Bangsal benih ikan mas atau istilah kerennya indoor hatchery, adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memproduksi benih ikan mulai dari pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangsal benih sering juga digunakan tempat pemberokan induk, tempat penampungan benih sebelum dipasarkan, atau terkadang dipakai sebagai karantina dan pengobatan bagi ikan-ikan yang sakit. Di beberapa daerah, bangsal benih dijadikan sebagai gudang, atau tempat menyimpan bahan, terutama pakan tambahan dan peralatan, sekaligus kantor. Pada bangsal benih, hampir semua parameter kualitas air dapat diatur sesuai dengan keinginan. Karena sebuah bangsal benih yang baik memiliki peralatan yang lengkap, mulai dari alat pengukur suhu ruangan, alat pengukur suhu air, pemanas ruangan, pemanas air, alat penambah oksigen (aerator) dan peralatan penting lainnya. Dengan keadaan ini kematian benih dapat ditekan serendah mungkin, dan kelangsungan hidup ikan bisa dijamin. Agar bangsal benih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dalam menentukan lokasi harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Berada dekat dengan sumber airatau memiliki sumber air sendiri. Sumber air dapat berasal dari sungai, irigasi atau sumur. 2. Letak sumber airnyalebih tinggi dari lokasi bangsal benih agar air mudah dialirkan ke dalam nya (kecuali bila menggunakan pompa air). 3. Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu. 4. Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan ikan. 5. Letaknya dekat dengan areal perkolaman terutama dekat dengan kolam induk, sehingga keperluan induk dengan cepat dan mudah dipenuhi. 6. Keamanannya terjamin. 7. Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar sehingga memudahkan dalam pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan maupun pemasaran hasil produksi. Bangsal benih dapat dibuat secara permanen, semi permanen, atau secara sederhana tergantung pada skala usaha dan dana yang tersedia. Konstruksi indoor hatchery semi permanen dibuat dengan pondasi dan dinding bagian bawah serat lantai dari tembok, sedangkan bagian atasnya terbuat dari papan kayu atau anyaman bambu (bilik),. Bagian atapnya dapat menggunakan genteng, seng atau asbes. Air yang masuk kedalam indoor hatchery sebaiknya mengalir secara gravitasi sehingga penggunaan dan pengaturan air akan lebih leluasa tanpa ada ketergantungan pada pompa. Untuk itu, maka sebelum air dari sumber digunakan didalam harchery sebaiknya air tersebut ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan air. Apabila sumber air berasal dari sungai atau irigasi, disarankan membuat bak flter untuk menyaring partikel–partikel lumpur yang terbawa aliran air. Mengingat debit air yang dipergunakan didadalam hatchery tidak terlalu besar, maka ukuran bak filter untuk keperluan tersebut, bila
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bangsal benih ikan mas atau istilah kerennya indoor hatchery, adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memproduksi benih ikan mulai dari pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangsal benih sering juga digunakan tempat pemberokan induk, tempat penampungan benih sebelum dipasarkan, atau terkadang dipakai sebagai karantina dan pengobatan bagi ikan-ikan yang sakit. Di beberapa daerah, bangsal benih dijadikan sebagai gudang, atau tempat menyimpan bahan, terutama pakan tambahan dan peralatan, sekaligus kantor.
Pada bangsal benih, hampir semua parameter kualitas air dapat diatur sesuai dengan keinginan. Karena sebuah bangsal benih yang baik memiliki peralatan yang lengkap, mulai dari alat pengukur suhu ruangan, alat pengukur suhu air, pemanas ruangan, pemanas air, alat penambah oksigen (aerator) dan peralatan penting lainnya. Dengan keadaan ini kematian benih dapat ditekan serendah mungkin, dan kelangsungan hidup ikan bisa dijamin.
Agar bangsal benih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dalam menentukan lokasi harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Berada dekat dengan sumber airatau memiliki sumber air sendiri. Sumber air dapat berasal dari sungai, irigasi atau sumur. 2. Letak sumber airnyalebih tinggi dari lokasi bangsal benih agar air mudah dialirkan ke dalam nya (kecuali bila menggunakan pompa air). 3. Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu. 4. Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan ikan. 5. Letaknya dekat dengan areal perkolaman terutama dekat dengan kolam induk, sehingga keperluan induk dengan cepat dan mudah dipenuhi. 6. Keamanannya terjamin. 7. Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar sehingga memudahkan dalam pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan maupun pemasaran hasil produksi.
Bangsal benih dapat dibuat secara permanen, semi permanen, atau secara sederhana tergantung pada skala usaha dan dana yang tersedia. Konstruksi indoor hatchery semi permanen dibuat dengan pondasi dan dinding bagian bawah serat lantai dari tembok, sedangkan bagian atasnya terbuat dari papan kayu atau anyaman bambu (bilik),. Bagian atapnya dapat menggunakan genteng, seng atau asbes.
Air yang masuk kedalam indoor hatchery sebaiknya mengalir secara gravitasi sehingga penggunaan dan pengaturan air akan lebih leluasa tanpa ada ketergantungan pada pompa. Untuk itu, maka sebelum air dari sumber digunakan didalam harchery sebaiknya air tersebut ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan air. Apabila sumber air berasal dari sungai atau irigasi, disarankan membuat bak flter untuk menyaring partikel–partikel lumpur yang terbawa aliran air.
Mengingat debit air yang dipergunakan didadalam hatchery tidak terlalu besar, maka ukuran bak filter untuk keperluan tersebut, bila air yang akan difilter dari pipa pemasukan berukuran 3 – 4 inci, cukup berukura panjang 3 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter. Konstruksi dalam bak filter terdiri dari dinding penyekat yang berjarak masing-masing sekitar 60 cm dan dibuat secara zig zag.
Lubang pemasukan air pada dinding pertama diletakan pada dasar dinding disisi yang berlawanan dengan pintu pemasukan utama dengan mengunakan 2 buah pipa pralon ukuran 3 – 4 inci, hal tersebut bertujuan agar air mengalir secara lambat. Pipa kedua diletakan dibagian atas dinding dengan ketinggian 70 cm dari dasar, dinding ketiga dibuat dibagian dasar seperti dinding pertama, dan begitu seterusnya sampai dinding penyekat terakhir. Sebagai penyaring, pada
sekat pertama dan kedua digunakan batu pecah atau pecahan batu bata merah yang berukuran besar.
Pada sekat ketiga dan ke empat digunakan bahan filter dari batu kerikil, pada sekat ke lima menggunakan pasir kasar, dan sekat terakhir menggunakan pasir atau ziolit yang berukuran halus. Dengan konstruksi zig zag seperti ini diharapkan partikel-partikel lumpur yang dibawa oleh aliran air akan mengendap ditiap-tiap sekat, sehingga hasil akhirnya, air menjadi bersih dan bening.
Mengingat indoor hatchery merupakan bangunan yang multi fungsi, maka bangunan tersebut harus mempunyai fasilitas yang lengkap agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Fasilitas penting yang harus dibuat di dalam indoor hatchery patin siam antara lain :a. Bak Penampungan Air Bersih ( Bak Tandon)Bak penampung air bersih adalah tempat untuk menampung air agar air selalu tersedia setiap saat, terlebih ketika dibutuhkan. Agar air mudah dialirkan, letak bak ini harus lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari bak pemeliharaan. Bak penampungan air harus kuat dan kokoh agar dapat menampung air dalam volume yang besar. Oleh sebab itu, sebaiknya bak ini dibuat dari beton atau tembok. Bentuk bak bisa empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari keadaan tempat.
