Top Banner
Analisis Asam Amino dan Protein disusun oleh : Kelompok 1 Kelas I 1. Amila Novel Mahri 1120055 2. Dina Kurniasih 1120130 3. Dwi Martha 1120372 4. Exza Aprieldo M 1120403 5. Angelina Tan 1130483
36

biokim asam amino

Dec 24, 2015

Download

Documents

Amila Mahri

asam amino
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: biokim asam amino

Analisis Asam Amino dan Protein

disusun oleh :

Kelompok 1

Kelas I

1. Amila Novel Mahri 11200552. Dina Kurniasih 11201303. Dwi Martha 11203724. Exza Aprieldo M 11204035. Angelina Tan 11304836. Sonia Taribila 1130504

Laboratorium Biokimia

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya

2015

Page 2: biokim asam amino

DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………… 1

Daftar Isi ………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

i. Tinjauan Pustaka ……………………………………………… 3ii. Tujuan Percobaan …………………………………………….. 10

BAB II METODE KERJA …………………………………. 11

BAB III HASIL PRAKTIKUM ……………………………… 14

BAB IV PEMBAHASAN

Analisis Asam Amino dan Protein….....……………………… 16

BAB V KESIMPULAN …………………………………….. 23

Daftar Pustaka ………………………………………………………... 24

Lampiran ……………………………………………………………… 25

2

Page 3: biokim asam amino

BAB I

PENDAHULUAN

i. Tinjauan Pustaka

Definisi ProteinProtein merupakan makromolekul yang paling berlimpah dan merupakan komponen terbesar dalam semua sel hidup setelah air. Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein terbentuk dari banyak asam amino yang saling berikatan membentuk rantai panjang.

Kandungan ProteinProtein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-unsur : Karbon (50-55%), Hidrogen (± 7%), Oksigen (± 13%), dan Nitrogen (± 17%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.

Fungsi ProteinDi dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utamanya adalah sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot, rambut, membran sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Kemudian, terdapat pula protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa diantaranya adalah enzim yang berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh, dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka waktu lama dapat mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

3

Page 4: biokim asam amino

Gambar 1.1. Contoh pangan yang merupakan sumber protein

Klasifikasi ProteinBerdasarkan asalnya, protein dibagi menjadi :

Protein HewaniMerupakan protein yang berasal dari hewan.Contohnya : daging, telur, susu, ikan

Protein NabatiMerupakan protein yang berasal dari tumbuhan. Contohnya : beras, kacang, buah-buahan

Berdasarkan sudut konformasinya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu :

Protein GlobulerYaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam air, asam, basa, atau etanol. Contoh : albumin, globulin, protamin, mioglobin, semua enzim dan antibodi.

Protein FiberYaitu protein yang berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida memanjang pada satu sumbu. Hampir semua protein fiber memberikan peran struktural atau

4

Page 5: biokim asam amino

pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air, asam, basa, atau etanol. Contoh : keratin pada rambut, kolagen pada tulang rawan, dan fibroin pada sutera.

Gambar 1.2. Contoh Protein Serabut (Kolagen) dan Protein Globular (Mioglobin)

Berdasarkan kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, maka protein dibagi menjadi :1) Albumin2) Globulin3) Prolamin4) Glutelin

Dari segi struktur, protein dibagi menjadi :1. Struktur Primer2. Struktur Sekunder3. Struktur Tersier4. Struktur Kuartener

5

Page 6: biokim asam amino

Gambar 1.3. Macam-Macam Protein berdasarkan strukturnya

Sifat-Sifat ProteinBerat molekul protein sangat besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul. Seperti senyawa polimer lain (misalnya : pati), protein dapat pula dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan menghasilkan campuran asam-asam amino.Sifat fisikokimia protein berbeda satu sama lain, tergantung pada komposisi dan jenis asam amino penyusunnya. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air akan membentuk dispersi koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melalui membran semipermeabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut. Namun, semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, atau benzena.Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dan zat kimia, sehingga mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada struktur molekul protein disebut denaturasi protein. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein adalah : panas, pH, tekanan, aliran listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, atau sabun. Proses denaturasi kadang

