Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan zaman sekarang ini, kebutuhan hidup manusia akan hal yang berhubungan dengan kelistrikan semakin tak dapat dipungkiri, baik pada industri maupun pada konsumen masyarakat umum,hampir semua peralatan yang digunakan sehari- hari menggunakan listrik. Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik didalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan standar, baik untuk keamanan instalasi maupun perlengkapanya agar dapat dipakai secara terus-menerus dan aman terutama dari bahaya – bahaya yang mungkin terjadi. Selain itu dalam penguasaan materi baik teori maupun prakteknya, maupun dalam melaksanakan pemasangan instalasinya juga harus memenuhi prinsip – prinsip dasar suatu instalasi yaitu : 1.Kehandalan (Accersibility) 2.Ketercapaian (Reability) 3.Ketersediaan (Aviability) 4.Keindahan 1 LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011
61

Bengkel Listrik Semester 3

Apr 28, 2015

Download

Documents

aleeleela
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bengkel Listrik Semester 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan perkembangan zaman sekarang ini, kebutuhan hidup

manusia akan hal yang berhubungan dengan kelistrikan semakin

tak dapat dipungkiri, baik pada industri maupun pada konsumen

masyarakat umum,hampir semua peralatan yang digunakan sehari-

hari menggunakan listrik.

Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik

didalam berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan standar, baik

untuk keamanan instalasi maupun perlengkapanya agar dapat

dipakai secara terus-menerus dan aman terutama dari bahaya –

bahaya yang mungkin terjadi.

Selain itu dalam penguasaan materi baik teori maupun prakteknya,

maupun dalam melaksanakan pemasangan instalasinya juga harus

memenuhi prinsip – prinsip dasar suatu instalasi yaitu :

1.Kehandalan (Accersibility)

2.Ketercapaian (Reability)

3.Ketersediaan (Aviability)

4.Keindahan

5.Keamanan (Safety)

6.Ekonomis (Economics)

7.Pengaruh Lingkungan (Impact On Environment)

Dengan berpedoman pada prinsip – prinsip dasar diatas, maka

sangat diperlukan informasi dan petunjuk – petunjuk yang sangat

bermanfaat, seperti halnya dalam pengerjaan Praktek Bengkel

Semester III ini.

1LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 2: Bengkel Listrik Semester 3

1.2 Rumusan Permasalahan

Dalam praktek bengkel semester III ini diharapkan mahasiswa

dapat mengetahui maksud dan tujuan praktek. Sehingga dalam

melaksanakan praktek mahasiswa tidak mengalami kesulitan.

Untuk mencapai tujuan tersebut masalah yang harus diselesaikan

adalah cara membuat suatu instalasi dengan baik dan benar. Setiap

mahasiswa wajib mengetahui cara membuat suatu instalasi yang

sesuai dengan prinsip – prinsip dasar instalasi.

Adapun cara pemasangan intalasi harus mengikuti gambar yang

telah ditentukan.

1.3 TUJUAN

Dari pelaksanaan praktek bengkel “PROYEK INSTALASI RUMAH

TINGGAL A. B SUDOMO” terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai

antara lain:

1. Mampu memahami prinsip kerja peralatan dan komponen yang

digunakan pada Praktek Bengkel III.

2. Mampu membaca dan memahami gambar teknik dengan baik

dan benar.

3. Mampu merangkai rangkaian sesuai dengan gambar.

4. Mampu mengerjakan Instalasi Listrik dengan urutan kerja yang

sesuai.

5. Dapat membedakan bagaimana rangkaian otomatis dan

manual.

6. Agar mahasiswa mampu merencanakan suatu instalasi listrik

on plaster.

2LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 3: Bengkel Listrik Semester 3

BAB II

TEORI DASAR

2.1 TUJUAN

Diharapkan dengan adanya praktek bengkel semester III ini para

mahasiswa/i dapat :

1. Mengetahui cara kerja peralatan listrik yang dipakai.

2. Terampil dalam mengecek kebenaran rangkaian.

3. Terampil dalam mengawati rangkaian.

4. Terampil dalam memasang komponen yang digunakan.

5. Mampu membaca gambar rangkaian dengan baik.

6. Mengetahui dasar - dasar menginstalasi panel.

7. Dapat menentukan ukuran, jenis dan warna penghantar.

8. Dapat menentukan jenis rangkaian yang dipakai dalam

ruangan tertentu.

9. Dapat membedakan rangkaian Automatis dan Manual.

.

Dan pada bab ini saya akan menjelaskan cara kerja atau prinsip

kerja dari komponen – komponen yang dipakai dalam praktek

bengkel listrik semester III.

3LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 4: Bengkel Listrik Semester 3

2.2 Komponen yang digunakan dalam praktek

2.2.1 Saklar Seri

Saklar seri biasanya digunakan dalam ruangan-ruangan

yang membutuhkan penerangan yang terpisah. Saklar seri

umumnya mempunyai empat terminal yaitu dua terminal in put

yang ditandai dengan warna merah dan dua terminal untuk out

putnya yang ditandai dengan warna putih. Untuk dua terminal in

putnya diseri, kerja saklar tidak saling mempengaruhi. Sedangkan

untuk dua terminal out putnya masing-masing ke beban.

4LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 5: Bengkel Listrik Semester 3

N

L

PE

Cara kerja dari gambar diagram pengawatan diatas adalah

sebagai berikut :

Lampu C1 akan menyala jika saklar seri C1 ditekan, lampu C2

akan menyala jika saklar C2 ditekan. Jadi kesimpulannya lampu

dioperasikan sendiri-sendiri dan tidak saling mempengaruhi ON –

OFF kedua lampu tersebut.

2.2.2 SAKLAR SILANG

Saklar silang pada dasarnya adalah gabungan dari dua buah

saklar tukar, tetapi pada saklar silang terminal outputnya dikopel

masing-masing dua terminalnya. Sistem pengaturan penerangan

saklar silang digunakan untuk melayani keadaan ON dan OFF dari

tiga tempat atau lebih. Saklar silang untuk sistem penerangan

pada lorong-lorong besar dan pada gedung-gedung bertingkat.

5LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

N

L

A1 A2

A1A2

Gambar Diagram Pengawatan Untuk Saklar Seri

Page 6: Bengkel Listrik Semester 3

Saklar silang mempunyai dua posisi pengoperasian. Terminal-

terminal dari saklar tersebut terdiri dari dua terminal masukan

untuk penghantar aktif dan dua terminal lagi masing-masing ke

beban. Hubungan dari terminal tersebut adalah P1 dengan 1, P2

dengan 2. Sistem saklar silang dapat dilakukan lagi untuk

mendapatkan tempat pengoperasian dari banyak tempat dengan

cara memasang kombinasi antara saklar tukar dengan saklar

silang. Berikut sistem pengaturan kombinasi dari dua buah saklar

tukar dengan satu buah saklar silang. Dari gambar diatas dapat

dilihat jika salah satu saklar ditekan maka dapat merubah keadaan

lampu sebagai beban dalam keadaan ON atau OFF. Sistem

pengaturan ini dipakai untuk melayani beban dari tiga tempat atau

lebih.

6LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 7: Bengkel Listrik Semester 3

2.2.3 SAKLAR TUKAR

Saklar tukar biasanya disebut saklar dua arah. Sistem

pengaturan dua arah untuk menghidupkan dan mematikan

rangkaian dari suatu pemakai, dimana pengoperasiannya dapat

dilakukan dari dua tempat terpisah. Pemakai bisa dioperasikan

secara bergantian. Saklar tukar mempunyai tiga kutub, sering juga

disebut saklar ganda kutub satu yang mempunyai satu input dan

output ke beban.

Cara kerja saklar ini tidak beda dengan saklar tunggal, hanya saja

saklar tukar mempunyai 2 Out put, tetapi sklar tukar hanya bias

menghidupkan salah satu lampu saja, dengan kata lain lampu

menyala

7LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

PEN

L

Page 8: Bengkel Listrik Semester 3

secara bergantian. Saklar tukar ini digunakan untuk

mengoperasikan dua beban secara bergantian dengan sumber

tegangan yang sama dalam kondisi ON atau OFF dari dua tempat.

Artinya saklar ini dipasang untuk menyalakan satu buah lampu

dengan menggunakan satu buah saklar tukar.

Cara kerja rangkaian pengawatan dua buah saklar tukar :

8LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

N

LPE

Diagram Pengawatan Untuk Dua Buah Saklar Tunggal

N

LPE

Page 9: Bengkel Listrik Semester 3

Dalam sistem pemasangannya, lampu penerangan dihubung seri

dengan kedua saklar dimana kawat penghubungnya disebut

penghantar penghubung. Terminal masukan dari salah satu saklar

tukar dihubungkan dengan penghantar aktif, dan terminal

masukan lainnya dihubungkan ke lampu penerangan oleh

penghantar saklar.

2.2.4 TOMBOL TEKAN

Tombol tekan merupakan jenis saklar tunggal tetapi prinsip

kerjanya hanya bekerja sesaat tidak mengunci seperti saklar

tanggal atau saklar lain.

9LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 10: Bengkel Listrik Semester 3

Cara kerja rangkaian diatas adalah apabila tombol ditekan lampu

akan menyala, kemudian dilepas kembali ke posisi semula maka

kondisi lampu akan padam. Dalam proyek AB Sudomo tombol

tekan digunakan untuk mengoperasikan saklar impuls.

2.2.5 TOMBOL TEKAN DENGAN LAMPU TANDA

Tombol tekan ini pada dasarnya sama dengan tombol tekan

biasa dalam hal prinsip kerjanya, hanya lampu tanda disini

fungsinya sebagai lampu indicator apakah saklar dalam posisi

operasi atau tidak

Pada saat lampu mati saklar pada posisi OFF maka lampu tanda

dalam posisi terseri dengan tegangan 220 Volt ini menyebabkan

tahanan pada lampu tanda menjadi lebih besar dibanding tahanan

pada lampu penerangan. Maka sebagian besar tegangan sumber

220 Volt didrop oleh lampu tanda, akibatnya lampu tanda menyala.

Dan pada saklar posisi ON maka lampu tanda akan mati,

dikarenakan hubungan paralel langsung dengan saklar terseri

dengan tegangan 220 Volt dengan menghubungkan ke beban

10LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

NPEL

Page 11: Bengkel Listrik Semester 3

lampu sehingga lampu tanda disini tidak berfungsi dikarenakan

tegangan mengalir melalui saklar ke beban (lampu tanda menjadi

terjembatani/terhubung singkat).

2.2.6 KOTAK KONTAK

Kotak kontak adalah suatu susunan gawai yang memberikan

tegangan pada suatu peralatan listrik. Kotak kontak disebut juga

komponen fleksibel artinya dapat dipindahkan pada suatu bagian

instalasi.

Kotak Kontak mendapatkan sumber langsung dari instalasi, jadi

bias dibilang bahwa kotak kontaktidak terpengaruh oleh sklar

apapun.. Rangkaian penerangan terpisah dengan kotak kontak

dalam hubungan paralel. Besar tegangan pada kotak kontak

antara penghantar aktif dengan tahanan adalah 220 Volt.

2.2.7 SAKLAR IMPULS

11LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Lampu Tanda

Page 12: Bengkel Listrik Semester 3

NPEL

Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan

impuls yang diberikan secara sesaat dengan menggunakan

tombol tekan, pada dasarnya impuls mempunyai empat terminal,

dimana dua terminal dengan notasi A1 dan A2 menandakan untuk

terminal masukan sumber koil magnet dan dua notasi 1 dan 2

menandakan anak kontak impuls untuk mengoperasikan beban.

Dari symbol diagram diatas terlihat pada saklara impuls hanya

mempunyai satu anak kontak saja, sehingga dapat disimpulkan

bahwa fungsinya sama dengan saklar tunggal hanya prinsip

kerjanya saja yang berbeda.

Sistem pengaturan sebuah lampu dengan

mengunakan saklar impuls dengan dua buah

tombol tekan yang disusun secara paralel. Selain

itu kondisi lampu akan berubah ON atau

OFF bila tombol ditekan, jadi prinsip kerjanya

saklar akan berubah pada setiap impuls yang

diberikan. Disini saklar impuls mempunyai

12LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 13: Bengkel Listrik Semester 3

dua posisi kontak yaitu kontak On pada impuls pertama dan

kontak OFF pada impuls kedua. Lamanya pengoperasian dari

kontak tekan tidak mempengaruhi sistem kerjanya. Jadi

kesimpulannya lampu diatas dapat dioperasikan dari dua tempat

dengan bantuan dua buah tombol tekan.

2.2.8 STAIRCASE

Staircase adalah saklar pewaktu yang cara kerjanya sama

seperti timer, dimana ia bekerja berdasarkan waktu yang

ditentukan. Staircase salah satu saklar yang bekerja secara

magnetis yang akan memutuskan rangkaian secara otomatis

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Staircase tiga kawat tidak menambah waktu apabila dalam

operasinya tombol tekan ditekan sebanyak mungkin, sebelum

habis waktu operasi semula. Sedangkan untuk staircase 4 kawat

akan menambah waktu walaupun saklar masih dalam beroperasi

dengan cara menekan tombol tekan berulang

kali maka sisa waktu yang masih ada bertambah

dengan setting waktu yang telah ditentukan.

