyawa purin yang

    mempunyai gugus fenol seperti tiroksin. Reaksi positif ditandai dengan terdapatnya endapan

    putih yang jika dipanaskan akan berubah menjadi merah.

    b. Uji biuretAdalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida dalam

    suatu sempel atau senyawa. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu.

    c. Uji pengendapan oleh alkoholAdalah pengujiana yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan protein

    dalam suatu sempel. Reaksi positifnya ditandai dengan terbentuknya gumpalan atau

    endapan (protein mengendap) setelah ditambah alkohol.

    2. Secara kuantitatifAdalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui kadar atau jumlah kandungan protein dalam

    suatu sempel. Uji kuantitatif dapat menggunakan metode bradford (uji bradford).

    uji bradford adalah suatu metode pengujian protein dengan pewarnaan protein yang didasarkan

    pada pengukuran absorbansi. Perubahan warna yang dilakukan oleh dyecommasie (componen

    reagen bradford) dari pewarna merah commasie ke pewarna biru commasie disebabkan oleh

    pengikatan protein. Selama pembentukan kompleks pengikatan protein ini, terjadi pelepasan

    elektron bebas dari pewarna merah commasie yang mempengaruhi lapisan hidrofobik. Lapisan

    hidrofobik ini mengikat wilayah nonpolar dari pewarna melalui gaya van der walls sehingga

    posisi amina positif tertarik pada muatan negatif dari pewarna tersebut. Pengikat protein ini

    diperkuat oleh interaksi ionic antar kedua muatan. Pengikatan protein menyebabkan zat

    pewarna biru commasie pada reagen bradford menjadi stabil. Jumlah protein yang

    mengompleks ini adalah ukuran untuk menentukan konsentrasi protein dengan membaca

    absorbansinya.

    Alat dan bahan1. Uji milon

    a. Kasein, albumin dan gelatin masingmasing 2 %b. Reagen milonc. Pipet tetesd. Pipiet ukure. 3 tabung reaksif. Water bath

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    12/26

    12

    g. Kertas label2. Uji biuret

    a. Kasein, albumin dan gelatin masingmasing 2 %b. NaOH 0,1 Nc. CuSO4 0,1 Nd. Pipiet ukure. 3 tabung reaksif. Kertas label

    3. Uji pengendapan oleh alkohola. Albumin dan kasein masingmasing 2 %b. NaOH 0,1 Mc. HCL 0,1 Md. Buffer acetat pH 4,7e. Pipiet ukurf. 3 tabung reaksig. Kertas label

    4. Uji bradforda. Mikro pipet + tipb. Eppendorf tubec. Falcon tubed. Mortal dan pastele. Reagen bradfordf. Spektrofotometerg. Buffer ekstraksih. BSAi. Tris buffer

    Cara kerjaA. Uji kualitatif

    1. Uji milona. Labeli tabug reaksi dengan albumin, kasein, dan gelatin.b. Pipet kasein, albumin dan gelatin masingmasing sebanyak 2 ml, letakkan dalam tabung

    reaksi.

    c.

    Tambahkan masingmasing 4 tetes reaggen millon.d. Panaskan dalam water bath selama 10 menit.e. Amati perubahan yang terjadi.

    2. Uji biureta. Labeli tabug reaksi dengan kasein, gelatin dan albuminb. Pipet kasein, albumin dan gelatin masingmasing sebanyak 2 ml, letakkan dalam tabung

    reaksi.

    c. Tambahkan masingmasing 1 ml NaOH 0,1 N.d. Tambahkan masingmasing 2 tetes CuSO4 0,1 N.e. Amati perubahannya. (karena ketiga sampel adalah protein, maka amati sampel yang

    membentuk cincin ungu paling prkat).3. Uji penggendapan oleh alkohol

    a. Masukkan kedalam masingmasing tabung 5 ml albumin.b. - Tambahkan 1ml HCL 0,1 M ketabung pertama.

    - Tambahkan 1ml NaOH ketabung kedua.- Tambahkan 1ml buffer acetad pH 4,7 ketabung ketiga.

    c. Tambahkan 6 ml etanol 95 % pada masingmasing tabung.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    13/26

    13

    d. Amati perubahan yang terjadi. (karena sampel adalah protein maka, amati dari ketigaperlakuan, pada perlakuan apakah protein lebih cepat menggumpal).

    e. Lakukan langkah yang sama untuk kasein.B. Uji kuantitatif

    1. Tambahkan kedelai sebanyak 1 gr.2. Letakkan dalam mortal lalu di gerus dengan menambahkan biffer ekstraksi untuk

    menghomogenkan.