6

Page 7: biokim asam amino

berlangsung secara reversibel, tetapi ada pula yang irreversibel, tergantung pada penyebabnya. Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya, sehingga mudah mengendap.Molekul protein mempunyai gugus amino (-NH2) dan gugus karboksilat (-COOH) pada ujung-ujung rantainya. Hal ini menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino pada protein akan bereaksi dengan ion H+, sehingga protein bermuatan positif. Sbaliknya, dalam larutan basa gugus karboksilat bereaksi dengan ion OH-, sehingga protein bermuatan negatif. Adanya muatan pada molekul protein menyebabkan protein bergerak di bawah pengaruh medan listrik.Setiap jenis protein dalam larutan mempunyai pH tertentu yang disebut titik isoelektrik (TI). Pada pH isoelektrik (pI), molekul protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga saling menetralkan atau bermuatan nol. Akibatnya, protein tidak bergeak di bawah pengaruh medan listrik. Pada titik isoelektris, protein akan mengalami pengendapan (koagulasi) paling cepat dan prinsip ini dapat digunakan untuk pemisahan atau pemurnian suatu protein.

Gambar 1.4. Proses Denaturasi Protein pada Telur

Asam AminoBila protein dihidrolisis dengan bantuan asam, maka hasilnya adalah asam amino, yang jumlahnya tergantung dari panjang

7

Page 8: biokim asam amino

rantai, berat molekul, dan lain-lain. Jenis asam amino yang umum terdapat dalam alam ada 20, delapan hingga sepuluh diantaranya tergolong dalam asam amino esensial.Asam amino merupakan satuan penyusun protein. Berdasarkan rumus bangunnya, asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino (-NH2).

Gambar 1.5. Struktur Asam Amino

Klasifikasi asam amino atas dasar gugus R-nya, antara lain :1. Golongan asam amino dengan R yang tidak polar,

hidrofobik (tidak suka air)2. Golongan asam amino dengan R yang tidak bermuatan,

tetapi polar3. Golongan asam amino dengan R yang bermuatan negatif4. Golongan asam amino dengan R yang bermuatan positif

8

Page 9: biokim asam amino

Gambar 1.6. Penggolongan Asam Amino berdasarkan struktur R-nya

Asam amino golongan 1 di atas, kelarutannya dalam air kurang dibandingkan dengan golongan 2. Hal itu disebabkan karena gugus R-nya tidak polar. Hidrofobik adalah sifat fobia terhadap air dan bila asam amino itu terdapat pada rantai polimer maka asam tersebut cenderung melipat dalam gumpalan protein itu.

Kecuali gugus R yang berupa hydrogen, maka semuanya menampakkan sifat polar. Polaritas yang dimaksud di atas disebabkan karena gugus OH pada serin, treonin, dan tirosin, gugus – SH pada sistein dan gugus NH2 pada asparagin dan glutamin. Mereka dapat ikat-mengikat dengan air (atau zat pelarut polar lain) melalui ikatan hidrogen, inilah yang menyebabkan sifat larut dari asam amino golongan 2.

Golongan 3 hanya terdiri dari dua buah asam amino, gugus karboksilnya mengalami disosiasi pada pH 6 – 7 sehingga bermuatan negatif. Jelas bahwa jika kedua asam itu letaknya dalam rantai polimer berdekatan satu sama lain akan mengubah struktur dasar, karena saling menolak.

Golongan 4 mengandung sisa R bergugus NH2 positif. Pada pH sekitar 7, maka gugus NH2 dan NH (histidin) akan menyerap proton sehingga bermuatan positif.

9

Page 10: biokim asam amino

Asam amino dapat membentuk ester, bila direaksikan dengan alkohol dengan bantuan katalisator asam. Ester ini mudah menguap yang selanjutnya dapat dipisahkan dengan jalan penyulingan bertingkat. Bila asam amino direaksikan dengan asam nitrit, timbullah gas N2 yang berasal dari gugus NH2. Untuk mengetahui adanya dan jenis asam amino terminal pada suatu rantai polipeptida, maka protein ini direaksikan dengan dinitrofluorobenzena.

Ikatan PeptidaSecara kimiawi, protein merupakan senyawa polimer yang tersusun atas satuan asam-asam amino sebagai monomernya. Asam-asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan peptide, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya, peptida yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya.Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1.800 atau lebih residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Untuk setiap protein tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino yang menyusunnya sangat spesifik. Suatu protein yang hanya tersusun atas asam amino dan tidak mengandung gugus kimia lain disebut protein sederhana. Contohnya : enzim ribonuklease dan khimotripsinogen. Namun, banyak protein yang mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivat vitamin, lipid, atau karbohidrat. Protein tersebut disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan asam amino dari jenis protein ini disebut gugus prostetik. Contohnya : lipoprotein mengandung lipid dan glikoprotein mengandung gula.

ii. Tujuan Umum Percobaan Untuk analisis atau identifikasi protein. Tujuan khusus sesuai

masing-masing uji.

