BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1-3 Vertigo merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktek yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tidak stabil atau pusing. Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgia karena dikalangan awam kedua keluhan tersebut ( pusing dan sakit kepala) sering digunakan secara bergantian.Verigo merupakan keluhan yang sangat mengganngu aktivitas kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini sangat banyak hal yang menimbulkan keluhan vertigo. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat masih terus disempurnakan. Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar-mutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan gangguan system keseimbangan. Benign artinya suatu kondisi yang tidak gawat. Paroksisimal terjadi tiba-tiba dan onsetnya mendadak. Positional munculnya pada saat perubahan posisi kepala. Vertigo menimbulkan rasa berputar. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perfifer yang sering dijumpai. Gejala yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG1-3
Vertigo merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktek
yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tidak stabil atau
pusing. Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan
dengan nyeri kepala atau sefalgia karena dikalangan awam kedua keluhan tersebut
( pusing dan sakit kepala) sering digunakan secara bergantian.Verigo merupakan
keluhan yang sangat mengganngu aktivitas kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini
sangat banyak hal yang menimbulkan keluhan vertigo. Diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat masih terus disempurnakan.
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar-mutar
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan gangguan system keseimbangan. Benign artinya
suatu kondisi yang tidak gawat. Paroksisimal terjadi tiba-tiba dan onsetnya
mendadak. Positional munculnya pada saat perubahan posisi kepala. Vertigo
menimbulkan rasa berputar.
Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah gangguan
keseimbangan perfifer yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah
vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala. BPPV termasuk
vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam yaitu system
vestibularis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI ALAT KESEIMBANGAN1-3
Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak ditelinga dalam (labirin),
terlindung oleh tulang yang paling keras. Labiri secara umum adalah telinga
dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseibangan. Labirin
terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane. Labirin membrane terletak di
dalam labirin tulang dan bentuknya hempir menurut bentuk labirin tulang. Antara
labirin membrane dan labirin tulang terdapat perilimfa, sedang endolimfa terdapat
di dalam labirin membrane. Berat jenis cairan endolimfe lebih tinggi daripada
perilimfe. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semisirkularis (KSS) yaitu KSS
horizontal (lateral) , KSS anterior (superior) dan KSS posterior (inferior. Selain 3
kanalis terdapat pula urtikulus dan sakulus.
Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan
disekitarnya tergantunga pada input sensorik dari reseptor vestibuler dilabirin,
organ visual dan propioseptif.
2
2.2 FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN 4-7
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan
cairan endolimfa di labirin dan selanjutnyasilia sel rambut akan menekuk.
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion
kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator yang
selanjutnya akan meneruskan impuls sensorik melalui saraf aferen ke pusat
keseimbangan di otak. Sewaktu berkas sillia terdorong kea rah berlawanan , maka
terjadi hiperpolarisasi.
Organ vestibuler berfungsi sebagai tranduser yang mengubah energy
mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis menjadi energy biolistrik, sehingga dapat member informasi
mengenai perubahanposisi tubuh akibat percepatan sudut. Dengan demikian dapat
member informasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung
Gejala yang timbul akibat kelainan system vestibuler berupa vertigo, rasa
mual, muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau takikardi dan pada kulit
reaksinya keringat dingin
3
2.3 DEFINISI8-12
Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah ganguan
keseimbangan perifer yang sering dijumpai gejala yang sering dikeluhkan adalah
vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisis kepala, beberapa pasien
dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang menimbulkan keluhan
vertigonya.
Biasanya vertigo dirasakan sangat berat, berlangsung singkat hanya
beberapa detik saja walaupun perderita merasakannya lebih lama . Keluhan dapat
disertai dengan mual bahkan muntah, sehinggapenderita sangat khawatir akan
berulang lagi serangannya, hal ini menyebabkan penderita sangat hati-hati dalam
posisi tidurnya.
2.4 ETIOLOGI8-12
1. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) merupakan penyakit
degenerative yang idiopatik yang sering ditemuakn pada usia dewasa
muda dan usia lanjut.
2. Trauma kepala
3. Labirinitis virus
4. Neuritis vestibuler
5. Pasca stapedectomy
6. Fistula perilimfa
7. Penyakit menier
2.5 EPIDEMIOLOGI8-12
BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-
kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta
4
usis tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun
yang tidak memiliki riwayat cidera kepala.
2.6 PATOGESIS8-12
Patogenesis BPPV dapat dibagi menjadi 2 antara lain:
Teori kopulolithiasis
Pada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk
menerangkan BPPV. Dia menemukan partikel-partikel basofilik yang berisi
kalsium karbonat dari fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula
utriculus yang sudah berdegenerasi, menempel pada permukaan kopula. Dia
menerangkan bahwa kanalis semisirkularis posterior menjadi sensitive akan
gravitasi akibat partikel yang melekat pada kopula. Hal ini analog dengan keadaan
benda berat diletakkan dipuncak tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit
untuk tetap stabil, malah cenderung miring. Pada saat miring partikel tadi
mencegah tiang ke posisi netral. Ini digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing
ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (seperti pada tes
Dix-Hallpike). KSS posterior berubah posisi dari inferior ke superior, kopula
bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus dan keluha
pusing (vertigo). Perpindahan partikel ortolith tersebut membutuhkan waktu. Hal
ini menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan nistagmus.
Teori canalithiasis
Tahun 1980 Epley mengemukakan teori canalithiasis, partikel otolith
bergerak bebas di dalam KSS. Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel
ini berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah.
Ketika kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas sampai ± 900 di
sepanjang lengkung KSS. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe mengalir
5
menjauhi ampula dan menyebabkan kupula membelok (deflected). Hal ini
menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu kepala ditegakkan
kembali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul pusing dan nistagmus
yang bergerak kea rah berlawanan. Model gerakan partikel begini seolah-olah
seperti kerikil yang berada di dalam ban, ketika ban bergulir, kerikil terangkat
sebentar lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut
memicu organ saraf dan menimbulkan pusing. Dibanding dengan teori
cupulolithiasis teori ini lebih dapat menerangkan keterlambatan nistagmus
transient, karena partikel butuh waktu untuk bergerak.
2.7 MANIFESTASI KLINIS8-12
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20
detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik
ditempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan
belakang dan membungkuk. Vertigo disertai dengan mual.
2.8 DIAGNOSIS8-12
Diagnosis Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) dapat dilakukan
dengan melakukan tindakan provokasi dan menilai timbulnya nistagmus pada
posisi tersebut. Kebanyakan kasus Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV)
saat ini disebabkan oleh kanalitiasis bukan kupulolitiasis. Dikenal 3 parasat untuk
memprovokasi timbulnya nistagmus yaitu: parasat Dix Hallpike, perasat side
lying dan perasat roll. Parasat Dix Hallpike test merupakan perasat yang sering
digunakan. Perasat side lying test digunakan untuk menilai BPPV pada kanal
posterior dan anterior. Perasat roll untuk menilai vertigo yang melibatkan kanal
horizontal.
6
Untuk melakukan perasat Dix-Hallpike kanan, pasien pasien duduk tegak
pada meja pemeriksaan dengan kepala menoleh 45◦ ke kanan. Dengan cepat
pasien di baringkan dengan kepala tetap miring 45◦ ke kanan sampai kepala
pasien menggantung 20-30◦ pada ujung meja pemeriksaan, tunggu 40 detik
sampairespon abnormal timbul. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama
± 1 menit atau sampai respon menghilang. Setelah tindakan pemeriksaan ini dapat
langsung dilanjutkan dengan Canalith Repositioning Treatment (CRT). Bila tidak
ditemukan respon abnormal atau bila perasat tersebut tidak diikuti dengan CRT,
pasien secara perlahan-lahan didudukan kembali. Lanjutkan pemeriksaan dengan
perasat Dix Hellpike kiri dengan kepala pasien di hadapkan 45◦ ke kiri, tunggu
maksimal 40 detik sampai respon abnormal hilang. Bila ditemukan adanya respon
abnormal, dapat dilakukan dengan CRT, bila tidak ditemukan respon abnormal
atau bila tidak di lanjutkan dengan tindakan CRT, pasien secara perlahan-lahan
didudukan kembali.
7
Perasat Sidelying juga terdiri dari 2 gerakan yaitu perasat Sidelying kanan
yang menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior kiri/kanalis
posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior
pada posisi paling bawah dan perasat sidelying kiri yang menempatkan kepala
pada posisi dimana kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang
tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah.
Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi
meja, kepala ditegakkan ke sisi kanan, tunggu 40 detik sampai timbul respon
abnormal. Paien kembali ke posisi duduk untuk dilakukan perasat sidelying kiti,
pasien secara cepat dijatuhkan kesisi kiri, pasien secara cepat dijatuhkan kesisi
kiri dengan kepala ditolehkan 45◦ ke kanan (menempatkan kepala pada posisi
kanalis anterior kanan/kanalis posterior kiri). Tunggu 40 detik sampai timbul
respon abnormal.
Respon Abnormal
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya
lambat ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari 1 menit bila
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.
Pemeriksa dapat mengidentifikasi jenis kanal yang terlibat dengan
mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap
lurus ke depan.
1. Fase cepat ke atas, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis
posterior kanan.
2. Fase cepat ke atas , berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis
posterior kiri.
8
3. Fase cepat ke bawah, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis
anterior kanan.
4. Fase cepat ke bawah berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis
anterior kiri.
Respon abnormal di provokasi oleh perasat Dix-Hallpike Sidelying pada
bidang sesuai dengan kanal yang terlibat.
Perlu diperhatikan jika respon nistagmus sangat kuat, dapat diikuti oleh
nistagmus sekunder dengan arah fase cepat berlawanan dengan nistagmus
pertama. Nistagmus sekunder terjadi oleh karena proses adaptasi system
ventibuler sentral.
Perlu dicermati bila pasien kembali ke posisi duduk setelah mengikuti
pemeriksaan dengan hasil respon positif pada umumnya pasien mendapat
serangan nistagmus dan vertigo kembali. Respon tersebut menyerupai respon
yang pertama namun lebih lemah dan nistagmus fase cepat timbul dengan arah
yang berlawanan, hal tersebut disebabkan oleh gerakan kanalith ke kupula.
2.9. DIAGNOSIS BANDING8-12
BPPV VESTIBULAR NEURITIS MENIERE DISEASE
Timbul vertigo
yang tiba-tiba
karena perubahan
posisi kepala dapat
disertai mual
bahkan muntah
pusing berat di sertai mual, muntah
yang hebat setra tidak mampu berdiri
atau berjalan tidak ada perubahan
pendengaran
Tias
1. Gangguan pendengaran
2. Vertigo disertai muntah
berlangsung 15 menit
sampai beberapa jam
berangsur membaik
3. Tinnitus
9
2.10 PENATALAKSANAAN8-12
Empat macam perasat dilakukan untuk menanggulangi BPPV yaitu;