Pada rangkaian staircase diatas anak kontak

staircase ke beban diseri tombol tekan. Cara

kerjanya apabila tombol tekan ditekan arus akan

berhenti pada anak kontak yang masih membuka

13LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 14: Bengkel Listrik Semester 3

2

P

N

1

karena koil mendapat sumber langsung dari line maka koil akan

menjadi magnet dan menarik anak kontak dan lampu akan

menyala. Bila setting waktu telah habis maka anak kontak kembali

membuka, bila ingin menambah waktu kita hanya menekan tombol

tekan saja.

2.2.9 LDR (Light Depended Resistor)

LDR atau sensor cahaya adalah saklar yang bekerja

berdasarkan cahaya yang diterima, di dalam sensor cahaya telah

dipasang suatu alat yang berfungsi untuk mengontrol cahaya yang

14LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

NPEL

Page 15: Bengkel Listrik Semester 3

masuk jika mencapai cahaya yang telah ditentukan maka dalam

sensor cahaya akan terjadi reaksi elektronis yang dapat

menghubungkan suatu tegangan yang terlebih dahulu telah dirakit

sesuai dengan terminal-terminalnya. Di dalam LDR ada tiga

terminal yaitu dengan notasi Line sebagai terminal masukan

sumber tegangan dan notasi N sebagai terminal masukan netral

kemudian notasi Load menandakan tempat terminal keluaran ke

beban

Cara kerjanya adalah Jika LDR menerima cahaya maka LDR akan

berfungsi sebagai saklar, yaitu memutuskan arus yang mengalir

kebeban. Begitu juga sebaliknya apabila LDR tidak menerima

cahaya maka LDR akan mengalirkan arus kebeban.

2.2.10 TIMER (Saklar Waktu)

Saklar waktu adalah saklar yang ON dan OFF nya

tergantung waktu yang telah ditentukan dalam 24 jam sehari.

Saklar waktu ini akan terus bekerja selama masih ada tegangan

yang mengalir ke koil saklar waktu tersebut. Saklar waktu ini tidak

mempengaruhi komponen apapun.

15LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 16: Bengkel Listrik Semester 3

2.2.11 KONTAKTOR (Relay Kontaktor)

Kontaktor adalah suatu saklar yang menggunakan sistem

elektromagnetik sama halnya dengan saklar impuls kontaktor

mempunyai anak kontak, tetapi Kontaktor memiliki lebih dari satu

anak kontak yang terdiri dari anak kontak NO (Normally Open) dan

NC (Normally Close).

Dari beberapa kontaktor kita dapat membuat beberapa rangkaian

kontrol yang dapat mengoperasikan dengan berbagai sistem

antara lain pengoperasian dengan pengunci. Cara kerja dari

kontaktor yaitu apabila mekanis (koil) dialiri arus listrik maka dalam

koil akan timbul medan magnet dan akan menarik anak kontak NO

dan NC sehingga berubah dari posisi semula. Jadi relay hanya

akan bekerja jika teraliri arus listrik.

2.3 Dasar Teori

Latihan bengkel semester III adalah merupakan pengembangan

dari praktek bengkel pada semester sebelumnya dan merupakan

16LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 17: Bengkel Listrik Semester 3

langkah awal untuk menuju kedalam suatu pengisntalasian yang

lebih baik lagi.

Pada job ini penggunaan panel telah dilaksanakan yang mana

panel merupakan perlengkapan hubung bagi tempat kontrol suatu

sistem penerangan dengan demikian diharapkan nantinya apabila

mendapat suatu praktek system penginstalasian yang menggunakan

panel yang lebih baik, maka tidak akan mendapat banyak kesulitan,

sebab telah mampu menguasai dasarnya.

Dalam latihan kerja bengkel semester III ini ada dua macam

system pengoperasian dari rangkaian, yaitu sistem Manual dan Auto.

Sistem Auto

Yaitu system penerangan akan beroperasi sendiri bila keadaan

gelap. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan LDR, Staircase

dan Timer, yang mana LDR akan bekerja bila keadaan luar terang

tahanan LDR besar dan lama waktu kerja di setting oleh Timer.

Selain itu menggunakan Staircase untuk penerangan sementara

( tergantung setting waktu ).

Sistem Manual

Yaitu system penerangan dioperasikan dengan menekan tombol

Staircase saja. Untuk pembagian grup diatur dengan MCB sebanyak

4 buah yang mana masing-masing MCB 4 ampere.

Dalam suatu praktek biasanya tidak lepas dari teori mengenai

bahan dan peralatan yang akan digunakan. Hal ini karena teori dan

praktek saling berhubungan. Dimana teori akan terbukti

kebenarannya dengan melakukan praktek.

2.3.1 Instalasi On Plester & In Plaster

17LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 18: Bengkel Listrik Semester 3

Instalasi dalam listrik terdapat dua jenis yaitu instalasi ON Plester

dan instalasi IN Plester. Instalasi ON Plester biasanya banyak

digunakan pada industri-industri besar yang memiliki jaringan

instalasi yang cukup banyak sehingga instalasi ON Plester ( pada

permukaan dinding) , dirasa cukup mudah dalam perawatan dan

renovasi apabila instalasi tersebut mengalami gangguan. Sedangkan

instalasi IN Plester banyak digunakan pada rumah yang umumnya

terbuat dari tembok atau merupakan kebalikan dari instalasi ON

Plester cara pemasangan instalasinya, instalasi semacam ini juga

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Dilihat dari keuntungan instalasi semacam ini jauh lebih rapi, indah

dan lebih tahan lama karena tempat pemasangan instalasi ini di

dalam tembok sehingga komponen di dalamnya terjaga, selain itu

instalasi ini mempunyai kekurangan yaitu apabila terjadi gangguan

pada salah satu komponennya maka kita harus membobok dinding

terlebih dahulu sehingga kurang efektif.

2.3.2 Panel Distribusi

Dalam suatu rangkaian instalasi listrik yang rumit dan kompleks

sangat sukar memeriksa suatu bagian yang mengalami kerusakan

disamping sebagai perangkat hubung bagi daya pada suatu instalasi

juga merupakan sebagai sarana kontrol dari kerja suatu rangkaian

kontrol dan kelistrikan.

Yang dimaksud panel kontrol adalah tempat kedudukan dari

peralatan kontrol sebagai tempat menghubungkan bagian daya dari

sumber tegangan menuju beban. Peralatan-peralatan dari panel

harus sedemikian rupa sehingga panel tersebut mudah dipelihara,

diperiksa dan pelayanan beban dapat dengan mudah untuk dicapai.

18LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 19: Bengkel Listrik Semester 3

2.4Group Satu

Group satu merupakan group bagi penerangan yang dipasang

diruang tamu, ruang makan dan dapur. Ruang tamu dan ruang

makan diaktifkan oleh sebuah saklar seri. Selain itu pada ruang tamu

disediakan sebuah kotak, kotak ini berguna untuk keperluan yang

ada. Jalur instalasi dua ruangan ini langsung dilayani oleh keluaran

phase dari F1.