10

Page 11: biokim asam amino

BAB II

METODE KERJA

1. Uji Biuret ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, air liur, reagen

PROSEDURSampel yang akan diuji (albumin, kasein, pepton / gelatin, air liur) sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 ml natrium hidroksida 10% kemudian di tambahkan larutan tembaga sulfat (CuSO4) 0,1%. Dihomogenkan. Amati warna yang terbentuk! Hasil positif ditandai dengan warna lembayung atau ungu.

2. Uji Millon ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, air liur, reagen

PROSEDURSampel yang akan diuji (susu, putih telur, pepton / gelatin, air liur) sebanyak 2 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5-10 tetes pereaksi millon, homogenkan. Amati apakah terbentuk endapan putih atau tidak. Panaskan dalam penangas. Amati warna yang terbentuk! Hasil positif ditandai warna pink-merah.

3. Uji Xantoprotein ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, reagen

PROSEDUR Sampel yang akan diuji (susu, putih telur, gelatin) sebanyak 2 ml, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml asam nitrit pekat hati-hati, amati endapan putih yang terbentuk! Panaskan dengan hati-hati selama 1 menit, hingga terjadi perubahan warna. Dinginkan dengan air kran. Tambahkan larutan natrium hidroksida (NaOH 10%) beberapa tetes. Amati perubahan warna. Hasil positif ditandai dengan warna kuning hingga jingga.

11

Page 12: biokim asam amino

4. Uji Heller ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, air liur encer, reagen

PROSEDURDimasukkan ke dalam tabung reaksi 3 ml asam sitrat pekat, ditambahkan melalui dinding tabung secara berlahan sampel yang akan diuji (susu, putih telur, air liur encer) sebanyak 2 ml. Amati terjadinya presipitasi pada pertemuan kedua cairan. Hasil positif ditandai dengan presipitasi putih.

5. Uji Koagulasi Panas ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, reagen

PROSEDURSampel yang akan diuji (susu, putih telur, gelatin) sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, didihkan dalam penangas. Amati terjadinya endapan. Bagi tabung yang terbentuk endapan, tambahkan 5 tetes asam asetat. Amati perubahan yang terjadi.

6. Uji Pengendapan Protein Dengan Logam Berat ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, reagen

PROSEDURSiapkan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi sampel yang akan diuji (susu, putih telur, gelatin) sebanyak 2 ml. Masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes Pb asetat 10%. Amati perubahan yang terjadi. Lakukan hal yang sama pada semua sampel dengan menambahkan copper sulfate.

12

Page 13: biokim asam amino

7. Pengendapan Protein Oleh Garam-Garam Anorganik ALAT DAN BAHAN

Tabung reaksi, pipet tetes, susu, putih telur, gelatin, reagen PROSEDUR

Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Sampel yang akan diuji (susu, putih telur dan gelatin), dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Tambahkan 2 ml (NH4)2SO4. Amati terjadinya endapan. Pisahkan endapan dengan menyaring menggunakan kertas saring. Lakukan uji biuret dan millon pada filtrat dan endapan. Amati perubahan yang terjadi!

13

Page 14: biokim asam amino

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Reaksi Uji Hasil Pengamatan KesimpulanUji Biuret Susu : warna menjadi ungu

Putih telur : warna menjadi ungu pekat Gelatin : warna menjadi ungu

kebiruan Air liur : warna menjadi ungu muda

++

++

Uji Milon Susu : Terbentuk endapan, warna berubah menjadi merah

Putih telur : Terbentuk endapan, warna berubah menjadi merah

Gelatin : Terbentuk endapan, warna tetap

Air liur : Terbentuk endapan, warna menjadi merah muda

+

+

+Uji Xantoprotein Susu : Terbentuk warna jingga

Putih telur : Terbentuk warna kuning Gelatin : Terbentuk warna bening

++−

Uji Heller Susu : Terbentuk presipitasi putih Putih telur : Terbentuk presipitasi putih Air liur : Tidak terbentuk presipitasi

Putih

+++

Uji Koagulasi Panas Susu : Terdapat endapan Putih telur : Terdapat endapan Gelatin : Tidak terdapat endapan