    3. Pindahkan ke falkontube, lalu sentrifuse 5000 rpm selama 5 menit.4. Pindahkan supernatan 1,5 ml ke eppendorf tube.5. Sentrifus 12.000 rpm, selama 5 menit.6. Ambil supernatan 2 mikro liter, letakkan pada eppendorf tube, tambahkan 1 ml reagen

    bradford.

    7. Buat larutan standart dengan komposisi BSA dan Tris Buffer.8. Siapkan 6 eppendorf tube.

    a. Tandai eppendorf pertama dengan 0 (BSA yang diambil 0 mikro liter).b. Tandai eppendorf kedua dengan 0,1 (BSA yang diambil 10 mikro liter).c. Tandai eppendorf ketiga dengan 0,2 (BSA yang diambil 20 mikro liter).d. Tandai eppendorf keempat dengan 0,3 (BSA yang diambil 30 mikro liter).e. Tandai eppendorf kelima dengan 0,5 (BSA yang diambil 50 mikro liter).f. Tandai eppendorf keenam dengan 1 (BSA yang diambil 100 mikro liter).

    9. Volume maksimal adalah 100 mikro liter, sehingga Tris Buffer yang ditambahkan :a. Eppendorf pertama : 1000 = 100 mikro liter.b. Eppendorf kedua : 10010 = 90 mikro liter.c. Eppendorf ketiga : 10020 = 80 mikro liter.d. Eppendorf keempat : 10030 = 70 mikro liter.e. Eppendorf kelima : 10050 = 50 mikro liter.f. Eppendorf keenam : 100100 = 0 mikro liter.

    10.Ukur absorbansi larutan standart dan sampel dengan spektrofotometer.11.Buat kurva standart protein.12.Hitung kadar protein 1 gr kedelai.

    HASIL PENGAMATAN

    A. Uji kualitatif1. Uji millon

    NO SAMPEL PENGAMATANSEBELUM SESUDAH PERLAKUAN

    1 Abumin 2 % Warna awal putih Terbentuk endapan dan endapan

    berwarna mendekati merah

    2 Kasein 2 % Warna awal putih Terbentuk endapan dan endapan tidak

    berwarna merah atau mendekati merah

    3 Gelatin 2% Warna awal jernih Takterjadi reaksi, tidak terbentuk

    endapan dan tidak terjani perubahan

    warna menjadi merah (tetap jernih)

    2.

    Uji biuret

    SAMPELPENGAMATAN

    NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN

    1 Abumin 2 % Warna jernih Terdapan cincin ungun pekat

    (+++)

    2 Kasein 2 % Warna putih keruh Terdapat cincin ungu (++)

    3 Gelatin 2% Warna jernih Terdapat cincin biru (+)

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    14/26

    14

    3. Uji pengendapan oleh alkohola) Albumin

    SAMPEL PENGAMATAN

    NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN

    1 Abumin + buffer acetat

    pH 4,7

    Bening Paling cepat mengendap (+++)

    2 Abumin + HCL 0,1 M Bening Tidak terjadi perubahan karena

    pH larutan terlalu rendah (++)

    3 Abumin + NaOH 0,1 M Bening Tidak terjadi perubahan karena

    pH larutan terlalu tinggi (+)

    c) kaseinSAMPEL PENGAMATAN

    NO SEBELUM SESUDAH PERLAKUAN

    1 kasein + buffer acetatpH 4,7

    Tidak mengendap,pitih

    Paling cepat mengendap (+++)

    2 kasein + HCL 0,1 M Tidak mengendap,

    pitih

    Cepat mengendap (++)

    3 kasein + NaOH 0,1 M Tidak mengendap,

    pitih

    Lamban mengendap (+)

    B. Uji kuantitatif (uji bradford)Eppendorf Konsentrasi

    BSA

    BSA yang

    diambil (1 mg

    / ml)

    Tris buffer Bradford AB Sorbansi

    1 0 0 mikro liter 100 1ml 0

    2 0,1 10 mikro liter 90 1ml 0,234

    3 0,2 20 mikro liter 80 1ml 0,375

    4 0,3 30 mikro liter 70 1ml 0,464

    5 0,5 50 mikro liter 50 1ml 0,569

    6 1 100 mikro

    liter

    0 1ml 0,962

    7 Sampel Kelompok 1 0,88

    Kurva standar

    PEMBAHASAN

    Dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah albumin 27, gelatin 27, kasein 27,

    semua sampel tersebut adalah protein yang diperoleh dengan :

    y = 0.8744x + 0.128

    R = 0.9452

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    0 0.5 1 1.5

    a

    b

    s

    o

    r

    b

    a

    n

    s

    i

    konsentrasi BSA

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    15/26

    15

    a. Albumin 2% => 2 ml kulit hewan / minyak tanaman yang dilarkan dalam 100 ml air.b. Gelatin 2% => 2 ml putih telur yang dilarutkan dalam 100 ml air.c. Kasein 2% => 2 ml susu yang dilarutkan dalam 100 ml air.

