-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
173
IDENTIFIKASI JALUR-JALUR EVAKUASI BENCANA TSUNAMI KOTA
PADANG
(Studi Kasus : Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk
Tabing, Kota Padang)
Faisal Ashar1 Oktaviani2
ABSTRACT
The city of Padang is the mountain chain that is prone to
earthquakes, tremors and even at times can cause tsunami waves.
This study describes Pathways Evacuation of Padang. The purpose of
this study were [1]. To find out if there are evacuation routes
more quickly and optimally can be reached by the public in addition
to evacuation routes established by the Government of Padang. [2].
To know the evacuation routes of the existing city of Padang. [3].
To create a map of the evacuation of Padang. The research was
conducted in two villages located on the coast with a lot of
population are Air Tawar Barat and Village Parupuk Tabing. Data
obtained from the field using GPS coordinates obtained by the
study. Then the data was analyzed using GIS software (AutoCAD Map,
MapSource), then earned a point UTM coordinates, map the shortest
paths per zone, the shortest path by using a motor vehicle and on
foot per zone. On the shortest paths obtained ten zones, namely
zone I Air Tarat Barat (A1 to T1), zone II Parkit (A2 to T1), zone
III UNP (A3 to T4), zone IV Cendrawasih (A4 to T4), the zone V
Parupuk Tabing (A5 to T5), zone VI Asrama Haji (A6 to T5), zone VII
Jondul 5 (A7 to T6), zone VIII Cimpago (A8 to T6), zone IX Jondul 4
(A9 to T6), and Pasir Putih Tabing X zone (A10 to T6). Based on the
analysis conducted, obtained by time and distance of each lane in
each zone. With the provisions of the 20 minutes, for motor
vehicles acquired each time the estimated average line in under 20
minutes to evacuate. As for the pedestrian, obtained estimates of
the time it takes most more than 20 minutes to evacuate.. Key
words: Tsunami, the Gaza evacuation, Shortest Path (Short Path
Analysis)
INTISARI
Kota Padang merupakan kawasan bukit barisan yang rawan terhadap
gempa, dan bahkan gempa tersebut sewaktu-waktu bisa menimbulkan
gelombang tsunami. Penelitian ini mendeskripsikan Jalur-Jalur
Evakuasi Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah [1]. Untuk
mengetahui apakah masih ada jalur-jalur evakuasi yang lebih cepat
dan optimal yang dapat di jangkau oleh masyarakat selain jalur
evakuasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Padang. [2].
Untuk mengetahui jalur-jalur evakuasi eksisting Kota Padang. [3].
Untuk membuat sebuah peta evakuasi Kota Padang. Penelitian ini
dilakukan pada dua kelurahan yang berada pada pesisir pantai dengan
jumlah penduduk yang banyak, yaitu kelurahan Air Tawar Barat
dan
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang
2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
174
Kelurahan Parupuk Tabing. Data yang didapatkan dari lapangan
dengan menggunakan GPS, diperoleh titik koordinat penelitian.
Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan software GIS
(AutoCAD Map, MapSource), maka diperoleh titik koordinat UTM, peta
jalur-jalur terpendek per zona, waktu jalur terpendek dengan
menggunakan kendaraan bermotor dan jalan kaki per zona. Pada
jalur-jalur terpendek diperoleh sepuluh zona, yaitu zona I Perumnas
Air tawar barat (A1 ke T1), zona II Parkit (A2 ke T1), zona III UNP
(A3 ke T4), zona IV Cendrawasih (A4 ke T4), zona V Parupuk Tabing
(A5 ke T5), zona VI Asrama Haji (A6 ke T5), zona VII Jondul 5 (A7
ke T6), zona VIII Komplek Cimpago (A8 ke T6), zona IX Jondul 4 (A9
ke T6), dan zona X Pasir Putih Tabing (A10 ke T6). Berdasarkan
analisis yang dilakukan, diperoleh waktu dan jarak masing-masing
jalur pada setiap zona. Dengan ketentuan waktu 20 menit, untuk
kendaraan bermotor diperoleh estimasi waktu masing-masing jalur
rata-rata di bawah 20 menit untuk evakuasi. Sedangkan untuk pejalan
kaki, diperoleh estimasi waktu yang dibutuhkan sebagian diatas 20
menit untuk evakuasi. Kata Kunci : Tsunami, Jalur Evakuasi, Jalur
Terpendek (Short Path Analysis)
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
175
PENDAHULUAN
Kejadian bencana alam yang terus menerus terjadi telah melanda
pulau Sumatera, tidak terlepas dari geodinamika yaitu berada di
atas lempeng benua, lempeng Indo Australia, dan lempeng Pasifik,
serta keberadaan sesar regional yang ada di wilayah pulau tersebut.
Secara umum wilayah yang pernah terjadi bencana gempa bumi ada
peluang akan terulang kembali. Banyak ahli geologi berasumsi
rentang waktu terjadinya kembali bencana gempa bumi rata-rata di
atas 100 tahunan. Menurut pemodelan perambatan tsunami di Padang
yang pernah terjadi berskala 8,7 dan 8,9 Skala Richter pada tahun
1797 dan 1833 akan menimbulkan tinggi gelombang di atas 5 meter
[4].
Kota Padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat yang terletak
di daerah pesisir dataran rendah di Pantai Barat Pulau Sumatera
yang mempunyai jumlah penduduk 1.412.512 jiwa dengan luas 151.854
ha dan kepadatan rata-rata 9.30 jiwa/ha (BPS Kota Padang dalam
angka 2009). Dalam hal ini sebagian besar penduduknya berada di
pesisir pantai yang setiap waktu merasa ketakutan dengan akan
datangnya tsunami.
Kota Padang jika dilihat dari topografi, merupakan daerah yang
relatif dataran rendah terutama pada kawasan yang berada di daerah
pesisir pantai, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi gempa dan
tsunami, akan membuat masyarakat Kota Padang panik, terjadinya
kemacetan lalu lintas, sehingga warga akan kebingungan untuk
mencari tempat yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan membutuhkan
jalur evakuasi dan informasi yang jelas.
Dengan kejadian tersebut, pemerintah Kota Padang harus
memikirkan alternatif dengan cara menyediakan tempat evakuasi
dan
jalur-jalur evakuasi terhadap ancaman tsunami, dan kita juga
sebagai masyarakat Kota Padang harus lebih peka atau tanggap
terhadap kejadian-kejadian atau gempa-gempa yang akan terjadi
kemudian.
Walaupun waktu tepat pengulangan terjadinya gempa bumi belum
bisa diprediksikan secara akurat, keadaan ini membutuhkan
kewaspadaan yang tinggi dan persiapan yang baik. Untuk mengurangi
korban jiwa dan dampak kerusakan dari gejala alam ini diperlukan
sebuah kajian tata ruang kota atau jalur-jalur evakuasi yang dapat
mengurangi korban nantinya. Instrumen rencana ini berupa
jalur-jalur evakuasi bencana yang diwujudkan ke dalam pemetaan
rawan bencana, rencana penetapan bangunan penyelamat (escape
building), rencana jalur penyelamatan/evakuasi (escape road), dan
rencana lokasi penyelamatan darurat (shelter).
Dengan demikian, jalur evakuasi yang digunakan tentu akan
membutuhkan jalan yang lebar yang bisa dilalui oleh banyak orang
dengan cepat dengan kendaraan roda dua maupun jalan kaki, seperti
jalur evakuasi dari Air Tawar Barat menuju By Pass maupun ke tempat
yang lebih tinggi lainnya. Selain membutuhkan jalur evakuasi
tsunami, shelter juga sangat dibutuhkan untuk tempat pengungsian.
Shelter/bangunan tinggi yang bisa digunakan sebagai tempat
pengungsian, Ahmad Fauzi manyatakan bangunan tempat pengungsian
tersebut minimal harus mempunyai 3 tingkat dengan daya tampung
tertentu. Dalam hal ini, UNP juga mulai memikirkan memikirkan
shelter atau bangunan-bangunan tinggi yang nantinya bisa dijadikan
sebagai alternatif tempat pengungsian jika sewaktu-waktu terjadi
tsunami sebagi tempat
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
176
evakuasi, yaitu bangunan Lab FBSS, Lab. FMIPA, FIS, Lab.FIK, FE,
Perpustakaan Pusat, Pasca Sarjana, Mesjid Al-Azhar, Lab. Micro
Teaching. Dengan demikian diharapkan dampak dari bencana tersebut
paling tidak dapat diminimalisir sedini mungkin, baik pada saat
akan kejadian maupun pada saat pasca kejadian.
Di samping itu pula, kegiatan ini dilakukan sesuai dengan amanat
UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 28, bahwa sebagai
suplemen dari RT/RW Kota adalah Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Evakuasi Bencana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota. Selanjutnya dijelaskan bahwa
Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Evakuasi Bencana
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat
pelayanan sosial ekonomi, dalam hal ini untuk permasalahan
kebencanaan. Identifikasi Jalur-Jalur Evakuasi Kota Padang ini
diharapkan dapat menjadi arahan pembangunan untuk sarana dan
prasarana mitigasi bencana tsunami dalam mengurangi dampak
kehancuran yang ditimbulkan di masa depan.
METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
Penelitian ini dilakukan pada jalu-jalur atau jalan yang ada di
lima kelurahan yang ada di Kota Padang, yaitu: Tabel 1. Lokasi
Penelitian
No Kelurahan Kecamatan
1 Air Tawar Barat
Padang Utara
2 Parupuk Tabing
Koto Tangah
Variabel-variabel yang
diperlukan dalam metode ini meliputi: variabel jumlah
simpul,
jumlah hubungan antar simpul, jarak antar simpul dan bobot
masing-masing simpul.
Variabel jarak antara simpul dapat berupa jarak fisik jaringan
jalan, waktu yang diperlukan dalam perjalanan dari simpul awal ke
simpul tujuan (akhir). Jarak yang dibutuhkan dalam perhitungan ini
adalah jarak terpendek dari setiap calon pusat ke simpul-simpul
lainnya.
Data primer yaitu data yang didapat dari survey lapangan
terhadap jalur-jalur evakuasi di Kelurahan Air Tawar Barat dan
Kelurahan Parupuk Tabing. Dalam penelitian ini data primer yang
dibutuhkan yaitu berupa; identifikasi rute/jumlah simpul,
identifikasi jumlah hubungan antar simpul, identifikasi jarak antar
simpul, identifikasi bobot masing-masing simpul, identifikasi
eksisting, identifikas titik-titik koordinat lokasi
Data skunder adalah data yang sudah ada pada instansi yang
terkait, dalam hal ini data yang dibutuhkan didapat dari Dinas
Perhubungan Kota Padang, Badan Pusat Statistik Kota Padang, BAPPEDA
Kota Padang, Kantor Kelurahan Kota Padang, dan Dinas Tata Ruang dan
Tata Bangunan, yaitu berupa: Karakteristik spatial Kota Padang,
Perkembangan jumlah penduduk, Peta Kota Padang, Peta kelurahan,
Data lokasi, Data teknis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS,
Peta evakuasi yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Padang
Penentuan posisi adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi koordinat suatu subjek (koordinat titik batas, koordinat
batas persil tanah dan lain-lain) di lapangan. Pada penelitian ini
metode yang digunakan dalam penentuan posisi adalah dengan
menggunakan alat Global Positioning System (GPS) Garmin 60i.
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
177
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat
(dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem
koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri dapat
didefinisikan dengan mengaplikasikan empat parameter berikut,
yaitu:
a. Lokasi titik nol dari sistem koordinat
b. Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat
c. Penentuan Posisi Global (GPS)
Software Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) adalah sistem komputer yang
digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di
permukaan bumi [2].
Untuk mendukung pengolahan data, maka Software yang digunakan
untuk menganalisis data SIG adalah Software AutoCAD Map. Menurut
Eddy Prahasta [2], ada beberapa keunggulan AutoCAD Map, yaitu: 1.
Mampu membuat gambar
rancangan dua atau tiga dimensi 2. Mampu melakukan analisa
spasial berupa hitungan jarak (length atau distance), keliling
(perimeter), dan membentuk zona buffer.
3. Mampu membuat grafik, sketsa, diagram, digitasi peta.
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
178
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data GIS
Survey Lokasi (Studi Observasi)
Data
Data Primer Data Sekunder
- Data Lokasi dan Topografi
- Data Teknis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan GPS
Jalur Evakuasi Berdasarkaa Peta Pemerintah Kota
Padang
Analisa Data (SPA)
Jalur Evakuasi Berdasarkan SIG dan
GPS
Kelurahan: a. Air Tawar Barat & Sekitarnya b. Parupuk Tabing
& Sekitarnya
Daerah Yang Rawan Terhadap Tsunami
DataranTinggi Yang
Dapat Dijadikan Evakuasi Tsunami
Jalur Terpendek (SPA) - Kendraan Bermotor -
Jalan Kaki
Rekomendasi
Selesai
Peta Image Kota Padang atau Scan
Kertas Kota Padang
Proses Digitasi Peta
Peta Kota Padang - Batas Administrasi - Batas-Batas Daerah
Berbahaya
Analysis - Short Path Analysis (SPA) - Overlay
GPS
Titik Koordinat X, Y, Z (marking), Jalur-
Jalur (track), Waktu (Time)
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
179
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data yang
diambil dengan menggunakan GPS, yaitu titik koordinat, data
jalur-jalur jalan (track), data waktu (time), dan ketinggian
(elevasi).
1. Titik Koordinat dengan GPS Berdasarkan
kawasan/daerah penelitian, diperoleh data tanggal, waktu, titik
koordinat, dan elevasi dengan menggunakan GPS, adalah:
NO NAMA KAWASAN/DAERAH TANGGAL &
WAKTU
TITIK KOORDINAT Altitude (Elevasi) South East
1 TIKUNGAN SIMPANG MUARO PASIR JAMBAK
14-07-11 11:33:47 0051'56,5" 10020'34,8" 15 m
2 ASRMA HAJI 14-07-11 13:11:53 0052'69,5" 10020'78,1" 11 m
3 BY PASS By Pass 0052'38,8" 10023'04,1"
4 FAKULTAS MIPA UNP 14-07-11 12:26:55 0053'82,5" 10020'83,8" 11
m
5 GERBANG UNP 14-07-11 12:29:39 0053'88,8" 10021'08,3" 15 m
6 GUNUNG PANGILUN 15-07-11 9:43:00 0054'92,8" 10021'84,6" 11
m
7 JALAN INSPEKSI 15-07-11 11:47:33 0052'14,6" 10020'65,6" 9
m
8 JEMBATAN BASKO 14-07-11 11:07:46 0054'16,2" 10021'03,1" 23
m
9 JEMBATAN BEROK SITEBA 15-07-11 10:14:33 0053'72,3" 10021'78,2"
16 m
10 JEMBATAN MUARA PENJALINAN
14-07-11 11:26:49 0051'69,5" 10020'39,7" 12 m
11 JONDUL 3-TABING 14-07-11 14:15:22 0052'27,7" 10020'24,2" 10
m
12 JONDUL 4-TABING 14-07-11 15:06:08 0052'24,1" 10020'32,9" 10
m
13 JONDUL 5-TABING 14-07-11 13:43:33 0052'63,7" 10020'51,2" 7
m
14 KERAWANG 15-07-11 11:22:59 0052'55,4" 10022'12,1" 14 m
15 KOMPLEK CIMPAGO-TABING 14-07-11 14:01:58 0052'42,4"
10020'44,4" 9 m
16 KURAO 15-07-11 10:37:27 0053'26,3" 10022'42,4" 14 m
17 LAPANGAN BOLA TUNGGUL HITAM
15-07-11 11:56:27 0053'30,0" 10022'55,5" 10 m
18 MARANSI 15-07-11 10:41:03 0052'92,9" 10022'59,0" 12 m
19 OLO NANGGALO 15-07-11 9:54:04 0054'33,7" 10022'38,5" 15 m
20 PASAR SITEBA 15-07-11 10:01:35 0053'85,0" 10022'08,6" 16
m
21 PASIR PUTIH-TABING 14-07-11 14:43:49 0051'92,9" 10020'06,8"
10 m
22 PERUMAHAN ATB 14-07-11 11:56:16 0054'30,2" 10020'83,3" 16
m
23 PERUMAHAN MEGAMARINA 14-07-11 14:39:50 0052'06,7" 10020'24,1"
8 m
24 SIMPANG 3 KERAWANG-BY PASS
15-07-11 11:30:03 0052'10,4" 10022'81,1" 14 m
25 SIMPANG 3 MARANSI-BY PASS
15-07-11 10:46:10 0052'43,5" 10023'07,8" 17 m
26 SIMPANG 4 LUBUK MINTURUN
15-07-11 11:38:40 0050'92,1" 10021'89,1" 32 m
27 SIMPANG 4 SITEBA-BY PASS 15-07-11 10:53:21 0054'03,4"
10023'72,1" 19 m
28 SIMPANG AKPER SITEBA 15-07-11 10:04:32 0053'91,1" 10022'44,0"
13 m
29 SIMPANG ASRAMA HAJI GERBANG 1
14-07-11 13:16:38 0052'68,3" 10020'89,5" 11 m
30 SIMPANG ASRAMA HAJI GERBANG 2
14-07-11 13:20:21 0052'75,1" 10020'92,9" 11 m
31 SIMPANG BELIBIS 14-07-11 12:12:57 0054'00,5" 10020'74,3" 18
m
32 SIMPANG CENDRAWASIH 14-07-11 12:18:48 0053'58,0" 10021'14,0"
16 m
33 SIMPANG DAMRI 14-07-11 14:10:28 0052'10,3" 10020'59,7" 10
m
34 SIMPANG GIA 14-07-11 13:04:54 0053'01,3" 10021'02,8" 11 m
35 SIMPANG JLN. LINGGARJATI 14-07-11 15:08:50 0052'18,6"
10020'64,7" 10 m
36 SIMPANG JLN. NURTANI TABING
14-07-11 13:24:37 0052'81,0" 10020'96,3" 12 m
37 SIMPANG JLN. PASIR PARUPUK
14-07-11 13:30:05 0053'15,8" 10021'07,0" 10 m
38 SIMPANG LABOR 14-07-11 12:06:51 0054'03,5" 10021'03,4" 18
m
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
180
2. Jalur Terpendek
Untuk mempermudah mendapatkan hasil jalur terpendek pada
Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan Parupuk Tabing, maka kedua
kelurahan tersebut dibagi menjadi 10 zona. Jalur-jalur terpendek
berdasarkan zona dapat dilihat pada gambar 3.
Tabel 3. Pembagian Zona Jalur terpendek
No Zona Nama Wilayah
1 I Perumnas Air tawar barat
2 II Parkit
3 III UNP
4 IV Cendrawasih
5 V Parupuk Tabing
6 VI Asrama Haji
7 VII Jondul 5
8 VIII Komplek Cimpago
9 IX Jondul 4
10 X Pasir Putih Tabing
Gambar 3. Peta Jalur Terpendek Evakuasi Kelurahan Air Tawar
Barat dan Parupuk Tabing Kota Padang
39 SIMPANG PARUPUK 14-07-11 13:00:55 0053'06,3" 10020'57,3" 11
m
40 SIMPANG PARUPUK RAYA 14-07-11 12:46:45 0053'41,8" 10020'67,1"
11 m
41 SIMPANG PASIR PUTIH 14-07-11 14:23:30 0051'91,2" 10020'50,0"
9 m
42 SIMPANG PATENGGANGAN 14-07-11 12:16:03 0053'60,0" 10020'72,5"
12 m
43 SIMPANG PERUMAHAN ATB 14-07-11 11:52:58 0054'14,2"
10021'02,2" 16 m
44 SIMPANG PRESIDEN 15-07-11 9:33:27 0054'48,2" 10021'20,3" 37
m
45 SIMPANG PT. ASIA 14-07-11 13:56:25 0052'32,9" 10020'72,3" 8
m
46 SIMPANG RUMAH MAKAN SURYA-PARUPUK
14-07-11 12:52:41 0053'37,6" 10021'11,5" 14 m
47 SIMPANG SMP 13 14-07-11 13:53:06 0052'54,2" 10020'83,2" 11
m
48 SIMPANG SOSPOL-TABING 14-07-11 13:09:04 0052'85,6"
10020'52,1" 11 m
49 SIMPANG TABING-JLN. RAYA LBK MINTURUN
15-07-11 11:45:29 0051'97,8" 10020'53,5" 10 m
50 SIMPANG TINJU 15-07-11 9:38:15 0054'11,6" 10021'79,8" 11
m
51 SIMPANG TUNGGUL HITAM 15-07-11 11:12:07 0053'54,1"
10021'15,1" 3 m
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
181
Gambar 4. Contoh Peta Detail Jalur Terpendek dari A4 KE T4 Jalur
Terpendek
Dari peta jalur terpendek, diperoleh statistik data
penelitian.
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Statistik Jalur Terpendek
No Nama
Wilayah/Kawasan Jalur
Node (simpul)
Links (ruas)
Length (panjang)
meter
Estimasi Waktu
Sepeda Motor (menit)
Jalan kaki
(menit)
1 A1 = Perumnas Air
Tawar Barat A1 ke T1 19 18 3070,6 9.2 15.3
2 A2 = Parkit A2 ke T1 28 27 3386,8 10.1 16.8
A2 ke T2 28 27 5750 17.2 28.7
3 A3 = UNP A3 ke T3 25 24 5024,2 15 25.1
A3 ke T4 25 24 4601,5 13.8 23
4 A4 = Cendrawasih A4 ke T4 19 18 4612,9 13.8 23
5 A5 = Parupuk Tabing A5 ke T5 18 17 4414,1 13.2 22
6 A6 = Asrama Haji A6 ke T5 22 21 4682,8 14 23.4
7 A7 = Jondul 5 A7 ke T6 23 22 3654,5 10.9 18.2
8 A8 = Komplek Cimpago
A8 ke T6 16 15 3375,4 10.1 16.8
9 A9 = Jondul 4 A9 ke T6 14 13 3170,1 9.5 15.8
10 A10 = Pasir Putih Tabing
A10 ke T6 12 11 3584,6 10.7 17.9
Keterangan: A = Titik awal, T = Titik akhir/titik tujuan
Estimasi Perkiraan waktu Kenderaan Bermotor, 1 km (1000 m) = 3
menit, Jalan kaki, 1 km (1000 m) = 5 menit
Berdasarkan tabel 4, diperoleh estimasi waktu. Untuk kendaraan
bermotor, waktu yang dibutuhkan
sesuai dengan waktu yang ditentukan, yaitu rata-rata di bawah 20
menit. Sedangkan estimasi
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
182
waktu untuk jalan kaki, sebagian waktu yang dibutuhkan di atas
20 menit, yaitu untuk jalur A2 ke T2 diperoleh waktu 28,7 menit,
untuk jalur A3 ke T4 diperoleh waktu 23 menit, untuk jalur A3 ke T3
diperoleh waktu 25,1 menit, untuk jalur A4 ke T4 diperoleh waktu 23
menit, untuk jalur A5 ke T5 diperoleh waktu 22 menit, dan untuk
jalur A6 ke T5 diperoleh waktu 23,4 menit.
