Top Banner
 JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086  4981 VOL. 5 NO. 1 MARET 2012 173 IDENTIFIKASI JALUR-JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI KOTA PADANG (Studi Kasus : Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing, Kota Padang) Faisal Ashar 1 Oktaviani 2  ABSTRACT The city of Padang is the mountain chain that is prone to earthquakes, tremors and even at times can cause tsunami waves. This study describes Pathways Evacuation of Padang. The purpose of this study were [1]. To find out if there are evacuation routes more quickly and optimally can be reached by the public in addition to evacuation routes established by the Government of Padang. [2]. To know the evacuation routes of the existing city of Padang. [3]. To create a map of the evacuation of Padang. The research was conducted in two villages located on the coast with a lot of  population are Air T awar Barat and Village Parupuk Tabing. Data obtained from the field using GPS coordinates obtained by the study. Then the data was analyzed using GIS software (AutoCAD Map, MapSource), then earned a point UTM coordinates, map the shortest paths per zone, the shortest path by using a motor vehicle and on foot per zone. On the shortest paths obtained ten zones, namely zone I Air Tarat Barat (A1 to T1), zone II Parkit (A2 to T1), zone III UNP (A3 to T4), zone IV Cendrawasih (A4 to T4), the zone V Parupuk Tabing (A5 to T5), zone VI Asrama Haji (A6 to T5), zone VII Jondul 5 (A7 to T6), zone VIII Cimpago (A8 to T6), zone IX Jondul 4 (A9 to T6), and Pasir Putih Tabing X zone (A10 to T6). Based on the analysis conducted, obtained by time and distance of each lane in each zone. With the provision s of the ± 20 minutes, for motor vehicles acquired each time the estimated average line in under 20 minutes to evacuate. As for the  pedestrian, ob tained estimates of the time it takes mos t more than 20 minu tes to evacuate.. Key words: Tsunami, the Gaza evacuation, Shortest Path (Short Path Analysis) INTISARI Kota Padang merupakan kawasan bukit barisan yang rawan terhadap gempa, dan bahkan gempa tersebut sewaktu-waktu bisa menimbulkan gelombang tsunami. Penelitian ini mendeskripsikan Jalur-Jalur Evakuasi Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah [1]. Untuk mengetahui apakah masih ada jalur-jalur evakuasi yang lebih cepat dan optimal yang dapat di jangkau oleh masyarakat selain jalur evakuasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Padang. [2]. Untuk mengetahui jalur-jalur evakuasi eksisting Kota Padang. [3]. Untuk membuat sebuah peta evakuasi Kota Padang. Penelitian ini dilakukan pada dua kelurahan yang berada pada pesisir pantai dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu kelurahan Air Tawar Barat dan 1  Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2  Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
15

bencana

Nov 03, 2015

Download

Documents

Cece Cheche

kebencanaan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    173

    IDENTIFIKASI JALUR-JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI KOTA PADANG

    (Studi Kasus : Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing, Kota Padang)

    Faisal Ashar1 Oktaviani2

    ABSTRACT

    The city of Padang is the mountain chain that is prone to earthquakes, tremors and even at times can cause tsunami waves. This study describes Pathways Evacuation of Padang. The purpose of this study were [1]. To find out if there are evacuation routes more quickly and optimally can be reached by the public in addition to evacuation routes established by the Government of Padang. [2]. To know the evacuation routes of the existing city of Padang. [3]. To create a map of the evacuation of Padang. The research was conducted in two villages located on the coast with a lot of population are Air Tawar Barat and Village Parupuk Tabing. Data obtained from the field using GPS coordinates obtained by the study. Then the data was analyzed using GIS software (AutoCAD Map, MapSource), then earned a point UTM coordinates, map the shortest paths per zone, the shortest path by using a motor vehicle and on foot per zone. On the shortest paths obtained ten zones, namely zone I Air Tarat Barat (A1 to T1), zone II Parkit (A2 to T1), zone III UNP (A3 to T4), zone IV Cendrawasih (A4 to T4), the zone V Parupuk Tabing (A5 to T5), zone VI Asrama Haji (A6 to T5), zone VII Jondul 5 (A7 to T6), zone VIII Cimpago (A8 to T6), zone IX Jondul 4 (A9 to T6), and Pasir Putih Tabing X zone (A10 to T6). Based on the analysis conducted, obtained by time and distance of each lane in each zone. With the provisions of the 20 minutes, for motor vehicles acquired each time the estimated average line in under 20 minutes to evacuate. As for the pedestrian, obtained estimates of the time it takes most more than 20 minutes to evacuate.. Key words: Tsunami, the Gaza evacuation, Shortest Path (Short Path Analysis)

    INTISARI

    Kota Padang merupakan kawasan bukit barisan yang rawan terhadap gempa, dan bahkan gempa tersebut sewaktu-waktu bisa menimbulkan gelombang tsunami. Penelitian ini mendeskripsikan Jalur-Jalur Evakuasi Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah [1]. Untuk mengetahui apakah masih ada jalur-jalur evakuasi yang lebih cepat dan optimal yang dapat di jangkau oleh masyarakat selain jalur evakuasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Padang. [2]. Untuk mengetahui jalur-jalur evakuasi eksisting Kota Padang. [3]. Untuk membuat sebuah peta evakuasi Kota Padang. Penelitian ini dilakukan pada dua kelurahan yang berada pada pesisir pantai dengan jumlah penduduk yang banyak, yaitu kelurahan Air Tawar Barat dan

    1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

    2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    174

    Kelurahan Parupuk Tabing. Data yang didapatkan dari lapangan dengan menggunakan GPS, diperoleh titik koordinat penelitian. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan software GIS (AutoCAD Map, MapSource), maka diperoleh titik koordinat UTM, peta jalur-jalur terpendek per zona, waktu jalur terpendek dengan menggunakan kendaraan bermotor dan jalan kaki per zona. Pada jalur-jalur terpendek diperoleh sepuluh zona, yaitu zona I Perumnas Air tawar barat (A1 ke T1), zona II Parkit (A2 ke T1), zona III UNP (A3 ke T4), zona IV Cendrawasih (A4 ke T4), zona V Parupuk Tabing (A5 ke T5), zona VI Asrama Haji (A6 ke T5), zona VII Jondul 5 (A7 ke T6), zona VIII Komplek Cimpago (A8 ke T6), zona IX Jondul 4 (A9 ke T6), dan zona X Pasir Putih Tabing (A10 ke T6). Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh waktu dan jarak masing-masing jalur pada setiap zona. Dengan ketentuan waktu 20 menit, untuk kendaraan bermotor diperoleh estimasi waktu masing-masing jalur rata-rata di bawah 20 menit untuk evakuasi. Sedangkan untuk pejalan kaki, diperoleh estimasi waktu yang dibutuhkan sebagian diatas 20 menit untuk evakuasi. Kata Kunci : Tsunami, Jalur Evakuasi, Jalur Terpendek (Short Path Analysis)

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    175

    PENDAHULUAN

    Kejadian bencana alam yang terus menerus terjadi telah melanda pulau Sumatera, tidak terlepas dari geodinamika yaitu berada di atas lempeng benua, lempeng Indo Australia, dan lempeng Pasifik, serta keberadaan sesar regional yang ada di wilayah pulau tersebut. Secara umum wilayah yang pernah terjadi bencana gempa bumi ada peluang akan terulang kembali. Banyak ahli geologi berasumsi rentang waktu terjadinya kembali bencana gempa bumi rata-rata di atas 100 tahunan. Menurut pemodelan perambatan tsunami di Padang yang pernah terjadi berskala 8,7 dan 8,9 Skala Richter pada tahun 1797 dan 1833 akan menimbulkan tinggi gelombang di atas 5 meter [4].

    Kota Padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di daerah pesisir dataran rendah di Pantai Barat Pulau Sumatera yang mempunyai jumlah penduduk 1.412.512 jiwa dengan luas 151.854 ha dan kepadatan rata-rata 9.30 jiwa/ha (BPS Kota Padang dalam angka 2009). Dalam hal ini sebagian besar penduduknya berada di pesisir pantai yang setiap waktu merasa ketakutan dengan akan datangnya tsunami.

    Kota Padang jika dilihat dari topografi, merupakan daerah yang relatif dataran rendah terutama pada kawasan yang berada di daerah pesisir pantai, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami, akan membuat masyarakat Kota Padang panik, terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga warga akan kebingungan untuk mencari tempat yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan membutuhkan jalur evakuasi dan informasi yang jelas.

    Dengan kejadian tersebut, pemerintah Kota Padang harus memikirkan alternatif dengan cara menyediakan tempat evakuasi dan

    jalur-jalur evakuasi terhadap ancaman tsunami, dan kita juga sebagai masyarakat Kota Padang harus lebih peka atau tanggap terhadap kejadian-kejadian atau gempa-gempa yang akan terjadi kemudian.

    Walaupun waktu tepat pengulangan terjadinya gempa bumi belum bisa diprediksikan secara akurat, keadaan ini membutuhkan kewaspadaan yang tinggi dan persiapan yang baik. Untuk mengurangi korban jiwa dan dampak kerusakan dari gejala alam ini diperlukan sebuah kajian tata ruang kota atau jalur-jalur evakuasi yang dapat mengurangi korban nantinya. Instrumen rencana ini berupa jalur-jalur evakuasi bencana yang diwujudkan ke dalam pemetaan rawan bencana, rencana penetapan bangunan penyelamat (escape building), rencana jalur penyelamatan/evakuasi (escape road), dan rencana lokasi penyelamatan darurat (shelter).

    Dengan demikian, jalur evakuasi yang digunakan tentu akan membutuhkan jalan yang lebar yang bisa dilalui oleh banyak orang dengan cepat dengan kendaraan roda dua maupun jalan kaki, seperti jalur evakuasi dari Air Tawar Barat menuju By Pass maupun ke tempat yang lebih tinggi lainnya. Selain membutuhkan jalur evakuasi tsunami, shelter juga sangat dibutuhkan untuk tempat pengungsian. Shelter/bangunan tinggi yang bisa digunakan sebagai tempat pengungsian, Ahmad Fauzi manyatakan bangunan tempat pengungsian tersebut minimal harus mempunyai 3 tingkat dengan daya tampung tertentu. Dalam hal ini, UNP juga mulai memikirkan memikirkan shelter atau bangunan-bangunan tinggi yang nantinya bisa dijadikan sebagai alternatif tempat pengungsian jika sewaktu-waktu terjadi tsunami sebagi tempat

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    176

    evakuasi, yaitu bangunan Lab FBSS, Lab. FMIPA, FIS, Lab.FIK, FE, Perpustakaan Pusat, Pasca Sarjana, Mesjid Al-Azhar, Lab. Micro Teaching. Dengan demikian diharapkan dampak dari bencana tersebut paling tidak dapat diminimalisir sedini mungkin, baik pada saat akan kejadian maupun pada saat pasca kejadian.

    Di samping itu pula, kegiatan ini dilakukan sesuai dengan amanat UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 28, bahwa sebagai suplemen dari RT/RW Kota adalah Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Evakuasi Bencana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota. Selanjutnya dijelaskan bahwa Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Evakuasi Bencana dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi, dalam hal ini untuk permasalahan kebencanaan. Identifikasi Jalur-Jalur Evakuasi Kota Padang ini diharapkan dapat menjadi arahan pembangunan untuk sarana dan prasarana mitigasi bencana tsunami dalam mengurangi dampak kehancuran yang ditimbulkan di masa depan.

    METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

    Penelitian ini dilakukan pada jalu-jalur atau jalan yang ada di lima kelurahan yang ada di Kota Padang, yaitu: Tabel 1. Lokasi Penelitian

    No Kelurahan Kecamatan

    1 Air Tawar Barat

    Padang Utara

    2 Parupuk Tabing

    Koto Tangah

    Variabel-variabel yang

    diperlukan dalam metode ini meliputi: variabel jumlah simpul,

    jumlah hubungan antar simpul, jarak antar simpul dan bobot masing-masing simpul.

    Variabel jarak antara simpul dapat berupa jarak fisik jaringan jalan, waktu yang diperlukan dalam perjalanan dari simpul awal ke simpul tujuan (akhir). Jarak yang dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah jarak terpendek dari setiap calon pusat ke simpul-simpul lainnya.

    Data primer yaitu data yang didapat dari survey lapangan terhadap jalur-jalur evakuasi di Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing. Dalam penelitian ini data primer yang dibutuhkan yaitu berupa; identifikasi rute/jumlah simpul, identifikasi jumlah hubungan antar simpul, identifikasi jarak antar simpul, identifikasi bobot masing-masing simpul, identifikasi eksisting, identifikas titik-titik koordinat lokasi

    Data skunder adalah data yang sudah ada pada instansi yang terkait, dalam hal ini data yang dibutuhkan didapat dari Dinas Perhubungan Kota Padang, Badan Pusat Statistik Kota Padang, BAPPEDA Kota Padang, Kantor Kelurahan Kota Padang, dan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, yaitu berupa: Karakteristik spatial Kota Padang, Perkembangan jumlah penduduk, Peta Kota Padang, Peta kelurahan, Data lokasi, Data teknis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS, Peta evakuasi yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Padang

    Penentuan posisi adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi koordinat suatu subjek (koordinat titik batas, koordinat batas persil tanah dan lain-lain) di lapangan. Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam penentuan posisi adalah dengan menggunakan alat Global Positioning System (GPS) Garmin 60i.

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    177

    Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri dapat didefinisikan dengan mengaplikasikan empat parameter berikut, yaitu:

    a. Lokasi titik nol dari sistem koordinat

    b. Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat

    c. Penentuan Posisi Global (GPS)

    Software Sistem Informasi Geografis (SIG)

    Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan,

    menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi [2].

    Untuk mendukung pengolahan data, maka Software yang digunakan untuk menganalisis data SIG adalah Software AutoCAD Map. Menurut Eddy Prahasta [2], ada beberapa keunggulan AutoCAD Map, yaitu: 1. Mampu membuat gambar

    rancangan dua atau tiga dimensi 2. Mampu melakukan analisa

    spasial berupa hitungan jarak (length atau distance), keliling (perimeter), dan membentuk zona buffer.

    3. Mampu membuat grafik, sketsa, diagram, digitasi peta.

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    178

    Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

    Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data GIS

    Survey Lokasi (Studi Observasi)

    Data

    Data Primer Data Sekunder

    - Data Lokasi dan Topografi

    - Data Teknis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS

    Jalur Evakuasi Berdasarkaa Peta Pemerintah Kota

    Padang

    Analisa Data (SPA)

    Jalur Evakuasi Berdasarkan SIG dan

    GPS

    Kelurahan: a. Air Tawar Barat & Sekitarnya b. Parupuk Tabing & Sekitarnya

    Daerah Yang Rawan Terhadap Tsunami

    DataranTinggi Yang

    Dapat Dijadikan Evakuasi Tsunami

    Jalur Terpendek (SPA) - Kendraan Bermotor -

    Jalan Kaki

    Rekomendasi

    Selesai

    Peta Image Kota Padang atau Scan

    Kertas Kota Padang

    Proses Digitasi Peta

    Peta Kota Padang - Batas Administrasi - Batas-Batas Daerah Berbahaya

    Analysis - Short Path Analysis (SPA) - Overlay

    GPS

    Titik Koordinat X, Y, Z (marking), Jalur-

    Jalur (track), Waktu (Time)

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    179

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data yang diambil dengan menggunakan GPS, yaitu titik koordinat, data jalur-jalur jalan (track), data waktu (time), dan ketinggian (elevasi).

    1. Titik Koordinat dengan GPS Berdasarkan

    kawasan/daerah penelitian, diperoleh data tanggal, waktu, titik koordinat, dan elevasi dengan menggunakan GPS, adalah:

    NO NAMA KAWASAN/DAERAH TANGGAL &

    WAKTU

    TITIK KOORDINAT Altitude (Elevasi) South East

    1 TIKUNGAN SIMPANG MUARO PASIR JAMBAK

    14-07-11 11:33:47 0051'56,5" 10020'34,8" 15 m

    2 ASRMA HAJI 14-07-11 13:11:53 0052'69,5" 10020'78,1" 11 m

    3 BY PASS By Pass 0052'38,8" 10023'04,1"

    4 FAKULTAS MIPA UNP 14-07-11 12:26:55 0053'82,5" 10020'83,8" 11 m

    5 GERBANG UNP 14-07-11 12:29:39 0053'88,8" 10021'08,3" 15 m

    6 GUNUNG PANGILUN 15-07-11 9:43:00 0054'92,8" 10021'84,6" 11 m

    7 JALAN INSPEKSI 15-07-11 11:47:33 0052'14,6" 10020'65,6" 9 m

    8 JEMBATAN BASKO 14-07-11 11:07:46 0054'16,2" 10021'03,1" 23 m

    9 JEMBATAN BEROK SITEBA 15-07-11 10:14:33 0053'72,3" 10021'78,2" 16 m

    10 JEMBATAN MUARA PENJALINAN

    14-07-11 11:26:49 0051'69,5" 10020'39,7" 12 m

    11 JONDUL 3-TABING 14-07-11 14:15:22 0052'27,7" 10020'24,2" 10 m

    12 JONDUL 4-TABING 14-07-11 15:06:08 0052'24,1" 10020'32,9" 10 m

    13 JONDUL 5-TABING 14-07-11 13:43:33 0052'63,7" 10020'51,2" 7 m

    14 KERAWANG 15-07-11 11:22:59 0052'55,4" 10022'12,1" 14 m

    15 KOMPLEK CIMPAGO-TABING 14-07-11 14:01:58 0052'42,4" 10020'44,4" 9 m

    16 KURAO 15-07-11 10:37:27 0053'26,3" 10022'42,4" 14 m

    17 LAPANGAN BOLA TUNGGUL HITAM

    15-07-11 11:56:27 0053'30,0" 10022'55,5" 10 m

    18 MARANSI 15-07-11 10:41:03 0052'92,9" 10022'59,0" 12 m

    19 OLO NANGGALO 15-07-11 9:54:04 0054'33,7" 10022'38,5" 15 m

    20 PASAR SITEBA 15-07-11 10:01:35 0053'85,0" 10022'08,6" 16 m

    21 PASIR PUTIH-TABING 14-07-11 14:43:49 0051'92,9" 10020'06,8" 10 m

    22 PERUMAHAN ATB 14-07-11 11:56:16 0054'30,2" 10020'83,3" 16 m

    23 PERUMAHAN MEGAMARINA 14-07-11 14:39:50 0052'06,7" 10020'24,1" 8 m

    24 SIMPANG 3 KERAWANG-BY PASS

    15-07-11 11:30:03 0052'10,4" 10022'81,1" 14 m

    25 SIMPANG 3 MARANSI-BY PASS

    15-07-11 10:46:10 0052'43,5" 10023'07,8" 17 m

    26 SIMPANG 4 LUBUK MINTURUN

    15-07-11 11:38:40 0050'92,1" 10021'89,1" 32 m

    27 SIMPANG 4 SITEBA-BY PASS 15-07-11 10:53:21 0054'03,4" 10023'72,1" 19 m

    28 SIMPANG AKPER SITEBA 15-07-11 10:04:32 0053'91,1" 10022'44,0" 13 m

    29 SIMPANG ASRAMA HAJI GERBANG 1

    14-07-11 13:16:38 0052'68,3" 10020'89,5" 11 m

    30 SIMPANG ASRAMA HAJI GERBANG 2

    14-07-11 13:20:21 0052'75,1" 10020'92,9" 11 m

    31 SIMPANG BELIBIS 14-07-11 12:12:57 0054'00,5" 10020'74,3" 18 m

    32 SIMPANG CENDRAWASIH 14-07-11 12:18:48 0053'58,0" 10021'14,0" 16 m

    33 SIMPANG DAMRI 14-07-11 14:10:28 0052'10,3" 10020'59,7" 10 m

    34 SIMPANG GIA 14-07-11 13:04:54 0053'01,3" 10021'02,8" 11 m

    35 SIMPANG JLN. LINGGARJATI 14-07-11 15:08:50 0052'18,6" 10020'64,7" 10 m

    36 SIMPANG JLN. NURTANI TABING

    14-07-11 13:24:37 0052'81,0" 10020'96,3" 12 m

    37 SIMPANG JLN. PASIR PARUPUK

    14-07-11 13:30:05 0053'15,8" 10021'07,0" 10 m

    38 SIMPANG LABOR 14-07-11 12:06:51 0054'03,5" 10021'03,4" 18 m

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    180

    2. Jalur Terpendek

    Untuk mempermudah mendapatkan hasil jalur terpendek pada Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing, maka kedua kelurahan tersebut dibagi menjadi 10 zona. Jalur-jalur terpendek berdasarkan zona dapat dilihat pada gambar 3.

    Tabel 3. Pembagian Zona Jalur terpendek

    No Zona Nama Wilayah

    1 I Perumnas Air tawar barat

    2 II Parkit

    3 III UNP

    4 IV Cendrawasih

    5 V Parupuk Tabing

    6 VI Asrama Haji

    7 VII Jondul 5

    8 VIII Komplek Cimpago

    9 IX Jondul 4

    10 X Pasir Putih Tabing

    Gambar 3. Peta Jalur Terpendek Evakuasi Kelurahan Air Tawar Barat dan Parupuk Tabing Kota Padang

    39 SIMPANG PARUPUK 14-07-11 13:00:55 0053'06,3" 10020'57,3" 11 m

    40 SIMPANG PARUPUK RAYA 14-07-11 12:46:45 0053'41,8" 10020'67,1" 11 m

    41 SIMPANG PASIR PUTIH 14-07-11 14:23:30 0051'91,2" 10020'50,0" 9 m

    42 SIMPANG PATENGGANGAN 14-07-11 12:16:03 0053'60,0" 10020'72,5" 12 m

    43 SIMPANG PERUMAHAN ATB 14-07-11 11:52:58 0054'14,2" 10021'02,2" 16 m

    44 SIMPANG PRESIDEN 15-07-11 9:33:27 0054'48,2" 10021'20,3" 37 m

    45 SIMPANG PT. ASIA 14-07-11 13:56:25 0052'32,9" 10020'72,3" 8 m

    46 SIMPANG RUMAH MAKAN SURYA-PARUPUK

    14-07-11 12:52:41 0053'37,6" 10021'11,5" 14 m

    47 SIMPANG SMP 13 14-07-11 13:53:06 0052'54,2" 10020'83,2" 11 m

    48 SIMPANG SOSPOL-TABING 14-07-11 13:09:04 0052'85,6" 10020'52,1" 11 m

    49 SIMPANG TABING-JLN. RAYA LBK MINTURUN

    15-07-11 11:45:29 0051'97,8" 10020'53,5" 10 m

    50 SIMPANG TINJU 15-07-11 9:38:15 0054'11,6" 10021'79,8" 11 m

    51 SIMPANG TUNGGUL HITAM 15-07-11 11:12:07 0053'54,1" 10021'15,1" 3 m

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    181

    Gambar 4. Contoh Peta Detail Jalur Terpendek dari A4 KE T4 Jalur Terpendek

    Dari peta jalur terpendek, diperoleh statistik data penelitian.

    Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4. Statistik Jalur Terpendek

    No Nama

    Wilayah/Kawasan Jalur

    Node (simpul)

    Links (ruas)

    Length (panjang)

    meter

    Estimasi Waktu

    Sepeda Motor (menit)

    Jalan kaki

    (menit)

    1 A1 = Perumnas Air

    Tawar Barat A1 ke T1 19 18 3070,6 9.2 15.3

    2 A2 = Parkit A2 ke T1 28 27 3386,8 10.1 16.8

    A2 ke T2 28 27 5750 17.2 28.7

    3 A3 = UNP A3 ke T3 25 24 5024,2 15 25.1

    A3 ke T4 25 24 4601,5 13.8 23

    4 A4 = Cendrawasih A4 ke T4 19 18 4612,9 13.8 23

    5 A5 = Parupuk Tabing A5 ke T5 18 17 4414,1 13.2 22

    6 A6 = Asrama Haji A6 ke T5 22 21 4682,8 14 23.4

    7 A7 = Jondul 5 A7 ke T6 23 22 3654,5 10.9 18.2

    8 A8 = Komplek Cimpago

    A8 ke T6 16 15 3375,4 10.1 16.8

    9 A9 = Jondul 4 A9 ke T6 14 13 3170,1 9.5 15.8

    10 A10 = Pasir Putih Tabing

    A10 ke T6 12 11 3584,6 10.7 17.9

    Keterangan: A = Titik awal, T = Titik akhir/titik tujuan Estimasi Perkiraan waktu Kenderaan Bermotor, 1 km (1000 m) = 3 menit, Jalan kaki, 1 km (1000 m) = 5 menit

    Berdasarkan tabel 4, diperoleh estimasi waktu. Untuk kendaraan bermotor, waktu yang dibutuhkan

    sesuai dengan waktu yang ditentukan, yaitu rata-rata di bawah 20 menit. Sedangkan estimasi

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    182

    waktu untuk jalan kaki, sebagian waktu yang dibutuhkan di atas 20 menit, yaitu untuk jalur A2 ke T2 diperoleh waktu 28,7 menit, untuk jalur A3 ke T4 diperoleh waktu 23 menit, untuk jalur A3 ke T3 diperoleh waktu 25,1 menit, untuk jalur A4 ke T4 diperoleh waktu 23 menit, untuk jalur A5 ke T5 diperoleh waktu 22 menit, dan untuk jalur A6 ke T5 diperoleh waktu 23,4 menit.

    Dari peta jalur terpendek dan tabel statistik jalur terpendek dapat diuraikan jalur terpendek dan estimasi waktu per ruas jalan dalam setiap zona.

    Analisis

    Berdasarkan analisis jalur terpendek, diperoleh ada 10 (sepuluh) jalur berdasarkan pembagian zona. Sedangkan waktu yang ditentukan untuk evakuasi 20 menit. Untuk mendapatkan waktu evakuasi dengan menggunakan kendaraan bermotor, diperkirakan estimasi waktu 3 menit per kilometer, dan untuk pejalan kaki 5 menit per kilometer. Dengan ketentuan waktu yang ada di atas, maka waktu yang diperoleh setelah dianalisis dengan menggunakan kendaraan bermotor, waktu yang dibutuhkan rata-rata di bawah 20 menit (sesuai dengan waktu yang ditentukan), dan untuk pejalan kaki, waktu yang dibutuhkan sebagian diatas 20 menit untuk evakuasi.

    Titik koordinat adalah titik penentuan posisi dimana seseorang / tempat / benda berada. Dalam penelitian ini, ada dua titik koordinat yang diperoleh. Titik koordinat yang pertama adalah titik koordinat yang didapatkan langsung dari lokasi penelitian dengan menggunakan GPS. Sedangkan titik koordinat yang kedua adalah titik koordinat yang didapatkan dengan GPS dianalisis dengan menggunakan GIS (Map Source). Tujuan dari titik koordinat yang dianalisis dengan

    menggunakan GIS (Map Source) adalah untuk mendapatkan posisi Kota Padang pada peta dunia.

    Dari hasil analisis waktu jalur per ruas jalan, maka diperoleh estimasi waktu per zona dengan menggunakan kendaraan bermotor (3 menit/1 kolimeter) dan jalan kaki (5 menit/1 kilometer, yaitu:

    1. Pada zona I diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,4 menit pada jarak 1468,8 meter, 6,7 menit pada jarak 2252,2 meter , serta 9,2 menit pada jarak 3070,6 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,3 menit pada jarak 1468,8 meter, 11,2 menit pada jarak 2252,2 meter serta 15,3 menit pada jarak 3070,6 meter

    2. Pada zona II diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,6 menit pada jarak 1213,7 meter, 7,7 menit pada jarak 2568,4 meter, dan 10,1 menit pada jarak 3386,8 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,9 menit pada jarak 1213,7 meter, 12,8 menit pada jarak 2568,4 meter, dan 16,9 menit pada jarak 3386,8 meter.

    3. Pada zona III diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,7 menit pada jarak 1585,7 meter, dan 7,6 menit pada jarak 2537,5 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,9 menit pada jarak 1585,7 meter, 12,6 menit pada jarak 2537,5 meter.

    4. Pada zona IV diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,7 menit pada jarak 1596,1 meter, 7,6 menit pada jarak 2547,9 meter, dan 13,8 menit pada jarak 4612,9

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    183

    meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,9 menit pada jarak 1596,1 meter, 12,7 menit pada jarak 2547,9 meter, dan 23 menit pada jarak 4612,9 meter.

    5. Pada zona V diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,3 menit pada jarak 1128,8 meter, 8,7 menit pada jarak 2909,4 meter, dan 13,2 menit pada jarak 4414,1 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5,6 menit pada jarak 1128,8 meter, 14,5 menit pada jarak 2909,4 meter, dan 22 menit pada jarak 4414,1 meter.

    6. Pada zona VI diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3 menit pada jarak 1015,8 meter, 9,5 menit pada jarak 3178,1 meter, dan 14 menit pada jarak 4682,8 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5 menit pada jarak 1015,8 meter, 15 menit pada jarak 3178,1 meter, dan 23,4 menit pada jarak 4682,8 meter.

    7. Pada zona VII diperoleh estimasi waktu per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,2 menit pada jarak 1086,7 meter, dan 10,9 menit pada jarak 3654,5 meter.

    Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5,4 menit pada jarak 1086,7 meter, 18,4 menit pada jarak 3654,5 meter.

    8. Pada zona VIII diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,6 menit pada jarak 1207,9 meter, dan 10,1 menit pada jarak 3375,4 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 6 menit pada jarak 1207,9 meter, dan 16,8 menit pada jarak 3375,4 meter.

    9. Pada zona IX diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3 menit pada jarak 1002,6 meter, dan 9,5 menit pada jarak 3170,1 meter. Sedangkan estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5 menit pada jarak 1002,6 meter, 15,8 menit pada jarak 3170,1 meter.

    10. Pada zona X diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,2 menit pada jarak 1092,9 meter, dan 10,7 menit pada jarak 3584,6 meter. Sedangkan estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5,4 menit pada jarak 1092,9 meter, 17,9 menit pada jarak 3584,6 meter.

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    184

    Tabel 5. Interpretasi Penelitian

    No Nama

    Wilayah/Kawasan

    Jalur Ruas Jalan

    Keterangan Gambar

    1

    A1 = Perumnas Air Tawar Barat

    A1 ke T1

    1.7 s/d 1.13

    1. Pada ruas jalan 1.7 s/d 1.13 kondisi perkerasan jalan bagus, dan jalan dua arah. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan jalur terpendek dari A1 ke T1, bahwa jalur dari titik awal ke titik tujuan berlawanan arah dengan kondisi jalan. Hal ini akan menimbulkan kemacetan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi. Jarak dari ruas jalan 1.6 ke tikungan sesuai dengan arah jalan cukup jauh ( 3 km) ditempuh, dan butuh waktu yang lama ( 20 menit) ke titik tujuan (aman).

    2. Pada ruas jalan 1.15 s/d 1.18 untuk mendapatkan jalur terpendek ke titik tujuan, jalur yang didapatkan tidak melalui smpang tinju. Dari ruas jalan 1.16 a/d 1.18, kondisi jalan cukup banyak tikungan dan merupakan jalan lingkungan.

    2 A2 = Parkit A2 ke

    T2

    15 s/d 2.19

    1. Pada ruas jalan 2.15 s/d 2.19 kondisi perkerasan jalan bagus, dan jalan dua arah. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan jalur terpendek dari A2 ke T2, bahwa jalur dari titik awa ke titik tujuan berlawanan arah dengan kondisi jalan yang ada. Hal ini akan menimbulkan kemacetan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi. Jarak dari ruas jalan 2.14 ke tikungan sesuai dengan arah jalan cukup jauh ( 5 km) ditempuh, dan butuh waktu yang lama ( 20 menit) ke titik tujuan (aman).

    3 A3 = UNP A3 ke

    T4

    4.15 & 3.23

    1. Setelah dilakukan analisis jalur A3 ke T4, analisa yang didapatkan cukup baik. Pada ruas jalan 4.15, jalur yang didapatkan sesuai dengan rambu evakuasi,

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    185

    No Nama

    Wilayah/Kawasan

    Jalur Ruas Jalan

    Keterangan Gambar

    melainkan jalur dari pinggir sungai dengan lebar jalan yang kecil ( 3 m).

    2. Pada ruas jalan 3.23, kondisi jalan cukup jelek (rusak). Dalam hal ini, pemerintah harus lebih memberikan perhatian untuk memperbaiki perkerasan jalan.

    4 A4 = Cendrawasih

    A4 ke T4

    4.7 s/d 4.8,

    3.23 & 4.15

    1. Pada jalur A4 ke T4 secara umum cukup bagus. Untuk menempuh jalur pada ruas jalan 4.7 s/d 4.8, harus melewati dua buah tikungan agar bisa sampai ke titik tujuan (aman). Oleh karena itu, untuk menempuh ruas jalan (tikungan) tersebut butuh waktu yang lama, dan akan menimbulkan kemacetan pada kenderaan bermotor pada saat kejadian.

    2. Pada ruas jalan 4.15, jalur yang didapatkan sesuai dengan rambu evakuasi, melainkan jalur dari pinggir sungai dengan lebar jalan yang kecil.

    3. Pada ruas jalan 3.23, kondisi jalan cukup jelek (rusak).

    5 A5 = Parupuk Tabing

    A5 ke T5

    5.16

    1. Pada jalur A5 ke T5 yaitu parupuk tabing by pass untuk mendapatkan jalur terpendek, sesuai dengan analisis jalur yang didapatkan melewati bandara LANUD.

    2. Pada ruas jalan 5.16, kondisi perkerasan jalan sangat rusak (jelek). Dalam hal ini, jalan ini tidak efektif lagi digunakan para pengguna jalan dengan kenderaan jalan pada saat terjadi evakuasi

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    186

    No Nama

    Wilayah/Kawasan

    Jalur Ruas Jalan

    Keterangan Gambar

    menuju daerah aman (by pass).

    6 A6 = Asrama Haji

    A6 ke T5

    6.3 s/d 6.9

    1. Setelah dilakukan analisis, pada ruas jalan 6.3 s/d 6.9 cukup banyak belokan (tikungan) yang harus dilewati dan merupakan jalan lingkungan.

    7 A7 = Jondul 5

    A7 ke T6

    7.19, 7.20, & 7.6 s/d 7.14

    1. Setelah dilakukan analisis, pada jalur A7 ke T6 jalur yang didapatkan melewati jalan ekspeksi yang berada di pinggir sungai yaitu pada ruas jalan 7.19 dan 7.20. sedangkan jalan ekspeksi mempunyai badan jalan yang tidak lebar (kecil) dan sudah rusak.

    2. Pada ruas jalan 7.6 s/d 7.14 cukup banyak belokan yang harus dilewati.

    8 A8 = Komplek Cimpago

    A8 ke T6

    8.9, 8.13 dan 8.14

    1. Setelah dianalisi, pada ruas jalan 8.9 untuk mencapai tujuan dengan kondisi jalan yang ada. Ruas jalan 8.9 berada pada jalan dua arah.

    2. Ruas jalan 8.13 dan 8.14 berada pada jalan ekpeksi yang bukan jalan utama. Jalan ini ekspeksi mempunyai badan jalan yang kecil yang bisa digunakan.

    9 A9 = Jondul 4

    A9 ke T6

    9.7

    1. Pada ruas jalan 9.7 berada pada arah yang berlawanan. Jika sesuai arah jalan untuk mencapai dengan belokan yang ada pada ruas 9.7, maka akan membutuhkan waktu yang lama melewatinya untuk mencapai tujuan (titik aman).

  • JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981

    VOL. 5 NO. 1 MARET 2012

    187

    No Nama

    Wilayah/Kawasan

    Jalur Ruas Jalan

    Keterangan Gambar

    10 A10 = Pasir Putih Tabing

    A10 ke T6

    10.2 s/d 10.5

    1. Setelah dianalisis, jalur yang didapatkan pada ruas jalan 10.2 s/d 10.5 berada pada pinggir sungai yang mempunyai badan jalan yang kecil. Sementara jalan utama bukan melalui pinggir sungai.

    2. Pada ruas jalan 10.6 berlawanan arah dengan kondisi jalan yang ada. Ruas jalan 10.6 berada pada jalan dua arah.

    KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian

    yang didapatkan bahwa masih ada jalur-jalur evakuasi bencana tsunami yang lebih cepat dan optimal yang dapat dijangkau oleh masyarakat selain jalur-jalur evakuasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing.

    2. Setelah melihat kondisi eksisting jalur-jalur evakuasi tsunami Kota Padang pada Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing, ternyata tidak ada rambu-rambu yang jelas sebagai arahan untuk melewati jalur-jalur evakuasi tersebut, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kondisi overlepping pada jalur evakuasi.

    3. Jalur-jalur evakuasi bencana tsunami yang dianalisis menghasilkan 10 (sepuluh) zona awal dengan 6 (enam) zona tujuan, dimana pengguna jalur evakuasi tersebut tidak akan

    menimbulkan overlapping karena sudah terarah.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Ashar, Faisal, ST, MT. (2002).

    Studi Penentuan Lokasi Terminal Penumpang di Kota Padang. Tesis. Institit Teknologi Bandung.

    [2] Prahasta, Eddy. (2005). Sistem Informasi Geografis. Bandung: CV. Informatika

    [3] K.Hendarsin, Shirley. (2000). Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

    [4] Dirjen Penataan Ruang Wilayah I PU. Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Evakuasi dalam Rangka Mitigasi Bencana Tsunami di Kota Padang. Akses internet : http://www.google.com. tanggal 27 Maret 2011.