Ukurannya pun tergantung besarnya bangsal benih. Untuk bangsal benih skala kecil, dengan produksinya 200.000 ekor benih setiap periode, bak ini cukup dibuat dengan panjang2 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. Sedangkan skala besar dengan produksi satu juta benih setiap periode, bak ini harus lebih luas, yaitu panjang 5 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m. Bak ini dihubungkan langsung ke sumber air dengan menggunakan paralon yang ukarannya disesuaikan denganbesarnya debit air. Selain itu, pada bagian lain dihubungkan ke masing-masing bak yang ada dibangsal benih. Pada bak ini harus dibuatkan juga lubang pengeluaran untuk mengeringkan atau menguras bila sudah lama digunakan.
b. Bak PemberokanBak pemberokan adalah tempat untuk menyimpan induk-induk yang sudah matang gonad yang berasal dari bak pemeliharaan sampai menjelang induk tersebut dipijahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk mengadaptasikan induk-induk dari kolam yang lingkungannya lebih luas ke tempat pemijahan yang lebih sempit.Bentuk bak pemberokan bisa bermacam-macam, tergantung dari keadaan tempat. Namun bentuk yang paling baik adalah segi empat atau empat persegi panjang. Pada bagian atas bak dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari kawat ayam, agar induk-induk tidak loncat ke luar. Karena induk yang berasal dari tempat yang luas sering loncat atau berontak.Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada waktu menangkap induk yang akan dipijahkan. Ukuran bak pemberokan panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 80 cm, atau panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 80 cm. Bak ini dapat diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diberok tidak loncat keluar. Jumlah bak pemberokan minimal 2 buah, karena induk jantan dan induk betina harus dipisah.Bak pemberokan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak. Pintu-pintu ini dibuat di bagian tengah dari panjang atau lebar bak agar sirkulasi airnya baik. Pintu pemasukan air bisa dibuat dari pipa peralon berdiameter 1 – 1.5 inci yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam bak.Pintu pengeluaran juga dibuat dari paralon yang berdiameter 2 inci. Ukuran paralon pengeluaran lebih besar tujuannya agar bak dapat dikeringkan dengan
cepat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai tempat memasukan paralon pengatur tinggi air. Hal lain yang paling penting pada bak pemberokan ini adalah kondisi airnya. Air yang masuk ke dalam bak pemberokan harus kontinyu dan bersih (tidak mengandung zat makanan).c. Bak pemijahan dan bak penetasan telurPemijahan ikan mas dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu dengan sistem kawin suntik (induced breeding), semi alami (induce spawning) dan secara alami (natural spawning). Dalam pemijahan secara induced breeding , bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan induk-induk yang sudah disuntik hingga menjelang induk disreefing atau dikeluarkan telurnya. Adapun dalam pemijahan secara alami dan semi alami, bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat mempersatukan induk jantan dan induk betina agar terjadi pemijahan.Pada bangsal benih ikan patin, dan ikan-ikan lainnya, bak pemijahan dan bak penetasan selalu terpisah. Karena larva ikan patin harus dipeliharan secara telaten setipa hari. Sedangkan larva ikan mas tidak perlu harus dipelihara secara telaten seperti ikan patin, cukup dibiarkan, asalkan airnya mengalir, telur dapar menetas, dan larva dapat hidup dengan baik. Karena pada bangsal benih ikan mas, kedua tempat itu tidak terpisah, tetapi bersatu, artinya tempat pemijahan digunakan pula sebagai tempat penetasan. Jadi yang diambil dari kolam pemijahan adalah induk jantan dan betina. Bahkan disatukan pula dengan bak pemeliharaan larva.Bentuk, ukuran dan konstruksi bak pemijahan, termasuk pintu pemasukan dan pengeluarannya, sama dengan bak pemberokan. Jumlah bak pemijahan yang harus disiapkan tergantung dari sistem pemijahannya. Bila pemijahan yang akan dilakukan secara kawin suntik, maka jumlah bak cukup 2 buah yaitu untuk inkubasi induk betina yang telah di suntik 1 buah dan 1 buah lagi untuk inkubasi induk jantan.Bak pemijahan ini harus dihubungkan juga ke bak penampungan air dengan paralon, dan untuk mengatur debit air dipasang keran. Air yang masuk ke bak pemijahan harus tetap kontinu karena pada waktu pemijahan airnya harus tetap mengalir. Dengan demikian, sirkulasi airmenjadi baik dan oksigen dapat terus tersuplai sesuai yang dibutuhkan.e. Bak penampungan benihBak penampungan benih adalah tempat untuk menampung benih-benih yang baru dipanen dari kolam pendederan atau kolam pembesaran sampai benih tersebut siap ditebar kembali atau dijual. Bak ini bisa berfungsi pula sebagai tempat pemberokan benih-benih yang akan dikirim ke daerah lain. Bak penampungan harus dibuat beberapa buah agar dapat menampung benih dalam jumlah banyak. Bak ini terbuat dari tembok agar kuat dan tidak bocor.Ukuran masing-masing bak penampungan benih adalah panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 80 cm. Untuk mensuplaiair, bak ini dihubungkan langsung ke bak penampungan air dengan paralon ukuran 1,5 inci. Pada setiap baknya dipasang pula keran-keran sebagai alat mengatur debit airnya. Selain itu, juga dilengkapi dengan lubang pengeluaran air.
f. Kantor dan gudangKantor merupakan ruangan yang digunakan untuk manajemen kepegawaian, tata usaha, tempat transaksi, dan tempat menerima tamu. Gudang didirikan untuk menyimpan alat dan sarana produksi yang penting, seperti pakan, pupuk, dan lain-lainya. Gudang dan kantor ini dapat dibuat secara berdampingan. Ukurannya masing-masing 3 m x 3 m. Tempatnya bisa dibuat di depan atau di belakang bangsal benih.
g. Listrik
Aliran listrik diperlukan dalam kegiatan penbenihan. Fungsinya untuk memberi penerangan, menggerakan pompa air, serta untuk menggerakan high blower atau aerator guna mensuplai oksigen yang terlarut kedalam air. Sumber listrik bisa berasal dari PLN, ginset, atau keduanya untuk menjaga kemungkinan aliran listrik dari PLN padam.
h. Blower /aerator.Untuk menambah oksigen, setiap wadah pemeliharaan larva, hapa penetasan telur dan bak pedederan I harus dilengkapi dengan aerasi yang bersumber dari blower atau aerator. Untuk menyalurkan udara dari blower kesetiap wadah menggunakan selang kecil (slang aerasi) yang masing-masing ujungnya dilengkapi dengan batu aerasi. Blower atau aerator tersebut banyak dijual di toko-toko peralatan perikanan atau ditempat-tempat penjual ikan hias.
BARU
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan mas sangat populer diberbagai kalangan masyarakat Indonesia. sebahagian besar masyarakat sudah
mengenalnya. Ikan mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang sangat pesat
setiap tahun. Ikan mas disukai karena rasa dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein yang
cukup tinggi.
Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak dibudidayakan
masyarakat.Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan diterapkan baik secara
nonintensif maupun intensif.
Aktifitas perikanan budidaya adalah proses pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan budidaya
berperan penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran. Kegiatan
pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih ikan yang
berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit,
merupakan suatu kebutuhan mutlak harus disediakan. Penyedian benih bermutu merupakan salah satu
kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar.
Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar. Usaha
pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap musim pemeliharaan.
Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak berkembang dan banyak pula
diminatimasyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan introduksi.
Pemijahan salah satu kegiatan produksi benih untuk keberlangsungan kegiatan berikutnya, mengingat
perkembangan di alam mulai mengurang akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu perlu
dilakukan pelestarian atau budidaya.
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning),
dengan menggunakan dua buah lampu TUV 15 wat berjarak 30 cm dari telur selama 3 – 5 menit
telah mampu me-non-aktikan material gamet betina.
Pemberian kejutan dilakukan untuk mempertahankan diploiditas embrio pada tahap awal
perkembangannya. Diploidisasi dapat dilakukan dengan cara menghambat pembelahan mitosis I
(CHOURROUT, 1984). Derajat homozigositas yang tinggi dapat dicapai dengan kejutan pada
pembelahan mitosis I (NAGY 1986 dalam SULARTO dkk., 1992), karena pada pembelahan mitosis
pasangan kromosom yang dihasilkan bersifat identik yang berasal dari genom haploid paternal
yang membelah menjadi dua (PENMAN, 1993). Tanpa proses diploidisasi embrio yang dihasilkan
pada pembuahan sel telur non-aktif akan bersifat haploid yang berkarakter abnormal.
Jenis kejutan yang dapat dilakukan antara lain kejutan suhu (panas dan dingin), kejutan tekanan,
kejutan dengan menggunakan bahan kimia dan kejutan listrik. Kejutan suhu merupakan salah satu
metode yang banyak dilakukan karena mudah diterapkan (CARMAN, 1990). ARAI dan WILKINS
(1987) menjelaskan bahwa penggunakaan kejutan suhu ternyata lebih mudah dibandingkan
dengan kejutan tekanan. PURDON dan LINCOLN (1973) menyatakan bahwa kejutan panas telah
umum dilakukan untuk menduplikasi seperangkat kromosom.
Pada penelitian androgenesis ikan mas yang dilakukan EDDY (1994), didapat hasil, bahwa lama
waktu kejutan panas yang dilakukan 40 menit setelah pembuahan pada suhu 40 O C yang terbaik
adalah dua menit. Penelitian pada ginogenesis ikan mas menunjukan benih homozigot diploid yang
dihasilkan tertinggi oleh kejutan panas 36 – 37 menit setelah pembuahan (GUSTIANTO
danDHARMA, 1991). SUMANTADINATA (1998), menyatakan bahwa umumnya waktu awal kejutan
panas yang menekan saat pembelahan mitosis I pada ginogenesis adalah 40 dapat dilakukan
selama 1,5 – 2,0 menit.
Penelitian ginogenesis ikan mas dengan menggunakan induk jantan ikan tawes berhasil
memproduksi benih ginogenetik, dengan kejutan panas pada suhu 40 O C setelah 40 menit
inkubasi (PRIHADY dan SUBAGYO, 1992). Menurut SULARTO dkk (1992), produksi ginigenetik nikan
mas tertinggi diperoleh dengan pemberian kejutan panas selama satu menit pada saat 40 menit
setelah pembuayhan.
Menurut SUMANTADINATA (1988), androgenesisi adalah proses terbentuknya embrio dari gamet
jantan tanpa kontribusi genetis gemet betina. Proses reproduksi ini tidak umum terjadi, sehingga
pada androgenesis dilakukan proses buatan yaitu menon-aktifkan bahan-bahan genetik yang
terdapat pada telur dengan cara meradiasi telur tersebut (THORGAARD dkk., 1990). Akibat
perlakuan tersebut tanpa peranan gemet betina dan bersifat haploid.
Individu haploid memiliki ciri-ciri yang abnormal misalnya bentuk punggung dan ekor yang
bengkok, mata atau mulut yang tidak sempurna, ukuran tubuh yang kecil, sistem peredaran darah
yang tidak normal dan ketidakmampuan melakukan aktifitas renang dan makan (CHERVAS, 1981 ;
PURDOM, 1983). Agar embrio ini tetap hidup menurut NAGY dkk. (1978) perlu dilakukan
diploidisasi pada tahap awal perkembangan telur.
Pada androgenetis yang dilakukan oleh ARIFIN (1994) pada ikan mas berhasil memperoleh 89,4
persen benih diploid androgenetik, sedangkan EDDY (1994) memperoleh 89,05 benih androgenetik
ikan mas. SHCEERE dkk. (1986) dan THORGARRD dkk. (1990) yang melakukan percobaan
androgenesis ikan rainbow menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan masing-masing sebesar
6,8 persen dan 0,8 persen setelah berumur 59 hari.
Daftar Pustaka :
Rohadi, D.S, 1996. Pengaruh Berbagai Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap Persentase Larva
Diploid Mitoandrogenetik Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian,
Jurusan Perikanan, Jatinangor, Bandung
Daftar Pustaka Tambahan :
Arai, K. dan N.P. Wilkins. 1987. Triplidization of brown trout (Salmon trutta) bay heat shock.
Aquaculture, 64 : 97 – 103.
Arifin, O.Z. 1994. Pengaruh lama Radiasi sinar ultra violet terhadap keberhasilan androgenetis ikan
mas majalaya (Cyprinus carpio L). Skripsi Fakultas Pertanian Unida, Bogor (Tidak dipublikasikan, 40
hal).
Carman, O. 1990. Ploidy manipulation in some warm water fish. Thesis, Sumited in Partial Fulfiment
of Requirements for Degree of Master in Fisheries Science at The Tokyo University of Fisheries, 87
hal.
Cherfas, N.B. 1981. Ginogenesis in fishes. Dalam V.S. Khirpichnikov (ed:) : Genetic bases of fish
selection. Springer, Verlag, Berlin, Heidelberg, New York. Hal 223 – 273.
Chourout, D. 1984. Pressure induced retention of second polar body by suppression of first
cleavage in rainbow trout; Production of all-triploid – all tetraploid, and heterozygous
gynogenetic. Aquaculture, 26; 111 – 126.
Eddy, M. 1994. Pengaruh lama kejutan panas terhadap androgenesis pada ikan mas(Cyprinus
carpio L). Skripsi. Fakultas Pertanian, Unida Bogor. (Tidak dipublikasikan).
Hardjamulia, A. 1979. Budidaya Perikanan. Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L), ikan tawes
(Puntius javanicus), ikan nilem (Osteochilus hasselti). SUPM Bogor. Badan Pendidikan dan Latihan
Penyuluhan Perikanan, Depatemen Pertanian
BARU
Ikan mas adalah jenis ikan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai usaha. Seperti untuk bisnis masakan hingga budidaya. Itu juga dikarenakan ikan mas yang mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disukai konsumen. Ikan mas memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga baik untuk dibudidayakan.
Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain.
Persyaratan Budi Daya Ikan Mas Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada modelbudidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.
Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.
Model Budi Daya Ikan Mas Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
1. Usaha Pembibitan Ikan MasPembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.Persiapan induk Ikan Mas Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:- Pergerakan ikan lamban- Pada malam hari sering meloncat-loncat- Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak- Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.
Pemijahan Ikan Mas Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :
o Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)o Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cmo Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa
dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.o Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan
dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.o Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan
tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
Pendederan Ikan MasSetelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
BARU
Penyiapan Sarana dan Peralatan 1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam
pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai paralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangandengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakanpenyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untukmemberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gramdan 10 gram/meter persegi.
Pembibitan 1. Pemilihan Bibit dan Induk Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara
tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendaliankuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a.Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan
dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
b.Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat,
sirip tidak cacat.
c.Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala
minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih. d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e.Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina
- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b) Jantan
- Badan tampak langsing.- Gerakan lincah dan gesit.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2. Sistim Pembenihan/Pemijahan Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu: a. Sistim pemijahan tradisional Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu: - Cara sunda:
(1)luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan. - Cara cimindi:
(1)luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2)disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
(4)tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
- Cara rancapaku:
(1)
luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
(2)disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4)setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
- Cara sumatera:
(1)luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara dubish:
(1)
luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
(2)media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylonsetinggi 40 cm;
(3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan. - Cara hofer:
(1)sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylondipasang di depan pintu pemasukan air.
b. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelahsuntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3. Pembenihan/Pemijahan Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas: a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
b.Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen di air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
d.Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
e.Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a.Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
b.Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
c.Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
d.Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakanpelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehariselama 3 minggu
Pemeliharaan Pembesaran Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. a. Polikultur . 1) ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau b. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
. 1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan.
Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak
menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Panen
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
BARU
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas
sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun
1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,
Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah
terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang
dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,
Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya
interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan
bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi
melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan
antara 2,3:1.
2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi;
badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak
menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan
air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung
membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan
tinggi badan antara 3,5:1.
5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti
putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long
tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi
nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku
nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang
karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas
majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah
tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m
dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-
bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan
sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m³.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan
yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara
gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh
untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi
saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau
kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air
bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air
sebaiknya berbentuk monik.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam
pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat
persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg
memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam
dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat
dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk
penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar
air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan
ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2
dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon
dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam
dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan.
Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan.
Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat
bak pengendapan dan bak penyaringan.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain
adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish
bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-
kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet,
tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau
ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu
dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200
gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-
masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang
berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
2. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional,
semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan,
khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang
berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi
alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan
hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan,
penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur
makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu
dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk
dipijah adalah sebagai berikut:
1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan:
umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor
mulus, sehat, sirip tidak cacat.
3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;
panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih
panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:
1. Betina
Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
2. Jantan
Badan tampak langsing.
Gerakan lincah dan gesit.
Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
1. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
Cara sunda:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;
3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam
penetasan.
Cara cimindi:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan
diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3
minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
Cara rancapaku:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
2. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar
merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang
antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
4. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela
bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
Cara sumatera:
1. luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan
air;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara dubish:
1. luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling
dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air
pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan;
2. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti
Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara hofer:
1. sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman
Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang
untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan.
Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang
tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6
jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang
tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
2. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu
berkisar 25 derajat C.
3. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
4. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk
berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
5. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara
teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk
ikan.
Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan
menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang
sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta
dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula
dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih
yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 2-3 cm.
2. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
3. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu
penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
4. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu
penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm
sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan
pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10
gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air
39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan
insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-
4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang
memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat
penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami
dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi
pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan.
Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein
yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada
kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan
untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur
dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian
diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni
oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke
permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari
bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap
dan membuang hidup-hidup.
4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi
penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7. Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8. Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
2. Penyakit
1. Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat
terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya
dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan
ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl
selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi
Kabupaten Bone bolango merupakan kabupaten yang masyarakatnya masih kurang membudidayakan ikan air tawar. Namun sejak didirikan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) yang terletak di desa suka damai, masyarakat mulai mengenal ikan air tawar dengan membudidayakannya. Hingga akhir berkembanglah ikan air tawar yang berada di bone bolango Khususnya masyarakat desa suka damai. Adapun ikan yang sering dibudidayakan antara lain ikan Nila,Lele Dan ikan Mas yang biasanya digukan sebagai hiasan ataupun ikan penghilang stress menurut orang-orang sekitar karena warnanya yang bermacam-macam dan cantik, dan untuk ikan Nila Dan Lele adalah ikan yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat. Ikan Mas mempunyai prospek pasar yang cukup baik, maka direktorat jendral perikanan budidaya menetapkan ikan mas sebagai salah satu komuditas untuk mengsukseskan KIBDUKAN (intesifikasi budidaya ikan) mas maka perlu upaya untuk memperbaiki perpormance benih dan induk yang ada dimasyarakat melihat peran balai benih ikan yang ada digorontalo cukup membantu dalam hal penyediaan benih dan calon induk yag baik. Pengembangan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Provonsi Gorontalo dapat dijadikan objek untuk menambah ilmu dan pengalaman khususnya pada pembenihan ikan mas melibatkan diri pada kegiatan disana diharapkan dapat meyerap ilmu dan keterampilan yang di praktekkan disana.
Budidaya ikan air tawar ini telah dikembangkan dalam bentuk kolam,waduk,dan tambak. Pemijahan ikan air tawar khususnya digorontalo dapat berkembang dengan baik salah satunya ditentukan oleh factor kualitas air.
Dalam budidaya, mutu kualitas air yang diperlukan untuk budidaya ikan air tawar haruslah memenuhi persyaratan berikut : oksigen terlarut 5-10 ppm, karbondioksida < 25 ppm, ph 7-8, suhu 25-30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC serta tidak tercemar bahan kimia beracun contohnya minyak atau limbah pabrik. Adapun kendala yang biasanya timbul adalah, disaat musim kemarau tiba dimana debit air akan berkurang yang membuat pasokan air kekolam akan berkurang sumber air yang mengalir berasal dari bendungan yang pada saat musim hujan, maka air yang masuk ke kolam agak keruh disebabkan air sungai yang masuk dikolam keruh.
1.2 Indentifikasi masalah
Berdasarkan latar belakan diatas dapat diidentifikasi topic-topik permasalahan yang berhubungan dengan pembudidayaan ikan mas(Cyprinus Carpio) dibalai benih ikan sentral (BBIS).
- Bagaimana mengatasi terganggunya kualitas air terutama mengatasi kekeruhan air yang sering terjadi Di BBIS1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan permasalahn diatas maka perlu adanya batasan-batasan masalah oleh karena itu permasalahan yang ada dibatasi terganggunya kualitas air.