Dari peta jalur terpendek dan tabel statistik jalur terpendek
dapat diuraikan jalur terpendek dan estimasi waktu per ruas jalan
dalam setiap zona.
Analisis
Berdasarkan analisis jalur terpendek, diperoleh ada 10 (sepuluh)
jalur berdasarkan pembagian zona. Sedangkan waktu yang ditentukan
untuk evakuasi 20 menit. Untuk mendapatkan waktu evakuasi dengan
menggunakan kendaraan bermotor, diperkirakan estimasi waktu 3 menit
per kilometer, dan untuk pejalan kaki 5 menit per kilometer. Dengan
ketentuan waktu yang ada di atas, maka waktu yang diperoleh setelah
dianalisis dengan menggunakan kendaraan bermotor, waktu yang
dibutuhkan rata-rata di bawah 20 menit (sesuai dengan waktu yang
ditentukan), dan untuk pejalan kaki, waktu yang dibutuhkan sebagian
diatas 20 menit untuk evakuasi.
Titik koordinat adalah titik penentuan posisi dimana seseorang /
tempat / benda berada. Dalam penelitian ini, ada dua titik
koordinat yang diperoleh. Titik koordinat yang pertama adalah titik
koordinat yang didapatkan langsung dari lokasi penelitian dengan
menggunakan GPS. Sedangkan titik koordinat yang kedua adalah titik
koordinat yang didapatkan dengan GPS dianalisis dengan menggunakan
GIS (Map Source). Tujuan dari titik koordinat yang dianalisis
dengan
menggunakan GIS (Map Source) adalah untuk mendapatkan posisi
Kota Padang pada peta dunia.
Dari hasil analisis waktu jalur per ruas jalan, maka diperoleh
estimasi waktu per zona dengan menggunakan kendaraan bermotor (3
menit/1 kolimeter) dan jalan kaki (5 menit/1 kilometer, yaitu:
1. Pada zona I diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,4 menit
pada jarak 1468,8 meter, 6,7 menit pada jarak 2252,2 meter , serta
9,2 menit pada jarak 3070,6 meter. Sedangkan estimasi waktu per
kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,3 menit pada jarak 1468,8
meter, 11,2 menit pada jarak 2252,2 meter serta 15,3 menit pada
jarak 3070,6 meter
2. Pada zona II diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,6 menit
pada jarak 1213,7 meter, 7,7 menit pada jarak 2568,4 meter, dan
10,1 menit pada jarak 3386,8 meter. Sedangkan estimasi waktu per
kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,9 menit pada jarak 1213,7
meter, 12,8 menit pada jarak 2568,4 meter, dan 16,9 menit pada
jarak 3386,8 meter.
3. Pada zona III diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,7 menit
pada jarak 1585,7 meter, dan 7,6 menit pada jarak 2537,5 meter.
Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 7,9
menit pada jarak 1585,7 meter, 12,6 menit pada jarak 2537,5
meter.
4. Pada zona IV diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 4,7 menit
pada jarak 1596,1 meter, 7,6 menit pada jarak 2547,9 meter, dan
13,8 menit pada jarak 4612,9
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
183
meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki,
yaitu 7,9 menit pada jarak 1596,1 meter, 12,7 menit pada jarak
2547,9 meter, dan 23 menit pada jarak 4612,9 meter.
5. Pada zona V diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,3 menit
pada jarak 1128,8 meter, 8,7 menit pada jarak 2909,4 meter, dan
13,2 menit pada jarak 4414,1 meter. Sedangkan estimasi waktu per
kilometer dengan jalan kaki, yaitu 5,6 menit pada jarak 1128,8
meter, 14,5 menit pada jarak 2909,4 meter, dan 22 menit pada jarak
4414,1 meter.
6. Pada zona VI diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3 menit pada
jarak 1015,8 meter, 9,5 menit pada jarak 3178,1 meter, dan 14 menit
pada jarak 4682,8 meter. Sedangkan estimasi waktu per kilometer
dengan jalan kaki, yaitu 5 menit pada jarak 1015,8 meter, 15 menit
pada jarak 3178,1 meter, dan 23,4 menit pada jarak 4682,8
meter.
7. Pada zona VII diperoleh estimasi waktu per kilometer dengan
menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,2 menit pada jarak 1086,7
meter, dan 10,9 menit pada jarak 3654,5 meter.
Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu
5,4 menit pada jarak 1086,7 meter, 18,4 menit pada jarak 3654,5
meter.
8. Pada zona VIII diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,6 menit
pada jarak 1207,9 meter, dan 10,1 menit pada jarak 3375,4 meter.
Sedangkan estimasi waktu per kilometer dengan jalan kaki, yaitu 6
menit pada jarak 1207,9 meter, dan 16,8 menit pada jarak 3375,4
meter.
9. Pada zona IX diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3 menit pada
jarak 1002,6 meter, dan 9,5 menit pada jarak 3170,1 meter.
Sedangkan estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan jalan
kaki, yaitu 5 menit pada jarak 1002,6 meter, 15,8 menit pada jarak
3170,1 meter.
10. Pada zona X diperoleh estimasi waktu untuk evakuasi per
kilometer dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 3,2 menit
pada jarak 1092,9 meter, dan 10,7 menit pada jarak 3584,6 meter.
Sedangkan estimasi waktu untuk evakuasi per kilometer dengan jalan
kaki, yaitu 5,4 menit pada jarak 1092,9 meter, 17,9 menit pada
jarak 3584,6 meter.
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
184
Tabel 5. Interpretasi Penelitian
No Nama
Wilayah/Kawasan
Jalur Ruas Jalan
Keterangan Gambar
1
A1 = Perumnas Air Tawar Barat
A1 ke T1
1.7 s/d 1.13
1. Pada ruas jalan 1.7 s/d 1.13 kondisi perkerasan jalan bagus,
dan jalan dua arah. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan
jalur terpendek dari A1 ke T1, bahwa jalur dari titik awal ke titik
tujuan berlawanan arah dengan kondisi jalan. Hal ini akan
menimbulkan kemacetan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi. Jarak
dari ruas jalan 1.6 ke tikungan sesuai dengan arah jalan cukup jauh
( 3 km) ditempuh, dan butuh waktu yang lama ( 20 menit) ke titik
tujuan (aman).
2. Pada ruas jalan 1.15 s/d 1.18 untuk mendapatkan jalur
terpendek ke titik tujuan, jalur yang didapatkan tidak melalui
smpang tinju. Dari ruas jalan 1.16 a/d 1.18, kondisi jalan cukup
banyak tikungan dan merupakan jalan lingkungan.
2 A2 = Parkit A2 ke
T2
15 s/d 2.19
1. Pada ruas jalan 2.15 s/d 2.19 kondisi perkerasan jalan bagus,
dan jalan dua arah. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan
jalur terpendek dari A2 ke T2, bahwa jalur dari titik awa ke titik
tujuan berlawanan arah dengan kondisi jalan yang ada. Hal ini akan
menimbulkan kemacetan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi. Jarak
dari ruas jalan 2.14 ke tikungan sesuai dengan arah jalan cukup
jauh ( 5 km) ditempuh, dan butuh waktu yang lama ( 20 menit) ke
titik tujuan (aman).
3 A3 = UNP A3 ke
T4
4.15 & 3.23
1. Setelah dilakukan analisis jalur A3 ke T4, analisa yang
didapatkan cukup baik. Pada ruas jalan 4.15, jalur yang didapatkan
sesuai dengan rambu evakuasi,
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
185
No Nama
Wilayah/Kawasan
Jalur Ruas Jalan
Keterangan Gambar
melainkan jalur dari pinggir sungai dengan lebar jalan yang
kecil ( 3 m).
2. Pada ruas jalan 3.23, kondisi jalan cukup jelek (rusak).
Dalam hal ini, pemerintah harus lebih memberikan perhatian untuk
memperbaiki perkerasan jalan.
4 A4 = Cendrawasih
A4 ke T4
4.7 s/d 4.8,
3.23 & 4.15
1. Pada jalur A4 ke T4 secara umum cukup bagus. Untuk menempuh
jalur pada ruas jalan 4.7 s/d 4.8, harus melewati dua buah tikungan
agar bisa sampai ke titik tujuan (aman). Oleh karena itu, untuk
menempuh ruas jalan (tikungan) tersebut butuh waktu yang lama, dan
akan menimbulkan kemacetan pada kenderaan bermotor pada saat
kejadian.
2. Pada ruas jalan 4.15, jalur yang didapatkan sesuai dengan
rambu evakuasi, melainkan jalur dari pinggir sungai dengan lebar
jalan yang kecil.