    A. Uji kualitatif1. Uji milon

    Digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa protein yang mempunyai gugus fenol seperti

    tiroksin. Reagen milon terdiri dari merkuri nitrat yang dilarutkan dalam asam nitrat. Reaksi

    positifnya ditandai dengan munculnya endapan berwarna merah / mendekati merah setelah

    dipanaskan.

    Dari percobaan yang kami lakukan, sampel albumin 2% yang mempunyai gugus fenol (asam

    amino tiroksin) karena setelah pemanasan muncul endapan berwarna mendekati merah (reaksi

    positif).

    Kelompok 1

    2. Uji biuretDigunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida dalam suatu senyawa, sehimggauji biuret dapat dipakai untuk menunjukkan adanya senyawa protein. Uji biuret menggunakan

    reagen biuret yang terdiri dari NaOH dan CuSO4 yang bissa menimbulkan warna ungu jika

    direaksikan dengan protein.

    Karena dalam percobaan ini semua sampel adalah protein, maka dapat dipastikan bahwa semua

    sampel mengalami reaksi positif (terbentuk cincin ungu). Oleh karena itu pada uji biuret kaliini

    mengamati kepekatan warna cincin ungu yang terbentuk.

    Semakin pekat cincin ungu yang terbentuk, semakin banyak protein yang terkandung dalam

    sampel tersebut. Dari percobaan yang kami lakukan, albumin 2% yang membentuk cincin ungu

    terpekat. Jadi albumin 2% mempunyai kandungan protein terbanyak dibanding kasein 2% dan

    gelatin 2%.

    Kelompok 2

    3. Uji pengendapan oleh alkohol

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    16/26

    16

    Protein dapat diendapkan dengan menambahkan alkohol, pelarut prganik akan mengurang.

    Konstanta dielektrik air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol

    berkomposisi degan protein terhadap air reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan.

    Kaeran dalam percobaan ini sampel adalah protein, maka yang diamati adlah kecepatan protein

    membentuk endapan pada berbagai perlakuan. Pengendapan protein oleh alkohol paling cepat

    pada sampel yang diberi perlakuan ditambah biffer acetat. Hal ini dikarenakan biffer acetat

    mempunyai pH 4,7 yang mendekati atau sama dengan pH isolitrik protein (44,54,90),

    penambahan buffer acetat bertujuan agar pH isolitrik tercapaisehingga protein dapat

    terdenaturasi.

    Pada perlakuan asam (HCL) dan basa (NaOH) pengendapan membutuhkan waktu yang lebih

    lama karena pH tidak mendekati pH isolitrik protein. Asan , < 7 sedangkan basa > 7. Namun

    antara HCL dan NaOH yang lebih cepat menghasilkan endapan adalah HCL, karena pH HCL lebih

    mendekati pH isolitrik protein yang juga < 7.

    Kelompok 3 (albumin) kelompok 4(kasein)

    B. Uji kuantitatifAdalah pengujian yang digunakan untuk menentukan kadar atau jumlah protein dalam suatu sampel. Uji

    kuantitatif dapat menggunakan peujian bradfort. Dari percobaan yang kami lakukan terhadap 1 gr

    sampel kedelai dapat diketahui bahwa kandungan pritein dalam kedelai adalah :

    Y = 0,874x + 0,128

    0,88 = 0,874x + 0,128

    0,880,128 = 0,874x

    0,752 = 0,874x

    = x

    0,860412 = x

    X = ............x FP

    Berat sampel

    =

    = 0,860412 x 2500

    = 2151,03 mg/gr

    Jadi kandungan protein dalam 1 gr kedelai adalah 2151,03 mg

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    17/26

    17

    PENGUJIAN SUFAT LIPIDA

    1. Dasar teoriIstilah lipid berasal dari bahasa yunani yaitu lipos. Lipid adalah senyawa yang tidak larut dalam

    air, sehingga dapat dipisahkan dari sel dan jaringan dengan pelarut nonpolar, misalnya chloroform, eter,

    benzene, dan heksana.

    Lemak dan minyak adalah satu kelompok yang termasuk golongan lipid, yaitu senyawa organik

    yang terdapat dialam yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya

    dletil eter (C2H5OC2H5), clorofom (CHC13), benzena dan hidro karbon lainya. Lemak berwujud padat

    pada suhu kamar, sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Contoh lemak : lemak hewan,

    metega, lemak manusia, dll. Contoh minyak : minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedelai, dll.

    Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasgliserol. Hasil hidrolisis lemak dan

    minyak adalah asam lemak dan gliserol.

    Sifatsifat umum dari reaksi lipida yaitu :

    PenyabunanReaksi antara triasgliserol dengan basa dinamakan penyabunan atau saponifikasi. Reaksinya :

    triesgliserol + NaOH Gliserol + garam Naasam lemak (sabun). Saponifikasi adalah

    hidrolisa lemak dan minyak dengan suatu basa kuat. Hasilnya adalah gliserol dan garam dari

    asam lemak itu sendiri yang dikenal sebagai sabun. Angka penyabunan menunjukkan berat

    molekul lemak dan minyak secara kasar. Berat molekul terbanding terbalik dengan angka

    penyabunan.

    AddisiAsam lemak tidak jenuh mengandung satu atau lebih ikatan ganda. Sifat ini yang menyebabkan

    suatu asam lemak tidak jenuh dapat di reduksi, hidrogenasi, dioksidasi, dan mengadisi.

    KetengikanKetengikan timbul apabila minyak atau lemak disimpan disebabkan karena dua hal, yaitu

    hidrolisis dan oksidasi. Ketengikan hidrolisis pada umumnya diukur dari angka asam (angka

    penyabunan) ketengikan oksidatif ditentukan dengan uji kreis (reaksi warna dengan

    epihigrilnaldehida) atau angka peroksida.

    Pengujian lemak, dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif.

    Uji kualitatif digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya lemak dan fifat sifat lemak pada suatusempel. Uji kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

    Uji kelarutan lipida.Lipida pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna

    dalam pelarut seprti eter, klorofom, aseton, benzena atau pelarut nonpolar lainya.

    Uji pembentukan emulsi.Emulsi adalah dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling

    melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut

    emulsifier atau emulasifying agent yang berfungsi menutunkan tegangan permukaan antarakedua fusecairan. Bahan emulsi fier dapat berupa : protein, gum, sabun atau garam empedu.

    Uji noda lemak.Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus

    pandang menjadi semi transparan.Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah

    disirami air dan dikerinkan.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    18/26

    18

    Uji kuantitatif

    Digunakan untuk mengetahui kadar lemak atau berat molekul lemak dengan menggunakan

    reaksi penyabunan atau angka asam.

    Penyabunan atau angka asam adalah hidrolisolemak dan minyak dengan suatu basa kuat.

    Bilangan penyabunan lemak atau minyak adalah banyaknya mg KOH atau NaOH yang diburtuhkan untuk

    menyabunkan 1 gr lemak atau minyak.

    Angka penyabunan dirumuskan :

    Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH

    Berat sampel (gr)

    Keterangan : tb = titrasi blangko (ml)

    ts = titrasi sampel (ml)

    N NaOH = normal NaOH

    BMNaOH = berat molekul NaOH

    2. Alat dan bahanA. Uji kualitatif Uji kelarutan lipida

    a. 5 tabung reaksib. 1ml H2Oc. 1 ml etanold. 1 ml etere. 1 ml kloroformf. 1 ml Na2 CO3g. Minyak sawit

    Uji pembentukan emulsia. 5 tabung reaksib. 2 ml H2Oc. 2 ml H2O + 5 tetes Na2CO3d. 2 ml H2O + 5 tetes larutan sabune. 2 ml larutan proteinf. 2 ml larutan empedug. Minyak sawit

    Uji noda lemaka. 2 ml eterb. 10 tetes minyak sawitc. Kertas tulis, kertas minyak coklat, kertas minyak hijaud. Aire. Tabung reaksif. Pipet tetes

    B. Uji kuantitatif Angka penyabunan

    a. 2 buah erlemayerb. 1 gr kedelaic. 5 gram minyakd. 25 ml alkohol absolute. 25 ml NaOH 0,5 Nf. Waterbath,buretdanstatisg. Indikator phenoftalin

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    19/26

    19

    3. Cara kerjaA. Uji kualitatif Uji kelarutan lemak

    - Siapka semua alat dan bahan- Isi tabung dengan :

    a. Tabung 1 => 1 ml H2Ob. Tabung 2 => 1 ml etanolc. Tabung 3 => 1 ml eterd. Tabung 4 => 1 ml kloroforme. Tabung 5 => 1 ml Na2CO3

    - Tetesi masingmasing tabung dengan 5 tetes minyak sawit- Vortex sampai homogel- Amati perubahan yang terjadi

    Uji pembentukan emulsi- Siapkan semua alat dan bahan- Isi masingmasing tabung dengan 5 tetes minyak sawit- Tambahkan dengan :

    a. Tabung 1 => 2 ml H2Ob. Tabung 2 => 2 ml H2O + 5 tetes Na2CO3c. Tabung 3 => 2 ml H2O + 5 tetes larutan sabund. Tabung 4 => 2 ml larutan proteine. Tabung 5 => 2 ml larutan empedu

    - Vortex sampai homogen- Amati perubahan yang terjadi

    Uji noda lemak- Siapkan semua alat dan bahan- Isi tabung dengan 2 ml eter- Tambahkan 10 tetes minyak sawit- Vortex sampai homogen- Teteskan 1 tetes campuran eter + minya sawit pada kertas minyak coklat, kertas tulis

    dan kertas minyak hijau

    - Biarkan pelarut menguap, lihat dan tandai noda yang terbentuk- Cuci noda dengan air- Keringkan- Amati perbahan yang terjadi

    B.

    Uji kuantitatif Uji angka penyabunan

    - Siapkan 2 erlemayer, 1 erlemayer untuk belangko dan satunya untuk sampel- Isi erlemayer sampel dengan 5 gr minyak- Tambahkan 25 ml alkohol absolut pada kedua erlemayer- Tambahkan 25 ml NaOH 0,5 N pada kedua erlemayer- Kocok sampai homogen- Panaskan pada air mendidih selama kurang lebih 20 menit- Dinginkan pada air yang mengalir- Tambahkan 500 mikro loter indikator phenoftalin hingga larutan berwarna pink- Titrasi kedua erlemayer dengan HCL 0,5 N- Hitung angka penyabunan dengan rumus angka penyabunan- Larutkan dengan larutan yang sama untuk sampel 1 gr kedelai

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    20/26

    20

    HASIL PENGAMATAN

    A. Uji kualitatif1. Uji kelarutan lipida

    No Sampel Hasil Pengamaan

    1 Minyak kelapa + Aquades Tidak terlarut, terbentuk dua lapiasan

    2 Minyak kelapa + etanol96% Tidak terlarut, terbentuk dua lapiasan3 Minyak kelapa + eter Terlarut sempurna

    4 Minyak kelapa + kloroform Terlarut sempurna

    5 Minyak kelapa + Na2CO3 0,5% Terlarut, membentuk emulsi

    2. Uji pembentukan emulsiNo Sampel Hasil Pengamaan

    1 Minyak kelapa + Aquades Jernih, tidak teremulsi

    2 Minyak kelapa + (H2O +

    Na2CO3 0,5%)

    Keruh, teremulsi

    3 Minyak kelapa + (H2O + larutan

    sabun)

    Keruh, teremulsi total

    4 Minyak kelapa + larutan protein Keruh, teremulsi

    5 Minyak kelapa + larutan

    empedu

    Keruh, teremulsi

    3. Uji noda lemakNO Sampel Hasil pengamatan

    I II

    1 Kertas minyak coklat Nnoda tidak mengalami

    perluasan setelah dibilas

    dengan air (-)

    Tidak mengalami

    perlebaran setelah

    dibilas dengan air

    2 Kertas minya hijau Mengalami perluasannoda transparan (++)

    Mengalami perluasansangat sedikit dan

    transparan

    3 Kertas tulis Mengalami perluasan

    noda transparan (+)

    Tidak mengalami

    perlebaran

    B. Uji kuantitatif1. Sampel minyak

    Diperoleh data sebagai berikut :

    tb = 19,8

    ts = 18,8

    N NaOH = 0,5

    BM NaOH = 40

    Berat sampel = 5 gr

    Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH

    Berat sampel (gr)

    = (19,818,8) x 0,5 x 40

    5

    = 4 ml/gr

    2. Sampel kedelaiDiperoleh data sebagai berikut :

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    21/26

    21

    tb = 23,4

    ts = 19,5

    N NaOH = 0,5

    BM NaOH = 40

    Berat sampel = 1 gr

    Angka penyabunan = (tbts) x N NaOH x BMNaOH

    Berat sampel (gr)

    = (23,419,5) x 0,5 x 40

    1

    = 78 ml/gr

    PEMBAHASAN

    1. Uji kelarutan lipidaLipidapada umumnya tidak terlarut dalam air tetapi sedikit terlarut dalam alkohol dan larutan

    sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainya.

    Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarna, kedua cairan

    terpisah menjadi dua lapisan. Karena berat jenis air lebih besar daripada berat jenis minyak, maka

    lapisan atas adalah minyak, sedangkan lapisan bawah adalah air.

    minyak dalam soda (Na2CO3) akan larut dan membentuk emulsi yang stabil karena Na2CO3

    merupakan salah satu emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua keduan

    fase cair.

    Dalam percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwaminyak larutan dalam pelarut

    organik non polar seperti eter dan kloroform.

    2. Uji pembentukan emulsiEmulsi adalah dispersi / suspensi metastabil suatu cairan lain yang keduanya tidak saling

    melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperluka suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier

    atau emulsifiying agen yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.

    Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang terikat baik pada

    minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak sebagai akibat menurunya

    tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butirbutir minyak satu

    samalainya.

