This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
DiagnosisWalaupun clubfoot dengan tingkat keparahan sedang gampang di diagnosis, clubfoot ringan harus dapat dibedakan dengan positional equinovarus, yang merupakan hasil dari posisi intrauterin dan dapat dikoreksi ke posisi normal. Pada clubfoot berat harus dapat dibedakan dengan teratologic type of severe clubfoot yang berhubungan dengan spina bifida atau arthrogryposis (amioplasia kongenital).2
Penanganan
Penatalaksanaan CTEV bertujuan untuk mencegah terjadinya disabilitas sehingga
penderita dapat melakukan aktifitas secara normal baik ketika anak-anak maupun
setelah tumbuh dewasa. Penatalaksanaan CTEV harus dapat dilakukan sedini
mungkin, minimal pada beberapa hari setelah lahir, meliputi koreksi pasif,
mempertahankan koreksi untuk jangka panjang dan pengawasan sampai akhir
pertumbuhan anak. Pada beberapa kasus diperlukan tindakan pembedahan.
Penatalaksanaan rehabilitasi medis pada penderita CTEV sangat penting dalam hal
mencegah terjadinya disabilitas
Non-Operative :
Menurut Scher (2006) sekitar 90-95% kasus CTEV dapat ditangani dengan cara
konservatif. Banyak metode yang bisa diberikan untuk menangani CTEV. Salah satu
metode penanganan secara konservatif yang paling lazim digunakan adalah dengan
manipulasi dan serial cast atau yang lebih dikenal sebagai metode Ponseti.
Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1.koreksi dari deformitas 2. mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot
normal tercapai 3. observasi dan follow up untuk mencegah kembalinya deformitas.
Koreksi ini ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi medial kaki dan
latihan kontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral. Manipulasi dan pemakaian
cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa hari sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2
bulan) untuk mengakomodir pertumbuhan yang cepat pada periode ini. Jika manipulasi
ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk memperbaiki struktur yang berlebihan,
memperpanjang atau dilakukan transplantasi tendon. Kemudian ektremitas tersebut
16
akan di gips sampai tujuan koreksi tercapai. Manipulasi pemasangan gips serial diganti
tiap minggu, selama 6-12 minggu. Setelah itu dialakukan koreksi dengan menggunakan
sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun (Bor et al, 2006).
Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk memperbaiki struktur
yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon. Kemudian ektremitas tersebut
akan di “cast” sampai tujuan koreksi tercapai. Serial Plastering (manipulasi
pemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu
dialakukan koreksi dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16
tahun.
Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan pada anak
dengan anak dengan penggunaan “cast”. Anak memerlukan waktu yang lama pada
koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan bagian penting pada pemakaian cast.
Orangtua juga harus mendapatkan informasi yang cukup tentang diagnosis,
penanganan yang lama dan pentingnya penggantian “cast” secara teratur untuk
menunjang penyembuhan.
Perawatan “cast” (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan menganjurkan
orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada anak walaupun ada
batasan karena deformitas atau therapi yang lama. Perawatan “cast” meliputi :
- Biarkan cast terbuka sampai kering
- Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal bantal
pada hari pertama atau sesuai intruks
- Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan warna kulit
dan laporkan bila ada perubahan yang abnormal
- Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi
adanya rasa nyeri
- Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih
otot-otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara
teratur.
17
- Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah trauma
- Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-
benda kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anak
- Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit pada tepi
cast dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berat
- Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air
CAST PADA CTEV (POSENTI TRETMENT)
18
Ilizarov distraction for arthrogrypotic clubfoot.
Operatif:
• Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut :
• Jika terapi dengan gibs gagal
19
• Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan
• Operasi dilakaukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami
kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada
kasus club foot yang neglected/ tidak ditangani dengan tepat.
• Kasus yang resisten paling baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini
dimulai dengan pemanjangan tendo Achiles ; kalau masih ada equinus,
dilakuakan posterior release dengan memisahkan seluruh lebar kapsul
pergelangan kaki posterior, dan kalau perlu, kapsul talokalkaneus. Varus
kemudian diperbaiki dengan melakukan release talonavikularis medial dan
pemanjangan tendon tibialis posterior.(Ini Menurut BuKu Appley).
• Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy. Diatas umur 10
tahun atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan tindakan artrodesis
triple yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu :
art. talokalkaneus, art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.
Prognosis
Sekitar 50% dari clubfoot pada bayi baru lahir dapat dikoreksi nonoperatif. Ponseti
meaporkan angka kesuksesan 89% menggunakan tekniknya (termasuk Achilles
tenotomy). Kebanyakan melaporkan hasil memuaskan dari operasi sebesar 75-90%
(penampakan dan fungsi dari kaki). Jumlah pergerakan sendi pada kaki dan ankle
berhubungan dengan derajat kepuasan pasien.
Approximately 50% of clubfeet in newborns can be corrected nonoperatively. Ponseti
reports an 89% success rate using his technique (including an Achilles tenotomy).
Others report success rates of 10-35%. Most series report 75-90% satisfactory results
of operative treatment (appearance and function of the foot). The amount of motion in
the joints of the foot and ankle correlates with the degree of patient satisfaction 7,8,9.
Hasil yang memuaskan didapatkan pada 81% dari kasus dan ROM ankle merupakan
faktor yang menentukan dari hasil fungsional, yang dipengaruhi oleh derajat talar dome
20
flattening (menunjukkan bahwa deformitas tulang primer yang terdapat pada saat lahir
menentukan hasil dari pengobatan.
Tingkat rekurensi dari deformitas dilaporkan sekitar 25%, dengan kisaran 10-50%. Hasil
yang paling baik didapatkan pada anak dengan usia diatas 3-4 bulan, yang disebutkan
oleh Simon10,11. Umur pada saat dilakukan operasi berhubungan langsung dengan hasil.
Riwayat operasi sebelumnya tampaknnya memiliki efek yang merugikan terhadap hasil.
.
Daftar Pustaka
21
1. Patel M. Clubfoot. [homepage on the Internet]. 2009 [cited 2011 Oct 11].
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1237077-overview
2. Salter RB Textbook of Disorder and Injuries of the Muskuloskeletal System. 3rd
ed. Pennsylvania: Rose Tree Corporate Centre; 1999
3. Parker SE, Mai CT, Strickland MJ, Olney RS, Rickard R, Marengo L, et al.
Multistate study of the epidemiology of clubfoot. Birth Defects Res A Clin Mol
Teratol. Aug 20 2009
4. Paton RW, Freemont AJ. A clinicopathological study of idiopathic CTEV. J R Coll
Surg Edinb. Apr 1993;38(2):108-9.
5. Inclan. Anomalous tendon insertions theory, though other studies have not
supported this; the distorted anatomy can make it appear that tendon insertions
are anomalous. J Bone Joint Surg Am. 1958;40:159.
6. Solomon L, Warwick DJ & Nayagam S Apley's System of Orthopaedic and
Fracture. 5th ed. USA: Oxford University Press Inc.; 2001.
7. Morcuende JA, Abbasi D, Dolan LA, Ponseti IV. Results of an accelerated
Ponseti protocol for clubfoot. J Pediatr Orthop. Sep-Oct 2005;25(5):623-6.
8. Ponseti IV. Relapsing clubfoot: causes, prevention, and treatment. Iowa Orthop
J. 2002;22:55-6.
9. Ponseti IV. Clubfoot management. J Pediatr Orthop. Nov-Dec 2000;20(6):699-
700.
10.Simons GW. Calcaneocuboid joint deformity in talipes equinovarus: an overview
and update. J Pediatr Orthop B. 1995;4(1):25-35.
11.Simons GW. A standardized method for the radiographic evaluation of clubfeet.