Sementara untuk ruangan dapur penerangan diaktifkan oleh dua

buah tombol plus sebuah stop kontak guna keperluan dapur yang

biasanya memerlukan energi listrik dan dua tombol tersebut dibuat

dengan maksud agar penerangan di ruang dapur dapat diaktifkan

19LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 20: Bengkel Listrik Semester 3

dari dua tempat yang salah satu tombol tersebut tetap ditempatkan di

ruang dapur. Jika ingin menambah tombol lagi guna mengaktifkan

ruang dapur dari lebih dari dua tempat cukup dengan

menghubungkan paralel tambahan tombol dengan tombol yang

sudah ada. Hal ini dimungkinkan karena digunakannya saklar impuls

sebagai pengontrol penerangan dapur.

2.5Group Dua

Group dua tidaklah terlalu istimewa karena kedua ini fasa

langsung diberikan kebeban tanpa harus mengalami pengontrolan

oleh alat atau saklar-saklar yang dipasang pada group-group lain.

Group ini melayani penerangan kamar mandi, kamar tidur, selasar

dan ruangan panel. Dimana penerangan masing-masing ruangan

tersebut diaktifkan oleh sebuah saklar silang dan dua buah saklar

tukar yang dikombinasikan sehingga mampu menjadi saklar pengaktif

penerangan yang dapat mengaktifkan penerangan pada ruang-ruang

yang dimaksud dari tiga tempat yang berbeda.

20LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 21: Bengkel Listrik Semester 3

Pemasangan tiga saklar untuk satu penerangan di masing-masing

ruangan tersebut diatas, sebenarnya tidak menguntungkan secara

ekonomis. Tetapi perthitungan ekonomis akan sedikit diabaikan jika

ruangan yang tersedia memang cukup luas sehingga pengaktifan

penerangan dari satu tempat dianggap kurang efektif.

2.6Group Tiga

Group tiga inilah bebannya benar-benar tergantung pada kontrol

yang dipasang pada group empat. Group ini digunakan untuk

penerangan jalan, parkir luar dan dalam rumah. Group ini tidak

memiliki sebuah pengaktif, sedikitpun bahkan seperti yang diuraikan

diatas bahwa aktifnya group tiga ini sangat bergantung pada kontrol

di group empat. Oleh karena itu aktifnya group tiga ini dijelaskan

pada pengaktifan di group empat.

21LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 22: Bengkel Listrik Semester 3

2.7Group Empat

Group empat ini berisi peralatan kontrol yang sumber energinya

langsung diberikan pada F4. Aktifnya penerangan di group tiga

berupa penerangan jalan dan parkir di kontrol sebuah saklar selector

dimana untuk mengaktifkannya dapat dipilih dua keadaan yaitu dapat

diaktifkan secara manual dengan menekan tombol yang tersedia di

dua tempat yang berbeda dimana penggunaannya secara manual ini

dimaksudkan untuk mengatasi keadaan-keadaan darurat apabila

22LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 23: Bengkel Listrik Semester 3

kondisi auto tidak dapat berfungsi dengan baik. Keadaan kedua

adalah pengoperasian secara auto dimana operasi ini dilakukan oleh

sebuah timer yang dapat kita sesuaikan operasi waktunya sesuai

fungsi penerangan jalan dan parkir luar yaitu hanya akan beroperasi

pada siang hari.

Selain itu operasi auto ini dikontrol pula oleh sebuah saklar dimmer

atau saklar surya yang akan menjaga penerangan jalan dan parkir

tetap aktif bila malam telah tiba. Dengan dibatasi oleh saklar timer

dan dipergunakannya saklar surya, keaktifan kerja penerangan yaitu

penerangan luar dan parkir akan lebih baik. Satu yang hampir

23LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 24: Bengkel Listrik Semester 3

terlupakan yaitu bahwa pengaktifan salah satu kondisi yaitu kondisi

manual lampu tanda akan aktif, yang memberitahukan bahwa posisi

yang ada adalah posisi manual.

Dari analisa ini dapat dilihat langkah-langkah dalam perakitan tiap-

tiap instalasi per group.

BAB III

DAFTAR MATERIAL DAN KOMPONEN

3.1 Material dan Komponen

No Nama Peralatan/bahan Jumlah Satuan Keterangan

A. Pipa dan Alat Bantu

1 Pipa (5/8”) PVC 6,75 Meter Lokal

2 Benda siku (elbo)5/8” PVC 9 Buah Lokal

3 Cabang T 1 Buah Lokal

4 Klem 16 Maluminium 40 Buah Lokal

5 Klem pipa 42 Buah Lokal

6 Klem NYM 9 mm dengan paku 12 Buah Lokal

B. Saklar dan peralatannya

7 Timer 1 Buah Tender

8 Saklar Tukar 2 Buah Tender

9 Saklar Silang 1 Buah Tender

10 Saklar Seri 1 Buah Tender

11 Saklar Selector 1 Buah Tender

12 Saklar tekan dengan lampu tanda 1 Buah Tender

13 Saklar tekan dengan Lampu IP 55 1 Buah Tender

14 Lampu tanda (merah) 1 Buah Tender

15 Jungtion Box 4 Buah Tender

24LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 25: Bengkel Listrik Semester 3

16 Kotak kontak 1 fhase + PE 3 Buah Tender

17 Fiting Duduk 6 Buah Tender

18 Roset Kayu 2 Buah Tender

19 LDR( Light Depended Resistor) 1 Buah Tender

20 Saklar Tekan 2 Buah Tender

C. Panel

21 MCB 4 Buah Tender

22 Relay Kontraktor 220 V/10A 2 Buah Tender

23 Saklar Impuls 220 V 1 Buah Tender

24 Saklar Staircase 1 Buah Tender

25 Bus Bar Tembaga 3-5 x 15 mm 280 Mm Lokal

26 Profil untuk terminal 150 Mm Tender

27 Profil dudukan Relay 200 Mm Tender

28 Terminal 4 mm2 (line up terminal) 15 Buah Tender

29 Penaruh terminal 1 Buah Tender

30 Plat Penutup 1 Buah Tender

31 Terminal 6 mm 2 1 Buah Tender

32 Plat Penutup item 35 6mm2 1 Buah Tender

33 Plat pemisah 6mm2 1 Buah Tender

34 Wiring Channel 400 Mm Tender

35 Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 pejal 3,4 Meter Lokal

36Kabel NYM 3 x 1,5 mm2 warna Ph

N, PE1 Meter Lokal

37NYA 1,5 mm 2 hitam, merah,

kuning37,5 Meter Lokal

38 NYA 1,5 mm2 Biru Tua 13 Meter Lokal

39 NYA 1,5 mm2 Hijau Kuning 13,5 Meter Lokal

40 Steker 10 – 16 PNPE 1 Buah Tender

41 NYAF 3 x 1,5 mm2 serabut 1 Meter Lokal

42 D. Mur, Baut dan Sekrup Panel

43 Sekrup Kayu, Kepala M2 bulat 170 Buah Lokal

44Sekrup Kayu, rata perseng 4 x 30

(20)18 Buah Lokal

25LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 26: Bengkel Listrik Semester 3