    Bahan emulsifier dapat berupa : protein, gum, sabun dan garam empedu. Dalam percobaan yang

    kami lakukan, minyak + larutan sabun dan Na2CO3 dapat membentuk emulsi total, sedangkan minyak +

    larutan protein dan larutan empedu, dapat membentuk emulsi sebagian, minyak + aquades tidak

    terbentuk emulsi, hal ini menunjukkan bahwa aquades bukan merupakan emulsifier.

    3. Uji noda lemakLemak atau minyak dapat membentuk noda translucent, sehingga kertas yang tidak tembus

    pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air

    dan dikeringkan. Namun perlebaran ini dipengaruhi / tergantung pada jenis kertas yang digunakan.

    Pada percobaan yang kami lakukan, perlebaran noda terbesar terjadi pada kertas minyak hijau,

    hal ini dikarenakan kertas minyak hijau telah mengandung minyak (zat lilin) sehingga minyak yang

    diteteskan mudah berikatan dengan kertas minyak, sehingga terjadi pelebaran nodasetelah disiram air.

    Pada kertas tulis juga terjadi pelebaran noda walaupun tidak sebesar pada kertas minyak hijau, hal ini

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    22/26

    22

    dikarenakan pada kertas tulis tidak terdapat minyak sehingga minyak yang diteteskan lebuh sulit

    berikatan dengan partikel kertas tulis. Sedangka pada kertas minyak coklat, tidak terjadi pelebaran, hal

    ini dikarenakan lapisan minyak (lilin) pada kertas minyak coklatterlalu tebal yang mengakibatkan minyak

    yang di teteskasulit untuk masuk dan berikatan dengan partikel kertas minyak coklat, sehingga setelah

    disiram air dan dikeringkan tidak terjadi pelebaran noda.

    4. Uji angka penyabunanBilangan penyabunan suatu lemak / minyak adalah banyaknya MG KOH atau NaOH yang

    dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gr lemak / minyak. Bilangan penyabunan berhubungan dengan berat

    molekul minyka / lemak. Berat molekul berbanding terbalik dengan bilangan penyabunan. Jika berat

    molekulnya kecil, maka angka penyabunannya besar, begitu juga sebaliknya.

    Dalm percobaan yang kami lakukan, diperoleh angka penyabunan minyak adalah 4 ml/gr. Artinya

    banyaknya NaOH yang diperlukan untuk menghidrolisis 1 gr minyak adalah 4 ml. Dan angka penyabunan

    kedelai adalah 78 ml/gr. Artinya banyaknya NaOH yang diperlukan untuk menghidrolisis 1 gr kedelai

    adalah 78 ml.

    Angka penyabunan kedelai lebihbesar dari angka penyabunan minyak. Jadi dapat ditarik

    kesimpulan bahwa berat molekul kedelai lebih kecil dari berat molekul minyak. Halini dikarenakan berat

    molekul berbanding terbalik dengan angka penyabunan.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    23/26

    23

    ISOLASI DAN PENGUJIAN ENZIM ALFA AMILASE

    1. Dasar teoriEnzim adalah sekelompok protein yang dalam tumbuhan berperan sebagai blokatalisator

    (pengkatalis reaksireaksi biologi)yaitu zat yang dapat mempercepat reaksireaksi biologis tanpa

    mengalami perubahan struktur kimia.

    Enzim dapat pula didefinisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan jaringan yang berfungsi

    meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri (suhtanry dan rubianty, 1985).

    Enzim meningkatkan laju reaksi sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara prodik dana

    pereaksi. Enzim dapat mempercepat satu reaksi biologis tanpa ikut bereaksi, yang dapat

    diilustrasikan dalam reaksi berikut :

    E + S ES E + P

    Keterangan : E = enzim

    S = subtrat

    ES = komplekss enzim subtrat

    P = produk

    Dari reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa setelah enzim berikatan dengan subtrat, membentuk

    kompleks enzim subtrat. Enzim akan menghasilkan produk, namun enzim tetap ada, artinya enzim

    tidak ikut bereaksi pada reaksi tersebut.

    Sebagai katalisator, enzim mempunyai sifatsifat sebagai berikut :

    a. Mempercepat reaksi kimia (katalis)Enzim bekerja sebagai katalisdengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi

    meninggkat.

    b. Bekerja secara khas (spesifik)Setiap enzim hanya berfungsi untuk satu sengawa (subtrat) tertentu saja.

    c. Susunan kimianya tidak berubahEnzim dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi, sehingga susunan kimia enzim tidak

    berubah.

    d. Hanya bekerja pada besaran suhu dan pH tertentuEnzim akan menjadi non aktif pada suhu tinggi, karena enzim mengalami denaturasi, sedangkan

    pada suhu rendah enzim tidak dapat bereaksi (terhambat). Enzim bekerja efektif pada pH

    optimum yang lazimnya atara pH 4,58,0. pH yang terlalu tinggi dan terlalu rendah

    mengakibatkan enzim menjadi non aktif secara irrevesibel (tidak dapat balik).

    e. Dapat bekerja bolakbalik (irrevesibel)Enzim memiliki kemampuan untuk mengubah subtrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya yaitu

    mengubah kembali hasil akhir menjadi sutrat.

    Faktor yang mempengaruhi kerja enzim anaralain :

    - Temperatur Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi enzim. Temperatur yang terlalu rendah dapat mengakibatkan reaksi.

    - Pengaruh pH (derajad asambasa ) Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim

    sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan subtratnya.

    - Pengaruh zat penggiat (aktivator) Aktivator merupakan zat yang dapat memacu kegiatan suatu enzim

    - Pengaruh zat penghambat (inhibitor)

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    24/26

    24

    Inhibitor merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim . inhibitor dibagi menjadi 2, yaitu :

    Inhibitor kompetitif, bila inhibitor menempel pada sisi aktif enzim dan berkompetisi dengansubtrat untuk menempel pada enzim.

    Inhibitor non kompetitif, bila inhibitor menempel pada sisi pasif enzim, tidak berkompetisidengan subtrat, namun mengubah susunan kimia enzim.

    - Pengaruh konsentrasi enzimsubtrat Agar reaksi berjalan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan subtrat harus

    sesuai. Makin tinggi konsentrasi enzim, makin cepat reaksi kimia berlangsung.

    Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat menjadi baik didalam maupun diluar sel.

    Enzim yang dihasilkan dapat bersifat endoseluler ataupun ektraseluler.

    Enzim endoseluler, diproduksi didalam sel atau didalam membran sitoplasma dan secaraumum tidak didapat dalam media fermentasi.

    Contoh : enzim amilase

    Enzim eksoseluler, diproduksi oleh mikroorganisme dalam media fermentasi.2.

    Alat dan bahan 10 gr biji kacang hijau Kecambah kacang hijau 24 jam Kecambah kacang hijau 48 jam Biji kacang hijau yang direndam semalam Mortar dan stamper Erlemeyer 8 buah tabung reaksi Waterbath Sentrifuse Falcon tube HCL 5 N Iodine 5% Vortex Pati Buffer acetat pH 5,5

    3. Cara kerja Siapkan semua alat dan bahan. Ambil sampel kacang hijau.

    a. Kelompok 1 => 10 gr sampel kacang hijau kering.b. Kelompok 2 => sampel kecambah kacang hijau 48 jam.c. Kelompok 3 => sampel kecambah kacang hijau 24 jam.d. Kelompok 4 => sampel biji kacang hijau yang direndam selama 24 jam.

    Gerus sampel kacang hijau sampai benarbenar halus dengan menggunakan stamper danmortal.

    Tambahkan buffer acetat, untuk kelompok 1 sebanyak 30 ml sedangkan untuk kelompok 2, 3dan 4 masingmasing sebanyak 10 ml.

    Aduk hingga homogen, masukkan ke falkontube. Sentrifuse 5000 rpm selam 5 menit. Filtrat ditampung pada erlemayer. Kemudian bagi filtrat menjadi 4 bagian yang sama,

    letakkan pada 4 tabung reaksi (minimal 2 ml). Beri perlakuan yang berbeda pada 4 tabung reaksi tersebut.

    a. Tabung 1 => diinkubasi pada suhu ruang (RT) selama 10 menit.b. Tabung 2 => diinkubasi pada suhu ruang 50C selama 10 menit.c. Tabung 3 => diinkubasi pada suhu ruang 100C selama 10 menit.d. Tabung 4 => ditambahkan 2 tetes HCL 5 N selama 10 menit.

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    25/26

    25

    Sembari menunggu perlakuan pada tabungtabung diatas, isikan 0,5 ml pati pada 4 tabungreaksi lainnya, tandai masingmasing tabung dengan 4 perlakuan diatas.

    Setelah 10 menit tambahkan 2 ml filtrat pada tabung reaksi yang berisi 0,5 ml pati sesuaidengan tanda perlakuan pada tabung yang berisi pati.

    Vortex untuk menghomogenkan. Tambahakan iodine 5% sebanyak 5 tetes atau 200 pada masingmasing tabung hingga

    berwarna biru.

    Amati perubahan yang terjadipada interval 0 menit, 5 menit dan 10 menit. Catat perubahanyang terjadi pada tabel hasil pengamatan.

    BAB II

    HASIL PENGAMATAN

    Perlakuan

    wan waktu

    inkubasi

    Suhu normal Suhu 50C Suhu 100C Ditambah HCL

    0 5 10 0 5 10 0 5 10 0 5 10

    Biji kering -Biru +Coklat ++Kuni

    ng

    cokla

    t

    -Biru +coklat ++Kuni

    ng

    jerni

    h

    -biru -biru -biru -biru -biru -biru

    Biji

    direndam

    semalam

    -

    biru

    + coklat ++

    kuni

    ng

    cokla

    t

    -

    biru

    gela

    p

    +

    kuning

    kecoklat

    an

    ++

    Kuni

    ng

    jerni

    h

    -

    Biru

    -

    Biru

    -

    Biru

    -

    Biru

    -

    Biru

    -

    biru

    Biji

    dikecambah

    kan (24 jam)

    -

    Biru

    +

    kuning

    kecoklat

    an

    ++

    Cokla

    t

    jerni

    h

    -

    Biru

    gela

    p

    +

    Kuning

    kecoklat

    an

    ++

    Kuni

    ng

    jerni

    h

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    Biji

    dikecambah

    kan (48 jam)

    -

    Biru

    gela

    p

    +

    coklat

    susu

    ++

    Cokla

    t

    jerni

    h

    -

    Biru

    tua

    +

    Coklat

    +

    Cokla

    t

    keru

    h

    -

    Biru

    tua

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    gela

    p

    -

    Biru

    tua

    -

    Biru

    tua

    -

    Biru

    tua

    Keteranagan = - => tidak terjadi perubahan warna.

    + => terjadi perunahan warna.

    ++ => terjadi perubahan warna yang lebih jelas.

    PEMBAHASAN

    Salah satu komponen penyusun bijibijian tanaman yang terbesaradalah protein, yang

    didalamnya termasuk golongan protein fungsional yang berfungsi sebagai enzim. Salah satu enzim yang

    bekerja adalah alfa amilaseyang diperlukan pada proses metabolisme pati. Enzim ini berfungsi memecah

    senyawa pati menjadi dekstrin dan maltosa yang diperlukan untuk pertumbuhan / perkecambahan biji.

    Kerja enzim dipengaruhi beberapa aktor diantaranya ph dan suhu. pH dan suh yang terlalurendah atau terlalu tinggi akan menghambat kerja enzim.

    Pada suhu normal dan suhu 50C, pada menit awal (10 menit) warna pati setelah ditambah 2 ml

    filtrat kacang hijau adalah biru. Hal ini menunjukkan bahwa pada menit awal (10 menit) enzim masih

    belum berikatan dengan subtrat, sehingga yang berikatan dengan ioddine 5% adalah pati (pati + iodine

    => biru). Pada menit ke 5, warna biru mulai berubah menjadi kuning atau coklat, hal ini menunjukkan

  • 5/28/2018 BIOKIMIA

    26/26

    26

    adanya aktivitas enzim yang berikatan dengan subtrat, sehingga pati kehilangan kemampuan untuk

    memberikan warna biru saat bereaksi dengan iodine 5%.

    Pada suhu 100C dalam kondisi asam (+ HCL), warna pati setelah ditambahkan 2 ml filtrat kacang

    hijau dan ditambah iodine 5%dari menit awal sampai 10 menit berwarna biru. Warna biru yang

    terbentuk menunjukkan bahwa yang bereaksi dengan iodine adalah pati. Karean dari menit awal sampai

    10 menit warna yang terbentuk adalah biru, dapat disimpulkan bahwa suhu 100C dan kondisi asamtidak terdapat aktivitas enzim. Kemungkinan enzim yang dikondisikan pada kondisi tersebut rusak /

    terdenaturasi karena terpengaruh suhu tinggi dan pH yang tendah.

    Jika dilihat dari aktifitas enzim, enzim bekerja optimal pada kisaran waktu 510 menit. Hal ini

    ditunjukkan dengan masih adanyaaktifitas enzim yang ditandai dengan perubahan warna pada rentang

    waktu 510 menit.

    Biji yang tidak dikecambahkan mengandung alfa amilase dengan aktifitas yang rendah, akan

    tetapi bila bijibiji tersebut dikecacmbahkan maka akan diperoleh kecambah yang mengandung enzim

    dengan aktivitas lebih besar. Kadar enzim dapat dilihat pada perubahan warna yang terjadi pada kisaran

    waktu 510 menit. Pada biji kering, perubahan warna biru menjadi kering dan kuning jernih. Sedangkan

    pada biji yang direndam semalam, kecambah umur 24 jamdan kecambah 48 jamperubahan dari biru

    menjadi coklat, warna coklat yang lebih pekat terdapat pada sampelkecambah umur 48 jam. Hal ini

    menunjukkan bahwa kadar enzim amilase terbanya terdapat pada sampel kecambah umur 48 jam.