May 19 Diet Pada Penyakit Pencernaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi. Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
May19
Diet Pada Penyakit Pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain
terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis –
melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran
cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena,
ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi
hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2
kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Biokimia yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada
pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan
terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang
terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang
berlebihan.
Syarat Diet
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu
terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat
pada lambung.
Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis,
dan paska bedah saluran cerna atas.
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan,
dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan
perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan
diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta
kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk
lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan
selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan Berat (g) Urt
Beras
Roti
Maizena
Daging
Telur ayam
Tempe
90
40
20
100
100
100
3,5 gls bubur
2 iris
4 sdm
2 ptg sdg
2 btr
4 ptg sdg
Sayuran
Buah
Margarine
Gula pasir
Susu
250
200
35
65
300
2,5 gls
2 ptg sdg papaya
3,5 sdm
6,5 sdm
1,5 gls
Nilai Gizi
Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g Vitamn C 205 mg
Kalsium 817 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm
Siang Pukul 16.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur roti 40 g = 2 iris
daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr
sayuran 100 g = 1 gls gula pasir 10 g = 1 sdm
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarine 10 g = 1 sdm
Malam Pukul 20.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan
makanan
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber
karbohidrat
Sumber protein
hewani
Sumber protein
nabati
Sayuran
Beras dibubur atau ditim; kentang dipure;
macaroni direbus; roti dipanggang;
biscuit; krekers; mi, bihun, tepung-
tepungan dibuat pudding atau bubur.
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam
digiling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis;
kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak
menimbulkan gas dimasak; bayam, bir,
labu siam, labu kuning, wortel, tomat
direbus dan ditumis.
Beras ketan, beras tumbuk, roti
whole wheat, jagung; ubi,
singkong, tales; cake, dodol,dan
berbagai kue yang terlalu manis
dan beremak tinggi.
Daging, ikan ,ayam yang diawet,
digoreng; daging babi; telur
diceplok atau digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang
tanah, kacang merah, kacang
polo.
Sayuran mentah, sayuran berserat
tinggi dan menimbulkan gas
seperti daun singkong, kacang
panjang, kol, lobak, sawi, dan
asparagus.
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir
dan peach dalam kaleng.
Margarine dan mentega; minyak untuk
menumis dan santan encer.
Sirup, teh.
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe,
kunyit, terasi, laos, saam sereh.
Buah yang tinggi serat atau dapat
menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak hewan, santan kental.
Minuman yang mengandung soda
dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok, bawang, merica, cuka,
dan sebagainya yang tajam.
Contoh Menu Sehari
Pagi Pukul 10.00
bubur nasi/tim nasi pudding maizena + saos sirup
telur ceplok air
setup wortel
teh
Siang Pukul 16.00
bubur nasi/tim nasi roti bakar
semur daging giling orak arik telur
setup bayam
jus papaya
Malam Pukul 20.00
bubur nasi/tim nasi susu
sup ayam giling
tumis labu siam + tomat
pisang
Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan
ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan yang
berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat
gizi lainnya.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan Berat (g) urt
Beras
Maizena
Biscuit
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
susu
200
15
20
100
50
100
250
200
25
40
200
4 gls tim
3 sdm
2 bh
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg papaya
2,5 sdm
4 sdm
1 gls
Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg
Kalsium 653 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5 sdm
Siang dan Malam Pukul 16.00
beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls
tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori,
74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
2.2 Diet Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar
Penyakit usus adalah peradangan
terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen,
berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea
(adanya lemak daam feses).
Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan nabati.
Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah
beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid
dan hipertikulosis.
Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan
absorbs lemak dan kolesterol darah.
Tujuan diet penyakit usus
1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran :
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran
kami kedepannya.
Diposkan 19th May oleh hilman kholis
Kumpulan Tugas Mahasiswa Akademi Keperawatan D3
May20
ANEMIA
ANEMIA
Definisi anemia
Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3.
Manifestasi klinik
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) kecepatan timbulnya anemia
(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut.
May20
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (SETRES)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai masalah dalam kehidupan, tanpa masalah manusia tidak bisa di katakana sebagai individu yang matang. Dari saat manusia kecil hingga tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dewasa, manusia selalu berurusan atau berhubungan dengan masalah. Karena dengan masalah yang di alami manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang matang. Dengan adanya berbagai masalah dalam ke hidupan ini, timbul berbagai tekanan dan kesulitan.
May20
ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
Jenis dan komposisi tubuh dan pergerakan keseimbangan cairan
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
May20
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata “sel” itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti “kotak-kotak kosong”, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.
May20
PSIKOLOGI (EMOSI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi.
May19
PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS
PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3.
May19
Pemeriksaan Fisik Bayi
Pemeriksaan Fisik Bayi
Pemeriksaan Fisik Bayi: "
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter
untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.
May19
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL
A. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
B.
May19
Makalah ANFIS (Sistem Muskuloskeleta)
Kata pengantar
Puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat beserta inayah-Nya sehingga kami biasa menyusun makalah ini dengan lancar.
Dan pada kesempatan ini juga, kami mengucapkan syukur atas tersusunnya makalah ANATOMI FISIOLOGI “Muskuloskeketal” yang di peruntukan bagi ceramah atau diskusi tingkat 1 B.
Selama penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih atas bantuan moril ataupun materil kepada :
1. Sr . Imelda SFS. BSN. Mars. Beserta jajaran nya.
2.
May19
Diet Pada Penyakit Pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).Memuat Kirim masukan
tinta karya sebuah inspirasi dari mimpi,dan kian berjuang tuk mendapatkan mimpi