REFLEKSI KASUS
MARET 2015 BAYI PRETERM (KMK) + BBLASR + ASFIKSIA SEDANG +
GANGGUAN NAFAS BERAT
Nama:Nita RachmawatiNo. Stambuk:N 111 14 041Pembimbing:dr.
SULDIAH, Sp.ADEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2015
PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan
dengan berat lahir 60 kali/ menit), retraksi, napas cuping hidung,
merintih, sianosis, apnea atau henti napas. Dalam 4 jam pertama
sesudah lahir, empat gejala distress respirasi (takipnea, retraksi,
napas cuping hidung, merintih). Bila takipnea, retraksi, cuping
hidung dan merintih menetap pada beberapa jam setelah lahir, ini
merupakan indikasi adanya gangguan napas atau distress respirasi
yang harus dilakukan tindakan segera. Manajemen spesifik gangguan
napas berdasarkan klasifikasi gangguan napas yang terjadi, yang
terdiri atas gangguan napas ringan, sedang dan berat. (1) Berikut
ini dilaporkan kasus mengenai bayi preterm dengan berat lahir amat
sangat rendah, asfiksia, dan gangguan napas.KASUSIDENTITAS
Tanggal masuk : 17 Februari 2015Nama : Bayi CRJenis Kelamin:
Perempuan
Tanggal Lahir : 17 Februari 2015 (02.10)ANAMNESIS Bayi baru
lahir pukul 02.10 dengan spontan LBK di RSUD Undata Apgar Score
5-7, ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium, anpal (+/+),
mec/mix (-/-), pusat baik. Bayi lahir kurang bulan, saat lahir bayi
tidak langsung menangis, tonus otot sedikit fleksi pada
ekstremitas, merah pada badan dan biru pada ekstremitas, serta
meringis. kelainan kongenital tidak ada. Partus lama tidak ada,
pendarahan antepartum abnormal tidak ada, kelainan plasenta dan
tali pusat tidak ada, rupture membrane prematur tidak ada. Riwayat
maternal: Primigravida, saat hamil usia 19 tahun, Usia kehamilan
berdasarkan skor ballard adalah 28-30 minggu. ANC rutin tiap bulan
di klinik. Ada riwayat demam saat hamil, riwayat preeklamsia tidak
ada, anemia berat tidak ada, tidak ada konsumsi obat-obatan
tertentu selama kehamilan. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol ataupun
merokok selama hamil. Selama hamil, aktivitas ibu kurang. Nafsu
makan dan gizi ibu selama hamil cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Denyut jantung : 132x/m
Suhu
: 35,2 C
Respirasi : 68 x/m
CRT
: < 2 detikBerat Badan
: 700 gramPanjang Badan : 33 cm
Lingkar kepala : 27 cmLingkar dada
: 21 cmLingkar perut
: 19 cmLingkar lengan : 6 cm Sistem neurologi :
Aktivitas
: pasifKesadaran
: kompos mentis
Fontanela
: datar
Sutura
: memisah
Refleks cahaya: ada
Kejang
: tidak ada
Tonus otot
: normal
Sistem pernapasan
Sianosis
: ada Merintih
: ada (terdengar dengan stetoskop)
Apnea
: tidak ada
Retraksi dinding dada : ada
Pergerakan dinding dada : simetrisCuping hidung
: tidak ada
Bunyi pernapasan
: bronchovesicular
Bunyi tambahan
: wheezing -/-, rhonchi -/-.
Skor Down
Frekuensi Napas : 1Merintih : 1Sianosis : 1Retraksi : 1Udara
Masuk : 0Merintih
: 1Total skor
: 5 (gawat napas)WHO
: Gangguan napas berat Sistem hematologi :Pucat
: tidak adaIkterus
: tidak ada
Sistem kardiovaskulerBunyi Jantung
: SI dan SII murni reguler
Murmur
: tidak ada Sistem Gastrointestinal
Kelainan dinding abdomen: tidak ada
Muntah
: tidak ada
Diare
: tidak ada
Residu lambung
: tidak ada
Organomegali
: tidak ada
Peristaltik
: positif, kesan normal
Umbilikus
Pus
: tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
Edema
: tidak ada
Sistem Genitalia.Keluaran
: tidak adaAnus imperforata
: tidak ada
Skor BallardMaturitas fisik
maturitas neuromuskuler
Sikap tubuh : 1
kulit : 1Persegi jendela: 1
lanugo : 1Recoil lengan : 1
payudara : 1Sudut poplitea : 1
Mata/telinga : 1Tanda selempang : 1
genital
: 1Tumit ke kuping : 1
permukaan plantar : Skor
: 13Estimasi kehamilan : 28-30 minggu Interpertasi
: Bayi preterm
Menurut kurva diatas, didapatkan bahwa bayi tergolong kecil masa
kehamilan (KMK)RESUME : Bayi baru lahir pukul 02.10 dengan spontan
LBK di RSUD Undata Apgar Score 5-7, ketuban jernih dan tidak
bercampur mekonium, anpal (+/+), mec/mix (-/-), pusat baik. Bayi
lahir kurang bulan, saat lahir bayi tidak langsung menangis, tonus
otot sedikit fleksi pada ekstremitas, merah pada badan dan biru
pada ekstremitas, serta meringis.
Riwayat maternal: Primigravida, saat hamil usia 19 tahun,
estimasi Usia kehamilan 28-30 minggu. Ada riwayat demam hamil. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung 132 x/menit, suhu
35,20C, respirasi 68 x/menit, berat badan 700 gram, skor down 5
(ada gawat napas), klasifikasi WHO tergolong gangguan napas sedang,
Skor ballard 13 (28-30 minggu) bayi tergolong KMK berdasarkan kurva
Lubchenco. DIAGNOSIS : Bayi Preterm (KMK) + BBLASR + Asfiksia +
Gangguan napas beratTERAPI :
Jaga kehangatan
Atur posisi bayi
Isap lendir
Keringkan tubuh bayi sambil berikan rangsangan taktil
Atur posisi kembali
Melakukan penilaian pernapasan, frekuensi jantung dan warna
kulit Memantau kondisi secara berkala
Injeksi Vit. K 1 mg / IV
Gentamicin tetes mata 1 tetes. Oksigen 4-5 liter/menit
IVFD Dekstrosa 5% 6 tetes/menit (mikrodrips) Injeksi Cefotaxim
1x50 mg/iv Injeksi gentamisin 2x2 mg/iv
Injeksi dexametason 2x0,3 mg/iv
Rawat inkubator Bayi dipuasakanAnjuran pemeriksaan : Darah
rutin
Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
FOLLOW UP
18 Februari 2015S:Sesak (-), bayi tidur dan kurang aktifO:-
Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 160x/menit
Suhu : 36,7 C
Pernapasan
: 42x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 700 gr
Penurunan berat badan: 0 %
Keadaan Umum: Sedang Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih
(-), apnea (-), retraksi dinding dada (-), pergerakan dinding dada
simetris (+), Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak
ada gangguan napas Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni,
reguler (+), murmur (-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas kurang aktif, tingkat kesadaran compos
mentis, fontanela datar, kejang (-).Pemeriksaan penunjang : GDS 103
mg/dl
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD Dextrose 5 % 6 tpm Injeksi cefotaxim 2x 50 mg Injeksi
gentamisin 2x2 mg
Injeksi dexametason 2x 0,3 mg
Obs. Tanda-tanda vital 19 Februari 2015S:aktifitas bayi aktif,
refleks (+) O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 132x/menit
Suhu : 36,7 C
Pernapasan
: 52x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 700 gr
Penurunan berat badan: 0%
Keadaan Umum: Sedang Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD Dextrose 5 % 6 tpm Injeksi cefotaxim 2x 50 mg Injeksi
gentamisin 2x2 mg
Injeksi dexametason 2x 0,3 mg
Asi/Pasi 6x2 cc
Obs. Tanda-tanda vital 20 Februari 2015S:aktifitas bayi aktif,
refleks (+) O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 120x/menit
Suhu : 36,8 C
Pernapasan
: 44x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 750 gr
Penurunan berat badan: 0%
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD Dextrose 5 % 6 tpm Injeksi cefotaxim 2x 50 mg Injeksi
gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi 6x2 cc
Obs. Tanda-tanda vital 21 Februari 2015S:bayi tidur, refleks
menurun O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 134x/menit
Suhu : 37 C
Pernapasan
: 44x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 700 gr
Penurunan berat badan: 6,6%
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD Dextrose 5 % 6 tpm
Injeksi cefotaxim 2x 50 mg Injeksi gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi
6x2 cc
Obs. Tanda-tanda vital 22 Februari 2015S:bayi tidur, refleks
menurun O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 100x/menit
Suhu : 37,3 C
Pernapasan
: 40x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 700 gr
Penurunan berat badan: 0 %
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD Dextrose 5 % 6 tpm
Injeksi cefotaxim 2x 50 mg Injeksi gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi
6x2 cc
Obs. Tanda-tanda vital 23 Februari 2015S:bayi tidur, refleks
(+)O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 152x/menit
Suhu : 36,6C
Pernapasan
: 40x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 650 gr
Penurunan berat badan: 7,1 %
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD KAEN IB 6 tpm
Injeksi cefotaxim 2x 50 mg
Injeksi gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi 6x2 cc
Obs. Tanda-tanda vital 24 Februari 2015S:bayi tidur, refleks
(+)O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 112x/menit
Suhu : 36,8C
Pernapasan
: 44x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 650 gr
Penurunan berat badan: 7,1 %
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD KAEN IB 6 tpm
Injeksi cefotaxim 2x 50 mg
Injeksi gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi 6x5 cc
Obs. Tanda-tanda vital 25 Februari 2015S:bayi tidur, refleks
(+)O: - Tanda Tanda Vital:
Denyut Jantung : 142x/menit
Suhu : 36,6C
Pernapasan
: 40x/menit
CRT : < 2 detikBerat badan: 600 gr
Penurunan berat badan: 7,5 %
Keadaan Umum: Sedang
Sistem Pernapasan.
Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada
(-), pergerakan dinding dada simetris (+),
Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat napas) WHO: Tidak ada gangguan
napas
Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur
(-).
Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-),
organomegali (-).
Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis,
fontanela datar, kejang (-).
A: Bayi Preterm (KMK) + BBLASR+ Asfiksia (post) + Gangguan napas
(post)P: IVFD KAEN IB 6 tpm
Injeksi cefotaxim 2x 50 mg
Injeksi gentamisin 2x2 mg Asi/Pasi 6x5 cc
Obs. Tanda-tanda vital DISKUSI Diagnosis pada kasus ini
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapatkan bahwa bayi lahir kurang bulan,
skor apgar 5-7, ketuban jernih dan tidak bercampur meconium. Saat
lahir bayi tidak langsung menangis, tonus otot sedikit fleksi pada
ekstremitas, merah pada badan dan biru pada ekstremitas, serta
meringis. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
asfiksia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan lahir bayi adalah
700 gram sehingga tergolong bayi berat lahir rendah (BBLR) atau
lebih spesifiknya adalah bayi berat lahir amat sangat rendah
(BBLASR) dan pada skor ballard didapatkan skor 13 (28-30 minggu)
yang diinterpretasi sebagai bayi preterm. Berdasarkan kurva
lubchenco didapatkan bahwa pasien tergolong kecil masa kehamilan
(KMK). Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan ada gawat napas
berdasarkan skor down dan frekuensi pernapasan 68 kali/menit
disertai merintih. Berdasarkan kriteria WHO, pasien ini tergolong
gangguan napas sedang.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada bayi ini adalah gula
darah sewaktu dengan hasil pemeriksaan 103 gr/dL. Dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa pasien tidak mengalami hipoglikemia.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
didapatkan bahwa diagnosis pasien pada kasus ini adalah bayi berat
lahir rendah dengan asfiksia dan gangguan napas pada bayi preterm
(KMK).
BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Bayi BBLR juga didefinisikan
pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram dengan
mengabaikan penyebabnya dan tanpa memperhatikan umur kehamilan.
Bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : prematuritas
murni dimana masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau
biasa disebut neonatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK) sedangkan dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat
badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.
(1,2,4) Pada kasus ini, bayi termasuk dalam prematuritas.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan retardasi pertumbuhan
intrauteri adalah sebagai berikut (2):a. Janin Gangguan kromosom
(misalnya trisomi autosom) Infeksi janin yang kronis
Anomali kongenital
Jejas radiasi
Kehamilan multipleb. Plasenta
Berat plasenta atau selularitas kurang Tumor (korioangioma)
Sindrom transfuse kembar (sindrom parabiotik)
c. Ibu
Toksemia Malnutrisi
Anemia
Obat-obatan (narkotik, alkohol, rokok, kokain,
antimetabolit)
Riwayat BBLR sebelumnya Usia ibu saat hamil 35 tahun Pada kasus
ini, faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya BBLR adalah
usia ibu saat hamil yaitu 19 tahun. Kehamilan pada usia muda
merupakan faktor risiko. Hal ini disebabkan belum matangnya organ
reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu
maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang memudahkan
terjadinya BBLR. Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru
lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia, dan berakhir
dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini
merupakan faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi
baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin.(2) Faktor resiko untuk
terjadinya asfiksia neonatorum adalah (6):a. Faktor ibu Perdarahan
antepartum abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) Partus
lama atau partus macet Demam sebelum dan selama persalinan Infeksi
berat (malaria, sifilis, TB, HIV) Kehamilan lebih bulan (lebih 42
minggu kehamilan) b. Faktor plasenta dan tali pusat
Infark plasenta Hematom plasenta Lilitan tali pusat Tali pusat
pendek Simpul tali pusat prolapsus tali pusat c. Faktor bayi
Bayi kurang bulan/ prematur (kurang 37 minggu kehamilan) Air
ketuban bercampur mekonium Kelainan kongenital yang memberi dampak
pada pernapasan bayi Sedangkan menurut Lee et. al. (2008), faktor
risiko asfiksia terbagi atas 3, yaitu (7):
a. Antepartum: Demam selama kehamilan, anemia, pendarahan
antepartum, riwayat kehamilan neonatus sebelumnya, hipertensi pada
kehamilan.b. Intrapartum: Malpresentasi, partus lama, ketuban
bercampur mekonium, preeklamsia, ruptur membran prematur, prolaps
umbilikus.c. Bayi/post natal: prematuritas, BBLR, restriksi
pertumbuhan intrauterina. Asfiksia pada kasus ini disebabkan oleh
faktor risiko antepartum dan bayi. Faktor risiko antepartum berupa
demam selama kehamilan. Faktor risiko bayi berupa BBLR. Asfiksia
intrapartum sering terjadi pada bayi berat lahir rendah, karena
bayi ini tidak mendapat dukungan plasenta secara adekuat hingga
akhir masa intrauteri, sehingga tidak ada masukan glukosa dari ibu,
persediaan karbohidrat rendah, dan oksigenasi terbatas. Bayi baru
lahir yang tidak mendapat dukungan plasenta secara adekuat untuk
dapat tumbuh secara normal pada minggu-minggu terakhir kehamilan
tampaknya tidak dapat mentoleransi kelahiran dengan baik saat
aliran darah plasenta (dan oksigenasi persalinan) berkurang akibat
kontraksi uterus. Distres respirasi atau gangguan napas merupakan
masalah yang sering dijumpai pada hari-hari pertama kehidupan,
ditandai dengan takipnea, napas cuping hidung, retraksi intercostal
dan apnea. Gangguan napas yang paling sering adalah TTN (Transient
Tachypnea of Newborn), sindrom distress respirasi atau penyakit
membrane hialin dan displasia bronkopulmonar. Gangguan napas dapat
mengakibatkan gagal napas akut yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk memelihara pertukaran gas agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh
dan akan mengakibatkan hipoksemia dan/atau hiperkarbia. (1)
Gangguan pernapasan merupakan suatu keadaan meningkatnya kerja
pernapasan yang ditandai dengan gejala : takipnea, bayi dengan
sianosis sentral, tarikan dinding dada, bayi apneu, dan merintih.
Penyebab gangguan napas dapat dibedakan menurut masa gestasi (1)
(8) :
1. Pada bayi kurang bulan : penyakit membrane hialin, asfiksia,
pneumonia, kelainan atau malformasi kongenital
2. Pada bayi cukup bulan : transient tachypnea of the newborn,
pneumonia, aspirasi mekonium, asidosis metabolik, kelainan atau
malformasi kongenital. Bayi normal / asfiksia yang berhasil dengan
resusitasi akan mengalami gangguan napas: 1. Frekuensi napas bayi
lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan napas.2. Frekuensi napas bayi kurang 30
kali/menit.3. Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan
bibir).4. Bayi apnea (napas berhenti lebih 20 detik).Tabel 1.
Klasifikasi gangguan napas(8)Frekuensi napasGejala tambahan
gangguan napasKlasifikasi
> 60 kali/menitDENGANSianosis sentral DAN tarikan dinding
dada atau merintih saat ekspirasi.Gangguan napas berat
ATAU > 90 kali/ menitDENGANSianosis sentral ATAU tarikan
dinding dada ATAU merintih saat ekspirasi.
ATAU < 30 kali/ menitDENGANatau TANPAGejala lain dari
gangguan napas.
60-90 kali/menitDENGANTarikan dinding dada ATAU merintih saat
ekspirasi Gangguan napas sedang
TetapiTANPASianosis sentral
ATAU > 90 kali/ menitTANPATarikan dinding dada atau merintih
saat ekspirasi atau sianosis sentral.
60-90 kali/menitTANPATarikan dinding dada atau merintih saat
ekspirasi atau sianosis sentral.Gangguan napas ringan
60-90 kali/menitDENGAN Sianosis sentral Kelainan jantung
kongenital
Pada kasus ini, gangguan napas yang terjadi berkaitan dengan
asfiksia, karena bayi dengan asfiksia yang berhasil diresusitasi
akan mengalami gangguan napas. Gangguan napas yang terjadi
tergolong gangguan napas sedang karena frekuensi napas adalah 60-90
kali/menit dengan merintih. Manajemen umum gangguan napas adalah
sebagai berikut(8):1. Pasang jalur infus intravena , 2. Bila bayi
tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infuse Dekstrosa 5 % 3.
Pantau selalu tanda vital 4. Jaga patensi jalan napas 5. Berikan
Oksigen ( 2-3 liter/menit dengan kateter nasal )6. Jika bayi
mengalami apnea:a. Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang
diperlukanb. Lakukan penilaian lanjut7. Bila terjadi kejang potong
kejang 8. Segera periksa kadar glukosa darah ( bila fasilitas
tersedia )9. Pemberian nutrisi adekuat Manajemen bayi dengan
gangguan napas berat(1):1. Tentukan pemberian O2 dengan kecepatan
aliran sedang (antara rendah dan tinggi, lihat terapi oksigen)2.
Bila bayi menunjukkan tanda pemburukan atau terdapat sianosis
sentral, naikkan pemberian O2 pada kecepatan aliran tinggi3. Jika
gangguan napas bayi semakin berat dan sianosis sentral menetap
walaupun diberikan O2 100%, berikan ventilator mekanik4. Jika
gangguan napas masih menetap setelah 2 jam. Pasang pipa lambung
untuk mengosongkan cairan lambung dan udara5. Nilai kondisi bayi 4
kali setiap hari, apakah ada tanda perbaikan6. Jika bayi mulai
menunjukkan tanda perbaikan (frekuensi napas menurun, tarikan
dinding dada berkurang, warna kulit membaik)
Kurangi pemberian O2 secara bertahap Mulailah pemberian ASI
peras melalui pipa lambung Bila pemberian O2 tak diperlukan lagi,
bayi mulai dilatih menyusu. Bila bayi tak bisa menyusu, berikan ASI
peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian
minumPantau dan catat setiap 3 jam mengenai:- Frekuensi napas-
Adanya tarikan dinding dada atau suara merintih saat ekspirasi-
Episode apnea7. Periksa kadar glukosa darah sekali sehari setengah
kebutuhan minum dapat dipenuhi secara oral8. Amati bayi selama 24
jam setelah pemberian antibiotika dihentikan. Jika bayi tampak
kemerahan tanpa terapi O2 selama 3 hari, minum baik dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan di RS, bayi dapat
dipulangkan. Prognosis pada kasus ini terutama berkaitan dengan
adanya BBLR, dimana pemantauan tumbuh kembang perlu dilakukan
dengan seksama. Prognosis juga ditentukan oleh ada tidaknya masalah
yang muncul berkaitan dengan BBLR.DAFTAR PUSTAKA1. Hariarti, M,
Yunanto, A, Usman, A, Saroso, GI. Buku Ajar Neonatologi edisi I.
Jakarta: IDAI, 2008.2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 1985.3. Klaus, M. Fanaroff,A.
Penalatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi, ed. 4. Jakarta: EGC,
1998.4. Tim Poned UKK Perinatologi IDAI. Bayi Berat Lahir Rendah.
Palu: Ilmu Kesehatan Anak RSUD UNDATA, 2012.5. Kliegman, RM. Janin
dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R, Arvin, AM. (Eds.):
Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC, 2000.6.
Tim Poned IDAI. Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir. Palu: Tim Poned UKK
Perinatologi IDAI, 2009.7. Lee, AC, Mullany, LC, Tielsch, JM, Katz,
J. Risk Factors for Neonatal Mortality Due to Birth Asphyxia in
Southern Nepal. Pediatrics.2008 May;121(5): e1381e1390.8. Tim Poned
UKK Perinatologi IDAI. Gangguan Nafas pada Bayi Baru Lahir. Palu:
Ilmu Kesehatan Anak RSUD UNDATA, 20129. Risk Factors for Neonatal
Mortality due to Birth Asphyxia in Southern Nepal
1