Top Banner

Click here to load reader

of 34

Asfiksia 2

Apr 13, 2017

Download

Education

Puspaayu31
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ASFIKSIA

OLEHdr.ROSMAWATY M.Ked (FOR) SpFASFIKSIA

LATAR BELAKANGAsfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang disertai dengan peningkatan karbondioksida. Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen dan terjadi kematian.

Dalam bidang kedokteran diusulkan memakai istilah anoksia atau hipoksia. Diklinik istilah tersebut berbeda karena anoksia berarti tidak ada oksigen, hipoksia berarti kekurangan oksigen. Dalam kedokteran forensik sebetulnya lebih tepat hipoksia.

EtiologiPenyebab alamiah misalnya penyakit laringitis difteri, fibrosis paru.Trauma mekanik -----asfiksia mekanik mengakibatkan emboli udara vena, pnemotoraks bilateral.Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan seperti barbiturat dan narkotika.

Pembagian AsfiksiaAnoksia anoksik (anoxic anoxia), yaitu keadaan anoksia yang disebabkan karena oksigen tidak dapat mencapai darah sebagai akibat kurangnya oksigen yang masuk paru paru.Anoksia anemik (anaemic anoxia), yaitu keadaan anoksia yang disebabkan karena darah tidak dapat menyerap oksigen, seperti pada keracunan karbon monoksida.Anoksia stagnan (stagnant anoxia), yaitu keadaan anoksia yang disebabkan karena darah tidak mampu membawa oksigen ke jaringan, seperti pada heart failure atau embolism.Anoksia histotoksik (histotoxic anoxia), yaitu keadaan anoksia yang disebabkan oleh jaringan tidak mampu menyerap oksigen, seperti pada keracunan cyanide.

JENIS-JENIS ASFIKSIA MEKANIK

1.StrangulasiGantung (hanging)Penjeratan (strangulation by ligature).Cekikan (manual strangulation).

2.Sufokasi

3.Pembengkakpan (smothering

4.Penyumpalan (choking / gaging)

5.Tenggelam (drowning)

6.Crush asphyxia (asfiksia trumatik):Tekanan pada dada oleh benda berat.Berdesakan.

GEJALA KLINIS

Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat dibedakan dalam 4 fase, yaitu :(3) 1.Fase dispnea. Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan C02 dalam plasma akan merangsang /pusat pernapasan di medula oblongata, sehingga amplitude dan frekuensi, pernapasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah meninggi dan mulai tampak tanda-tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.2. Fase konvulsi. Akibat kadar CO2 yang naik maka akan tim-bul rangsangan terhadap susunan saraf pusat sehingga ter-jadi konvulsl (kejang), yang mula-mula berupa kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme opistotonik. Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, tekanan darah juga menurun. Efek ini berkaitan dengan paralisis pusat yang lebih tinggi dalam otak akibat kekurangan O2.

3.Fase apnea. Depresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melemah dan dapat berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja.4Fase akhir. Terjadi paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernafasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut beberapa saat setelah pernapasan berhenti. Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5 menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih kurang 3-4 menit, tergantung dari tingkat penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda-tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap

PATOFISIOLOGI

Primer (akibat langsung dari asfiksia) Kekurangan oksigen ditemukan di seluruh tubuh, tidak tergantung pada tipe dari asfiksia. Sel-sel otak sangat sensitif terhadap kekurangan O2. Bagian-bagian otak tertentu membutuhkan lebih banyak O2, dengan demikian bagian tersebut lebih rentan terhadap kekurangan oksigen.

Sekunder (berhubungan dengan penyebab dan usaha kompensasi dari tubuh) Jantung berusaha mengkompensasi keadaan tekanan oksigen yang rendah dengan mempertinggi outputnya, akibatnya tekanan arteri dan vena meninggi. Karena oksigen dalam darah berkurang terus dan tidak cukup untuk kerja jantung maka terjadi gagal jantung dan kematian berlangsung dengan cepat.

Keadaan ini didapati pada : Penutupan mulut dan hidung (pembekapan). Obstruksi jalan nafas seperti pada mati gantung, penjeratan, pencekikan dan korpus alienum dalam saluran nafas atau pada tenggelam karena cairan menghalangi udara masuk ke paru-paru. Gangguan gerakan pernafasan karena terhimpit atau berdesakan(traumatic asphyxia).

PEMERIKSAAN DI TKPKeadaan Lokasi.Perlu dilihat ada tidaknya benda-benda penumpu (tempat berpijak), misalnya kursi atau meja.Posisi Korban.Perlu dipikirkan kemungkinan korban dapat melakukan usaha gantung diri, dengan posisi seperti yang ditemukan.Keadaan tali.Perlu dipikirkan adanya kemungkinan yang bersangkutan melakukan gantung diri dengan kondisi tali serta simpul seperti yang ditemukan.Keadaan korban.Perlu diteliti bagaimana kedaan korban sesuaikan dengan kelainan post mortem yang ada.

Pemeriksaan di tempat kejadian perkara untuk memperkirakan cara kematian :(GANTUNG)

Pada pembunuhan.Alat penjerat. Simpul biasanya simpul mati. Jumlah lilitan hanya satu.Arah jeratan mendatar.Jarak titik tumpu ke simpul dekat.Korban.Jejas jerat berjalan mendatar.Terdapat luka perlawanan.Terdapat luka-luka lain, sering di daerah leher.Jarak dari lantainya jauh.TKP.Lokasi bervariasi.Kondisi tidak teratur.Pakaian tidak teratur, robek.Alat dari si pembunuh.Tidak ditemukan surat peninggalan.Ruangan tidak teratur, terkunci dari luar.Ruangan terkunci dari dalam.

Pada bunuh diri.

Alat penjerat.Simpul biasanya simpul hidup.Jumlah lilitan satu atau lebih.Arah jeratan serong ke atas.Jarak titik tumpu ke simpul jauh.Korban.Jejas jerat berjalan meninggi ke arah simpul.Tidak terdapat luka perlawanan.Biasanya tidak ada luka-luka, mungkin terdapat luka percobaan lain.Jarak dari lantainya dekat, dapat tidak tergantung.TKP.Lokasi tersembunyi.Kondisi teratur.Pakaian rapi dan baik.Alat berasal dari yang ada di TKP.Ditemukan surat peninggalan.Ruangan terkunci dari dalam.

GAMBARAN/ TANDA UMUM ASFIKSIA

JERAT (STRANGULATION BY LIGATION)Suatu keadaan dimana terjadi konstriksi/ penekanan jalan nafas dan pembuluh darah oleh alat yang melingkar di leher dimana kekuatan ikatannya dipengaruhi oleh tarikan kedua ujung tali tersebut.KELAINAN POST MORTEM.Tanda Umum.Sianosis pada bibir, ujung jari dan kuku.Bintik perdarahan dan pelebaran pembuluh darah pada daerah di atas jejas.Darah lebih gelap dan encer.Tanda asfiksia dan kongesti.

TANDA KHUSUSLeher. Jejas jerat : Tidak sejelas jejas gantung, tetapi sangat bervariasi. Bila alat penjerat lunak dan lebar seperti handuk atau selendang sutera, maka jejas mungkin tidak ditemukan. Pada otot-otot leher sebelah dalam dapat atau tidak ditemukan sedikit resapan darah. Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparan scotch tape pada daerah jejas di leher, kemudian ditempelkan pada kaca objek dan dilihat dengan mikroskop atau dengan sinar ultraviolet. Arahnya biasanya horizontal (mendatar), melingkari leher dan terdapat lebih rendah dari pada jejas pada kasus gantung. Jejas biasanya terletak setinggi atau di bawah tulang rawan gondok/ jakun. Kedalamannya reguler (sama), tetapi jika ada simpul atau tali disilangkan maka jejas jerat pada tempat-tempat tersebut telah dalam atau lebih nyata. Tali yang dipakai sering disilangkan dan sering juga dijumpai adanya simpul.

PENJERATAN (STRANGULATION BY LIGATURE)

NODilihat dariPENCEKIKANGANTUNGPENJERATAN1.DefinisiPenekanan leher dan jalan napas dengan menggunakan tangan atau lengan bawah/ alat (tongkat atau bambu pada kasus bansdola).Peristiwa dimana seluruh atau sebagian dari berat badan seseorang ditahan di bagian lehernya oleh tali sehingga daerah itu tertekanPenekanan leher dengan menggunakan pita/tali/bahan sejenis yang dikencangkan secara paksa dengan kekuatan jerat berasal dari tarikan pada kedua ujungnya2.Jenis kasusHampir selalu kasus pembunuhanSebagian besar bunuh diriSebagian besar pembunuhan

NoDilihat dariPENCEKIKANGANTUNGPENJERATAN3.Jejas pada leherMelintang, berupa lingkaran utuh yang melingkari seluruh bagian leher, letaknya dibawah atau tepat pada kartilago tiroid. Kuku-kuku jari yang digunakan untuk mencekik leher dapat meninggalkan luka-luka lecet berbentuk bulan sabit kecil.Oblik, tidak berupa lingkaran utuh yang melingkari leher, letaknya diatas kartilago tiroidJejas horizontal di leher, mirip dengan jejas akibat gantung tetapi pada penjeratan letaknya lebih rendah.4.Otot leherMemar lebih banyakMemar lebih sedikitMemar lebih sedikit5.Jaringan di bawah jejasLunak dan kemerahanPutih, keras, dan berkilatPutih, keras6.Arteri karotisSering mengalami kerusakanBisa mengalami kerusakan pada penggantungan yang dijatuhkan dari tempat tinggi.Lebih banyak vena yang terkena7.Patah os. HyoidDapat dijumpaiSering dijumpaiJarang dijumpai

NODilihat dariPENCEKIKANGANTUNGPENJERATAN8.LeherLeher tidak berubahTertarik dan menjadi lebih panjangTidak berubah9.Tanda asfiksiaLebih jelasTidak begitu jelasLebih jelas

Pemeriksaan Post MortemPemeriksaan LuarWajah bengkak dan tampak biru,mata menonjol, kuku kebiruan, lebam mayat terlihat jelas dan banyak, lidah sering bengkak dan menjulur, keluar buih bercampur darah dari hidung dan mulut, cadaveric spasme.Conjuntival bleedingSianosis pada ujung jari tangan dan kaki

Pemeriksaan dalamDarah terlihat gelap dan encer,pada jalan nafas mukosa trachea dan bronchus terlihat merah tua dan berbuih, paru-paru berwarna gelap dan unggu, pada pemotongan paru terlihat banyak cairan yang berbuih disertai darah gelap dan encer, kongesti pada paru-paru disertai dilatasi jantung.

Sufokasi

3.Pembengkakpan (smothering)

Gambaran Post Mortem

GAGGING DAN CHOKING

TENGGELAM (DROWNING)

Tenggelam biasanya didefinisikan juga sebagai kematian akibat mati lemas atau asfiksia yang disebabkan cairan masuk ke dalam saluran pernafasan. Pada peristiwa tenggelam, seluruh tubuh tidak harus tenggelam di dalam air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air maka hal ini sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. Berdasarkan pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air.

Tenggelam (drowning)

Jenis-jenis tenggelam antara lain:

Wet drowning. Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernapasan setelah korban tenggelam terjadi aspirasi cairan. Aspirasi 1-3 ml/kg BB air akan signifikan dengan berkurangnya pertukaran udara. Aspirasi air sampai paru menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru. Air tawar bergerak dengan cepat ke membran kapiler alveoli. Surfaktan menjadi rusak sehingga menyebabkan instabilitas alveoli, atelektasis dan menurunnya kemampuan paru untuk mengembang. Perlu diketahui bahwa jumlah air yang dapat mematikan jika dihirup oleh paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan 30 sampai 40 mililiter untuk bayi.

Dry drowning. Pada keadaan ini cairan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan, akibat spasrne taring. Tenggelam tipe ini paling banyak terjadi pada anak-anak dan dewasa yang berada dibawah pengaruh obat-obatan (hipnotik sedatif) atau alkohol, dimana mereka tidak memperlihatkan kepanikan atau usaha penyelamatan diri saat tenggelam. Selain itu air tdak teraspirasi masuk ke traktus respiratorius bawah atau lambung. Kematian terjadi secara cepat akibat reflek vagal yang dapat mengakibatkan henti jantung, dapat juga terjadi karena spasme laring akibat masuknya air secara tiba-tiba ke dalam hidung dan saluran pernafasan bagian atas. Pada pemeriksaan post mortem tidak ditemukan air ataupun benda-benda air di dalam paru-paru.

Secondary drowning. Terjadi gejala beberapa hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.d.Immersion syndrome. Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal. Alkohol dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus.

Sebab KematianA.Vagal reflexPeristiwa tenggelam yang mengakibatkan kematian karena vagal reflex disebut tenggelam tipe I Kematian terjadi dangan cepat dan pada pemeriksaan pos mortem tidak ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia ataupun air di dalam paru-parunya sehingga sering disebut tenggelam kering (dry drowning).B.Spasme laringKematian karena spasme laring pada peristiwa tenggelam sangat jarang sekali terjadi. Spasme laring tersebut disebabkan karena rangsangan air yang masuk ke laring. Pada pemeriksaan post mortem ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia, tetapi paru-parunya tidak didapati adanya air atau benda-benda air. Tenggelam jenis ini juga disebut tenggelam tipe I.

TERIMA KASIH

Buih halus di sal. nafas Tardieus spot (Binttk perdarahan)EDEMA ORGAN VISERAL