3. Pada ruas jalan 3.23, kondisi jalan cukup jelek (rusak).
5 A5 = Parupuk Tabing
A5 ke T5
5.16
1. Pada jalur A5 ke T5 yaitu parupuk tabing by pass untuk
mendapatkan jalur terpendek, sesuai dengan analisis jalur yang
didapatkan melewati bandara LANUD.
2. Pada ruas jalan 5.16, kondisi perkerasan jalan sangat rusak
(jelek). Dalam hal ini, jalan ini tidak efektif lagi digunakan para
pengguna jalan dengan kenderaan jalan pada saat terjadi
evakuasi
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
186
No Nama
Wilayah/Kawasan
Jalur Ruas Jalan
Keterangan Gambar
menuju daerah aman (by pass).
6 A6 = Asrama Haji
A6 ke T5
6.3 s/d 6.9
1. Setelah dilakukan analisis, pada ruas jalan 6.3 s/d 6.9 cukup
banyak belokan (tikungan) yang harus dilewati dan merupakan jalan
lingkungan.
7 A7 = Jondul 5
A7 ke T6
7.19, 7.20, & 7.6 s/d 7.14
1. Setelah dilakukan analisis, pada jalur A7 ke T6 jalur yang
didapatkan melewati jalan ekspeksi yang berada di pinggir sungai
yaitu pada ruas jalan 7.19 dan 7.20. sedangkan jalan ekspeksi
mempunyai badan jalan yang tidak lebar (kecil) dan sudah rusak.
2. Pada ruas jalan 7.6 s/d 7.14 cukup banyak belokan yang harus
dilewati.
8 A8 = Komplek Cimpago
A8 ke T6
8.9, 8.13 dan 8.14
1. Setelah dianalisi, pada ruas jalan 8.9 untuk mencapai tujuan
dengan kondisi jalan yang ada. Ruas jalan 8.9 berada pada jalan dua
arah.
2. Ruas jalan 8.13 dan 8.14 berada pada jalan ekpeksi yang bukan
jalan utama. Jalan ini ekspeksi mempunyai badan jalan yang kecil
yang bisa digunakan.
9 A9 = Jondul 4
A9 ke T6
9.7
1. Pada ruas jalan 9.7 berada pada arah yang berlawanan. Jika
sesuai arah jalan untuk mencapai dengan belokan yang ada pada ruas
9.7, maka akan membutuhkan waktu yang lama melewatinya untuk
mencapai tujuan (titik aman).
-
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 2086 4981
VOL. 5 NO. 1 MARET 2012
187
No Nama
Wilayah/Kawasan
Jalur Ruas Jalan
Keterangan Gambar
10 A10 = Pasir Putih Tabing
A10 ke T6
10.2 s/d 10.5
1. Setelah dianalisis, jalur yang didapatkan pada ruas jalan
10.2 s/d 10.5 berada pada pinggir sungai yang mempunyai badan jalan
yang kecil. Sementara jalan utama bukan melalui pinggir sungai.
2. Pada ruas jalan 10.6 berlawanan arah dengan kondisi jalan
yang ada. Ruas jalan 10.6 berada pada jalan dua arah.
KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian
yang didapatkan bahwa masih ada jalur-jalur evakuasi bencana
tsunami yang lebih cepat dan optimal yang dapat dijangkau oleh
masyarakat selain jalur-jalur evakuasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kota Padang khususnya Kelurahan Air Tawar Barat dan
Kelurahan Parupuk Tabing.
2. Setelah melihat kondisi eksisting jalur-jalur evakuasi
tsunami Kota Padang pada Kelurahan Air Tawar Barat dan Kelurahan
Parupuk Tabing, ternyata tidak ada rambu-rambu yang jelas sebagai
arahan untuk melewati jalur-jalur evakuasi tersebut, sehingga
sangat memungkinkan terjadinya kondisi overlepping pada jalur
evakuasi.
3. Jalur-jalur evakuasi bencana tsunami yang dianalisis
menghasilkan 10 (sepuluh) zona awal dengan 6 (enam) zona tujuan,
dimana pengguna jalur evakuasi tersebut tidak akan
menimbulkan overlapping karena sudah terarah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ashar, Faisal, ST, MT. (2002).
Studi Penentuan Lokasi Terminal Penumpang di Kota Padang. Tesis.
Institit Teknologi Bandung.
[2] Prahasta, Eddy. (2005). Sistem Informasi Geografis. Bandung:
CV. Informatika
[3] K.Hendarsin, Shirley. (2000). Penuntun Praktis Perencanaan
Teknik Jalan Raya. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
[4] Dirjen Penataan Ruang Wilayah I PU. Rencana Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Evakuasi dalam Rangka Mitigasi Bencana Tsunami di
Kota Padang. Akses internet : http://www.google.com. tanggal 27
Maret 2011.