Susu (endapan) + As. Asetat : Tidak ada perubahan

Putih telur (endapan) + As. Asetat : Tidak ada perubahan

++−

+

_

Uji Pengendapan Protein dengan Logam berat

Susu + Pb. Asetat : Terdapat endapan

Putih telur + Pb. Asetat : Terdapat endapan

Gelatin + Pb. Asetat : Terdapat endapan

+

+

_

14

Page 15: biokim asam amino

Susu + CuSO4 : Terdapat endapan Putih telur + CuSO4 : Terdapat endapan Gelatin + CuSO4 : Tidak terdapat

endapan

++−

Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Analisis Protein

Tabung 1 2 3

Sampel + (NH4)2SO4 Susu Putih telur Gelatin

Endapan : ada / tidak Ada Tidak ada Tidak ada

Pisahkan endapan dengan menyaring

Uji Biuret : Filtrat

Endapan

Terbentuk lapisan warna ungu di

permukaan

+

Terbentuk lapisan warna ungu di

permukaan

Terdapat lapisan warna biru di permukaan

Uji Millon : Filtrat Endapan

−−

−−

−−

Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik

BAB IV

PEMBAHASAN

15

Page 16: biokim asam amino

Analisis Asam Amino dan Protein1. Uji Biuret

Tujuan : Mendeteksi ikatan peptida pada suatu bahan

Dasar Teori :Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : - CH2NH2, - CSNH2, - C(NH)NH2, dan – CONH2.Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.

Gambar 4.1. Reaksi Uji Biuret

Pembahasan :Pada percobaan Uji Biuret, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, gelatin, dan air liur. Hasil percobaan antara lain :Susu : warna menjadi unguPutih telur : warna menjadi ungu pekatGelatin : warna menjadi ungu Air liur : warna menjadi ungu muda

Menurut dasar teori, bahan yang mengandung protein adalah susu, putih telur, gelatin, dan air liur. Dari percobaan kami, keempat bahan tersebut terbukti mengandung protein. Yang paling banyak mengandung protein adalah putih telur, sebab warna ungunya pekat. Kemudian, gelatin yang merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Lalu susu, dan terakhir air

16

Page 17: biokim asam amino

liur. Air liur mengandung sedikit protein, sebab senyawa protein hanya berupa glikoprotein yang terdapat pada mukosa.

2. Uji MillonTujuan : Identifikasi asam amino yang mengandung monohidroksi benzena (tirosin)

Dasar Teori :Protein yang mengandung asam amino tirosin akan bereaksi dengan reagen Millon sehingga terbentuk endapan yang apabila diikuti dengan pemanasan akan menghasilkan kompleks senyawa yang berwarna merah muda.

Gambar 4.2. Reaksi Uji Millon

Pembahasan :Pada percobaan Uji Millon, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, gelatin, dan air liur. Hasil percobaan antara lain :Susu : terbentuk endapan, warna berubah menjadi

Merah mudaPutih telur : terbentuk endapan, warna berubah menjadi

Merah mudaGelatin : tidak terbentuk endapan, warna tetapAir liur : terbentuk endapan, warna berubah menjadi

merah muda

Menurut dasar teori, bahan yang mengandung tirosin adalah susu, putih telur, dan air liur. Dari percobaan kami, ketiga bahan tersebut terbukti mengandung tirosin. Yang paling banyak mengandung tirosin adalah air liur, sebab terbentuk endapan, dan warnanya berubah menjadi merah muda. Kemudian, susu dan putih telur (yang warnanya berubah menjadi merah) dan yang terakhir gelatin. Gelatin

17

Page 18: biokim asam amino

mengandung sedikit tirosin, sebab hanya terbentuk sedikit endapan, dan warnanya tetap setelah diberi pereaksi Millon.

3. Uji XantoproteinTujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenilalanin yang terdapat dalam protein

Dasar Teori :Reaksi pada uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzene (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.

Gambar 4.3. Reaksi Uji Xantoprotein

Pembahasan :Pada percobaan Uji Xantoprotein, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, dan gelatin. Hasil percobaan antara lain :Susu : terbentuk warna kuning dan ada endapanPutih telur : terbentuk warna kuning dan ada endapanGelatin : terbentuk warna bening / tidak berwarna

Menurut dasar teori, bahan yang mengandung tirosin, triptofan, dan fenilalanin adalah susu dan putih telur. Dari percobaan kami, kedua bahan tersebut terbukti mengandung tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Yang paling banyak mengandung tirosin, triptofan, dan fenilalanin adalah putih telur, sebab warnanya berubah menjadi jingga dipanaskan dan ditambahkan NaOH 10%. Susu hanya mengandung sedikit protein dibuktikan dengan perubahan warnanya yang hanya menjadi kuning. Gelatin tidak mengandung tirosin, triptofan, dan fenilalanin, sebab warnanya tetap bening setelah dipanaskan dan ditambahkan NaOH 10% .

18

Page 19: biokim asam amino

4. Uji HellerTujuan : Menentukan adanya protein secara kualitatif

Dasar Teori :Protein yang terdapat pada bahan uji akan mengalami denaturasi akibat penambahan asam nitrat pekat yang ditunjukkan dengan terbentuknya presipitasi putih pada pertemuan kedua cairan

Pembahasan :Pada percobaan Uji Heller, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, dan air liur. Hasil percobaan antara lain :Susu : Terbentuk presipitasi putih pada pertemuan

kedua cairan

Putih telur : Terbentuk presipitasi putih pada pertemuan

kedua cairan

Air liur : terbentuk sedikit presipitasi putih pada

pertemuan kedua cairan

Menurut dasar teori, bahan yang mengandung protein adalah susu, putih telur, dan air liur. Dari percobaan didapatkan hasil bahwa susu dan putih telur setelah ditetesi asam nitrat pekat menghasilkan presipitasi putih pada pertemuan kedua cairan. Sedangkan air liur tidak menghasilkan presipitasi putih pada pertemuan kedua cairan setelah ditetesi asam nitrat pekat.Hal ini menunjukkan bahwa dalam air liur tidak terdapat banyak protein. Dan di dalam susu dan putih telur positif terdapat protein yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin putih di perbatasan kedua cairan setelah penambahan asam nitrat pekat → proses denaturasi protein.

5. Uji Koagulasi PanasTujuan : Menentukan adanya protein secara kualitatif

Dasar Teori :Protein dalam bahan uji akan mengalami denaturasi oleh pemanasan yang akan menghasilkan endapan.

19

Page 20: biokim asam amino

Pembahasan :Pada percobaan Uji Koagulasi Panas, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, dan gelatin. Selain itu, ditambahkan asam asetat pada tabung yang menghasilkan endapan. Hasil percobaan antara lain :Susu : terbentuk endapanPutih telur : tidak terbentuk endapanAir liur : tidak terbentuk endapan

Susu (endapan) + asam asetat : tidak ada perubahanPutih telur (endapan) + asam asetat : tidak ada perubahan

Menurut dasar teori, bahan yang banyak mengandung protein adalah susu dan putih telur. Dari percobaan kami, terbukti diantara kedua bahan tersebut protein yang ada cukup banyak, sebab terbentuk endapan setelah didihkan dalam penangas. Sedangkan, air liur hanya mengandung sedikit protein, sebab tidak mengendap setelah didihkan dalam penangas.Endapan susu dan putih telur setelah ditetesi 5 tetes asam asetat tidak terjadi perubahan, kemungkinan karena kadar protein menurun akibat pemanasan (denaturasi).

6. Uji Pengendapan Protein dengan Logam BeratTujuan : Mengetahui pengaruh logam berat terhadap kelarutan protein

Dasar Teori :Protein dapat mengalami pengendapan jika direaksikan dengan logam berat. Dimana protein yang berada di atas titik elektriknya akan bermuatan negatif kemudian bereaksi dengan ion positif dan logam berat. Sifat inilah yang menyebabkan susu dapat digunakan sebagai antidotum keracunan logam berat. Protein akan berikatan dengan logam berat sehingga akan terbentuk endapan, menetralkan logam berat tersebut.Protein dapat mengalami denaturasi irreversibel dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+, sehingga mudah mengendap.

20

Page 21: biokim asam amino

Gambar 4.4. Reaksi Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat

Pembahasan :Pada percobaan Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat, bahan yang diuji antara lain : susu, putih telur, dan gelatin. Selain itu, ditambahkan Pb asetat dan CuSO4 pada masing-masing bahan. Hasil percobaan antara lain :Susu + Pb asetat : ada endapanPutih telur + Pb asetat : ada endapanGelatin + Pb asetat : ada endapan

Susu + CuSO4 : ada endapanPutih telur + CuSO4 : ada endapanGelatin + CuSO4 : tidak ada endapan

Protein dapat mengalami denaturasi irreversibel dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+, sehingga mudah mengendap.Bahan yang digunakan di atas, semuanya mengandung protein. Sehingga, sesuai dengan teori, ketika diujikan dengan Pb asetat (yang mengandung Pb2+) ketiga bahan tersebut mengalami pengendapan. Begitu pula ketika diuji dengan CuSO4, ketiga bahan akan mengendap. Namun, pada pengujian dengan gelatin, tidak terbentuk endapan. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dan kemungkinan disebabkan karena kurang telitinya praktikan dalam percobaan. Mungkin endapan yang dihasilkan campuran gelatin dan CuSO4 hanya sedikit atau hanya menimbulkan kekeruhan, namun oleh praktikan hal tersebut dianggap sebagai tidak terbentuknya endapan.

7. Uji Pengendapan Protein oleh Garam-Garam AnorganikTujuan : Mengetahui pengaruh garam konsentrasi tinggi terhadap kelarutan protein

21

Page 22: biokim asam amino

Dasar Teori :Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.

Pembahasan :Pada Uji Pengendapan Protein oleh Garam-Garam Anorganik, bahan yang digunakan adalah susu, putih telur, dan gelatin. Sampel kemudian ditambahkan (NH4)2SO4, kemudian antara filtrat dan endapan (bila terbentuk) dipisahkan, dan pada keduanya dilakukan Uji Biuret dan Uji Millon.Pada penambahan (NH4)2SO4 , hanya susu yang menghasilkan endapan. Sedangkan putih telur dan gelatin tidak. Hal ini tidak sesuai dengan teori, sebab putih telur dan gelatin mengandung protein, seharusnya bila direaksikan dengan garam anorganik akan menghasilkan endapan. Kesalahan yang terjadi mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam percobaan. Mungkin endapan yang dihasilkan hanya sedikit atau hanya menimbulkan kekeruhan, namun oleh praktikan hal tersebut dianggap sebagai tidak terbentuknya endapan.Setelah itu, antara filtrat dan endapan dipisah. Dengan Uji Biuret, filtrat susu menghasilkan lapisan warna ungu di permukaan, filtrat putih telur menghasilkan lapisan warna ungu di permukaan, dan filtrat gelatin menghasilkan lapisan warna biru di permukaan. Hal ini menunjukkan ketiga filtrat mengandung protein, termasuk gelatin meskipun hanya sedikit. Sedangkan untuk endapan susu dihasilkan warna biru. Hal ini menunjukkan kadar protein pada endapan susu hanya sedikit, sebab warnanya biru, padahal seharusnya ungu.

22

Page 23: biokim asam amino

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Susu, putih telur, gelatin, dan air liur mengandung protein. Perbedaan hasil uji dikarenakan perbedaan konsentrasi protein dalam keempat bahan tersebut.

2. Susu, putih telur, dan air liur mengandung asam amino tirosin, sedangkan susu dan putih telur juga mengandung asam amino lain seperti triptofan atau fenilalanin. Gelatin tidak mengandung asam-asam amino di atas.

3. Protein dapat mengalami pengendapan jika direaksikan dengan logam berat. Dimana protein yang berada di atas titik elektriknya akan bermuatan negatif kemudian bereaksi dengan ion positif dan logam berat. Protein dapat mengalami denaturasi irreversibel dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+, Hg2+, atau Pb2+, sehingga mudah mengendap.

4. Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.

23

Page 24: biokim asam amino

DAFTAR PUSTAKA

Hawab, H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang : Bayu Media

Iswari, Retno Sri, Ani Yuniastuti. 2006. Biokimia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Ngili, Yohanis. 2010. Biokimia Dasar. Bandung : Rekayasa Sains

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UIP

Schumm, Dorothy E., Moch. Sadikin. 1993. Intisari Biokimia. Jakarta : Binarupa Aksara

Wirahadikusumah, Muhamad. 2001. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nukleat. Bandung : Penerbit ITB

Yazid, Estien, Lisda N. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta : Penerbit ANDI

24

Page 25: biokim asam amino

LAMPIRAN

Uji Biuret

Uji Millon

Uji Xantoprotein

Uji Heller

Uji Koagulasi Panas

25

Page 26: biokim asam amino

Uji Pengendapan protein dengan logam berat

Uji pengendapan protein dengan garam anorganik

26