Top Banner
Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 1 Tugas GEOGRAFI BENCANA OLEH SUHARYADI LUMANGINO A 351 07 007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2011
21

Geografi Bencana

Jan 31, 2023

Download

Documents

Yunober Mberato
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 1

Tugas

GEOGRAFI BENCANA

OLEH

SUHARYADI LUMANGINO

A 351 07 007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2011

Page 2: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 2

BENCANA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-

alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007). Bencana

merupakan suatu peristiwa yang tidak terpisahkan dengan sejarah manusia. Kejadian-kejadian

alam yang selalu dilalui dalam peradaban manusia mengajarkan manusia dalam

memanajemen bencana mulai dari pra bencana sampai pasca bencana. Peristiwa ini

dicontohkan misalnya mitigasi kekeringan yang telah berusia lebih dari 4000 tahun yang

sering dilakukan di Mesir, begitu juga respon kemanusiaan dalam krisis emergency pada

pasca peristiwa seperti yang pernah terjadi di Lisbon pada tanggal 1 November 1755 setelah

diterjang tsunami. Dimana terlihat bantuan dari negaranya walau hanya ala kadarnya.

Menurut undang-undang no. 24 tahun 2007, bencana itu dikategorikan menjadi 3 yaitu

bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial. Bencana alam yaitu Bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

longsor. Bencana non-alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,

epidemi, dan wabah penyakit. Dan bencan sosial merupakan Bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik

sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

Bencana biasanya terjadi akibat dari perpaduan antara ancaman/bahaya dengan

kerentanan yang menghasilkan suatu resiko bencana. Resiko bencana ini akan dipicu oleh

faktor luar yang akan mempercepat terjadinya bencana. Skema terjadinya bencana dapat

dilihat pada bagan berikut:

Ancaman

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Pemicu

BENCANA

Page 3: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 3

Suatu peristiwa dapat dikatakan bencana apabila pengaruh yang ditimbulkan dari

suatu peristiwa dapat mempengaruhi kehidupan ekosistem di Bumi dan mengakibatkan

kerugian yang dapat dirasakan baik itu kerugian fisik material maupuk kerugian mental yang

terjadi akibat pengaruh peristiwa tersebut.

Besar kecilnya suatu bencan dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari suatu

peristiwa. Seperti pengertian bencana diatas dimana bencana meruakan suatu peristiwa yang

menyebabkan kerugian dari berbagai aspek. Oleh sebab itu untuk mengurangi kerugian yang

ditimbulkan akibat suatu peristiwa haruslah memiliki suatu manajemen bencana yang baik.

Manajemen yang dimaksud merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan pada saat

sebelum sampai setelah suatu peristiwa itu terjadi.

Pempublikasian manajemen bencana untuk mengurangi kerugian dapat merubah

paridigma suatu masyarakat dalam menanggapi suatu peristiwa yang akan atau mungkin

terjadi. Misalnya yang terjadi di Bangladesh dan Vietnam, dimana masyarakat yang tinggal di

DAS Mekong yang semula bermimpi untuk bebas dari banjir namun akhirnya memutuskan

untuk hidup bersama banjir. Komitmen hidup bersama banjir tersebut tentunya tetap dilandasi

oleh semangat bahwa banjir atau ancaman alam lainnya seperti gempa, siklon, dan kekeringan

boleh terjadi tettapi bencana tidak boleh terjadi. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa

peristiwa alamiah tidak mungkin lepas dalam kehidupan manusia namun sebagaimana

dampak dari suatu peristiwa yang terjadi dapatlah dimanajemen sebaik-baiknya sehingga

dampaknya terhadap kehidupan semakin kecil.

Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekonstruksi (UU 24/2007). Manajemen bencana upaya-upaya yang dilakukan manusia dalam

menanggapi suatu bencana yang mungkin terjadi. Dalam hal ini kesiap siagaan dalam suatu

peristiwa yang terjadi sudah benar-benar direncanakan sebaik-baiknya. Manajemen bencana

disuatu daerah dapat direncanakan sebaik-baiknya berdasarkan tingkat bahaya (hazard) serta

kerentanan/ kerawanan (vulnerability) disuatu daerah benar-benar terukur dengan baik.

Namun demikian, kesiap siagaan masyarakat yang ada disuatu lokasi yang memiliki tingkat

bahaya dan kerentanan yang tinggi menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkat bahaya

itu terjadi. Jika kesiap siagaan masyarakat tinggi maka akibat dari bencana itu dapat

diperkecil dengan sebaik-baik suatu rencana yang telah direncanakan jauh-jauh sebelum suatu

peristiwa yang berpotensi bencana itu terjadi. Bahaya (hazard) merupakan suatu kondisi baik

Page 4: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 4

secara alamiah maupun akibat ulah manusia yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau

kerugian dan kehilangan jiwa manusia. Bahaya (hazard) berpotensi menimbulkan bencana,

tetapi tidak semua bahaya menimbulkan bencana tergantung dari bagaimana manusia dan

menyikapi suatu bahaya tersebut. Sedangkan kerentanan yaitu sekumpulan kondisi atau suatu

akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan) yang berpengaruh buruk

terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Setiap usaha-usaha yang

dilakukan memiliki hambatan-hambatan yang mungkin akan berpengaruh terhadap usaha

manusia dalam mencegah akibat dari suatu bencana, baik itu hambatan fisik, sosial, ekonomi

dan lingkungan. Hambatan-hambatan inilah yang disebut dengan kerentanan, karena

hambatan ini yang mengakibatkan proses manajemen bencana bisa terhambat sehingga

bencana akan sering terjadi disuatu daerah tersebut.

Dibalik dari kerentanan tersebut, setiap individu memiliki kemampuan untuk berupaya

sebaik-baiknya dalam menanggulangi bahaya bencana tersebut. Kemampuan (capability)

tersebut merupakan kekuatan dan potensi yang dimiliki perorangan, keluarga dan masyarakat

yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat,

atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana.

Perpaduan dari bahaya, kerentanan serta kemampuan itu akan menentukan besarnya

resiko suatu bencana didaerah tertentu. Dimana resiko merupakan besarnya kerugian atau

kemungkinan terjadinya korban jiwa, kerusakan dan kerugian ekonomi, yang disebabkan oleh

bahaya tertentu disuatu daerah pada suatu waktu tertentu. Resiko dari suatu bahaya dapat

diukur dari kemungkinan bahaya yang akan terjadi dikalikan besarnya kerentanan bencana

tersebut. Namun besarnya resiko dapat dikurangi oleh bagaimana kemampuan (capability)

masyarakat dalam menanggulangi bahaya.

Bahaya tidak dapat dihindari dari setiap kehidupan manusia. Alam selalu saja

memiliki aktifitas alamiah yang akan mengakibatkan bahaya bagi manusia tersebut. Bukan

hanya aktifitas alamiah yang mengakibatkan bahaya namun kegiatan manusia pun ikut

memicu terjadinya suatu bahaya yang mengancam kehidupan dan penghidupan manusia itu

sendiri. Namun demikian bahaya tidak dapat dihindari namun akibat dari bahaya (bencana)

dapat diminimalisir dengan manajemen yang baik atau disebut manajemen bencana. Seperti

pengertian manajemen bencana serta komponen-komponen dari manajemen bencana tersebut

yang telah dijabarkan diatas, maka dapat dilihat siklus manajemen bencana seperti berikut:

Page 5: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 5

Siklus Manajemen Bencana

Pencegahandan Mitigasi

KesiapsiagaanTanggap

Darurat

Pemulihan

BENCANA

Page 6: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 6

Dari siklus dan bagan diatas dapat dilihat bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakuan

dalam manajemen suatu bencana terdiri dari pencegaha (prevention), mitigasi (mitigation),

kesiapan (preparedness), peringatan dini (early warning), tanggap darurat (response), bantuan

darurat (relief), pemulihan (recovery), rehabilitasi (rehabilitation), dan rekonstruksi

(reconstruction). Kegiatan-kegitan tersebut merupakan kegiatan yang harus dilakukan mulai

dari pra sampai pasca suatu bahaya terjadi agar akibat yang ditimbulkan dari bahaya tersebut

dapat diminimalisasi dengan semaksimal mungkin.

Setelah menjabarkan secara singkat bagaimana manajemen dari suatu bencana maka

perlu pula diketahui apa-apa saja bahaya yang dapat menimbulkan bencana yang mungkin

sangat berpotensi khususnya di wilayah Indonesia. Bahaya tersebut dapat dibagi menjadi

beberapa jenis diantaranya yaitu:

a. Geologi, contohnya gempa bumi, gunung api, gerakan tanah, tsunami.

b. Hidro-Meteorologi, contohnya banjir, kekeringan, topan.

c. Biologi, contohnya epidemi, penyakit tanaman, hewan, SARS, Flu Burung, dll.

d. Teknologi, contohnya kecelakaan pesawat, semburan lumpur Sidoarjo, akibat

radiaksi nuklir/ radioaktif.

e. Lingkunga, contohnya kebakaran hutan.

f. Sosial, contohnya terror, konflik.

Jenis-jenis bahaya di atas kiranya semua pernah terjadi di Indonesia. Oleh karena itu

dalam tulisan ini coba diulas salah satu jenis bencana yang pernah terjadi di Indonesia mulai

dari kondisi sebelum bencana terjadi sampai bagaimana kondisi setelah bencana itu terjadi.

Dimana dalam hal ini jenis bencana yang coba diulas adalah bencana geologi yaitu tsunami

yang pernah terjadi di samudera hindia pada 26 Desember 2004 yang pusatnya sangat dekat

dengan Provinsi Naggroe Aceh Darussalam.

Tsunami Aceh 26 Desember 2004

A. Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang) yang berarti gelombang pelabuhan dikategorikan sebagai

bencana geologi karena bukan disebabkan oleh cuaca atau arus pasang surut, melainkan

disebabkan oleh bencana yang terjadi dibawah air seperti longsor, gunung berapi, maupun

akibat aktifitas lempeng (gempa).

Page 7: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 7

1. Longsor (Land Slide)

Land Slide/ tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/ turun cukup besar dan

terjadi di dasar samudera dapat mengakibatkan timbulnya tsunami. Namun tsunami

yang ditimbulkan tidaklah begitu besar.

Gambar Proses Terjadinya Tsunami Akibat Longsoran

2. Gunung Berapi

Ketika gunung berapi aktif yang berada ditengah laut meletus dapat menimbulkan

tsunami. Tsunami yang ditimbulkan akibat gunung berapi bisa kecil namun bisa juga

terjadi stunami yang besar tergantung dari besarnya letusan gunung tersebut. Semakin

besar letusan gunung maka semakin besar pula kemungkinan tsunami yang terjadi. Di

Page 8: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 8

Indonesia letusan gunung krakatau yang terdapat ditengah laut sekitar selat Sunda pada

tahun 1883 menimbulkan tsunami yang sangat besar dengan melan korban yang cukup

banyak. Dampaknya juga dirasakan dibeberapa negara lainnya. Jika terjadi letusan

gunung api dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan

naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami.

Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau. Gelombang terbentuk akibat

perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai

keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah

kolam akan terbentuk gelombang melingkar.

Gambar Proses Terjadinya Tsunami Akibat Gunung Berapi

3. Gempa Bumi

Secara umum gempa bumi yang menimbulkan tsunami adalah gempa bumi

tektonik yang terjadi dilaut dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Sumber gempa bumi berada di laut.

b. Kedalaman gempa bumi dangkal yaitu kurang dari 60 km.

c. Kekuatan gempa cukup besar, yakni diatas 6,0 SR.

d. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault).

Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya menimbulkan gelombang

yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempa dan area patahannya. Tsunami

Page 9: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 9

dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertical dan

memindahkan air yang berada diatasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical

dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi didaerah pertemuan lempeng yang disebut

subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk

menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip dibawah lempeng

kontinen, proses ini disebut juga subduksi.

Gambar Proses Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Bumi

Page 10: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 10

Dari ketiga contoh bencana dilaut yang dapat menimbulkan tsunami diketahui bahwa

bencana yang terjadi di Aceh sehingga menimbulkan tsunami yaitu bencana yang disebabkan

oleh gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi di Aceh (Samudera Hindia) berpusat pada

koordinat 3,928 0

LU dan 95,779 0

BT, kurang lebih 160 km sebelah barat aceh dengan

kedalaman 20 km. gempa ini menciptakan patahan yang panjangnya mencapai 7500 mil

(1500 km) dengan kekuatan gempa 8,9 SR yang dalam laporan-laporan berikutnya

menyebutkan bahwa kekuatan gempa sekitar 9,3 SR (Nigel Cawthorne, 100 Bencana yang

Mengguncang Dunia, 2008).

Kekuatan gempa yang begitu dahsyat serta tsunami yang ditimbulkan memporak-

porandakan negara-negara yang berada disekitar samudera hindia terutama Aceh. Bahkan

dampaknya terasa sampai ke Alaska.

B. Kondisi Aceh Pra Bencana Tsunami 26 Desember 2004

Aceh merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki begitu banyak

kekayaan alam dan kekayaan budaya. Serambi Mekah sebuatan lain dari Aceh menjadi ciri

khas tersendiri bagi daerah tersebut. Aceh yang sejak zaman kerajaan samudera pasai menjadi

jalur perdagangan kerena menghubungkan dua samudera besar sehingga menjadi jalur

perdagangan sutera. Hal ini mengakibatkan keragaman budaya di Aceh yang begitu besar ini

tercermin dari keragaman masakan dan pakaiannya.

Dari segi produksi perkebunan, berdasarkan data BPS 2004 terakhir sebelum tsunami

2004 data kekayaan alam Aceh untuk perkebunan menunjukkan Aceh memiliki fokus pada

tujuh komoditi perkebunan utama. Tujuh komoditi tersebut terdiri dari padi, CPO, karet,

kakao, kopi, kapas dan kacang tanah. Dari tujuh komoditi tersebut, empat diantaranya

merupakan komoditi yang memiliki transaksi perdagangan yang tinggi di Asia, yaitu Karet

dan Kakao dengan pusat perdagangan di Jepang, Tokyo, CPO di Malaysia, serta Kopi.

Kondisi sebelum tsunami, Aceh mampu menghasilkan 5.33 ton TBS/ha CPO, dimana

produktivitas nasional secara keseluruhan untuk tahun yang sama adalah sebesar 16.5 ton

TBS/ha. Ini berarti Aceh menyokong 32% dari keseluruhan produktivitas hasil CPO di

Indonesia.

Daerah yang mendominasi produksi Minyak CPO di Aceh adalah daerah Aceh Utara,

dengan hasil produktivitas tertinggi dalam setahunnya, yaitu mencapai 10.4 ton TBS/ha.

Daerah Aceh Utara merupakan daerah yang memiliki kondisi alam yang paling menyerupai

Page 11: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 11

Malaysia, yang merupakan negara pusat perdagangan CPO dunia. Komoditi kebutuhan

domestik seperti padi, produktivitas Aceh mencapai 4.2 ton TBS/ha, Sedangkan rata untuk

keseluruhan Indonesia, adalah sebesar 4.6 ton/TBS. Angka ini menunjukkan kondisi Aceh,

sebelum tsunami, Aceh diperkirakan mampu mencapai produktivitas satu negara untuk

memnuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Kekayaan Aceh yang didorong oleh kondisi iklim cuaca yang mendukung untuk

perkebunan dan pertanian. Hal ini ditunjukkan bahwa pada tahun 2005, pertanian Aceh

mampu menyumbangkan 21% dari nilai Produk Domestik Bruto Aceh. Pada tahun 2005.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mencapai

Rp. 34,94 triliun, kekayaan utama Aceh di sektor pertambangan mampu mendominasi sebesar

23.3% dari total PDRB.

Dari kekayaan pertambangan di Aceh didominasi oleh sumber energi alternatif dunia

saat ini. Endapan batubara yang terpusat pada Cekungan Meulaboh di daerah Kabupaten Aceh

Barat. Di daerah melauboh diperkirakan dan dilaporkan oleh Departemen Pekerjaan Umum

bahwa terdapat 92,220 ha, ini berarti secara total, jumlah pertamabangan batu bara di Aceh

potensial untuk ditelusuri mencapai 146500 ha. Sampai saat ini jumlah potensial cadangan

batu bara Aceh mencapai 500 juta ton. Jika dengan perhitungan rata-rata harga batubara dunia

yang mencapai $100/ton, maka potensial cadangan batubara yang sudah dipastikan mencapai

50 miliar US$ di Aceh. Sedangkan luas cadangan perkiraan di Aceh mencapai 1.7miliar ton

yang masih harus ditelusuri.

Pertambangan umum di Aceh telah dimulai sejak 1900. Daerah operasi minyak dan

gas di bagian utara dan timur meliputi daratan seluas 8.225,19 km² dan dilepas pantai Selat

Malaka 38.122,68 km². 4 Perusahaan asing yang mendapatkan kewenangan kontrak untuk

melakukan eksploitasi pertamabangan di Aceh yaitu Gulf Resources Aceh, Mobil Oil-B,

Mobil Oil-NSO, dan Mobil Oil-Pase. Kondisi ini sangat mempengaruhi harga saham

perusahaan pertambangan Batu Bara di Indonesia, yaitu PT BA dan PT Bumi Resources,

namun PT Bumi memiliki kapasasitas terbesar dengan menghasilkan 50 juta ton, sedangkan

PT BA 10 juta ton. Peningkatan harga batubara di dunia telah mengakibatkan PT BUMI

mencatat kenaikan laba bersih mencapai 2504,93%. Dengan kondisi potensi jumlah cadangan

batubara yang masih besar di Aceh, maka potensi investasi batubara di Aceh masih

menjanjikan.

Page 12: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 12

Selain itu, perikanan di Aceh juga menjadi penunjang pendapatan daerah setempat.

Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi

lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59

triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi

perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai

15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi

perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka.

Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783)

di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budidaya.

Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun

demikian, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar

18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai.

Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di Aceh Utara, Aceh Timur,

Bireuen, Aceh Barat dan Aceh Selatan.

Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap

pancing (hook and line). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat

darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.

Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di Banda

Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan sejumlah tempat

pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektar tambak,

sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak

ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat

pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan

(Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap

kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-

tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.

Posisi Aceh yang dikelilingi oleh Perairan, menjadikan Aceh merupakan daerah yang

memiliki kemudahan akses terhadap negara perdagangan lainnya seperti Singapurand an

Malaysia. Latarbelakang sejarah Aceh dapat menunjukkan Aceh dapat menjadi pusat

perdagangan internasional, untuk kedua kalinya melanjutkan catatan sejarah Samudera Pasai.

Page 13: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 13

Aceh memiliki 119 pulau, yang masih potensial untuk dikembangkan, yang ditunjukkan oleh,

jumlah pelabuhan yang aktif dipergunakan hanya terdapat enam pelabuhan untuk transportasi

laut, yaitu Sabang, Meulaboh, Lhokseumawe, Kuala Langsa, dan Malahayati yang sekaligus

sebagai pelabuhan penyeberangan, pelabuhan penyeberangan yang lain adalah Pelabuhan

Balohan.

Namun demikian kekayaan yang melimpah baik kekayaan fisik maupun sosial

budayanya, namun aceh terletak di wilayah yang rentan terhadap bencana. Karena Aceh

terletak di jalur lempeng tektonik dan itu berarti aceh juga dilalui oleh ring of fire (jalur

gunung api). Ini dapat dilihat dari gambar-gambar berikut:

Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi

Sebaran Gunung Api Di Indonesia

Page 14: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 14

Peta Kerentanan Gerakan Tanah

Peta Tingkat Kerawanan Bencana Tsunami

Page 15: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 15

Dari gambar-gambar diatas terlihat bahwa Aceh sangat rentan terhadap bencana.

Bencana tsunami pun sangat rentan terjadi di Aceh, dapat dilihat dari gambar peta rawan

bencana tsunami dimana daerah-daerah yang berwarna merah merupakan daerah yang rawan

terhadap bencana.

Walau sudah diketahui begitu potensial daerah aceh terhadap bahaya bencana namun

bagaimanakah mitigasi bencana yang dilakukan di Aceh baik sebelum sampai sesudah suatu

bencana terjadi? Peringatan-peringatan tentang bahaya tsunami memang sudah dilakukan di

Aceh namun pemasangan alat peringatan dini di Samudera Hindia khususnya tidak tersedia

nanti setelah tahun 2004 baru mengalami perbaikan sedangkan di samudera Pasifik sudah

terpasang sejak tahun 1948, itu dikarenakan kurangnya terjadi tsunami di samudera Hindia,

hanya terjadi tujuh kali dalam satu abad (Nigel Cawthorne, 100 Bencana yang Mengguncang

Dunia, 2008). Kesadaran masyarakat terhadap bencana yang kurang pun menjadi pemicu

semakin besarnya dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut. Terhitung begitu

banyaknya korban jiwa yang terjadi di Aceh. Gambar berikut memperlihatkan bagaimana

kondisi aceh sebelum tsunami 2004 itu terjadi.

C. Kondisi Aceh Saat Bencana Tsunami 26 Desember 2004

Tanggal 26 Desember 2004 menjadi tanggal yang memilukan bagi rakyat Indonesia

terutama Aceh. Pada hari itu gempa berkekuatan 8,9 SR yang disusul oleh gelombang

tsunami memporak-porandakan Aceh yang begitu elok. Ratusan ribu korban jiwa pun menjadi

santapan gelombang tsunami.

Page 16: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 16

Saat tsunami terjadi kepanikan pun terjadi pada masyarakat Aceh, seakan-akan

tanggap darurat yang tak pernah ada. Akhirnya korban pun berjatuhan begitu banyaknya.

Gambar Korban Jiwa Akibat Tsunami Aceh 2004

Puing-puing bangunan pun berhamburan hancur berantakan. Keganasan tsunami

memang tidak dapat dihindari namun seharusnya korban jiwa akibat tsunami tersebut dapat

diminimalisir. Tetapi kenyataannya begitu banyak korban jiwa yang berjatuhan hingga

mencapai ratusan ribu jiwa.

Gambar Puing-Puing Bangunan yang Hancur Akibat Tsunami Aceh

Page 17: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 17

Lahan-lahan yang terdapat di Aceh pun ikut hancur, penghasil masyarakat setempat

sebagai komoditi penunjang ekonomi hancur diterpa gelombang tsunami. Padahal Aceh

merupakan daerah dengan komoditi penghasilan perkebunan serta perikanan terbesar di

Indonesia namun dapat dilihat pada gambar berikut betapa lokasi tempat usaha masyarakat

setempat hanjur diterjang gelombang tsunami.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563

unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%)

perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 ton). Selain itu, 38 unit TPI rusak

berat dan 14.523 hektar tambak di 11 kabupaten/kota rusak berat. Diperkirakan total kerugian

langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset),

sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 milyar. Sebagian besar kerugian

berasal dari kerusakan tambak.

Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu

parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang

tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 milyar,

sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal

dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya). Hilangnya sejumlah

besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan

perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.

Kapal PLTD Apung yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat.

Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses

pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan

tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan

yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap.

Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total

dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.

Page 18: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 18

Gambar Kondisi Aceh yang Rusak Akibat Gelombang Tsunami Desember 2004

D. Kondisi Aceh Pasca Bencana Tsunami 26 Desember 2004

Hancur tak harus selamanya hancur, itulah slogan yang seharusnya untuk Aceh.

Memang setelah diterjang bencana gelombang tsunami, bantuan dari berbagai penjuru kian

berdatangan. Pemerintah pun gentar melakukan rekonstruksi pembangunan sampai-sampai

pemerintah membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Aceh dan Nias (BRR)

pada tanggal 16 April 2005. Aceh mengalami perkembangan luar biasa dalam rehabilitasi dan

rekonstruksi pasca tsunami. Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia, El

Mustafa Benlamlih, mengatakan perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca-

tsunami dapat menjadi contoh bagi negara lain. Bangunan-bangunan di Banda Aceh

diperkirakan selesai pada 2012.

Program rekonstruksi pemerintah mendapat acungan jempol bagi PBB dengan tertulis

dalam laporan dari program pembangunan PBB UNDP yang juga menyimpulkan proses

pembangunan kembali di Aceh mengagumkan. Laporan UNDP yang dibuat atas permintaan

pemerintah daerah otonomi Aceh itu menyatakan pemulihan pasca tsunami yang dicapai

kawasan itu "melampaui segala hal yang terbayangkan enam tahun lalu." "Rakyat Aceh

mencapai kemajuan luar biasa dalam pembangunan kembali secara fisik komunitas mereka,

tetapi kemajuan lain pada indikator yang penting bagi pengembangan sumber daya manusia

masih tetap sulit,".

Page 19: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 19

Proses mitigasi bencana memang haruslah diperhatikan sebaik-baiknya agar dampak

lain yang akan muncul tidak begitu berarti. Kegiatan pembangunan pasca-tsunami Aceh

haruslah menjadi pokok perhatian pemerintah bukan hanya pembangunan fisik, namun

pembangunan mentas sosial masyarakat pun harus menjadi pokok perhatian pemerintah agar

kelancaran pemerintahan dan perekonomian di Aceh kembali stabil seperti sedia kala.

E. Kesimpulan

Bahaya yang menyebabkan bencana memang tidak dapat dihindari karena kapan

datanga suatu bencana tidak dapat diketahui secara pasti. Namun penanggulangan dan mitigsi

bencana sangatlah penting dilakukan agar kerugian yang ditimbulkan baik secara material

maupun korban jiwa bisa diminimalisir seminim mungkin. Bahaya bisa terjadi namun

bencana tidak boleh terjadi haruslah menjadi pandangan bagi setiap orang sehingga perhatian

terhadap bahaya bencana pun dapat menjadi fokus bagi masyarakat.

Page 20: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 20

Daftar Rujukan

Buku:

Cawthorne, Nigel. 100 Bencana yang Mengguncang Dunia. Karisma Publishing Group.

Tangerang. 2008

Situs Website:

http://setawiriawan.blogspot.com/2007/12/pengertian-bencana-alam.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana

http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=80

http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Samudra_Hindia_2004

http://earthquake-report.com/2010/12/15/understanding-the-very-dangerous-underwater-

landslide-tsunamis/?lang=id

http://archive.kaskus.us/thread/3868528

http://gurubajank.blogspot.com/2009/06/gempa-tektonik.html

http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=13675.0

http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/tsunami-dan-proses-terjadinya/

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6178740

http://www.kaskus.us/showthread.php?p=336369587

http://www.vibiznews.com/article/economy/2008/04/07/di-aceh-kekayaan-alam-

berselimutkan-warisan-budaya/10

http://forum.vivanews.com/archive/index.php/t-57059.html

http://www.scribd.com/doc/37946197/RPIJM-Bab-02-Gambaran-Umum-Dan-Kondisi-

Wilayah-Kota-Banda-Aceh-02

Page 21: Geografi Bencana

Geografi Bencana Suharyadi Lumangino Page 21

http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=155:ekos

istem-lahan-rawa-gambut-pasca-tsunami&catid=1:latest&Itemid=1

http://ummuhani.com/2009/09/catatan-aceh/

http://kaskus-lover.blogspot.com/2010/12/foto-sebelum-dan-sesudah-tsunami-aceh.html

http://adibowo.com/foto-keajaiban-tsunami-aceh-sebelum-dan-sesudah-tsunami/

http://akudansekitar.blogspot.com/2010/12/6-tahun-tsunami-aceh.html

http://regional.kompasiana.com/2010/12/26/mengenang-tsunami-aceh/

http://www.anneahira.com/misteri-tsunami-aceh.htm

http://haluankepri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6847:peringatan-

enam-tahun-tsunami-aceh-&catid=67:andalas&Itemid=82

http://www.facebook.com/topic.php?uid=117717021603505&topic=85&post=397

http://www.google.co.id/imglanding?q=kondisi+aceh+saat+tsunami&hl=id&sa=X&tbs=isch:

1&tbnid=xcjm2NgWEQfrAM:&imgrefurl=http://buraqmanari.wordpress.com/2010/01/24/tsu

nami-lagi/&imgurl=http://buraqmanari.files.wordpress.com/2010/01/yasinaceh-

6.jpg&ei=cKB4Ta2GMImmcL337LwE&zoom=1&w=448&h=298&biw=1280&bih=647