bayu narayana Selasa, 08 Januari 2013 PROPOSAL TESIS IMPLEMENTASI MODEL ASSURE PROPOSAL TESIS IMPLEMENTASI MODEL ASSURE (ANALYZE LEARNER, STATE OBJECTIVES, SELECT METHODS AND MEDIA, UTILIZE MATERIALS, REQUIRES LEARNER PARTICIPATION, ALSO EVALUATE AND REVISE) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDIT UKHUWAH ISLAMIYAH YOGYAKARTA BAYU PURBHA SAKTI NIM. 11712251012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
bayu narayana
Selasa, 08 Januari 2013
PROPOSAL TESIS IMPLEMENTASI MODEL ASSURE
PROPOSAL TESIS
IMPLEMENTASI MODEL ASSURE (ANALYZE LEARNER,
STATE OBJECTIVES, SELECT METHODS AND MEDIA, UTILIZE MATERIALS, REQUIRES
LEARNER PARTICIPATION,
ALSO EVALUATE AND REVISE)
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V
SDIT UKHUWAH ISLAMIYAH YOGYAKARTA
BAYU PURBHA SAKTI
NIM. 11712251012
Proposal tesis ini ditulis untuk memenuhi tugas
mata kuliah Seminar Proposal Tesis Program Studi Pendidikan Dasar
Dosen pengampu: 1. Dr. Muhammad Nur Wangid
2. Dr. Muhammad Farozin
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DESEMBER
2012
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………..….. i
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………..... 7
C. Pembatasan Masalah…………………………………...…. 8
D. Rumusan Masalah……………………………………….... 8
E. Tujuan Penelitian…………………………………………. 9
F. Manfaat Penelitian………………………………………... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pembelajaran Mendengarkan………………………. 12
b. Pembelajaran Berbicara……………………………. 13
c. Pembelajaran Membaca……………………………. 14
d. Pembelajaran Menulis……………………………… 15
2. Desain Pembelajaran Model ASSURE
a. Analyze Learner………………………………………… 18
b. State Objectives…………………………………………. 19
c. Select Methods…………………………….……………. 20
d. Select Media…………………………………………….. 25
e. Utilize Materials………………………………………… 27
f. Requires Learner Participation………………………. 30
g. Evaluate and Revise……………………………………. 31
B. Kajian Penelitian yang Relevan………………………..… 33
C. Kerangka Pikir……………………………………………. 35
D. Pertanyaan Penelitian……………………………………. 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………… 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………. 38
C. Subjek dan Objek Penelitian………………………….….. 39
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………….…. 39
Farida Rahim (2008: 28) mengatakan bahwa guru yang kurang memperhatikan keterlibatan
siswa atau partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar akan mengurangi motivasi membaca
siswa. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa tersebut hendaknya guru mengawasi dan
memonitor para siswa dalam proses pembelajaran di ruang kelas.
Sumiati dan Asra (2009: 40) berpendapat bahwa siswa harus aktif dalam melakukan
sesuatu pada proses pembelajaran. Siswa harus terlibat secara emosional dalam pendidikan dan
pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat menyesuaikan diri secara lebih baik
dengan berbagai kemajuan dan lingkungan yang lebih luas.
Benny Agus Pribadi (2009: 115) mengemukakan bahwa proses pembelajaran memerlukan
keterlibatan mental siswa secara aktif dengan materi atau substansi yang sedang dipelajari.
Pemberian latihan merupakan contoh cara melibatkan aktivitas mental siswa dengan
materi/bahan ajar apa yang akan dipelajari.
Toto Ruhimat, et al. (2011: 152) menyatakan bahwa diskusi merupakan proses tukar
pendapat di antara para partisipan. Dengan metode diskusi, para siswa diharapakan belajar lebih
aktif untuk menemukan rumusan hasil diskusi secara masing-masing. Banyak keuntungan yang
dapat diraih oleh siswa dari aktivitas belajar melalui diskusi.
Sumiati dan Asra (2009: 125) berpendapat bahwa penguatan (reinforcement) adalah bentuk
respon guru dengan menggunakan berbagai bentuk perilaku terhadap perilaku yang ditunjukkan
siswa. Jika guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawabnya maka guru hendaknya
memberikan reaksi. Ada dua jenis penguatan yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal.
Penguatan verbal dapat berbentuk kalimat, kata-kata pujian, penghargaan dan sebagainya.
Penguatan non verbal dapat berbentuk dengan gerakan isyarat tubuh, sentuhan tubuh, pemberian
hadiah, dan sebagainya.
g) Evaluate and Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)
Wayne E.Ross (2006: 200) berpendapat bahwa assessment in schools is most often
conceived as a means to identify what students knows and can do, that is, it is assessment of
learning. Maksud Wayne E.Ross yaitu penilaian di sekolah adalah paling sering terbayangkan
seperti sebuah makna untuk mengidentifikasi apa diketahui murid dan dapat dilakukan, yaitu, ini
adalah penilaian dari pembelajaran. Menurut Wayne E.Ross, penilaian proses pembelajaran itu
digunakan untuk mengetahui tentang suatu hal yang dikerjakan siswa dalam menghadapi
pembelajaran. Hasil dari penilaian menjadi target dari evaluasi yang akan dicapai.
Sumiati dan Asra (2009: 200) berpendapat bahwa fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui
apakah tujuan yang dirumuskan sudah tercapai. Evaluasi merupakan salah satu faktor penting
dalam proses pembelajaran. Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar
siswa. Informasi tentang kesulitan belajar akan diperoleh dari hasil analisis evaluasi.
Endang Kurniawan dan Endah Mutaqimah (2009: 64) menyatakan bahwa Penilaian dan
pengukuran adalah bagian dari evaluasi. Dalam melakukan evaluasi di dalamnya ada kegiatan
untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur keputusan tentang nilai suatu
program (value judgement). Dalam melakukan keputusan, diperlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
Benny Agus Pribadi (2009: 116) mengemukakan bahwa proses evaluasi terhadap semua
komponen pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang
kualitas sebuah program pembelajaran. Revisi merupakan langkah yang harus dikembangkan
untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang ada dalam proses pembelajaran.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Ilknur Pekkanli Egel (2009) melakukan penelitian yang berjudul “English Language Learning
and Teaching Styles in Two Turkish Primary Schools”. Maksud dari penelitian tersebut adalah
Gaya belajar bahasa asing diarahkan pada memfasilitasi pembelajaran para murid dan oleh
karenanya kegunaan gaya pengajaran adalah penting dalam kaitan dengan kesesuaian gaya
pelajar untuk kebutuhan bidang pendidikan mereka. Pembahasan sekarang ini diarahkan pada
penyelidikan beberapa dimensi dari gaya pembelajaran bahasa murid sekolah dasar dan cara
dimana gaya-gaya tertentu adalah terbentuk dan disukai oleh gaya pengajaran guru. Arah dasar
adalah untuk menemukan apakah ada atau tidak ukuran yang diambil oleh Kementerian Turki
dari Pendidikan berhubungan dengan mengoreksi kekurangan dari guru dari Bahasa Inggris
sebagai bahasa asing telah mempunyai satu akibat pada gaya pembelajaran pada murid sekolah
dasar. Arah sekunder adalah untuk menguji gaya pembelajaran yang bervariasi pada murid EFL
di dua sekolah dasar dan untuk mendirikan apakah ada atau tidak di situ satu perubahan dalam
gaya pembelajaran ini. Akhirnya, peneliti yang menguji apakah ada atau tidak kondisi ekonomi
dari sekolah-sekolah yang mempunyai satu pengaruh pada gaya pembelajaran murid.
2. Lee, Y dan Takahashi, Akihiko (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Lesson Plans and
the Contingency of Classroom Interactions”. Maksud dari penelitian tersebut adalah Salah satu
sumber daya paling penting untuk pembelajaran adalah perencanaan pelajaran, yang mana
menentukan urutan dari pengajaran. Bagaimanapun, di sana sering ada celah di antara yang
direncanakan dan apa sebenarnya terjadi pada kelas. Hal ini menaikkan pertanyaan dari
bagaimana guru datang untuk mengkaitkan dengan varian kontingen dan hasil tak diduga bahwa
peristiwa interaksi yang nyata dan bagaimana perencanaan pelajaran diatur ke dalam proses ini.
Pembahasan ini menguji satu program pendidikan guru yang menggunakan perencanaan
pelajaran sebagai sebuah pusat sumber daya untuk mengajarkan matematika. Hasil ini
menyarankan bahwa guru-guru ruang kelas pelajaran menggunakan perencanaan pelajaran
sebagai sumber daya komunikatif untuk mengidentifikasi masalah, menetapkan dugaan
mengenai pengajaran mereka dan bertindak atas dasar meningkatkan biaya tak terduga dari
interaksi kelas. Biaya tak terduga secara interaksi adalah lokasi dari praktek pengajaran, bukan
sebuah kendala untuk aplikasi dari prosedur-prosedur dalam perencanaan pelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2012) mengenai kreativitas guru dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia pada MIN 1 Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut. Pertama, kreativitas guru dalam menyajikan materi pembelajaran menulis dengan cara
menyajikan pembelajaran dengan konsep imajinatif, penyajian pembelajaran yang merangsang
gagasan dan karya orisinil, penyajian pembelajaran yang bervariasi (pola interaksi, gaya
mengajar, dan variasi pesan), dan penilaian secara langsung. Kedua, kreativitas guru dalam
mengimplementasikan metode pembelajaran adalah menggunakan metode brainstorming (curah
pendapat) dan mengkombinasikan beberapa metode. Ketiga, kreativitas guru Bahasa Indonesia
dalam mengembangkan media pembelajaran dan sumber belajar dengan cara membuat media
sendiri, mengkombinasikan media, dan memodifikasi media. Media yang dibuat guru seperti
media ringkasan cerita, surat, pengumuman, menulis laporan, dan puisi.
F. Kerangka Pikir
SDIT Ukhuwah Islamiyah adalah SDIT yang pertama kali didirikan di kecamatan
kalasan. Perihal ini dibuktikan dengan adanya SK Ka. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman no.
184/KPTS/P/2006. SDIT Ukhuwah Islamiyah menggunakan integral curriculum. Kurikulum ini
adalah kurikulum keterpaduan antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan
kurikulum Sekolah Islam Terpadu (SIT). Selain itu juga ada buku evaluasi harian yang
digunakan para guru untuk berkomunikasi dengan para orang tua.
SDIT Ukhuwah Islamiyah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dari pagi hari
sampai dengan sore hari. Perihal ini dilakukan untuk meminimalkan pengaruh negatif dari
lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif. Karena lingkungan yang ada di SDIT itu
merupakan sarana untuk membentuk akhlak islami bagi para siswanya. Pembelajaran yang
dilakukan oleh para guru SDIT Ukhuwah Islamiyah tentu saja memiliki berbagai tujuan, metode,
media, sasaran, dan evaluasi yang berbeda. Perihal ini dikarenakan adanya 16 mata pelajaran
yang diselenggarakan di SDIT Ukhuwah Islamiyah.
Peneliti merasakan fenomena kemunculan sekolah islam terpadu telah membawa pengaruh
positif bagi anak usia sekolah dasar. Pembiasaan akhlak islami merupakan salah satu hasil
fenomena pengaruh positif tadi. Namun peneliti ingin membahas desain pembelajaran yang
dilaksanakan pada lingkungan SDIT Ukhuwah Islamiyah. SDIT Ukhuwah Islamiyah memiliki 4
pembelajaran bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Bahasa Jawa.
Fokus pengkajian desain pembelajaran itu terletak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V
di SDIT Ukhuwah Islamiyah.
Peneliti ingin mengetahui deskripsi implementasi model ASSURE dalam kegiatan
pembelajaran. Deskripsi implementasi model ASSURE diteliti di sekolah dasar berkaitan dengan
adanya penggunaan teknologi dan informasi. Penggunaan teknologi informasi itu sudah
dilakukan di SDIT Ukhuwah Islamiyah kelas V. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V,
guru Bahasa Indonesia sudah menggunakan laptop dalam mengajar. Guru tersebut juga sudah
mengetahui model ASSURE. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang deskripsi
implementasi model ASSURE dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDIT
Ukhuwah Islamiyah.
G. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini merupakan pertanyaan yang dibuat sebagai
acuan dalam penelitian yang akan dijawab berdasarkan perolehan data-data yang ada di
lapangan. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara guru menganalisis watak siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar?
2. Bagaimana cara guru menetapkan tujuan pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar?
3. Bagaimana cara guru memilih metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar
4. Bagaimana cara guru memilih media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar?
5. Bagaimana cara guru menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar?
6. Bagaimana cara guru melibatkan para siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar?
7. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi dan revisi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Deskripsi penelitian ini diambil
berdasarkan data yang ada di lapangan, yaitu menggambarkan situasi yang terjadi berdasarkan
fakta, pengalaman, dan cerita yang terjadi di tempat penelitian. John W. Creswell (2007: 55)
berpendapat bahwa penelitian narasi itu memiliki fokus konteks yang spesifik yaitu pada para
guru dan para siswa di ruang kelasnya. Penelitian ini nantinya melibatkan guru dalam mendesain
sebuah mata pelajaran di sekolah dasar.
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang fenomena utama
yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi penelitian (Cresswell, J.W,
2009: 167). Peneliti bertindak mengamati kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di
SDIT Ukhuwah Islamiyah. Peneliti bertindak melakukan wawancara terhadap guru Bahasa
Indonesia kelas V di SDIT Ukhuwah Islamiyah. Peneliti bertindak mengumpulkan dokumen
yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDIT Ukhuwah
Islamiyah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDIT Ukhuwah Islamiyah Kecamatan Kalasan Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari
tahun 2012 sampai dengan bulan Maret Tahun 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas V, dan beberapa siswa kelas V.
Penelitian dengan subjek guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V adalah untuk
mengetahui cara guru mendesain pembelajaran. Penelitian dengan subjek beberapa siswa kelas V
adalah untuk mengetahui situasi keadaan proses pembelajaran di kelas V. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
berdasarkan sumber data yang dapat dipercaya. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
mendapatkan informasi yang maksimum (Sugiyono, 2009: 219). Sesuai pendapat Sugiyono
maka peneliti berusaha mendapatkan informasi terhadap beberapa siswa yang tentunya dianggap
kompeten dan guru Bahasa Indonesia kelas V.
Objek yang diteliti adalah desain pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas V. Objek lain yang diteliti adalah pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas V SDIT Ukhuwah Islamiyah Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
McMillan dan Schumacher (2010: 343) berpendapat bahwa in qualitative research there
are five major methods for gathering data: observation, interviews, questionnaires, document
review, and use of audiovisual materials. Menurut McMillan dan Schumacher, ada lima metode
utama dalam penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data: obeservasi, wawancara, angket,
meninjau kembali dokumen, dan penggunaan dari bahan ajar audio visual. Berkaitan pendapat
dari McMillan dan Schumacher maka peneliti tidak mengambil kelima metode tersebut. Peneliti
akan mengambil data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data observasi adalah data
pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDIT Ukhuwah
Islamiyah. Data wawancara adalah data hasil wawancara antara peneliti dengan guru Bahasa
Indonesia kelas V di SDIT Ukhuwah Islamiyah. Data dokumentasi adalah data tertulis hasil
latihan soal yang dilakukan siswa pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SDIT
Ukhuwah Islamiyah.
Peneliti lebih memfokuskan penggunaan teknik pengumpulan data kualitatif seperti yang
dikemukakan John W. Creswell. Pendapat itu adalah there are three ways to collect data for
stories: recording spontaneous incidents of storytelling, eliciting stories through interviews, and
asking for stories through such medium as the internet (John W. Creswell, 2007: 131). Menurut
Creswell, ada tiga cara untuk mengumpulkan data pada narasi-narasi ini: merekam insiden yang
spontan dari pemberitahuan cerita, memunculkan cerita-cerita melalui wawancara, dan meminta
cerita melalui sarana seperti internet. Untuk merekam insiden maka peneliti bisa menggunakan
teknik observasi atau pengamatan. Untuk meminta cerita maka peneliti bisa juga memakai sarana
penggunaan dokumentasi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
John W. Creswell (2009: 261) berpendapat bahwa researcher as key instrument. Maksud
dari Creswell adalah peneliti sebagai instrumen kunci. Menurut Creswell, para peneliti kualitatif
mengumpulkan sendiri datanya melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara
dengan partisipan. Instrument penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri
(Sugiyono, 2009: 305). Oleh karena itu, peneliti itu sendiri yang akan menjadi instrumen utama
dalam penelitian ini. Akan tetapi dalam pengumpulan data, peneliti tetap akan berpegang pada
kisi-kisi yang akan dituangkan dalam pedoman observasi dan pedoman wawancara. Kisi-kisi
wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Untuk melihat indikator wawancara maka
dapat dilihat pada lampiran 2.
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpul data adalah lembar observasi, lembar
wawancara, dan lembar dokumentasi. Peneliti bertindak sebagai perencana dan pengumpul data
di lapangan, sebagai analis, dan sebagai pelapor hasil penelitian. Untuk membantu penelitian
maka dibuat instrumen untuk memudahkan peneliti, instrumen untuk teknik wawancara
menggunakan indikator wawancara, dan kisi-kisi wawancara. Peneliti juga menggunakan
instrumen untuk teknik pengamatan yaitu menggunakan pedoman observasi. Untuk melihat
pedoman observasi maka dapat dilihat pada lampiran 3.
E. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2009: 366), untuk menguji keabsahan data masih ada 4 hal yang harus
diuji. Yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan confirmabilitas.
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibiltas ini dapat dilakukan dengan menggunakan triangulation. Menurut Sugiyono
(2009: 372) triangulation dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Hal ini akan peneliti laksanakan
selama pengambilan data dilakukan.
2. Uji Transferabilitas
Menurut Sugiyono (2009: 376-377) bahwa transferabilitas ini sama halnya dengan
validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif dan uji transferabilitas ini dapat dilakukan dengan
penyusunan laporan penelitian secara sistematis, rinci, jelas, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu
penyusunan laporan penelitian ini sebisa mungkin akan dilakukan secara sistematis agar bisa
diterima oleh orang lain. Selain itu, penelitian ini akan disertai dengan dokumentasi-dokumentasi
selama penelitian berlangsung, sehingga derajat kepercayaan pada hasil penelitian ini tinggi.
3. Uji Dependabilitas
Dependabilitas dalam penelitian kuantitatif sama dengan reliabilitas, di mana penelitian
yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut
(Sugiyono, 2009: 377). Peneliti akan meminta bantuan orang lain, dalam hal ini adalah
pembimbing tesis yang telah ditentukan, yang sejak awal memahami dan mengerti tentang
penelitian ini. Karena uji dependabilitas ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian mulai dari peneliti menentukan fokus hingga membuat
kesimpulan.
4. Uji Konfirmabilitas
Uji konfirmabilitas dalam penelitian kuantitatif sama halnya dengan uji obyektivitas, di
mana penelitian dikatakan obyektif jika hasil penelitian disepakati banyak orang (Sugiyono,
2009: 377). Uji konfirmabilitas ini dapat dilakukan setelah melakukan uji transferabilitas dan
dependabilitas dilakukan. Hal ini dapat dikatakan, jika uji transferabilitas dan dependabilitas
telah dilakukan, sama halnya peneliti juga telah melakukan uji konfirmabilitas.
McMillan dan Schumacher (2010: 379) berpendapat bahwa researchers use triangulation,
which is the cross-validation among data sources, data collection strategies, time periods, and
theoretical schemes. Menurut McMillan dan Schumacher, para peneliti menggunakan
triangulation yang mana adalah pengesahan berseberangan di antara sumber-sumber data,
strategi pengumpulan data, periode-periode waktu, dan perancangan teoritis. Namun menurut
peneliti, triangulation yang dimaksud adalah mengaitkan pola antara pengumpulan data,
observasi lapangan dan informan ke dalam bentuk segitiga. Peneliti menggunakan technical
triangulation yang merupakan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
berbeda. Ketiga teknik yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Qualitative data analysis is primarily an inductive process of organizing data into
categories and identifying patterns and relationship among the categories (McMillan dan
Schumacher, 2010: 367). Mereka mengungkapkan bahwa, analisis data kualitatif merupakan
suatu proses pengorganisasian data secara induktif ke dalam kategori dan mengidentifikasi pola-
pola dan hubungan di antara kategori-kategori tersebut. Data-data yang didapat dari penelitian
kualitatif adalah data yang sangat beragam yang kemudian akan dikategorikan kemudian
dilakukan pemaknaan terhadap data-data tersebut. Berdasarkan proses tersebut, analisis data
dalam penelitian kualitatif disebut dengan analisis induktif.
Cresswell, J.W. (2009: 274) mengemukakan bahwa analisis data kualitatif bisa saja
melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan
bersama-sama. Peneliti bisa melakukan analisis data ketika wawancara berlangsung. Penelitian
naratif melibatkan penceritaan kembali cerita-cerita partisipan. Penceritaan kembali itu disusun
dengan menggunakan unsur-unsur struktural seperti plot, setting, aktivitas, klimaks, dan ending
cerita.
Seperti yang diungkapkan oleh McMillan dan Schumacher (2010: 367) bahwa, one
characteristic that distinguishes qualitative research from quantitative research is that the
analysis is done during data collection as well as after all the data have been gathered. Bahwa
salah satu karakteristik yang membedakan penelitian kualitatif dari penelitian kuantitatif adalah
bahwa analisis dilakukan selama pengumpulan data serta setelah semua data telah terkumpul.
Sehingga analisis data dalam penelitian kualitatif ini dapat dimulai sejak awal penelitian
dilakukan.
Inductive analysis is the process through which qualitative researchers synthesize and
make meaning from the data, starting with specific data and ending with categories and pattern
(McMillan dan Schumacher, 2010: 367). Mereka menyebutkan bahwa analisis induktif adalah
proses dimana peneliti kualitatif mensintesis dan membuat makna dari data-data yang ada
dimulai dengan data yang spesifik dan berakhir dengan kategori dan pola. Analisis induktif ini
akan dimulai sejak pertama kali peneliti mengambil data di lapangan, hingga penelitian ini
selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rohim, et al. 2009. Kebahasaan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ahmad Rofiuddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Benny Agus Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Cresswell, J.W. 2009. Research design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
____________. 2009. Research design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications.
____________. 2007. Qualitative Inquiry and Research design: Choosing among Five Approaches. California: Sage Publications.
Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dewi Salma Prawiladilaga. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.
Egel, Ilknur Pekkanli. 2009. English Language Learning and Teaching Styles in Two Turkish Primary Schools. Society for Personality Research.
Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarmo. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elita Burhanuddin, Hari Wibowo, dan Irmawati. 2009. Media. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Endah Ariani Madusari, Teuku Alamsyah, dan Evi Dihanti. 2009. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Endang Kurniawan dan Endah Mutaqimah. 2009. Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Farida Ariani, Slamet Mulyana, dan Asep. 2009. Pembelajaran Mendengarkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J., & Smaldino, S. 1999. Instructional media and technologies for learning. (6th ed.) Upper Saddle River, NJ: Prince Hall.
_____________________________________________. 2001. Instructional Media and Technologies for Learning, 7th Edition. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
Lee, Y dan Takahashi, Akihiko. 2011. Lesson Plans and the Contingency of Classroom Interactions. Springer Science Business Media.
McMillan, J.H. & Schumacher, S. 2010. Research in Education: Evidence-based Inquiry. New Jersey: Pearson Education.
Mindes, Gayle. 2006. Teaching Young Children Social Studies. London: Preger Publishers.
Mudini dan Salamat Purba. 2009. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nasution. 2005. Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Neal S. dan Susan G.M. 2006. Instructional Design: A Systematic Approach for Reflextive Practice. Boston: Pearson Education.
Nurhayati Pandawa, Hairudin, dan Mislinatul Sakdiyah. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Popon Syuarah. 2008. Buku Panduan Wali Siswa. Yogyakarta: Ash-Shaff.
Ross, E.W. 2006. The Social Studies Curriculum: Purposes, Problems, and Possibilities. New York: State University of New York Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Toto Ruhimat, et al. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
www.auliya.sch.id/index.php?action=profil.main&xid=8. Keunggulan Sekolah Islam terpadu Auliya. Diambil tanggal 16 Juli 2012.
www.uny.ac.id/berita/UNY/implementasi-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan. Diambil tanggal 17 Juli 2012.
www.endonesa.wordpress.com . Pembelajaran Bahasa Indonesia. Diambil tanggal 3 Agustus 2012.
www.republika.co.id/berita/menuju-jakarta-1/news/12/05/19/m498x4-hidayat-apresiasi-pendidikan-karakter-sekolah-islam-terpadu. Apresiasi Pendidikan Karakter Sekolah Islam Terpadu. Diambil tanggal 16 Juli 2012.
www.sditiqra.org/sdit/news.php?noid=19&judul=Murid%20SDIT%20Iqra%20I%20Kota%20Bengkulu%20Raih%20Medali%20Emas%20di%20Kuala%20Lumpur. Berita dan Artikel SDIT Iqra 1 Kota Bengkulu. Diambil tanggal 16 Juli 2012.
Lampiran 1. Kisi-kisi Wawancara
IMPLEMENTASI MODEL ASSURE (ANALYZE LEARNER, STATE OBJECTIVES, SELECT
METHODS AND MEDIA, UTILIZE MATERIALS, REQUIRES LEARNER PARTICIPATION,
ALSO EVALUATE AND REVISE) PADA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI KELAS V SDIT UKHUWAH ISLAMIYAH YOGYAKARTA
No.
Indikator wawancara Nomer butir Jumlah
1 Menganalisis watak atau kepribadian 1, 2, 3 3
2 Menganalisis kebutuhan ekonomi 4, 5, 6 3
3 Menganalisis kemampuan siswa 94, 95, 96 3
4 Menetapkan tujuan pembelajaran 7, 8, 9 3
5 Memilih metode atau cara pembelajaran 10, 11, 12 3
6 Memilih media pembelajaran 13, 14, 15 3
7 Menggunakan metode ceramah 16, 17, 18 3
8 Menggunakan metode bermain peran 19, 20, 21 3
9 Menggunakan metode peragaan 22, 23, 24 3
10 Menggunakan metode penyelidikan 25, 26, 27 3
11 Menggunakan media audio 28, 29, 30 3
12 Menggunakan media visual 31, 32, 33 3
13 Menggunakan media audio visual 34, 35, 36 3
14 Menggunakan media sederhana dan rumit 37, 38, 39 3
15 Menggunakan bahan atau materi ajar 40, 41, 42 3
16 Menggunakan materi dari media cetak 43, 44, 45 3
17 Menggunakan materi dari media elektronik 46, 47, 48 3
18 Melibatkan siswa dalam pembelajaran 49, 50, 51 3
19 Memberikan penguatan ke siswa untuk belajar 52, 53, 54 3
20 Memberikan hadiah ke siswa 55, 56, 57 3
21 Melakukan evaluasi dan revisi 58, 59, 60 3
22 Melakukan evaluasi formatif tiap pertemuan 61, 62, 63 3
23 Melakukan evaluasi sumatif tiap semester 64, 65, 66 3
24 Melakukan penilaian pembelajaran 67, 68, 69 3
25 Melakukan penilaian portofolio 70, 71, 72 3
26 Melakukan program remedial 73, 74, 75 3
27 Melakukan program pengayaan 76, 77, 78 3
28 Tanggapan tentang desain pembelajaran 79, 80, 81 3
Bolehkah akad nikah (ijab kabul) dengan selain bahasa Arab
Bolehkah akad nikah (ijab kabul) dengan selain bahasa Arab? Pendapat yang lebih kuat, bahwa akad nikah sah dengan selain bahasa Arab, me...
Arsip Blog
▼ 2013 (7) o ► 02/10 - 02/17 (2) o ► 01/13 - 01/20 (1) o ▼ 01/06 - 01/13 (4)
PROPOSAL TESIS IMPLEMENTASI MODEL ASSURE PROPOSAL PROYEK PENGEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN PROPOSAL PROYEK PENGEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN PROPOSAL PROYEK PENGEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN
► 2012 (145)
► 2011 (25)
Mau bisnis di internet? ayuk! silakan.
Daftar Link
4shared bayu narayana bisnis gratis Daily Journal Starters docstoc bayu narayana FB-nya bayu narayana Genamics JournalSeek Informasi BCA BNI BRI MANDIRI, etc INTERNATIONAL ELECTRONIC JOURNAL OF ELEMENTARY EDUCATION Jawa Pos Jurnal ilmiah DIKTI Jurnal JSTOR kedaulatan rakyat klik blogger komik NARUTO Kompas Siana LAGU NARAYANA Lagu Naruto Mediafire bayu narayana my yahoo bayu narayana Nulis bergambar orkut bayu narayana
penghasil uang dr blog Pikiran Rakyat Proquest bayu narayana Radio Lughatuna Radio Muslim Radio ngaji Radio Rodja school education school family bayu narayana Scribd bayu narayana shvoong bayu narayana Solo Pos Suara Merdeka sukses bisnis Tafsir Ibnu katsir TEMATIK KEBUMEN Tesis Ilmiah transfer sukses Tribun News Twitternya bayu narayana Web Ebook Web Library nu
Template Watermark. Gambar template oleh TommyIX. Diberdayakan oleh Blogger.