KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan refarat
yang berjudul Hidrokel yang diberikan guna memenuhi persyaratan
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Neurologi Rumah Sakit
Dr.RM. Djoelham Binjai.
Dalam kesempatan ini penyusun juga ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada para pembimbing yaitu dr.David I Tambun, Sp.B
dan dr.Abdi Gunawan, Sp.B yang telah memberikan bimbingan selama
saya melaksanakan KKS di bagian Bedah Rumah Sakit RM. Djoelham
Binjai.
Penyusun menyadari bahwa refarat yang berjudul Hidrokel ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun agar refarat ini dapat lebih
bermanfaat bagi kita semua.
Binjai, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISIKata Pengantar ..iDaftar Isi ..ii
BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang..1BAB 2 PEMBAHASAN 2.1
Definisi..22.2 Etiologi..32.3 Klasifikasi..52.4 Patofisologi.. 62.5
Gejala dan Tanda..72.6 Diagnosis ..82.7 Penatalaksaan..92.8
Komplikasi..112.9 Prognosis ..11BAB 3 KESIMPULAN..12Daftar
Pustaka..13
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSecara normal, tunica vaginalis di skrotum
sekitar testis tidak teraba, kecuali bila mengandung cairan yang
membentuk suatu gelembung pada daerah tersebut. Cairan ini biasanya
bersifat diafan (tembus cahaya) pada transluminasi. Jika tidak
dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di
sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis
sehingga tunica vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada
hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang
tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau
mungkin besar sekali.Jarang sekali ditemukan benjolan diafan di
funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan sedangkan
memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial, bila demikian,
terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit
dengan rongga perut dan berisi cairang rongga perut. Hernia
ingunalis lateralis indirek yang mengandung sedikit cairan rongga
perut ini kadang diberikan nama salah hidrokel komunikans. Karena
berhubungan dengan rongga perut yang terlalu sempit, kelainan ini
memberi kesan hidrokel funikulus; "kantong" hernia ini tidak dapat
dimasuki usus atau omentum.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 DefenisiHidrokel adalah penumpukan cairan dalam tunica
vaginalis testis. Hidrokel umum dialami oleh bayi laki-laki baru
lahir. juga pada prosessus vaginalis yang persisten (PVP) dari
cairan peritoneum atau sisa yang tidak sempat diabsorbsi secara
normal pada proses turunnya testis kedalam skrotum.Kebanyakan
hidrokel akan hilang pada tahun pertama umur bayi laki-laki tanpa
harus melakukan intervensi terhadapnya. Bayi prematur dan bayi
dengan berat badan lahir yang rendah memiliki insiden yang lebih
tinggi untuk menderita hidrokel daripada bayi normal lainnya.
Meningkatnya besar hidrokel dan pembengkakan skrotum setelah
berumur lebih dari 1 tahun dapat didiagnosis dengan hidrokel.
Pembedahan hams dipertimbangkan untuk penatalaksanaan lebih
lanjut.
2.2 Etiologi Hidrokel dapat teijadi oleh karena penggumpulan
cairan sekunder akibat produksi yang berlebihan oleh karena
inflamasi testis atau jaringan penunjang. atau resorbsi cairan yang
berkurang karena adanya obstruksi limfatik atau vena. Hidrokel
dapat disebabkan oleh rangsangan patologik seperti tumor testis.
IIidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi tetapi sering kambuh
kembali. Pada operasi sebagian besar kantung dikeluarkan. Kadang
ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal
dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut
diatas jelas terbatas dan bersifat diafan dalam transiluminasi.
Pada fungsi di dapatkan cairan jernih. Hidrokel yang terjadi pada
yang baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya
penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum keprosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya system
limfatik didaerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokiel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara
idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena
didapatkan kelainan testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya system sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis / epididimis. Kebanyakan hidrokel pada anak
merupakan kongenital, bagaimanapun keganasan, infeksi dan gangguan
sirkulasi dapat menyebabkan hidrokel pada bayi baru lahir. Cord
hidrokel berhubungan dengan penutupan patologik prosesus vaginalis
bagian distal, yang memudahkan cairan terkumpul dalam bagian tengah
saluran sperma. Hidrokel kongenital disebabkan oleh kegagalan
penutupan prosesus vaginal is pada cincin internal. Hidrokel
nonkomunikan disebabkan penutupan patologik prosesus vaginalis dan
terperangkapnya cairan peritonial. Hidrokel pada orang dewasa dapat
timbul sekunder akibat orkitis atau epidemitis. Hidrokel juga dapat
disebabkan oleh kuman tuberkulosis dan infeksi tropis seperti
filariasis. Torsi testikular dapat menyebabkan hidrokel yang
reaktif pada 20 % kasus. Tumor kususnya sel germ atau tumor adneksa
testikular dapat menyebabkan hidrokel Traumatik (hemoragik) paling
sering menimbulkan hidrokel. Hidrokel ipsilateral muncul pada 70%
pasien setelah transplantasi ginjal. Terapi radiasi yang
menimbulkan kasus hidrokel. Ekstropsi vesika urinaria dapat
menyebabkan hidrokel. Hidrokkel dapat timbul sebagai bagian dart
sindroma Ehlers- Danlos. Hidrokel dapat berasal akibat perubahan
tipe atau jumlah cairan peritonial, seperti halnya pada pasien yang
mengalami dialisis peritnial dan pasien dengan shunt
vcntriculoperitoneal.
2.3 KlasifikasiHidrokel dapat klasifikasi menjadi dua jenis
berdasarkan kapan terjadinya yaitu :1. Hidrokel Primer Hidrokel
primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus
vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum
embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika
vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan
sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan
diabsorpsi. 2. Hidrokel Sekunder Pada orang dewasa, hidrokel
sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dan dianggap
sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan
oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena
radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel
dan tunika vagina menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan
yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh
saluran limfe dalam lapisan luar.
Berdasarkan kejadian :1. Hidrokel Akut Biasanya berlangsung
dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri cairan. Berwarna kemerahan
mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel polimorf.2. Hidrokel
Kronis Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika
secara perlahan dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa
berat jarang menyebabkan nyeri.
2.4 PatofisiologiSecara embriologi, prosesus vaginalis merupakan
suatu divertikulum yang berasal dari rongga peritoneal yang turun
kebawah seperti halnya testis turun kedalam skrotum melalui saluran
inguinalis pada umur kehamilan 28 minggu tanpa disertai penutupan
pada bayi dan anak.Secara struktur hidrokel diklaisfikasikan dalam
3 tipe utama:1.Hidrokel kongenital (communicating hydocele)Prosesus
vaginalis yang menetap memudahkan cairan peritoneal masuk kedalam
skrotum. Hernia inguinalis indireks berhubungan dengan hidrokel
tipe ini.2.Non comunicating hydroceleProsesus vaginalis menetap.
tetapi tidak ada hubungan dengan rongga peritonial.3. Pada hidrokel
Cord, merupakan penutupan tunika vaginalis yang tidak efektif.
Bagian akhir distal prosesus menetap. Bagian atas psosesus bisa
terbuka atau tertutup
Hidrokel pada orang dewasa biasanya merupakan late onset
(sekunder) akibat trauma lokal, infeksi dan radioterapi. Hidrokel
dapat timbul akibat akumulasi cairan kronis.Hidrokel dapat muncul
akibat infeksi kronik setelah pembedahan. Hidrokel dapat
mempengaruhi fertilitas.
2.5 Gejala dan TandaPenyebab tersering adalah massa instrinsik
dalam skrotum. Cairan yang berada pada kantung dapat bersifat lunak
atau mengeras tergantung jumlah cairan yang ada. Scrotum juga akan
terlihat lebih besar daripada bagian yang normal jika bersifat
unilateral, atau keduanya. Penderita mungkin dengan mudah
mengetahui adanya massa, rasa berat, dan penuh dalam skrotum.Pada
pemeriksaan fisik akan terlihat adanya massa yang tembus cahaya
(bersifat diafan) pada transiluminasi.
Gambar HidrokelHidrokel dapat didiagnosis banding dengan
penyakit yang memiliki gejala hampir sama, diantaranya : Hematokel
(darah terkumpul dalam tunica vaginalis testis) Pembengkakan
skrotum yang lain dan massa testikular
2.6 Diagnosis 1. Pemeriksaan Fisik Lakukan pemeriksaan pada
posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri tonjolan
tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat
resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan
kemungkinan hidrokel komunikasi atau hernia.Bila tonjolan tidak
terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan
intraabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan
menyuruh pasien meniup balon, atau batuk, dapat dilakulam dengan
memberikan tekanan pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan
kedua tangan bayi diatas tangan bayi diatas kepalanya sehingga bayi
akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan. Pemeriksaan
transiluminasi pada skrotum menunjukkan cairan dalam tunika
vaginalis mengarah pada hidrokel. 2. Pemeriksaan Penunjanga.
Transiluminasi Merupakan langkah diagnositik yang paling penting
sekiranya menemukan massa skrotum. Dilakukan didalam suatu ruang
gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum.
Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis tidak dapat
ditembusi sinar. Tramisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan
rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel.b.
UltrasonografiUltrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara
melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan
cairan (hidrokel), vena abnormal (varikokel) dan kemungkinan
hernia.
2.7 PenatalaksanaanPengeluaran cairan dapat dilakukan dengan
Aspirasi, yaitu melakukan penyedotan untuk mengurangi volume cairan
yang ada. Namun tindakan ini tidak begitu berhasil oleh karena
dapat menyebabkan penimbunan cairan kembali. disamping efek samping
berupa infeksi.Pengeluaran dengan pembedahan dapat dilakuan dengan
dua cara : Ligasi tinggi hidrokel atau dengan perbaikan hidrokel
secara sederhana menurut prosedur Lord dan Bottle.
Ligasi Tinggi HidrokelDengan melakukan sayatan kecil pada kulit
transversa yang dibuat pada bagian tengah diantara cincin
inguinalis luar dan dalam. Kemudian buka fasia scarpa serta kuakkan
fasia oblikus dan cincin luar, selanjutnya dilakukan pembukaan pada
fasia oblikus eksternus dengan mengelevasi cincin luar dengan
gunting dan insisi pada jaringan untuk menjaga tidak terputusnya
nervus ilioinguinal.Cara lain adalah dengan melakukan insisi pada
daerah aponeurosis dengan pisau bedah diatas cincin luar dan dibagi
dua menjadi bagian atas dan bawah dengan bantuan sebuah gunting.
Selanjutnya dipisahkan jaringan cremaster untuk melihat fasia
spermatikus internus. Kantung hernia biasanya berada di daerah
anteromedial dan terlihat jelas walau kadang tidak terlihat dengan
baik. Letakkan hemostat pada bagian pinggir kantung dan sccara
hati-hati dilakukan diseksi tumpul untuk memisahkan dinding kantung
belakang dari bagian depan.Jika hal ini sulit untuk
mengidentifikasi kantung, dapat juga dengan mengeluarkan testis
dari dalam kemudian membuka tunika ke atas testis. Jepit kantung
untuk mengurangi perdarahan dan bagian yang terdapat didalamnya dan
ligasi cincin bagian dalamnya. Kemudian ikat dengan benang
absorbable 4-0. Jika hidrokel lengket pada skrotum, buka daerah
perlengketan dari bagian kantung secara hati-hati. Tidak diperlukan
memindahkan bagian bawah kantung.
Perbaikan Hidrokel SederhanaTekan hidrokel pada bagian depan
skrotum dan buat insisi kecil secara tranversa pada kulit. lnsisi
melewati dartos menuju tunica vaginalis, dimana akan terlihat
jaringan berwarna biru. Diseksi tumpul dilakukan untuk memisahkan
fasia dartos dari kantung hidrokel secara melingkar untuk
mengeluarkan hidrokel dan testis pada lapangan operasi. Lesi yang
luas dapat di aspirasi untuk melakukan insisi yang kecil. Buka
tunica vaginalis, selain testis dan epididimis, dan perhatikan
bahwa kantung tidak berada diatasnya.Ikat tunica vaginalis dengan
benang absorbable 4.0 secara melingkar dan ambil sedikit permukaan
peritoneal beberapa sentimeter sehingga terlihat hubungannya dengan
testis. Letakkan enam sampai delapan benang secara melingkar yang
dapat diikatkan pada tempat ikatan sebelumnya. Tutup fasia dartos
dan kulit dengan benang absorbable.Perbaikan hidrokel sederhana
menurut Lord dan Bottle ini tidaklah sepenuhnya aman. Komplikasi
yang dapat terjadi berupa infeksi, hematoma, luka pada vas deferens
, dan hidrokel yang berulang.
2.8 KomplikasiJika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah
mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah
yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
2.9 PrognosisSeringnya hidrokel kambuh setelah di aspirasi
menjadikan tindakan ini tidak terpilih, kecuali pertimbangan lain.
Pada pembedahan defenitif, hasil dapat sangat memuaskan. Untuk
hidrokel kongenital mungkin dapat menghilang secara spontan.
BAB IIIKESIMPULAN
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tega yang berlebihan
di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam
keadaan batas normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang
ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi
oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel terjadi pada bayi baru
lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus
vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik didaerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.Gambaran klinis mengeluh
adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai adanya benjolan di kantong skrotum
dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan
menunjukkan adanya transilumasi.Tindakan untuk mengatasi cairan
hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan
hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,
kadang kala menimbulkan penyulit berupa infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, Cetakan
I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 19972. Staf Pengajar
Bagian Bedah FK UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Cetakan Pertama,
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 19953. Sachdeva R.K. Catatan
Ilmu Bedah, Edisi Ke 5, Cetakan I, Hipokrates, Jakarta, 19964.
http://findmeacure.com/2007/12/26/hydrocele/5.
http://www.medicastore.com/med/detai1 p:s,,Kphp?iddt1=878&
idktg=18&U ID =20050805223025222.124.4.139 6.
http://emedicine.medscape.com/article/438724-overview, Steven L
Lee, MD7. http://emedicine.medscape.com/article/777386-overview,
Scott E Rudkin, MD, MBA, RDMS, FAAEM, FACEP, Profesor Clinical
Associate, Wakil Kepala Departemen Kedokteran Darurat, Universitas
California di Irvine Medical Center.8.
http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/22/hidrokel/, Bedah
Urologi
1