1.3 Tujuan dan manfaat1.4.1 Tujuan
Adapun Yang menjadi tujuan dilaksanakannya praktek kerja industry (PRAKERIN) ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari cara/teknik pemijahan pada ikan mas (Cyiprinus Carpio)2. Untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar.3. Untuk membandingkan ilmu yang didapat disekolah dengan yang didapat selama
melaksanakan praktek kerja industry (PRAKERIN) di BBIS.1.4.2 Manfaat Manfaat yang hendak dicapai dalam pelaksanaan prakerin ini adalah:
1. Dapat mempraktekkan secara langsung teknik pembenihan ikan mas (Cypirinus Carpio).2. Lebih mengetahui alat dan bahan untuk melakukan tehnik pembudidayaan.3. Mengetahui tingkat produktivitas/pertumbuhan hasil pemijahan ikan.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 klasifikasi ikan mas (Cyprinus Carpio) Pengelolaan ikan mas berdasarkan ilmu taksonomi hewan (system pengelompokan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifatn-sifatnya) dapat dituliskan sebagai berikut : Phyllum : Chorodata Subphillum (anak filum) : Vartebrata Superclass (induk kelas) : Pisces Class (kelas) : Osteicihtyes Subclass (anak Kelas) : Acitinnopeterygii Ordo (bangsa) : Cypriniformes Subordo (anak bangsa) : Cyprinoidae Family (suku) : Cyprinidae Subfamily (anak suku) : Cyprininae Genus (marga) : Cyprinus Spesies (jenis) : Cyprinus Carpio,L.
2.2 Morfologi ikan mas (Cyprinus Carpio) Menurut djoko suseno ikan mas secara umum mempunyai sifat-sifat seperti hewan air yakni omnivora yang cenderung ke karnivora. Berdasarkan fungsinya ikan mas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ikan komsumsi dan ikan hias. Adapun perbedaan dari dua kelompok ini yakni terletak pada dua pasangan sungut, dank an hias tidak mempunyai sungut. Menurut Heru Susanto Ikan Mas memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Badan memanjang dan pipih kesamping Mulut dapat disembulkan dan terminal Memiliki dua pasang sungut Sirip punggung panjang dan bagian belakang mengeras Memiliki sisik besar dan cycoid Mempunyai garis lurus yang lengkap pada pertengahan sirip ekor.
BAB IIIMETODELOGI
3.1 Deskripsi Lokasi Secara administrative lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) Gorontalo terletak diwilayah perbatasan antara kabupaten bone bolango dan kabupaten gorontalo, yaitu suka damai kecamatan bolango utara kabupaten bone bolango, dengan letak geografis 0 24 102 Lintang utara dan 121 69 123 32 bujur timur yang berbatasan dengan:
Sebelah utara : Sungai bone bolango Sebelah Selatan : Desa pilohayanga Sebelah Timur : Kecamatan TAPA Sebelah barat : Kecamatan Telaga
Sumber air lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) Bersal dari Bendungan Pilohayanga. Luas lahan BBIS yang telah disiapkan oleh pemerintah provinsi gorontalo seluas kurang lebih 5 Ha. Lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) tidak terlalu jauh dari ibu kota provinsi yaitu kurang lebih 10 KM yang dapat dijangkau dalam waktu 25 menit dengan keadaan roda 4 maupun kendraan roda 2. Adapun sarana yang telah dimiliki oleh BBIS sekarang ini adalah sebagai berikut:
7 unit kolam induk 18 unit kolam calon induk 3 unit kolam pemijahan 10 unit kolam pendederan 5 unit kolam air deras 4 unit rumah karyawan type 36 1 unit rumah genset 1 unit mess siswa 1 unit hatchery (indoor) seluas 168 M 1 unit bak filter 16x9 1 unit bak tendon 1 unit aula 1 unit gudang pakan 9 unit bak pemijahan
3.2 Metode pengumpulan / perolehan data Dalam kegiatan pprakerin ini data yang diperoleh kegiatan yang dilaksanakan dibalai benih ikan sentral (BBIS) provinsi gorontalo Sebagai berikut:Praktek pembeihan ikan mas (Cyprinus Carpio)
A. PersiapanB. Seleksi indukC. PemijahanD. Pendederan
3.3 Metode Pelaksanaan Kegiatan prakerin ini dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal 1 maret S.D 31 mei 2012 di BBIS, desa suka damai, kecamatan bolango utara, kabupaten bone bolango, provinsi gorontalo.
3.4 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan prakerin ini adalah sebagaimana dalam table berikut ini :
NO.
ALAT DAN BAHAN FUNGSI
ALAT
1.
ALKON
SESER
HAPA
KERANJANG PAKAN
PACUL
SEKOP
EMBER
TIMBANGAN
SEBAGAI POMPA AIR
UNTUK MENANGKAP IKAN
UNTUK MENAMPUNG BENIH IKAN MAS
UNTUK WADAH PEMBERIAN PAKAN
UNTUK MENGOLAH TANAH
UNTUK MENGANGKAT TANAH
UNTUK MENGANGKUT IKAN
UNTUK MENGUKUR BERAT IKANBAHANKOLAM PEMIJAHAN
INDUK IKAN MAS
KUNING TELUR
KOLAM PENDEDERAN
PELET
UNTUK MEDIA PEMIJAHAN IKAN MAS
SEBAGAI OBJEK YANG DIA AMATI
PAKAN UNTUK LARVA IKAN MAS
KOLAM UNTUK LARVA IKAN MAS YANG BERUMUR 5 – 7 HARI
PAKAN BENIH,CALIN DAN INDUK IKAN MAS
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MAS Selama pelaksanaan kegiatan PRAKERIN di BBIS Bandungan Dinas Pendidikan Pendidikan Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Persiapan kolam Adapun persiapan kolam pendederan sebelum larva atau benih ditebar berikut langkah-langkahnya:
a. Pengeringan dan Pengolahan Tanah Pengeringan dan Pengolahan Tanah dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari tergantung cuaca dan kondisi tanah, pengeringan dihentikan jika dasar tanah retak-retak. Adapun tujuan pengeringan adalah sebagai berikut:
- Memperbaiki struktur dasar kolam- Membunuh hama dan penyakit pada kolam- Menetralisir senyawa-senyawa beracun dan menguapkan gas-gas beracun.
b. Perbaikan pematang Perbaikan pematang yang bocor, pintu air dan kemalir. Tujuannya yaitu untuk menghindari masalah yang terjadi selama pemeliharaan benih.
c. Pengapuran Dalam proses pengapuran kapur yang digunakan adalah kapur pertanian (kapur tohor), tujuan pengapuran yakni:
- Menetralisir PH dalam tanah dan air- Membunuh sisa-sisa ikan dan hama- Menetralisir senyawa-senyawa beracun yang ada didalam kolam (H3 Dan H2s) dosis kapur
yang digunakan 15-30 Gram/M2
d. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pakan alami dalam kolam.Pupuk yang diguanakan terdiri dari:
- Pupuk Organik (kotoran ayam/kompos)- Pupuk Anorganik (Urea dan TSP)
Dosis pupuk organik 250-500 gram/M2 dan Anorganik 15 gram/M2.
e. Pengisian air Air dimasukan kedalam kolam dengan ketinggian 30-40 cm untuk pengisian kedua 75-100 cm kemudian dibiarkan selama 5-7 hari. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan plangkton.
Praktek pemijahan ikan mas dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
I. Pematangan induk Induk ikan mas yang digunakan adalah induk ikan mas yang unggul dengan berat minimal jantan 500 gram dan sudah berumur 8 bulan sedangkan induk betina memiliki berat sekitar 2 kg dan berumur minimal 1,5-2 tahun. Padat penebaran induk dalam kolam pematangan induk dalam kolam air mengalir yaitu 1 kg setiap 1-4m2 luas kolam. Selama pemeliharaan diberikan pakan dengan kandungan protein minimal 30% dengan presentase pakan 2% dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore Hari. induk yang telah memijah jika pengelolaan induknya baik dapat matang 1,5 s/d 3 bulan. Pemeliharaan secara terpisah antara induk jantan dan betina merupakan hal yang mendasar lokasi kolam induk jantan berada dihilir, jauh dari induk betina. Kepadatan induk harus kurang dari 50% dari kepadatan normal.
II. Seleksi induk Sebelum dilakukan pemijahan induk terlebih dahulu diseleksi dengan tujuan mencari induk yang telah siap untuk memijah yaitu telah matang gonad.
Adapun cirri-cirinya
Induk betina Badan bagiaan perut besar Gerakan lambat Jika perut distriping akan mengeluarkan cairan berwarna kuning atau sel telur Lubang genital/kelamin agak bengkak dari berwarna kemerahan.
Induk jantan badan tampak langsing gerakan lincah dan gesit jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma putih kental.
Induk yang telah diseleksi selanjutnya ditimbang dan disimpan dalam bak pemberokan (Puasakan). Penimbangan ini bertujuan menentukan dosis hormone dan juga untuk penentuan perbandingan jantan dan betina untuk pemijahan.
III. Persiapan wadah
Di BBIS jika seleksi induk telah dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah penyiapan wadah pemijahan.tempat tempat pemijahan berupa bak semen yang dilengkapi dengan hapa persegi panjang dengan ukuran 7 x 2,5 x 1 M.hapa tersebut di taru dalam beton dengan 70 cm tenggelam didalam air dan agar tidak menampung hapa tersebut diberi penberat.tempat pemijahan menggnakan hapa untuk memudahkan pada saat panen larva. Bag beton sebagai tempat menaruh hapa terlebih dahulu disterilkan melalui pencucian sampai bersih dengan diterjen dibilas dengan PK agar mencegah tumbuhnya jamur setelah pemijahan yang dapat mrusak telur. Kkegiatan selanjutnya yaitu pemasangan kakaban,kakaban berpungsi sebagai tempat melekatnya telur,umumnya,kakaban dibuat dari ijuk yg dijepit dengan bambu berukuran 1,5 x 0,4 m. tempatkan kakaban tersebut sekitar 5-10 cm dibawa permukaan air dan diberi pemberat setelah semuanya siap,kemudian dipasang airasi.
IV. Pemjahan dan penetasan telur (semi alami)
Ikan mas merupakan jenis ikan yang dapat dipesihkan secara alami,semi alami dan buatan pemijahan ikan mas di BBIS tergantung kebutuhan benih cukup besar,maka pemijahan yang dlakukan adalah semi alami dan buatan,tapi jika kebutuhan benih normal dan terdapat induk yang sudah sangat matang maka di pijahkan secara alami. Pemberlakuan hormone baik,hipovisa maupun ovaprim.dimana induk ikan memijah sendiri dalam bak pemijahan sedankan system pemijahan semi alami dengan cara induk betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 M/kg induk betina.pada bak pemijahan ditebarkan induk dengan perbandingan 1:3 (berat tiap 1kg : 3 kg jantan):induk ikan akan memijah setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan.pagi hari setelah pemijahan induk diangkat agar induk tidak memakan kembali telur telur yang telah terbuahi.telur yang terbuahi akan berwarna bening setelah pemijahan (kurang lebih 12 jam)dan telur yang berwarna putih susu berarti tidak terbuahi
V. Pemiliharaan dan pemanenan larva Telur akan menetas pada hari ketiga aau keempat tergantung suhu dalam bak pemijahan larva yang baru menetas tidak perlu di beri pakan,karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur.setelah cadangan makanan habis,telur rebus.caranya sebutir telur ayam matang diambil bagian kuning telurnya saja,kemudian dihancurkan atau diremas remas dan dilarutkan dalam 250 cc air bersih.setelah terbentuk supensi kemudian disemprotkan secara merata pada permukaan air dalam bak pemijahan,sebutir kuning telur cukup untuk 100.000 ekor larva.perawatan larva dalam hapa hingga benih berumur 4 – 5 hari atau paling lama 7 hari,selanjutnya benih dapat dipanen dari hapa.sebelum dipanen terlebih dahulu diangkat satu persatu dengan hati-hati agar larva tidak terbawa kedalam kakaban.
VI. Pendederan benih.
Pendederan adalah kelanjutan pemiliharaan benih ikan mas dari hasil dari kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap di besarkan,pendederan dilakukan dalam 4 tahap yakni pendederan I,II,III,IV,jangka waktu pendederan pertama berlangsung selama 2-3 minggu pendederan ke II + I Bulan selama 3 minggu,pendederan ke III dan keempat IV kurang lebih 1 bulan.tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk memperoleh hasil yang berukuran seragam,baik panjang maupun beratnya.
Tingkat pendederan ikan masa) Pendederan I Ukuran 1-3 cm Lama pemeliharaan 3 minggu Umur 20 hari Padat tebar 75-100 ekor/M2
Pemberian pakan masih mengharapkan pakan alami dan masih diberikan pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%b) Pendederan II Ukuran 3-5 cm Lama pemeliharaan 3 minggu Umur 40 hari Padat tebar 50-75 ekor/M2
Pemberian pakan masih diberikan pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%.
c) Pendederan III Ukuran 8-12 cm Lama pemeliharaan 1 bulan Umur 100 hari Padat tebar 5-8 ekor / m2 Pemberian pakan masih mengharapkan plankton dan masih di berikan pakan tambahan berupa
pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%
VII. Pemanenanan benih
Pemanenan benih dilakukan selama pagi hari pkl 04.00-09.00 WIB hal ini dilakukan untuk menghindari panas terik matahari.air di kolam disurutkan secara berlahann-lahan supaya benih tak stress.setelah air surut benih ditangkap dengan seser dan di letakan di bak penampungan sementara,selanjutnya Pecking dan dikirim ke tempat yang dituju sesuai permintaan. Bila teridentifikasi ikan terserang farasit pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian garam sebanyak 500-1000 Mg/L dengan cara peredaman selama 24 jam pencegahan serangan koi harpes Virus ( KHV )Dapat dilakukan dengan memperhatikan daya dukung kolam,kualitas air media pemelihara pola tanam serta pembenihan immunistimulanI( Vitamin C ragi.Dll ) yang dicampur dengan pakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari Laporan diatas Diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1. Ikan mas dapat dipijahkan secara alamai, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan.
2. Ikan mas baiknya dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur 6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
3. Pemijahan semi alami merupakan salah satu tehnik pemijahan yang dilakukan dengan menggunakan hormone ovavrim (perangsang)
4. Perbandingan jantan dan betina pada pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu 3 kg jantan dan 1 kg betina.
5. Larva yang dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000 ekor/kg induk betina.
6. Pendederan adalah kelanjutan pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
7. Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari.
5.2 Saran
1. Sangat diharapkan kerja sama yang baik antara siswa PKL dengan Karyawan agar menumbuhkan rasa semangat saat kegiatan berlangsung.
2. Diharapkana sarana dan prasarana agar bias dijaga dengan baik.3. Pemimpin perlu memberikan penghargaan kepada karyawan, karena pembimbing
embutuhkan tenaga dan pikirian yang tinggi untuk dapat memberikan pemahaman pada siswa PRAKERIN, sehingga itu menjadi penghargaan dan menjadi hal yang terpenting dalam mendorong karyawan untuk bekerja lebih professional lagi.
Tehnik Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio, L.)
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangIkan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies
ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias
Ketersediaan benih sebagai unsur yang mutlak dalam budidaya. Usaha budidaya tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman seperti ikan mas (Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan. Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus, tetapi diperlukan mutu yang baik serta tepat sasaran.Sejalan dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang ilmu termasuk bidang perikanan, budidaya ikan sedang mengarah ke berbagai budidaya intensif.Intensifikasi di bidang perikanan menuntut adanya ketersediaan benih dalam jumlah dan mutu yang memadai secara kontinyu. Kontinyuitas ketersediaan benih tersebut membutuhkan kegiatan pembenihan yang intensif pula. Pembenihan yang intensif membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kegiatan praktikum di lapangan bagi mahasiswa perikanan.Pemijahan dapat dilakukan dengan cara alami atau buatan. Pemijahan alami dimaksudkan pemijahan yang dilakukan secara alami antara jantan dan betina di dalam media pemijahan. Sedangkan pemijahan buatan dilakukan di luar media pemijahan, biasanya dilakukan dengan bantuan manusia atau dengan stripping (pemijahan). Saat ini, telah dijual dipasaran hormon gonadotropin yang dibuat dari ekstrak kelenjar hipofisa, ikan salmon dengan nama dagang ovaprim produksi Syndel Co, Vancoaver, Canada.Adanya keberhasilan penemuan ekstrak hormon tersebut dapat memacu terjadinya peningkatan proses pemijahan. Sehingga, dalam usaha kegiatan pemijahan ikan akan memberikan dan meningkatkan hasil benih ikan yang berkualitas.
1.2 Tujuan1. Mahasiswa dapat memahami kaitannya dengan aplikasi hormon untuk kegiatan pemijahan ikan.2. Mahasiswa Dapat Mengaplikasi teori yang di dapat dalam penyusunan Makalah Ini dalam Praktikum nanti
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L)
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes Anak kelas : Actinopterygii Bangsa : Cypriniformes Suku : Cyprinidae Marga : Cyprinus Jenis : Cyprinus carpio L.
2.2 Jenis Dan Morfologi Ikan MasSaat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat
dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi,
taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
2.3 Pembenihan ikan masHal yang paling penting dalam pembenihan ialah dalam hal pemeliharaan induk dan seleksi induk. Dibawah ini paparan mengenai pemeliharaan dan seleksi induka. Pemeliharaan Induk Untuk Jantan dan betina dipelihara terpisah Umur dan bobot : 1.5 – 2 tahun dengan bobot diatas 2 Kg untuk Betina dan 8 Bulan dengan bobot jantan diatas 0.5 Kg untuk Jantan Media yang bisa dipakai adalah kolam air tenang dan kolam air deras Untuk pakan menggunakan pellet degan kadar protein 28-30% Dosis pemberikan pakan adalah 3% dari bobot tubuh Untuk pemulihan induk betina 2-3 bulan dan untuk jantan 1 bulanb. Seleksi Induk Induk harus sesuai deengan standar baik berat maupun umur Tidak sekerabat Jantan yang siap pijah bila distriping keluar sperma putih, namun dalam pemijitan haruslah hati hati jangan sampai sperma yang di keluarkan terlalu banyak yang berakibat pada saat pembuahan persedian sperma berkurang Untuk betina perut buncit bila dipijit terasa lunak Genital kemerahan dan agak membengkak untuk betina Pergerakan lamban untuk betina dikarnakan sedang mengandung telur yang banyak.Untuk pemijahan ikan mas terbagi kedalam 2 teknik diantaranya secara alami dan pemberian hormon.
a. Pemijahan alami
Pemijahan secara alami dilakukan bisa dimedia bak ataupun di kolam tanah, dimana kita sediakan kakaban baik itu media bak maupun kolam tanah. Untuk media kolam tanah biasa menggunakan hapa berukuran panjang 6 meter dan lebar 2 meter dimana induk jantan dan betina disatukan dalam hapa yang telah terisi kakaban. Untuk perbanding banyaknya indukan biasanya 1:5 atau 6 dimana betina 1 jantan nya 5 atau 6 ekor, pemijahan/kawin biasa pada malam hari, dan keesokan harinya telur sudah menempel pada kakaban. Untuk tahap selanjutnya adalah pengangkatan induk baik jantan maupun betina diangkat dan dipindahkan pada media kolam tempat pemeliharaan induk.
b. Pemijahan menggunakan Hormon
Pemijahan menggunakan hormon adalah pemijahan secara buatan dimana induk betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 1 kg menggunakan hormon 0,5 ml dengan 2 kali penyuntikan dimana penyuntikan pertama 1/3 setelah 8 jam penyuntikan dilakukan 2/3 nya. Setelah telur ada yang keluar dari indukan betina saat itulah dilakukan striping atau pengurutan dimana telur yang keluar diaduk dengan sperma jantan yang telah di campur dengan Nacl. Telur yang telah telah diaduk dengan sperma lalu di tebar pada kakaban/ijuk yang telah di letakan pada media bak atupun media kolam.
2. Pendederan
Pendederan biasa dilakukan pada media kolam air tenang dimana sebelumnya kolam yang akan dipakai sudah melalui pemupukan dan pengapuran. Ketinggian air pada pase pendederan adalah 40-70 cm. untuk penggunaan media air tenang selain di kolam tanah bisa juga disawah yang belum ditanami padi atau pun padi yang baru tanam. Ada hal yang harus diperhatikan pada persiapan kolam atau sawah dimana kondisi kolam haruslah tidak bocor dan sudah menggunakan kamalir atau parit yang diujungnya telah tersedia kobakan supaya memudahkan pada saat pemanenan. ukuran yang dihasilkan pada masa pendederan biasanya antara 2-3 cm sampai dengan 4-5 cm.
3. Pembesaran.
Untuk pembesaran media yang dipakai biasanya adalah media kolam jaring apung, kolam air deras atau di karamba. Media yang menggunakan jaring terapung dengan tebar ukuran berat benih 10 gram untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama pemeliharaan 3 bulan dengan pemberiat pellet 3-4% dari bobot tubuh, sedangkan pada media kolam air deras dengan tebar ukuran berat benih 20-30 gram/ekor untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama pemeliharaan 4 bulan.Melihat hal tersebut diatas ada perbedaan percepatan pertumbuhan antara pemeliharaan pembesaran di jarring terapung dengan pemeliharaan di kolam air deras, dimana pembesaran di jaring terapung lebih cepat besar itu dikarnakan suhu dan kadar oksigen dalam air relative stabil dan menunjang untuk percepatan pertumbuhan ikan.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.2. Jantan
Badan tampak langsing.Gerakan lincah dan gesit.Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2.3. Reproduksi Ikan mas (Cyprinus carpio L)Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981).Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya (Fujaya, 2004).Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon),2. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam,3. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).2.4. Induk Ikan mas (Cyprinus carpio L)Menurut Sumantadinata (1981) ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan, dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak. Sedangkan ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin yaitu mudah mengeluarkan sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), naluri gerakkannya lincah, postur tubuh dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap, lubang urogenital agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.
Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990 dalamGusrina, 2008). Menurut Gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat:1. Telur membesar,2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekan sel telur keluar,3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan terbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang kontraksi aktif dari folikel).Telur ikan mas (Cyprinus carpio L) banyak mengandung kuning telur yang mengumpul pada suatu kutub, tipe telur yang demikian dinamakan Telolechital (Sumantadinata, 1981). Ditambahkan pula oleh Djajareja dkk (1977) dalamTriyani (2002) warna telur ikan ini transparan dan bersifat demersal (terbenam di dasar perairan). Sementara menurut Soeminto dkk (1995) dalam Triyani (2002) telur ikan ini diameter berkisar antara 0,8 mm – 1,2 mm.Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan panjang total untuk ikanmas diantaranya:1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk betina 28,7 cm, dan2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk jantan 28,2 cm.
2.5. Hormon Ovaprim Yang digunakan Dalam Pemijahan Ikan MasHormon merupakan suatu senyawa yang ekskresikan oleh kelenjar endokrin, dimana kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran (Zairin, 2002). Kelenjar endokrin pada ikan menurut Lagler et al. (1962) dalamGusrina (2008) terdapat beberapa organ antara lain adalah pituitari, pineal, thymus, jaringan ginjal, jaringan kromaffin, interregnal tissue, corpuscles of stannus, thyroid, ultibranchial, pancreatic islets, intestinal tissue, intestitial tissue of gonads dan urohypophysis.Hormon juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pada ikan. Dosis hormon yang diberikan sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai ekonomis jika pemberian hormon dosisnya terlalu rendah maka akan menyebabkan proses sex reversal yang berlangsung kurang sempurna (Zairin, 2002).Ovaprim adalah campuran analog salmon GnRH dan Anti dopamine dinyatakan bahwa setiap 1 mL ovaprim mengandung 20 mg sGnRH-a (D-Arg6-Trp7, Lcu8,Prog-NET) – LHRH dan 10 mg Anti dopamine. Ovaprim juga berperan dalam memacu terjadinya ovulasi. Pada proses pematangan gonad GnRH analog yang terkandung di dalamnya berperan merangsang hipofisa untuk melepaskan gonadotropin. Sedangkan sekresi gonadotropin akan dihambat oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi
dengan antagonisnya maka peran dopamine akan terhenti, sehingga sekresi gonadotropin akan meningkat (Gusrina, 2008).
Ovaprim
2.6. Penyuntikan IndukMenurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas. Pada ikan yang lebih besar biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni orang pertama memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan hormon ovaprim. Santoso (1997) menambahkan penyuntikan disarankan mengarah ke bagian depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan dan tulang ikan. Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak akan memacu kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses pemijahan (tidak terjadinya proses pemijahan).Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu intra muscular (penyuntikan kedalam otot), intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial (penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti biasanya dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut Muhammad dkk (2001) secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip punggung ikan.
Proses atau cara kerja pengunaan hormon dalam Melakukan penyuntikan Pada Ikan Mas
1. Disiapkan ikan jantan dan betina pada akuarium yang telah disiapkan.2. Diambil larutan hormon ovaprim dengan menggunakan alat suntik sesuai
dengan dosis yang sudah ditentukan.3. Diambil ikan betina dengan tangan dan diusahakan jangan lepas,
kemudian larutan ovaprim yang sudah ditambahkan dengan akuades sehingga didalam alat suntik menunjukkan banyaknya ovaprim dan akuades 2 cc.
4. Ikan yang sudah dipegang, dengan hati-hati alat suntik ditusukkan pada bagian punggung ikan antara sirip punggung jari-jari yang ketiga dan jarak 3 sisik ke bawah.
5. Alat suntik dimasukkan pada bagian bawah sisik, hal ini dilakukan agar ikan tidak stress.
6. Disuntikan hormon ovaprim yang bercampur dengan akuades ke dalam ikan dengan kemiring ± 600 (sudut).
7. Untuk ikan betina dosis yang diberikan untuk suntikkan pertama dari dosis 2 cc ovaprim dan akuades sebanyak 1,2 cc, sedangkan untuk suntikkan yang kedua apabila ikan tidak berhasil memijah setengah bagian dari dosis keseluruhan.
8. Setelah ikan diberikan suntikkan hormon ovaprim, ikan betina diletakkan kembali ke dalam akuarium yang telah disiapkan.
9. Selanjutnya ikan jantan diambil seperti halnya yang dilakukan pada ikan berina, namun untuk dosis ikan betina pada penyuntikkan pertama diberi dosis 0,8 cc, dan apabila penyuntikkan pertama gagal memijah, maka sama halnya seperti ikan betina yaitu untuk penyuntikkan yang kedua sebagian dari dosis keseluruhan.
10. Setelah proses penyuntikkan, diamati 6 jam kemudian. Apabila tidak terjadi pemijahan maka dilakukan penyuntikkan untuk kali kedua dan diamati lagi setelah 6 – 8 jam kemudian.
Dftar Pustaka
DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990.GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988.
RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 199.Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susanto, H. 1999. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya, Jakarta.Pemilihan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara tradisional, semi intensif dan secara intensif penuh. Dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka sudah banyak digunakan induk-induk yang berkualitas unggul.
Usaha pembenihan tidak lagi hanya bergantung pada kondisi alam, namun campur tangan teknologi dalam perikanan telah banyak membantu keberhasilan pembenihan, diantaranya adala pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembenihan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat
berkisar 0,5 kg/ekor.
Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari
panjang badan; lensa mata tampak jernih.
Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal
ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:a) Betina- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.b) Jantan- Badan tampak langsing.- Gerakan lincah dan gesit.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Sistem PemijahanSaat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan
lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3)
setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan
lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)
disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang
antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah
pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur,
rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah
proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah
tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan
lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)
disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai
induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35
cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon
setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur
5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di
depan pintu pemasukan air.
b. Sistem kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas adalah sebagai berikut:
Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25oC.
Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan
kolam seluas 5 m2.
Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi
dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
Pemeliharaan Bibit Ikan/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan
ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 m2) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari
jumlah bobot benih.
Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%
dari jumlah bobot benih.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot
total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini
dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2,
kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air,
kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4
ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi
pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2(benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore
hari saat suhu rendah.
Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik
mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada
kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning
telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur
diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air
cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Sumber Literatur : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
BARU
I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
Ikan mas sangat populer diberbagai kalangan masyarakat Indonesia. sebahagian besar masyarakat
sudah mengenalnya. Ikan mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang sangat
pesat setiap tahun. Ikan mas disukai karena rasa dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein
yang cukup tinggi.
Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak
dibudidayakan masyarakat. Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan
diterapkan baik secara nonintensif maupun intensif.
Aktifitas perikanan budidaya adalah proses pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan
budidaya berperan penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran.
Kegiatan pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih ikan
yang berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit,
merupakan suatu kebutuhan mutlak harus disediakan. Penyedian benih bermutu merupakan salah satu
kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar.
Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar. Usaha
pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap musim pemeliharaan.
Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak berkembang dan banyak pula
diminati masyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan introduksi.
Pemijahan salah satu kegiatan produksi benih untuk keberlangsungan kegiatan berikutnya,
mengingat perkembangan di alam mulai mengurang akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu
perlu dilakukan pelestarian atau budidaya.
Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning),