BENDA ASING SALURAN PERNAFASAN DAN ESOFAGUS 1.BENDA ASING SALURAN NAFAS Definisi Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.Benda asing yang berasal dari luar tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas.Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan, tulang dan zat anorganik seperti jarum, peniti, batu dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif yaitu cairan dengan PH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, membran difteri, bronkolit, cairan amnion, mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan. Patofisiologi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BENDA ASING SALURAN PERNAFASAN DAN ESOFAGUS
1.BENDA ASING SALURAN NAFAS
Definisi
Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.Benda asing yang berasal dari luar tubuh,
disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang
berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen.
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas.Benda asing eksogen padat
terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan, tulang dan zat anorganik seperti jarum, peniti,
batu dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti
zat kimia, dan benda cair non-iritatif yaitu cairan dengan PH 7,4. Benda asing endogen dapat
berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, membran difteri, bronkolit, cairan
amnion, mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.
Patofisiologi
Setelah terjadi aspirasi benda asing, benda asing dapat tersangkut pada tiga tempat,
laring, trakea dan bronkus, 80-90 % akan tersangkut di bronkus. Pada dewasa benda asing
cenderung tersangkut pada bronkus utama kanan karena lebih segaris lurus dengan trakea dan
posisi karina yang lebih ke kiri serta ukuran bronkus kanan yang lebih besar. Sampai umur 15
tahun sudut yang dibentuk bronkus dengan trakea antara kiri dan kanan hampir sama, sehingga
pada anak, frekwensi lokasi tersangkutnya benda asing hampir sama kejadian antara bronkus
utama kiri dan kanan. Lokasi tersangkutnya benda asing juga di pengaruhi posisi saat terjadi
aspirasi.
Benda asing yang teraspirasi tanpa menimbulkan obstruksi akut, akan menimbulkan
reaksi tergantung jenisnya, organik atau anorganik. Benda asing organik menyebabkan reaksi
inflamasi mukosa yang lebih berat, dan jaringan granulasi dapat timbul dalam beberapa jam.
Disamping itu beberapa benda organik seperti kacang-kacangan dan biji-bijian bersifat menyerap
air sehingga mengembang, yang akan menambah sumbatan, obstruksi parsial dapat berubah
menjadi total. Benda organik yang lebih kecil akan bermigrasi ke arah distal dan menyebabkan
inflamasi kronik, sering memerlukan reseksi paru untuk menanganinya. Aspirasi benda asing
anorganik, jika tidak menyebabkan obstruksi, akan bersifat asimptomatis.
Benda asing di bronkus dapat menyebabkan terjadinya tiga tipe obstruksi yaitu a)
obstruksi katup bebas (by pass valve obstruction), benda asing menyebabkan sumbatan , namun
udara pernafasan masih dapat keluar dan masuk, sehingga tidak menimbulkan atelektasis atau
emfisema paru. b) katup penghambat ekspiratori atau katup satu arah (check valve obstruction),
dan c) obstruksi katup tertutup (stop valve obstruction).
Benda asing yang berada di bronkus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi antara lain bronkiektasis,
pnemonitis yang berulang, abses paru dan emfisema
Gejala Klinis
Aspirasi benda asing dapat memberikan gambaran klinis yang bervariasi, dari gejala yang
minimal, sehingga tidak jarang pasien dibawa berobat bukan pada hari pertama kejadian, seperti
dilaporkan Cohen et al yang dikutip Friedman EM, dari 143 kasus aspirasi benda asing pada
anak hanya 41% yang datang berobat pada hari pertama kejadian,sampai keadaan gawat nafas
bahkan menyebabkan kematian.
Gejala klinis yang timbul akibat aspirasi benda asing di jalan nafas tergantung pada
ukuran, lokasi, jenis, bentuk, sifat iritasinya terhadap mukosa, lama benda asing di jalan nafas,
derajat sumbatan serta ada tidaknya komplikasi.
Gejala aspirasi benda asing dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu :
a. Fase awal yaitu saat benda asing teraspirasi, batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa
tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, wheezing dan obstruksi nafas, dapat juga disertai
adanya sianosis terutama perioral, kematian pada fase ini sangat tinggi
b. Fase asimptomatik yaitu interval bebas gejala terjadi karena benda asing tersangkut pada
satu tempat, dapat terjadi dari beberapa menit sampai berbulan-bulan setelah fase
pertama. Lama fase ini tergantung lokasi benda asing, derajat obstruksi yang
ditimbulkannya dan jenis benda asing yang teraspirasi serta kecenderungan benda asing
untuk berubah posisi dan c. Fase komplikasi yaitu telah terjadi komplikasi akibat benda asing, dapat berupa
pneumonia, atelektasis paru, abses dan hemoptisis.
Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak ada
gejala dan bertahan untuk waktu yang lama.Dapat timbul rinolith di sekitar benda asing.
Gejala yang paling sering berupa :
1. Hidung tersumbat
2. Rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau.
3. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis dan bersin.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan, sebagai berikut :
1. Edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.
2. Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus, sehingga disangka sinusitis. Dalam hal
demikian bila akan menghisap mukopus haruslah berhati-hati supaya benda asing itu
tidak terdorong ke arah nasofaring yang kemudian dapat masuk ke laring, trakea dan
bronkus. Benda asing, seperti busa, sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau busuk.
Benda asing di orofaring dan hipofaring dapat tersangkut antara lain di tonsil, dasar
lidah, valekula, sinus piriformis yang menimbulkan rasa nyeri pada waktu menelan (odinofagia),
baik makanan maupun ludah, terutama bila benda asing tajam seperti tulang ikan, tulang ayam.
Untuk memeriksa dan mencari benda itu di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis diperlukan
kaca tenggorok yang besar (no 8-10).Benda asing di sinus piriformis menunjukkan tanda Jackson
yaitu terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis tempat benda asing tersangkut. Bila benda
asing menyumbat introitus esofagus, makan tampak ludah tergenang di kedua sinus piriformis.
Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara pita suara atau berada
di subglotis.Gejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing.
Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak
karena terjadi asfiksia dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring
dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apneu dan sianosis. Sumbatan tidak total di
laring dapat menyebabkan gejala suara parau, disfonia sampai afonia, batuk yang disertai sesak,
odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis dan rasa subyektif dari benda asing dan dispneu dengan
derajat bervariasi. Gejala dan tanda ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring, dapat
juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih meninggalkan rekasi laring oleh karena
edema laring.
Benda asing di trakea, di samping gejala batuk dengan tiba-tiba yang berulang-ulang
dengan rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, terdapat gejala patognomonik yaitu audible
slap, palpatory thud dan asthmatoid wheeze. Benda asing trakea yang masih dapat bergerak,
pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk, benda asing itu akan terlempar ke
laring. Sentuhan benda asing itu pada pita suara dapat terasa merupakan getaran di daerah tiroid,
yang disebut oleh, Jackson sebagai palatory thud, atau dapat didengar dengan stetoskop di
daerah tiroid, yang disebut audible slap.Selain itu terdapat juga gejala suara serak, dispneu dan
sianosis, tergantung pada besar benda asing serta lokasinya. Gejala palaptory thud serta audible
slap lebih jelas teraba atau terdengar bila pasien tidur terlentang dengan mulut terbuka saat
batuk, sedangkan gejala mengi (asthmatoid wheeze) dapat didengar pada saat pasien membuka
mulut dan tidak ada hubungannya dengan penyakit asma bronchial. Benda asing yang tersangkut
di karina, yaitu percabangan antara bronkus kanan dan kiri, dapat menyebabkan atelektasis pada
satu paru dan emfisema paru sisi lain tergantung pada derajat sumbatan yang diakibatkan oleh
benda asing tersebut.
Benda asing di bronkus, lebih banyak masuk ke dalam bronkus kanan, karena bronkus
kanan hamper merupakan garis lurus dengan trakea, sedangkan bronkus kiri membuat sudut
dengan trakea. Pasien dengan benda asing di bronkus yang datang ke rumah sakit kebanyakan
berada pada fase asimtomatik.Pada fase ini keadaan umum pasien masih baik dan foto rontgen
toraks belum memperlihatkan kelainan.Pada fase pulmonum, benda asing berada di bronkus dan
dapat bergerak ke perifer.Pada fase ini udara yang masuk ke segmen paru terganggu secara
progresif, dan pada auskultasi terdengar ekspirasi memanjang di sertai mengi. Derajat sumbatan
bronkus dan gejala yang ditimbulkannya bervariasi, tergantung pada bentuk, ukuran dan sifat
benda asing dan dapat timbul emfisema, atelektasis, serta abses paru.