45 Mur Baut M4 x 10 20 Buah Lokal

46 Mur Baut M4 x 50 8 Buah Lokal

Mur Baut M4 x 15 4 Buah Lokal

47 Rumah Kontrol Panel (Housing) 1 Buah Lokal

48 Bingkai Panel 1 Buah Lokal

49 Mur Geser M4 4 Buah Lokal

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Analisa Hasil Praktek Instalasi ON Plaster

Deskripsi instalasi ON Plaster proyek sudomo ini adalah bahwa

penerangan proyek ini terbagi atas 4 group. Dimana masing-masing

group diamankan oleh sebuah MCB dan pemasangan instalasi

dilakukan di permukaan tembok yang tentunya tidak lepas dari

pemasangan pipa beserta penghantarnya. Sumber bagi 4 group

tersebut diambil langsung dari jaringan PLN yang ada pada

prakteknya langsung diambil dari KWH meter sehingga tidak perlu

memasang KWH terlebih dahulu.

A. Perakitan panel

Dalam merakit panel, bahan – bahan yang merupakan bahan

yang harus dipasang hendaknya sudah harus siap. Dikarenakan

pada praktek ini tidak melakukan pembuatan kotak panel maka

semua hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan panel tidak

mengalami pembahasan disini.

Pertama adalah mengambil panel dan memasang panel pada

papan kerja. Ukuran-ukuran pemasangan panel hendaknya sudah

26LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 27: Bengkel Listrik Semester 3

diukur dan dilubangi atas panel/ langit langit panel guna

mempermudah pemasangan pipa pada panel

Kotak panel disekrupkan dengan sekrup menempel erat ,

dilanjutkan dengan pemasangan tutup kotak panel.

Pemasangan berikutnya adalah pemasangan profil-profil yang

diperlukan guna tempat melekatnya peralatan nantinya. Setelah

diperkuat dengan baut/mur, diyakinkan agar tidak bergerak lagi.

Berikutnya pemasangan wiring chanel yang dipasang disebelah

kiri dari penutup pintu panel dilihat dari depan. Wiring langsung

dilekatkan dengan roundhead mur.

Selanjutnya adalah pemasangan bus bar memiliki beberapa

baut guna perekatan kabel nantinya sehingga baut-baut perekat

tersebut harus sudah dipasangkan dan langsung diikatkan dengan

papan pertinax dan diikatkan dengan mur geser pada profil C.

Perlu diingat bahwa bus bar yang terpasang ada dua buah yaitu

bus bar untuk netral dan PE. Khusus yang PE, bus barnya mesti tidak

terhalang oleh isolator apapun termasuk pertinax sebab bus bar PE

mesti terhubung langsung dengan badan kotak panel.

Setelah itu adalah pemasangan rumah MCB yang dikaitkan

pada profil C dibagian bawah dalam papan panel tersebut.

Setelah semua peralatan yang perlu ditempel selesai

direkatkan, dilanjutkan dengan pemasangan peralatan seperti rumah

relay, K1, K4T, K6T, K7, K9A, line up terminal, terminal blok sumber.

Sampai disini perakitan panel sudah dapat dianggap selesai.

Langkah berikutnya adalah pemasangan pipa, saklar-saklar, Fitting,

Tombol, Jungtion Box, Swicth Selektor, Stop Kontak, LDR dan

Lampu tanda. Tentu setelah semua ukuran telah ditetapkan.

Guna mempermudah pemasangan dan pengawatan disarankan

agar pada pemasangan peralatan tersebut diatas dan pemasangan

27LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 28: Bengkel Listrik Semester 3

pipa diikuti oleh pengawatan kabel sehingga tidak mengalami

kesulitan bila nantinya sudah dipasang pipa terlebih dahulu.

Pemasangan kawat kepada alat-alat tersebut diatas sesuai

dengan karakteristik alat seperti yang telah dijelaskan didepan.

4.2Pemasangan/Pengawatan Instalasi

Pengawatan ini memerlukan sedikit ketelitian karena ia tidak

akan pernah bekerja sesuai dengan fungsinya jika pengawatan yang

dipasangkan pada alat adalah salah.

Dalam pengawatan tersebut sebaiknya digunakan sedikit trik

yaitu mengerjakan pengawatan pergroup. Sehingga bila berhasil

mengerjakan group yang satu baru kemudian dilanjutkan dengan

group yang lain.

Baiknya kita mulai pengawatan pada group dua yang lebih

mudah dan ini salah satu trik yang lainnya yaitu mengerjakan

instalasi yang lebih mudah dahulu.

Pengawatan digroup ini dimulai dari pemasangan kabel netral

kotak kontak dan langsung dihubung seri dengan holder kawat di

fitting dan langsung dihubungkan dengan jungtion box. Untuk kabel

phasa sebaiknya langsung dihubungkan dari jungtion box ke phasa

kotak kontak baru dan dijumper ke saklar tukar. Keluaran saklar tukar

dihubungkan dengan saklar silang. Keluaran saklar silang sekali lagi

harus lebih diperhatikan. Agar tidak salah, jumperkan saja antara

kanan dengan kanan dari kedua keluaran saklar silang dan dari kiri

ke kiri dari keluaran yang lain dan tarik kedua kabel keluaran dari

kanan dan kiri saklar silang tersebut. (kalau lebih jelasnya baca

28LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 29: Bengkel Listrik Semester 3

pengawatan saklar silang dibagian depan pemasangan saklar ini).

Dua kawat keluaran dihubungkan dengan dua holder saklar tukar dan

keluaran saklar tukar yang tinggal satu tersebut langsung

dihubungkan dengan holder kawat fitting lampu di group dua.

Sementara kawat PE cukup dihubungkan ke kotak kontak.

Idealnya setiap lampu diberi PE khususnya TI, karena lampu yang

dipasang berupa lampu bohlam dengan fitting dari plastic sehiingga

sudah cukup aman tanpa ada tambahan PE lagi.

Dari jungtion box diteruskan masuk ke pipa sampai ke panel

kontrol dan dihubungkan langsung kepada fuse dua melalui line up

terminal. Untuk PE dan netral langsung diikatkan pada bus bar

terminal masing-masing.

Berikutnya yang paling gampang lagi adalah group tiga dimana

penerangannya hanya berupa dua buah lampu yang dihubung secara

paralel.

Cara pemasangan adalah sama dengan memasang lampu

biasa dan dipasang tanpa PE. Bedanya fhasa lampu tersebut

dihubungkan langsung ke line up terminal dan ditandai dengan tanda

tertentu yaitu U3.

Untuk group dua pemasangan sebaiknya hubungan antar

terminal seperti keluaran saklar seri yang langsung menuju lampu A1

dan A2. Selain itu adalah pemasangan tombol yang dipasang secara

paralel lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Demikian pula untuk

kotak kontak langsung saja dihubungkan secara paralel di jungtion

box. Selesai pemasangan, phasa stop kontak dan saklar seri

dimasukan pipa menuju kotak panel dan dihubungkan langsung ke

line up terminal dengan tanda L1. Sementara untuk dua kabel tombol

setelah berada di panel langsung ke line up terminal dengan tanda

nomor 1 dan 2. Untuk lampu D tidak perlu disambung di jungtion box,

29LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 30: Bengkel Listrik Semester 3

cukup disambung dari fitting langsung menuju kotak panel dengan

tanda U1.

Penting untuk diketahui bahwa penyambungan di jungtion box

harus memiliki kabel lebih sebagai spare agar bila terjadi kesalahan

atau kesulitan penyambungan instalasi disebabkan pendeknya kabel

dapat diatasi.

Untuk pemasangan di group empat, lebih mudah memasang

tombol staircase dengan hubungan paralel yang langsung

dihubungkan pada jungtion box dan dari jungtion box langsung

menuju kotak panel dan dihubungkan pada line up terminal dengan

diberi tanda nomor 8 dan 9.

Pemasangan berikutnya adalah pemasangan saklar surya.

Untuk pemasangan alat yang satu ini perlu diperhatikan.

Pemasangan yang benar adalah menghadap ke bawah masukan

kabelnya. Hal ini guna menghindari masuknya air bila kita melakukan

pemasangan di luar rumah/di lapangan.

Kabel yang dipergunakan adalah kabel NYM 3 x 1,5 mm2.

Pemasangannya adalah warna biru untuk netral, kuning pada beban

dan hitam untuk sumber bagi LDR. Pemasangan akan dapat

dilakukan setelah membuka tutup kotak saklar dinner tersebut,

karena pelekatan kabel berada didalam kotak saklar surya atau

dimmer tersebut.

Kabel keluaran dari kotak dilekatkan dengan klem NYM 9 mm2

langsung menuju kotak panel dan diberi tanda dengan nomor 10 dan

11.

Setelah itu adalah pemasangan yang terakhir yaitu saklar

selector. Setelah membuka kotak saklar selector tersebut,

pemasangan kabel dapat dilakukan. Karena pemasangan saklar

diikuti dengan pemasangan lampu indikator, maka sebaiknya

30LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 31: Bengkel Listrik Semester 3

pemasangan saklar ini diikuti dengan pemasangan lampu indikator

terutama kawat-kawat penghantar.

Jangan lupa memasangan penghantar netral pada lampu tanda

ini sehingga dalam pipa instalasi untuk saklar selektor berisi 5

penghantar. Penghantar-penghantar tersebut langsung dihubungkan

ke line up terminal dengan penandaan nomor : 3 untuk fhasa sumber

4, untuk sumber kontrol secara manual dan 5 untuk sumber kontrol

outomatis.

Untuk penghantar lampu tanda dipanel pada line up terminal

diberi nomor 6 untuk phasa dan 7 untuk netral atau langsung

disambungkan ke busbar netral.

Satu hal yang harus diingat lagi yaitu banyak kabel atau

penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa instalasi yaitu tidak

lebih dari 6 penghantar. Jika lebih, diharuskan menggunakan pipa

yang lebih besar diameternya. Hal ini dimaksudnya guna menjaga

dan menghindari adanya gesekan mekanis yang dapat menyebabkan

rusaknya isolasi kabel sehingga dapat menyebabkan kebakaran

ataupun karena faktor lainnya.

Dianjurkan dalam mengikat kabel pada busbar, kotak kontak

dan untuk pemasangan yang sifatny tidak melakukan penjepitan oleh

mur seperti pada peralatan yang dipasang, agar menggunakan teknik

mata itik dalam merekatkan kabelnya agar pemasangan kabel lebih

kuat dan tidak mudah lepas. Tentunya pembuatan mata itik ini telah

dipelajari di semester sebelumnya.

Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada

bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :

Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masing-

masing rumah fuse. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse

yang lain dari rumah fuse pertama dengan pemasangan

31LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 32: Bengkel Listrik Semester 3

yang seragam dalam arti jika dipasangan dibagian bawah

rumah fuse maka rumah fuse yang lain (tentunya pada

tempat pengikat penghantarnya) dilakukan jumper pada

bagian bawah semua, begitu pula sebaliknya kabel atau

penghantar yang boleh dimasukan kedalam pipa yaitu lebih

dari 6 penghantar. Jika lebih diharuskan menggunakan pipa

yang lebih bessar diameternya. Hal ini dimasudkan guna

menjaga dan menghindari adanaya gesekan mekanis,

medan magnet yang kuat antar kawat, hubung singkat bila

ada kabel yang luka dan lain sebagainya.

Setelah pengawatan diluar panel selesai dilanjutkan pada

bagian dalam panel. Yang perlu dilakukan adalah :

Melakukan pengawatan dari sumber PLN menuju masing-

masing MCB. Lakukan penjamperan untuk rumah fuse

yang lain dari MCB pertama : dengan pemasangan yang

seragam dalam arti jika dipasang dibagian bawah MCB,

maka MCB yang lain (tentunya pada tempat pengikat

penghantarnya) dilakukan jumper pada bagian bawah

semua begitu pula bila sebalikya.

Melakukan penyambungan yang paling mudah. Seperti

menyambung keluaran MCB dua menuju line up terminal

pada tempat yang telah ditandai untuk keluaran fuse 2

yaitu U2.

Melakukan penyambungan keluaran lain seperti

penyambungan keluaran MCB 1. Keluaran MCB 1 ada

dua yaitu ke line up terminal dengan nomor 1 dan input

dari saklar inpuls. Setelah itu anak kontak inpuls dijumper

ke line up terminal dengan nomor 2, dan keluaran dari

32LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 33: Bengkel Listrik Semester 3

anak kontak tersebut dismbung ke line up terminal

dengan tanda U1 Sampai disini pengawatan untuk fuse 1

telah selesai.

Selanjutnya melakukan penyambungan pada MCB 3 yaitu

dengan menghubungkan keluaran MCB 3 langsung ke

anak kontak relay K7. Anak kontak yang digunakan

adalah NO dan relay jenis yang kita gunakan untuk

hubungan NO maupun NC ada beberapa buah. Sehingga

sebelum memasang ke rumah relay perlu diperhatikan

keterangan yang ada pada relay tersebut. Keluaran anak

kontak langsung dihubungkan ke line up terminal ke

simbol U3.

Bagian terakhir yang akan dikawati adalah MCB 4. Dari

MCB 4 keluarannya langsung dihubungkan pada saklar

timer dan dapat langsung di jumper menuju line terminal

nomor 3 karena langsung menuju saklar selektor.

Berikutnya dari line up terminal nomor 4 disambung ke

anak kontak NC K9A, Outputnya disambung Ke line up

terminal nomor 5 yang menuju ke lampu H5.

Berikut dari Input NC K9A dijumper ke Staircase.

Pemasangan staircase sangat khas. Untuk itu keterangan

yang diberikan pada alat harap dibaca dengan teliti sebab

bila tidak kesalahan akan terjadi dan rangkaian tidak

berjalan sesuai dengan fungsinya.

Berikutnya Penyambungan dari line up terminal nomor 6

ke Anak kontak NO dari staircase. Dan outputnya

disambung ke koil K7.

33LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 34: Bengkel Listrik Semester 3

Pemasangan berikutnya adalah memasang dari line up

nomor 7 menuju ke anak kontak NC K9A, dan outputnya

menuju ke input anak kontak NC K9A.

Berikutnya dari input anak kontak NO K9A dijumper ke

Anak kontakNO K4T, dan Outputnya disambung ke line

up terminal dengan nomor 9. Dari line up terminal nomor

10 disambung ke koil K7.

Semua pemasangan telah dilakukan tetapi tidak berarti

langsung dapat beroperasi sebab semua kabel netral

belum dipasang pada semua peralatan seperti impuls

switch, timer switch, relay K7 dan relay K9A. Untuk itu

semua peralatan ini dapat dipasang kabel netral dengan

hanya menjumperkan satu alat ke alat yang lain dan pada

akhir jumperan dihubungkan langsung menuju bus bar

netral.

Setelah selesai semua pengawatan maka peralatan dapat

dipasang di tempatnya masing-masing. Diusahakan agar sumber

sebelum benar-benar masuk untuk dicek secara manual dengan

menggunakan multi meter.

4.3Cara Kerja Diagram Kontrol

4.3.1Group I

Seperti yang telah dijelaskan pada deskripsi instalasi,

penerangan group 1 yaitu penerangan ruang tamu dan ruang makan

akan aktif bila saklar seri C1 dan C2 ditekan. Bila salah satu saklar

34LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 35: Bengkel Listrik Semester 3

seri tersebut baik C1 dan C2 ditekan maka akan mengaktifkan salah

satu penerangan dikedua ruangan.

Untuk ruangan dapur, penerangan dapur akan aktif bila salah

satu tombol ditekan. Dengan tekanannya salah satu tombol tersebut

akan memberikan arus pada kumparan di impuls switch dan akan

mengaktifkan anak kontak dan anak kontak akan berubah dari posisi

normalnya karena terdapat pengunci (lihat penjelasan sebelumnya).

Hal ini berarti bahwa penerangan dapur akan terus aktif sampai salah

satu tombol ditekan kembali guna menormalkan kembali anak kontak

yang ada pada impuls switch atau saklar impuls.

4.3.2Group 2

Untuk group 2 aktifnya penerangan tidak perlu dijelaskan terlalu

terperinci karena aktifnya penerangan ini cukup dengan menekan

salah satu saklar yang ada. Meskipun masing – masing saklar

mempunyai karateristik yang berbeda namun kombinasi yang tepat,

fungsi seperti diatas akan dapat dibuat dengan mudah.

Penerangan yang dimaksud pada group ini dapat diaktifkan

ditiga tempat dan dapat dinonaktifkan dari tiga tempat.

4.3.3Group 3

Group 3 ini sangat erat kaitannya dengan group 4, karena

sebelum menuju beban, fasanya melewati relay K7. dimana Koil dari

relay tersebut berada di group 4.

Jadi aktif atau non aktifnya relay K7 akan sangat berkaitan erat

dengan aktif atau tidaknya kontrol pada group 4.

35LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 36: Bengkel Listrik Semester 3

4.3.4 Group 4

Di group ini ada 2 pilihan pengoprasian, yaitu operasi secara

manual atau secara otomatis. Hal ini merupaka fungsi dari selector

switch. Berikut penjelasan dari 2 keadaan pengoprasian tersebut :

4.3.5 Pengoprasian Secara Manual

Operasi manual adalah salah satu cara pengaktifan relay K7

dimana bila cara pengoperasian ini dipili hmaka dengan serta merta

mengaktifkan lampu indicator(H5) yang akan memberitahukan

bahwa rangkaian diaktifkan dengan cara manual. Pada operasi

manual ini terdiri atas peralatan yang mendukung yaitu relay K9A,

staircase,dan kumparan K7.

Lampu indikator aktif dengan begitu selektor diarahkan untuk

operasi manual. Hal ini terjadi karena anak kontak relay K9A berada

dalam posisi normal yaitu NC., sehingga phasa langsung masuk

kelampu indikator. Anak kontak relay K9A ini tidak akan pernah

mengalami perubahan apapun disebabkan kumparan relay K9A tidak

memperoleh sumber arus.

Namun aktifnya lampu indikator bukan berarti relay K7 ikut aktif

karena relay K7 tidak mendapatkan sumber disebabkan terputusnya

sumberoleh anak kontak staircase . untuk mengaaktifkan maka anak

kontak staircase tersebut harus menutup dan akan menutup bila

staircase tersebut dalam keadaan aktif.

Dengan menekan tombol yang menghubungkan antara sumber

dengan kumparan staircase maka anak kontak K6T akan berubah

pada posisi dari membuka menjadi menutup sehingga K7 otomatis

36LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 37: Bengkel Listrik Semester 3

mendapakan sumber sehingga anak kontak K7 pun ikut menutup dan

mengaktifkan beban yang terpasang.

Aktifnya anak kontak relay K7 bukanlah tanpa batas karena

sumber relay K7 sngat tergantung pada membuka atau menutupnya

anak kontak K6T. Dan disebabkan sifat staircase yang bergantung

pada waktu maka aktifnya K7 pun ikut terpengaruh dengan waktu

yang ada pada staircase.

Waktu tersebut sangat berpengaruh terhadap pemasangan

kawat .Pada praktek ini pemasangan adalah sistem 4 kawat sehingga

menekan tombol setelah penekanan yang pertama akan menambah

waktu aktifnya anak kontak K6T yang berarti menambah aktif waktu

bagi kontaktor relay K7 yang juga akan memperlama aktif

penerangan jalan dan parkir. Sekali lagi penggunaan proses manual

ini hanya dimaksudkan dalam keadaan darurat bila keadaan otomatis

tidak berfungsi. Sampai disini selesailah fungsi manual dari rangkaian

kontrol ini.

4.3.6 Pengoperasian Secara Otomatis

Untuk opersi automatis , lampu indikator akan langsung mati

begitu saklar selektor lansung dipindah keposisi otomatis. Hal ini

disebabkan kumparan relay posisi K9A memperoleh sumber

sehingga anak kontak relay K9A langsung berubah posisi. Sehingga

lampu indikator yang phasanya diperoleh dari NC- nya K9A. maka

anak kontak K9A penghubung lampu indikator tersebut langsung

memutus sumber terhadap lampu indikator.

Sementara untuk relay K7 masih dapat dioperasikan seacara

manual dikarenakan anak kontak K9A yang dalam normalnya berada

dalam posisi NO. Saat K9A aktif jumper tersebut akan menutup dan

37LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 38: Bengkel Listrik Semester 3

mengalirkan sumber yang mana akan tetap dapat beeroperasi secara

manual menggantikan posisi selektor untuk operasi manual.Bedanya

lampu indikator tidak aktif.

Untuk operasi otomatis sumber K7 diperoleh dari anak kontak

K4T yang dalam normalnya berada dalam posisi NO. Seperti yang

telah dijelaskan , anak kontak K4T tersebut akan menutup setelah

waktu yang kita tentukan telah dipenuhi oleh timer sejak ia diberi

sumber.

Dengan menutupnya anak kontak K4T bukan berarti relay K7

akan aktif karena sumber ke relay tersebut diputuskan oleh anak

kontak LDR. Selama belum malam , maka anak kontak LDR tidak

akan pernah menutup.Sesaat LDR mendapat cahaya yang kurang

kuat disebabkan hari mulai menjelang malam,maka anak kontak LDR

pun menutup.maka lengkaplah K7 mendapat sumber sehingga

aktiflah K7.

Sesuai dengan set waktu yang telah kita tentukan maka relay

K7 akan bekerja selama magrib sampai menjelang terbit matahari

tepatya kurang lebih dari yang ditentukan disebabkan intensitas

cahaya yang diterima pada jam – jam yang telah ditentukan oleh

timer , tetapi ada satu yang dapat dipastikan yaitu relay K7 tidak

akan pernah aktif pada siang hari meskipun pada siang hari tersebut

intensitas cahaya yang diterima oleh LDR melemah disebabkan oleh

cuaca ataupun gerhana matahari ataub hal yang lainnya.

Inilah keuntungan penerapan K4T (Timer), sehingga

pemasangan K4T tersebut bukanlah sesuatu pemasangan yang

disiasiakan.

38LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 39: Bengkel Listrik Semester 3

BAB V

TROUBLE SHOOTING

5.1 Tujuan

Setelah melakukan trouble shooting diharapkan dapat :

Memperbaiki segala jenis kerusakan pada instalasi listrik.

Menentukan tempat kerusakan

Mengetahui langkah – langkah yang harus dikerjakan

dalam menyelesaikan suatu perbaikan instalsi listrik.

Tujuan diadakan trouble shooting adalah :

Untuk melatih mahasiswa mengembangkan pemikiran

analisa terhadap suatu permasalahan yang mungkin

terjadi pada rangkaian yang berhubungan dengan

instalasi listrik

Untuk mengantisipasi atau sebagi bekal mahasiswa di

lapangan apabila menemui suatu permasalahan / trouble

shooting.

Trouble shooting biasanya terjadi pada peralatan ,penghantar,

pengaman dan lain – lainya. Tiap trouble shooting yang diterapkan

mahasiswa yaitu dihadapkan pada suatu permasalahan yang

menyebabkan suatu rangkaian tidak bekerja sesuai dengan deskripsi

kerja yang diharapkan.

5.2 PERALATAN

39LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 40: Bengkel Listrik Semester 3

Peralatan yang digunakan:

Test Pen

Multimeter

Obeng (+) dan Obeng (-)

Tang potong dan Tang kupas

5.3 TROUBLE SHOOTING

Adapun langkah penyelesaian trouble shooting sebagai berikut:

1. Mengecek fungsi rangkaian per group untuk mengetahui

latak trouble shotting pada rangkaian.

2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap

sambungan pada rangkaian untuk mengetahui posisi

troble shotting.

3. Melakukan perbaikan dari hasil analisa yang telah

dilakukan.

Adapun trouble shooting yang terjadi adalah:

Grup 1 kabel netral pada lampu yang dinyalakan menggunakan tombol tekan dilepas

Grup 1kabel netral pada stop kontak dilepas Grup 2 kabel masukan ke saklar silang ditukar Kabel dari line up 11 yang menuju LDR dipotong

Cara mengatasi trouble shooting yang terjadi :

40LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 41: Bengkel Listrik Semester 3

Kabel netral pada lampu dipasang kembali

Kebel netral pada stop kontak dipasang kembali

Kabel masukan pada saklar silang yang ditukar dikembalikan

kekeadaan semula

Kabel dari line up 11 yg dipotong dipasang kembali.

Pada saat dilakukan tes fungsi setelah trouble shooting Lampu pada grup 1 yang dinyalakan dengan tombol tekan

tidak menyala Stop kontak grup 1tidak berfungsi Lampu pada grup 2 tidak dapat difunsikan sebagaimana

mestinya LDR tidak berfungsi dengan baik

5.4Berikut adalah gambar rangkaian residenc AB sudomo:

41LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 42: Bengkel Listrik Semester 3

SINGLE LINE PANEL

42LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 43: Bengkel Listrik Semester 3

SINGLE LINE PAPAN

43LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 44: Bengkel Listrik Semester 3

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan praktek kerja bengkel semester III ini, ada

beberapa hal yang dapat disimpulkan, diantaranya :

Penggunaan peraturan-peraturan misalkan pada PUIL 2000

tentang instalasi listrik sangatlah penting dikarenakan untuk

meningkatkan keamanan dan kenyamanan.

Ketelitian dan kedisiplinan sangatlah penting dalam melakukan

suatu pekerjaan.

Dalam memasang instalasi penerangan khususnya proyek

SUDOMO ini ,pemahaman pembacaan gambar rangkaian dan

deskripsi kerja suatu rangkaian yang sangatlah penting.Guna

mengetahui cara kerja dan fungsi dari suatu peralatan.

Instalasi proyek SUDOMO terbagi menjadi 4 group.Ini gunanya

apabila terjadi suatu gangguan arus lebih dapat lebih mudah

dideteksi,tanpa menggangu group lainnya.

Suatu rangkaian yang dibuat 2 fungsi atau lebih seperti manual

dan automatis bertujuan untuk kondisi normal dan kondisi

darurat juga mempermudah pengoperasian.

6.2 SARAN – SARAN

44LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 45: Bengkel Listrik Semester 3

Sebelum laporan ini ditulis beberapa saran yang ingin penulis

sampaikan, baik untuk penulis sendiri maupun rekan – rekan

mahasiswa yang lain:

1. Menaati peraturan bengkel.

2. Ketelitian dan kedisiplinan harus diterapkan.

3. Hubungan komunikatif antar pembimbing dan mahasiswa

ditingkatkan.

4. Bertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang

dipinjam.

Gambar rangkaian yang telah jadi :

45LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011

Page 46: Bengkel Listrik Semester 3

46LAPORAN BENGKEL LISTRIK 2011