BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU 24/2007). Bencana alam merupakan suatu kejadian yang tidak akan pernah dapat dilepaskan dengan kehiduan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Telah cukup banyak riwayat kejadian bencana alam yang terekam dari informasi tersebut kita dapat melihat bahwa dimanapun dan kapanpun sebenarnya terdapat potensi akan suatu bencana. Hal ini dapat dikarenakan oleh faktor alam, lingkungan dan manusia, terutama faktor manusia yang masih kurangnya pemahaman, kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana yang akan muncul. Salah satu bencana yang sering terjadi adalah bencana kebakaran, bencana ini kerap kali terjadi di area yang pemukimannya padat penduduk, kesalahan dalam penanganan ketika terjadi ancaman kebakaran dan perilaku masyarakat yang kurang antisipasif terhadap datangnya bencana kebakaran. Wilayah kelurahan baros yang mempunyai luas 179,15 Ha yang terbagi menjadi 18 RW dengan jumlah penduduk 15.118
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU
24/2007).
Bencana alam merupakan suatu kejadian yang tidak akan pernah dapat dilepaskan
dengan kehiduan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat. Telah cukup
banyak riwayat kejadian bencana alam yang terekam dari informasi tersebut kita dapat
melihat bahwa dimanapun dan kapanpun sebenarnya terdapat potensi akan suatu
bencana. Hal ini dapat dikarenakan oleh faktor alam, lingkungan dan manusia, terutama
faktor manusia yang masih kurangnya pemahaman, kesiapsiagaan dan kewaspadaan
dalam menghadapi bencana yang akan muncul.
Salah satu bencana yang sering terjadi adalah bencana kebakaran, bencana ini
kerap kali terjadi di area yang pemukimannya padat penduduk, kesalahan dalam
penanganan ketika terjadi ancaman kebakaran dan perilaku masyarakat yang kurang
antisipasif terhadap datangnya bencana kebakaran.
Wilayah kelurahan baros yang mempunyai luas 179,15 Ha yang terbagi menjadi
18 RW dengan jumlah penduduk 15.118 jiwa. Sementara untuk RW 18 sendiri berjumlah
penduduk 590 jiwa. Daerah ini berada 520 diatas permukaan laut yang terdiri sebagian
besar area pemukiman padat penduduk dengan sebagian besar masyarakatnya berprofesi
sebagai buruh harian lepas.
Hasil observasi dan wawancara di wilayah RW 18 menunjukan bahwa bencana
apapun dapat terjadi termasuk kebakaran, terlihat dari tata letak perumahan warganya
berdempetan satu sama lain dengan kontruksi rumah masih terdapat semi permanen dan
bilik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
kesiapsiagaan warga RW 18 Kelurahan Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi
dalam menghadapi bencana kebakaran?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk diketahuinya kesiapsiagaan warga tentang kerentanan
bencana kebakaran di RW 18 Kelurahan Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi
2013.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, diharapkan dapat :
a. Memberikan pengetahuan kepada warga tentang cara penanggulangan
bencana kebakaran
b. Meningkatkan kewaspadaan warga terhadap kemungkinan bencana kebakaran
yang terjadi di wilayahnya.
c. Memberikan pemahaman tentang bagaimana cara pengevakuasian saat terjadi
bencana kebakaran.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam cara pengelolaan dan penanggulan bencana
kebakaran.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah literatur dalam cara penanggulangan bencana kebakaran.
3. Kelurahan Baros, RW 18
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bencana kebakaran
b. Meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan warga terhadap bencana
kebakaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar yang tidak kita
kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI, 1992). Kebakaran
juga merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia (human
erroe) dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya usaha,
terhambatnya perekonomian dan pemerintahan bahkan korban jiwa (Bakornaspb).
Klasifikasi kebakaran adalah golongan atau pembagian atas kebakaran
berdaasarkan pada jenis benda/ bahan yang terbakar. Dengan adanya klasifikasi
kebakaran tersebut diharapkan akan lebih mudah atau lebih cepat dan lebih tepat
mengadakan pemilihan media pemadaman yang akan dipergunakan untuk melaksanakan
pemadaman (Perda DKI, 1992). Menurut Perda DKI (1992) klasifikasi sesuai dengan
bahan bakar yang terbakar dan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu:
a. Kelas A
Termasuk dalam kelas ini adalah pada bahan yang mudah terbakar biasa,
misalnya: kertas, kayu, maupun plastik. Cara mengatasinya yaitu bisa dengan
menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan,
serbuk kering untuk mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen
untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran.
b. Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti cairan
combustible dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa
lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam.
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya
yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar
dari sengatan listrik.
d. Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus kelas
ini.
Menurut Depnaker ILO (1980) Kerugian akibat kebakaran meliputi :
a. Asap
b. Gas beracun
c. Kekurangan oksigen
d. Panas
e. Terbakar
Menurut Depnaker UNDP ILO (1987) menyebutkan akibat kebakaran dan segala
akibat yang ditimbulkan disebabkan adanya ketimpangan sebagai berikut:
a. Tidak adanya saranda deteksi/ alarm
b. Sistem deteksi/ alarm tidak berfungsi
c. Alat pemadam api tidak sesuai/ tidak memadai
d. Alat pemadam api tidak berfungsi
e. Sarana evakuasi tidak tersedia
f. Dan banyak faktor lain seperti manajemen K3 program inpeksi, dan pemeliharaan.
Sedangkan klasifikasi bahaya kebakaran menurut Perda DKI Jakarta (2008) terdiri
dari:
a. Bahaya kebakaran ringan
Bahaya kebakaran ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
nilai dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah,
sehingga penjalaran api lambat. Yang dimaksud bahaya kebakaran ringan ialah
hunian: Tempat ibadah, Perkantoran, Pendidikan, Ruang makan, Ruang rawat inap,
Penginapan, Hotel, Museum, Penjara, Perumahan
b. Bahaya Kebakaran Sedang
1) Bahaya Kebakaran Sedang I
Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak
lebih dari 2,5 m dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang,
sehingga penjalaran api sedang. Yang dimaksud bahaya kebakaran sedang I
ialah bangunan, tempat penjualan dan penampungan susu, restoran, pabrik