Benda asing organik menyebabkan reaksi yang hebat pada saluran napas dengan gejala
laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk dan demam ireguler. Tanda fisik benda asing di bronkus
bervariasi, karena perubahan posisi benda asing dari satu sisi ke sisi lain dalam paru.
Diagnosis
Diagnosis aspirasi benda asing di jalan nafas ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologik dan pemeriksaan endoskopi.
Anamnesis yang cermat mengenai adanya riwayat tersedak atau kemungkinan tersedak
sangat penting dalam menegakkan diagnosis.Meskipun memang tidak selalu ada yang melihat
saat kejadian. Dari anamnesis perlu ditanyakan adanya gejala klasik berupa rasa tercekik yang
tiba-tiba yang diikuti episode batuk-batuk, mengi dan bahkan stridor, karena lebih dari 90%
pasien yang teraspirasi benda asing terdapat satu atau lebih gejala klasik di atas.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda sumbatan jalan nafas dalam
berbagai variasi sesuai dengan ukuran, lokasi, derajat sumbatan, sianosis, wheezing, berkurang
atau hilangnya suara nafas, meskipun tidak adanya tanda-tanda ini tidak menyingkirkan adanya
aspirasi benda asing.
Gambar Pemeriksaan dengan fleksibel serat optik pada laring dengan dokumentasi
video.
Pada setiap pasien yang diduga mengalami aspirasi benda asing harus buat foto thorak
postero anterior (PA) dan lateral untuk mengetahui lokasi serta ukuran benda asing.18,19Benda
asing radioopak dapat dengan mudah diidentifikasi, sedangkan pada benda asing radiolusen,
kemungkinan yang akan tampak berupa efek samping yang timbul pada paru seperti atelektasis,
hiperinflasi unilateral, gambaran infiltrat, dan pergeseran mediastinum. Foto thorak yang diambil
dalam waktu 24 jam pertama setelah aspirasi benda asing radiolusen biasanya menunjukkan
gambaran normal.
Gambar A.Foto thorax posteroanterior yang menunjukkan benda asing radioopak pada cabang
bronkus utama dextra. B. Foto thorax lateral.
Benda asing kecil yang tidak menimbulkan emfisema dan atelektasis, dibuat foto thorak
anteroposterior inspirasi dan ekspirasi, dari foto ini akan tampak mediastinum bergeser ke arah
yang normal saat ekspirasi dan paru yang terlibat akan hiperaerasi karena udara terperangkap di
sana.
Gambar Gambaran hiperinflasi sekunder lapang paru kiri pada obstruksi oleh kacang di
cabang bronkus utama kiri.
Penatalaksanaan
Benda asing disaluran nafas harus dikeluarkan segera dalam kondisi optimal dengan
trauma yang minimal untuk mencegah komplikasi. Ada beberapa faktor yang menentukan
keberhasilan penatalaksanaan benda asing di saluran nafas antara lain : a) tim yang
berpengalaman dalam ekstraksi benda asing di saluran nafas, b) tim anestesi yang
berpengalaman, c) Perawat dan teknisi yang familiar dengan alat yang tersedia dan d)
ketersediaan peralatan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Bronkoskopi merupakan pilihan untuk ekstraksi benda asing di saluran nafas, disamping
juga digunakan untuk diagnosis pada kasus kecurigaan benda asing . Jenis bronkoskop yang
digunakan sampai saat in masih merupakan perdebatan apakah rigid atau fiberoptic,
pengambilan keputusan tergantung pilihan operator, lokasi benda asing dan ukuran pasien
(umur), meskipun untuk anak dan sebagian besar dewasa penggunaan bronkoskop rigid
merupakan pilihan untuk ekstraksi benda asing karena ventilasi lebih terjamin melalui tube
bronkoskop selama tindakan disamping juga operator dapat memasukkan peralatan seperti forsep
dan optical telescope.
Benda asing di laring.Pasien dengan benda asing di laring harus diberi pertolongan
dengan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit. Pada anak
dengan sumbatan total pada laring, dapat dicoba menolongnya dengan memegang anak dengan
posisi terbalik, kepala ke bawah, kemudian daerah tengkuk/punggung dipukul, sehingga
diharapkan benda asing dapat dibatukkan ke luar.Cara lain untuk mengeluarkan benda asing
yang menyumbat di laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich dapat dilakukan
pada anak maupun orang dewasa. Menurut teori Heimlich, benda asing masuk ke dalam laring
ialah pada waktu inspirasi. Dengan demikian paru penuh oleh udara, diibaratkan sebagai botol
plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatannya akan terlempar ke luar.
Dengan perasat Heimlich, dilakukan penekanan pada paru.Caranya ialah, bila pasien
masih dapat berdiri, maka penolong berdiri di belakang pasien, kepalan tangan kanan penolong
diletakkan di atas prosesus xifoid, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atasnya. Kemudian
dilakukan penekanan ke belakang dan ke atas paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda
asing akan terlempar ke luar dari mulut pasien. Bila pasien sudah terbaring karena pingsan, maka
penolong bersetumpu pada lututnya di kedua sisi pasien, kepalan tangan di letakkan di bawah
prosesus xifoid, kemudian dilakukan penekanan ke bawah dan ke arah paru beberapa kali,
sehingga diharapkan benda asing akan terlempar ke luar mulut pasien.pada tindakan ini posisi
muka pasien harus lurus, leher jangan ditekuk ke samping, supaya jalan napas merupakan garis
lurus.
Gambar Perasat Heimlich
Komplikasi perasat Heimlich ialah kemungkinan terjadi rupture lambung atau hati dan
fraktur iga. Oleh Karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan
kepalan tangan, tetapi cukup dengan dua buah jari kanan dan kiri.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring, perasat Heimlich tidak dapat
digunakkan. Dalam hal ini pasien masih dapat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi
pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau bronkoskop, atau kalau alat-alat itu tidak
ada, dilakukan trakeostomi. Pada waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur dengan posisi
Trendelenburg, kepala lebih rendah dari badannya, supaya benda asing tidak turun ke trakea.
Gambar Perasat Heimlich
Benda asing di trakea.Benda asing di trakea dikeluarkan dengan bronkoskopi.Tindakan
ini merupakan tindakan yang harus segera dilakukan, dengan pasien tidur terlentang posisi
Trendelenburg, supaya benda asing tidak turun ke dalam bronkus.Pda waktu bronkoskopi, benda
asing dipegang dengan cunam yang sesuai dengan benda asing itu, dan ketika dikeluarkan
melalui laring diusahakan sumbu panjang benda asing segaris dengan sumbu panjang trakea, jadi
pada sumbu vertikal, untuk memudahkan pengeluaran benda asing itu melalui rima glotis.Bila
fasilitas untuk melakukan bronkoskopi tidak ada, maka kasus benda asing di trakea dapat
dilakukan trakeostomi, dan bila mungkin benda asing itu dikeluarkan dengan memakai cunam
atau alat penghisap melalui trakeostomi. Bila tidak berhasil pasien dirujuk ke rumah sakit dengan
fasilitas endoksopi, ahli dan personal yang tersedia optimal.
Benda asing di bronkus.Untuk mengeluarkan benda asing dari bronkus dilakukan
bronkoskopi, menggunakan bronkoskop kaku atau serat optic dengan memakai cunam yang
sesuai dengan benda asing itu.Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan, apalagi bila benda
asing bersifat organic. Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara bronkoskopi,
seperti benda sing tajam, tidak rata dan tersangkut pada jaringan, dapat dilakukan servikotomi
atau torakotomi.
Antibiotik dan kortikosteroid tidak rutin diberikan setelah tindakan endoskopi pada
ekstraksi benda asing.Fisioterapi dada dilakukan pada anak kasus pneumonia, bronchitis
purulenta dan atelektasis. Pasien dipulangkan 24 jam setelah tindakan, jika paru bersih dan tidak
demam.
Foto toraks pasca bronkoskopi dibuat hanya bila gejala pulmonum tidak menghilang.
Gejala-gejala persisten seperti batuk, demam, kongesti paru, obstruksi jalan napas atau
odinofagia memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan pengobatan yang tepat dan adekuat.
2. BENDA ASING ESOFAGUS
Definisi
Definisi benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yag dalam keadaan normal tidak ada. Sedangkan definisi benda asing
esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut
dan terjepit di esophagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak
sengaja. Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah
utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur pada
tiap lokasi di esophagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis
dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.
Epidemiologi
Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis
esofagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut di servikal
esofagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta. Lokasi tersering benda
asing tersangkut di esofagus adalah pada sfingter krikofaringeus dikarenakan pada
daerah tersebut adalah daerah yang sempit dan terdiri dari otot krikofaring yang
akan membuka disaat bolus melewatinya. Namun apabila bolus atau makanan
tidak sempurna diolah dimulut akan menyebabkan makanan tersebut tersangkut,
apalagi untuk suatu benda asing yang cukup besar.
Terkadang benda asing dapat ditemukan di daerah penyilangan esofagus dengan
bronkus utama kiri atau pada sfingter kardio-esofagus.
Tujuh puluh persen dari 2394 kasus benda asing esofagus ditemukan di daerah
servikal, di bawah sfingter krikofaring, 12% di daerah hipofaring dan 7,7% di
esofagus torakal. Dilaporkan 48% kasus benda asing yang tersangkut di daerah
esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan atau infeksi lokal.
Gambar . Bagian yang mungkin benda asing tersangkut di esofagus
Gambar . Benda asing di esofagus
Penyebab dan Faktor Predisposisi Benda Asing di Esophagus
Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama pada
anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dan dapat terjadi pada semua umur ada tiap
lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis dan
dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.
Penyebab pada anak yakni anomali kongenital termasuk stenosis kogenital, web,
fistel trakeoesofagus dan pelebaran pembuluh darah. Faktor predisposisi antara lain
belum tumbhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik, koordinasi proses
menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan
sampai 1 tahun, retardasi mental, gangguan pertumbuhan dan penyakit-penyakit
neurologik yang mendasarinya.
Faktor predisposisi pada orang dewasa yaitu pemabuk dan pemakai gigi palsu yang
telah kehilangan sensasi rasa dari palatum, gangguan mental dan psikosis.
Faktor predisposisi lain yakni adanya penyakit-penyakit esofagus yang
menimbulkan gejala disfagia kronis seperti esofagitis refluks, striktur pasca
esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esofagus atau lambbung, cara mengunyah
yang salah degan gigi palsu yang kurang baik pemasangannya, mabuk
(alkoholisme) dan intoksikasi (keracunan).
1.2Manifestasi Klinis
Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila
benda asing tersangkut di servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus
distal, timbul rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia
bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing, disfagia lebih berat bila telah
terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan sehingga timbul rasa sumbatan
esophagus yang persisten, gejala yang lain adalah odinofagia, hipersalivasi,
regurgitasi dan muntah, kadang-kadang mudah berdarah. Gangguan napas dengan
gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea atau benda
asing
Gejala dan tanda perforasi esofagus servikal dan torakal karena benda asing atau
alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi kulit di daerah leher
atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi
dan pernafasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan
epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat timbul pneumotoraks atau
pyotoraks. Nyeri di punggung menunjukkan adanya tanda perforasi atau
mediastinitis.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang
timbul progresif . Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut,
didapatkan tanda-tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi
terdengar suara getaran di daerah pre cordial dan inter scapula.
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat
dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumothoraks jarang terjadi
tetapi dapat timbul sebagai komplikas tindakan endoskopi.
Pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk, disebabkan oleh aspirasi ludah
atau minuman. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi, wheezing,demam, abses
leher atau tanda empisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan
gangguan pertumbuhan. Benda asing yang terdapat di daerah servikal esophagus
dan bagian distal krikofaring, dapat menimbulkan obstruksi saluran napas dengan
stridor karena menekan dinding trakea bagian (posterior trachea esophageal party
wall).
Klasifikasi Benda Asing
Berdasarkan asalnya, benda asing digolongkan menjadi dua golongan :
1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti
kacang-kacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang
berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum,